Anda di halaman 1dari 12

OSCE – TINDAKAN

No. Ketrampilan
1 Pemasangan infus
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan atau re-cek identitas pasien
3. Informed consent tindakan dan penyampaian komplikasi
4. Cuci tangan
5. Persiapan alat
- Cairan infus, infus set, abocath, kapas alkohol, torniket, plester,handscoon,
tiang penyangga
- Menggantungkan cairan infus pada tiang penyangga
- Memasang infus set pada flabot cairan
- Mengisi cairan pada chamber infus dan sepanjang selang, pastikan udara (-)
- Menyiapkan plester untuk fiksasi
- Membuka abocath, dimasukkan pada bengkok steril
6. Pemasangan
- Memakai handscoon
- Meminta pasien menggenggam, mencari vena yang sesuai
- Menusukkan abocath pada vena, hingga tanpak tanda keluarnya darah pada
abocath
- Mendorong masuk kateter abocath
- Menarik jarum abocath
- Menyambung kateter abocath dengan infus set
- Cek apakah infus menetes
7. Penutup
- Fiksasi kateter abocath dengan plester
- Membersihkan cairan / darah bila ada
- Mengamankan jarum abocath
8. Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan infus sudah selesai,
meminta pasien atau keluar untuk segera melapor pada petugas jika ada keluhan
bengkak atau nyeri pada daerah yang diinfus, infus macet atau bocor

2 Pemasangan Nasogastric Tube


1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan atau re-cek identitas pasien
3. Informed consent tindakan dan penyampaian komplikasi
4. Cuci tangan
5. Persiapan
- Selang nasogastric, gel, plester, spuit 25 cc, stetoskop, minuman dan sedotan
- Mengukur panjang selang NGT (dari hidung sampai proc xyphoideus) –
perhatikan angka pada selang NGT
- Memeriksa lubang hidung pasien
- Posisi pasien duduk tegak, kepala sedikit fleksi
6. Pemasangan
- Melubrikasi selang NGT dengan gel
- Memasukan selang NGT ke salah satu lubang hidung pasien secara perlahan
hingga angka sesuai pengukuran awal, sembari pasien minum menggunakan
sedotan
- Mengecek apakah selang NGT masuk ke lambung, dengan cara meminta
asisten meniupkan udara menggunakan spuit ke ujung selang NGT, dokter
mendengarkan suara ‘blup’ pada lambung menggunakan stetoskop
7. Penutupan
- Memfiksasi selang NGT pada pipi pasien
- Menyambungkan ujung selang NGT dengan flabot infus kosong, mengevaluasi
cairan yang keluar dari selang NGT
- Membersihkan alat-alat
8. Menyampaikan pada pasien bahwa pemasangan selang lambung sudah selesai

3. Pemasangan kateter (laki-laki)


1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan atau re-cek identitas pasien
3. Informed consent tindakan dan penyampaian komplikasi
4. Cuci tangan
5. Persiapan alat
- Selang kateter (anak 5 FR, dewasa 16 FR), spuit 15 cc dan 25 cc, gel, plester,
duk steril, handscoon, kapas, povidon iodine, wadah, bengkok steril, aquades,
lidokain 2 ampul, urine bag
- Membuka kemasan kateter dan spuit, menuangkan povidon iodine ke wadah,
mengisi spuit 25 cc dengan aquadest
6. Pemasangan
- Memakai handscoon steril
- Antisepsis penis dan genitalia eksterna dengan povidon iodin
- Memasang duk steril
- Dengan dibantu oleh asisten, campurkan 1 ampul lidokain dengan 10 cc gel
dalam spuit
- Memasukkan gel dan anestesi topikal pada OUE, mempertahankan posisis
penis tegak dengan tangan sambil menutup OUE dengan jari selama 1 menit
- Memasukkan kateter ke OUE hingga percabangan
- Menyambungkan kateter dengan urine bag
- Mengembangkan balon dengan aquades
- Menarik kateter sampai terasa tahanan
- Melepaskan duk steril
7. Penutup
- Fiksasi selang kateter dengan plester pada pangkal paha
- Membersihkan alat-alat
8. Menyampaikan pada pasien bahwa pemasangan selang urin sudah selesai.

