Anda di halaman 1dari 62

ANALISA EFISIENSI DAYA PADA LAMPU PENERANGAN JALAN

UMUM MENGGUNAKAN SOLAR POWER TRACKER SINGLE AXIS

TUGAS AKHIR

Karya Tulis sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
dari Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh :
Jeri Widianto
NPM : 1710631160073

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
ANALISA EFISIENSI DAYA PADA LAMPU PENERANGAN JALAN
UMUM MENGGUNAKAN SOLAR POWER TRACKER SINGLE AXIS

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
dari Universitas Singaperbangsa Karawang

Oleh :
Jeri Widianto
NPM : 1710631160073

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa Efisiensi Daya pada Lampu Penerangan Jalan
Umum menggunakan Solar Power Tracker Single Axis” yang diajukan oleh Jeri Widianto, NPM
: 1710631160073 ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang Tugas Akhir Program
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang pada hari
…………… tanggal ……………. bulan ……………. tahun 2021 dan telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1 Program Studi Teknik Elektro.

Menyetujui :
Pembimbing II
Pembimbing I

Dian Budhi Santoso, S.T., M.Eng. Ir. Lela Nurpulaela, M.T.


NIDN : 0020069102 NIDN : 0425086501

Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Elektro,

Ulinnuha Latifa, S.T., M.T.


NIP. 199109112018032001
LEMBAR PENGESAHAN

Photo warna 3x4 Nama : Jeri Widianto


NPM : 1710631160073

Judul Tugas Akhir :


ANALISA EFISIENSI DAYA PADA LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM
MENGGUNAKAN SOLAR POWER TRACKER SINGLE AXIS

Menyetujui :
Pembimbing II
Pembimbing I

Dian Budhi Santoso, S.T., M.Eng. Ir. Lela Nurpulaela, M.T.


NIDN : 0020069102 NIDN : 0425086501
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa Efisiensi Daya pada Lampu Penerangan Jalan
Umum menggunakan Solar Power Tracker Single Axis” yang diajukan oleh Jeri Widianto, NPM
: 1710631160073 ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang Tugas Akhir Program
Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang pada hari
…………… tanggal ……………. bulan ……………. tahun 2021 dan telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang S1 Program Studi Teknik Elektro.

Penguji I Tandatangan

Dian Budhi Santoso, S.T., M.Eng.


NIDN : 0020069102
………………………………………………...

Penguji II Tandatangan

Ir. Lela Nurpulaela, M.T.


NIDN : 0425086501
………………………………………………...
Penguji III Tandatangan

Ulinnuha Latifa, S.T., M.T.


NIP. 199109112018032001
………………………………………………...

Mengetahui :
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Elektro,

Dr. Maman Suryaman, S.Pd., M.Pd. Ulinnuha Latifa, S.T., M.T.


NIP : 196104211985031017 NIP. 199109112018032001
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya dan


berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti dan
diulas di dalam Naskah Tugas Akhir ini adalah asli dari pemikiran saya, tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Tugas Akhir saya ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Karawang, ………………………
Mahasiswa,

Materai Rp. 10.000,’

Jeri Widianto
NPM : 1710631160073
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas Rahmat dan Karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan, pengetahuan, keterampilan, dan

kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Analisa

Efisiensi Daya pada Lampu Penerangan Jalan Umum menggunakan Solar Power Tracker Single

Axis” dengan baik dan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan sebagai syarat akademik dalam

program strata satu Teknik Elektro di Universitas Singaperbangsa Karawang.

Laporan ini disusun sebagai bentuk bukti tertulis penulis yang telah merealisasikan

perancangan alat dan melakukan penelitian Tugas Akhir. Laporan ini diajukan pada tanggal

………………… sebagai syarat melakukan sidang Tugas Akhir. Laporan ini digunakan untuk

memberikan kontribusi pengaplikasian ilmu tentang teknik elektro yang didapatkan selama

perkuliahan agar berguna bagi diri sendiri, orang lain, bahkan masyarakat sesuai dengan Tri

Dharma Perguruan tinggi yakni :

1. Pendidikan dan Pengajaran ;

2. Penelitian dan Pengembangan ;

3. Pengabdian pada Masyarakat.

Selama proses penyusunan Laporan ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Sartiman dan Ibu Sri Widi Hastuti Ningsih selaku kedua orang tua penulis, yang

selalu mendukung, memberikan semangat dan motivasi, baik secara moril maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.

2. Keluarga Besar Mbah Marikun dan Mbah Sankasto, yang telah memberikan semangat,

dukungan dan motivasi.


3. Ibu Ulinnuha Latifa, S.T., M.T., selaku Koordinator Program Studi Teknik Elektro tahun

2020-2024, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang yang telah menyetujui

penulis melakukan sidang Laporan Tugas Akhir pada tanggal ………….

4. Bapak Ir. Yuliarman Saragih, S.T., M.T., IPM. selaku dosen wali penulis yang tiada henti

memberikan Nasehat, Motivasi dan Bimbingannya.

5. Bapak Dian Budhi Santoso, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing I yang tanpa kenal

lelah dan sangat sabar dalam memberikan bimbingan hingga penulis dapat menyelesaikan

Project Tugas Akhir dengan baik.

6. Ir. Lela Nurpulaela, M.T. selaku dosen pembimbing II yang sangat teliti dan selalu

memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

7. Kepada para staff TU dan para dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Singaperbangsa Karawang.

8. Kepada teman-teman seperjuangan Program Studi Teknik Elektro tahun 2017 yang selalu

memberikan motivasi untuk terus bersemangat mengerjakan Tugas Akhir.

9. Kepada para kaka tingkat angkatan 2014, 2015 dan 2016 yang tidak jarang memberikan

nasehat, tips maupun bantuan dan motivasinya.

10. Kepada Eka Ratna Sari (Teknik Elektro, Universitas Singaperbangsa Karawang, 2015),

selaku supporter dan mood booster penelitian penulis..

11. Kepada Teman Satu Tim Project Tugas Akhir, Irfan Nandang Sulaeman (Teknik Elektro,

Universitas Singaperbangsa Karawang, 2017) dan Komarudin Abdullah (Teknik Elektro,

Universitas Singaperbangsa Karawang, 2017), yang mampu bekerja sama dengan baik

sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.


Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak

pihak dan mampu menghantarkan penulis mendapat gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Elektro,

Universitas Singaperbangsa Karawang.


