Anda di halaman 1dari 76

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

Pengantar Ekonomi Makro


dan Kebijakan Fiskal

E-LEARNING
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
Pokok Bahasan

1. Tujuan Keuangan Negara

2. Pengantar Ekonomi Makro

3. Empat Sektor dalam Perekonomian

4. Pengantar Kebijakan Fiskal dan Moneter

5. Pengantar Neraca Pembayaran

2
TUJUAN KEUANGAN NEGARA

3
Tujuan Bernegara

Pembukaan UUD 45
DASAR NEGARA
• Pancasila dan UUD 1945
TUJUAN BERNEGARA
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
FUNGSI NEGARA
• Mengatur tata kehidupan bernegara agar tujuan negara tercapai
• VISI NEGARA
• Menjadi Bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
MISI NEGARA
• Mewujudkan visi Bangsa Indonesia di masa depan

Tujuan bernegara dengan uang negara:


terwujudnya masyarakat adil dan makmur 4
Ruang Lingkup

• Ruang lingkup Pengelolaan Keuangan Negara berdasarkan


UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara antara lain
▪ Pengelolaan fiskal
▪ Pengelolaan moneter
▪ Pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan

• Dengan terbitnya UU No. 6 Tahun 2009 tentang Bank


Indonesia, maka pengelolaan moneter dilakukan BI sebagai
lembaga independen
5
Pengertian

APBN menurut UUD 1945 Pasal 23 ayat 1


▪ Wujud dari Pengelolaan Keuangan Negara

▪ Ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang

▪ Dilaksanakan dengan bertanggungjawab untuk sebesar-


besarnya kemakmuran rakyat

6
Pengertian Keuangan Negara Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003

• Pendekatan Sisi Obyek Keuangan Negara


1 adalah semua hak &
kewajiban negara yg
dapat dinilai dgn uang,
• Pendekatan Sisi Subyek serta segala sesuatu
2
baik berupa uang
maupun berupa barang
yg dapat dijadikan
• Pendekatan Sisi Proses milik negara berhubung
3
dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban
tersebut.
• Pendekatan Sisi Tujuan
4
6
Pengertian Keuangan Negara
• Pendekatan Sisi OBYEK
• semua hak & kewajiban negara yg dapat dinilai dg uang, termasuk kebijakan & kegiatan dlm bid. fiskal, moneter &
pengel. KN yg dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang berhub. dg pelaks. hak &
1 kewajiban tersebut.

• Pendekatan Sisi SUBYEK


• seluruh obyek sbgmn tsb di atas yg dimiliki negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, PEMDA, Perusahaan
2 Negara/Daerah, & badan lain yg ada kaitannya dgn keuangan negara.

• Pendekatan Sisi PROSES


• seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sbgmn tsb di atas mulai dr perumusan kebijakan
3 & pengambilan keputusan s.d. pertanggunggjawaban.

• Pendekatan Sisi TUJUAN


• seluruh kebijakan, kegiatan & hubungan hukum yg berkaitan dgn pemilikan dan/atau penguasaan obyek sbgmn tsb di
4 atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara
PENGANTAR EKONOMI MAKRO DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH

9
Pengantar Ekonomi Makro

▪ Ekonomi Makro adalah studi tentang ekonomi yang mempelajari


tentang perekonomian sebuah negara secara komprehensif.

▪ Dalam ilmu ekonomi makro dijelaskan tentang perubahan


ekonomi sebuah negara yang berdampak pada masyarakat

▪ Ekonomi makro mencakup berbagai aspek, diantaranya:


pendapatan nasional, kesempatan kerja, inflasi, investasi, dan
neraca pembayaran
10
Permasalahan Dalam Makro Ekonomi
Permasalahan Utama Yang Hendak Diselesaikan dalam mempelajari
Ekonomi Makro adalah:
▪ Pertumbuhan Ekonomi (Peningkatan Produk Domestik Bruto atau
Pendapatan Nasional);
▪ Inflasi;
▪ Pengangguran;
▪ Neraca Pembayaran.
Secara ringkas tujuan kebijakan di bidang Makro ekonomi dapat
disimpulkan bagaimana cara mewujudkan Kemakmuran bagi seluruh
Masyarakat.
11
Pendapatan Nasional
• Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun
• Cara mengukur Pendapatan Nasional yang paling sering digunakan
adalah dengan menghitung Produk Domestik Bruto (PDB). Produk
Domestik Bruto adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu
(biasanya per tahun).
• Dalam ekonomi terdapat keseimbangan antara Produksi dan
Pendapatan.
.
12
Pendekatan Pendapatan Nasional/PDB
Sektor Ekonomi:
1. Pertanian, Peternakan,
2. Kehutanan dan Perikanan;
3. Pertambangan dan Penggalian;
Pendekatan Produksi
(Production Approach) 4. Indutri Pengolahan;Listrik, Gas, dan Air Bersih;
5. Konstruksi;
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran;
7. Pengangkutan dan Komunikasi;
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan;
9. Jasa-jasa.

