Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH :

Dyan Mahani (2006150010007)

Tiara Marini (2006150010003)

DosenPengampu:

Bapak Ikhsan S.Pd.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PSDKU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Tujuan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5

2.1 Pengertian Pendidikan...................................................................................5

2.2 Tujuan pendidikan dasar................................................................................7

2.3 Acuan Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar......................................................8

2.4 Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar.................................................................8

2.5 Pengertian Manajemen.................................................................................10

2.6 Pengertian Manajemen Pendidikan..............................................................12

2.7 Tujuan Manajemen Pendidikan....................................................................14

2.8 Manfaat Manajemen Pendidikan..................................................................15

2.9 Fungsi Manajemen Pendidikan....................................................................16

2.10 Pengertian Manajemen Sekolah Dasar.......................................................17

2.11 Kegiatan Manajemen Di Sekolah Dasar....................................................19

BAB III PENUTUP ..............................................................................................36

3.1 KESIMPULAN............................................................................................36

3.2 SARAN........................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt,karena atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kita semua di beri kesehatan, keselamatan iman, ihsan dan
islam seperti sekarang ini, yang kedua kalinya salawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw, karena atas
perjuangan beliaulah sehingga kita semua dapat menikmati islam secara kaffah
seperti sekarang ini. terima kasih kepada bapak Ikhsan S.pd.M,pd yang telah
memberi kesempatan kepada kami sehingga kami dapat membuat tugas makalah
ini dengan judul “Konsep Manajemen Pendidikan Sekolah Dasar” di dalam
makalah ini semoga dapat membantu menambah wawasan,serta ilmu pengetahuan
mahasiswa terhadap ilmu dari manajemen administrasi yang ada di setiap sekolah.

Minggu,6 September 2021

Penulis

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan faktor penting yang mempunyai andil besar dalam
memajukan suatu bangsa, bahkan peradaban manusia. Tujuan pendidikan itu
merupakan tujuan dari negara itu sendiri. Pendidikan bukan hanya sebuah
kewajiban, lebih dari itu pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Dimana
manusia akan lebih berkembang dengan adanya pendidikan. Tujuan pendidikan
itu sendiri beragam, tergantung pribadi tiap individu memandang pendidikan itu
sendiri, ada yang memandang pendidikan yang baik dapat memperbaiki status
kerjanya, sehingga mendapatakan pekerjaan yang nyaman, ada pula yang
memandang pendidikan adalah sebuah alat transportasi untuk membawanya
menuju jenjang itu semua.

Terlepas dari pandangan itu semua, sebenarnya pendidikan adalah sesuatu hal
yang luhur.di mana suatu pendidikan tak hanya sebatas dalam lembaga formal
saja tetapi pendidikan juga ada dilingkungan informal, karena hakikatnya kita
lahir sampai akhir hayat. Belajar adalah bagaimana kita berkembang untuk terus
menjadi baik menjadi pemimpin di bumi ini. Makalah ini akan membahas
beberapa pokok masalah yang terkandung di dalamnya. Diantaranya adalah
konsep dasar pendidikan dasar. Dimulai dari definisi pendidikan, tujuan
pendidikan dasar, acuan pendidikan di sekolah dasar, dan tujuan pendidikan di
sekolah dasar. Kemudian implementasi pendidikan dasar di Indonesia yang
diterapkan dalam Kurikulum 2013.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep menejemen pendidikan di sekolah dasar
2. Bagaimana implementasi konsep manajemen pendididkan di sekolah
dasar.

3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep manajemen pendidikan sekolah dasar
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi konsep manajemen
pendidikan sekolah dasar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah kata yang sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-
hari. Tapi kadang kita kurang memahami apa yang disebut pendidikan,apa
landasan pendidkan itu dan lain sebagianya. Tulisan ini akan mencoba
menguraikan pendidikan di tinjau dari pendapat para ahli teori tentang pendidikan
dan lembaga-lembaga pendidikan.  Beberapa ahli telah mengungkapkan mengenai
pengertian pendidikan diantaranya:

a. Menurut Carter V. God dalam “Dictionary of Education “

 Pendidikan merupakan seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar.

 Merupakan ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan


dengan prinsip prinsip dan metode metode mengajar,bpengawasan dan
bimbingan murid.

 Dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.Merupakan seni


untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi atau dikembangkan masa lampau oleh generasi bangsa

b. Menurut buku“Higher Education for American democracy” Pendidikan adalah


suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakata yang beradab, tetapi tujuan tujuan
pendidikn tidaklah sma dalammsetiap masyrakat. Sistem pendidikan suatu
masyarakat tertentu dan tujuan pendidikan didasarkan atas prinsip-prinsip cita-
cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat

5
c. Menurut professor Rechey dalam buku “Planing for teaching an Introduction
to education ‘Istilah “Pendidikan” bekenaan dengan fungsi yang luas dari
pemeliharaan an perbaikan kehidupa suatu masyarakat yang baru (generasi
muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya kepada masyarakat.
Jdi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari proses yang
berlangsung disekolahn saja. Pendidikan adalah suatu akyivitas social yang
esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks 

d. Menurut Prof Lodge dalam buku “Philosophy of Education “ Pendidikan


dalam arti luas semua pengalaman dapt dapt dikatakan sebagai pendidikan
Dalam pengertian yang lebih sempit “Pendidikan” dibatasi pada fungsi
tertentu didalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat dengan
latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakatnya kepada warga
masyarakat gnerasi berikutnya dan demikian seterusnya

e. Menurut Brubacher Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap
pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman,dan
dengan alam semesta. Dari semua pendapat para ahi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa :

Pendidikan merupakan usaha manusia dalam meningkatkan kepribadianya


dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara rohani maupun
jasmani. Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab terhadap
tercspsinys tujuan pendidikan. Pendidikan merupakan hasil yang dicapai oleh
perkembangan manusia

Definisi pendidikan menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003


tentang Sisdiknas yaitu pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk
mewujudkan suasana belajar diproses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Pasal 1
ayat 1).

6
2.2 Tujuan pendidikan dasar
Tujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang ingin
dicapai dari suatu proses pendidikan. Setiap tujuan pendidikan mempunyai dua
fungsi, yaitu

a. menggambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai, dan

b. memberikan arah bagi semua usaha atau proses yang dilakukan.Tujuan


tingkat pendidikan satuan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam
proses pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif,
afektif dan psikomotorik.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat dan globalisasi yang semakin
merambah ke desa-desa. Kondisi peserta didik yang belum bisa menyesuaikan
dengan adanya perubahan-perubahan ini menjadi penyebab terganggunya proses
belajar mengajar. Peserta didik lebih banyak melihat permainan tekhnologi dari
pada belajar. Apalagi dari orang tua yang kurang memperhatikan karena bekerja
sampai larut, dituntut kebutuhan yang semakin meningkat, serta ketidaktahuan
orang tua dalam materi pembelajaran yang selalu berganti. Peran guru dalam
menyediakan dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna sangat di
butuhkan peserta didik, guru yang dapat memberikan pembelajaran dengan
berbagai cara agar peserta didik dapat memahami pembelajaran lebih lama akan
meningkatkan hasil belajar siswa.

7
2.3 Acuan Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan pendidikan Sekolah Dasar harus selalu mengacu kepada tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pendidikan dasar serta memperhatikan tahap karakteristik
perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan
daerah, arah pembangunan nasional, serta memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dan kehidupan umat manusia secara global.

2.4 Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar.


Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
bahwa pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan serta memberikan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan
ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di dalam masyarakat serta
mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menengah. Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD,
dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu memberi bekal
kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan
dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. Tujuan pendidikan
Sekolah Dasar dapat diuraikan secara terperinci, seperti berikut

a. Memberikan bekal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.


Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung) merupakan tujuan
pertama dan utama sering disebut juga tujuan yang paling fundamental karena
sifatnya sangat menentukan baik-tidaknya kemampuan-kemampuan lain.
Kemampuan ini diwujudkan dalam kemampuan dan ketrampilan penggunaan
bahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, serta kemampuan
berhitung yang meliputi kemampuan dan ketrampilan menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur sederhana dan memahami
bentuk geografi. Semua kemampuan ini sangat berguna dan dapat diterapkan
oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.

8
b. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ketrampilan dasar yang bermanfaat
dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak SD ini sangat banyak, meliputi
pengetahuan dan ketrampilan intelektual, sosial dan personal. Menurut Ahman
(2000) tujuan pendidikan SD tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke
masyarakat, melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke
tingkat SLTP. Perubahan ini sejalan dengan perubahan orientasi
perkembangan anak. Oleh karena lulusan SD tidak semata-mata
mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, melainkan
menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan intelektual, pribadi dan sosial.

c. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTP. Kegiatan untuk


mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan upaya
pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dilakukan oleh
guru, antara lain memberi informasi lisan dan tertulis kepada siswa kelas 5
dan 6, mengadakan diskusi alumni SD, mengadakan kunjungan ke SLTP
terdekat, dan sebagainya. Karena pada 2 atau 3 tingkat kelas terakhir di SD
perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman dan penghayatan dasar
akan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sederhana, tetapi sistematik.
Landasan semacam itu diperlukan untuk mencapai keberhasilan di tingkat
SLTP.

