Anda di halaman 1dari 23

DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT INFEKSI

A.          Pengertian Diet
Diet sering disalah artikan sebagai usaha mengurangi makan untuk
mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk tubuh yang
ideal. Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti ini yang sebenarnya adalah
mengatur pola makan. Tentu saja, saat ini masih banyak orang yang menyalah
artikan arti berat badan sendiri. Oleh karena itu perlu diluruskan mengenai arti
menurunkan berat badan yang sebenarnya. Diet sangat akrab di kalangan kaum
wanita, karena memang sebagian besar wanita tentu saja menginginkan tubuh
yang ideal. Cara ini dipercaya dapat membantu mereka untuk mengkonsumsi
makanan dengan porsi cukup yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga berat badan
mereka juga tetap terkontrol dan terjaga Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki
arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang,
dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan . Oleh
karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola
makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal .
Sekarang diet memiliki banyak jenis dari diet rendah kalori, diet rendag protein,
diet jantung, diet rendah gula, diet rendah garam, hingga diet rendah purin (untuk
penderita gout atau asam urat).Adapun demikian macammacam diet dan
definisinya akan dirangkum dibawah ini :

B. Macam- macam Diet


Diet terbagi kepada beberapa macam yaitu:

1.  Diet Energi Tinggi Protein Tinggi


Diet energi tinggi protein tinggi ( ETPT ) adalah diet yang mengandung
energi dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk
makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur,
dan daging, atau dalam bentuk minuman enteral energi tinggi protein tinggi. Diet
ini di berikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat
menerima makanan lengkap.
a.   Tujuan Diet
Tujuan diet energi tinggi protein tinggi adalah untuk :
1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang menigkat untuk mencegah dang
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
2)  Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.

b.   Syarat Diet


Syarat-syarat diet energi tinggi protein tinggi adalah :
1) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2) Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
3)  Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4)  Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
5)  Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
6)  Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

c.   Macam diet dan indikasi pemberian


Diet energi tinggi protein tinggi di berikan kepada pasien :
1) Kurang energi protein (KEP)
2) Sebelum dan setelah operasi tertentu, multi trauma, serta selama radioterapi dan
kemoterapi
3) Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.
4) Hipertiroid, hamil, dan post-partum dimana kebutahan energi dan protein
meningkat.
Menurut keadaan, pasien dapat di berikan salah satu dari dua macam diet
energi tinggi protein tinggi ( ETPT ) seperti di bawah :
Ø  Diet energi tinggi protein tinggi I ( ETPT I )
Energi : 2600 kkal, protein : 100 g ( 2 g/kg BB )
Ø  Diet energi tinggi protein tinggi II ( ETPT II )
Energi : 3000 kkal, protein : 125 g (2,5 g/kg BB )
Bahan makanan yang di tambahkan pada makanan biasa

Bahan makanan ETPT I ETPT II


Berat (g) Urt Berat (g) urt
Susu 200 1 gsl 400 2 gls
Telur ayam 50 1 btr 100 2 btr
Daging 50 1 ptg  sdg 100 2 ptg sdg
Formula komersial 200 1 gls 200 1 gls
Gula pasir 30 3 sdm 30 3        sdm

2. Diet Energi Rendah


Diet energi redah adalah diet yang kandungan energinya dibawah
kebutuha normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat
yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi
makanan padat energi, seperti kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat
sederhana dan lemak, serta goreng-gorengan.
a. Tujuan diet
Tujuan diet energi rendah adalah untuk :
1)  Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan
kebutuhan fisik.

2)  Mencapai IMT normal yaitu 18,5-25 kg/ .


3)  Mengurangi asupan energi , sehingga tercapai penurunan berat badan

sebanyak  -1 kg/minggu. Pastikan bahwa  yang berkurang adalah sel


lemak dengan mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.

b. Syarat diet
Syarat-syarat diet energi rendah adalah :
1)      Energi rendah, ditunjukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan di
lakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kebiasaan makan dari segi kualitas maupun kuantitas.

Untuk menurunkan berat badan sebanyak  -1 kg / minggu, asupan energi


di kurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari kebutuhan normal. Perhitungan
kebutuhan energi normal dilakukan berdasarkan berat badan ideal.
2)      Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari
kebutuhan energi total.
3)      Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber
lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda
yang kadarnya tinggi.
4)      Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total.
Gunakan lebih banyak sumber karbonhidrat kompleks untuk memberi rasa
kenyang dan mencegah konstipasi , sebagai alternatif , bisa di gunakan gula
buatan sebagai pengganti gila sederhana.
5)      Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
6)      Diajukan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan.
7)      Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.

