Fisnish Askep CT
Fisnish Askep CT
Disusun Oleh :
Lidia (742003.S.19016)
Nurhayati (742003.S.19023)
Rena ( 742003.S.19029)
Dalam Penyusunan makalah ini, tidak luput dari berbagai kendala. kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
terwujudnya kesempurnaan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
A. Definisi.............................................................................................................................6
E. Etiologi.............................................................................................................................8
G. Pohon Masalah.................................................................................................................9
I. Pengkajian Keperawatan................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................13
A. Pengkajian......................................................................................................................13
B. Format Analisa Data.......................................................................................................22
BAB IV......................................................................................................................................30
PENUTUP.................................................................................................................................30
A. Kesimpulan....................................................................................................................30
B. Saran..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Citra tubuh adalah sikap individu yang disadari atau tidak disadari
terhadap tubuhnya termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang
tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Citra tubuh merupakan sikap
individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi
performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang
ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2014). Pandangan realistis terhadap
diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar
dari rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu
terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara dinamis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan gangguan citra tubuh?
2. Apa etiologi pada gangguan citra tubuh?
3. Bagaimana manifestasi pada citra tubuh?
4. Apa factor-faktor yang mempengaruhinya?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada gangguan citra tubu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi gangguan citra tubuh
2. Untuk mengetahui etiologi dari gangguan citra tubu
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari gangguan citra tubuh
4. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari gangguan cittra
tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu
secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang kontak secara terus menerus
( anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh.Pandangan
ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang
diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat
mantap dalam menjalani kehidupan.
E. Etiologi
1. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
2. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan,
pemasangan, alat di dalam tubuh
3. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan
pemasangan
4. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh
5. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
6. Makna dan objek yang serang kontak : penampilan dan dandanan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien (infuse, traksi, respriator, suntik,
pemeriksaan tanda vital, dll)
G. Pohon Masalah
(Keliat, 2005)
1. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, minsalnya tidak puas dengan
operasi.
2. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya saat tidak berfungsi.
3. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
4. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh
terganggu.
5. Sering mengulang- ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
6. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
Obyektif :
1. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
2. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
3. Menolak melihat bagian tubuh.
4. Menolak menyentuh bagian tubuh .
5. Aktivitas sosial menurun.
6. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
7. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
I. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien : nama, umur, alamat dll.
2. Alasan masuk
3. Faktor Predispdsisi dan Presipitasi
4. Pengkajian fisik
5. Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri : Gambaran diri atau citra tubuh, Identitas Diri, Peran Diri,
Ideal Diri, Harga Diri
c. Hubungan Sosial
d. Spiritual : Nilai, Keyakinan dan Ibadah
6. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik : Hipomotorik, Hipermotorik, TIK, Agitasi,
Grimaseren, Tremor atau Kompulsif
d. Alam Perasaan
e. Afek
1) Dari mana datangnya afek di dapatkan?
2) Jenis Afek : Appropriate atau inappropriate
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
h. Proses berpikir : Sirkumtansial, Tangensial, Kehilangan asosiasi, Flight
of Ideas, Blocking, Reeming, Perseverasi
i. Isi Pikir (dapat di ketahui dari?) : Obsesi, Phobia, Ide terkait,
Depeersonalisasi, Waham (agama, somatik, kebesaran, curiga, nihilistic,
hipokondria, magik mistik) atau Waham yang bizar (ada berapa)
j. Tingkat kesadaran dan Orientasi
1) Kesadaran Pasien (bingung, sedasi, atau stupor)
2) Orientasi terhadap waktu, tempat, orang
k. Memori (Gangguan daya ingat jangka panjang,Gangguan daya ingat
jangka pendek, Gangguan daya ingat saat ini, Konfabulasi )
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung (mudah dialihkan, tidak mampu
berkomunikasi, atau tidak mampu berhitung )
m. Kemampuan Penilaian (gangguan kemampuan penilaian ringan,
gangguan penilaian hermaka)
n. Daya Tilik Diri
7. Masalah Psikososial da Lingkungan
8. Pengetahuan
9. Aspek Medik
1) Diagnosa Medis
2) Program terapi obat yang diberikan
b. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan klien belum pernah menerima pengobatan
sama sekali setelah kejadian tersebut karena klien menolak untuk keluar
rumah karena malu bertemu dengan orang orang sekitar dan merasa
semua orang telah membicarakan keadaan fisiknya yang sudah tidak
seperti dulu lagi.
c. Riwayat penganiayaan
Klien mengatakan pernah di pukul pada saat klien melakukan kesalahan
pada saat bekerja pada awal tahun 2020.
d. Riwayat anggota keluarga gangguan jiwa keluarga klien mengatakan
bahwa keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan selama bekerja tidak pernah mengalami kejadian
tersebut dan baru pertama kali di majikan yang sekarang mengalami
kejadian seperti ini
5. Fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/80mmHg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,4oC
Pernapasan : 20x/menit
b. Ukur
Berat badan : 65kg
Tinggi badan : 150cm
c. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak mempunyai keluhan fisik
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
6. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri
Klien mengatakan tubuhnya sudah tidak sempurna lagi, ia merasa
jelek dan tidak disukai banyak orang.
