OLEH :
IDHAM HALID
NPM : 13.7010200.045
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. M DENGAN
GLOMERULONEFRITIS AKUT DI RUANG ANGGREK B RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH TARAKAN
OLEH :
IDHAM HALID
NPM: 13701020045
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmnat dan
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam
ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat dan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis ingin mengucapkan
2. dr. Wiranegara Tan, SIP, MM, P. Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
3. Hendy Lesmana, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku Pjs Dekan Fakultas Ilmu
4. Alfianur, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku Pjs Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas
8. Sulidah, S.Kep.,Ns.M. Kep, selaku selaku dosen penguji I pada Ujian Akhir
Prody dan penguji III yang telah memberikan bimbingan, masukan, serta
10. Bapak/ibu dosen dan staff Diploma III Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
11. Kepala ruangan beserta seluruh staff di Ruang Anak Anggrek B Rumah Sakit
12. Keluarga klien An. M yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam
13. Kepala Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dan seluruh
14. Ibu dan Kakak saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya baik
15. Keluarga yang dengan penuh kesabaran dalam memberikan dukungan baik
moril maupun materi yang tak ternilai harganya kepada penulis selama
16. Rekan-rekan departemen anak yang sudah banyak memberikan bantuan dan
Akhir ini.
sempurna dan masih banyak membutuhkan perbaikan, oleh karena itu penulis
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
BAB 1 : PENDAHULUAN
2.1.1 Pengertian........................................................................ 6
2.2.3 Perencanaan..................................................................... 16
BAB 4 : PEMBAHASAN
4.2. DiagnosaKerperawatan............................................................. 59
BAB 5 : PENUTUP
KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2 Pola perubahan nutrisi tiap tahap sampai nutrisi saat ini ...................
DAFTAR BAGAN
DAFTAR SINGKATAN
A : Analisa
An : Anak
g/Dl : Gram/desiliter
HCT : Hematokrit
HGB : Hemoglobin
Ht..% : Hematokrit/persen
IgA : Imunoglobulin A
Mg : mili gram
mm3 :
Trombosit/milimeter kubi
mm3 :
Leukosit/milimeter kubik
O : Objektif
P : Planning
RR : Respirasi
S : Subjektif
xiv
TD : Tekanan Darah
℃ : Derajat Celcius
1
BAB 1
PENDAHULUAN
dengan mengusahakan pelayanan yang lebih luas, lebih merata dan lebih
bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan keperawatan (Depkes RI, 2000).
24, perawat diartikan sebagai seseorang yang mempunyai dasar ilmu keperawatan
Menurut Wong (2009), GNA sering juga disebut sebagai indrom nefrotik.
peradangan pada kapiler glomerulu yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh
hemodialisis (39,9%), diikuti oleh diabetes mellitus (17,5%) dan obstruktif ginjal
Berdasarkan data dari RSUD Tarakan salah satu daerah kaltara angka
kejadian penyakit Glomerulonefritis Akut pada tahun 2012 sampai tahun 2015
tidak ditemukan, sedangkan pada bulan Juni tahun 2016 ditemukan 1 kasus.
3
1.2 Tujuan
Glomerulonefritis Akut.
Akut.
Glomerulonefritis Akut.
Ruang Anggrek B Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dari tanggal 21 Juni
deskriptif dengan tipe studi kasus, yaitu memberi gambaran keadaan yang sedang
klien dan keluarga, menanyakan atau membuat tanya jawab yang berkaitan
dengan masalah yang di hadapi oleh klien biasa juga di sebut dengan
dengan klien.
auskultasi.
catatan perawat klien, catatan medis, catatan perawat dan catatan tim kesehatan
mempelajari literatur yang berkaitan dengan penulisan Laihan tugas akhir ini.
5
Bab satu yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan,
Bab dua yaitu landasan teori yang berisi tentang konsep dasar medis yang
meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi sistem pencernaan, etiologi, tanda dan
KDM.