3.  Diet Garam Rendah


Yang di maksut dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam

natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHC ),
baking powder, natrium benzoat, daan vetsin(mono sodium glutamat). Natrium
adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi
menjaga kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih
banyak natrium dari pada yang di butuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah
natrium yang di keluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang di
konsumsi, sehingga terdapat keseimbanga.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang di
butuhkan, sehingga tidak ada penetapan  kebutuhan natrium sehari. WHO (1990)
menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari ( ekivalen
denagn 2400 mg natrium).
Asupan naatrum yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida,
dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga
menyebabkan edema atau asites dan/atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu
seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,dekompensasio kordis, toksemia pada
kehamilan dan hipertensi asensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites
atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi.
a.       Tujuan diet
Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jarigan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
b.      Syarat diet
Syarat-syarat diet garam rendah adalah :
1)      Cukup energi, protein mineren dan vitamin
2)      Bentuk makan sesuai dengan keadaan penyakit
3)      Jumlah ntrium di sesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air atau
hipertensi.

4.  Diet Serat Tinggi


Serat makanan adalah poli sakarida nonpati yang terdapat dalam semua
makanan nabti. Serat tidak dapat di cerna oleh enzim cerna tetapi berpengaruh
baik untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan
tidak larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang
banyak terdapat dalam bedak beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Serat
gologan ini dapat melancarkan defekasi sehingga mencegah obstipasi, hemoroid
dan devertikolois. Serat larut air yaitu paktin, gum, dan mukilase yang bnyak
terdapat dalam hevermout, kacang-kcangan, sayur, dan buah-buahan, serat
golongan ini dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi
lemak dan kolestrol darah, sehingga menurunkan resiko, mencegah, atau
meringan kan penyakit jantung koronerdan deslipidemia. Serat dapat mencegah
kanker kolon dengan mengikat dan mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam
usus.
Pada umumnya, makanan serat tinggi mengandung energi rendah, denga
demikian dapat membantu menurunkan berat badan. Diet serat tinggi
menimbulkan rasa kenyang sehingga menunda rasa lapar. Saat ini di pasaran
dapat produk serat dalam bentuk minuman, tetapi penggunaannya tidak di
anjurkan. Asupan ,serat berlebihan dapat menumbulkan gas yang berlebihan dan
diare, serta mengganggu penyerapan mineral seperti magnesium, zat besi, dan
kalsium. Makanan tinggi serat alami lebih aman dan mengandung zat tinggi serta
lebih murah. WHO menganjurkan asupan serta 25-30 g/hari.
a. Tujuan diet
          Tujuan diet serat tinggi adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan
gizi yang tinggi serat sehingga dapat meransang peristaltik usus agar defekasi
berjalan normal.
b. Syarat-syarat diet
Syarat-syarat diet serat tinggi adalah :
1) Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas
2) Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
5) Vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan
otot saluran cerna
6)  Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi.
Pemberian minum sebelum makan akan membantu meransang peristaltik usus.
7) Serat tinggi, yaitu 30-50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari
beras tumbuk, beras merah, roti  wbole wbeat, sayuran, dan buah.

5.  Diet Sisa Rendah


Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah
serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah
bagian-bagian makananan yag tidak diserap seperti yang terdapat didalam susu
dan produk susu serta serat daging yang berserat kasar (liat). Disampig itu,
makanan lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi.
a. Tujuan Diet
Tujuan diet sisa rendah adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan
gizi yang sedikit mungkin meingggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume
veses, dan tidak merngsang saluran cerna.
b. Syarat diet
Syarta-syarat diet sisa rendah adalah:
1). Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktifitas.
2). Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3). lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
4). Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total.
5). Menghindari energi makanan berserat tinggi dan seang sehingga asupan serat
maksimal 8 g/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan.
6). Menghindari susu, produk susu, dan daging yang berserat kasar (liat) sesuai
dengan toleransi perorangan.
7). Meghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan
berbumbu tajam.
8). Makanan dimsak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin.
9). Makanan sering diberikan pada porsi kecil.
10). Bila deberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perl
disertai suplai vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan
perenteral.