2) Identitas diri
Klien mnegataka klien sudah menikah, klien anak kedua dari
3bersaudara dan mempunyai anak 3orang anak dari pernikahan
tersebut.
3) Peran
Peran klien dalam keluarga adalah klien anak kedua dari
3bersaudara, klien bekerja membantu suaminya, namun setelah
dirawat di RSJ klien tidak memperdulikan perannya.
4) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan segera
pulang, karena klien ingin kembali layaknya orang sehat.
5) Harga diri
Klien merasa sedih setelah kejadian tersebut takut memulai
pekerjaan lagi dan merasa bayang-bayang tersebut selalu
menghantui dirinya dan menemuinya disaat tidur.
Masalah keperawatan : Halusinasi
b. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
keluarganya. Keluarganya adalah orang yang mengerti dan
memahami klien.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat
yang ada dilingkungan tempat tinggalnya.
3) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ia malu berhubungan dengan orang lain, karena
menurut klien tetangganya sering menceritakan hal-hal mengenai
dirinya akibat kejadian tersebut.
Masalah keperwatan : isolasi social
c. Spiritual
1) Nilai dan kenyakinan
Klien mengatakan bahwa ia dimasukan ke RSJ karena sering
melamun sendiri dan mengurung diri dikamer, namun klien tidak
mengetahui bahwa klien mengalami gangguan jiwa, klien meyakini
dirinya sehat.
2) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan
ibadah sholat 5 waktu. Begitu juga saat masuk RSJ klien tidak pernah
sholat 5 waktu.
7. Status mental
a. Penampilan
Dalam berpakaian, klien terlihat kurang rapih. Rambut klien tidak tertata.
Klien nampak kusam, lesu, dan kuku klien tampak kotor. Klien
mengatakan ia mandi dua kali sehari namun tidak pernah pakai sabun
dan shampo.
Masalah keperawatan : defisit keperawatan diri
b. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pmbicaraan terlebih dahulu pada lawan
bicara. Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja, terkadang
pembicaraan imkoheren dengan pertanyaan yang diajukan.
Masalah keperawatan : isolasi sosial dan kerusakan komunikasi verbal
c. Aktifitas motorik
Klien berbincang- bincang, kontak mata klien kurag, klien lebih banyak
diam ketika tidak ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalah keperawatan : isolasi mandiri
d. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena takut merepotkan keluarganya
karena dia tidak bisa bekerja lagi dan pernah masuk RSJ selain itu
menganggap dirinya tidak sempurna dan tidak baik seperti dulu lagi dan
tetagganya sering membicarakan dia karena fisiknya yang tidak tidak
lagu sempurna seperti dulu lagi dan dianggap buruk oleh lingkungannya,
klien mengatakan dirinya malu bila bertemu orang lain.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
e. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan
seperlunya, terkadang dia merasa seperti ada suara maikannya yang
selalu memerahi dia pada saat melakukan kesalahan.
Masalah keperawatan : halusinasi
f. Interksi selama wawancara
Klien sering kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata, klien
berbicara hanya saat diberi pertanyaan oleh perawat, selain itu klien
kembali diam, mudah diahlikan bila ada klien lain, pembicaraan kacau,
terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : kerusakan interkasi sosial
g. Persepsi
Klien mengatakan ia ketakutan karena dia mendengar ada majikannya
yang selalu memarahi dia, klien mengatakan suara-suara itu adalah suara
wanita, kliem mengatakan suara itu sedang memarahi dia dengan kata-
kata kasar, dan sering suara itu terdengar saat dia sedang melamun,
namun perawat saat ini belim pernah melihat tanda-tanda klien
berhalusinasi auditori seperti berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori
h. Proses pikir
Klien terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih
suka menyendiri, saat interaksi selama wawancara kontak mata klien
tidak fokus, dialihkan bila ada klien lain, pembicaraan kacau kadang
tidak jelas.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
i. Isi pikir
Klien saat ini berpikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini
berkelakuan tidak baik terhadap keluarganya karena sering mengurung
diri dikamer.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
j. Tingkat kesadaran
1) Waktu : klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ dan dia
mengerti kapan saja waktu ia harus mandi
2) Tempat : klien mengetahui saat ini berada di RSJ
3) Orang : klien sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan,
didalam ruangan pun klien hanya hafal nama orang 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : gangguan proses pikir
k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi.
