Anda di halaman 1dari 13

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN


SITU-SITU DI KOTA DEPOK
Oleh:
Tiffa Yuki Dewanti, Dede Sugandi, Bagja Waluya

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Universitas Pendidikan Indonesia

tiffa.yuki@yahoo.com , dedesugandi@upi.edu , bagjawaluya@upi.edu

ABSTRAK

Kota Depok merupakan salah satu daerah yang memiliki situ terbanyak di Jawa Barat. Situ-
situ tersebut berfungsi sebagai pengendali banjir, pariwisata dan tambak ikan. Setiap tahun situ-
situ di Kota Depok mengalami penyempitan dan pendangkalan lahan yang akan membuat situ
menghilang secara perlahan. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh manusia dimana
seharusnya manusia berperan dalam melestarikan situ sehingga pastisipasi masyarakat sangatlah
penting dilakukan. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
jumlah sampel wilayah berada di 3 kecamatan dan sampel manusia sebanyak 100 orang.
Pengolahan data menggunakan koefisien korelasi dan uji kontribusi. Hasil analisis menunjukkan
tingkat partisipasi masyarakat terhadap pelestarian situ memiliki hubungan yang signifikan namun
setiap indikator partisipasi menunjukkan tidak ada hasil yang tinggi. Nilai korelasi partisipasi buah
pikiran sebesar 0,301 artinya memiliki hubungan yang rendah atau kontribusi hanya sebesar 9,06
%. Nilai korelasi partisipasi harta benda sebesar 0,264 artinya memiliki hubungan yang rendah
atau kontribusi hanya sebesar 6,96 %. Nilai korelasi partisipasi tenaga sebesar 0,407 artinya
memiliki hubungan yang sedang atau kontribusi sebesar 16,56 %. Nilai korelasi partisipasi
keterampilan sebesar 0,366 artinya memiliki hubungan yang rendah atau kontribusi hanya sebesar
13,40 %. Nilai korelasi partisipasi sosial sebesar 0,557 artinya memiliki hubungan yang sedang
atau kontribusi sebesar 31,02 %. Upaya pemerintah untuk meningkatkan peran masyarakat dalam
upaya pelestarian situ-situ di Kota Depok seperti mengajak masyarakat untuk berpartisipasi
dengan bergabung bersama komunitas berbasis lingkungan, mengikuti lomba-lomba penghijauan,
dan memberdayakan warga untuk membuat dermaga kecil dan bertanggung jawab terhadap
perawatan permainan air di tempat wisata.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Pelestarian, Situ

ABSTRACT

Depok is a city that has the most lakes in West Java. Those lakes have several functions as
flood controller, recreation area and fishpond. Every year, lakes in Depok City are getting
constricted and minimized, it would cause the lakes to be slowly disappeared. It could happen
because of human where they should have taken the role in conserving lakes, so that people
participation is very important to do. This research uses the descriptive method with the quantity
of area samples are in 3 sub-districts and human samples are 100. Data tabulation uses coefficient
correlation and contribution experimental. The result of analysis shows the level of people
participation towards lakes conservation has a significant relation every indicator’s participation

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
2 | Dewanti, dkk.
Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situ-situ di Kota Depok

shows no high results. Correlation value for participation of thought is 0,301 which means it has a
low relation or its contribution is only 9,06%. Correlation value for participation of wealth is 0,264
which means it has a low relation or its contribution is only 6,96%. Correlation value for
participation of human energy is 0,407 which means it has a medium relation or its contribution is
16,56%. Correlation value for participation of skill is 0,366 which means it has a low relation or
its contribution is 13,40%. Correlation value for participation of social is 0,557 which means it has
a medium relation or its contribution is 31,02%. Government’s effort to increase the people role
in lake conservation in Depok City such as urging people to join the community, join some planting
competition and empowering them to make a small quay and be responsible of water games’
treatment in the recreation area.

