LEVEL MERAH
Transportasi ke IGD :
Ambulance Kendaraan sendiri Kendaraan umum Lainnya : motor…………
Riwayat KU :
Pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu. Keluarga Pasien mengatakan pasien
mulai mengeluh nyeri pada kepala sejak malam hari sebelum masuk RS, muntah ada frekuensi 2 kali . Pasien
kemudian di bawah ke RS pada pukul 09.00 dan mulai mengalami penurunan kesadaran sekitar pukul 10.00,
sehingga pasien di rujuk ke RS Wahidin.
Pasien memiliki riwayat stroke ± 1 tahun 2 bulan yang lalu dengan lemah separuh tubuh sebelah kiri,
riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, berobat dengan obat anti hipertensi namun hanya diminum jika
TD tinggi. Riwayat DM yang diketahui sejak 3 bulan yang lalu.
1
PENGKAJIAN PRIMER
2
orthopnea
Jenis pernafasan: dada perut berkurang
3. Pola napas dalam
Penggunaan otot bantu nafas batas normal
Retraksi dada 4. SaO2 dalam
Cuping hidung batas normal
Hasil AGD : -
C.Circulation Mengawasi adanya
Penurunan Curah perubahan warna kulit
Akral : Hangat Dingin Jantung Mengawasi adanya perubahan
(Aktual/Risiko) kesadaran
Pucat : Tidak Ya
Mengukur tanda-tanda vital
Cianosis : Tidak Ya Ketidakefektifan Memonitor perubahan
Perfusi Jaringan Perifer turgor, membran mukosa dan
Pengisian Kapiler (Aktual / Risiko) capillary refill time
< 3 detik ≥ 3 detik Mengobservasi adanya tanda-
Kekurangan Volume tanda edema paru: dispnea &
Nadi : Teraba Tidak teraba Cairan (Aktual / ronkhi.
Frekuensi 96 x/menit Risiko) Mengkaji kekuatan nadi perifer
Irama : Regular Irregular Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
Kekuataan : Kuat Lemah Diare Memonitor intake-output cairan
Tekanan darah: 240/150 mmHg setiap jam: pasang kateter dll.
Risiko Gangguan Mengobservasi balans cairan
Adanya riwayat kehilangan cairan dalam Fungsi Mengawasi adanya edema
jumlah besar: Kardiovaskular perifer
Diare Tidak Ada Mengobservasi adanya urine
Muntah : Ada Risiko Penurunan output < 30 ml/jam dan
Luka bakar Tidak ada Grade: - Perfusi Jaringan peningkatan BJ urine
Perdarahan : Jantung Meninggikan daerah yang
Tidak cedera jika tidak ada
Ya, Grade : Risiko Perdarahan kontradiindikasi
Jika Ya Memberikan cairan peroral jika
Lokasi pendarahan : Risiko Syok masih memungkinkan hingga
2000-2500 cc/hr
Kelembaban kulit : NOC : Mengimobilisasi area fracture
Lembab Kering Setelah dilakukan Mengobservasi tanda-tanda
intervensi, kriteria hasil adanya sindrom kompartemen
Turgor : Normal (nyeri local daerah cedera, pucat,
yang diharapkan :
Edema: penurunan mobilitas, penurunan
tekanan nadi, nyeri bertambah saat
Tidak Ya, grade digerakkan, perubahan
1. sensori/baal dan kesemutan)
Output urine: ± 500 cc
2. Menyiapkan alat-alat untuk
EKG : - pemasangan CVP jika diperlukan
Memonitor CVP jika diperlukan
Data Lainnya: Memonitor CVP dan perubahan
nilai elektrolit tubuh
3
Faktor Risiko:- Kolaborasi:
Melakukan perekaman EKG 12
lead
Melakukan pemasangan infus 2
line
Menyiapkan pemberian transfusi
darah jika penyebabnya
pendarahan,koloid jika darah
transfusi susah didapat
Pemberian atau maintenance
cairan IV
Tindakan RJP
Kolaborasi untuk pemberian
terapi:
Lain-lain:
Data Lainnya : -
Faktor Risiko:
E. Exposure 1. Nyeri (Akut / Mengkaji karakteristik nyeri,
Kronis) gunakan pendekatan PQRST.