6.  Diet Pada Tindakan Bedah


Pengaruh pembedahan terhadap metabolisme pasca bedah tergantug berat
ringannya pembedahan, keadaan gizi pasien prabedah, dan pengaruh pembedahan
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan ekskresi notrogen dan
natrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca bedah.
Peningkatan ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka
tubuh, atau setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan
kebutuhan energi, sedangkan luka dan pendarahan meningkatkan kebutuhan
protein, zat besi, dan vitamin c. cairan yang hilang perlu diganti.

1. Diet pra-bedah
Diet prabedah adalah pengaturan makann yang diberikan kepada pasien
yang akan menjalani pembedahan.
Pemberian diet prabedah tergantung pada:
1)      Kedaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status gizi, gula
darah, tekanan darah, ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu
tubuh.
2)      Macam pembedahan: (a). Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan
insisi, ekstirpasi, dan sirkumsisi atau khitan. (b). bedah manyor atau bedah
besar, yang dibedakan dalam bedah saluran cerna (lambung, usus halus, dan
usus besar) da bedah diluar saluran cerna (jantung, ginjal, paru, saluran
kemih, tulang, dan sebagainya).
3)      Sifat operasi : segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak
sempat diberi diet prabedah. Berencana atau elektif. Pasien disiapkan
dengan pemberian diet prabedah sesuai status gizi dan macam pembedahan.
4)      Macam penyakit: (a). Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan
adalah penyakit saluran cerbna, jantug, ginjal, sluran pernpasan, dan tulang.
(b). penyakit penerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus,
jantung, dan hipertensi.

a. Tujuan diet pra-bedah


Tujuan diet pra-bedah adalah untuk mengusahakan agar status gizi pasien
dalam keadaan optimal pada suatu pembedahan, sehingga tersedia cadangan
untuk mengatasi stres dan pnyembuhan luka.

b. Syarat diet
Syarat- syarat diet pra-bedah adalah:
1.      Energi.
(a)    Bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB.
(b)   Bagi pasien dengan status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah
kebutuhan energi normal.
(c)    Bagi pasien degan status gizi baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi
normal ditambahakan faktor stres sebesar 15% dari AMB (angka
metabolisme basal).
(d)   Bagi pasien dengn penyakit tertentu energi diberikan sesuai dengan
peyakitnya.
2.      Protein
(a)    Bagi pasien dengan status gizi kurang, anemia, albumin rendah (< 2,5 mg/dl)
diberikan protein tinggi 1,5-2,0 g/kg BB.
(b)   Bagi pasien dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal
0,8-1 g/kg BB.
(c)    Bagi pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
3.      Lemak cukup, yaitu 15,25% dari kebutuhan energi total. Bagi pasien dengan
penyakit tertentu diberikan sesuai dengan penyakitnya.
4.      Karbohidrat cukup, sebagai sisa dari kebutuha energi total untuk
menghindari hipermetabolisme. Bagi pasien dengan penyakit tertentu,
karbohidrat diberikan sesuai dengan penyakitnya.
5.      Vitamin cukup, terutama vitamin B, C, dan K. Bila perlu ditambahkan
dalam bentuk suplemen.
6.      Mineral cukup. Bila perlu ditambahkan dalam bentuk suplemen.
7.      Rendah sisa agar mudah dilakukan pembersihan saluran cerna atau klisma,
sehingga tidak mengganggu proses pembedahan (tidak buang air besar atau
air kecil di meja operasi).

2. Diet Pasca-bedah
Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah
menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantng
pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
a. Tujuan diet pasca-bedah
Tujuan diet pasca-bedah adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan penigkatan daya
tahan tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut: (1) memberikan kebutuhan
dasar (cairan, energi, protein). (2) mengganti kehilangan protein, glikogen, zat
besi, dan zat gizi lain. (3) memperbaiki ketidak seimbangan elektrolit dan cairan.

b. Syarat diet
Diet pasca-bedah adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari
bentu cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap
tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien seperti: (1) pasca-
bedah kecil. Makan diusahakan secepat mungkin kembali seperti biasa atau
normal. (2) pasca-bedah besar makanan diberikan secara berhati-hati sesuai
dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