Bab empat yaitu pembahasan yang mengurai kesenjangan antara teori dan
evaluasi keperawatan.
Bab lima yaitu penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Menurut Wong (2009), GNA sering juga disebut sebagai indrom nefrotik.
peradangan pada kapiler glomerulu yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh
Glomerulonefritis Akut adalah penyakit yang yang disebabkan oleh virus maupun
dan mengeluarkan dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama
untuk mempertahankan homeostatis. `Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal, dua
2.1.2.1 Glomerulus
(1) Setiap sel pedosit melekat pada permukaan luar kapilar glomerulus
lainnya.
(3) Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah
dalam kapiler glomerular dari ruang dalam kapsul bowman, Barier ini
menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang kaya akan
yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam, dan
1) Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.
3) Macula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium salimg bekerja sama
tekanan darah.
tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks
minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal,
urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih (Ethel sloane, 2003).
10
2.1.3 Etiologi
sekunder dari infeksi streptococcus yang mengenai saluran pernapasan atas atau
kulit dan sering kali pada anak-anak usia sekolah. Laki-laki lebih tinggi daripada
2.1.4 Patofisiologi
proliferasi sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang
kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi mengecil yang mana akan
kapiler. Sehingga molekul yang besar seperti protein diekskresikan dalam urine
(Suriadi, 2006).
4) Edema.
6) Renal insufficienci.
7) Hipertensi.
9) Mungkin demam.
5) Kultur sampel atau apusan dari alat pernafasan bagian atas untuk identifikasi
mikroorganisme.
6) Biopsi ginjal.
2.1.7. Penatalaksanaan
2) Antihipertensi.
3) Diuretik.
Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kg BB/hari).
Makanan yang dianjurkan : daging, ikan, telur maksimal 1 butir sehari, semua
kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur.
Makanan yang tidak dianjurkan : otak, ginjal, lidah, sarden, daging dan ikan
12
yang diawetkan dengan garam dapur, daging asap, bacon, dendeng, ikan
5) Rendah garam
2.1.8 Komplikasi
1) Kerusakan ginjal.
2) Oliguri.
3) Ensefalopati hipertensi.
2.2.1 Pengkajian
lalu dan untuk mengevaluasi pola koping klien sekarang dan masa lalu (Nanda,
2012).
13
2) Sirkulasi. Ditemukan gejala hipertensi, adapun dengan tanda nadi kuat, edema
5) Nyeri / Ketidaknyamanan. Gejala yang ditemukan adalah nyeri tubuh dan sakit
7) Keamanan. Gejala yang ditemukan adalah adanya reaksi transfusi dengan tanda
8) Riwayat tumbuh kembang anak menurut Wong (2008) antara lain: Pada usia
anak 1-4 tahun perkembangan motorik anak yaitu berjalan tanpa jatuh, duduk
sendiri di kursi kecil, menyusun tumpukan dengan tiga kubus. Adaptasi anak
yaitu mengeluarkan kancing dari botol, meniru coretan dengan pola lurus.
(tripolar).
Anak dapat duduk, berdiri, berjalan, bermain dan minum dari botol tanpa
ditolong oleh orang tua. Pada tahap ini mulai terjadi sikap malu-malu dan
6) Denver
a) Psikoseksual
b) Motorik halus
tengah.
c) Bahasa
15
bel.
d) Motorik kasar
Anak mampu menumpu beban pada kaki, duduk dengan kepala tegak,
gerakan seimbang.
dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah aktual
Tipe diagnosa keperawatan menurut Nursalam (2008) dibagi menjadi lima antara
lain:
2) Diagnosa keperawatan resiko dan resiko tinggi (risk and high-risk nursing
masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau
hampir sama.
diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala adanya faktor resiko
(Padila, 2012).
Menurut Suriadi (2006) bahwa diagnosa yang dapat muncul pada teori
diantaranya :
(kelelahan/keletihan).
aktivitas.
berikut :
Perencanaan adalah bukti tertulis dari dua atau tiga proses keperawatan yang
intervensi untuk hasil yang diharapkan dan menangani masalah atau kebutuhan
klien.
protein.