9
2.5 Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus yang berarti tangan dan
ageryang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manegere
yang artinya menangani, Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yaitu
dalam bentuk kerja to manage dengan kata benda management. Manajer untuk
orang yang melakukan kegiatan manejemen. Akhirnya diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Pengertian Manajemen
Menurut Para Ahli:

a. Mary Parker F mendefinisikan pengertian manajemen sebagai suatu seni, tiap


tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan orang lain.
b. George Terry memberikan pendapat, Definisi Manajemen merupakan ilmu
sekaligus seni, manajemen adalah wadah didalam ilmu pengetahuan,
sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum kebenarannya.

c. Manajemen yang didefinisikan oleh Koontz adalah suatu seni yang produktif
yang didasarkan pada suatu pemahaman ilmu. Koontz menambahkan, ilmu
dan seni tidaklah bertentangan, namun masing masing saling melengkapi.

d. Stoner memiliki pendapat, Ilmu Manajemen merupakan proses dalam


membuat suatu perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian serta
memimpin berbagai usahda dari anggota entitas/organisasi dan juga
mempergunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan.

e. Wilson berpendapat definisi manajemen sebagai sebuah rangkaian tindakan


tindakan yang dilakukan oleh para anggota organisasi dalam upaya mencapai
sasaran organisasi. prosess merupakan suatu rangkaian aktivitas yang
dijalankan dengan sistematis.

f. Menurut Oey Liang Lee, Arti Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
peng-organisasi-an, penyusunann, pengarahan serta pengendalian

10
(pengawasan) dari sumber daya perusahaan guna mencapai goal atau tujuan
yang telah diputuskan.

g. Menurut Lawrence A Appley, pengertian manajemen adalah sebuah seni


dalam mencapai tujuan yang diinginkan yang dilaksanakan dengan usaha
orang yang lain.

h. Menurut Sulistyorini, manajemen adalah suatu hal penting yang menyentuh,


mempengaruhi, bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia
layaknya darah dan raga.

i. A. Sayyid Mahmud al Hawariy dalam bukunya Al Idarah Al Ushul Wal


Ushushil Ilmiyah menerangkan manajemen adalah mengetahui kemana yang
dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan apa yang harus
dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal Anda serta anggota dengan
sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.

j. Stooner berpendapat bahwa manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan pengguna sumberdaya ditambah sumberdaya organisasi lain
agar dapat mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.

k. Sondang Palan Siagian, manajemen adalah keseluruhan proses kerjasama


antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

l. Yati Siti Mulyati dan Aan Komariah mendefinisikan manajemen sebagai


kemampuan dan ketrampilan khusus yang dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan atau bersama orang lain
atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara
produktif, efektif, dan efisien.

11
m. Mamduh M. Hanafi berpendapat bahwa manajemen adalah proses
merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya
organisasi.

n. Nanang Fatah dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan,


menjelaskan manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

o. Oemar Hamalik berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses sosial


yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia
lain serta sumber-sumber lain, menggunakan metode yang efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.

p. Geroge R. Terry memberikan pengertian manajemen adalah sebuah proses


yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan
(controlling).

2.6 Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang pada
intinya adalah mempelajari tentang prilaku manusia yang kegiatannya sebagai
subjek dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia terbentuk oleh interaksi antar
manusia, iklim organisasi (konteks organisasi), dan sistem. Ketiga interaksi
tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama saling berinteraksi pula
dengan lingkungan eksternalnya.

Beberapa ahli menggunakan istilah yang berbeda dalam pemakaian kata


administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan, tetapi ketika ditinjau

12
pengertiannya hampir mirip. Walaupun pada dasarnya kedua istilah tersebut tidak
sama persis. Nanang Suhardan dan Nugraha Suharto dalam hal ini mereka
memakai istilah administrasi pendidikan yaitu ilmu yang membahas pendidikan
dari sudut pandang kerjasama dalam proses mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen pendidikan menurut Made Pidarta yaitu aktifitas memadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan sebelumnya.

H.A.R. Tilaar, berpendapat bahwa manajemen pendidikan adalah mobilisasi


segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Djam’an Satori memberikan pengertian manajemen pendidikan
sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber
personil dan materi yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut Sulistyorini, manajemen
pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar lebih efektif dan efisien.

Manusia (manajer atau administrator) dimanapun berada tidak terlepas dari wadah
melakukan kegiatan yang disebut organisasi (lembaga pendidikan baik formal,
nonformal, maupun informal) Organisasi tidak akan ada tanpa ada manusianya.
Manusia dalam organisasi tidak luput dari sistem yang dibuatnya sendiri (misal
Sisdiknas).

Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita
dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan
information untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang
pendidikan. Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen
pendidikan ada tujuh , yaitu :

13
a. Man,Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam
manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan
mengorganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang
tersebut.
b. Money.Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau
pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu
lembaga pendidikan.

c. Materials,Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah


penting dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka
bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu
dari guru ke siswa.

d. Method,Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang


digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain
tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.

e. Machines,Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang


digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat
digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami kerusakan, untuk
orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara
merawat mesin tersebut dengan baik.

f. Market.Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah
atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar
atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang
dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.

g. Minutes.Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar
peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang
baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien.