Keywords: People Participation, Conservation, Lakes

PENDAHULUAN keberadaannya sangat terancam oleh


Latar Belakang
tingginya laju sedimentasi terutama pada situ
Saat ini ekosistem danau di Indonesia
yang dangkal dampaknya akan sangat terlihat
sebagian besar dalam kondisi kritis. Hal itu
dan mengkhawatirkan karena lambat laun
disebabkan oleh faktor manusia serta
status situ dapat berubah menjadi sebidang
lemahnya koordinasi antar sektor atau
lahan padahal kondisi dan fungsi
wilayah dalam pemanfaatan danau
ekosistemnya sejak awalnya adalah sebuah
mengakibatkan menurunnya fungsi danau
situ. Perubahan status tersebut akan
baik dari aspek kuantitas maupun
menyebabkan kehilangan nilai ekosistem
kualitasnya. Kondisi danau di Indonesia juga
yang sesungguhnya merupakan ciri khas situ
diperparah oleh pemanasan global serta
tersebut.
perubahan iklim. Kerusakan lingkungan
Di Jawa Barat, khususnya Kota Depok
danau juga bersumber pada eksploitasi
selain merupakan Pusat Pemerintahan yang
perikanan, mekanisasi transportasi air,
berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah
buangan limbah, dan perubahan tata ruang di
Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan
daerah aliran sungai.
wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang
Dahulu masyarakat Jawa Barat
diarahkan untuk kota pemukiman, kota
menyebut danau yang berukuran kecil
pendidikan, pusat pelayanan perdagangan
dengan nama situ namun saat ini penggunaan
dan jasa, kota pariwisata dan sebagai kota
nama situ sudah dibakukan menjadi bahasa
resapan air. Menurut dokumen PERDA
Nasional. Dalam KBBI menyebutkan bahwa
RTRW Kota Depok tahun 2012 – 2032
situ memiliki arti danau atau telaga. Ukuran
tentang Sistem Jaringan Prasarana Sumber
situ yang relatif kecil menyebabkan

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3

Daya Air pasal 28 ayat 3 huruf C bahwa tanpa memperhatikan kelestarian sumber
terdapat 28 situ di Kota Depok. daya lingkungan hidupnya. Semua masalah
Namun saat ini hanya ada 21 situ yang yang mengancam situ sebenarnya disebabkan
eksistensinya masih terjaga. Beberapa situ di oleh manusia itu sendiri. Mereka tidak
Kota Depok telah menghilang pada saat menyadari bahwa perubahan pola lingkungan
perpindahan pemerintahan dari Kabupaten akan mempengaruhi pula pola kehidupannya.
Bogor berpisah menjadi Kota Depok, situ Karena banyak kondisi lingkungan situ yang
tersebut sudah tidak terawat hingga air situ rusak, dalam arti banyak lingkungan hidup
mengering kemudian dimanfaatkan oleh yang tidak seimbang keadaanya sehingga
warga menjadi pemukiman kumuh dan kurang ada manfaatnya lagi bagi kehidupan
perladangan. Seluruh nama situ-situ yang manusia padahal situ memiliki banyak
sudah menghilang tetap tercantum dalam manfaat.
Perda RTRW Kota Depok karena merupakan Mengingat pentingnya fungsi situ
aset yang dimiliki Kota Depok sehingga sebagai penyangga kehidupan, maka situ
walaupun eksistesinya sudah tidak ada harus dilindungi dan dijaga kelestariannya,
namun penamaan situ tidak akan ditingkatkan fungsi dan manfaatnya, dan
dihilangkan. dikendalikan daya rusaknya terhadap
Secara umum kondisi situ-situ yang ada lingkungan. Sehubungan dengan hal itu maka
di Kota Depok masih memprihatinkan. perencanaan pengelolaannya ditujukan pada
Banyaknya penduduk yang datang dari upaya pelestarian dan perlindungan,
luar daerah dan tidak memiliki tempat tinggal sehingga pemanfaatannya dapat
sehingga mendirikan bangunan di daerah berkelanjutan tanpa mengubah fungsi situ.
sempadan situ yang seharusnya menjadi Dalam penerapannya, pelestarian situ
lahan untuk menyerap air. Akibat membutuhkan peran semua pihak baik secara
menumpuknya penduduk di sisi situ individu, masyarakat, sampai pada
menyebabkan menumpuknya sampah rumah pemerintah daerah maupun pusat.
tangga yang menjadi sumber utama Suharto (2004, hlm. 8) sangat
pencemaran situ lalu terjadi pendangkalan menekankan pentingnya keterlibatan
dan pengkayaan mineral (eurtrofikasi) masyarakat karena menurutnya masyarakat
sehingga gulma air tumbuh subur. Banyak harus berpartisipasi dalam pemberdayaan
juga warga yang tidak bertanggung jawab mereka sendiri karena tujuan, cara dan hasil
memanfaakan air situ dan lingkungan situ harus dirumuskan mereka sendiri. Tingkat