Penggunaan:
1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Konsumsi Pemerintah
Penyusunan Pendekatan Penggunaan
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
PDB (Expenditure Approach)
4. Perubahan stok
5. Ekspor
6. Impor

Pendapatan:
1. Upah dan gaji (balas jasa tenaga kerja),
Pendekatan Pendapatan 2. Sewa tanah (balas jasa tanah),
(Income Approach) 3. Bunga modal (interests) sebagai balas jasa
modal, dan
4. Keuntungan (balas jasa ketrampilan).

Catatan:
Karena keterbatasan data, BPS belum dapat menyajikan data PDB dengan 13
pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendapatan Nasional Sebagai Alat Ukur Kesejahteraan

• Semakin besar tingkat Pendapatan Nasional atau Produk


Domestik Bruto, maka semakin tinggi tingkat kekayaan Suatu
Negara.

• Pemerintah berkepentingan untuk terus meningkatkan


Pendapatan Nasional agar rakyat semakin sejahtera.

14
Pengertian Inflasi

• Tingkat Inflasi Adalah: Persentase kenaikan tingkat harga


barang-barang secara umum;
• Penyebab Inflasi: Inflasi dapat disebabkan karena
a) Peningkatan harga terjadi karena peningkatan permintaan
yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi (demand
pull inflation);
b) Peningkatan harga barang karena meningkatnya biaya
produksi (Cost Push Inflation)
15
Pengaruh Inflasi Terhadap Perekonomian
Dan Kebijakan Pemerintah

• Peningkatan harga-harga barang secara umum mengakibatkan


menurunnya kesejahteraan masyarakat;
• Karena Inflasi dapat mempengaruhi kesejahteraan
masyarakat maka pemerintah ikut campur tangan mengatasi
inflasi;
• Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah antara
lain dengan cara meningkatkan produksi atau dengan
mempengaruhi jumlah uang beredar.
16
Pengangguran

• Pengangguran atau tunakarya atau unemployment adalah


istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
dengan upah yang layak
• Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
17
Keterkaitan Pengangguran
dengan Kebijakan Pemerintah

• Tingkat Pengangguran yang tinggi akan mengakibatkan Produk


Domestik Bruto menjadi rendah dan kemakmuran rakyat
menjadi tidak optimal
• Tingkat Pengangguran yang tinggi selain mencerminkan
rendahnya kesejahteraan rakyat juga dapat menimbulkan
permasalahan sosial
• Karena pengangguran sangat terkait dengan kesejahteraan
rakyat sehingga pemerintah perlu intervensi untuk mengatasi
pengangguran
18
Asumsi Makroekonomi dan Target Pembangunan

Asumsi Makroekonomi Target Pembangunan

5.3% Pertumbuhan PDB


4.8% - 5.2% Pengangguran
3.5% Inflasi
5.3% SPN 3 bulan 8.5% - 9.5% Kemiskinan
15,000 Nilai Tukar (Rp/ USD) APBN 2019

0.38 - 0.39 Gini Ratio


70 ICP (USD/ barrel)
775 Oil Lifting (barrel/ day)
71.98 HDI
1,250 Gas Lifting (barrel/ day)

19
Kerangka Makroekonomi Pada
Akhirnya Bermuara Pada Sektor
Riil Yang Tergambar Dalam PDB

Komposisi PDB berdasarkan pengeluaran


% terhadap total PDB tahunan, Sumber: BPS, diolah
130 C = Consumption = Konsumsi Rumah Tangga dan Lembaga Non Profit
Rumah Tangga
110 • Faktor yang mempengaruhi adalah daya beli masyarakat – tingkat pendapatan dan inflasi
• Konsumsi makanan dan minuman memiliki andil besar, sehingga stabilisai tingkat harga
terutama kebutuhan pokok menjadi penting untuk dijaga
90 C: 57,0%
G = Government Spending = Belanja Pemerintah
• Belanja Pemerintah yang efisien dan efektif serta produktif memiliki peran terhadap
70
perekonomian
G: 9,0% • Kondisi fiskal yang terbatas tercermin dari porsi konsumsi Pemerintah dalam perekonomian
50 yang tidak terlalu besar