DAFTAR ISI

Hal.
ABSTRAK (Dalam Bahasa Indonesia) ……………………..
ABSTRACT (Dalam Bahasa Inggris) ……………………..
KATA PENGANTAR ……………………..
DAFTAR ISI ……………………..
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL ……………………..
DAFTAR TABEL ……………………..
DAFTAR GAMBAR ……………………..
DAFTAR LAMPIRAN ……………………..
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………..
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………..
1.2 Identifikasi Masalah ……………………..
1.3 Batasan Masalah ……………………..
1.4 Tujuan Penelitian ……………………..
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ……………………..
BAB II LANDASAN TEORI ……………………..
2.1 Panel PV ……………………..
2.2 Radiasi Matahari/ Surya ……………………..
2.2.1 Radiasi Surya Mencapai Permukaan Bumi Terjadi Secara ……………………..
Langsung dan Tidak Langsung ……………………..
2.2.2 Mengestimasikan Data Radiasi untuk Sistem Modelling ……………………..
2.2.3 Estimasi Resolusi Waktu ……………………..
2.3 Solar Charge Controller ……………………..
2.4 Batterai ……………………..
2.5 Watt Meter ……………………..
2.6 Arduino IDE ……………………..
2.7 Faktor Pengoperasian Sel Surya ……………………..
2.8 Sensor LDR ……………………..
2.9 Relay ……………………..
2.10 Kabel Listrik ……………………..
2.11 Sistem Rangkaian Arduino Uno ……………………..
2.12 Linear Aktuator ……………………..
2.13 Sistem Tracking Matahari ……………………..
2.14 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Energi Panel Surya ……………………..
2.15 Efisiensi PV ……………………..
2.16 Efisiensi Batterai ……………………..
2.17 Efisiensi SCC ……………………..
2.18 Karakteristik Alat Ukur ……………………..
BAB III PERANCANGAN ……………………..
3.1 Perumusan Masalah ……………………..
3.2 Studi Literatur ……………………..
3.3 Perancangan & Pembuatan Hardware & Software ……………………..
3.4 Pengambilan Data dan Karakteristik Alat Ukur ……………………..
3.5 Pengujian Sistem Solar Power Tracker Single Axis & Solar ……………………..
Power Tidak Bergerak ……………………..
3.6 Pengambilan Data ……………………..
3.7 Analisis Data dan Penarikan Kesimpulan ……………………..
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………..
4.1 Hasil Pengujian Perancangan Hardware ……………………..
BAB V PENUTUP ……………………..
5.1 Kesimpulan ……………………..
5.2 Saran ……………………..
LAMPIRAN ……………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………..
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

Lambang Keterangan

0
C Derajat Celicius
A Ampere (satuan arus listrik)
ac Alternating Current
Ah Ampere hour (Ampere tiap jam)
APV Luasan Photovoltaic
AVR Automatic Voltage Regulator
Bit Binary Digit
Cc Kapasitas Pengosongan Batterai
Cd Kapasitas Pengisian Batterai
Cm Centimeter (Satuan Panjang)
dc Direct Current
E Harian Kebutuhan Energi Harian
E Load Energi yang terpakai (wh)
F Intensitas radiasi matahari yang diterima (watt/m2)
FF Faktor pengisian/ Fill Factor
i Lambing imaginer
I Intensitas cahaya
I out Arus keluar
IC Integrated Circuit
IDE Integrated Development Environtment
Im Arus nominal panel surya (Ampere)
Isc Arus short circuit panel surya (Ampere)
kW Kilo Watt
kWh Kilo Watt Hour
LDR Light Dependet Resistor
LED Light Emitting Diode
MF – SLA Maintenance Free Sealed Lead Acid
MPPT Maximum Power Point Tracker
NC Normally Close
NO Normally Open
ƞ𝐴ℎ efisiensi ampere-hour
ƞ𝑚𝑝𝑝𝑡 efisiensi solar charge controller
Ƞ𝑠𝑐 efisiensi sesaat pada pengambilan data
P Daya
P Batterai Daya Batterai
P beban Daya Beban
P hari Daya lampu total per hari (Kwh)
P in Daya Input
P Load Daya Beban
P out Daya Output
P total Daya Total
Pb Timbal
PbO2 Timbal (IV) Oksida
PJU Penerangan Jalan Umum
PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PV Photovoltaic
PWM Pulse Width Modulation
Rh Kelembaban relative
S Luas permukaan modul sel surya (m2)
SC Solar Cell
SCC Solar Charge Controller
SO4 Ion Sulfat
t Waktu
t beban Waktu beban
Tipe N Tipe Negatif
Tipe P Tipe Positif
UV Ultraviolet
V Volt (Satuan Tegangan)
v Tegangan
V out Tegangan yang keluar
Vm Tegangan nominal panel surya (Volt)
Voc Tegangan oper circuit panel surya (Volt)
VRLA Valve Regulated Lead Acid
W Watt (Satuan Daya)
WP Watt Peak
𝜂𝐻 Efisiensi Sistem
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Hal.

Tabel 2.1 Spesifikasi Panel Surya


Tabel 2.2 Spesifikasi Solar Charge Controller
Tabel 2.3 Spesifikasi Batterai
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian tanggal 22 Juli 2021
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian tanggal 25 Juli 2021
Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian tanggal 26 Juli 2021
Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian tanggal 2 Agustus 2021
Tabel 4.5 Data Hasil Penelitian tanggal 3 Agustus 2021
Tabel 4.6 Data Hasil Penelitian tanggal 4 Agustus 2021
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Deskripsi Gambar Hal.

Gambar 2.1 Proses Perubahan Cahaya Menjadi Arus Listrik


Gambar 2.2 Solar Cell, Solar Module, Solar Panel, Solar Array
Gambar 2.3 Panel Surya Tipe Monocrystalline dan Polycrystalline
Gambar 2.4 Distribusi Radiasi Solar Global dalam kWh/m 2
Gambar 2.5 Profil Penyinaran Matahari di Indonesia
Gambar 2.6 Konversi Radiasi Matahri Menjadi Listrik
Gambar 2.7 Proses Pengosongan Batterai
Gambar 2.8 Pengisian Batterai
Gambar 2.9 IDE Arduino
Gambar 2.10 Board Arduino Uno
Gambar 2.11 Skematik Sistem pada Arduino Uno
Gambar 2.12 Tipe Solar Tracking berdasarkan Sumbu Putaran
Gambar 2.13 Sistem Tracking Satu Sumbu dan Dua Sumbu
Gambar 2.14 Pengaruh Irradiasi Terhadap Tegangan dari Arus pada Panel Surya
Gambar 2.15 Pengaruh Temperatur Panel terhadap Produksi Energi Panel Surya
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir
Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Pengukuran
Gambar 3.3 Diagram Alir Proses Penelitian
Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem dalam Penelitian
Gambar 4.1 Grafik Data Hasil Penelitian tanggal 22 Juli 2021
Gambar 4.2 Grafik Data Hasil Penelitian tanggal 25 Juli 2021
Gambar 4.3 Grafik Data Hasil Penelitian tanggal 26 Juli 2021
Gambar 4.4 Grafik Data Hasil Penelitian tanggal 2 Agustus 2021
Gambar 4.5 Grafik Data Hasil Penelitian tanggal 3 Agustus 2021
Gambar 4.6 Grafik Data Hasil Penelitian tanggal 4 Agustus 2021
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok untuk manusia di era globalisasi sekarang.
Hampir semua peralatan yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia membutuhkan
energi listrik, mulai dari berbagai macam peralatan rumah tangga, banyak jenis peralatan dalam
dunia kesehatan, macam-macam peralatan produksi, beberapa peralatan transportasi, hingga
sebagian peralatan memasak dan lain-lain yang semuanya membutuhkan energi listrik. Sehinga
dapat dikatakan bahwa energi listrik adalah bagian yang sangat penting untuk manusia saat ini.

Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui,
seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Adanya listrik juga bisa
digunakan untuk mengirim dan menerima radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio.
Meningkatnya kebutuhan akan energi listrik berbanding lurus dengan menurunnya ketersediaan
sumber energi listrik yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar fosil. Selain berkurang dan
lama-kelamaan akan habis, bahan bakar fosil juga dapat menimbulkan polusi dan tidak ramah
lingkungan. Maka kita perlu berupaya untuk melestarikan lingkungan agar tetap terjaga
ekosistemnya serta menghemat persediaan sumber daya alam tak terbarukan, salah satunya adalah
dengan cara memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak menimbulkan
polusi sebagai sumber energi listrik alternatif.

Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V.en. W oleh Opzichter Wiese
dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in
Nederlandsch- Indië: Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi
Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan
titik/tonggak garis equator maka Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh
garis khatulistiwa sehingga mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, dengan kondisi
geografis ini kita dapat memanfaatkan energi matahari tersebut sebagai sumber energi listrik
alternatif. Cara untuk membangkitkan tenaga listrik dari energi matahari ini dibutuhkan suatu
komponen semikonduktor yaitu sel surya (solar cell). Pemanfaatan energi matahari dengan
mengaplikasikan sel surya sebagai penghasil energi listrik ini disebut dengan teknologi
Photovoltaic (PV).
Energi listrik yang dihasilkan tergantung pada beberapa faktor yaitu bahan baku pembuatan
PV, intensitas dan radiasi cahaya matahari, serta posisi sel surya terhadap arah datangnya cahaya
matahari. Umumnya penampang modul solar cell dipasang menghadap satu arah tertentu. Gerak
semu harian matahari menyebabkan matahari mengalami perubahan posisi setiap harinya.
Matahari terlihat terbit dari Timur dan tenggelam di Barat, membuat modul solar cell tidak selalu
mendapatkan intensitas cahaya yang maksimal sehingga listrik yang dihasilkan juga kurang
optimal.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan energi surya pada
Photovoltaic adalah dengan memposisikan bidang modul solar cell selalu tegak lurus dengan arah
datangnya cahaya matahari sehingga intensitas cahaya yang diterima lebih besar. Maka perlu
dibuat suatu alat tracking cahaya matahari dengan penampang yang dapat mengikuti arah
datangnya cahaya, sehingga jika ditempatkan modul solar cell di atasnya, energi listrik yang
dihasilkan lebih optimal dibandingkan dengan modul solar cell yang menghadap satu arah tertentu
saja. Mengamati hal ini, tujuan penelitian yang dilakukan kali ini adalah untuk membuat sistem
tracking yang dapat bergerak memposisikan bidang penampangnya mendekati tegak lurus dengan
arah datang dan tenggelamnya sinar matahari yakni arah timur dan arah barat.

Sistem tracking cahaya matahari yang dibuat pada penelitian ini menggunakan linear aktuator
sebagai penggerak penampang agar mengikuti arah cahaya akibat gerak semu harian matahari
yaitu dari Timur ke Barat. Sistem ini bekerja dengan mendeteksi intensitas cahaya menggunakan
sensor LDR (Light Dependent Resistor) yang dikirimkan ke mikrokontoller Arduino.
Mikrokontroller arduino memproses data yang diterima, kemudian memerintahkan linear aktuator
untuk menggerakkan posisi penampang modul solar cell agar mendapatkan intensitas cahaya yang
maksimal untuk dapat digunakan pada PJU.

Pemasangan instalasi PJU tidak terlepas dari permasalahan yang sering muncul di lapangan
antara lain cahaya yang tidak merata, pemakaian material yang tidak sesuai, pemasangan tiang
lampu yang tidak rapih, dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, dalam
pelaksanaan pembangunan PJU diperlukan perencanaan perancangan yang baik, sehingga
pemasangan lampu PJU tersebut mempunyai efisiensi yang tinggi, mempunyai kuat penerangan
yang cukup dan biaya operasional yang murah serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Salah
satu cara untuk memperoleh tujuan perencanaan tersebut adalah perhitungan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan penerangan untuk diaplikasikan dalam proses instalasi PJU.
Oleh karena itu, penulis akan melakukan Analisa Efisiensi Daya pada Lampu Penerangan Jalan
Umum menggunakan Solar Power Tracker Single Axis guna mendapatkan hasil yang perhitungan
efisiensi yang paling tinggi sehingga dapat diketahui factor apa saja yang dapat mempengaruhi
tingkat efisiensi daya pada lampu PJU.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang sistem kendali Solar Power agar efisiensi daya bisa didapatkan?
2. Bagaimana tingkat efisiensi daya Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power Tidak
Bergerak pada Lampu PJU?
3. Bagaimana tingkat perbandingan efisiensi daya pada lampu PJU yang dihasilkan antara Solar
Power Tracker Single Axis dan Solar Power yang tidak bergerak?
4. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi daya yang tinggi pada lampu PJU?
5. Bagaimana cara mengoptimalkan kuat penerangan yang cukup pada lampu PJU?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
1. Menggunakan panel surya berkapasitas 100 WP sebanyak 1 buah dengan jenis Polycrystalline
dan sistem instalasi pemasangan Tracker Single Axis dengan menggunakan SCC type MPPT..
2. Menggunakan sensor LDR di sebelah barat dan timur masing-masing sebanyak 1 buah.
3. Menggunakan 1 buah linear actuator sebagai penggerak dan Arduino Uno sebanyak 1 buah
sebagai mikrokontroller.
4. Menggunakan batterai dc dengan kapasitas 50 Ampere dan lampu LED 50 Watt.
5. Penelitian dilakukan mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore yang dilakukan selama 6 hari
terhitung tanggal 22, 25 dan 26 Juli untuk meneliti tingkat efisiensi solar power tidak bergerak
dan tanggal 2 sampai 4 Agustus untuk meneliti tingkat efisiensi solar power tracker single axis
bertempat di daerah Rawa Bebek Kabupaten Karawang dengan 2 jenis pengukuran yaitu
menggunakan Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power yang tidak bergerak.
6. Alat ukur yang digunakan adalah Tang Ampere, Watt Meter dan Solar Power Meter dengan
hasil pengukuran per jam.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeteksi intensitas cahaya dan radiasi matahari yang paling tinggi yang dibutuhkan oleh
lampu jalanan sebagai sumber energi listrik sehingga tingkat efisiensi daya yang dihasilkan
tinggi.
2. Membuat desain Solar power tracker yang ramah lingkungan dan mampu bekerja secara
efisien dan menghasilkan tingkat efisiensi yang cukup tinggi.
3. Membuat rangkaian sistem penerangan lampu jalan menggunakan energi alternative yang
memiliki kuat penerangan yang lebih baik dengan membandingkan kinerja dan tingkat
efisiensi daya antara Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power yang tidak bergerak.
4. Mengurangi penggunaan kabel listrik yang biasa digunakan pada lampu jalan konvensional
sehingga mampu memperkecil resiko konsleting arus listrik akibat hubungan arus singkat.
5. Mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi daya pada lampu PJU
menggunakan Solar Power Tracker Single Axis.