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
4 | Dewanti, dkk.
Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situ-situ di Kota Depok

kesadaran masyarakat merupakan kunci terhadap upaya pelestarian situ-situ di


dalam pemberdayaan, karena pengetahuan Kota Depok
dapat memobilisasi tindakan bagi perubahan 3. Menganalisis besarnya tingkat partisipasi
pemberdayaan juga melibatkan akses masyarakat dalam bentuk tenaga
terhadap sumber-sumber dan kemampuan terhadap upaya pelestarian situ-situ di
untuk menggunakan sumber-sumber tersebut Kota Depok
secara efektif. 4. Menganalisis besarnya tingkat partisipasi
Masyarakat dan pemerintah setempat masyarakat dalam bentuk keterampilan
hendaknya belajar dari kesalahan atas situ- terhadap upaya pelestarian situ-situ di
situ yang telah hilang sehingga situ yang Kota Depok
belum rusak hendaknya tetap dipelihara, 5. Menganalisis besarnya tingkat partisipasi
diawasi, dijaga kelestariannya dan dilindungi masyarakat dalam bentuk sosial terhadap
agar situ tidak rusak dan hilang karena situ- upaya pelestarian situ-situ di Kota Depok
situ tersebut merupakan aset yang berharga 6. Mengetahui upaya pemerintah untuk
bagi Kota Depok. meningkatkan peran masyarakat dalam
Tujuan Penelitan upaya pelestarian situ-situ di Kota Depok
Penelitian mengenai partisipasi METODOLOGI PENELITIAN
masyarakat ini bertujuan untuk menganalisis Berdasarkan sifat permasalahan
besarnya tingkat partisipasi dalam bentuk dalam penelitian ini menggunakan metode
buah pikiran, harta benda, tenaga, deskriptif yaitu sebuah metode yang
keterampilan, dan sosial sehingga dapat bertujuan untuk menemukan sebuah
diketahui besarnya tingkat partisipasi gambaran dalam suatu kelompok manusia,
masyarakat terhadap situ-situ di Kota Depok. suatu obyek, suatu keadaan atau kondisi.
Secara spesifik tujuan dari penelitian ini Tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk
adalah: membuat deskripsi atau gambaran secara
1. Menganalisis besarnya tingkat partisipasi sistematis pada penggungkapan fakta-fakta
masyarakat dalam bentuk buah pikiran dan keadaan yang terjadi di wilayah
terhadap upaya pelestarian situ-situ di penelitian mengenai pendapat, tanggapan,
Kota Depok ide, ataupun gagasan yang dimiliki
2. Menganalisis besarnya tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian situ-situ
masyarakat dalam bentuk harta benda di Kota Depok.

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5

Pengambilan sampel menggunakan Beberapa situ ada yang kondisinya paling


sampling purposive yaitu teknik penentuan tidak aman diantaranya Situ Gadog, Situ
sampel dengan pertimbangan tertentu. Maka Rawa Kalong dan Situ Bahar. Tidak aman
dipilih sampel kecamatan yang memiliki dalam arti saat ini dalam kondisi yang cukup
total luas situ terbesar pada suatu kecamatan parah akibat pencemaran lingkungan oleh
atau total luas situ lebih dari 19 Ha (>19 Ha), limbah pabrik dan limbah rumah tangga.
mengingat fungsi situ pada bab II bahwa Apabila dibiarkan maka situ-situ tersebut
pentingnya fungsi situ sebagai penyangga akan menghilang dalam jangka waktu yang
kehidupan bagi masyarakat maka apabila situ cepat jika penanganannya tidak segera
tersebut mengalami kerusakan seperti dilakukan. Sisanya seperti Situ Pedongkelan,
tercemar atau banjir meluap maka yang akan Situ Tipar, Situ Jemblung, Situ Rawa Gede,
terkena dampaknya pertama adalah Situ Cilodong, Situ Sidomukti, Situ
masyarakat di sekitar situ atau masyarakat Pengasinan, dan Situ Bojongsari, situ-situ
yang terdekat dari situ. Apabila semakin tersebut dapat menghilang suatu waktu
banyak jumlah situ atau total luas situ dalam jangka waktu yang masih relatif lama
semakin besar pada suatu kecamatan maka mengingat dari segi luasannya yang masih
akan lebih berdampak pada masyarakatnya. cukup besar serta rata-rata memiliki saluran
inlet dan outlet sehingga air masih dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN masuk dan keluar dengan baik. Untuk lebih
Berdasarkan hasil temuan di lokasi jelas melihat persebaran sampel situ dapat
penelitian bahwa hampir seluruh situ-situ di dilihat pada Gambar 1 dan kondisi sampel
Kota Depok saat ini dalam kondisi kritis. situ dapat dilihat Tabel 1.