I: 32,3% I = Investment = Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB)


30
• Investasi non Pemerintah merupakan komponen dominan dalam sumber investasi
• Pemerintah juga memiliki peran di Investasi/ PMTB, salah satunya melalui belanja
10 X: 21,0% infrastruktur

X dan M = Export dan Import (Net)


• Ekspor Indonesia masih berbasis komoditas → peningkatan ekspor barang industri
M: -22,1
-10
• Kondisi ekonomi global mempengaruhi kedua komponen
• Impor bersifat mengurangi, tetapi akan memberikan multiplier effect yang besar apabila
-30
diarahkan untuk impor bahan baku atau barang modal
2015
2018 20
SEKTOR-SEKTOR DALAM
PEREKONOMIAN

21
Empat Sektor dalam Perekonomian

A. Sektor Rumah Tangga


B. Sektor Perusahaan
C. Sektor Pemerintah
D. Sektor Luar Negeri

2
Sektor-Sektor dalam Perekonomian

D. Pasar Negara-
C. Pemerintah Luar Negara
Negeri Lain

Pasar B. Perusahaan
Barang

A. Rumah Tangga

Pasar
Tenaga
Kerja
Pasar
Uang &
Lemb. Keu
Keterangan:
Aliran Barang & Jasa
Aliran Pembayaran
23
Sektor Rumah Tangga

❑ Rumah Tangga sebagai pemilik faktor-faktor produksi mendapatkan


balas jasa berupa upah, sewa dan bunga

❑ Rumah Tangga sebagai konsumen memenuhi kebutuhan sehari-hari


dengan cara membeli barang dan jasa dengan membelanjakan
pendapatannya atas faktor-faktor produksi
Teori Produktivitas Rumah Tangga

Insentif bekerja rumah tangga bergantung pada


Perbandingan utilitas yang diperoleh dari upah (bekerja)
Goods dengan utilitas dari home time (tidak bekerja)

Isoquant; Slope = -(MUt /MUG)

G0
Budget constraint; Slope = -(W/P)

t0 Home Time
Sektor Perusahaan

Sektor perusahaan merupakan sektor ekonomi yang


menghasilkan output berupa barang dan jasa
Produsen Distributor
Sektor Perusahaan Masyarakat

Aliran Uang
SEKTOR RIIL

Gaji
Tenaga kerja

Masyarakat Retail

Pembelian
Konsumen

Terdapat interaksi antara sector perusahaan (produsen)


dan konsumen dalam pasar barang dan jasa serta pasar
26
tenaga kerja
Sektor Pemerintah

27
Sektor Luar Negeri: Neraca Pembayaran

28
Sektor Luar Negeri: Neraca Pembayaran

29
Alur Dalam Perekonomian Terbuka
Pembelian Barang dan Jasa
(mendorong pertumbuhan bagi dunia usaha)

Barang dan jasa Instrument Fiskal


(Belanja Pemerintah) (Perpajakan)
1. Pasar Barang

PERUSAHAAN PEMERINTAH RUMAH TANGGA


2. Pasar Tenaga
Kerja

Instrument Fiskal Gaji, Pembayaran Bunga,


(Perpajakan) Penghasilan Non-Balas Jasa

Gaji, Upah, Bunga, Dividen, Sewa 3. Pasar Uang

DUNIA
Ekspor dan Impor INTERNASIONAL Ekspor dan Impor
Hubungan Akuntasi Serta Ekonomi

Sektor Riil

Sektor Pemerintah/Fiskal Sektor Eksternal

Sektor Moneter/Keuangan

31
Sumber: World Bank
Hubungan Antar Sektor

• Keterkaitan erat antar sektor terlihat dari arus dana yang saling terkait, sehingga
terjadi keseimbangan.
• Adanya shock pada satu sektor, akan menimbulkan ketidakseimbangan sehingga
harus direspon oleh kebijakan lain
– Suatu kebijakan yang ditujukan untuk memperbaiki kebijakan di salah satu sektor,
dapat berdampak buruk ke sektor lain
– Untuk mencapai tujuan pembangunan makroekonomi, harus ada koordinasi dan
sinergi antar sektor.