Klien masih mengingat jam berapa ia bangun tadi, klien juga ingat tahun
berapa ia berenti bekerja.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
l. Tingkat konsentrasi
Klien dapat berhitung dengan baik, saat diberi soal penambahan, klien
mampu menjawab dengan baik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui
bahwa sebelum dirawat perbuatannya klien tidak baik yang selalu
mengurung diri tanpa adanya interaksi oleh anggota keluarganyaa dan
memilih berdiam dikamar sendirian.
Masalah keperawatan : tidak diketahui
8. Keperluan persiapan pulang
a. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri
tanpa bantuan orang lain, klien mengatakan sering menghabiskan porsi
makanan yang disediakan.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
b. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB/BAK dikamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
c. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2kali dengan menggunakan alat
mandi yang benar, dan selalu menggosok giginya dan membersihkan
badannya menggunakan sabun.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
d. Berpakaian dan berhias
Klien tidak tampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari
satu kali dan menggantinya sendiri, rambut tertata rapih
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
e. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan jadwal jadwal tidur siang dan malam tidak menentu,
tapi biasanya :
Tidur siang : 12.30-13.30
Tidur malam : 20.00-03.30
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
f. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur
dengan dosis yang benar. Klien tidak tau jenis dan manfaat obat yang
diminum.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila
menurut klien sakitnya biasa saja, klien tidak pergi ke dokter. Dan saat
ini klien mengatakan rutin meminum obat yang diminumnya sesuai
dengan apa yang diberikan oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
h. Kegiatan diluar rumah
Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan
hanya pergi kepasar dan pulang tidak lama setelah pergi kepasar. Dan
klien berdiam diri dirumah.
Masalah keperawatan : isolasi mandiri
9. Mekanisme koping
a. Adaptif
Klien hanya berbicara dengan perawat saja.
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika ada masalah terhadap pekerjaannya klien selalu
menangis dan mencari jalan keluarnya sendiri. Jika klien mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri klien akan diselesaikan sendiri, jika
tidak klien hanya berdiam diri dan merenungi masalah yang ia hadapi
dan selalu mendengar omongan-omongan dari majikannya tersebut.
Masalah keperawatan : halusinasi
10. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok
Klien mendapat hubungan dari keluarganya walaupun dirawat di RSJ.
Hal ini dibuktikan dengan datangnya keluarga klien untuk mrenjenguk.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien termasuk orang yang pendiam, namun pada saat keluar rumah
klien cukup kooperaktif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
tetangganya lontarkan kepadanya pada saat beliau belum mengalami
kejadian tersebut.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
c. Masalah dengan pendidikan
Klien lulus sekolah dasar, klien tidak melanjutkan ke pendidikan sekolah
menengah ke atas karena bermasalah dalam biaya.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
d. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan berhenti menjadi ART (asisten rumah tangga) setelah
mengalami kejadian yang menimpanya yaitu disiram air panas, dan
setelah itu klien merasa malu karena luka yang diderita mengakibatkan
fisik dirinya tidak sempurna lagi.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
e. Masalah dengan perumahan
Klien mengatakan dirinya tinggal dengan suami dan anaknya dan beserta
ibu dan bapanya.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
f. Masalah ekonomi
Klien mengatakan dirinya kekurangan sehingga klien bekerja sebagai
asisten rumah tangga.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan belum pernah di rawat di RSJ, dan sekarang adalah
kali pertama klien dirawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
Data Problem
Objektif :
- Tidak fokus
Subjektif : Gangguan CitraTubuh
Objektif :
P : intervensi
selesai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang
dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang
realistis terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih merasa
aman,sehingga terhindar dari perasaan cemas dan meningkatkan harga diri.
Individu yang realistis & konsisten terhadap gambaran dirinya akan
memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses
dalam kehidupan. Banyak factor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang,
seperti munculnya stressor yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Stressor
tersebut berupa operasi seperti amputasi,luka operasi yang semuanya merubah gambaran
diri.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukuran , bentuk, struktur,fungsi,ketebatasn,makna dan objek yang sering
kontak dengan tubuh. Factor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu kegagalan fungsi
tubuh,perubahan tbuh berkaitan,umpan balik interpersonal yang berkaitan,standard social
budaya dan lainya.
B. Saran
1. Bagi Perawat
Diharapkan agar dapat meningkatkan ketrampilan dalam memberi asuhan
keperawatan serta pengetahuan khususnya gangguan citra tubuh,sehingga dapat
memebrikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi edukator yang
baik bagi klien dan keluarga.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar dapat memahami isi dari makalah ini sehingga dapat menerapkan
praktik asuhan keperawatan dengan masalah gangguan citra tubuh di rumah sakit jiwa
dengan baik dan benar, serta mempermudah masyarakat awam untuk mengetahui
tentang gangguan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa Amplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graham Ilmu.
Dalami, E. (2010). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.
Herman, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa . Yogyakarta: Nuha Medika.
Nasir, A. d. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurjannah, I. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Moca Media.