Adanya trauma pada daerah: Mengajarkan teknik relaksasi
tidak ada 2. Kerusakan Membatasi aktifitas yang
Integritas meningkatkan intesitas nyeri
Adanya jejas pada daerah :tidak
Kulit / Jaringan Perekaman EKG 12 leads
ada
4
(Aktual / Kolaborasi untuk pemberian
Ukuran luka : tidak ada luka Risiko) terapi:
( ) Analgesik
Keluhan nyeri : Ya Tidak 3. Risiko Disfungsi ( ) Oksigen:
Neurovaskular ( ) Fasciotomy
Perifer ( )
Pengkajian nyeri: Lainnya:.............
Behavior pain scale NOC :
1. Riwayat alergi
Tidak Ya
……………………
…
2. Obat yang di konsumsi sebelum masuk RS?
3. Riwayat Penyakit
◻ Tidak ada
DM PJK
◻ Hipertensi Lainnya :-
Asma
4. Riwayat hospitalisasi?
◻ Tidak Ya, Kapan: 25-02-2020
5. Intake makanan peroral terakhir?
Jam: 05.00 Jenis : timun
. 6. Hal-hal atau kejadian yang memicu terjadinya kecederaan/penyakit?
Riwayat stoke 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi sejak 10 tahun terakhir, riwayat DM yang diketahui
sejak 3 bulan yang lalu
7. Pengkajian fisik:
a. Kepala dan wajah : Tidak ada trauma kepala. Wajah : tidak ada pembengkakan area wajah, ada
anemis
b. Leher dan cervical spine : pembesaran kelenjar tiroid tidak ada. Tidak ada distensi vena jugularis.
Tidak ada deviasi trakea.
c. Dada: bentuk dada simetris, warna kulit dada dan sekitar sama, tidak ada jejas. Suara nafas stridor,
pernapasan dada, bunyi napas vesikuler
d. Perut dan pinggang (flanks) : tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan area pinggang.
e. Pelvis dan perineum : normal
f. Extremitas : kekuatan otot sulit dinilai , ROM pasif, tonus otot menurun pada ekstremitas kiri, tidak
ada edema
g. Punggung & tulang belakang : tidak ditemui kelainan.
6
8. Psikososial
Kecemasan dan ketakutan:
a. Ringan Berat Sedang Panik
Mekanisme koping: Mekanisme koping keluarga : Selalu bertanya tentang kondisi yang dialami.
b. Merusak diri Perilaku kekerasan
c. Menarik diri/Isolasi sosial
7
10. Pemeriksaan penunjang
a. Lab : 11 Februari 2020
c. Lainnya :
Terpai medikasi:
- Mecobolamin 500 mcg/24 jam/IV
- Paracetamol 1 gr/8 jam/IV
- Mannitol 20% loading 200 cc, lajut 100 cc/ 4 jam/ IV
- Perdipine 10.5 cc/ jam/IV
- Citicolin 500 mg/12 jam/IV
- Ranitidin 50 mg/12 jam/IV
11. Kritisi Jurnal & Evidence Based Practice:
8
Salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien dengan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
otak yaitu memberi posisi head up (meninggikan kepala). Posisi head up 30o merupakan posisi
menaikkan kepala dari tempat tidur dengan sudut sekitar 30 o derajat dan posisi badan sejajar dengan
kaki. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2018) tentang pengaruh pemberian posisi kepala
elevasi 30o pada pasien hemoragik strok dengan penurunan kesadaran menunjukkan adanya peningkatan
saturasi oksigen pada pasien yang diberikan inrevensi. Oleh karena itu, penelitian ini sangat
merekomendasikan untuk memberikan tindakan meninggikan kepala 30o pada pasien dengan stroke
hemoragik untuk menghidari terjadinya vasospasme. Selain itu pula posisi head up 30 0 juga dapat
meningkatkan oksigen ke otak. Hal ini akan menambah rileks serta memindahkan fokus perhatian pada
nyeri yang dialami seseorang.