4 Penjahitan luka
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan atau re-cek identitas pasien
3. Informed consent tindakan dan penyampaian komplikasi
4. Cuci tangan
5. Persiapan alat
- Jarum, benang, kassa steril, povidone iodine, plester, sucratul, duk steril,
needle holder, pinset, bengkok steril, cairan desinfeksi klorin
- Menggunakan APD
6. Penjahitan
- Desinfeksi luka dengan povidon iodine
- Memasang duk steril
- Penjahitan luka  cara handling alat
7. Perawatan pasca jahit (sucratul, kassa steril dan plester)
8. Menyampaikan pada pasien bahwa penjahitan luka sudah selesai, meminta pasien
untuk kontrol jahitan dan segera kembali jika didapatkan keluar darah cairan atau
nanah dari luka, memperbanyak konsumsi protein dan menjaga luka bersih kering

5 Pembidaian
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan atau re-cek identitas pasien
3. Informed consent tindakan dan penyampaian komplikasi
4. Cuci tangan
5. Persiapan alat
- Bidai (disesuaikan panjangnya, melewati 2 sendi), kassa gulung, gunting,
handscoon, bantalan
6. Pemasangan
- Memeriksa status neurovaskular dan otot distal
- Memasang bidai melewati 2 sendi
- Memasang bantalan (kassa / kain) di tonjolan tulang
- Cek neurovaskular lagi
- Cuci tangan
7. Menjelaskan pada pasien bahwa pemasangan bidai telah selesai, meminta pasien
untuk segera melaporkan pada petugas jika didapatkan keluhan tangan yang sakit
menjadi pucat, kesemutan, lemah, nyeri dll

6 Pemeriksaan kulit dan kerokan (jamur)


1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan atau re-cek identitas pasien
3. Informed consent tindakan dan penyampaian komplikasi
4. Cuci tangan
5. Persiapan alat
- Lup, senter, skapel, object glass, deckglass, KOH 10%, mikroskop, handscoon
6. Pemeriksaan kulit
- Inspeksi : lokasi, ujud kelainan kulit, distribusi, konfigurasi
- Palpasi : tekstur umum kulit, perubahan, kekasaran kulit, suhu, kelembaban
7. Penyiapan spesimen untuk pemeriksaan KOH
- Pilih lesi kulit yang paling aktif
- Bersihkan lesi dengan alkohol
- Lakukan kerokan pada lesi kulit yang ditampung dengan objectglass
- Tetesi dengan KOH 10%
- Tutup dengan deckglass
- Periksa sediaan di bawah mikroskop
8. Sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien

7 Ekstraksi benda asing di hidung


1. Tindakan ekstraksi benda asing hidung
- Posisi tegak, anak dipangku oleh orangtua, kepala difiksasi dengan kuat
- Arahkan lampu kepala ke lubang hidung
- Masukkan spekulum hidung hingga terlihat corpus alienum
- Masukkan pengait dengan arah pengait ke tengah, hingga di belakang corpal
- Ambil corpus alienum dengan pengait
- Bersihkan lubang hidung, cek perdarahan
- Masukkan kassa efedrin selama kurang lebih 5 meni
- Evaluasi (objektif : diamati, subjektif : tanyakan pada anak)
2. Resep
R/ paracetamol syr fl No I R/ amoksisilin syr 125 mg no I
S 3 dd cth 1 (prn nyeri) S o 8 h cth I
3. Edukasi
a. Hidung anak kemasukan manik hingga mengakitkan rasa nyeri dan tidak nyaman,
manik sudah dikeluarkan
b. Obat minum berupa pereda nyeri diminum bila nyeri 3 x 1 sendok dan antibiotik
diminum 3 x 1 sendok minimal 3 hari
c. Kontrol jika masih ada keluhan nyeri, tidak nyaman, keluar cairan atau darah
d. Awasi anak saat bermain, hindari mainan dengan ukuran kecil

