E-LEARNING
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
Pokok Bahasan
2
TUJUAN KEUANGAN NEGARA
3
Tujuan Bernegara
Pembukaan UUD 45
DASAR NEGARA
• Pancasila dan UUD 1945
TUJUAN BERNEGARA
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
FUNGSI NEGARA
• Mengatur tata kehidupan bernegara agar tujuan negara tercapai
• VISI NEGARA
• Menjadi Bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
MISI NEGARA
• Mewujudkan visi Bangsa Indonesia di masa depan
6
Pengertian Keuangan Negara Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003
9
Pengantar Ekonomi Makro
Penggunaan:
1. Konsumsi Rumah Tangga
2. Konsumsi Pemerintah
Penyusunan Pendekatan Penggunaan
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
PDB (Expenditure Approach)
4. Perubahan stok
5. Ekspor
6. Impor
Pendapatan:
1. Upah dan gaji (balas jasa tenaga kerja),
Pendekatan Pendapatan 2. Sewa tanah (balas jasa tanah),
(Income Approach) 3. Bunga modal (interests) sebagai balas jasa
modal, dan
4. Keuntungan (balas jasa ketrampilan).
Catatan:
Karena keterbatasan data, BPS belum dapat menyajikan data PDB dengan 13
pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendapatan Nasional Sebagai Alat Ukur Kesejahteraan
14
Pengertian Inflasi
19
Kerangka Makroekonomi Pada
Akhirnya Bermuara Pada Sektor
Riil Yang Tergambar Dalam PDB
21
Empat Sektor dalam Perekonomian
2
Sektor-Sektor dalam Perekonomian
D. Pasar Negara-
C. Pemerintah Luar Negara
Negeri Lain
Pasar B. Perusahaan
Barang
A. Rumah Tangga
Pasar
Tenaga
Kerja
Pasar
Uang &
Lemb. Keu
Keterangan:
Aliran Barang & Jasa
Aliran Pembayaran
23
Sektor Rumah Tangga
G0
Budget constraint; Slope = -(W/P)
t0 Home Time
Sektor Perusahaan
Aliran Uang
SEKTOR RIIL
Gaji
Tenaga kerja
Masyarakat Retail
Pembelian
Konsumen
27
Sektor Luar Negeri: Neraca Pembayaran
28
Sektor Luar Negeri: Neraca Pembayaran
29
Alur Dalam Perekonomian Terbuka
Pembelian Barang dan Jasa
(mendorong pertumbuhan bagi dunia usaha)
DUNIA
Ekspor dan Impor INTERNASIONAL Ekspor dan Impor
Hubungan Akuntasi Serta Ekonomi
Sektor Riil
Sektor Moneter/Keuangan
31
Sumber: World Bank
Hubungan Antar Sektor
• Keterkaitan erat antar sektor terlihat dari arus dana yang saling terkait, sehingga
terjadi keseimbangan.
• Adanya shock pada satu sektor, akan menimbulkan ketidakseimbangan sehingga
harus direspon oleh kebijakan lain
– Suatu kebijakan yang ditujukan untuk memperbaiki kebijakan di salah satu sektor,
dapat berdampak buruk ke sektor lain
– Untuk mencapai tujuan pembangunan makroekonomi, harus ada koordinasi dan
sinergi antar sektor.
32
PENGANTAR KEBIJAKAN FISKAL DAN
MONETER
33
Pengertian dan Prioritas Kebijakan Fiskal
34
Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan utama dari kebijakan fiskal adalah untuk mencapai tujuan ekonomi makro:
▪ Mendorong pertumbuhan
▪ Mencapai keseimbangan internal
• Aggregate demand = supply
• Stabilitas harga
• Penciptaan lapangan kerja
▪ Keseimbangan eksternal
• Neraca perdagangan yang berkelanjutan
35
Kaitan Kebijakan Fiskal dan Ekonomi Makro
Tujuan
Stabilitas ekonomi
Penyediaan barang
makro & pertumbuhan: Redistribusi pendapatan
dan jasa
-Pendapatan dan jaring pengaman
(khususnya barang
- Belanja sosial
publik)
-Pembiayaan
36
KONSEP KEBIJAKAN FISKAL
Pembiayaan
Pertumbuhan
Fiscal
Sustainability
Lingkungan
APBN Lap.
Kerja
Keterbatasan
Anggaran
• Overall Balance • Tax ratio
• Primary Balance • Debt ratio
Keseimbangan
Alokasi
Distribusi Kebijakan Pembangunan
Fiskal berkelanjutan
Stabilisasi
Keseimbangan
antargenerasi
Kesejahteraan Sosial
GDP= C+I+G+X-M
Kebijakan Fiskal:
“Penggunaan pajak, transfer Pemerintah, dan belanja
Pemerintah untuk barang dan jasa guna menggeser kurva
permintaan agregat (aggregate demand curve)”.