1.5 Kegunaan Hasil Penelitian


Fungsi utama dari penelitian yang dilakukan adalah merancang sistem lampu PJU
menggunakan Solar Power Tracker Single Axis agar menghasilkan daya yang paling efisien dan
dapat diketahui tingkat efisiensi daya paling tinggi yang dapat dihasilkan oleh sistem instalasi
lampu PJU pada penelitian kali ini serta mengendalikan pergerakan Panel Surya agar dapat
mencapai sebuah target penyerapan cahaya matahari seoptimal mungkin sehingga dapat di
distribukan menuju Lampu LED sebagai PJU.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Panel PV
Solar Cell (PV) atau Photovoltaic cell merupakan sebuah semikonduktor device yang
memiliki permukaan luas terdiri dari rangkaian dioda tipe P dan N. Sinar matahari (Radiasi) yang
mengenai sel surya menghasilkan elektron dengan muatan positif dan hole yang bermuatan
negative, selanjutnya elektron dan hole mengalir membentuk arus listrik searah, elektron akan
meninggalkan sel surya dan mengalir pada rangkaian luar, sehingga timbul arus listrik searah,
elektron akan meninggalkan sel surya dan mengalir pada rangkaian luar, sehingga timbul arus
listrik, prinsip ini disebut prinsip photoelectric.

Kapasitas arus yang dihasilkan tergantung pada intensitas cahaya maupun panjang
gelombang cahaya yang jatuh pada sel surya. Intensitas cahaya menentukan jumlah foton, makin
besar intensitas cahaya yang mengenai permukaan sel surya makin besar pula foton yang dimiliki
sehingga makin banyak pasangan elektron dan hole yang dihasilkan yang akan mengakibatkan
besarnya arus yang mengalir. Makin pendek panjang gelombang cahaya maka makin tinggi energi
foton sehingga makin besar energi elektron yang dihasilkan, dan juga berimplikasi pada makin
besarnya arus yang mengalir.

Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor yang mengandung
unsur Silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif : lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan
positif (tipe-p), Polycrystalline Silicon adalah bahan yang paling dominan dipakai dalam industri
solar cell. Polycrystalline dan Monocrystalline Silicon menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi
dari Amorphous Silicon. (Jurnal DISPROTEK, 2017). Gambar dibawah ini menunjukkan proses
perubahan cahaya menjadi arus listrik :

Gambar 2.1 Proses perubahan cahaya menjadi arus listrik


Sumber : Jurnal DISPROTEK, 2017.
Photovoltaic Cell terbuat dari material mudah pecah dan berkarat, sel dibuat dalam bentuk
panel-panel dengan ukuran sekitar 10 s/d 15 cm2 , yang dilapisi plastik atau kaca bening yang
kedap air dan panel ini dikenal dengan panel surya, untuk mendapatkan kapasitas daya yang besar
modul surya dapat dihubungkan baik secara seri maupun parallel, dalam beberapa modul
membentuk array.

Gambar dibawah ini adalah perbandingan solar cell, solar ,module dan Solar array :

Gambar 2.2 Solar Cell, Solar Module, Solar Panel, dan Solar Array
Sumber : Jurnal DISPROTEK, 2017.

Jenis sel surya yang saya gunakan dalam penelitian tugas akhir kali ini adalah
Polycrytaslline yang memiliki level Silikon kualitas lebih rendah dari panel Monocrystalline, maka
panel ini sedikit lebih murah dan sedikit lebih rendah efisiensinya dari panel Monocrystalline.
Panel Polycristalline merupakan panel surya (solar cell) yang memiliki susunan kristal acak. Tipe
Policrystalline memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis
monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik
pada saat mendung.

Gambar 2.3 Panel surya tipe monocrystalline dan polycrystalline


Sumber : Jurnal Dinamika DotCom, 2017.
2.2 Radiasi Matahari/Surya
Data penyinaran matahari harus diketahui terlebih dahulu melalui pengukuran dengan
metode estimasi. Metode ini diguakan untuk mendeteksi parameter-parameter meteorologi yang
selalu berubah-ubah setiap waktu. Sistem penyinaran tidak dapat dihitung secara tepat namun
perilaku energi surya dapat di estimasi sehingga mendekati perilaku penyinaran energi yang
sebenarnya. (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

2.2.1 Radiasi surya mencapai permukaan bumi terjadi secara langsung dan secara tidak
langsung.

Secara langsung (direct beam radiation) energi surya mencapai permukaan bumi. Secara
tidak langsung dipantulkan oleh aerosol, molekul-molekul atmosfir dan awan (diffuse radiation).
Jumlah penyinaran kedua komponen radiasi yang jatuh pada permukaan horizontal dikenal sebagai
radiasi global (global radiation).

Distribusi radiasi global dari energi surya dapat dilihat pada gambar 2.4. Pada dasarnya,
baik untuk daerah tropis dan subtropis, radiasi surya diluar atmosfir bumi (extraterrestrial
radiation) harian tidak terlalu beragam selama setahun. Namun demikian, dikarenakan fenomena
cuaca musiman (kemarau, hujan, badai pasir dll) dapat terjadi perubahan musim yang ekstrim
dalam radiasi global, khususnya pada daerah utara dan selatan daerah tropis. Perubahan irradiasi
pada daerah-daerah ini umumnya merupakan fungsi dari panjangnya hari dan sudut datang radiasi
surya. (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

Gambar dibawah ini merupakan distribusi penyebaran Radiasi matahari secara global :

Gambar 2.4 Distribusi Radiasi Solar Global dalam (kWh/m2)


Sumber : (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

Gambar dibawah ini menggambarkan bagaimana profil penyinaran matahari di Indonesia


selama setahun pada tahun 2018 :
Gambar 2.5 Profil Penyinaran Matahari di Indonesia
Sumber : (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

Disini terlihat bahwa penyinaran matahari di Indonesia terdistribusi hampir merata


sepanjang tahun dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

2.2.2 Mengestimasikan Data Radiasi untuk System Modelling


Untuk merancang suatu sistem energi surya, maka kondisi penyinaran, letak geografis
yaitu garis lintang dan garis bujur, ketinggian atau Altitude, waktu, keadaan atmosfir dan orientasi
panel surya yaitu azimut dan kemiringan harus diketahui. Seringkali menjadi masalah bahwa data-
data yang diperlukan seringkali tidak tersedia, khususnya yang terkait dengan penyinaran matahari
dilokasi yang bersangkutan. Karenanya didalam analisa seringkali dilakukan dengan berbagai
pendekatan, misal dengan menggunakan data dari lokasi dengan kondisi lintang yang berdekatan
atau dengan menggunakan suatu model estimasi. (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

2.2.3 Estimasi Resolusi Waktu


Satu tugas utama dalam hal perancangan sistem energi solar adalah pemodelan data radiasi.
Untuk keperluan ini maka profil penyinaran harian atau rata-rata bulanan sangat diperlukan. Nilai
penyinaran ekstraterestrial ditulis ‘o’ dapat dikalkulasi untuk tiap lokasi dan waktu sebagaimana
pola harian harus dibuat model hanya jika data insolasi tersedia. Pendekatan yang paling sederhana
untuk menyimpulkan satu pola waktu harian dari jumlahjumlah harian adalah model rata-rata
radiasi. Jumlah radiasi harian H hanya dibagi dalam 24 untuk memberikan radiasi rata-rata per
jam, intensitas I = G = H/24h. Dengan pendekatan ini, suatu sistem pengukuran kasar sudah dapat
dilakukan. Dengan nilai yang diketahui untuk kebutuhan energi harian E harian dan efisiensi
sistem η, luasan panel Photovoltaic yang dibutuhkan dapat dihitung dengan :

APV ……………………… (1)


Dimana :
Apv = Luasan panel Photovoltaic;
Eharian = Kebutuhan energy harian;
𝜂𝐻 = Efisiensi sistem.