8 Ekstraksi benda asing di mata


1. Tindakan ekstraksi benda asing di mata
a. Siapkan alat : pantokain, lidi kapas, NaCl 0.9%, antibiotik topikal (gentamisin 0,3%)
b. Posisi pasien terlentang di bed
c. Teteslkan 1-2 tetes anestesi topikal pada mata yang sakit, tunggu sampai berefek
d. Buka mata, ekstraksi corpal dengan lidi kapas basah dengah arah dari tengah ke
tepi
e. Teteskan antibiotik topikal
2. Resep
R/ asam mefenamat tab 500 mg No X R/ gentamisin 0,3% eye drop fl no I
S 3 dd tab 1 (prn nyeri) S o 4 h gtt 2 OS
3. Edukasi
a. Terdapat corpus alienum di kornea, benda asing berupa pasir di selaput mata, yang
menyebabkan rasa nyeri dan tidak nyaman
b. Benda asing sudah diambil menggunakan lidi kapas
c. Gunakan kacamata pelindung, tutup kaca helm
d. Obat antinyeri diminum 3 x sehari bila nyeri, obat tetes mata antibiotik 6x sehari 2
tetes
e. Karena ada kerusakan di mata bisa terjadi komplikasi berupa infeksi
f. Kontrol jika terdapat keluhan memberat atau ada keluhan tambahan
9 Imunisasi
1. Dokter memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Anamnesis singkat – usia, riwayat imunisasi, keluhan lain
3. Informed consent
4. Cuci tangan
5. Mengambil vaksin
6. Memeriksa tanggal kadaluarsa
7. Memeriksa VVM
8. Melakukan uji kocok (untuk vaksin yang tidak disimpan beku)
9. Melakukan septic dan antiseptic pada karet vial
10. Mengambil jarum yang sesuai
11. Menyedot vaksin dari flakon
12. Melakukan septic dan antiseptic pada tempat suntikan
13. Menyuntik sesuai tempat suntikan dengan teknik yang benar
14. Menekan tempat suntikan setelah disuntik
15. Menutup spuit dan membuang ke safety box
16. Mencatat di buku KIA = no vaksin, no bath, tanggal kadaluarsa, tempat vaksin,
nama penyuntik
17. Mengedukasi pengasuh tentang kemungkinan KIPI dan kapan vaksin berikutnya

10 Pemeriksaan IVA
1. Penilaian klien
a. Menyambut pasien dengan hormat dan ramah
b. Menjelaskan mengapa tes IVA direkomendasikan dan prosedurnya
c. Menjelaskan kemungkinan temuan dan follow-up atau terapinya
2. Persiapan
a. Cek alat : asam asetat, lidi kapas, spekulum, APD, larutan klorin 0,5%, lampu
b. Minta pasien BAK dan membilas area genital
c. Minta pasien menanggalkan pakaian bawah
d. Membantu pasien naik ke meja pemeriksaan, mengarahkan lampu dan
menutupi pasien
e. Cuci tangan, keringkan, palpasi suprasimfisis
3. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
a. Periksa genital dan cek discaj
b. Raba kelenjar sken dan bartholini
c. Masukkan spekulum
d. Periksa serviks (radang, massa, fluor fluxus, dll)
e. Identifikasi mulut serviks, skuamocolumnar junction) dan daerah transformasi
f. Celupkan lidi kapas ke larutan asam asetat dan oleskan pada serviks, buat lidi
kapas ke sampah infeksius
g. Tunggu 1 menit
h. Periksa apakah serviks mudah berdarah, cari acetowhiteepitelum
i. Selesai pemeriksaan, bersihkan sisa asam asetat dengan lidi kapas
j. Lepas spekulum  (+) : desinfeksi tingkat tinggi, (-) : klorin 0,5%
4. Selesai pemeriksaan :
- Lap lampu dengan alkohol
- Rendam sarung tangan dengan larutan desinfektan
- Cuci tangan
- Sampaikan hasil ke pasien (-) : kapan harus kembali, (+) : langkah lanjutan

11 Drainase Kista/ Abses Bartholni dengan Word Kateter


1. Persiapan alat :
- Word kateter, pisau bedah no 11, cairan saline, povidone iodine, kapas, pinset,
larutan klorin 0,5%, bengkok , duk steril, lidokain, spuit, lampu, APD
- Persiapkan injeksi lidokain dalam spuit 5cc
- Pastikan lampu menyala
- Posisi pasien litotomi, arahkan lampu, tutupi
2. Tindakan
- Pakai APD
- Cuci tangan dan pakai handscoon steril
- Asepsis dan antisepsis pada daerah vulva dan sekita
- Tentukan daerah insisi (permukaan mucosal dari labia mayora)
- Anestesi infiltrasi di atas benjolan
- Insisi 0,5 cm pada benjolan sampai keluar cairan
- Gunakan klem arteri/ hemostat untuk membuka lubang insisi sambil menekan
benjolan
- Insersi word kateter ke dalam rongga bartholini, inflasi dengan cairan saline 4cc
- Bersihkan area tindakan
3. Edukasi
- Kateter akan dipertahankan 2-4 minggu sampai terbentuk epitelisasi epiluka,
setelah dilepas, luka tidak perlu dijahit kembali
- Pasien diminta sit bath 2-3 kali sehari selama 2 hari berturut-turut setelah
tindakan