38
Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kontraktif
Keb. Fiskal Ekpansif Keb. Fiskal Kontraktif
Meningkatkan Aggregate Demand. Mengurangi Aggregate Demand.
40
Peran Bank Sentral
week-6 41 ekmakro08-ittelkom-mna
Peran Bank Sentral (2)
week-6 42 ekmakro08-ittelkom-mna
Tingkat Operasi Bank Sentral
Tingkat:
Penawaran Uang Harga Stabil
Operasi Pasar Terbuka
Tingkat Diskonto Tingkat Suku Bunga Pengangguran rendah
Ketentuan Cadangan Cadangan Pertumbuhan GDP
week-6 43 ekmakro08-ittelkom-mna
Tanggung jawab Bank Sentral
week-6 44 ekmakro08-ittelkom-mna
Kebijakan Moneter
2. Kebijakan Kualitatif.
a. Selective Credit Control (pengawasan thd kredit)
b. Moral Suasion (himbauan moral)
week-6 45 ekmakro08-ittelkom-mna
Open Market Operations
“Expansive Monetary Policy”
week-6 46 ekmakro08-ittelkom-mna
Restrictive Monetary Policy: “Tight Money Policy”
• GWM 5% berarti bank komersial wajib menyimpan dana di dalam rekening di bank
sentral minimal 5% dari dana pihak ketiga yang dikumpulkan bank tersebut.
• Semakin tinggi cadangan, semakin sedikit dana pihak ketiga (seperti deposito) yang
dapat disalurkan sebagai pinjaman dan investasi. → efek penggandaan menjadi
kecil.
week-6 48 ekmakro08-ittelkom-mna
The Discount Rate: Mempengaruhi tingkat bunga diskonto
• Bank Sentral menetapkan tingkat bunga diskonto pada bank
umum/komersial.
• Dalam kondisi perekonomian lesu bank sentral seharusnya menurunkan
tingkat bunga diskonto
week-6 49 ekmakro08-ittelkom-mna
Selective credit control
• Yang diawasi adalah corak pinjaman dan dan bentuk investasi yang
dilakukan.
week-6 50 ekmakro08-ittelkom-mna
Moral suasion
week-6 51 ekmakro08-ittelkom-mna
Interaksi Antara Pasar Barang Dan Pasar Uang
Pasar Barang: Kurva IS
12
Pasar Uang: Kurva LM
Suatu pasar di mana uang atau dana jangka pendek dipinjam atau dipinjamkan (diperdagangkan) atau
tempat di mana akan terjadi interaksi antara penawaran uang dan permintaan uang, yang pada
akhirnya menentukan tingkat bunga.
Tingkat bunga ( i )
• M1 = C + DD
Kenaikan jumlah
• M2 = M1 + TD atau uang yg beredar
• M2 = M1 + Qm
MS = MS
13
Kurva LM
Definisi: Mt
III Mt Mt = f (Y) II
kombinasi antara
tingkat bunga dan 0 Y1 Y2 Y 0 Msp2 Msp1 Msp
i (%)
tingkat pendapatan di IV LM
i(%) I
i IS LM(P0)
i0
Y0 Y
SDM yang berkualitas untuk Akselerasi Pembangunan Birokrasi yang efisien dan
produktivitas dan inovasi Infrastruktur untuk mendukung efektif merupakan bagian
transformasi ekonomi Institutional reform
▪ Membangun SDM yang sehat (produktif) → promotif
& preventif, peningkatan efektivitas program JKN ▪ Mendukung tranformasi industrialisasi (pangan, ▪ Mendorong produktivitas, integritas &
▪ Membangun SDM terampil → SDM yang memiliki skill, energi, air, konektivitas) dan antisipasi masalah pelayanan publik
entrepreneurship dan penguasaan ICT (Industri 4,0) , sosial di perkotaan (air bersih, sanitasi, ▪ Peningkatan kesejahteraan (reformasi
link and match dengan mendorong pendidikan tinggi pengelolaan sampah dan transportasi massal) gaji & skema pensiun)
berskala internasional, vokasional dan revitalisasi BLK ▪ Mendorong K/L menggunakan skema pembiayaan ▪ Birokrasi yang berbasis kemajuan ICT
(penguatan ketenagakerjaan dan pra kerja), serta kreatif (KPBU: VGF atau AP)
kebijakan afirmatif untuk masyarakat miskin (sinergi PIP
dan Bidik Misi, serta perluasan sasaran pada KIP
Kuliah) Desentralisasi Fiskal Antisipasi
▪ Membangun SDM yang inovatif dan berintegritas yang Berkualitas ketidakpastian
→Mendorong kegiatan penelitian a.l. melalui Dana
Abadi Penelitian dan insentif untuk riset serta ▪ Mendorong pusat pertumbuhan ekonomi di daerah
penguatan karakter ▪ Mitigasi risiko bencana
▪ Mendorong Pemda agar proaktif mengembangkan
▪ Pelestarian lingkungan dan
▪ Membangun SDM yang sejahtera → Menjaga daya beli skema pembiayaan kreatif (KPBU)
pengembangan EBT
masyarakat miskin dan mengakselerasi pengentasan ▪ Penguatan mandatory spending di daerah
kemiskinan dengan integrasi dan sinergi bansos/subsidi ▪ Stabilitas ekonomi, keamanan dan
▪ Peningkatan akuntabilitas dan efektivitas pengelolaan politik
(PKH dan BPNT/Rastra) agar lebih efektif dalam TKDD
penyaluran serta mejaga harga sembako yang ▪ Penguatan fiscal buffer untuk
▪ Pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan fleksibilitas dan sustainabilitas
terjangkau
masyarakat miskin di perdesaan
11
Memperbaiki Kualitas Belanja
Spending Better: Efisien, Produktif, Efektif untuk Menstimulasi Perekonomian dan Mewujudkan Kesejahteraan
59
Hal-hal Yang Terkait BoP
• Pengertian
• Komponen Neraca Pembayaran
• Cadangan Devisa
• Kebijakan Perdagangan Internasional
60
Pengertian
61
Pengertian (lanjutan...)