Intervensi:
(kelelahan/keletihan).
Intervensi :
Rasional:
istirahat tidur.
sakit.
tingkat aktivitas.
19
Intervensi :
tubuh.
Rasional: mendeteksi tanda yang sudah terjadi atau yang akan terjadi.
kering.
Intervensi:
2) Kaji membran mukosa dan turgor kulit setiap pergantian dinas untuk
monitor dehidrasi.
20
perubahan.
hospitalisasi.
Intervensi:
perkembangan anak.
21
mengurangi kecemasan.
berkurang.
2.1.4 Implementasi
positif yang diharapkan dari klien atau tindakan yanng harus dilakukan oleh
1) Independen
oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan
lainnya.
klien.
2) Interdependen
3) Dependen
2.1.5 Evaluasi
atau perilaku yang dapat diamati dan dipantau menentukan apakah hasilnya sudah
tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah ditentukan (Doenges, 2000).
membandingkan hasil akhir dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah dibuat
yaitu:
klien pada akhir tindakan keperawatan klien. Tipe evaluasi dilaksanakan pada
Proteinuri
Hipovolemia Imunitas
Edema Oliguria
Perubahan status
kesehatan Kerusakan Kelebihan
integritas volume cairan
kulit
Kecemasan
Retensi cairan di abdomen
Mual muntah
Nutrisi kurang dari Anoreksia
kebutuhan tubuh
Pembentukan eritrosit
Hb
Intoleran aktivitas
Price & Wilson (2002)
BAB 3
LAPORAN KASUS
Adapun pelaksanaan asuhan dilakukan tahap demi tahap yang dimulai dari
3.1 Pengkajian
Klien bernama An. M, tempat tanggal lahir ; Tarakan, 5 Mei 2014 dengan
usia 2 tahun 1 bulan, jenis kelamin perempuan, agama kristen protestan, alamat
Jalan P. Haji Iskandar RT 13, masuk rumah sakit pada tanggal 20 juni 2016,
SMA, agama kristen protestan, pekerjaan IRT, alamat Jalan P. Iskandar RT. 13.
Saat dikaji pada tanggal 21 juni 2016 ibu klien mengatakan saat anaknya
mengatakan kelopak mata anaknya membengkak, saat pagi kelopak mata anaknya
bertambah bengkak, ibu klien mengatakan anaknya sering pusing, ibu klien
mengatakan tidak mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya, terdapat urine
permenit.
1) Prenatal Care
puskesmas, ibu klien mengatakan keluhan saat hamil adalah mual, muntah dan
pusing selama hamil, ibu klien mengatakan selama hamil tidak ada
mengkonsumsi obat-obatan, ibu klien mengatakan tidak pernah terkena sinar, ibu
klien mengatakan berat badan naik 10 kg selema hamil, ibu klien mengatakan
darah O.
2) Natal
lama persalinan 4 jam dengan persalinan normal, ibu klien mengatakan penolong
saat bersalin adalah bidan di rumah sakit, ibu klien mengatakan tidak diberikan
perangsang saat persalinan, ibu klien mengatakan tidak ada komplikasi saat
melahirkan.
27
3) Post Natal
Ibu klien mengatakan berat badan anaknya saat lahir 3750 gram dengan
panjang badan 51 cm, ibu klien mengatakan anaknya tidak menderita penyakit
kuning dan kebiruan saat lahir, ibu klien mengatakan anaknya pernah demam,
batuk dan pilek, ibu klien mengatakan anaknya pernah jatuh dari ranjang
sebanyak 3 kali kira-kira 6 bulan yang lalu, ibu klien mengatakan anaknya selalu
diberi obat dengan resep dokter, ibu klien mengatakan perkembangan anaknya
Ibu klien mengatakan orang, bapaknya dan suaminya tidak ada yang
3.1.5 Genogram
? ? ?