32
PENGANTAR KEBIJAKAN FISKAL DAN
MONETER

33
Pengertian dan Prioritas Kebijakan Fiskal

Dua Prioritas Kebijakan


Kebijakan Fiskal
Fiskal
• Mengatasi defisit APBN dan
masalah-masalah APBN
suatu kebijakan yang • Mengatasi stabilitas ekonomi
dilaksanakan pemerintah dengan makro
jalan menambah atau - pertumbuhan ekonomi
mengurangi konsumsi pemerintah, - tingkat inflasi
jumlah pajak, jumlah transfer - kesempatan kerja
pemerintah, atau melaksanakan - neraca pembayaran
kombinasi dari ketiga-tiganya

34
Tujuan Kebijakan Fiskal

Tujuan utama dari kebijakan fiskal adalah untuk mencapai tujuan ekonomi makro:
▪ Mendorong pertumbuhan
▪ Mencapai keseimbangan internal
• Aggregate demand = supply
• Stabilitas harga
• Penciptaan lapangan kerja
▪ Keseimbangan eksternal
• Neraca perdagangan yang berkelanjutan

35
Kaitan Kebijakan Fiskal dan Ekonomi Makro

Kebijakan fiskal adalah pengelolaan pengeluaran pemerintah dan perpajakan


untuk mempengaruhi ekonomi

Tujuan

Stabilitas ekonomi
Penyediaan barang
makro & pertumbuhan: Redistribusi pendapatan
dan jasa
-Pendapatan dan jaring pengaman
(khususnya barang
- Belanja sosial
publik)
-Pembiayaan

36
KONSEP KEBIJAKAN FISKAL
Pembiayaan

Pertumbuhan

Fiscal
Sustainability
Lingkungan
APBN Lap.
Kerja
Keterbatasan
Anggaran
• Overall Balance • Tax ratio
• Primary Balance • Debt ratio

Keseimbangan
Alokasi
Distribusi Kebijakan Pembangunan
Fiskal berkelanjutan
Stabilisasi
Keseimbangan
antargenerasi
Kesejahteraan Sosial

Kebijakan fiskal yang optimal adalah yang mendukung pencapaian tujuan


pembangunan nasional dalam koridor fiscal sustainability
2/22/2021 37 37
APBN dan Belanja Pemerintah

GDP= C+I+G+X-M
Kebijakan Fiskal:
“Penggunaan pajak, transfer Pemerintah, dan belanja
Pemerintah untuk barang dan jasa guna menggeser kurva
permintaan agregat (aggregate demand curve)”.

38
Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kontraktif
Keb. Fiskal Ekpansif Keb. Fiskal Kontraktif
Meningkatkan Aggregate Demand. Mengurangi Aggregate Demand.

Recessionary gap inflationary gap


39
Stimulus Fiskal
2 Jenis Stimulus Fiskal
Stimulus Fiskal - Automatic Fiscal Stimulus

- Discretionary Fiscal Stimulus


“Penggunaan kebijakan
fiskal untuk meningkatkan
produksi dan kesempatan • Automatic Fiscal Stimulus adalah
keb. fiskal yang secara otomatis terjadi
kerja” karena dipicu kondisi ekonomi tanpa
campur tangan Pemerintah.
• Discretionary Fiscal Stimulus terjadi
akibat kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah.

40
Peran Bank Sentral

a) Menetapkan dan melaksanakan kewajiban moneter.


BI memiliki wewenang:
1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan
memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya.
2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan
cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada
– Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun
valuta asing,
– Penetapan tingkat diskonto (d atau k), bukan bunga bank (i).
– Penetapan cadangan wajib minimum, dan
– Pengaturan kredit dan pembiayaan.

Note: tingkat diskonto utk produk keuangan jk pendek (treasury bill,


seritifikat deposito, commercial paper), yg jatuh tempo
biasanya 30 hari. Kalo tingkat bunga utk produk keuangan jk
menengah dan panjang (termasuk saham dan obligasi)

week-6 41 ekmakro08-ittelkom-mna
Peran Bank Sentral (2)

b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

c) Mengatur dan mengawasi bank umum.


BI memiliki wewenang:
1. Menetapkan peraturan, memberikan, dan mencabut izin
atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank.
2. Melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi
terhadap bank.

week-6 42 ekmakro08-ittelkom-mna
Tingkat Operasi Bank Sentral

Tingkat:
Penawaran Uang Harga Stabil
Operasi Pasar Terbuka
Tingkat Diskonto Tingkat Suku Bunga Pengangguran rendah
Ketentuan Cadangan Cadangan Pertumbuhan GDP

