Anda di halaman 1dari 17

ANALISA KASUS

LEVEL MERAH

Nama Pasien: Tn.B Umur : 65 tahun Jenis Kelamin :Laki-laki


No. RM : 559478 Ruang Rawat : IGD NON BEDAH
Diagnosa medic : kesadaran menurun lateralisasi sinistra etcausa suspek Hemoragik stroke, essential
hypertension, hiperglikemi etcausa DM tipe II
Datang ke RS tanggal : 26 Februari 2020 Pukul : 14.50 WITA
Tgl Pengkajian : 26 Februari 2020 Pukul : 14.55 WITA
Sumber informasi : Pasien Keluarga (istri)  Lainnya (……………………)
Cara datang :
 Sendiri  Rujukan  Lainnya

Transportasi ke IGD :
 Ambulance  Kendaraan sendiri  Kendaraan umum  Lainnya : motor…………

Tindakan prahospital (bila ada) :


 CPR  Bidai
 Suction  Bebat tekan
 OPT / NPT / ETT …..………………..  NGT …………………………………………..
 Oksigen : NRM 10 lpm Penjahitan ...............................
 Infus :  Obat-obatan;
 Lainnya : terpasang kateter urin

Keluhan utama (KU) : penurunan kesadaran

Riwayat KU :
Pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu. Keluarga Pasien mengatakan pasien
mulai mengeluh nyeri pada kepala sejak malam hari sebelum masuk RS, muntah ada frekuensi 2 kali . Pasien
kemudian di bawah ke RS pada pukul 09.00 dan mulai mengalami penurunan kesadaran sekitar pukul 10.00,
sehingga pasien di rujuk ke RS Wahidin.
Pasien memiliki riwayat stroke ± 1 tahun 2 bulan yang lalu dengan lemah separuh tubuh sebelah kiri,
riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, berobat dengan obat anti hipertensi namun hanya diminum jika
TD tinggi. Riwayat DM yang diketahui sejak 3 bulan yang lalu.

1
PENGKAJIAN PRIMER

Pengkajian Keperawatan Masalah/dx keprwt. Intervensi Keperawatan

A. Airway  Memasang semi-rigid


Ketidakefektifan cervical collar, head
 Bebas / Paten Bersihan Jalan Nafas strap/support.
 Tidak Bebas:  Membersihkan jalan nafas
 Palatum mole jatuh Risiko Aspirasi  Memberikan posisi nyaman
 Sputum fowler/semifowler
 Darah  Mengajarkan teknik batuk efektif
 Spasme  Melakukan pengisapan lendir
 Benda asing NOC :  Memasang oro/naso faringeal
Airway
Suara nafas: Kriteria Objektif:  Melakukan auskultasi paru secara
 Normal  Menurun periodik
 Snoring  Stridor  Memberikan posisi miring mantap
 Wheezing  Gargling jika pasien tidak sadar
 Tidak ada suara nafas  Melakukan chin lift
 Kolaborasi: pemberian
 Data Lainnya : bronchodilator/nebulizer
 Kolaborasi: pemasangan ETT,
Faktor Risiko: LMA atau trakeastomi
-  Lain-lain…..

B. Breathing  Mengobservasi frekuensi, irama


Gangguan Ventilasi dan kedalaman suara nafas
Pola nafas Spontan  Mengobservasi penggunaan otot
 Eupneu  Bradipneu bantu pernafasan
 Apneu  Takhipneu Ketidakefektifan  Memberikan posisi semi fowler
 Dyspneu  Orthopneu Pola Nafas jika tidak ada kontra indikasi
 ……………………  Memperhatikan pengembangan
Gangguan Pertukaran dinding dada
Frekuensi nafas : 28 x/ menit Gas  Melakukan fisioterapi dada jika
tidak ada kontra indikasi
SaO2 : 100 %  Memberikan bantuan pernafasan
NOC: status pernapasan
Bunyi nafas : Setelah dilakukan dengan bag-valve mask
intervensi selam 1x8 jam,  Kolaborasi : Intubasi
 Vesikuler/Bronchovesikuler
 Ronchi basal bilateral diharapkan masalah  Kolaborasi : pemberian O2
status pernapasan teratasi, dan pemeriksaan AGD
 Rales/Crackles
 Lainnya : dengan kriteria hasil  Lain-lain……
Kriteria Objektif:
Irama nafas: Teratur  Tidak 1. Tidak ada
penggunaan otot
teratur Pengembangan dada/paru bantu pernapasan
Simetris  Tidak Simetris 2. Dyspnea dan

