Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemiskinan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),Kemiskinan adalah ketidakmampuan


individu dalam memenuhi kebutuhuhan dasar minimal untuk hidup layak (baik
makanan maupun nonmakanan) yang diukur dari sisi pengeluaran. Pengertian dari
kemiskinan sampai saat ini telah mengalami perluasan,karena semkain kompleksnya
faktor penyebab,indikator maupun permasalahan lain yang melengingkupinya.
Kemiskinan tidak hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi tetapi telah meluas
sampai kedimensi sosial,kesehatan,pendidikan,dan politik. Secara kuantitatif,
kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana taraf hidup manusia serba kekurangan
atau “tidak memiliki harta beda. Sedangkan secara kualitati, pengertian kemiskinan
adalah keadaan hidup manusia yang tidak layak.

Kelompok penduduk miskin yang berada di masyarakat pedesaan dan


perkotaan,umumnya berprofesi sebagai buruh tani,pedagang kecil,nelayan,pengerajin
kecil,buruh,pedagang kaki lima,pedagang asongan, pemulung, gelandangan,
pengemis, dan pengangguran. Kelompok miskin ini akan menimbulkan problema
yang terus berlanjut bagi kemiskinan kultural dan struktural,bila tidak ditangai secara
serius,terutama untuk generasi berikutnya. Pada umumnya,penduduk yang tergolong
miskin adalah golongan residual,yakni kelompok masyarakat yang belum tersentuh
oleh berbagai kebijakan pemerintah yang terkonsentrasikan secara khusus,seperti
IDT,namun secara umum sudah melalui PKT,Program Bimas ,PKK didesa,Program
Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan,dsb.

6
Golongan ini termasuk sulit disentuh,karena kualitas sumber daya yang rendah
sehingga kurang memanfaatkan fasilitas,termasuk faktor-faktor produksi. Mereka
juga kurang memiliki kemampuan,tingkat pendidikan yang rendah,pelatihan yang
sangat minimal,termasuk memanfaatkan pemberian bantuan bagi kebutuhan dasar
manusia,dan perlindungan hukum atau perundang-undangan yang tidak kurang
memihak mereka.

Komitmen dan konsistensi pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan


ekonomi dengan cara-cara yang adil tanpa mengecualikan masyarakat miskin akan
meningkatkan keterpaduan sosial dengan politik yang didasari oleh hak-hak asai
manusia,nondiskriaminasi,dan memberikan perlindungan kepada mereka yang kurang
beruntung merupakan hakikat pardigma pembangunan sosial.

B.Jenis-Jenis Kemiskinan

Secara umum, ada beberapa jenis kemiskinan yang ada di masyarakat. Berikut ini
adalah jenis-jenis dan contoh kemiskinan tersebut:

1. Kemiskinan Subjektif

Jenis kemiskian ini terjadi karena seseorang memiliki dasar pemikiran sendiri
dengan beranggapan bahwa kebutuhannya belum terpenuhi secara cukup, walaupun
orang tersebut tidak terlalu miskin. Contohnya: pengemis musiman yang muncul di
kota-kota besar.

2. Kemiskinan Absolut

Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan dimana seseorang/ keluarga


memiliki penghasilan di bawah standar kelayakan atau di bawah garis kemiskinan.
Pendapatannya tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan,
pendidikan, dan kesehatan. Contoh kemiskinan absolut: keluarga yang kurang
mampu.

7
3. Kemiskinan Relatif

Jenis kemiskinan ini adalah bentuk kemiskinan yang terjadi karena pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum menyentuh semua lapisan masyarakat.
Kebijakan tersebut menimbulkan ketimpangan penghasilan dan standar
kesejahteraan. Contohnya: banyaknya pengangguran karena lapangan pekerjaan
sedikit.

4. Kemiskinan Alamiah

Ini merupakan kemiskinan yang terjadi karena alam sekitarnya langka akan
sumber daya alam. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat memiliki produktivitas
yang rendah. Contohnya: masyarakat di benua Afrika yang tanahnya kering dan
tandus

5. Kemiskinan Kultural

Ini adalah kemiskinan yang terjadi sebagai akibat kebiasaan atau sikap
masyarakat dengan budaya santai dan tidak mau memperbaiki taraf hidupnya seperti
masyarakat modern. Contohnya: suku Badui yang teguh mempertahankan adat
istiadat dan menolak kemajuan jaman.

6. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan ini terjadi karena struktur sosial tidak mampu menghubungkan


masyarakat dengan sumber daya yang ada. Contohnya: masyarakat Papua yang tidak
mendapatkan manfaat dari Freeport.