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
6 | Dewanti, dkk.
Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situ-situ di Kota Depok

Gambar 1. Peta Sebaran Situ


Sumber : Peta Daerah Aliran Sungai Bappeda Jabar

Tabel 1. Kondisi Sampel Situ

Akses
No. Nama Situ Kedalaman Sumber air Lingkungan Pemanfaatan
Jalan
Situ Tertutup Di pinggir
• Input: Mata air • Situ Kotor jalan raya,
•Tadah hujan
1. Situ Gadog ± 1m & Limbah • Tidak ada masuk
pasar pohon jalan
• Output: Kali setapak
Situ Terbuka Jalan raya
• Input: Mata air • Situ Kotor aspal,
Situ • Tadah hujan
2. ± 4m & Sungai • Pohon jarang- parkir
Pedongkelan
Ciliwung • Pariwisata mobildan
jarang
• Output: Kali motor
Situ Tertutup • Sempadan
Jalan
situ menjadi
Situ Rawa • Input: Mata • Tadah hujan setapak
3. ± 3m TPS
Kalong air • Tambak dan jalan
• Pohon jarang-
• Output: Kali perumahan
jarang
Setengah
Situ Tertutup sisi jalan
• Banyak eceng
• Input: Mata raya,
gondok
4. Situ Tipar ± 5m air & Drainase • Tadah hujan sisanya
warga • Banyak Jalan
pohon
• Output: Kali setapak
kon blok

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7

Akses
No. Nama Situ Kedalaman Sumber air Lingkungan Pemanfaatan
Jalan
Situ Situ Tertutup
• Sangat bersih
Jemblung / • Input: Mata • Tadah hujan Jalan raya
5. ± 5m • Banyak
Danau Situ air • Pariwisata aspal
pohon
Baru • Output: Kali
• Tidak
Situ Tertutup
Terawat
Situ Rawa • Input: Mata
• Banyak Jalan raya
6. Gede / Tirta ±1m air & Drainase • Tadah hujan
Pohon aspal
Gede warga
• Lokasi
• Output: Kali
Shooting
Situ Terbuka
• Input: Kali Ci
Jalan
Karet • Sangat bersih
Situ • Tadah hujan setapak
7. ± 2m • Output: Situ • Pohon jarang-
Cilodong • Pariwisata dan jalan
Sidomukti & jarang raya aspal
Drainase
warga
Situ Tertutup
• Input:
Drainase • Situ kotor Jalan
8. Situ Bahar ± 3m Warga • Pohon • Tadah hujan setapak
• Output: banyak kon blok
Drainase
Warga
Situ Terbuka
• Input: Mata • Sangat bersih
Situ • Tadah hujan Jalan raya
9. ±2m air & Kali dari • Banyak
Sidomukti
Permata Duta • Pariwisata aspal
pohon
• Output: Kali
Situ Terbuka Jalan
• Sangat bersih setapak
Situ • Input: Mata • Tadah hujan
10. ±6m • Banyak kon blok
Pengasinan air & Kali • Pariwisata dan jalan
pohon
• Output: Kali raya aspal
Jalan
Situ Terbuka • Sebagian situ
setapak
Situ • Input: Mata tidak terawat • Tadah hujan
11. ±20m kon blok
Bojongsari air & Kali • Pohon jarang- • Pariwisata dan jalan
• Output: Kali jarang raya aspal
Sumber: Diolah oleh peneliti (2016)

memiliki tingkat partisipasi masyarakat yang


Dari 11 lokasi sampel situ, 8 situ
rendah terhadap pelestarian situ dan hanya
memiliki tingkat partisipasi masyarakat yang
ada 1 situ yaitu Situ Cilodong memiliki
sedang terhadap pelestarian situ, 2 situ
tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi
lainnya yaitu Situ Tipar dan Situ Gadog

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
8 | Dewanti, dkk.
Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situ-situ di Kota Depok

terhadap pelestarian situ. Dapat dilihat pada


Tabel 2 untuk lebih jelasnya.