? ? ? ? 28 ? ? ? ? 30 ? ?
7 2
Keterangan :
badan klien 11 kg, tinggi badan klien 90 cm, waktu tumbuh gigi 8 bulan, dan gigi
Ibu klien mengatakan anaknya berguling saat usia 4 bulan, duduk pada
usia 6 bulan, merangkap pada usia7 bulan, berdiri pada usia 8 bulan, berjalan pada
usia 9 bulan, senyum kepada orang lain pertama kali pada usia 2 bulan, bicara
pertama kali pada usia 7 bulan dan belum bisa berpakaian tanpa bantuan.
2) Cara pemberian
3) Lama pemberian
tahun 6 bulan.
1) Alasan pemberian
2) Jumlah pemberian
3) Lama pemberian
3.1.8.3 Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahap Usia Sampai Nutrisi Saat Ini
mengatakan tinggal di lingkungan desa, ibu klien mengatakan rumahnya tidak ada
dengan tetangga.
Ibu klien mengatakan anaknya ikut kegiatan sekolah minggu di gereja tempat
beribadah.
anaknya, ibu klien mengatakan perasaan saat ini cemas terhadap kondisi anaknya,
ibu klien mengatakan selalu menemani anaknya di rumah sakit, ibu klien
mengatakan tinggal bersama 2 anaknya, suami dan sepupu, klien terlihat takut dan
1) Nutrisi
a. Sebelum Sakit
tumis dan tempe goreng, ibu klien mengatakan anaknya makan 3 kali
ibu klien mengatakan tidak ada pembatasan pola makan untuk anaknya,
ibu klien mengatakan memberi makan anaknya dengan cara disuapi, ibu
makan.
b. Saat Sakit
mengatakan anaknya makan sayur, bubur dan diet dari gizi dengan porsi
dihabiskan, ibu klien mengatakan anaknya makan 3 kali sehari, ibu klien
mengandung garam.
2) Cairan
a. Sebelum Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya senang minum air putih, ibu
b. Saat Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya senang minum air putih, ibu
3) Eliminasi
32
a. BAB
a) Sebelum Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya BAB di WC, ibu klien
mengatakan anaknya BAB 1-2 kali sehari, ibu klien mengatakan tidak ada
b) Saat Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya belum BAB selama dirawat di
rumah sakit.
b. BAK
a) Sebelum Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya BAK 5-7 kali sehari, ibu
klien mengatakan anaknya BAK di WC, ibu klien mengatakan warna urine
b) Saat Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya BAK 4 kali sehari, ibu klien
warna urine anaknya merah dan hari ini berwarna keruh, ibu klien
tampung 55 cc.
4) Istirahat Tidur
a. Sebelum Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya tidur siang selama kurang
lebih 1 ½ jam pada jam 13.00 sampai 14.30, ibu klien mengatakan
anaknya tidur malam dari jam 21.00 sampai jam 06.00, ibu klien
b. Saat Sakit. Ibu klien mengatakan anaknya tidur malam pada jam 21.00
sampai jam 06.00 pagi, ibu klien mengatakan sebelum tidur menganjurkan
33
anaknya untuk berdoa terlebih dahulu, ibu klien mengatakan anaknya tidak
5) Personal Hygiene
ibu klien mengatakan menggunting kuku anaknya jika sudah panjang, ibu
b. Saat Sakit. Ibu klien mengatakan hanya menyeka anaknya 1 kali sehari,
b. Saat sakit. Ibu klien mengatakan saat di rumah sakit anaknya hanya di
2) Tanda-tanda vital
3) Antropometri
34
4) Lingkar kepala : 36 cm
5) Lingkar dada: 39 cm
6) Lingkar perut: 40 cm
7) Pemeriksaan fisik
simetris kanan dan kiri, tidak ada sekret, tidak ada polip, septum
patensi jalan napas baik, tidak ada nyeri tekan pada sinus dan
jantung, batas jantung ics 2-3, batas kanan jantung linea sternalis
tampak kotor, tidak ada tonsilitis, bibir klien lembab, tidak ada
lesi dan tidak ada kelainan pada mulut dan bibir, bentuk perut
4) Sistem muskoloskeletal
klien terlihat kuat saat berjalan. Pada saat dilakukan palpasi yaitu
5 5
5) Sistem endokrin
pembesaran kelenjar.