14
2.7 Tujuan Manajemen Pendidikan

Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan

a. Efisien dalam menggunakan sumber daya. Dengan mempelajari


manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat
mengelola sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang
berupa pembiayaan, waktu dan lain sebagainya.
b. Efektif dalam pencapaian tujuan. Dengan mempelajari manajemen
pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-sungguh,
diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya
yang dikelola untuk mencapai tujuan dengan optimal.

c. Bermuara pada tujuan pendidikan. Tujuan manajemen pendidikan


tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu  bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

d. Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan 


pendidikan. Manajemen pendidikan juga mendukung dan
memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen
pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga
tujuan pendidikan yang ditargetkan dapat tercapai. Menurut Shrode
dan Voich, tujuan utama manajemen adalah produktifitas dan
kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal, bahkan jamak.
Seperti peningkatan mutu pendidikan atau kelulusannya, keuntungan

15
yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah atau
nasional, dan tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan
berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi
organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang, serta ancaman.

2.8 Manfaat Manajemen Pendidikan

a. Menciptakan suasana belajar yang bermutu dan menyenangkan dan yang


lebih penting lagi adalah dapat menciptakan peserta didik belajar cara
belajar (learning how to learn) yang terbaik bagi dirinya.
b. Meningkatkan kompetensi manajemen pendidikan bagi pendidik sehingga
lebih professional.

c. Menghemat sumberdaya dengan hasil memuaskan.

d. Mendapatkan tenaga kependidikan yang professional.

16
2.9 Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di
dalamnya. Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan
(actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Menurut Luther Gullick , fungsi
manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan (planning), fungsi
pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi
pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan
(reporting) dan fungsi pencapaian tujuan (budgeting). Menurut hersey and
Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning),
fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating)
dan fungsi pengendalian (controlling).

Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat
yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi
pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi
pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer
dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi
manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan


sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan
sasaran organisasi serta penyusunan “peta kerja” yang memperlihatkan cara
pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan


besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian

17
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi.
Pengorganisasian adalah proses penghimpunan SDM, modal dan peralatan,
dengan cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber
daya.

Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua


anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk
melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan
efektivitas hasil kerja.

Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan


standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan
sesuai dengan target yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat
didefinisikan sebagai proses pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan
antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan
penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

2.10 Pengertian Manajemen Sekolah Dasar


Setiap unsur organisasi baik sekolah maupun organisasi nonnsekolah pasti
memiliki sistem manajemen. Di sini kita melihat sistem manajemen sekolah dasar.
Lim Waslimah dalam modul problematika pendiddikan dasar menyebutkan,
Pendidikan Dasar menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 adalah:

a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang


pendidikan menengah

b. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidayah


(MI) atau bnetuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP)

18
dan madrasah stanawiyah (MTs) atu bentuk llain yang sederajat                   
(dalam Satori,2010).

Setelah mengetahui apa itu pendidikan dasar berdasarkan undang-undang.


Sekarang, kita lihat arti manajemen pendidikan dasar. Banyak pakar administrasi
pendidikan yang berpendapat bahwa manajemen itu merupakan kajian
administrasi ditinjau dari sudut prosesnya. Para pakar administrasi pendidikan,
seperti Sergiovanni, Burlingame, Coombs, dan Thurston (1987) mendefinisikan
manajemen sebagai process of working with and through others to accomplish
organizational goals efficienctly, yaitu proses kerja dengan dan melalui
(mendayagunakan) orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Manajemen itu merupakan proses, terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya
mencapai tujuan kerjasama (administrasi) secara efisien. Pengertian tersebut
sesuai dengan pendapat Gorton (1976) yang menegaskan bahwa manajemen
merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas
tertentu atau mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas, dapat  disebutkan bahwa  manajemen


sekolah dasar merupakan proses di mana kepala sekolah dasar selaku
administrator bersama atau melalui orang lain berupaya mencapai tujuan
institusional sekolah dasar secara efisien. Apabila definisi tersebut dikaji secara
saksama, terdapat makna tersirat berkenaan dengan konsep manajemen sekolah
dasar, yaitu Penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
mengembanggkan potensi peserta didik agar jadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab dan demokratiif, dan mengikuti pendidikan yang lebh lanjut
(Satori, 2010:5)

2.11 Kegiatan Manajemen Di Sekolah Dasar


DeRoche (1985), sebelum menyusun bukunya yang berjudul How School
Administrator Solve the Problem melakukan survey kepada dua ribu kepala
sekolah. Dalam survey itu meminta setiap kepala sekolah menuliskan pada kartu