Instrumen Target menengah Target akhir

week-6 43 ekmakro08-ittelkom-mna
Tanggung jawab Bank Sentral

1. Bank Sentral sebagai Bank Pemerintah.


- Mengurus dan mengelola pengeluaran dan pendapatan
pemerintah
2. Bank sentral sebagai bank-nya bank.
a. Memberikan pinjaman kepada bank umum sebagai sumber
pinjaman terakhir (Lender of the last resort).
3. Bank sentral sebagai regulator pasar uang/valas.
a. Menjaga kestabilan nilai kurs mata uang.
b. Mengawasi jumlah uang yang beredar, untuk menghindari
masalah ekonomi (inflasi).
4. Bank Sentral sebagai bank sirkulasi.
a. Menambah jumlah uang yang beredar sesuai dengan
kebutuhan perekonomian.
b. Mengganti uang yang sudah rusak dengan uang baru.

week-6 44 ekmakro08-ittelkom-mna
Kebijakan Moneter

Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan


perekonomian melalui jumlah uang yang beredar yang
dilakukan oleh Bank Sentral (BI)
1. Kebijakan Kuantitatif.
- Open market Operation
- Menjual atau membeli surat berharga
- Reserve Requirement
- Penetapan cadangan
- The discount Rate
- Mempengaruhi tingkat bunga diskonto

2. Kebijakan Kualitatif.
a. Selective Credit Control (pengawasan thd kredit)
b. Moral Suasion (himbauan moral)

week-6 45 ekmakro08-ittelkom-mna
Open Market Operations
“Expansive Monetary Policy”

• Meningkatkan jumlah uang beredar, dengan


membeli kembali SBI/obligasi pemerintah (surat
utang dr pemerintah kepada investor)
• Uang beredar naik, maka suku bunga turun
• Suku bunga turun, Investasi, Konsumsi, net
ekspor naik.
• Investasi naik, GDP riil naik, pengangguran turun
• Tetapi akhirnya tingkat harga-harga naik →inflasi
naik; sehingga akan dilakukan kebalikannya.

week-6 46 ekmakro08-ittelkom-mna
Restrictive Monetary Policy: “Tight Money Policy”

• Menjual SBI/Obligasi di pasar, maka uang yang


beredar turun
• Uang turun, maka suku bunga naik
• Suku bunga naik, maka Investasi, Konsumsi, net
ekspor turun.
• Invetasi turun, maka pengangguran meningkat,
yang pada akhirnya inflasi turun.

Catatan: kedua kebijakan diatas dilakukan


untuk memanage inflasi agar terkendali, dan
dilaksanakan 1 s.d 2 tahun.
week-6 47 ekmakro08-ittelkom-mna
Reserve Requirement: Penetapan cadangan tunai dan giro wajib minimum

• Bank komersial memiliki dua cadangan:


– Cadangan tunai → uang tunai yang disimpan di bank untuk memenuhi kewajiban bank
kepada nasabah;
– Giro Wajib Minimum (GWM) → merupakan rekening bank komersial di bank sentral.

• GWM 5% berarti bank komersial wajib menyimpan dana di dalam rekening di bank
sentral minimal 5% dari dana pihak ketiga yang dikumpulkan bank tersebut.

• Semakin tinggi cadangan, semakin sedikit dana pihak ketiga (seperti deposito) yang
dapat disalurkan sebagai pinjaman dan investasi. → efek penggandaan menjadi
kecil.

week-6 48 ekmakro08-ittelkom-mna
The Discount Rate: Mempengaruhi tingkat bunga diskonto
• Bank Sentral menetapkan tingkat bunga diskonto pada bank
umum/komersial.
• Dalam kondisi perekonomian lesu bank sentral seharusnya menurunkan
tingkat bunga diskonto

• Tingkat diskonto juga merupakan tingkat pemotongan nilai dari pinjaman


terhadap nilai nominalnya.
– Contoh: tingkat diskonto 5% untuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan berarti SBI
dengan nilai nominal tertentu (misal Rp 1 milyar), dijual dengan harga Rp 950 juta
(dipotong/didiskon 5%). Pada saat jatuh tempo satu bulan kemudian, Bank Sentral
menebus SBI tersebut senilai Rp 1 milyar.

week-6 49 ekmakro08-ittelkom-mna
Selective credit control

• Pengawasan agar pemberian kredit diutamakan pada sektor-sektor


produktif.

• Yang diawasi adalah corak pinjaman dan dan bentuk investasi yang
dilakukan.