36
6) Sistem integumen
7) Sistem reproduksi
8) Sistem perkemihan
pemeriksaan
1) Denver
berikut :
a) Psikoseksual
b) Motorik halus
Anak dapat mengikuti lewat garis tengah dan mengikuti ke garis tengah.
c) Bahasa
38
Anak dapat berteriak, tertawa, ooo/aah, bersuara dan reaksi terhadap bel.
Anak dapat menoleh ke bunyi icik-icik, menoleh kearah suara, satu silabel,
d) Motorik kasar
Anak mampu menumpu beban pada kaki, duduk dengan kepala tegak,
kepala terangkat 90º, kepala terangkat 45º, mengangkat kepala dan gerakan
seimbang. Dada terangkat, menumpu beban pada kaki, bengkit kepala tegak,
Setelah dilakukan pengkajian pada klien An. M ditemukan data anak tidak
BAB dan BAK di sembarang tempat, tapi BAB dan BAK di wc.
Setelah dilakukan pengkajian pada An. M ditemukan data anak dapat duduk,
berdiri, berjalan, bermain dan minum dari botol tanpa ditolong oleh orang tua.
Pada saat pemeriksa berbicara dan bertanya pada klien maka klien akan
3.1.15 Terapi
1) Data Subjektif
39
d. Ibu klien mengatakan anaknya kecing berdarah sejak hari senin dan
berwarna merah
sakit
anaknya
2) Data Objektif
f. TTV:
Suhu : 35,6℃
Nadi : 98 x/permenit
Respirasi : 21 x/permenit
1) Data subjektif
2) Data objektif
1) Data subjektif
2) Data Objektif
a. 100/80 mmHg
1) Data subjektif
a. Ibu klien mengatakan anaknya kencing berdarah sejak hari senin dan
berwarna merah
2) Data objektif
41
a. TTV
S : 35,6℃
N : 98 x/permenit
R : 21 x/permenit
1) Data subjektif
rumah sakit.
2) Data objektif
1) Data subjektif
2) Data objektif
Proteinuri
Hipovolemia Imunitas
Resiko infeksi
Aliran darah ginjal
Perubahan perfusi
jaringan ginjal
Sekresi aldosteron Sekresi ADH
Oliguri
Edema anasarka
ginjal.
penyakit.
terpajan informasi.
3.3 Perencanaan
1) Diagnosa keperawatan 1
output dengan kriteria hasil : kelopak mata tidak bengkak dan dapat
Intervensi :
a. Kaji edema perifer, timbang BB, ukur TTV, ukur intake dan output tiap 24
jam.
2) Diagnosa keperawatan 2
diharapkan tidak terjadi perubahan perfusi jaringan ginjal dengan kriteria hasil:
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pusing dan TD dalam batas normal.
Intervensi :
a. Kaji tekanan darah tiap 6-8 jam dan perhatikan adanya edema.
3) Diagnosa keperawatan 3
penyakit.
diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria : warna urine normal dan TTV
Intervensi :
4) Diagnosa keperawatan 4
45
kelemahan
diharapka masalah defisit perawatan diri teratasi dengan kriterias hasil : klien
tampak bersih.
Intervensi :
5) Diagnosa keperawatan 5
terpajan informasi.
diharapkan kurang pengetahuan orang tua klien tentang penyakit dapat teratasi
Akut.