2
orthopnea
Jenis pernafasan: dada  perut berkurang
3. Pola napas dalam
Penggunaan otot bantu nafas batas normal
 Retraksi dada 4. SaO2 dalam
 Cuping hidung batas normal

Hasil AGD : -
C.Circulation  Mengawasi adanya
Penurunan Curah perubahan warna kulit
Akral : Hangat  Dingin Jantung  Mengawasi adanya perubahan
(Aktual/Risiko) kesadaran
Pucat :  Tidak  Ya
 Mengukur tanda-tanda vital
Cianosis : Tidak Ya Ketidakefektifan  Memonitor perubahan
Perfusi Jaringan Perifer turgor, membran mukosa dan
Pengisian Kapiler (Aktual / Risiko) capillary refill time
 < 3 detik ≥ 3 detik  Mengobservasi adanya tanda-
Kekurangan Volume tanda edema paru: dispnea &
Nadi : Teraba  Tidak teraba Cairan (Aktual / ronkhi.
Frekuensi 96 x/menit Risiko)  Mengkaji kekuatan nadi perifer
Irama : Regular Irregular  Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
Kekuataan : Kuat  Lemah Diare  Memonitor intake-output cairan
Tekanan darah: 240/150 mmHg setiap jam: pasang kateter dll.
Risiko Gangguan  Mengobservasi balans cairan
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam Fungsi  Mengawasi adanya edema
jumlah besar: Kardiovaskular perifer
 Diare Tidak Ada  Mengobservasi adanya urine
 Muntah : Ada Risiko Penurunan output < 30 ml/jam dan
 Luka bakar Tidak ada Grade: - Perfusi Jaringan peningkatan BJ urine
Perdarahan : Jantung  Meninggikan daerah yang
 Tidak cedera jika tidak ada
 Ya, Grade : Risiko Perdarahan kontradiindikasi
Jika Ya  Memberikan cairan peroral jika
Lokasi pendarahan : Risiko Syok masih memungkinkan hingga
2000-2500 cc/hr
Kelembaban kulit : NOC :  Mengimobilisasi area fracture
 Lembab  Kering Setelah dilakukan  Mengobservasi tanda-tanda
intervensi, kriteria hasil adanya sindrom kompartemen
Turgor :  Normal (nyeri local daerah cedera, pucat,
yang diharapkan :
Edema: penurunan mobilitas, penurunan
tekanan nadi, nyeri bertambah saat
Tidak  Ya, grade digerakkan, perubahan
1. sensori/baal dan kesemutan)
Output urine: ± 500 cc
2.  Menyiapkan alat-alat untuk
EKG : - pemasangan CVP jika diperlukan
 Memonitor CVP jika diperlukan
Data Lainnya:  Memonitor CVP dan perubahan
nilai elektrolit tubuh
3
Faktor Risiko:- Kolaborasi:
 Melakukan perekaman EKG 12
lead
 Melakukan pemasangan infus 2
line
 Menyiapkan pemberian transfusi
darah jika penyebabnya
pendarahan,koloid jika darah
transfusi susah didapat
 Pemberian atau maintenance
cairan IV
 Tindakan RJP
 Kolaborasi untuk pemberian
terapi:

 Lain-lain:

D. Disability/Disintegrity  Penurunan  Mengukur tanda-tanda vital


Kapasitas Adaptif  Mengobservasi perubahan tingkat
Tingkat kesadaran : A V P U Intrakranial kesadaran
Compos mentis  Disorientasi  Mengobservasi adanya tanda- tanda
 Apatis Delirium Risiko peningkatan TIK (Penurunan
 Samnolent / Lethargy Ketidakefektifan kesadaran, HPT, Bradikardia, sakit
 Stupor Coma Perfusi Jaringan Otak kepala, muntah, papiledema & palsi
N.cranial VI)
Nilai CGS (dewasa) :7 Risiko Jatuh  Meninggikan kepala 15-30o jika
E :2 M :4 V :1
tidak ada kontraindikasi
Risiko Cedera  Mengobservasi kecukupan cairan
Pupil : Normal Tidak
Respon cahaya: +
NOC : Kolaborasi:
Ukuran pupil : Isokor Anisokor
Diameter : O 1 mm O 2 mm
Kriteri Objektif:  Pemberian oksigen
O 3 mm O 4 mm
 Pemasangan infuse
Penilaian Ekstremitas  intubasi (GCS ≤ 8)
Sensorik :  Ya  Tidak  Monitor hasil AGD dan
Motorik :  Ya laporkan hasilnya
 Tidak Kekuatan otot : sulit  Memberikan terapi sesuai indikasi
dinilai  Lain-lain……..

Data Lainnya : -
Faktor Risiko:
E. Exposure 1. Nyeri (Akut /  Mengkaji karakteristik nyeri,
Kronis) gunakan pendekatan PQRST.
Adanya trauma pada daerah:  Mengajarkan teknik relaksasi
tidak ada 2. Kerusakan  Membatasi aktifitas yang
Integritas meningkatkan intesitas nyeri
Adanya jejas pada daerah :tidak
Kulit / Jaringan  Perekaman EKG 12 leads
ada
4
(Aktual /  Kolaborasi untuk pemberian
Ukuran luka : tidak ada luka Risiko) terapi:
( ) Analgesik
Keluhan nyeri :  Ya  Tidak 3. Risiko Disfungsi ( ) Oksigen:
Neurovaskular ( ) Fasciotomy
Perifer ( )
Pengkajian nyeri:  Lainnya:.............
Behavior pain scale NOC :

1. Ekspresi wajah : sebagian diperketat


( misalnya penurunan alis) = 2. Kriteria Objektif:
2. Anggota badan sebelah atas : tidak
ada pergerakan = 1
3. Vokalisasi : mendengus sering dan
tidak memperpanjang = 2
Kriteria skor nyeri : 5 (tidak nyeri)
Adanya tanda-tanda Sindrom
Kompartemen (5 P’s):
 Pain  Pallor
 Pulseless  Paralysis
 Paresthesia
Data Lainnya

Faktor Risiko:-

F. Farenheit (Suhu Tubuh)  Mengobservasi TTV,


Hipertermia kesadaran, saturasi oksigen
Suhu : 36,5oC  Membuka pakaian (menjaga
Hipotermia privasi)
Lamanya terpapar suhu panas / dingin : (Aktual /  Melakukan penurunan suhu
…………………………. jam Risiko) tubuh: kompres dingin/ evaporasi
/selimut pendingin (cooling
Riwayat pemakaian obat : Ketidakefektifan blanket)
Termoregulasi  Mencukupi kebutuhan cairan/oral
Riwayat penyakit :  Memberikan antipiretik
 Metabolic  Melindungi pasien lingkungan
 Kehilangan cairan Risiko yang dingin
 Penyakit SSP Ketidakseimbangan  Membuka semua pakaian pasien
 Gangguan jiwa Suhu Tubuh yang basah
 Melakukan penghangatan tubuh
Riwayat NOC :
 Cedera kepala pasien secara bertahap (1oC/jam)
 Dampak tindakan Medis dengan selimut tebal/warm
Kriteria
(Iatrogenic) blanket
Objektif:
 Pemberian cairan infuse yang  Mengkaji tanda-tanda cedera fisik
1.
terlalu dingin akibat cedera dingin: kulit
2.
5
 Pemberian transfusi darah yang melepuh, edema, timbulnya bula/
terlalu cepat & masih dingin 3. vesikel, menggigil.
 Hipoglikemia  Menganjurkan pasien agar tidak
 …………………………… 4. menggorok/menggaruk kulit yang
melepuh
Data Lainnya : -  Melakukan gastric lavage dengan
air hangat
 Menyiapkan cairan IV dengan
Faktor Risiko: cairan yang hangat
-  Menyiapkan alat-alat intubasi jika
diperlukan
 Lain-lain……………….
PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Riwayat alergi
 Tidak  Ya
……………………