• Misal pemerintah ingin mendorong perkembangan industri kecil dan


menengah→ kreditnya bersifat lunak, baik bunganya maupun
jangka waktu pengembaliannya.

week-6 50 ekmakro08-ittelkom-mna
Moral suasion

• Bank Sentral melakukan ajakan/himbauan kepada bank umum


untuk membantu pemerintah dalam melaksanakan program
tertentu.
Contoh:
– Bank umum diminta mengurangi pemberian pinjaman pada saat bank sentral
menghendaki uang ketat.
– Menghimbau melakukan ekspansi untuk melonggarkan uang beredar.
• Keberhasilan kebijakan moneter ini sangat tergantung kepada
kemauan bank umum untuk menuruti himbauan tersebut.

week-6 51 ekmakro08-ittelkom-mna
Interaksi Antara Pasar Barang Dan Pasar Uang
Pasar Barang: Kurva IS

• Pasar Barang adalah pasar untuk barang - barang dan jasa-


jasa.
• Kurva IS adalah Kurva yang menggambarkan berbagai titik
kombinasi antara tingkat bunga (i) dan tingkat pendapatan (Y),
di mana pasar barang berada dalam keseimbangan.

12
Pasar Uang: Kurva LM
Suatu pasar di mana uang atau dana jangka pendek dipinjam atau dipinjamkan (diperdagangkan) atau
tempat di mana akan terjadi interaksi antara penawaran uang dan permintaan uang, yang pada
akhirnya menentukan tingkat bunga.

Penawaran Uang (MS):

Tingkat bunga ( i )
• M1 = C + DD
Kenaikan jumlah
• M2 = M1 + TD atau uang yg beredar
• M2 = M1 + Qm

Karena MS ditentukan oleh Bank Sentral maka MS


bersifat eksogen (otonom)
sehingga dinyatakan dalam bentuk sbb : M1 / P M2 / P Keseimbangan
uang riil, M/P

MS = MS
13
Kurva LM
Definisi: Mt
III Mt Mt = f (Y) II

suatu kurva yang


Mt2 Mt2
menggambarkan
Mt1 Mt1
berbagai titik MS=Mt+Msp

kombinasi antara
tingkat bunga dan 0 Y1 Y2 Y 0 Msp2 Msp1 Msp

i (%)
tingkat pendapatan di IV LM
i(%) I

mana permintaan uang i2 i2


sama dengan
i2 i1
penawaran uang (MD = Msp = f( i )

MS) 0 Y1 Y2 Y 0 Msp2 Msp1 Msp


17
Keseimbangan Simultan Pasar Barang Dan Uang

i IS LM(P0)

i0

Y0 Y

Perpotongan kurva IS dan LM menunjukkan ekuilibrium simultan dalam pasar barang


dan jasa dalam pasar keseimbangan uang riil untuk nilai pengeluaran pemerintah,
pajak, jumlah uang beredar dan tingkat harga tertentu.
16
Fokus Kebijakan Fiskal 2020
Mendorong pemanfaatan anggaran lebih produktif dan bermanfaat nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan

SDM yang berkualitas untuk Akselerasi Pembangunan Birokrasi yang efisien dan
produktivitas dan inovasi Infrastruktur untuk mendukung efektif merupakan bagian
transformasi ekonomi Institutional reform
▪ Membangun SDM yang sehat (produktif) → promotif
& preventif, peningkatan efektivitas program JKN ▪ Mendukung tranformasi industrialisasi (pangan, ▪ Mendorong produktivitas, integritas &
▪ Membangun SDM terampil → SDM yang memiliki skill, energi, air, konektivitas) dan antisipasi masalah pelayanan publik
entrepreneurship dan penguasaan ICT (Industri 4,0) , sosial di perkotaan (air bersih, sanitasi, ▪ Peningkatan kesejahteraan (reformasi
link and match dengan mendorong pendidikan tinggi pengelolaan sampah dan transportasi massal) gaji & skema pensiun)
berskala internasional, vokasional dan revitalisasi BLK ▪ Mendorong K/L menggunakan skema pembiayaan ▪ Birokrasi yang berbasis kemajuan ICT
(penguatan ketenagakerjaan dan pra kerja), serta kreatif (KPBU: VGF atau AP)
kebijakan afirmatif untuk masyarakat miskin (sinergi PIP
dan Bidik Misi, serta perluasan sasaran pada KIP
Kuliah) Desentralisasi Fiskal Antisipasi
▪ Membangun SDM yang inovatif dan berintegritas yang Berkualitas ketidakpastian
→Mendorong kegiatan penelitian a.l. melalui Dana
Abadi Penelitian dan insentif untuk riset serta ▪ Mendorong pusat pertumbuhan ekonomi di daerah
penguatan karakter ▪ Mitigasi risiko bencana
▪ Mendorong Pemda agar proaktif mengembangkan
▪ Pelestarian lingkungan dan
▪ Membangun SDM yang sejahtera → Menjaga daya beli skema pembiayaan kreatif (KPBU)
pengembangan EBT
masyarakat miskin dan mengakselerasi pengentasan ▪ Penguatan mandatory spending di daerah
kemiskinan dengan integrasi dan sinergi bansos/subsidi ▪ Stabilitas ekonomi, keamanan dan
▪ Peningkatan akuntabilitas dan efektivitas pengelolaan politik
(PKH dan BPNT/Rastra) agar lebih efektif dalam TKDD
penyaluran serta mejaga harga sembako yang ▪ Penguatan fiscal buffer untuk
▪ Pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan fleksibilitas dan sustainabilitas
terjangkau
masyarakat miskin di perdesaan
11
Memperbaiki Kualitas Belanja
Spending Better: Efisien, Produktif, Efektif untuk Menstimulasi Perekonomian dan Mewujudkan Kesejahteraan