Intervensi :
3.4 Implementasi
1) Pukul 08 : 30 Wita
a. Subjektif : Ibu klien mengatakan anaknya tadi minum 1 gelas (220 cc); ibu
2) Pukul 08 : 32 Wita
3) Pukul 14 : 00 Wita
output.
a. Subjektif : Ibu klien mengatakan anaknya minum 1 gelas (120 cc), ibu
4) Pukul 16 : 00
47
a. Subjektif : -
5) Pukul 19 : 00 Wita
a. Subjektif : -
1) Pukul 09 : 00 Wita
a. Subjektif : -
2) Pukul 09 : 12
a. Subjektif : -
3) Pukul 16 : 00 Wita
a. Subjektif : -
1) Pukul 09 : 20 Wita
2) Pukul 09 : 22
Anjurkan mencuci tangan secara teratur sebelum dan saat memegang makanan
3) Pukul 20 : 00 Wita
1) Pukul 09 : 22
rumah sakit.
2) Pukul 09 : 30
a. Subjektif : -
1) Pukul 13 : 00
49
a. Subjektif : Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya, ibu
b. Objektif : -
2) Pukul 13 : 30
bengkak.
1) Pukul 08 : 00 Wita
2) Pukul 14 : 00 Wita
50
a. Subjektif : Ibu klien mengatakan anaknya minum 2 gelas (440 cc) dan ibu
mata anaknya.
4) Pukul 16 : 00
a. Subjektif : -
5) Pukul 19 : 00
a. Subjektif : -
6) Pukul 20 : 00
a. Subjektif : Ibu klien mengatakan anaknya minum 1 gelas (220 cc), ibu
sudah dilepas.
1) Pukul 20 : 00
2) Pukul 20 : 10
Subjektif : -
Objektif : Composmentis.
3) Pukul 20 : 40
Subjektif : -
1) Pukul 08 : 13 Wita
2) Pukul 08 : 45
Anjurkan mencuci tangan secara teratur sebelum dan saat memegang makanan
3) Pukul 18 : 00 Wita
1) Pukul 07 : 50 Wita
a. Subjektif : -
1) Pukul 11 : 00 Wita
a. Subjektif : -
1) Pukul 08 : 00 Wita
a. Subjektif : Ibu klien mengatakan anaknya minum 4 gelas (440 cc), ibu
2) Pukul 08 : 20
berkurang.
1) Pukul 08 : 20
a. Subjektif : -
2) Pukul 20 : 00
a. Subjektif : -
1) Pukul 08 : 10
2) Pukul 08 : 30
Anjurkan mencuci tangan secara teratur sebelum dan saat memegang makanan
1) Pukul : 08 : 07
1) Pukul : 08 : 30
3.6 Evaluasi
mengevaluasi setiap setiap respon dan hasil tindakan selama perawatan klien.
Untuk setiap evaluasi hasil dari tindakan perawatan pada An. M dengan diagnosa
Diagnosa keperawatan 4
Pukul: 10 : 00 Wita.
P: Intervensi dihentikan.
1. Diagnosa keperawatan 1
Pukul: 08 : 40 Wita.
S : Ibu klien mengatakan anaknya minum 2 gelas (440 cc), ibu klien
O : Berat badan turun 2 kg dan kelopak mata tidak bengkak, balance cairan
274 cc.
P : Intervensi dihentikan.
2. Diagnosa keperawatan 2
Pukul: 09 : 00 Wita.
P : Intervensi dihentikan.
3. Diagnosa keperawatan 3
Pukul: 09 : 15 Wita.
penyakit.
O : Suhu : 36,3 ℃
P : Intervensi dihentikan.
Pukul: 09 : 22 Wita.
P : Intervensi dihentikan.
57
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis membahas tentang kesenjangan antara landasan teori
dan praktek yang meliputi etiologi dan asuhan keperawatan pada klien An. M
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dengan teori yang ada. Dalam pembahasan
4.1 Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
kelemahan otot.