2. Obat yang di konsumsi sebelum masuk RS?
3. Riwayat Penyakit
◻ Tidak ada 
DM PJK
◻ Hipertensi Lainnya :-

Asma


4. Riwayat hospitalisasi?
◻ Tidak Ya, Kapan: 25-02-2020
5. Intake makanan peroral terakhir?
Jam: 05.00 Jenis : timun
. 6. Hal-hal atau kejadian yang memicu terjadinya kecederaan/penyakit?
Riwayat stoke 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi sejak 10 tahun terakhir, riwayat DM yang diketahui
sejak 3 bulan yang lalu
7. Pengkajian fisik:
a. Kepala dan wajah : Tidak ada trauma kepala. Wajah : tidak ada pembengkakan area wajah, ada
anemis
b. Leher dan cervical spine : pembesaran kelenjar tiroid tidak ada. Tidak ada distensi vena jugularis.
Tidak ada deviasi trakea.
c. Dada: bentuk dada simetris, warna kulit dada dan sekitar sama, tidak ada jejas. Suara nafas stridor,
pernapasan dada, bunyi napas vesikuler
d. Perut dan pinggang (flanks) : tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan area pinggang.
e. Pelvis dan perineum : normal
f. Extremitas : kekuatan otot sulit dinilai , ROM pasif, tonus otot menurun pada ekstremitas kiri, tidak
ada edema
g. Punggung & tulang belakang : tidak ditemui kelainan.
6
8. Psikososial
Kecemasan dan ketakutan:
a. Ringan  Berat Sedang  Panik

Mekanisme koping: Mekanisme koping keluarga : Selalu bertanya tentang kondisi yang dialami.
b. Merusak diri  Perilaku kekerasan
c. Menarik diri/Isolasi sosial

Konsep diri: Tidak ada masalah pada konsep diri klien


Gangguan citra diri  Harga diri rendah
Lainnya:
9. Seksualitas :  Pelecehan seksual  Trauma seksual Tidak ada masalah

7
10. Pemeriksaan penunjang
a. Lab : 11 Februari 2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi rutin
WBC 13.9 4.0-10.0 10^3/mm3
PLT 236 150-500 10^3/mm3
Kimia Darah
GDS 239 140 mg/dl
Ureum 34 10-50 mg/dl
Kreatinin 1.3 <1.1 mg/dl
SGOT 17 <38 u/L
SGPT 20 <41 u/L
Penanda jantung
D Dimer 1.19 17.50 ng/l
Elektrolit
Natrium 142 136-145 mmol/l
Kalium 4.0 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 110 97-111 mmol/l

b. Pemeriksaan foto thorax (26/02/2020)


Kesan : - dilatation aortae
- Pulmo dalam batas normal

Pemeriksaan CT kepala tanpa kontras


Kesan : - suspek perdarahan intracerebral lobus temporal sinistra
- Brain atrophy

Pemeriksaan MSCT Scan kepala tanpa kontras


Kesan : - tampak motion artifak pada hamper seluruh slice
- Tampak lesi hiperdens (73HU) pada lobus temporal sinistra
- Ruang subarachnoid dan system ventrikel dalam batas normal
- CPA, pons dan cerebellum dalam batas normal
- Klasifikiasi fisiologik pada plexus choroid bilateral dan phineal body