Jika perhitungan ini dilakukan pada hari yang secara relatif ‘buruk’ , akan muncul PV area
yang cukup realistik. Kesalahan-kesalahan dalam model ini merupakan konsekuensi
dari :
- Ketergantungan nilai η pada intensitas penyinaran matahari
- Kemungkinan adanya ambang batas penggunaan – utilizibility tresholds yaitu sistem yang
membutuhkan tenaga minimum yang spesifik untuk bekerja. (Elih Mulyana, Dr. M.Si.,
2018).

Gambar 2.6 Konversi Radiasi Sinar Matahari menjadi Listrik


Sumber : (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

Untuk mendapatkan daya dan tegangan listrik yang diinginkan, sel surya dihubungkan
secara seri, atau paralel, atau kombinasi seri-paralel kemudian dilaminasi dan diberi bingkai
menjadi modul Photovoltaic agar sel atau modul dapat berumur panjang, rangkaian sel
Photovoltaic tersebut pada umumnya dilindungi dengan suatu lapisan yang cuaca cdan radiasi
matahari, terutama terhadap radiasi ultraviolet atau UV. Berikut adalah spesifikasi panel surya
yang digunakan penulis dalam penelitian :

Tabel 2.1 Spesifikasi Panel Surya


Merk : MAYSUN SOLAR PANEL

Jenis : Polycrystalline

Dimensi : 1020 X 670 X 30mm

Kapasitas Panel : 100Wp 12 Volt


2.3 Solar charge controller

Solar charge controller (SCC) adalah suatu komponen yang berfungsi mengatur aliran
energi panel surya ke battery maupun aliran energi dari battery ke beban sehingga bisa melindungi
battery dan peralatan lainnya dari kerusakan. Solar charge controller mengantisipasi over
charging dan kelebihan voltase dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian akan
mengurangi umur baterai. Panel surya 12 volt umumnya memiliki tegangan output 16 - 21 volt.
Sedangkan Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14 - 14.7 Volt. Jadi tanpa solar charge
controller, baterai akan rusak oleh over charging dan ketidakstabilan tegangan (Jurnal Dinamika
DotCom, ISSN 2086-2652 , Vol. 8 No. 1 Januari 2017) Jenis Solar Charge Controller berdasarkan
teknologi yang digunakan oleh saya dalam penelitian kali ini adalah jenis dengan menggunakan
teknologi MPPT (Maximum Power Point Tracker), yang lebih efisien konversi dc to dc. MPPT
dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge controller dapat menyimpan kelebihan
daya yang tidak digunakan oleh beban ke dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban
lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari baterai. Solar charge
controller jenis ini harganya lebih mahal tetapi efisiensi konversi energinya lebih rendah.

Maximum Power Point Tracking atau yang biasa disingkat MPPT, adalah sebuah sistem
elektronis yang mengoperasikan modul photovoltaic (PV) atau modul sel surya agar dapat
menghasilkan daya maksimal yang bisa diproduksi oleh modul sel surya. MPPT bukan merupakan
sistem tracking mekanis yang secara fisik menggerakkan modul agar mengarah langsung ke
matahari. MPPT merupakan sistem elektronis yang secara keseluruhan mengubah-ubah titik
operasi elektronis modul sel surya sehingga dapat mengirim daya maksimal yang tersedia. Dari
daya tambahan yang terkumpul yang berasal dari modul sel surya, sehingga arus pengisian baterai
dapat ditingkatkan. MPPT dapat juga dihubungkan dengan sistem tracking mekanis, tetapi kedua
sistem ini benar-benar sangat berbeda (Richard A. Cullen. 2000. “What is Maximum Power Point
Tracking (MPPT) and How Does it Work”. Blue Sky Energy. Berikut adalah spesifikasi Solar
Charge Controler yang digunakan oleh penulis dalam penelitan :

Tabel 2.2 Spesifikasi Solar Charge Controller


Charging mode : MPPT (Maximum Power Point Tracking Automatically)
Charging 3 Stage : Constant Current (MPPT), Constant Voltage (Absorption Voltage),
Floating Charge
System type : DC12V/24V/36V/48V Recognition Automatically
Max. Efficiency : 98,1%
PV Utilization : 99%
2.4 Batterai
Battery atau Aki adalah alat yang berfungsi untuk menyimpan Arus/Energi listrik yang
dihasilkan suatu alat yang lain. Battery kegunaan di sistem PLTS sangat berguna untuk
menyimpan arus/energi yang dihasilkan dari Solar Cell/Panel pada waktu siang hari dan dapat
digunakan ke beban yang dibutuhkan selanjutnya. Memfokuskan penggunaan Battery jenis kering
(VRLA, MF-SLA) untuk sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan tidak menggunakan battery
jenis basah biasa (aki mobil) karena untuk menjaga kualitas dan keawetan komponen-komponen
PLTS itu sendiri.

Baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Dalam sistem solar cell, energi listrik
dalam baterai digunakan pada malam hari dan hari mendung. Karena intensitas sinar matahari
bervariasi sepanjang hari, baterai memberikan energi yang konstan. Baterai tidak seratus persen
efisien, beberapa energi hilang seperti panas dari reaksi kimia, selama charging dan discharging.
Charging adalah saat energi listrik diberikan kepada baterai, discharging adalah pada saat energi
listrik diambil dari baterai. Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam sistem solar cell,
satu hari dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging, malam digunakan/
discharging).
Baterai tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran. Baterai rechargeable digunakan oleh sistem
solar cell adalah aki/ baterai lead-acid

(Pengujian Charger Modul Simulasi Solar Cell Untuk Menyuplai Warning Light, I Nyoman
Teresna, dkk.)

a. Baterai Lead-Acid

Proses penyimpanan didalam baterai Lead-Acid terjadi melalui reaksi kimialistrik. Baterai
Lead-Acid memanfaatkan kombinasi antara pelat timah atau lead dan elektrolit asam sulfat
encer atau acid untuk mengubah energi listrik menjadi energi potensial kimia dan
mengubahnya kembali menjadi energi listrik.

Gambar dibawah ini merupakan proses pengurasan dan pengisisan listrik pada baterai
terjadi sebagai berikut :
Gambar 2.7 Proses Pengosongan Baterai
Sumber : (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

Gambar dibawah ini merupakan proses pengisisan batterai :

Gambar 2.8 Pengisian Baterai


Sumber : (Elih Mulyana, Dr. M.Si., 2018).

Sel baterai adalah komponen individu terkecil dari sebuah baterai yang terdiri dari kontener
dimana di dalamnya terdapat pelat timah dan tempat elektrolit bereaksi. Tegangan sel berkisar
antara 2,12 volt pada kondisi baterai penuh sampai dengan 1,75 volt pada kondisi baterai kosong.
Semua baterai lead-acid beroperasi berdasarkan reaksi kimia yang sama.

Pada saat baterai mengeluarkan arus listrik/discharge, komponen aktif pada elektroda
(PbO2 pada elektroda positif, dan Pb pada elektroda negatif) bereaksi dengan Asam Sulfat untuk
membentuk Garam Sulfat dan Air. Sedangkan pada saat pengisian listrik/charge, garam sulfat
pada kedua elektroda berubah kembali menjadi PbO2 pada elektroda positif, Pb pada elektroda
negatif serta ion sulfat (SO4) kembali menjadi asam sulfat.