7.  Diet Luka Bakar


Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh
panas pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem
metabolisme. Luka bakar dpata disebabkan oleh ledakan, listrik, api, zat kimia,
uap panas, minya panas, matahari, dan sebagainya.
a. Tujuan diet
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah
terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara optimal
selama proses penyembuhan, dengana cara :
(1)   Mengusahakan dan mempercepat jaringan yang rusak.
(2)   Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
(3)   Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
(4)   Mencegah terjadinya gejala-gejala kekrangan zat gizi micro
b. Syarat diet
Syarat-syarat diet luka bakar adalah:
(1)   Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau nutrisi internal
dini (NED)
(2)   kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar,
yaitu: (a). Merurut curreri: 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakar. (b).
menurut asosiasi dietetik australia berdasarkan % luka bakar.
(3)   Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
(4)   Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
(5)   Krbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total
(6)   Vitamin di berikan di atas angka kecukupan gizi (G) yang di anjurkan, untuk
membantu mempercepat perumbuhan.
(7)   Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium.
(8)   Cairn tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangn cairan dan elektrolit secara
intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan di tujukan untuk mengganti
cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.

8.  Diet Komplikasi Kehamilan


1). Diet Hiperemesis
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trisemester
II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah yag berlebihan dalam waktu relatif
lama.
a. Tujuan Diet Hiperemesis
-  Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
- Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
b. Syarat diet Hiperemesis
-  Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi normal
- Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
- Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
- Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan
keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
2). Diet Preeklampsia
Preeklampsia merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan masuk
pada minggu kedua puluh dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria,
kenaikan berat badan yang cepat (karena edema), mudah timbul kemerah-
merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah, dan kesadaran
menurun.
a. Tujuan Diet Preeklampsia
(1)   Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
(2)   Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
(3)   Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
(4)   Mencapai keseimbangan nitroge
(5)   Menjaga agar penambahan berat bada tidak melebihi normal
(6)   Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru
pada saat kehamila atau setelah melahirkan.
b. Syarat diet Preeklampsia
(1)   Energi dan zat gizi cukup
(2)   Gara diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air.
(3)   Protein tinggi (1-2 g/kg berat badan)
(4)   Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak
tidak jenuh ganda.
(5)   Vitamin cukup; vitamin C dan  diberikan sedikit lebih tinggi
(6)   Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
(7)   Bentuk makanan sisesuaikan dengan kemampuan makan pasien
(8)   Cairan diberikan 2500 l sehari.

9.   Diet Penyakit Hati dan Kandung Empedu


1)  Diet penyakit hati
Hati merupakan salah satu alat tubuh yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein.
a. Tujuan Diet
(1)   Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut
atau meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa
(2)   Mencegah katabolisme protein
(3)   Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang
(4)   Mencegah atau mengurangi asites, farises esofagus, dan hipertensi portal.
(5)   Mencegah koma hipatik
b.      Syarat diet
(1)   Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap
sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
(2)   Lemak cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi.
(3)   Protein agak tinggi yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein
(4)   Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.
(5)   Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites
(6)   Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontra indikasi
(7)   Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan
biasa sesuai kemampuan saluran cerna

2)  Diet penyakit kandung empedu


Fungsi utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan
menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati
a. Tujuan diet
(1)   Menurunkan berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap
(2)   Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen
(3)   Mengatasi malapsorbsi lemak
b. Syarat diet
(1)   Energi sesuai kebutuhan
(2)   Protein agak tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB
(3)   Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya
mereda, sedagkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari
kebutuhan energi total.
(4)   Bila perlu diberikan suplemen vitamin A, D, E, dan K.
(5)   Sera tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan
asam empudu dalam saluran cerna.
(6)   Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak
nyaman

10.  Diet penyakit diabetes melitus


Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang mengalami penigkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
hormon insulin secara absolut atau relatif.
a.  Tujuan diet
(1)   Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous atau
exogeous), dengan obat penurut glukosa oral dan aktifitas fisik
(2)   Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
(3)   Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal
(4)   Menghindari atau menangai komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jagka pendek, dan jangka lama serta
masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani
(5)   Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal
b. Syarat diet
(1)   Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
(2)   Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
(3)   Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk < 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10 % dari
lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
(4)   Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.
(5)   Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
(6)   Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas
(7)   Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat dalam sayur dan buah.
(8)   Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari.
(9)   Cukup vitamin dan mineral

11. Diet Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


1. Diet Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipit yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma.
a.  Tujuan diet
(1)   Menurutkan berat badan bila kegemukan
(2)   Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
(3)   Menurunkan asupan kolesterol makanan
(4)   Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
karbohidrat sederhana lipid
b. Syarat diet
(1)   Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktifitas fisik
(2)   Lemak sedang, <30% dari kebutuha energi total
(3)   Protein cukup, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total
(4)   Karbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total
(5)   Serat tinggi, terutama serat larut air yang terdapat dalam apel, beras tumbuk
atau beras merah, havermout, dan kacang-kacangan.
(6)   Vitamin dan mineral cukup