Pada umumnya kemiskinan akan memberikan dampak negatif bagi


masyarakat. Berikut ini adalah beberapa dampak kemiskinan yang sering terjadi:

8
1)Kriminalitas Meningkat
Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Bukan tanpa sebab,
karena masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi
kebuhtuhan hidup mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk
kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan
pembunuhan.
2) Angka Kematian yang Tinggi
Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan umumnya tidak
mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka
kematian pada masyarakat miskin.
3)Akses Pendidikan Tertutup
Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak
dapat menjangkau dunia pendidikan. Hal ini semakin memperburuk situasi
masyarakat yang kekurangan karena kurangnya pendidikan membuat mereka tidak
bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
4)Pengangguran Semakin Banyak
Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan akan sulit
bersaing di dunia kerja maupun usaha. Hal ini kemudian akan menyebabkan
pengangguran semakin meningkat.
5)Munculnya Konflik di Masyarakat
Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan
dengan berbagai tindakan anarkis. Bahkan seringkali konflik bernuansa SARA timbul
di masyarakat sebagai cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.

9
C. Faktor yang Menyebabkan Kemiskinan di Indonesia
1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari


negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan atau
penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologi terhadap berbagai
tuntutan keadaan yang ada. Hal tersebut menjadikan pertumbuhan ekonomi dicirikan
dengan 3 hal pokok, antara lain: 1) laju pertumbuhan perkapita dalam arti nyata (riil).
2) persebaran atau distribusi angkatan kerja menurut sektor kegiatan produksi yang
menjadi sumber nafkahnya. 3) pola persebaran penduduk. Angka kelahiran yang
tinggi akan mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi besar.
Bila laju pertumbuhan ini tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi, maka hal
ini akan mengakibatkan angka kemiskinan akan semakin meningkat di suatu negara.

2. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah cenderung tidak memiliki


keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai. Sehingga mereka tidak bisa
bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi di dunia kerja maupun dunia
usaha. Hal ini kemudian membuat angka pengangguran dan kemiskinan menjadi
bertambah.

3. Pengangguran

Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja


yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi
tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Lapangan kerja yang terbatas
menyebabkan angka pengangguran di suatu negara menjadi tinggi. Semakin banyak
pengangguran maka angka kemiskinan juga akan meningkat. Peningkatan angka

10
pengangguran juga dapat menimbulkan masalah lain yang meresahkan masyarakat.
Misalnya munculnya pelaku tindak kejahatan, pengemis, dan lain-lain.

4. Bencana Alam

Bencana alam merupakan faktor penyebab kemiskinan yang tidak dapat dicegah
karena berasal dari alam. Bencana alam seperti tsunami, banjir, tanah longsor, dan
lain-lain, akan menimbulkan kerusakan pada infrastruktur maupun psikologis.
Peristiwa bencana alam yang besar dapat mengakibatkan masyarakat mengalami
kemiskinan karena kehilangan harta.

D. Pengaruh Kemiskinan terhadap Kesehatan

Kemiskinan dan pengangguran secara langsung atau tidak langsung akan


memiliki dampak terhadap tingkat kesehatan masyarakat. jumlah pendapatan yang
merupakan determinan dari keadaan seseorang miskin atau tidak akan mempengaruhi
tingkat kesehatannya. Hal ini tercermin dalam pengeluaran rumah tangga untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, vitamin, dan lainnya. Dalam
jangka panjang tentunya tingkat konsumsi tersebut akan berpengaruh terhadap
kesehatan individu. Pada tingkat makro, kesehatan yang baik merupakan input
penting dalam pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Bukti-bukti makroekonomi
menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi kesehatan yang rendah,
menghadapi tantangan yang lebih berat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, jika dibandingkan dengan negara yang lebih baik kesehatannya.

Kesehatan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan


ekonomi . Kesehatan yang buruk akan memberikan dampak yang negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu negara, hal ini antara lain disebabkan oleh beban berat
yang diakibatkan oleh adanya penyakit yang akan berpengaruh terhadap
produktivitas. Produktivitas individu akan berpengaruh terhadap kegiatan yang

11
dilakukan oleh individu untuk mengahasilkan barang atau jasa, dan dalam jangka
panjang hal ini akan berpengruh terhadap kondisi makroekonomi suatu negara. Oleh
sebab itu, kebutuhan dasar manusia berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan pensiun, dan jaminan tunjangan hari tua harus
dijamin oleh pemerintah, terutama yang berkaitan dengan penjaminan akan
kebutuhan kesehatan.