c. Lainnya :
Terpai medikasi:
- Mecobolamin 500 mcg/24 jam/IV
- Paracetamol 1 gr/8 jam/IV
- Mannitol 20% loading 200 cc, lajut 100 cc/ 4 jam/ IV
- Perdipine 10.5 cc/ jam/IV
- Citicolin 500 mg/12 jam/IV
- Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
11. Kritisi Jurnal & Evidence Based Practice:
8
Salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien dengan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
otak yaitu memberi posisi head up (meninggikan kepala). Posisi head up 30o merupakan posisi
menaikkan kepala dari tempat tidur dengan sudut sekitar 30 o derajat dan posisi badan sejajar dengan
kaki. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2018) tentang pengaruh pemberian posisi kepala
elevasi 30o pada pasien hemoragik strok dengan penurunan kesadaran menunjukkan adanya peningkatan
saturasi oksigen pada pasien yang diberikan inrevensi. Oleh karena itu, penelitian ini sangat
merekomendasikan untuk memberikan tindakan meninggikan kepala 30o pada pasien dengan stroke
hemoragik untuk menghidari terjadinya vasospasme. Selain itu pula posisi head up 30 0 juga dapat
meningkatkan oksigen ke otak. Hal ini akan menambah rileks serta memindahkan fokus perhatian pada
nyeri yang dialami seseorang.
12. Refleksi kasus dan Evaluasi Diri:
Saat melakukan pengkajian, saya bingung menentukan GCS pada Tn.B yang mengalami penurunan
kesadaran dan menentukan intervensi keperawatan

9
ANALISA MASALAH KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.B


Ruang : IGD NON BEDAH
Tanggal : 26 Februari 2020
Masalah
NO. Data Fokus
Keperawatan
1. DS : - keluarga pasien mengatakan pasien mengalami Ketidakefektifan pola
penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu napas

DO : - RR : 28x/menit
- Dyspnea
- Takipnea
- orthopnea
- Pernapasan dada
2 DS : - keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kapasitas
penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu adaptif intrakranial

DO : - GCS 7 (somnolen)
- Vital sign : TD 240/150 mmHg, N:96x/mnt, P:
28x/menit, S: 36,5o
- Hasil pemeriksaan CT scan kepala : suspek
perdarahan intracerebral lobus temporal sinistra
dan Brain atrophy

10
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.B


Ruang : IGD NON BEDAH RSWS
Tanggal :26 Februari 2020
Prioritas Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi
1 Ketidakefektifan pola napas 26 Februari 2020
berhubungan dengan
2 Penurunan kapasitas adaftif 26 Februari 2020
intracranial

11
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.B


Ruang : IGD NON BEDAH RSWS
Tanggal :26 Februari 2020
No DiagnosaKeperawatan Tujuan/sasaran Intervensi
1 Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Monitor kecepatan, irama, kedalam dan
berhubungan dengan 1 x 8 jam kriteria hasil yang diharapkan: kesulitan bernapas
hiperventilasi  Monitor suara napas tambahan
 Frekuensi pernapasan dalam batas normal  Monitor saturasi oksigen
 Tidak ada suara napas tambahan  Monitor hasil foto thoraks
 Kedalaman inspirasi dalam batas normal
 Berikan posisi yang tidak menambah sesak
 Saturasi oksigen dalam batas normal
2 Penurunan kapasitas adaptif Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan  Monitor status neurologis
intracranial tidak terjadi ketidakefektifan perfusi jaringan  Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
serebral, dengan kriteria hasil: netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
Status Neurologi :  Sesuaikan kepala tempat tidur untuk
 Vital sign dalam rentang normal mengoptimalkan perfusi serebral dengan posisi
TD : 120/80 mmHg 30 derajat
N : 60-100x/menit  Penatalaksanaan pemberian terapi obat
P : 16-24x/menit  Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
S : 36,5-37,5ºC pernafasan dengan tepat
 Tingkat kesadaran meningkat  Monitor tekanan darah setelah pasien diberikan
obat
 Monitor pola pernapasan yang abnormal