19
pos masalah-masalah yang dihadapi di sekolahnya masing-masing. Berdasarkan
kartu pos yang dikirim kepala sekolah kepadanya, DeRoche berhasil
mengidentifikasi dua ribu kegiatan manajemen sekolah. Namun, para pakar
administrasi pendidikan telah mencoba mengklasifikasi komponen-komponen
tersebut menjadi beberapa gugusan substansi pendidikan. Mereka
mengelompokkanya menjadi enam gugusan substansi, yaitu gugusan-gugusan
substansi: kurikulum atau pembelajaran, kesiswaan,kepegawaian,sarana dan
prasarana, keuangan, dan lingkungan masyarakat.

a. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran

Manajemen kurikulum atau pembelajaran merupakan  bagian yang


terpenting dalam sebuah manajemen sekolah karena kurikulum dan
pembelajaran adalah dasar dari sebuah pendidikan. Di Indonesia sekarang
diterapkan kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Landasan pengembangan kurikulum tersebut adalah Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi
lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Di samping itu, ada Peraturan Menteri
Pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi; dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2007 Tentang
Standar Kompetensi Kelulusan yang harus dijadikan pondasi dalam
mengembangkan KTSP. Berdasarkan kepada empat landasan tersebut
ditambah Panduan Penyusunan KTSP dari BSNP, serta pemahaman
terhadap kedirian peserta didik dan esensi dan tugas profesional guru
sebagai pendidik, maka disusun dan dikembangkanlah menjadi kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah

20
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang


beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri
atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua
dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi
satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan
kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk:

a. belajar untuk bermain dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. belajar untuk memahami dan menghayatai;

c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;

d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan

e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses


belajar aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Proses penyusunan kurikulum

 Penyusunan/Reviu KTSP dan silabus

 Penyusunan kalender pendidikan

 Penyusunan program tahunan

 Penyusunan rencana pembelajaran (RPP)

 Pembagian tugas mengajar dan tugas lain

21
 Penyusunan jadwal pelajaran

 Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan

 Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler

 Penyusunan progran jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan

 Pengaturan pembukaan tahun ajaran baru

 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

 Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan

 Supervisi pelaksanaan pembelajaran

 Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

b. Manajemen Peserta Didik

Manajemen peserta didik menduduki posisi strategis, karena sentral


layanan pendidikan, baik dalam latar institusi persekolahan maupun yang
berada di luar latar institusi persekolahan, tertuju kepada peserta didik.
Semua kegiatan pendidikan, baik yang berkenaan dengan manajemen
akademik, layanan pendukung akademik, sumber daya manusia, sumber
daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan sekolah dengan
masyarakat, senantiasa diupayakan agar peserta didik mendapatkan
layanan pendidikan yang andal.

Apa yang dimaksud dengan Manajemen Peserta Didik? Knezevich (1961)


mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti:
pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

22
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di
sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Tujuan khusus manajemen peserta didik,
yaitu

 Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta


didik;

 Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan),


bakat dan minat peserta didik;

 Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik;

 dengan terpenuhinya 1, 2, dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat


mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat
belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.

c. Manajemen Kepegawaian

Pegawai pada masa kini memfasilitasi aktualisasi dan pengembangan


kompetensi para pegawai melalui program-program pengembangan dan
pemberdayaan yang dilakukan secara sistematik. Pengembangan dan
pemberdayaan pegawai merupakan bagian dari MSDM (manajemen
sumber daya manusia) yang memiliki fungsi untuk memperbaiki
kompetensi, adaptabilitas dan komitmen para pegawai. Dengan cara
demikian organisasi memiliki kekuatan bukan saja sekedar bertahan
(survival), melainkan tumbuh (growth), produktif (productive), dan
kompetitif (competitive). Dan dalam proses demikian, dukungan pegawai
yang kuat melahirkan organisasi yang memiliki adaptabilitas dan kapasitas
memperbaharui dirinya (adaptability and self-renewal capacity).

23
Upaya-upaya untuk merencanakan kebutuhan pegawai (SDM),
mengadakan, menyeleksi, menempatkan, dan memberi penugasan secara
tepat telah menjadi perhatian penting pada setiap organisasi yang
kompetitif. Demikian pula kebijakan kompensasi (penggajian dan
kesejahteraan) dan penilaian kinerja yang dilakukan dengan adil dan tepat
dapat melahirkan motivasi berprestasi pada para pegawai. Fungsi-fungsi
manajemen kepegawaian seperti itu masih belum cukup, apabila tidak
disertai dengan kebijakan pengembangan dan pemberdayaan pegawai yang
dilakukan secara sistematik.

Ada lima aspek kajian manajemen kepegawaian, yaitu:

(1) perencanaan kebutuhan,

(2) rekrutmen dan seleksi,

(3) pembinaan dan pengembangan,

(4) mutasi dan promosi, dan

(5) kesejahteraan     

Manajemen SDM mencakup kegiatan sebagai berikut.

