1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja. Pembekalan pengetahuan tentang
perububahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja
untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaaan.
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab. Manusia secara biologis memiliki kebutuhan seksual.
Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkanya menjadi kegiatan yang positif, agar
terhindar dari penyimpangan seksual yang berdampak pada Kehamilan Tidak Diinginkan.
3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan serta kewaspadaan terhadap masalah
remaja yang banyak ditemukan. Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan
berprilaku reproduksi yang sehat dalam pergaulan lawan jenisnya.
4. Persiapan pranikah. Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara
mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
5. Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya. Remaja perlu mendapatkan informasi
tentang hal ini, sebagai persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan remaja
dimas depan.
1. Membangun Kehidupan Remaja
Remaja merupakan masa rawan, karena berada dalam masa peralihan, dari masa kanak-kanak
ketika duduk disekolah dasar kemasa dewasa. Sebagai masa peralihan antara masa kanak-
kanak dan dewasa, terjadi perubahan yang sangat pesat secara fisik, psikologis dan sosial.
Perkembangan fisik menyamai orang dewasa, tetapi perkembangan kejiwaan dan sosialnya
belum dapat mengikuti perkembangan fisik yang pesat.
Ada tugas perkembangan yang perlu diselesaikan remaja, berkembang secara normal dan
manjadi dewasa sebagai berikut:
1. Mengembangkan hubungan yang memuaskan dengan kawan sebaya, baik dengan sesama jenis
maupun lawan jenis.
2. Mengembangkan jati dirinya sebagai mahluk hidup yang berjenis kelamin, yaitu sebagai laki-laki
atau perempuan
3. Menerima keadaan dirinya secara utuh
4. Membebaskan diri dari ketergantungan emosional terhadap orang tua dengan menjaga hubungan
yang akrab dan menghormati
5. Memilih dan menyiapkan perkawinan atau keluarga
6. Mengembangkan pengetahuan intelektual dan keterampilan serta mempersiapkan pekerjaan
7. Mengembangkan perilaku yang bertanggung jawab
8. Mengembangkan nilai, etika dan keharmonisan sebagai pedoman hidup.
Peran orang tua sangat dibutuhkan karena masa remaja cenderung bersifat pemberontak dan
melawan otoritas (orang tua, guru dan peraturan) dalam rangka mencari jati dirinya. Remaja
sering mencari jati dirinya dengan menerima nilai-nilai diluar orang tua seperti: guru, teman serta
tokoh yang dianutnya sebagai idola mereka. Akibatnya, sering terjadinya konflik bahkan
pertentangan nilai dengan orang tua. Kondisi demikian merupakan kondisi stres tersendiri bagi
remaja, yang dapat menimbulkan berbagai masalah yang kompleks termaksud penggunaan
Narkoba hing terjadinya perilaku seks berisiko.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, Tawuran, dan terlibat banyak
tindakan kriminal lainnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja yaitu
:
kurangnya kasih sayang orang tua.
kurangnya pengawasan dari orang tua.
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
dasar-dasar agama yang kurang
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
kebasan yang berlebihan
masalah yang dipendam
Pada era modern ini, orang tua lebih disibukkan dengan urusan pekerjaan dan berkarier.
Sehingga anak atau remaja kurang mendapatkan perhatian atau kasih sayang serta
pengawasan dari orang tua. Sebagai contoh : orang tua boleh saja membiarkan anak atau
remaja melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan orang
tua, remaja tersebut telah melewati batas yang sewajarnya, orangtua perlu memberitahu
anaknya dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila anak terus melakukan hal yang
sudah melewati batas tersebut.
Dan ketika orang tua otoriter maka kenakalan remaja akan muncul dalam arti ingin
memberontak. Sedangkan ketika orang tua permisif, remaja malah akan mencari-cari perhatian
dengan segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja.
Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat
tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa
gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
1. Pembinaan dan pembekalan kesehatan reproduksi remaja
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk memberikan informasi dan
pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, di samping
mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadaidan adanya motivasi untuk
menjalanimasa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan
dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.
1. Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja. Pembekalan pengetahuan tentang
perububahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan dan kematangan seksual akan memudahkan remaja
untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaaan.