62
Pengertian (lanjutan...)
• Neraca Perdagangan (Balance of Trade): mencatat transaksi
barang
• Transaksi Berjalan (Current Account): mencatat transaksi barang
dan jasa
• Neraca Modal (Balance of Capital): mencatat transaksi modal,
finansial, dan pelunasan utang
• Neraca Pembayaran (Balance of Payment): mencatat transaksi
barang, jasa, dan modal, serta pinjaman
63
Komponen Neraca Pembayaran
I. Transaksi Berjalan
II. Neraca Modal
III. TOTAL (A + B)
IV. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omission)
V. Keseimbangan Umum
VI. Pembiayaan
64
Komponen /Stuktur Neraca Pembayaran
I. Transaksi Berjalan
A. Neraca Barang
1. Ekspor, fob:
a. Non Migas
b. Migas
2. Impor, fob:
a. Non Migas
b. Migas
B. Neraca Jasa
1. Transportasi, bersih
2. Perjalanan, bersih
3. Jasa-jasa lainnya, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer berjalan, bersih
65
Komponen/Struktur Neraca Pembayaran
66
Struktur/Komponen Neraca Pembayaran
67
Selisih Yang Belum Diperhitungkan
68
Keseimbangan Umum
69
Cadangan Devisa
• Cadangan devisa adalah aset yang dimiliki oleh bank sentral dan otoritas
moneter, biasanya dalam mata uang cadangan yang berbeda, sebagian
besar dolar Amerika Serikat,
• Cadangan Devisi adalah seluruh devisa yang dimiliki Bank Indonesia pada
tahun tertentu
• Cadangan Devisa dikategorikan aman bagi suatu negara jika cukup untuk
membiayai 3 bulan impor negara tersebut
70
Struktur Neraca Perdagangan
• EKSPOR, meliputi:
– Migas
– Non-Migas
71
Kebijakan Perdagangan
• EKSPOR (Barang)
– Meningkatkan daya saing ekspor
– Sertifikasi produk ekspor (ISO, Ecolabeling, HAKI)
– Promosi Dagang ke luar negeri (ITPC)
– Membuka kantor perwakilan dagang di luar negeri
– Imbal beli
– Perluasan pasar ke negara-negara lain
– Aktif dalam organisasi negara-negara penghasil
72
Kebijakan Perdagangan
• Impor (Barang)
– Mempermudah arus masuk barang
• Menurunkan tariff, membebaskan bea masuk (untuk komoditas tertentu
dengan negara tertentu)
• Menciptakan perdagangan yang semakin bebas antar negara dalam
wilayah tertentu (diantaranya AFTA, APEC)
73
Kebijakan Neraca Jasa
• Ekspor
• Meningkatkan kualitas jasa tenaga kerja Indonesia yang akan mencari kerja ke luar
negeri
– Bahasa
– Ketrampilan
– Para medis
– Kebijakan penyederhanaan administrasi dan dokumen
• Impor
• Selektif, tergabung dalam organisasi profesi dalam negeri
– Lawyer asing merupakan bagian dari organisasi yang ada
74
Kebijakan Neraca Modal
• Impor
– Sektor publik
• Mengurangi secara perlahan hutang luar negeri (grand policy)
– Sektor swasta
• Diharapkan swasta asing melakukan investasi di dalam negeri Indonesia
• Ekspor
– Mendorong investasi ke luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah atau
swasta
75
TERIMA KASIH
Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 76