12 Intubasi
1. Memberi salam, perkenalkan diri
2. Re-cek identitas
3. Informed consent keluarga
4. Pemeriksaan fisik singkat : TTV, look listen feel
5. Persiapan intubasi : laringoskop (menyala), ET (sebesar kelingking pasien), stilet,
bag n mask, pengembang cuff, plester
6. Memberikan ventilasi tekanan positif
7. Intubasi : mengambil laringoskop dengan tangan kiri, membuka mulut pasien tanpa
ekstensi kepala, menyusuri lidah dari kiri ke kanan hingga tampak epiglotis dan
plica vocalis
8. Insersi pipa ET dengan stilet
9. Kembangkan cuff
10. Cek apakah ET sudah terpasang dengan baik dengan auskultasi pada paru dan
simetrisasinya suara nafas
11. Fiksasi
PEMASANGAN AKDR
Konseling Awal & Metode Khusus
1 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan
kedatangannya
2 Bila belum dilakukan konseling, berikan konseling sebelum melakukan pemasangan
AKDR
  a. informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia, keuntungan & keterbatasan
  b. bantu klien untuk memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan
3 Pastikan bahwa klien memilih AKDR, jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping
pemakaian AKDR Cu T 380A
Konseling pra pemasangan & seleksi klien
4 Lakukan anamnesis untuk memastikan tidak ada masalah kondisi kesehatan sebagai
pemakai AKDR
5 Jelaskan apa yang dilakuan dan persilakan klien untuk mengajukan pertanyaan
6 Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemih dan membersihkan area genital
dengan air bersih dan sabun
7 Cuci tangan dengan air dan sabun, keringkan kain bersih
8 Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di
daerah supra pubik
9 Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
10 Pakai sarung tangan yang sudah di DTT
11 Atur peralatan dan bahan-bahan yang dipakai dalam wadah steril atau DTT
12 Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna, dan palpasi kelenjar Skene dan Bartolini,
amati adanya nyeri atau ”discharge”
13 Lakukan pemeriksaan spekulum
14 Lakukan pemeriksaan bimanual
15 Buka dan rendam sarung tangan dala larutan klorin 0,5%
16 Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan dirasakan
17 Masukkan lengan AKDR Cu T 380A di dalam kemasan sterilnya
Tindakan Pemasangan AKDR
18 Pakai sarung tangan yang baru
19 Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
20 Usap vagina dan serviks dengan larutan antseptik 2-3 kali
21 Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
22 Masukkan sonde uterus dengan tehnik "tidak menyentuh" (no touch technique)
23 Geser biru pada tabung inserter sesuai hasil pengukuran kedalaman uterus, kemudian
buka seluruh plastik penutup kemasan
24 Pasang AKDR dengan menggunakan tehnik withdrawal
25 Gunting benang AKDR, lepas dan keluarkan tenakulum dan spekulum

Tindakan Pasca Pemasangan


26 Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
27 Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang sudah disediakan
28 Buka dan rendam sarung tangan dalam klorin 0,5%
29
Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin
0,5%, buka dalam keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
30 Amati klien selama 15 menit sebelum memperbolehkannya pulang
Konseling Pasca Pemasangan
31 Ajarkan klien cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan
32 Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
33 Beritahu kapan klien harus datang kembali untuk kontrol
34 Yakinkan bahwa klien dapat meminta AKDR nya untuk dicabut setiap saat
35 Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
PEMASANGAN IMPLAN
Konseling Pra Pemasangan
1 Sapa klien dengan ramah dan hangat
2 Tanyakan tujuan reproduksi dan alasan penggunaan Implan
3 Pastikan klien calon pengguna yang sesuai untuk Implan
4 Pastikan klien memahami efek samping, alasan memilih dan kekhawatiran terkait
dengan Implan
5 Jelaskan proses dan apa yang akan dirasakan klien selama dan setelah pemasangan
Implan
Persiapan Pemasangan Kapsul Implan
6 Pastikan klien telah mencuci lengan atas sebersih mungkin
7 Tentukan tempat pemasangan Implan yaitu sisi dalam lengan atas tangan yang tidak
aktif, 8 cm diatas lipat siku
8 Beri tanda pada tempat pemasangan
9 Pastikan ketersediaan instrumen steril / DTT dan Implan
Tindakan Pra Pemasangan Kapsul Implan
10 Cuci dan keringkan tangan petugas
11 Pakai sarung tangan steril / DTT
12 Usap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik
13 Pasang doek steril / DTT di tempat pemasangan Implan
Tindakan Pemasangan Kapsul Implan
14 Suntikkan anestesia lokal secara intrakutan
15 Lanjutkan dengan anestesia subdermal di tempat insisi dan alur pemasangan Implan
(masing-masing 1 cc)
16 Uji efek anestesia sebelum dilakukan insisi kulit
17 Pegang skalpel dengan sudut 45°, buat insisi 2 mm dengan ujung bisturi / skalpel
hingga subdermal
18
Masukkan ujung trokar dalam posisi angka menghadap keatas, sudut 45°, melalui luka
insisi, kemudian turunkan menjadi 30° saat memasuki lapisan subdermal dan sejajar
permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1 berada didalam luka insisi
19
Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan
telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam
trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan, pastikan sarung tangan tersebut bebas dari
bedak atau partikel lain. (Untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan ke
dalam trokar, letakkan satu tangan di bawah kapsul untuk menangkap bila kapsul
tersebut jatuh)
20 Masukkan pendorong, dorong kapsul ke dalam trokar
21 Tahan pendorong di tempatnya, kemudian tarik trokar ke arah pangkal pendorong
untuk menempatkan kapsul pertama di subdermal
22 Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan) hingga tanda 2
mencapai luka insisi
23 Arahkan ujung trokar ke samping kapsul pertama sekitar 30°, kemudian dorong trokar
(mengikuti alur kaki segitiga terbalik) hingga tanda 1 mencapai luka insisi