Tabel 2. Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Situ


Jumlah Tingkat
No. Kecamatan Nama Situ
Responden Partisipasi
1. Situ Rawa Gede / Tirta Gede 8 Sedang
2. Situ Pedongkelan 8 Sedang
3. Situ Rawa Kalong 8 Sedang
Cimanggis
4. Situ Tipar 8 Rendah
5. Situ Jemblung / Danau Situ Baru 8 Sedang
6. Situ Gadog 9 Rendah
7. Situ Cilodong 9 Tinggi
8. Cilodong Situ Bahar 9 Sedang
9. Situ Sidomukti 8 Sedang
10. Situ Pengasinan 12 Sedang
Sawangan
11. Situ Bojongsari 13 Sedang
Total Responden 100
Sumber: Diolah oleh peneliti (2016)

strategis di pinggir jalan raya sangat


Jika tingkat partisipasi masyarakat
menguntungkan sehingga mudah diakses
terhadap situ tinggi artinya pemerintah akan
sebagai tujuan wisata bagi warga Kota
lebih mudah untuk mengembangkan situ
Depok. Pariwisata di Situ Cilodong perlu
tersebut agar lebih baik karena masyarakat
dikembangkan seperti sarana permainan air,
sekitar situ memiliki kemauan tinggi dalam
MCK, tempat sampah, tempat parkir
berkontribusi terhadap situ. Situ Cilodong
diperluas dan tempat makan atau restaurant
merupakan satu-satunya situ yang memiliki
yang layak bagi pengunjung. Untuk lebih
tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi
jelas melihat persebaran tingkat pasrtisipasi
dan satu-satunya situ yang sudah ditanggul
masyarakat dapat melihat Gambar 2.
pada seluruh sisinya. Lokasinya yang

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9

Gambar 2. Peta Partisipasi Masyarakat Kawasan Situ Kota Depok


Sumber: INA Geoportal Hidrografi 2016; Analisis peneliti 2016

Partisipasi masyarakat yang diteliti pelestarian situ dengan kategori rendah


yaitu untuk menganalisis tingkat keterlibatan sebesar 49% atau sebanyak 49 orang, sedang
masyarakat terhadap pelestarian situ-situ di sebesar 41% atau 41 orang dan tinggi sebesar
Kota Depok mengingat kondisi situ yang 10% atau 10 orang. Partisipasi tenaga
setiap tahunnya menurun baik dari segi terhadap pelestarian situ dengan kategori
kualitas maupun kuantitas. Terdapat 5 rendah sebesar 37% atau sebanyak 37 orang,
variabel untuk mengukur tingkat partisipasi sedang sebesar 49% atau 49 orang dan tinggi
masyarakat yaitu partisipasi masyarakat sebesar 14% atau 14 orang. Partisipasi
dalam bentuk buah pikiran, harta benda, keterampilan terhadap pelestarian situ
tenaga, keterampilan, dan sosial. dengan kategori rendah sebesar 62% atau
Gambaran umum partisipasi sebanyak 62 orang, sedang sebesar 32% atau
masyarakat adalah sebagai berikut. 32 orang dan tinggi sebesar 6% atau 6 orang.
Partisipasi buah pikiran terhadap pelestarian Partisipasi sosial terhadap pelestarian situ
situ dengan kategori rendah sebesar 33% atau dengan kategori rendah sebesar 32% atau
sebanyak 33 orang, sedang sebesar 51% atau sebanyak 32 orang, sedang sebesar 53% atau
51 orang dan tinggi sebesar 16% atau 16 53 orang dan tinggi sebesar 15% atau 15
orang. Partisipasi harta benda terhadap orang. Pengetahuan masyarakat tentang