Tegangan nominal baterai bergantung pada jumlah sel yang dirangkai secara seri. Jadi
baterai dengan tegangan nominal 12 volt tersusun secara seri dari 6 buah sel. (Elih Mulyana, Dr.
M.Si., 2018).

Kapasitas suatu baterai dinyatakan dalam Ampere hour (Ah) atau Ampere-Jam, yang merupakan
suatu ukuran seberapa besar energi listrik yang dapat disimpan pada suatu tegangan nominal
tertentu. Kapasitas suatu baterai bersifat aditif jika baterai dihubungkan secara paralel. Karena
baterai dalam proses pengisian dan pelepasan energinya bergantung pada reaksi kimia, maka
kapasitas yang tersedia (available capacity) relatif terhadap kapasitas total akan bergantung
kepada seberapa cepat pengisian dan pelepasan dilakukan, dimana keduanya merupakan reaksi-
reaksi kimia yang berbeda arahnya. Batterai yang saya gunakan pada penelitian kali ini adalah
batterai dengan kapasitas tegangan 12V dan kapasitas arus sebesar 50 Ah. Berikut adalah
spesifikasi dari batterai yang digunakan penulis dalam penelitian :

Tabel 2.3 Spesifikasi Baterai

Merk : Batterai Litium Rakitan

Type : LC-R127R2PG1

Jenis : Lead-Acid Battery

Cycle use : 14.5V – 14.9 V (250C)

Standby use : 13.6 – 13.8 V (250C)

2.5 Wattmeter
Wattmeter merupakan alat untuk mengukur daya listrik (atau tingkat pasokan energi listrik)
dalam satuan Watt dari setiap beban yang diasumsi pada suatu sirkuit rangkaian. Wattmeter
digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu
sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban ac satu phase serta
beban ac tiga phase.

Pada wattmeter terdapat kumparan tegangan dan kumparan arus, sehingga besarnya medan
magnet yang ditimbulkan sangat tergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui kumparan
arus tersebut. Walaupun medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan tegangan praktis sama
(tidak berubah), maka bila arus yang mengalir pada kumparan arus makin besar (sesuai dengan
besarnya alat / peralatan listrik), maka medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan arus juga
makin besar, sehingga gaya tolak yang menyebabkan kumparan tegangan / jarum berputar kekanan
juga makin kuat, yg menyebabkan penyimpangan jarum kekanan makin lebar. Pada rangkaian arus
bolak balik, simpangan jarum penunjuk sebanding dengan rata-rata arus dan tegangan sesaat i dan
v Wattmeter dc dan ac tersebut dapat mengalami kerusakan oleh adanya arus yang berlebihan.
Pada Ammeter dan Voltmeter, arus yang berlebihan ini akan menimbulkan panas dimana
ini merupakan kondisi yang berbahaya (jarum penunjuk menjadi tidak dapat bergerak lagi karena
melebihi batas skala). Akan tetapi pada Wattmeter, arus dan tegangan dapat menjadi panas tetapi
tidak menyebabkan penunjukan jarum melebihi batas skala. Hal ini dikarenakan posisi jarum
penunjuk tergantung pada faktor daya, tegangan dan arus. Sehingga rangkaian dengan faktor daya
yang rendah akan memberikan pembacaan yang rendah pula pada wattmeter meskipun melebihi
batas keselamatan. Oleh karena itu di samping untuk mengukur besar daya listrik dalam Watt, juga
dalam volt dan ampere (Le Magicien, 2000).

2.6 Arduino IDE


IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah perangkat lunak yang
digunakan untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program,
kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara terminal serial.

IDE Arduino memungkinkan pemrogram membangun program yang akan ditanamkan ke


dalam mikrokntroler ATmega 328 yang tertanam di dalam modul Arduino UNO ini yang
dinamakan dengan sketch. IDE ini memiliki kemampuan selain sebagai editor program, IDE ini
pun memiliki kemampuan melakukan compile dan memungkinkan pemrogram mengunggah
program yang dibuat tanpa harus menggunakan tool tambahan (Nugroho et. al, 2015). IDE arduino
dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 IDE Arduino


Sumber : eprints.akakom.ac.id, di unduh 14 Februari 2019
a. Icon menu verify yang bergambar ceklis berfungsi untuk mengecek program yang ditulis
apakah ada yang salah atau error;
b. Icon menu upload yang bergambar panah ke arah kanan berfungsi untuk memuat / transfer
program yang dibuat di software arduino ke hardware arduino;

c. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi untuk membuat halaman baru
dalam pemrograman;

d. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas berfungsi untuk membuka program
yang disimpan atau membuka program yang sudah dibuat dari pabrikan software arduino;

e. Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah berfungsi untuk menyimpan
program yang telah dibuat atau dimodifikasi;

f. Icon menu serial monitor yang bergambar kaca pembesar berfungsi untuk mengirim atau
menampilkan serial komunikasi data saat dikirim dari hardware arduino.

2.7 Faktor Pengoperasian Sel Surya


Faktor dari pengoperasian Sel surya agar didapatkan nilai yang maksimum sangat
tergantung pada :

a. Ambient air temperature sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel
tetap normal (pada 250C), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada
sel (Subekti Yuliananda; Gede Sarya; RA Retno Hastijanti 1995 menurunkan nilai
tegangan Voc). Setiap kenaikan temperatur sel surya 1 0Celsius (dari 250C) akan berkurang
sekitar 0,4 % pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah dua kali (2x) lipat untuk
kenaikan temperatur Sel per 100C. (Sumber: Solar Electricity, Lorenzo Eduardo.);
b. Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan sangat tergantung keadaan
spektrum solar ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada current
(I), sedikit pada tegangan;
c. Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi larik sel surya dapat membantu mendinginkan
permukaan temperatur kaca-kaca larik sel surya;
d. Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara
(Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maximum arus listrik dari deretan sel
surya.
e. Orientasi panel atau larik sel surya Orientasi dari rangkaian sel surya (larik) ke arah
matahari secara optimum adalah penting agar panel/deretan sel surya dapat menghasilkan
energi maksimum. Selain arah orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan sel
surya juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum. Sebagai guidline: untuk lokasi
yang terletak di belahan Utara latitude, maka panel/deretan sel surya sebaiknya
diorientasikan ke Selatan, orientasi ke Timur Barat walaupun juga dapat menghasilkan
sejumlah energi dari panel panel/deretan sel surya, tetapi tidak akan mendapatkan energi
matahari optimum.
f. Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari (tilt angle) Mempertahankan sinar matahari
jatuh ke sebuah permukaan panel sel surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi
maksimum ± 1000 W/m2 atau 1 kW/m2 . Kalau tidak dapat mempertahankan ketegak
lurusan antara sinar matahari dengan bidang sel surya, maka ekstra luasan bidang panel sel
surya dibutuhkan (bidang panel sel surya Sel surya pada Equator (latitude 0 derajat) yang
diletakkan mendatar (tilt angle = 0) akan menghasilkan energi maksimum, sedangkan
untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan “tilt angle” yang optimum.