12. Refleksi kasus dan Evaluasi Diri:
Saat melakukan pengkajian, saya bingung menentukan GCS pada Tn.B yang mengalami penurunan
kesadaran dan menentukan intervensi keperawatan
9
ANALISA MASALAH KEPERAWATAN
DO : - RR : 28x/menit
- Dyspnea
- Takipnea
- orthopnea
- Pernapasan dada
2 DS : - keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kapasitas
penurunan kesadaran sejak 5 jam yang lalu adaptif intrakranial
DO : - GCS 7 (somnolen)
- Vital sign : TD 240/150 mmHg, N:96x/mnt, P:
28x/menit, S: 36,5o
- Hasil pemeriksaan CT scan kepala : suspek
perdarahan intracerebral lobus temporal sinistra
dan Brain atrophy
10
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
11
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
12
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
13
Hari, Tanggal Implementasi Evaluasi
Rabu/ Pukul 15.05 Pukul 20.30
Memonitor status neurologis S:-
26 Februari 2020 O:
Hasil : GCS :E2M4Vx (stupor)
Tampak penurunan kesadaran,
Pukul 15.10
GCS 12 (E4M4V2)
Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
TTV: TD :170/120 mmHg, N:112x/mnt, P:
dengan tepat 21x/mnt, S: 362C, SPO2:100%
Hasil : TD 240/150 mmHg, N:96x/mnt, P: 28x/menit, S: A: Penurunan kapasitas adaptif intracranial belum
36,5o teratasi
Pukul 15.15 P: Lanjutkan intervensi
Menyesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan Monitor status neurologis
perfusi serebral dengan posisi 30 derajat Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
Hasil : pasien dalam posisi Head Up 30o dengan SaO2 100 pernafasan dengan tepat
% Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi
Pukul 15.17 netral, hindari fleksi pinggang yang berlebihan
kolaborasi terapi farmakologis Sesuaikan kepala tempat tidur untuk
- Mecobolamin 500 mcg/24 jam/IV mengoptimalkan perfusi serebral dengan posisi
- Paracetamol 1 gr/8 jam/IV 30 derajat
- Mannitol 20% loading 200 cc, lajut 100 cc/ 4 jam/ IV Penatalaksanaan pemberian terapi obat
- Perdipine 10.5 cc/ jam/IV Monitor tekanan darah setelah pasien diberikan
- Citicolin 500 mg/12 jam/IV obat
- Ranitidin 50 mg/12 jam/IV Monitor pola pernapasan yang abnormal
Pukul 16.30
Memonitor TTV setelah pemberian obat (perdipine)
Hasil :
16.30 TD : 200/120, N: 98x/mnt, P: 24x/mnt, S:36,2 oC SaO2
99% (dosis 10,5 cc/jam)
17.30 TD : 180/110 mmHg, N: 120x/mnt, P: 22x/mnt, SaO2
100 %
18.30 TD : 180/90 mmHg, N: 121x/mnt, P:24x/mnt, SaO2
100% (dosis 8 cc/jam/IV)/IV
19.30 160/100 mmHg, N: 112x/mnt, P:23x/mnt, SaO2 100%
14
(dosis 4 cc/jam/IV)
20.30 TD :170/120 mmHg, N:112x/mnt, P: 21x/mnt, SaO2
100% (dosis 4 cc/jam/IV)
15
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC). United States of America: Elsevier.
Hasan, A. (2018). Study kasus gangguan perfusi serbral dengan penurunan kesadaran pada klien stroke
hemoragikstelah diberikan posisi kepala elevasi 30 derjat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan,
9(2), 229. Retrieved from https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved 2ahUKEwjj8-
zis7LnAhUaVysKHW91At0QFjABegQIAhAB&url=http%3A%2F%2Fjurnal.stikes-
aisyiyahpalembang.ac.id%2Findex.php%2FKep%2Farticle%2Fdownload
%2F135%2F115&usg=AOvVaw28cafgo
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). Nanda International Nursing Diagnoses: Defenitions and
Classification 2018-2020. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC).
United States of America: Elsevie
16
17