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
10 | Dewanti, dkk.
Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situ-situ di Kota Depok

pelestarian situ dengan kategori rendah


sebesar 20% atau sebanyak 20 orang,
kategori pelestarian situ sedang sebesar 44% X1
atau 44 orang dan pelestarian situ dengan 0,301
X2
kategori tinggi sebesar 36% atau 36 orang. 0,264
Jika nilai sig lebih kecil dari 0,05 X3 0,407 Y
(0,000 < 0,05) menunjukkan Ho ditolak dan 0,366
X4
Ha diterima maka disimpulkan terdapat
0,557
korelasi yang signifikan. Secara keseluruhan X5
partisipasi masyarakat memiliki
korelasi/hubungan yang signifikan terhadap 1,89
pelestarian situ dengan total r 1,895. Untuk 5
Gambar 3. Hasil Skema Hubungan
lebih jelas melihat seberapa besar tingkat
Variabel X terhadap Y
hubungan partisipasi masyarakat tehadap
pelestarian situ dapat melihat Gambar 3.
Penelitian ini juga bertujuan untuk
Untuk mengetahui suatu nilai yang
mengetahui upaya pemerintah untuk
menyatakan besar hubungan dari variabel
meningkatkan peran masyarakat dalam
independen terhadap variabel dependen
upaya pelestarian situ-situ di Kota Depok.
digunakan rumus Koefisien Determinasi,
Instansi pemerintahan yang dimintai
yaitu KD = r2 x 100% sehingga mendapatkan
keterangan yaitu instansi yang memiliki
hasil partisipasi bentuk buah pikiran
hubungan terhadap situ baik dari segi
memberikan kontribusi sebesar 9,06%,
konservasi, lingkungan hidup, maupun
partisipasi harta benda sebesar 6,96%,
pariwisata. Instansi yang dimintai keterangan
partisipasi tenaga sebesar 16,56%, partisipasi
adalah BLH (Badan Lingkungan Hidup),
keterampilan sebesar 13,39%, partisipasi
Bimasda (Bina Marga dan Sumber Daya
sosial sebesar 31,02%.
Air), dan Disporaparsenbud (Dinas Pemuda
Olahraga Pariwisata Seni dan Budaya).
Instansi-instansi tersebut sudah
melakukan upaya semaksimal mungkin
untuk melestarikan situ sesuai dengan cara
bidangnya masing-masing seperti BLH yang
menangani tentang lingkungan hidup sekitar

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11

situ, kualitas air situ dan amdal dengan cara seperti bibit-bibit pohon untuk penghijauan
melakukan studi pemberdayaan bekerja sama di daerah sempadan situ. Pelatihan kepada
dengan warga atau komunitas, mengadakan warga tentang bagaimana cara-cara
lomba-lomba penghijauan. Hal tersebut melestarikan situ sangatlah penting, hal
secara tidak langsung sudah mengajak tersebut biasa dilakukan oleh Pemerintah
masyarakat untuk berpartisipasi. Cara lain Pusat (Kementrian PU) yang didukung oleh
dilakukan oleh Bimasda yang lebih fokus Bimasda agar kegiatan tersebut dapat
terhadap konservasi situ dengan cara berlangsung.
memelihara dan menjaga luasan kuantitas Partisipasi buah pikiran dapat
situ, kegiatan normalisasi, penurapan diwujudkan pada berbagai kesempatan,
(tanggul). Sedangkan Disporaparsenbud seperti melalui pertemuan rapat RT atau rapat
menangani situ dalam bidang pariwisata pokja (kelompok kerja) dengan memberikan
seperti memberdayakan warga untuk ide atau gagasan untuk keberlangsungan situ
membuat dermaga kecil dan bertanggung ke depannya. Dapat juga berupa penyaluran
jawab terhadap perawatan permainan air di ide-ide lewat lembaga yang ada di
tempat wisata. lingkungan sekitar. Mengembangkan
Namun yang menjadi kendala ialah program-program yang belum pernah
faktor biaya yang terbatas serta akses jalan dilakukan sebelumnya tentang pelestarian
sehingga sulit untuk melakukan perbaikan situ.
situ. Jumlah situ di Kota Depok yang cukup Partisipasi harta benda dapat
banyak serta mahalnya biaya perawatan diwujudkan dengan cara memberikan
menjadi kendala sehingga perawatan situ bantuan sejumlah uang yang dititipkan pada
seperti pengerukan dan pemasangan tanggul uang kas RT atau uang kas pokja. Jika merasa
harus dilakukan secara bergiliran. Akses keberatan untuk memberikan bantuan berupa
jalan yang tidak mudah untuk dijangkau uang, masyarakat dapat menggantinya
membuat alat berat sulit untuk masuk ke dengan meminjamkan peralatan alat
lokasi situ sehingga akan memakan waktu kebersihan miliknya saat melakukan kerja
dan biaya tambahan. bakti pada lingkungan situ. Menyumbangkan
Setiap instansi tidak pernah makanan dan minuman biasa dilakukan oleh
memberikan bantuan berupa uang untuk para ibu-ibu karena perempuan biasanya
menghindari penyalahgunaan dan kurang terlibat dengan pekerjaan yang
menggantinya dengan bantuan berupa benda membutuhkan tenaga besar. Hal lain yang