2.8 Sensor LDR


LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai
resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR
juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini
sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan
semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai
sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang
mengalir akan terhambat.
Pada perancangan sistem ini menggunakan 2 buah sensor LDR dengan tipe fotokonduktif,
LDR yang dipasang sebagai pelacak arah fokus datangnya sinar matahari di mana kedua sensor
tersebut membentuk formasi garis sejajar. Pada perancangan ini LDR berfungsi sebagai
pembanding kuat cahaya yang diterima oleh masing-masing sensor pada kondisi terfokusnya.
Pada kondisi sebuah sensor mempunyai kepekaan terendah maka tracker akan bergerak menuju
arah tersebut. Pada aplikasinya kedua sensor tersebut masing - masing dihubungkan pada pin
analog Arduino uno, sehingga nilai dari masing-masing LDR dapat dibandingkan. Sensor
ditempatkan sejajar dengan modul sel surya yaitu sensor LDR T untuk mendeteksi cahaya yang
datang dari arah Timur dan LDR B untuk mendeteksi cahaya yang datang dari arah Barat.
2.9 Relay
Relay merupakan jenis golongan saklar yang dimana beroperasi berdasarkan prinsip
elektromagnetik yang dimanfaatkan untuk menggerakan kontaktor guna menyabungkan rangkaian
secara tidak langsung. Pada saat relay kondisi Normally Open (NO) maka saklar atau switch
contact akan menghantarkan arus listrik. Tetapi apabila ditemukan kondisi dimana armature
kembali ke posisi semula (NC), pada saat itu juga menandakan bahwa module tidak teraliri arus
listrik.

2.10 Kabel Listrik


Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri
dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat
dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga
ataupun aluminium.

2.11 Sistem Rangkaian Arduino Uno


Didalam rangkaian board arduino terdapat mikrokontroler AVR seri ATMega 328P yang
merupakan produk dari atmel. Pada IC inilah semua program solar tracker diisikan, bahasa
pemrograman arduino merupakan bahasa C yang sudah disederhanakan syntax bahasa
pemrogramannya sehingga lebih mudah, sehingga perancangan ini dapat berjalan sesuai dengan
yang dikehendaki. adapun spesifikasi data teknis yang terdapat pada board Arduino uno R3 adalah
:

Gambar 2.10 Board Arduino Uno


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pada perancangan solar tracking system ini arduino uno yang berfungsi untuk membaca
input dari sensor LDR berupa nilai analog dengan rentang 0-1023 (10 bit). Jika output LDR 1
bernilai lebih rendah dibandingkan LDR 2, maka nilai analog dan nilai tegangan keluaran pada
LDR 1 akan turun dikarenakan nilai analog berbanding lurus dengan output tegangan yang
dihasilkan LDR. Sehingga board arduino mengolah data analog tersebut lalu akan memberi
perintah dengan mengeluarkan sinyal PWM untuk mengontrol dan memberikan intruksi agar
motor berputar ke arah timur.

Gambar 2.11 Skematik Sistem Pada Arduino Uno


Sumber : Article in TELKA - Telekomunikasi Elektronika Komputasi dan Kontrol, 2018

2.12 Linear Aktuator


Linear Aktuator adalah alat yang mengubah gerak rotasi menjadi gerak linear (gerak lurus,
naik dan turun). Pada perancangan Solar Tracker ini, Linear aktuator digunakan sebagai penggerak
posisi modul solar cell.
Solar cell yang dipasang hanya menghadap satu arah tertentu saja. Gerak semu harian
matahari menyebabkan perubahan posisi matahari dari timur ke barat setiap harinya. Perubahan
posisi matahari tersebut membuat modul solar cell tidak selalu mendapatkan intensitas cahaya
matahari yang maksimal sepanjang hari. Salah satu cara yang dapat dilakukan supaya solar cell
mendapatkan intensitas cahaya matahari yang maksimal sepanjang hari adalah dengan
menempatkan modul solar cell tegak lurus mengikuti cahaya matahari. Hal tersebut yang
melatarbelakangi pembuatan alat tracking cahaya matahari menggunakan komponen Light
Dependent Resistor (LDR) sebagai sensor dan motor linear aktuator parabola sebagai penggerak
posisi modul solar cell. Cahaya matahari yang mengenai sensor LDR membuat resistansinya
berubah sehingga mempengaruhi nilai tegangan yang akan diinformasikan ke analog input
mikrokontroller. Mikrokontroller mengolah informasi yang diterima dari sensor LDR dan
memberi perintah untuk menggerakkan linear aktuator yang mana akan menggerakkan posisi
permukaan modul solar cell dengan dua arah yaitu mengikuti orientasi gerak semu harian matahari
dari arah Timur ke arah Barat.
2.13 Sistem Tracking Matahari
Sistem tracking cahaya matahari adalah sebuah kesatuan komponen atau elemen yang
digabungkan menjadi satu untuk mengontrol posisi alat sistem tracking dengan tujuan
mengusahakan permukaan modul solar cell selalu menghadap arah datangnya cahaya matahari.
Sistem tracking cahaya matahari ada beberapa jenis dan dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa kriteria. Klasifikasi pertama dapat dibuat berdasarkan jumlah sumbu putaran.

Gambar 2.12 Tipe Solar Tracking Berdasarkan Sumbu Putaran


Sumber : Jurnal INVOTEK Volume 19 Number 1, 2019

Pada klasifikasi ini sistem tracking cahaya matahari dibedakan menjadi dua yaitu satu
sumbu dan dua sumbu. Sistem tracking satu sumbu adalah metode dimana modul solar cell
menjejak cahaya matahari dari timur ke barat menggunakan satu titik poros, sedangkan sistem
tracking dua sumbu menggunakan dua titik poros untuk menjejak cahaya matahari dari timur ke
barat dan dari utara ke selatan. Sistem tracking satu sumbu terbagi lagi menjadi tiga jenis yaitu
sumbu vertikal, sumbu horizontal dan sumbu miring. Sedangkan sistem tracking dua sumbu ada
dua jenis yaitu azimuth elevation dan tilt-roll. Klasifikasi lain dari sistem tracking cahaya matahari
dapat dibuat berdasarkan tipe orientasi.
Berdasarkan kriteria ini kita dapat mengidentifikasi sistem tracking cahaya matahari berdasarkan
pada lintasan matahari yang telah dihitung sebelumnya dan orientasi on-line yang bereaksi
terhadap cahaya matahari secara langsung.
Gambar 2.13 Sistem Tracking Satu Sumbu dan Dua Sumbu
Sumber : : Jurnal INVOTEK Volume 19 Number 1, 2019

Dalam penelitian ini digunakan sistem tracking satu sumbu karena sistem tracking cahaya
matahari mempunyai bagian penggerak dan sistem kontrol yang memerlukan biaya tinggi, maka
sistem tracking satu sumbu menjadi solusi terbaik untuk solar cell berukuran kecil.
Sistem pelacakan sumbu tunggal (Single Axis) adalah metode di mana panel surya melacak
matahari dari timur ke barat menggunakan satu pivot point to rotate. Di bawah sistem ini ada tiga
jenis: Horizontal single axis tracking system, Vertical sistem pelacakan sumbu tunggal dan sistem
pelacakan sumbu tunggal miring. Dalam sistem Horizontal sumbu rotasi horizontal terhadap
permukaan tanah, dan muka modul berorientasi sejajar dengan sumbu rotasi. Disistem vertikal
sumbu rotasi adalah vertikal terhadap tanah dan wajah modul berorientasi pada sudut sehubungan
dengan sumbu rotasi. Dalam sistem pelacakan miring sumbu rotasi adalah di antara sumbu
horizontal dan vertical yang juga memiliki tampilan paralel beroperasi modul dengan sumbu rotasi