2. Diet Penyakit Jantung


Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan dimana jantung secara
berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal.
a.  Tujuan diet
(1)   Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
(2)   Menurutkan berat badan bila terlalu gemuk.
(3)   Mecegah atau menghilangkan  penimbunan garam atau air.
b.  Syarat diet
(1)   Energi cukup, untuk mencapai da mempertahankan berat badan normal
(2)   Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB
(3)   Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10 % berasal dari
lemak jenuh dan 10-15% lemak tidak jenuh
(4)   Kolesterol rendah terutama jika disertai denagan dislipidemia
(5)   Vitamin dan mineral cukup
(6)   Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
(7)   makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
(8)   Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
(9)   Cairan cukup, + 2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
(10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam
porsi kecil.
(11) Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, perenteral, atau suplemen gizi.

3. Penyakit stroke
Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak
yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke
bagian otak tersumbat atau pecah.
a. Tujuan diet
(1)   Memberikan makanan secukupnya ntuk memeuhi kebutuhan gizi pasien
dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit
(2)   Memperbaiki keadaan stroke, seperti disvagia, pneumonia, kelainan ginjal,
dekubitus.
(3)   Mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit
b. Syarat diet
(1)   Energi cukup yaitu 25-45 kkal/kgBB.
(2)   Protei cukup, yaitu 0,8-1 g/kg BB.
(3)   Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total
(5)   Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin,  asam folat, C, dan E.
(6)   Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium.
(7)   Serat cukup, untuk membatu menurunkan kadar kolestrol darah dan
mencegah konstipasi.
(8)   Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites,
cairan di batasi.
(9)   Bentuk makanan di sesuaikan keadaan pasien.
(10) Makanan di berikan dalam porsi kecil dan saring.
12. Diet Penyakit Ginjal Dan Saluran Kemih
1. Diet Sindroma Nefrotik
Sindroma nefrotik atau nefrosis adalah kumpulan manifestasi penyakit yang
ditandai oleh ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen
sebagi akibat meningkatnya permeabilitas membran kapiler glomerulus.
a.       Tujuan diet
(1)   Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
(2)   Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
(3)   Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan trigliserida.
(4)   Mengontrol hipertensi.
(5)   Mengatasi anoreksia.
b.      Syarat diet
(1)   Eneri cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35
kkal/kg BB per hari.
(2)   Protein sedang, yaitu 1,0 g/kg BB, atau 0,8 g/kg BB di tambahkan jumlah
protein yang di keluarkan melalui urine.
(3)   Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat sebagai kebutuhan energi.
(5)   Natrium dibatasi, yaitu 1-4 g sehari, tergantung berat ringannya edema
(6)   Kolestrol dibatasi < 300 mg, begitu pula gula murni, bila ada peningkatan
trigliserida darah.
(7)   Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan di keluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan
pernapasan.
2.      Diet Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara mendadak
yang terlihat pada penurunan glomerulo filtration rate (GFR) atau tes kliren
kreatinin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan
produk-produk sisa metabolisme.

a. Tujuan diet
(1)   Memberikan maknan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
(2)   Menurunkan kadar ureun darah.
(3)   Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
(4)   Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
penyembuhan wanita.
b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/kg BB.
(2)   Protei di sesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg BB.
(3)   Lemak sedang, yaitu, 20-30% dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5-1,5
g/kg BB.
(4)   Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi
yang diperoleh dari protein dan lemak.
(5)   Natrium dan kalium di batasi bila ada anuria.
(6)   Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin
+ 500 ml.
(7)   Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan di berikan dalam bentuk

formula enteral atau parenteral, tambahkan suplemen asam folat, vitamin  ,


vitamin C, vitamin A, dan vitamin K.

3.      Diet Penyakit Ginjal Kronik


Penyakit ginjal kronik (chronic kidnei disease ) adalah keadaan dimana
terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secaraa perlahan-lahan
(menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
a.       Tujuan diet
(1)   Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan
sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
(2)   Mencegah dan menurunkan kadar ureun darah yang tiggi (uremia).
(3)   Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
(4)   Mencegah atau mengurangi progrevisitas gagal ginjal, dengan memperlambat
turunnya laju filtrasi glomerulus.

b.      Syarat diet
(1)   Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
(2)   Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB.
(3)   Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total di kurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak .
(5)   Natrium di batasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
(6)   Kalium di batasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia( kalium darah  > 5,5
mEq), oliguria, atau anuria.
(7)   Cairan dibatasi, sebanyak jumlah urin sehari di tambah pengeluaran cairan
melalui keringat dan pernapasan (+500 ml).
(8)   Vitamin cukup, bila perlu di berikan suplemen piridoksi, asam folat, vitamin
C, dan vitamin D.