PENGHEMATAN PENGUATAN BELANJA REFORMASI MENGEFEKTIFKAN


BELANJA BARANG MODAL BELANJA PEGAWAI BANSOS & SUBSIDI
Penghematan belanja barang Bansos dan Subsidi sebagai
mengurangi beban Lap. Operasional Penguatan belanja modal untuk instrumen perlindungan sosial,
Reformasi belanja pegawai untuk
→ menambah belanja modal membentuk aset → meningkatkan investasi SDM dan sumber
efektivitas birokrasi dan efisiensi
pembentuk aset, atau mengurangi ekuitas dan investasi pemerintah pertumbuhan ekonomi jangka
jangka panjang
defisit APBN dan defisit Laporan pendukung pertumbuhan ekonomi panjang
Operasional
1. Penghematan belanja barang 1. Belanja modal difokuskan 1. Belanja pegawai berpengaruh positif 1. Integrasi dan sinergi antarprogram
operasional dan non- untuk meningkatkan kapasitas terhadap efektivitas kinerja bansos dan subsidi
operasional (al. honor, bahan, produksi dan daya saing al. pemerintahan dan penurunan
dan ATK), perjalanan dinas, energi, pangan, air, penguatan tingkat korupsi 2. Bansos yang komprehensif: berbasis
pemeliharaan, dan paket konektivitas, dan transportasi siklus hidup, antisipasi aging
meeting 2. Efektivitas birokrasi menjadi kunci population
masal untuk mendorong keberhasilan
2. Penghematan dan sinkronisasi 2. Pembatasan pengadaan reformasi fiskal (pendapatan, 3. Memperkuat kualitas implementasi
antara K/L & Pemda dalam kendaraan bermotor dan belanja, dan pembiayaan) program (peningkatan ketepatan
belanja barang yang pembangunan gedung baru sasaran, pemanfaatan ICT, dan
diserahkan kepada 3. Reformasi gaji dan pensiun dapat penguatan monev)
masyarakat/Pemda 3. Mendorong agar K/L proaktif dijadikan sebagai instrumen untuk
mengembangkan skema mendorong efektivitas birokrasi dan 4. Mendorong pemberdayaan dan
3. Pemanfaatan hasil efisiensi pembiayaan kreatif dengan memitigasi risiko kewajiban melindungi daya beli masyarakat
untuk penguatan reformasi memberdayakan peran swasta, kontijensi miskin dan rentan (mulai mendorong
birokrasi (mendorong BUMN/BUMD dan BLU perlindungan sosial yang berbasis
konsumsi Pemerintah untuk 4. Belanja pegawai didorong produktivitas)
target pertumbuhan ekonomi) meningkat untuk mendukung
2/22/2021 reformasi birokrasi dan pertumbuhan 58
ekonomi
PENGANTAR NERACA PEMBAYARAN

59
Hal-hal Yang Terkait BoP

• Pengertian
• Komponen Neraca Pembayaran
• Cadangan Devisa
• Kebijakan Perdagangan Internasional

60
Pengertian

• Neraca Pembayaran (Balance of Payment/ BOP) adalah catatan


sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional yang terjadi
antara penduduk dalam negeri suatu negara dengan penduduk
luar negeri selama jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun).
• Transaksi ekonomi meliputi:
– Perdagangan
– Investasi
– Pinjaman

61
Pengertian (lanjutan...)

• Nilai transaksi internasional dicatat dalam mata uang US$


• BOP menunjukkan:
– Struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional
– Posisi keuangan internasional
– Indikator lembaga/negara donor dalam mempertimbangkan memberi
pinjaman
– Salah satu indikator keberhasilan mengelola perekonomian