Pada klien An. M tidak ditemukan gejala keletihan dan malaise dan juga tidak
terdapat tanda kelemahan otot. Sedangkan pada klien dapat berjalan di sekitar
ruang perawatan dan kekuatan otot 5 pada ekstremitas atas bagian kiri dan
kanan, kekuatan otot 5 pada ekstremitas bawah bagian kiri dan kanan.
2) Eliminasi
seperti perubahan pola berkemih karena klien BAK 4 kali sehari , klien tidak
diare karena pada saar diauskultasi bising usus 9 kali permenit. Tidak
3) Makanan / Cairan
dan penurunan berat badan yang ditandai dengan edema pada bagian kelopak
mata. pada hari kedua berat badan naik 2 kg dan menjadi 13 kg dan edema
pada kelopak mata bertambah bengkak. Pada hari ketiga terjadi penurunan
berat badan 2 kg dari 13 kg menjadi 11 kg dan klien banyak buang air kecil.
4) Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala yang ditemukan adalah nyeri tubuh dan sakit kepala. Pada An. M gejala
sakit kepala dan nyeri tubuh tidak ditemukan dengan TD 80/60 mmHg.
5) Pernapasan
Ditemukan gejala napas pendek dan ditandai dengan dispnea karena terjadi
tidak terdapat gejala napas pendek karena tekanan darah 80/60 mmHg dan
6) Keamanan
Gejala yang ditemukan adalah adanya reaksi transfusi dengan tanda demam
dan pruritus. Pada An. M tidak ditemukan gejala reaksi transfusi karena klien
59
tidak merasakan gatal yang bisa meliputi seluruh atau sebagian tubuh serta
Pada tahapan penyusunan diagnosa keperawatan yang timbul pada klien An.
M maka penulis menemukan kesenjangan antara diagnosa yang ada pada teori
Diagnosa keperawatan yang ada di dalam teori tetapi tidak ada dalam
kasus klien An. M dengan Glomerulonefritis Akut adalah tidak toleran terhadap
kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan. Sedangkan pada An.
dengan kekuatan otot 5 pada ekstremitas atas bagian kiri dan kanan, kekuatan otot
Sedangkan pada An. M tidak ditemukan resiko kerusakan jaringan karena klien
tidak bedrest, tidak terdapat edema pada seluruh tubuh, tidak terjadi kerusakan
jaringan pada kornea, mukosa dan integumen. Diagnosa perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan pembatasan cairan, diit dan hilangnya protein.
Menurut Nanda (2012) perubahan nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk
nafsu makan baik, mampu memakan atau menelan makanan dan tidak menderita
diare atau konstipasi dan tidak terjadi penurunan berat badan setelah dirawat di
perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom,
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya dengan batasan
karakteristik: gelisah, tampak waspada ketakutan dan gugup. Sedangkan pada An.
M dan orang tuanya tidak gelisah dan tidak takut. An. M hanya takut dan
Diagnosa yang ada dikasus tetapi tidak ada diteori yaitu: Kelebihan
ginjal berhubungan dengan injury imunologik pada ginjal, resiko tinggi infeksi
pemberian oksigen dalam kegagalan memberi makan jaringan pada tingkat kapiler
distesi abdomen, edema dan kebiru-biruan. Dari data tersebut ditemukan pada
klien An. M mengalami hematuria dan edema pada kelopak mata. Sehingga
Nanda (2015) bahwa resiko tinggi infeksi adalah mengalami peningkatan resiko
pertahanan tubuh tidak adekuat, inflamasi, prosedur infasif dan vaksinasi tidak
adekuat. Dari data tersebut ditemukan pada klien An. M adalah inflamasi pada
aktivitas dimana ditemukan pada kasus tetapi tidak ditemukan pada teori. Karena
data tersebut penulis menemukan data klien belum mandi saat masuk rumah sakit
namun terdapat pada kasus. Menurut pendapat Nanda (2015) bahwa kurang
masalah. Dari data tersebut ditemukan ibu klien mengatakan tidak mengerti
4.3 Perencanaan
keperawatan yang ditegakan dan sesuai dengan teori serta sumber yang membahas
spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda, tujuan keperawatan harus dapat
diukur, khususnya tentang perilaku klien. Tujuan keperawatan harus dapat dicapai
serta di pertanggung jawabkan secara ilmiah dan harus mempunyai waktu yang
jelas.