(1) Perencanaan SDM,

(2) analisis pekerjaan,

(3) pengadaan pegawai,

(4) seleksi pegawai,

(5) orientasi, penempatan dan penugasan,

(6) konpensasi,

(7) penilaian kinerja,

(8) pengembangan karir,

24
(9) pelatihan dan pengembangan pegawai,

(10) penciptaan mutu kehidupan kerja,

(11) perundingan kepegawaian,

(12) riset pegawai, dan

(13) pensiun dan pemberhentian pegawai.

d. Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang
penting dan utama dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah,
untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan
pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dewasa ini
masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang
dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah
maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak
dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara
lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang
dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.

Seiring dengan perubahan pola pemerintahan setelah diberlakukannya


otonomi daerah, maka pola pendekatan manajemen sekolah saat ini
berbeda pula dengan sebelumnya, yakni lebih bernuansa otonomi. Untuk
mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan
pengendalian sarana dan prasarana pendidikan pada setiap jenis dan
jenjang pendidikan, diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan
prasarana. Sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan
mengurus kepentingan sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan
sendiri serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah
dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundangan-undangan
pendidikan nasional yang berlaku. Hal itu terutama ditujukan untuk

25
meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan,
khususnya pada pendidikan dasar dan menengah.

Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut, maka pemerintah melalui


Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan
secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa;

a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi


perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi


lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Rincian manajemen sarana prasarana di sekolah dasar meliputi


berikut ini.

(1) Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

(2) Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah

(3) Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah

(4) Penataan sarana dan prasarana sekolah

(5) Pemanfaat sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien

(6) Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

26
(7) Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah

(8) Penghapusan sarana dan prasarana sekolah

(9) Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana       sekolah

(10) Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan


prasarana sekolah

Manajemen sarana prasarana dapat juga difokuskan pada:

(1) merencanakan kebutuhan fasilitas (bangunan, peralatan, perabot,


lahan, infrastruktur) sekolah sesuai dengan rencana
pengembangan sekolah

(2) mengelola pengadaan fasilitas sesuai dengan peraturan yang


berlaku

(3) mengelola pemeliharaan fasilitas, baik perawatan preventif


maupun perawatan terhadap kerusakan fasilitas sekolah

(4) mengelola kegiatan inventaris sarana dan prasarana sekolah sesuai


dengan sistem pembukuan yang berlaku

e. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan salah satu gugusan substansi


administrasi pendidikan yang secara khusus menangani tugas-tugas yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang dimiliki dan digunakan di
sekolah dasar.

Menurut para pakar administrasi pendidikan, manajemen keuangan


pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan
pendayagunaan uang secara tertib, efektif, efisien, dan dapat

27
dipertanggungjawabkan dalam rangka memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan. Berdasarkan pengertian yang sangat sederhana tersebut ada
dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan dengan manajemen keuangan
di sekolah dasar.

a. Manajemen keuangan itu merupakan keseluruhan proses upaya


memperoleh dan mendayagunakan semua dana. Dengan demikian,
paling tidak ada dua kegiatan besar dalam manajemen keuangan di
sekolah dasar. Pertama, mencari sebanyak mungkin sumber-sumber
keuangan dan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapalembaga
pendidikanan dana dari sumber-sumber keuangan tersebut. Kedua,
menggunakan semua dana yang tersedia atau diperoleh semata-mata
untuk kepentingan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar.

b. Penggunaan semua dana sekolah dasar harus efektif, dan efisien.


Selain itu penggunaan semua dana sekolah dasar harus tertib, dan
mudah dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang terkait.

1) Tujuan manajemen keuangan di sekolah dasar adalah untuk


mengatur sedemikian rupa sehingga semua upaya pemerolehan
dana dari berbagai sumber dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang teguh dalam manajemen
keuangan di sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.

2) Sumber dana pendidikan di sekolah dasar tidak sedikit, tidak hanya


dari Pemerintah atau yayasan yang menaunginya. sekolah dasar
bisa secara kreatif mencari sumber-sumber dana pendidikan dalam
rangka eksistensinya sebagai sekolah dasar prasekolah. Namun
dalam upaya memperoleh dana pendidikan dari berbagai sumber
dana, hendaknya dana yang tidak mengikat lembaga atau sekolah
dasar.

3) Dana pendidikan yang tersedia atau ada harus dimanfaat sekolah


dasar secara efektif dan efisien. Efektif berarti semua dana yang

28
ada digunakan semata-mata untuk pendidikan sekolah dasar.
Sedangkan efisien berarti dana yang tersedia, berapapun
banyaknya, harus didayagunakan sehemat mungkin. Agar
memenuhi prinsip tersebut, maka dianjurkan agar setiap
pendayagunaan dana selalu didahului dengan kegiatan perencanaan
anggaran.

