Anda di halaman 1dari 5

GELANG WADIAN DADAS

NAMA : PEGA PRATAMA

ASAL : BARITO TIMUR

NO.URUT : 17

PEMILIHAN DUTA TAMBUN BUNGAI

KALIMANTAN TENGAH 2018


Suku Dayak, tersebar diseluruh Kalimantan, kebanyakan berdiam didaerah pedalaman

dan tidak banyak yang mendiami daerah pesisir. Setiap suku tentunya memiliki

bahasa daerah masing-masing, bahkan bahasa daerah dari suku yang letaknya tidak

jauh, bisa berbeda. Untuk daerah Kalimantan Tengah sendiri, Suku Dayak terbagi

menjadi 4 suku Besar : Suku Dayak Ngaju, Suku Dayak Ma’anyan, Suku Dayak

Dusun, dan Suku Dayak Lawangan. Dari 4 suku besar tersebut terbagi lagi dalam sub

suku yang kurang lebih 90 Suku.

Suku Dayak Ma’anyan merupakan suku yang mendiami bagian Timur provinsi

Kalimantan Tengah, terutama dibagian Barito Timur dan Barito Selatan. Suku Dayak

Ma’anyan juga memiliki sub suku di Kalimantan Selatan karena letak Barito Timur

yang berbatasan dengan provinsi Kalimantan Selatan. Dalam suku Dayak Ma’anyan

Satu bentuk budaya yang menonjol di Kabupaten Barito Timur dan Barito Selatan

adalah Seni Tari. Dan tari yang paling populer adalah Tari Wadian.  Tarian ini hanya

ada di DAS Barito,  dengan ciri khas pemakaian gelang besar pada tangan para

penarinya. Dengan demikian selama tarian dilakukan, gelang-gelang itu senantiasa

beradu mengeluarkan bunyi-bunyian yang sangat meriah.

Wadian Dadas adalah Prosesi ritual yang dipimpin oleh seorang perempuan yang

bergelar Ineh Payung Gunting/Jure Ine Ngampet Parasentuh Pulang Nyamet Apen

Kuruansa Langit Diang Dara Sangkurai Olo. Pada zaman dahulu masih belum

mengenal istilah Dokter. Maka dari itu Wadianlah sebagai perantara kepada

penguasa-penguasa yang ada di Daratan, Air, dan Udara.

Sejarah Gelang sendiri masih belum diketahui secara pasti karna memang diceritakan

secara lisan atau mulut ke mulut. Yang jelas Gelang dadas berasal dari daerah jawa,

karna tidak bisa dipungkiri alat musik lain seperti gong juga berasal dari daerah jawa
namun tentunya mengalami perubahan-perubahan ketika masuk ke daerah

Kalimantan. Mengapa wadian dadas menggunakan gelang ? karena pada zaman

dahulu inilah juga yang menjadi ritual penyembuhan sekaligus hiburan bagi rakyat

zaman dahulu. Pembuatan gelang dadas sendiri dilakukan secara manual. Hal ini

dapat dilihat dari bentuk gelang yang tidak bulat sempurna.

Aslinya tari gelang dadas merupakan pelengkap dalam ritual penyembuhan namun

kini seiring cukup banyaknya minat anak muda untuk belajar serta mempertahankan

eksistensi budayanya maka tari Dadas kini dibawa ke acara penyambutan atau

peresmian.

Para penari Gelang Dadas dengan memakai pakaian adat dayak yang khas penuh

warna seperti hitam, putih, merah, hijau, dan kuning melakukan tarian Balean Dadas

untuk memohon bagi mereka yang sakit. Tidak ketinggalan beberapa aksesoris

seperti gelang, kalung taring, janur dan perlengkapan lainnya bahanai, lilin dan

damar memberikan kesan bahwa mereka tak hanya menghibur penonton namun

membuat pertunjukan sedikit bernuansa mistis. Dalam masyarakat Dayak DAS

Barito, terutama pada Suku Dayak Ma’anyan, Dusun dan Lawangan, wadian terdiri

dari beberapa jenis:

1. Wadian Amunrahu, yaitu pekerjaan wadian yang khusus dilakukan untuk tujuan

pengobatan orang sakit.

2.  Wadian Dadas, yaitu pekerjaan wadian yang khusus dilakukan untuk pengobatan

orang sakit. Wadian ini dilakukan oleh Wadian Perempuan, juga dikenal sebagai

Wadian Dusun, bahkan dipandang juga sebagai Wadian Hakei (Balian Islam).

3.   Wadian Bawo, yaitu pekerjaan wadian yang dilakukan oleh kaum laki-laki dan

bertujuan untuk pengobatan orang sakit.


4.   Wadian Matei, yaitu wadian khusus yang hanya dilakukan untuk upacara

kematian.

5.   Wadian Wara, yaitu wadian khusus yang hanya ada pada suku Dayak Lawangan

dan dilaksanakan dalam upacara kematian.

Harapan saya agar generasi muda bisa mempelajari Tarian Wadian Dadas agar dapat

diperkenalkan lebih luas lagi dengan keunikannya yang hanya beberapa di Indonesia

menggunakan Gelang, tarian yang menggunakan gelang. Tentunya kita sebagai

Generasi Muda harus melestarikan budaya kita. Kalau Bukan kita siapa lagi. AMUN

PUANG TAKAM HIYE LAGI.

LAMPIRAN
Dokumen Sanggar Lawang Suri

Anda mungkin juga menyukai