(pengeluaran air kemih) dan perubahan osmolar karena kehilangan protein dengan
intervensi askultasi bunyi napas setiap pergantian dinas atau sesuai kondisi.
Kenapa tidak dilakukan sesuai dengan teori karena pada saat pengkajian tidak
ditemukan adanya sesak dan suara napas tambahan. Intervensi kaji perubahan
mental dan adanya gelisah ada pada teori namun tidak ada pada kasus karena
pasien tidak mengalami gelisah. Sedangkan yang ada pada kasus tetapi tidak ada
63
diteori yaitu batasi intake garam dan cairan karena garam dan cairan dapat
4.4 Implementasi
dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dirumuskan
hanya saja pada intervensi yang ada pada tinjauan teoritis masih bersifat umum,
Adapun kesulitan yang penulis hadapi pada tahap implementasi pada An. M
berkesinambungan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dan juga sulit
untuk berinteraksi langsung dengan klien karena klien sering menangis saat
dijumpai.
Sedangkan yang terdapat di teori dan tidak terdapat didalam kasus yang
tidak dilakukan yang pertama yaitu kolaborasi dalam pemberian glycosit jika
64
dianjurkan. Penulis tidak melakukan karena pada pasien tidak diresepkan obat
karena pasien tidak demam dan melatih pasien melakukan kegiatan mandiri tidak
dilakukan oleh penulis karena orang tua klien tidak mengijinkan. Intervensi
4.5 Evaluasi
Pada tahapan evaluasi ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Dalam menentukan tercapainya suatu tindakan atau suatu tujuan dari
kelebihan volume cairan, perubahan perfusi jaringan ginjal, defisit perawatan diri
dan kurang pengetahuan teratasi dengan evaluasi: berat badan turun 2 kg dan
kelopak mata tidak bengkak, tekanan darah 80/60 mmHg, klien tampak bersih dan
kulit tidak lengket dan ibu klien dapat menyebutkan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, diet dan penanganan Glomerulonefritis Akut. Pada
diagnosa resiko tinggi infeksi tidak terjadi karena suhu tubuh klien normal dan
dengan menurunnya output urine (pengeluaran air kemih) dan perubahan osmolar
teratasi.
66
BAB 5
PENUTUP
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, pada bab ini penulis akan menuliskan
5.1 Kesimpulan
medis Glomerulonefritis Akut selam tiga hari sejak tanggal 21 Juni sampai tanggal
23 Juni 2016 di ruang Anggrek B Rumah Sakit umum Daerah Tarakan, maka
disusun.
ada di teori, sedangkan diagnosa yang penulis temukan pada An. M Dengan
rencana tindakan dengan kondisi klien dan ketersediaan sarana dan prasarana
klien dan keluarga yang kooperatif dan terbuka untuk setiap tindakan asuhan
kesehatan lainnya.
5.2 Saran
keperawatan yaitu:
yang memberikan keuntungan pada berbagai pihak termasuk tim kesehatan dan
pasien.
Carpenito, Lynda Juall & Moyet (2006) Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi
10. Jakarta: EGC.
Doengoes, M. E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. (2013), Rencana Asuhan
Keperawatan, Jakarta : EGC.
Grassmann, A., dkk., 2005. ESRD Patient in 2004: Global Overview of Patient
Numbers, Treatment Modalities and Associated Trends.
Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, diambil tanggal 21 Juni
2016.
Nursalam (2008). Asuhan Perawatan Pada Bayi dan Anak. Edisi 2, Jakarta:
Salemba Medika
Suriadi & Rita Yuliana (2006). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta,
Penebar Swadaya.
Wong, Donna L. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC. 2008