62
Pengertian (lanjutan...)
• Neraca Perdagangan (Balance of Trade): mencatat transaksi
barang
• Transaksi Berjalan (Current Account): mencatat transaksi barang
dan jasa
• Neraca Modal (Balance of Capital): mencatat transaksi modal,
finansial, dan pelunasan utang
• Neraca Pembayaran (Balance of Payment): mencatat transaksi
barang, jasa, dan modal, serta pinjaman
63
Komponen Neraca Pembayaran

I. Transaksi Berjalan
II. Neraca Modal
III. TOTAL (A + B)
IV. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omission)
V. Keseimbangan Umum
VI. Pembiayaan

64
Komponen /Stuktur Neraca Pembayaran

I. Transaksi Berjalan
A. Neraca Barang
1. Ekspor, fob:
a. Non Migas
b. Migas
2. Impor, fob:
a. Non Migas
b. Migas
B. Neraca Jasa
1. Transportasi, bersih
2. Perjalanan, bersih
3. Jasa-jasa lainnya, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer berjalan, bersih
65
Komponen/Struktur Neraca Pembayaran

II. Neraca Modal


A. Transaksi modal/ sektor publik
1. Penerimaan pinjaman dan bantuan
a. Bantuan program dan lainnya
b. Bantuan proyek dan lainnya
2. Pelunasan pinjaman
B. Transaksi finansial/ sektor swasta
1. Investasi langsung
2. Investasi porto folio
3. Investasi lainnya

66
Struktur/Komponen Neraca Pembayaran

III. TOTAL (I+II)


IV. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omission)
V. Keseimbangan Umum
VI. Pembiayaan/ Lalu lintas moneter

67
Selisih Yang Belum Diperhitungkan

• Selisih yang Belum Diperhitungkan adalah selisih


(penyeimbang) antara TB (Transaksi Berjalan) + NM (Neraca
Modal) dengan Devisa yang diterima (tercatat) Bank
Indonesia (Keseimbangan Umum)
• Besarnya Selisih yang Belum Diperhitungkan adalah
perbedaan antara III dengan V

68
Keseimbangan Umum

• Keseimbangan Umum adalah devisa yang tercatat masuk


di Bank Indonesia pada tahun tertentu
• Jika Keseimbangan Umum bernilai positif berarti terdapat
tambahan cadangan devisa

69
Cadangan Devisa

• Cadangan devisa adalah aset yang dimiliki oleh bank sentral dan otoritas
moneter, biasanya dalam mata uang cadangan yang berbeda, sebagian
besar dolar Amerika Serikat,
• Cadangan Devisi adalah seluruh devisa yang dimiliki Bank Indonesia pada
tahun tertentu
• Cadangan Devisa dikategorikan aman bagi suatu negara jika cukup untuk
membiayai 3 bulan impor negara tersebut

70
Struktur Neraca Perdagangan

• EKSPOR, meliputi:
– Migas

– Non-Migas

• Semakin lama proporsi nilai ekspor migas, semakin mengecil

71
Kebijakan Perdagangan
• EKSPOR (Barang)
– Meningkatkan daya saing ekspor
– Sertifikasi produk ekspor (ISO, Ecolabeling, HAKI)
– Promosi Dagang ke luar negeri (ITPC)
– Membuka kantor perwakilan dagang di luar negeri
– Imbal beli
– Perluasan pasar ke negara-negara lain
– Aktif dalam organisasi negara-negara penghasil

72
Kebijakan Perdagangan

• Impor (Barang)
– Mempermudah arus masuk barang
• Menurunkan tariff, membebaskan bea masuk (untuk komoditas tertentu
dengan negara tertentu)
• Menciptakan perdagangan yang semakin bebas antar negara dalam
wilayah tertentu (diantaranya AFTA, APEC)

73
Kebijakan Neraca Jasa

• Ekspor
• Meningkatkan kualitas jasa tenaga kerja Indonesia yang akan mencari kerja ke luar
negeri
– Bahasa
– Ketrampilan
– Para medis
– Kebijakan penyederhanaan administrasi dan dokumen
• Impor
• Selektif, tergabung dalam organisasi profesi dalam negeri
– Lawyer asing merupakan bagian dari organisasi yang ada
74
Kebijakan Neraca Modal

• Impor
– Sektor publik
• Mengurangi secara perlahan hutang luar negeri (grand policy)

– Sektor swasta
• Diharapkan swasta asing melakukan investasi di dalam negeri Indonesia
• Ekspor
– Mendorong investasi ke luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah atau
swasta

75
TERIMA KASIH

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 76

Anda mungkin juga menyukai