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
12 | Dewanti, dkk.
Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Situ-situ di Kota Depok

bisa dilakukan oleh masyarakat dalam KESIMPULAN


partisipasi harta benda yaitu membuat poster, Kontribusi partisipasi dalam bentuk
spanduk, dll yang berisi tentang acara buah pikiran yang diberikan sebesar 9,06 %
pelestarian situ atau berupa perintah-perintah tergolong rendah, rendahnya tingkat
untuk menjaga lingkungan situ. partisipasi masyarakat dalam bentuk buah
Partisipasi tenaga dapat diwujudkan pikiran karena ijazah tertinggi yang dimiliki
dengan melaksanakan kegiatan kerja bakti masyarakat Kota Depok berada pada tingkat
seperti ikut membersihkan situ, mengikuti SMA sehingga untuk mengeluarkan buah
kegiatan penanaman pohon pada daerah pikiran atau ide yang baik untuk pelestarian
sempadan situ. Sedangkan kegiatan untuk situ sangat terbatas karena tingkat pendidikan
membuat/merenovasi tanggul situ dan yang rendah.
pengerukan situ biasa dilakukan oleh PU Kontribusi partisipasi dalam bentuk
Pusat yaitu BBWSCC (Balai Besar Wilayah harta benda yang diberikan sebesar 6,96 %
Sungai Ciliwung Cisadane) yang dibantu tergolong rendah, rendahnya tingkat
oleh warga sekitar. partisipasi masyarakat dalam bentuk harta
Partisipasi keterampilan dapat benda kebutuhan hidup yang selalu
diwujudkan dengan cara memberikan meningkat dan lebih tinggi dibandingkan
pelatihan-pelatihan tentang pentingnya dengan penghasilan yang didapatkan.
menjaga kelestarian situ, memberikan contoh Kontribusi partisipasi dalam bentuk
yang baik dengan menjaga lingkungan situ, tenaga yang diberikan sebesar 16,56 %
dan mengajak instansi lain atau komunitas tergolong sedang, sedangnya tingkat
untuk menjadi sponsor/donator dalam partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga
kegiatan pelestarian situ. karena masyarakat di sekitar situ termasuk
Partisipasi sosial dapat diwujudkan kompak dalam bergotong royong hanya saja
dengan cara menyebarkan informasi tentang perbedaan jenis kelamin menjadi perbedaan
adanya kegiatan pelestarian situ, tugas saat pelaksanaan sehingga yang lebih
mendiskusikan keberlanjutan situ antar banyak bertugas di lapangan adalah laki-laki
sesama warga, berkoordinasi yang baik antar sedangkan perempuan mengerjakan hal yang
sesama warga sehingga tercipta kegiatan tidak terlalu berat.
yang positif dan harmonis, seusai melakukan Kontribusi partisipasi dalam bentuk
kerja bakti perlu diadakan evaluasi hasil kerja keterampilan yang diberikan sebesar 13,40 %
agar kedepannya semakin lebih baik. tergolong rendah, rendahnya tingkat

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 13

partisipasi masyarakat dalam bentuk


keterampilan karena tingkat pendidikan yang
rendah membuat masyarakat terbatas dalam
mengembangkan kreatifitasnya untuk
kemajuan situ.
Kontribusi partisipasi dalam bentuk
sosial yang diberikan sebesar 31,02 %
tergolong sedang, sedangnya tingkat
partisipasi masyarakat dalam bentuk sosial
karena masyarakat sudah memiliki kemauan
untuk membuat situ lebih baik terbukti dari
hasil kuesioner bahwa warga sering
membicakan situ untuk rencana ke depan
hanya saja aksinya masih terbatas. Selain itu,
faktor umur yang didominasi oleh umur 30-
34 sehingga mereka akan lebih dihargai di
masyarakat dan akan lebih mudah untuk
mengajak masyarakat dan mensugesti untuk
ikut program pelestarian situ.

DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Edi. (2004). Kebijakan Sosial
sebagai Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta.

http://antologi.upi.edu/index.php/main/antologi/B035

Anda mungkin juga menyukai