4) Semua manajemen keuangan di sekolah dasar hendaknya


didasarkan pada peraturan perundang-undangan keuangan yang
berlaku, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

5) Pelaksanaan manajemen keuangan di sekolah dasar merupakan


tanggung jawab kepala sekolah dasar. Namun pelaksanaannya
dapat melibatkan sekolah dasar guru-gurunya. Penyusunan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Dasar
(RAPBSD) misalnya, merupakan tanggung jawab kepala sekolah
dasar.

f. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah),


keluarga dan masyarakat. Ini mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan
masyarakat mempumyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut
memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan
di sekolah.

Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah
merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya
sejauh mana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di
sekolah adalah indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan.
Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang
esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik (Kumars, 1989).
Pentingnya keterlibatan orang tua/masyarakat akan keberhasilan
pendidikan ini telah dibuktikan kebenarannya oleh Richard Wolf dalam

29
penelitiannya yang menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat
signifikan (0.80) antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar.
Penelitian lain di Indonesia juga telah membuktikan hal yang sama

Partisipasi yang tinggi tersebut nampaknya belum terjadi di negara


berkembang (termasuk Indonesia). Hoyneman dan Loxley menyatakan
bahwa di negara berkembang sebagian besar keluarga belum dapat
diharapkan untuk lebih banyak membantu dan mengarahkan belajar murid,
sehingga murid di negara berkembang sedikit waktu yang digunakan
dalam belajar. Hal ini disebabkan banyak masyarakat/orang tua murid
belum paham makna mendasar dari peran mereka terhadap pendidikan
anak. Bahkan Made Pidarta menyatakan di daerah pedesaan yang tingkat
status sosial ekonomi yang rendah, mereka hampir tidak menghiraukan
lembaga pendidikan dan mereka menyerahkan sepenuhnya tanggung
jawab pendidikan anaknya kepada sekolah.

Definisi hubungan sekolah dengan masyarakat yang lengkap diungkapkan


oleh Bernays seperti dikutip oleh Suriansyah (2000), yang menyatakan
bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:

(1) information given to the public (memberikan informasi secara jelas


dan lengkap kepada masyarakat)

(2) persuasion directed at the public, to modify attitude and action


(melakukan persuasi kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap
dan tindakan yang perlu mereka lakukan terhadap sekolah)

(3) effort to integrated attitudes and action of institution with its public
and of public with the institution (suatu upaya untuk menyatukan sikap
dan tindakan yang dilakukan oleh sekolah dengan sikap dan tindakan
yang dilakukan oleh masyarakat secara timbal balik, yaitu dari sekolah
ke masyarakat dan dari masyarakat ke sekolah.

30
Sedangkan kegiatan-kegiatan manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat adalah sebagai berikut.

(1) Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan


sekolah

(2) Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat

(3) Pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah dengan


masya-rakat

(4) Menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa

(5) Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang efektif

(6) Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat

(7) Mengadakan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta

(8) Mengadakan kerjasama dengan organisasi sosial keagamaan

(9) Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat

(10) Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat

Secara singkat manajemen pendidikan di sekolah dasar meliputi:

 Manajemen Pembelajaran :
(1) Perencanaan
 Analisis materi pelajaran (AMP)
 Penyusunan kalender pendidkan
 Penyusunan program tahunan (prota) dengan memperhatikan
kalender pendidikan dan hasil analisis materi pelajaran
 Penyusunan program catur wulan atau semester atau program
tahunan yang telah di susun
 Penyusunan program satuan belajaran (PSP)

31
 Penyusunan program pembelajaran (RP)
 Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan
(2) Pengorganisasian
 Pembagian tugas mengajar dan tugas lain
 Penyusunan jadwal pelajaran
 Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan untuk kelas 6. Untuk
kelas , , 3, 4, dan 5, kegiatan perbaikan masuk dalam setiap
jam pelajaran per mata pelajaran.
 Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan yang masuk dalam jam
pelajaran per mata pelajaran.
 Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler
 Penyusunan jadwal kegiatan penyuluhan. Untuk bimbingan,
kepala sekolah memberikan kelonggaran kepada guru wali
kelas dalam melayani bimbingan siswa.
(3) Pengerahan
 Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru
 Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
 Supervisi pelaksanaan pembelajaran
 Supervisi pelaksanaan dan bimbingan dan penyuluhan
(4) Pengawasan
 Supervisi pelaksanaan pembelajaran
 Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
 Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran
 Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan

 Manajemen Kesiswaan:
1) Perencanaan
 Sensus anak usia prasekolah
 Perencanaan daya tampung
 Perencanaan penerimaan siswa baru
 Penerimaan siswa baru