Di berbagai negara khususnya di negara yang sedang berkembang kesadaran


masyarakat akan kesehatan terlihat minim. Berangkat dari hal tersebut pemerintah
dianggap sangat perlu untuk mengintervensi adanya penjaminan kebutuhan hidup
masyarakat, salah satunya dengan memberikan sebuah jaminan kesehatan kepada
masyarakat. Hal ini didukung pula oleh adanya deklarasi pada tahun 1978 oleh World
Health Organization yang menyatakan bahwa negara-negara anggota berkomitmen
terhadap keadilan kesehatan bagi masyarakat, lebih memfokuskan pelayanan
kesehatan pencegahan (preventive) dan peningkatan (promotive) dibandingkan
dengan pengobatan (currative), dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan kesehatannya.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, penjaminan kesehatan telah dilakukan sejak


terbitnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang selanjutnya
disingkat UU SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial yang selanjutnya disingkat UU BPJS). Dengan terbitnya kedua undang-undang
tersebut, pemerintah diwajibkan untuk memberikan lima jaminan dasar bagi seluruh
masyarakat Indonesia diantaranya : jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, jaminan pensiun, dan jaminan tunjangan hari tua . Seperti telah
diketahui bersama, bahwa melalui adanya amanat dari Undang-Undang SJSN dan
Undang-Undang BPJS pemerintah kini sudah berupaya untuk merealisasikan undang-
undang tersebut, dimana dalam rencana pemerintah, seluruh masyarakat Indonesia

12
akan dijamin kesehatannya oleh pemerintah, melalui keikutsertaan dalam BPJS
Kesehatan.

Tujuan adanya BPJS adalah menjamin agar peserta memperoleh manfaat


pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
terutama dalam hal yang berkaitan dengan kesehatan. Kesehatan yang lebih baik akan
meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output
energi, pembangunan kesehatan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
mengurangi kemiskinan. Jadi tingkat kesehatan berkorelasi positif terhadap tingkat
kemiskinan karena dengan terjaganya kesehatan dengan baik, maka produktivitas
kerja akan tinggi sehingga mampu mendapatkan upah atau bayaran yang lebih tinggi
pula sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dapat memacu pertumbuhan
ekonomi yang cepat yang terhindari dari kemiskinan

E. Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Kemiskinan

Strategi Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dapat


dibagi menjadi dua bagian besar, pertama melindungi keluarga dan kelompok
masyarakat yang mengalami kemiskinan sementara, dan kedua membantu masyarakat
yang mengalami kemiskinan kronis dengan memberdayakan dan mencegah
terjadinya kemiskinan baru. Strategi tersebut selanjutnya dituangkan dalam tiga
program yang langsung diarahkan pada penduduk miskin yaitu: (1) penyediaan
kebutuhan pokok; 2) pengembangan sistem jaminan sosial; dan 3) pengembangan
budaya usaha.

Pemerintah saat ini memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan yang


terintegrasi. Beberapa di antaranya yaitu program penanggulangan kemiskinan
berbasis bantuan sosial, program penanggulangan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat, serta program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan usaha kecil yang dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik
pusat maupun daerah.

13
Dalam RKP 2019, pemerintah mencanangkan lima prioritas nasional dan 24
program prioritas yang direncanakan hingga tingkat proyek (satuan tiga) di tingkat
provinsi, kabupaten/kota. Lima prioritas nasional tersebut terdiri atas: 1)
pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan
dasar; 2) pengurangan kesenjangan antarwilayah melalui penguatan konektivitas dan
kemaritiman; 3) penguatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan kerja
melalui pertanian, industri, pariwisata, dan jasa produktif lainnya; 4) pemantapan
ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air; dan 5) stabilitas keamanan nasional
dan kesuksesan pemilu (Republika online, 27 April 2018).

Program lainnya adalah perluasan bantuan sosial nontunai yang harus


dipastikan berjalan tepat waktu, mengarahkan bantuan pangan nontunai untuk
memperbaiki pola konsumsi pangan masyarakat, dan program padat karya tunai (cash
for work) untuk masyarakat kurang mampu. Padat karya tunai bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja sementara, menurunkan
angka stunting, dan mengurangi kemiskinan. desa yang mengalami bencana,
pascakonflik, dan rawan pangan. Hasil riset yang dipaparkan dalam Konferensi
“Evidence on Stunting from Three Randomized Evaluation in Indonesia” pada 8 Mei
2018 lalu menyatakan bahwa bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH)
dinilai dapat menurunkan stunting secara signifikan (Kompas, 9 Mei 2018: 14). Hal
ini dikarenakan setelah enam tahun PKH digulirkan, terjadi perubahan perilaku
kesehatan penerima bantuan, sehingga diharapkan dalam jangka panjang dapat
memutus rantai kemiskinan. Meskipun demikian, masih perlu dilakukan edukasi
secara maksimal oleh fasilitator kepada penerima bantuan. Selain itu, penyediaan
fasilitas kesehatan di daerah juga masih perlu ditingkatkan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhuhan


dasar minimal untuk hidup layak (baik makanan maupun nonmakanan) yang diukur
dari sisi pengeluaran. Ada beberapa jenis kemiskinan yang ada di masyarakat yaitu
kemiskinan subjektif,kemiskinan absolut,kemiskinan relatif,kemiskinan alamiah,
kemiskinan kultural,kemiskinan struktural. Dampak negatif kemiskinan bagi masyarakat
yaitu : kriminalitas meningkat,angka kematian yang tinggi,akses pendidikan
tertutup,pengangguran semakin banyak,munculnya konflik di masyarakat. Faktor
yang menyebabkan kemiskinan di Indonesia yaitu pertumbuhan ekonomi,tingkat
pendidikan yang rendah,pengangguran,bencana alam. Kesehatan yang lebih baik akan
meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan menaikkan output
energi, pembangunan kesehatan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan
mengurangi kemiskinan. Jadi tingkat kesehatan berkorelasi positif terhadap tingkat
kemiskinan karena dengan terjaganya kesehatan dengan baik, maka produktivitas
kerja akan tinggi sehingga mampu mendapatkan upah atau bayaran yang lebih tinggi
pula sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dapat memacu pertumbuhan
ekonomi yang cepat yang terhindari dari kemiskinan. Pemerintah saat ini memiliki
berbagai program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi. Beberapa di
antaranya yaitu program penanggulangan kemiskinan berbasis bantuan sosial,
program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat, serta
program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha kecil yang
dijalankan oleh berbagai elemen pemerintah baik pusat maupun daerah

15
B. Saran
1. Dalam upaya pengentasan kemiskinan Pemerintah harus berupaya untuk terus
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan jumlah pertumbuhan
penduduk sehingga pendapatan perkapita dapat meningkat. Pemerataan juga harus
dilakukan dengan jalan membangun infrastruktur menuju daerah daerah terpencil.
2. Pemerintah harus melakukan evaluasi penggunaan anggaran untuk program-
program yang dilakukan dalam menanggulangi kemiskinan.
3. Meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi masyarakat.
dan peningkatan Kulaitas tenaga kerja melalui pelatihan pelatihan dan ketrampilan
juga harus di tingkatkan dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal
dengan pendatang. Serta perlu diciptakan kebijakan kebijakan yang lebih
mengutamakan penduduk lokal dalam pemanfaatan tenaga kerja bagi perusahaan
perusahaan yang berada di daerah
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus terus dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu mengurangi angka
kemiskinan

16
DAFTAR PUSTAKA

Ade,F,.Estro.D,.(2018) . PENGARUH PENDERITA PENYAKIT BERBAHAYA,


KEMISKINAN, DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA TERHADAP
PERMINTAAN BPJS KESEHATAN . Jurnal ISEI . Vol.2,No.1(Maret 2018) .
Diakses dari : http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ier

Anonim.(21 September 2019). Tentang Kemiskinan . Pirnas. Diakses dari


https://pirnas.org/tentang-kemiskinan

Damrul,A.,Mike,T.(2018). ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KEMISKINAN,


KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN DI
PROVINSI SUMATERA BARAT. Vol.1,No.3(September 2018). Diakses dari :
ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/

Dora,L,. Jolianis,. Syailendra,E,S,.(Maret 2017). PENGARUH TINGKAT


KESEHATAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN INVESTASI TERHADAP
KEMISKINAN DI KOTA PADANG PENGARUH TINGKAT KESEHATAN,
TINGKAT PENDIDIKAN DAN INVESTASI TERHADAP KEMISKINAN DI
KOTA PADANG. Diakses dari : jim.stkip-pgri-
sumbar.ac.id/jurnal/download/3189

Gamal,.Eny,.Warsilan.(2016). FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEMISKINAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA . Jurnal Ekonomi
Keuangan, dan Manajemen. Vol.12,.No.1(2016). Diakses dari :
http://journal.feb.unmul.ac.id 29

Mohammad,.M.(2018) . STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENANGANAN


KEMISKINAN DAN KESENJANGAN . Bidang Kesejahteraan Sosial Info
Singkat Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis. Vol.10,No.9(Mei
2018) . https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/info%20Singkat-X-9-I-
pd31-Mei-2018-192-pdf

17
Trimo,Y.(November 2019). MEMAHAMI KEMBALI STRATEGI PENGENTASAN
KEMISKINAN DI INDONESIA . Diakses dari
https://djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/sulteng/id/data-publikasi/berita-
terbaru/2830-memahami-kembali-strategi-pengentasan-kemiskinan-di-
indonesia-sebagai-sumber-penerimaan-negara.html

18

Anda mungkin juga menyukai