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab. Manusia secara biologis memiliki kebutuhan seksual.
Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkanya menjadi kegiatan yang positif, agar
terhindar dari penyimpangan seksual yang berdampak pada Kehamilan Tidak Diinginkan.
3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan serta kewaspadaan terhadap masalah
remaja yang banyak ditemukan. Remaja memerlukan informasi tersebut agar selalu waspada dan
berprilaku reproduksi yang sehat dalam pergaulan lawan jenisnya.
4. Persiapan pranikah. Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara
mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
5. Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya. Remaja perlu mendapatkan informasi
tentang hal ini, sebagai persiapan bagi remaja pria dan wanita dalam memasuki kehidupan remaja
dimas depan.
1. Membangun Kehidupan Remaja
Remaja merupakan masa rawan, karena berada dalam masa peralihan, dari masa kanak-kanak
ketika duduk disekolah dasar kemasa dewasa. Sebagai masa peralihan antara masa kanak-
kanak dan dewasa, terjadi perubahan yang sangat pesat secara fisik, psikologis dan sosial.
Perkembangan fisik menyamai orang dewasa, tetapi perkembangan kejiwaan dan sosialnya
belum dapat mengikuti perkembangan fisik yang pesat.
Ada tugas perkembangan yang perlu diselesaikan remaja, berkembang secara normal dan
manjadi dewasa sebagai berikut:
1. Mengembangkan hubungan yang memuaskan dengan kawan sebaya, baik dengan sesama jenis
maupun lawan jenis.
2. Mengembangkan jati dirinya sebagai mahluk hidup yang berjenis kelamin, yaitu sebagai laki-laki
atau perempuan
3. Menerima keadaan dirinya secara utuh
4. Membebaskan diri dari ketergantungan emosional terhadap orang tua dengan menjaga hubungan
yang akrab dan menghormati
5. Memilih dan menyiapkan perkawinan atau keluarga
6. Mengembangkan pengetahuan intelektual dan keterampilan serta mempersiapkan pekerjaan
7. Mengembangkan perilaku yang bertanggung jawab
8. Mengembangkan nilai, etika dan keharmonisan sebagai pedoman hidup.
Peran orang tua sangat dibutuhkan karena masa remaja cenderung bersifat pemberontak dan
melawan otoritas (orang tua, guru dan peraturan) dalam rangka mencari jati dirinya. Remaja
sering mencari jati dirinya dengan menerima nilai-nilai diluar orang tua seperti: guru, teman serta
tokoh yang dianutnya sebagai idola mereka. Akibatnya, sering terjadinya konflik bahkan
pertentangan nilai dengan orang tua. Kondisi demikian merupakan kondisi stres tersendiri bagi
remaja, yang dapat menimbulkan berbagai masalah yang kompleks termaksud penggunaan
Narkoba hing terjadinya perilaku seks berisiko.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, Tawuran, dan terlibat banyak
tindakan kriminal lainnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja yaitu
:
kurangnya kasih sayang orang tua.
kurangnya pengawasan dari orang tua.
pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
dasar-dasar agama yang kurang
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
kebasan yang berlebihan
masalah yang dipendam
Dan ketika orang tua otoriter maka kenakalan remaja akan muncul dalam arti ingin
memberontak. Sedangkan ketika orang tua permisif, remaja malah akan mencari-cari perhatian
dengan segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja.
Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat
tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa
gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
Seks Bebas Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam masa kini, kehidupan remaja menjadi begitu memprihatinkan. Dengan karakter yang
serba ingin tahu dan ingin mencoba, tidak kalah pengalaman seksual pun menjadi hal besar
yang ingin dicapainya. Remaja berada pada tahap perkembangan baik secara fisik maupun
psikis dalam pertumbuhannya, maka remaja sebenarnya membutuhkan lingkungan yang
adaptif sebagai keadaan yang nyaman untuk bertanya dan membentuk karakter yang
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Dalam perspektif remaja terkait fenomena
seksual, muncul perasaan bahwa seks merupakan kegiatan yang menyenangkan dan puncak
daripada ekspresi cinta, merupakan sesuatu yang akan membahagiakan dan patut untuk
dicoba. Karena aspek-aspek inilah akhirnya banyak remaja yang menyerahkan dirinya pada
perilaku seks bebas. Sedikit diantara remaja kita yang mungkin mengetahui dampak daripada
fantasi seksual yang mereka terapkan. Karena minimnya informasi inilah, atau mungkin
karena keengganan remaja kita mengasup informasi tentang seks bebas terhadap dirinya,
yang membuat remaja memutuskan untuk bergelut dalam petualang seksual.
2. Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia
perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang- undang tentang perkawinan,
maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus
meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain).
3. Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan
seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki
kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.
Inilah dampak-dampak perilaku seks bebas yang diciptakan remaja terhadap dirinya sendiri bagi
kesehatan :
•Gangguan Fisik
Dari segi fisik, remaja belum kuat, tulang panggulnya masih terlalu kecil sehingga bisa
membahayakan proses persalinan. Oleh karena itu pemerintah mendorong masa hamil sebaiknya
dilakukan pada usia 20 – 30 tahun. Dari segi mental pun, emosi remaja belum stabil. Kestabilan
emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia
dewasa. Masa remaja, boleh di bilang baru berhenti pada usia 19 tahun. Dan pada usia 20 – 24
tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa muda atau lead edolesen. Pada masa ini,
biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka, kalau
pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin bertualang menemukan
jati dirinya.
B. Aborsi
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi
seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes,
Phd yaitu:
• Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
• Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
• Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
C. PMS
Berikut 7 jenis Penyakit menular seksual (PMS) yang ditularkan pria pada wanita yang dapat
menyebabkan sakit, bisa menimbulkan kemandulan dan juga kematian.
1. HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip dan menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada
dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu Penularan dapat terjadi melalui
hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut.
Kencing nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Meskipun sering tanpa gejala, infeksi bakteri ini dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil
dan mengeluarkan nanah setelah dua hingga sepuluh hari. Kalau tidak diobati, penyakit ini dapat
berkembang menjadi artritis, lepuh-lepuh pada kulit, dan infeksi pada jantung atau otak.
Gonore dapat disembuhkan dengan antibiotika. Pada pria, gejala GO termasuk nanah pada saluran
kemih dengan rasa panas saat berkemih. Gonorea yang tidak diobati atau ditangani dengan baik bisa
menyebabkan epididimitis, yaitu kondisi menyakitkan pada buah pelir dan bisa menyebabkan
kemandulan. Sedangkan pada perempuan, GO merupakan penyebab utama penyakit radang
panggul dan seperti klamidia, bisa menimbulkan infertilitas. GO membuat seseorang 3-5 kali
kemungkinannya mengalami HIV.
3. Klamidia
Klamidia termasuk salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) pada manusia. Penyakit ini
merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia. Istilah infeksi klamidia juga mengacu
pada infeksi yang disebabkan oleh setiap jenis bakteri Chlamydiaceae. Sebagai contoh, bakteri C
trachomatis hanya ditemukan pada manusia. Bakteri ini dapat merusak alat reproduksi manusia dan
penyakit mata. Kondisi ini mempunyai gejala mirip gonore, walaupun bisa juga muncul tanpa gejala.
Di Amerika, klamidia termasuk penyakit yang paling mudah diobati, tetapi mudah juga menginfeksi,
yaitu sekitar 4 juta orang setiap tahun. Penyakit ini dapat menyebabkan artritis parah dan
kemandulan pada pria. Seperti sifilis dan gonore, penderitanya dapat disembuhkan dengan
antibiotika.
Meskipun tidak menunjukkan gejala, klamidia dapat menimbulkan peradangan testikel, prostat,
maupun uretra. Konsekuensi bagi wanita lebih serius lagi. Infeksi yang tidak ditangani menjadi
penyebab utama penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, dan beberapa kejadian infertilitas.
Penelitian menunjukkan, 1 dari 8 perempuan yang ditangani untuk masalah klamidia mengalami
infeksi kembali dalam waktu setahun.