32
 Pengorganisasian
 Pengelompokan siswa berdasarkan pola tertentu..
2) Pengerahan
 Pembinaan disiplin belajar siswa
 Pencatatan penghadiran siswa
 Pengaturan pemindahan siswa
 Pengaturan kelulusan siswa
3) Pengawasan
 Pemantauan siswa
 Penilaian siswa

 Manajemen kepegawaian:
1) Perencanaan
 Analisis pekerjaan di sekolah
 Penyusunan formasi guru dan pegawai
 Perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru
2) Pengorganisasian
 Pembagian tugas guru dan pegawai
3) Pengerahan
 Pembinaan profesialisme guru dan pegawai. Selain mengikuti
KKG dan pembinaan keprofesian lainnya, guru dan pegawai
dibina dalam rangka meningkatkan kompetensi
keprofesionalannya oleh kepala sekolah kepada guru dan
tenaga kependidikan.
 Penggunaan karir guru dan pegawai
 Pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai
 Pengaturan perpindahan guru dan pegawai
 Pengaturan pemberhentian guru dan pegawai
4) Pengawasan
 Pemantauan kinerja guru dan pegawai
 Penilaian kinerja pemberhentian guru dan pegawai

33
 Manajemen dan Sarana / Prasarana Manajemen Sarana Dan
Prasarana
1) Perencanaan
 Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
 Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasana sekolah
2) Pegorganisasian
 Pendistribusian sarana dan prasarana sekolah
 Penataan sarana dan prasarana sekolah
3) Pengerahan
 Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan
efisien
 Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, di mana
pemeliharaan tersebut dilaksanakan oleh semua warga sekolah.
 Inventarisasi sarana dan prasarana sekolah yang diampu oleh
salah satu guru PNS di sekolah.
 Penghapusan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4). Pengawasan
 Pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah
 Penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sekolah
 Manajemen Keuangan
1) Perencanaan
 Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
( RAPBS ) oleh kepala sekolah dengan bendahara atau operator
sekolah.
2) Pengorganisasian
 Pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan
kebutuhan.
3) Pengerahan

34
 Pelaksanaan anggaran sekolah
 Pembukuan keuangan sekolah
 Pertanggung jawaban keuangan sekolah
4) Pengawasan
 Pemantauan keuangan sekolah
 Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah

 Manajemen Humas
1) Perencanaan
 Analisis kebutuhan keterlibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan sekolah
 Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat
2) Pengorganisasian
 Pembagian tugas melaksanakan program hubungan sekolah
dengan masyarakat
3) Pengerahan
 Menciptakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa
 Mendorong orang tua menyediakan lingkungan belajar yang
efektif
 Mengadakan komunikasi dengan tokoh masyarakat
 Mengadakan kerja sama dengan instansi pemerintah dan swasta
4) Pengawasaan
 Pemantauan hubungan sekolah dengan masyarakat
 Penilaian kinerja hubungan sekolah dengan masyarakat

 Manajemen Layanan Khusus


1) Perencanaan
 Analisis kebutuhan program layanan khusus bagi warga
sekolah
 Penyususnan program layanan khusus bagi warga sekolah
2) Pengorganisasian

35
 Pembagian tugas melaksanakan program layanan khusus bagi
warga sekolah
3) Pengerahan
 Pengaturan pelaksanaan program koperasi sekolah
 Pengaturan pelaksanaan program layanan khusus lainnya
4) Pengawasan
 Pemantauan program layanan khusus
 Penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah

36
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kepala sekolah sangat berperan penting dalam manajemen pendidikan di
sekolah. Komponen-komponen atau unsur-unsur serta wilayah yang menjadi
cakupan dari manajemen pendidikan di sekolah dikelola dengan baik dan
kepala sekolah dapat mempertangungjawabkannya. Sekolah dapat secara
berkelajutan meningkatkan mutu pendidikan yang mengacu pada kinerja
sekolah melalui deskripsi program yang terpola dalam cakupan manajemen
pendidikan di sekolah tersebut.

3.2 SARAN
Dalam melaksanakan manajemen pendidikan di sekolah, perlu dipersiapkan
kompetensi yang mumpuni karena dalam pengelolaan sekolah harus dapat
dipertanggungjawabkan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Hal ini sangat
diperlukan kepala sekolah yang memiliki karisma kepemimpinan yang baik
agar sekolah dapat meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan.

37
DAFTAR PUSTAKA
Asmendri. Teori Dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan
Sekolah/Madrasah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.

Damayant, W. R. (2018). KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SD


NEGERI .

Sulkifly, S. M. (2020, Oktober 14). Konsep Dasar Manajemen Pendidikan .

Suprawoto, N. (2010, Januari 18). Konsep Dasar Manajemen Sekolah Dasar


(bagian I) .

38

Anda mungkin juga menyukai