24 Tarik pendorong keluar, masukkan kapsul kedua dan dorong dengan pendorong ke
ujung trokar hingga terasa tahanan
25 Tarik trokar ke arah pangkal pendorong untuk menempatkan kapsul kedua di
subdermal
26 Tahan kapsul pada tempatnya, tarik trokar dan pendorong (bersamaan) hingga keluar
seluruhnya melalui luka
27 Periksa kembali kedua kapsul telah terpasang di subdermal pada posisi yang telah
direncanakan
Tindakan Pasca Pemasangan
28 Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian tutup dengan band-aid
29 Beri balutan tekan pada tempat insisi dan pemasangan Implan
30 Lakukan dekontaminasi peralatan dan sampah medis
31 Buang peralatan dan bahan habis pakai ke tempatnya
32 Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
33 Cuci dan keringkan tangan petugas
Konseling Pasca Pemasangan
34 Gambar posisi kapsul dan buat catatan khusus di rekam medik
35 Jelaskan pada klien cara merawat luka dan kondisi yang membuat klien harus datang
ke klinik
36 Jelaskan bahwa klien dapat datang ke klinik untuk konsultasi, kontrol dan mencabut
Implan
37 Observasi klien selama 5 menit sebelum ia pulang
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
PERSALINAN NORMAL
KEGIATAN NILAI

PERSIAPAN
1. Mengenal gejala dan tanda persalinan kala dua
2. Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan
3. Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
4. Memastikan pembukaan sudah lengkap dan kondisi selaput ketuban
5. Memastikan denyut jantung janin masih dalam kisaran normal
6. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
7. Membimbing meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin
8. Melakukan persiapan pertolongan kelahiran janin saat kepala janin
tampak di vulva dengan diameter ± 5-6 cm
MENOLONG KELAHIRAN JANIN
9. Mengupayakan kelancaran lahirnya kepala dan mencegah robekan
perineum
10. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin
11. Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
12. Menolong melahirkan bahu janin
13. Menolong kelahiran dada dan seluruh tubuh bayi
MELAKUKAN PERTOLONGAN DAN ASUHAN BAYI BARU LAHIR
14. Menilai dan melakukan resusitasi jika diperlukan
15. Bayi diletakkan pada perut bawah ibu
16. Mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA
17. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10 unit

18. Setelah 2 menit pasca bayi lahir, menjepit, memotong dan mengikat tali
pusat
19. Meletakkan bayi tengkurap pada dada ibu dan biarkan bayi tetap
melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
20. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta
21. Melakukan rangsangan (masase) dan memastikan uterus berkontraksi
baik
MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
22. Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap
23. Memastikan tidak ada robekan jalan lahir sebagai penyebab perdarahan
aktif
24. Memastikan uterus berkontraksi baik
PASCA TINDAKAN
25. Melakukan evaluasi kontraksi uterus
26. Mengajarkan ibu/keluarga untuk menilai kontraksi uterus dan
memastikan bahwa uterus telah berkontraksi dengan baik
27. Menilai jumlah perdarahan yang terjadi
28. Memeriksa dan memantau tanda vital ibu
29. Membersihkan badan dan memberi pakaian bersih kering bagi ibu hanya
bila bayi selesai menyusu pertama
30. Memastikan ibu merasa nyaman
31. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
32. Melakukan pemantauan tanda bahaya
33. Memberikan salep mata antibiotika, suntikan vitamin K1 dan suntikan
Hepatitis B kepada bayi secara tepat
34. Melakukan pencegahan infeksi pascatindakan (membuang bahan-bahan
bekas pakai dan melakukan dekontaminasi peralatan yang digunakan)
35. Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan handuk pribadi
36. Melengkapi rekam medik

Anda mungkin juga menyukai