13. Diet Penyakit Gout Artritis


Gout adalah suatu penyakit artritis yang di sebabkan oleh metabolisme
abnormal purin yang ditadai dengan dengan meningkatnya kadar asam urat dalam
darah.
a.Tujuan diet
Tujuan diet gout atritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
b. Syarat diet
(1)   Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
(2)   Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15 % dari kebutuhan energi
total.
(3)   Hindari bahan makanan sember protein yang mempunyai kandungan urin >
150 mg/100g.
(4)   Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebuutuhan energi total.
(5)   Karbohidrat dapat di berikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari kebutuhan
energi total.
(6)   Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.
(7)   Cairan di sesuaikan dengan urin yang keluar setiap hari.
14. Diet Penyakit Kanker
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak
dapat di kontrol sehingga cepat meyebar.
a.       Tujuan diet
(1)   Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta
daya terima pasien.
(2)   Mencegah ataau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan.
(3)   Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare.
(4)   Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh
pasien dan keluarganya.
b.      Syarat diet
(1)   Energi tinggi, yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk
perempuan.
(2)   Protein tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg BB.
(3)   Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total.
(4)   Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
(5)   Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B kompleks, C dan E.
(6)   Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
(7)   Bila imunitas menurun (leukosit > 10 ul ) atau pasien akan menjalani
kemoterapi agresif, pasien harus mendapat makanan yang steril.
(8)   Poirsi makan kecil dan sering diberikan.

15. Diet Penyakit HIV/AIDS


AIDS merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang di sebabkan oleh HIV
yang dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga
menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh.
a.       Tujuan umum
(1)   Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh
aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
(2)   Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang
diharapkan, terutama jaringan otot.
(3)   Memenuhi semua kebutuhan energi dan semua zat gizi.
(4)   Mendorong perilaku sehat dan menerapkan diet, olahraga, dn relaksasi.
b.      Tujuan khusus
(1)   Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual,dan mutah.
(2)   Meingkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yag terlihat pada:
pasien dapat di bedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan
indra pengecap, da kesulita menelan.
(3)   Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
(4)   Mencegah penuruna berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).
(5)   Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai
dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.
c.       Syarat diet
(1)   Energi tinggi, pada perhitugan kebutuhan energi, diperhatikan faktor sres,
aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh.
(2)   Protein tinggi yaitu 1,1-1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti
jaringan sel tubuh yang rusak.
(3)   Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
(4)   Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1 kali ( 150%) angka keukupan gizi yang
dianjurkan (AKG), terutama vitamin A,  C, E, folat, kalsium, magnesium,
seng, dan selenium.
(5)   Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna.
(6)   Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien.
(7)   Elektrolit.
(8)   Bentuk makanan di modifikasi sesuai dengan keadaan pasien.
(9)   Makanan di berikan dalam porsi kecil da sering.
(10)  Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik,
maupun kimia.

KESIMPULAN
            Diet adalah sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan
mengurangi makan untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan yang
ideal.
            Diet penyakit adalah salah satu usaha mengatur pola makan yang sehat
dengan penyakit yang di derita agar cepat menuju angka kesembuhan dan
mencegah penyakit itu kembali lagi.
Macam-macam penyakit yang di perlukan diet :
(1)  Diet pada tindakan bedah
(2)  Diet luka bakar
(3)  Diet komplikasi kehamilan
(4)  Diet penyakit hati dan kandung empedu
(5) Diet penyakit diabetes melitus
(6)  Diet penyakit jantug dan pembuluh darah
(7)   Diet penyakit ginjal dan saluran kemih
(8)   Diet penyakit gout artritis
(9) Diet penyakit kanker
(10) Diet penyakit HIV/AIDS

Diet standar makanan khusus adalah :


(1)   Diet energi tinggi protein tinggi
(2)   Diet energi rendah
(3)   Diet garam rendah
(4)   Diet serat tinggi
(5)   Diet sisa rendah

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,sunita.penuntun diet edisi baru.jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2004

Anda mungkin juga menyukai