Virus herpes simpleks 1 dan 2 (HSV-1 dan HSV-2) adalah dua virus dari famili herpesvirus,
Herpesviridae, yang menyebabkan infeksi pada manusia. HSV-1 dan 2 juga merujuk pada virus
herpes manusia 1 dan 2 (HHV-1 dan HHV-2). Setelah infeksi, HSV menjadi tersembunyi, selama virus
ada pada sel tubuh saraf. Selama reaktivasi, virus diproduksi di sel dan dikirim melalui sel saraf akson
menuju kulit. Kemampuan HSV untuk menjadi tersembunyi menyebabkan infeksi herpes kronik’
setelah beberapa infeksi terjadi, gejala herpes secara periodik muncul di dekat tempat infeksi awal.
HSV-2 diduga yang menyebabkan sakit herpes genital oleh virus herpes simplex tipe 2, adalah infeksi
seumur hidup yang menyebabkan lecet-lecet pada alat kelamin yang biasanya datang dan pergi. Ada
pria yang tidak menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menulari orang lain. Acydovir
(Zovirox), sebuah obat yang diresepkan, dapat meringankan gejala-gejalanya, tetapi tidak
menyembuhkan. Lecet-lecet karena herpes tersebut bisa meningkatkan risiko tertular AIDS melalui
luka di darah.
Human Papillomavirus atau Virus papiloma manusia adalah virus yang menyerang kulit dan
membran mukosa manusia dan hewan. Lebih dari 100 jenis virus papiloma manusia telah
diidentifikasikan. Beberapa jenisa virus papiloma dapat menyebabkan kutil, sementara lainnya dapat
menyebabkan infeksi yang menyebabkan munculnya lesi. Semua HPV ditransmisikan melalui
hubungan kulit ke kulit.
Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), dan 33 persen
wanita dilaporkan punya virus tersebut,yang menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa
menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini. Virus itu diketahui
sebagai penyebab kanker leher rahim (serviks). HPV juga menyebabkan kutil genital dan
meningkatkan risiko kanker pada penis dan anus pada pria. Jutaan pria membawa virus tersebut dan
berisiko menularkan kepada pasangan seksualnya.
Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema
pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak
langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus). Gejala dan tanda dari
sifilis banyak dan berlainan. Sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan
penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya.
Penyakit Seksual Sifilis Raja Singa juga dikenal dengan nama Great Imitator karena gejala-gejala
awalnya mirip dengan gejala-gejala sejumlah penyakit lain. Sifilis sering dimulai dengan lecet yang
tidak terasa sakit pada penis atau bagian kemaluan lain dan berkembang dalam tiga tahap yang
dapat berlangsung lebih dari 30 tahun.
Secara umum, penyakit ini dapat membuat orang yang telah berumur sangat menderita, karena
dapat mengundang penyakit jantung, kerusakan otak, dan kebutaan. Apabila tidak diobati, penyakit
ini juga dapat menyebabkan kematian. Kira-kira 120.000 orang di AS tertular sifilis tiap tahun.
Untunglah, obat efektif untuk mengatasi sifilis telah ditemukan. Pencegahan penyakit itu belum
terbukti mudah. Sifilis yang tidak ditangani dengan baik bisa merusak otak, sistem kardiovaskular,
dan organ dalam tubuh. Lebih dari itu, memiliki sifilis berarti meningkatkan bahaya terinfeksi
HIV/AIDS setidaknya 2-5 kali lipat.
Jengger ayam atau kutil di kelamin ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan
kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil yang terjadi dapat dihilangkan melalui
operasi atau dibakar, atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat datang
kembali.
A. Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap
keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi
akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
Dengan kata lain, secara psikologis kedua bentuk depresi sama – sama berbahaya. Remaja wanita
yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan, karena jiwa dan fisiknya belum
siap. Risiko lainnya adalah keselamatan fisik, mental, dan trauma reproduksi berupa kerusakan alat
reproduksi dan trauma psikologis berupa nyeri saat berhubungan seks (Dispareunia) maupun trauma
sosial.
Referensi : http://beeatynure.wordpress.com/2011/11/12/dampak-seks-bebas-bagi-kesehatan/