12
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

Nama Pasien : Tn.B


Ruang : IGD NON BEDAH RSWS
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan pola napas
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Rabu/ Pukul 14. 55 Pukul 20.30
 Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan S: -
26 Februari 2020 bernapas O:
 RR : 24 x/menit
Hasil : RR 28x/menit, irama pernapasan regular, pasien
 Irama pernapasan regular
tampak sesak dan tampak pergerakan dada saat
 Tampak pergerakan dada saat bernapas
bernapas A: ketidakefektifan pola napas belum teratasi
Pukul 14.57 P:
 Memonitor suara napas tambahan  Monitor kecepatan, irama, kedalam dan
Hasil : suara napas vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak kesulitan bernapas
ada, terdapat suara napas tambahan snoring  Monitor suara napas tambahan
Pukul15.00  Monitor saturasi oksigen
 Memonitor saturasi oksigen  Monitor hasil foto thoraks
Hasil : 98%  Berikan posisi yang tidak menambah sesak
Pukul 15.02
 memberikan posisi yang tidak menambah sesak
Hasil : pasien dalam posisi berbaring dengan head up 30o
Pukul 20.00
 Memonitor hasil foto thoraks
Hasil : dilation aortae, pulmo dalam batas normal

2. Diagnosa keperawatan : penurunan kapasitas adaptif intrakranial

13
Hari, Tanggal Implementasi Evaluasi
Rabu/ Pukul 15.05 Pukul 20.30
 Memonitor status neurologis S:-
26 Februari 2020 O:
Hasil : GCS :E2M4Vx (stupor)
 Tampak penurunan kesadaran,
Pukul 15.10
 GCS 12 (E4M4V2)
 Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
 TTV: TD :170/120 mmHg, N:112x/mnt, P:
dengan tepat 21x/mnt, S: 362C, SPO2:100%
Hasil : TD 240/150 mmHg, N:96x/mnt, P: 28x/menit, S: A: Penurunan kapasitas adaptif intracranial belum
36,5o teratasi
Pukul 15.15 P: Lanjutkan intervensi
 Menyesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan  Monitor status neurologis
perfusi serebral dengan posisi 30 derajat  Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
Hasil : pasien dalam posisi Head Up 30o dengan SaO2 100 pernafasan dengan tepat
%  Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
Pukul 15.17 netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
 kolaborasi terapi farmakologis  Sesuaikan kepala tempat tidur untuk
- Mecobolamin 500 mcg/24 jam/IV mengoptimalkan perfusi serebral dengan posisi
- Paracetamol 1 gr/8 jam/IV 30 derajat
- Mannitol 20% loading 200 cc, lajut 100 cc/ 4 jam/ IV  Penatalaksanaan pemberian terapi obat
- Perdipine 10.5 cc/ jam/IV  Monitor tekanan darah setelah pasien diberikan
- Citicolin 500 mg/12 jam/IV obat
- Ranitidin 50 mg/12 jam/IV  Monitor pola pernapasan yang abnormal
Pukul 16.30
 Memonitor TTV setelah pemberian obat (perdipine)
Hasil :
16.30 TD : 200/120, N: 98x/mnt, P: 24x/mnt, S:36,2 oC SaO2
99% (dosis 10,5 cc/jam)
17.30 TD : 180/110 mmHg, N: 120x/mnt, P: 22x/mnt, SaO2
100 %
18.30 TD : 180/90 mmHg, N: 121x/mnt, P:24x/mnt, SaO2
100% (dosis 8 cc/jam/IV)/IV
19.30 160/100 mmHg, N: 112x/mnt, P:23x/mnt, SaO2 100%

14
(dosis 4 cc/jam/IV)
20.30 TD :170/120 mmHg, N:112x/mnt, P: 21x/mnt, SaO2
100% (dosis 4 cc/jam/IV)

15
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC). United States of America: Elsevier.
Hasan, A. (2018). Study kasus gangguan perfusi serbral dengan penurunan kesadaran pada klien stroke
hemoragikstelah diberikan posisi kepala elevasi 30 derjat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan,
9(2), 229. Retrieved from https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved 2ahUKEwjj8-
zis7LnAhUaVysKHW91At0QFjABegQIAhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stikes-
aisyiyahpalembang.ac.id%2Findex.php%2FKep%2Farticle%2Fdownload
%2F135%2F115&usg=AOvVaw28cafgo

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). Nanda International Nursing Diagnoses: Defenitions and
Classification 2018-2020. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC).
United States of America: Elsevie

16
17

Anda mungkin juga menyukai