Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TELAAH KURIKULUM PAI

Disusun Oleh: Dr Wirdati, S.Ag, M.Ag

Disusun Oleh:

Nama : Fadhlurrahman Azizi

Semester : Dua (2)

NIM : 20329128

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


1. Pengertian Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum


oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan
agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti
bahwa kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai
dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengertian kurikulum
yang semakin luas membuat para pelaksana kurikulum memberikan batasan sendiri
terhadap kurikulum. Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi masalah
yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan
kurikulum didasarkan pada landasan dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Hal ini
dimaksudkan agar pengembangan kurikulum yang dilaksanakan sesuai dengan apa
yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional. Perwujudan prinsip, aspek dan
konsep kurikulum terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab
terhadap tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.

Oleh sebab itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan melaksanakan  
beberapa landasan dan prinsip-prinsip menjadi pedoman dalam pengembangan
kurikulum. Namum hal ini sering diabaikan oleh para pelaksana kurikulum,
sehingga pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal. Hal ini yang mendasari
penulis untuk menyusun makalah ini. Makalah ini memaparkan apa yang menjadi
landasan- landasan dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses pengembangan
kurikulum.

1. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat


strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan
yang kokoh dan kuat.

Dengan landasan yang kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat, yaitu program
pendidikan yang dihasilkan akan dapat menghasilkan manusia terdidik sesuai
dengan hakikat kemanusiannya, baik untuk kehidupan masa kini maupun
menyongsong kehidupan jauh ke masa yang akan datang.
Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum tidak
hanya diperlukan oleh para penyusun kurikulum ditingkat pusat (makro), akan tetapi
terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang
kurikulum ditingkat operasional (satuan pendidikan), yaitu para guru, kepala
sekolah, pengawas pendidikan (supervisor) dewan sekolah atau komite pendidikan
dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait (stacke holder).

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup


sentral dalam perkembangan pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang
kuat dalam pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-
manusia yang berkualitas. Adapun yang menjadi landasan dalam pengembangan
kurikulum yaitu:

1. Landasan Filosofis

Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan


mengidentifikasi landasan filsafat dan ilmplikasinya dalam mengembangkan
kurikulum. Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan,
yang disebut filsafat pendidikan. Filsafatmemberikan arah dan metodologi terhadap
praktik-praktik pendidikan, sedangkan praktik- praktik   pendidikan   memberikan  
bahan-bahan   bagi pertimbangan filosofis. Keduanya sangat berkaitan erat. Hal
inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus
diacu adalah Filsafat pendidikan pancasila. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan
arah sedangkan pelaksanaanya melalui pendidikan.

2. Landasan Psikologis

Landasan Psikologis dalam pengembangan kurikulum, yaitu akan membahas dan


mengidentifikasi landasan psikologis dan ilmplikasinya dalam mengembangkan
kurikulum. Dalam proses pendidikan yang tejadi adalah proses interaksi antar
individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya.
Kondisi psikologis sebenarnya merupakan karakter psiko- fisik seseorang sebagai
individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku interaksi dengan
lingkungannya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada dua landasan
psikologi yang mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Terdapat Sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu yang
dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum.

1. Aspek Ketakwaan
2. Aspek Cipta
3. Aspek Rasa
4. Aspek Karsa
5. Aspek Karya (Kreatif)
6. Aspek Karya (Keprigelan)
7. Aspek Kesehatan
8. Aspek Sosial
9. Aspek Individu
10. Landasan Sosial Budaya

Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan pendidikan


diharapkan muncul masyarakat-masyarakat yang tidak asing dengan masyarakat.
Dengan pendidikan diharapkan lahir manusia- manusia yangbermutu, mengerti, dan
mampu membangun masyarakat. Oleh sebab itu tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan masyarakat.

4. Landasan Yuridis

Kurikulum pada dasaranya adalah produk yuridis yang ditetapkan melalui keputusan
menteri Pendidikan Nasional RI. Sebagai pengejawantahan dari kebijakan
pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga legislatif yang mestinya mendasarkan
pada konstitusi/UUD. Dengan demikian landasan yuridis pengembangan kurikulum
di NKRI ini adalah UUD 1945 (pembukaan alinia IV dan pasal 31), peraturan-
peraturan perundangan seperti: UU tentang pendidikan (UU No.20 Tahun 2003),
UU Otonomi Daerah, Surat Keputusan dari Menteri Pendidikan, Surat Keputusan
dari Dirjen Dikti, peraturan-peraturan daerah dan sebagainya.

1. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum


pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip
yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri
prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu
lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang
berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga
akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu
pengembangan kurikulum. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002)
mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Prinsip relevansi

Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen


kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).

2. Prinsip Fleksibilitas

Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat


luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

3. Prinsip kontinuitas

Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara


horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi

Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan


waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
.

Anda mungkin juga menyukai