2.14 Faktor yang Mempengaruhi Produksi Energi Panel Surya


Faktor utama yang mempengaruhi modul surya pada suatu PLTS dalam proses produksi
energi listrik, adalah sebagai berikut :
a. Iradiasi pada modul surya Ketika iradiasi menurun, arus yang dihasilkan akan menurun,
sedangkan variasi dari tegangan tanpa beban sangatlah kecil. Kecilnya energi listrik yang
dihasilkan modul surya saat langit dalam kondisi mendung dapat dijadikan acuan bukannya
penurunan efisiensi melainkan penurunan produksi arus listrik karena iradiasi matahari
yang rendah. Grafik pengaruh iradiasi terhadap tegangan dan arus modul surya dapat
dilihat pada Gambar 2. 14
Gambar 2.14 Pengaruh Irradiasi Terhadap Tegangan dan Arus pada Panel Surya
Sumber : : Jurnal INVOTEK Volume 19 Number 1, 2019

b. Temperatur modul surya (temperature of the module) Kebalikan dari masalah iradiasi,
ketika temperatur dari modul surya meningkat, arus yang diproduksi pada kenyataannya
tetap tidak mengalami perubahan, sebaliknya tegangan mengalami penurunan dan
bersamaan dengan itu performa dari panel surya juga mengalami penurunan dalam
produksi energi listrik. Grafik Pengaruh tempertatur modul terhadap produksi energi
modul surya dapat dilihat pada Gambar 2.15

Gambar 2.15 Pengaruh Temperatur Panel Terhadap Produksi Energi Panel Surya
Sumber : : Jurnal INVOTEK Volume 19 Number 1, 2019

2.15 Efesiensi PV
Sebelum mengetahui berapa nilai daya sesaat yang dihasilkan kita harus mengetahui daya
yang diterima (input), dimana daya tersebut adalah perkalian antara intensitas radiasi matahari
yang diterima dengan luas PV modul dengan persamaan, (Muchammad, 2010).
𝑃𝑖𝑛 = 𝐼𝑟 𝑥 𝐴 … (2)
Dimana 𝑃𝑖𝑛 adalah daya input (watt) akibat irradiance matahari, Ir adalah intensitas
matahari (watt/m2 ) dan A adalah luasan area permukaan photovoltaic modul(m2). Sedangkan
untuk besarnya daya output array (P out) yaitu perkalian tegangan output (V out) dan arus output
(I out) yang dihasilkan oleh array Photovoltaic dapat dihitung dengan rumus:
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑥 𝐼 𝑜𝑢𝑡 …(3)
Efisiensi yang terjadi pada sel surya adalah merupakan perbandingan daya yang dapat
dibangkitkan oleh sel surya dengan energi input yang diperoleh dari irradiance matahari. Efisiensi
yang digunakan adalah efisiensi sesaat pada pengambilan data. (Muchammad, 2010).
𝑃𝑜𝑢𝑡
ƞ𝑠𝑐 = 𝑥 100 % … (4)
𝑃𝑖𝑛

2.16 Efesiensi Batterai


Efisiensi baterai dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara kapasitas pengosongan
(discharging) dan kapasitas pengisian (charging), sehingga dapat dirumuskan :
𝐶𝑑
ƞ𝐴ℎ = 𝑥 100% …(5)
𝐶𝑐

Dimana 𝜂𝐴ℎ adalah efisiensi ampere-hour, 𝐶𝑑 adalah kapasitas pengosongan dan 𝐶𝑐


adalah kapasitas pengisian. Hubungan matematis untuk kapasitas baterai dalam hal ini 𝐶𝑑 dan
𝐶𝑐merupakan perkalian arus dan waktu. 𝐶𝑑 =Ix t (saat pengosongan) 𝐶𝑐=Ix t (saat pengisian)

2.17 Efisiensi SCC


Efisiensi solar charge controller dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara daya yang
masuk ke solar charge controller19 dengan daya yang digunakan untuk pengisian baterai, sehingga
dapat dirumuskan :
𝑃𝑜𝑢𝑡
ƞ𝑚𝑝𝑝𝑡 = 𝑥 100% … (6)
𝑃𝑖𝑛

Dimana 𝜂𝑚𝑝𝑝𝑡 adalah efisiensi solar charge controller, 𝑃𝑜𝑢𝑡 merupakan daya keluaran
dari solar charge controller yang digunakan untuk pengisian baterai dan 𝑃𝑖𝑛 adalah daya masukan
solar charge controller dalam hal ini PV out.

2.18 Karateristik Alat Ukur


Setiap Instrumen ukur mempunyai karakteristik yang melekat padanya. Karakteristik
instrumen merupakan hubungan antara output sebuah elemen (instrument) dengan inputnya ketika
inputnya konstan maupun berubah perlahan. Karakteristik statis tidak bergantung pada waktu.
Yang termasuk dalam karakteristik adalah range, span, resolusi, akurasi, error.
a. Range adalah nilai minimum hingga maksimum suatu elemen. Range terdiri dari range input
dan output.
b. Span merupakan selisih nilai maksimum dengan nilai minimum. Span terdiri dari span input
dan span output.
c. Resolusi merupakan perubahan terbesar dari input yang dapat terjadi tanpa adaya perubahan
pada output. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai resolusi tinggi saat mampu
mengukur dengan ketelitian yang lebih kecil.
d. Akurasi merupakan ketepatan alat ukur untuk memberikan nilai pengukuran yang mendekati
nilai sebenarnya. Karena pada eksperimen nilai sebenarnya tidak pernah diketahui oleh sebab
itu diganti dengan suatu nilai standar yang diakui secara konvensional.
e. Error adalah selisih dari pembacaan alat ukur dengan alat ukur yang dianggap standart. Nilai
error ini berupa persentase selisih dengan nilai standar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pengerjaan tugas akhir ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang harus dikerjakan
sesuai dengan diagram alir yang ada seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir


Sumber : Dokumentasi Pribadi
3.1 Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan tahap awal dalam pengerjaan tugas akhir. Perumusan
masalah bertujuan untuk menentukan permasalahan yang diangkat yaitu mengenai Analisa
Efisiensi Daya pada Lampu Penerangan Jalan Umun dengan menggunaka Solar Power Tracker
Single Axis.
3.2 Studi Literatur
Studi literature merupakan proses pembelajaran tentang berbagai literature baik dari jurnal,
buku dan internet yang berfungsi untuk menunjang dalam pembuatan sistem Solar Power Tracker
Single Axis untuk Lampu Penerangan Jalan Umum.
3.3 Perancangan dan Pembuatan Hardware dan Software
Dalam merancang sebuah sistem, pembacaan parameter arus dan tegangan pada PLTS
diperlukan data-data awal berupa range nilai maksimal dan minimal dari arus dan tegangan yanga
akan dibaca oleh alat yang dibuat. Data awal tersebut berfungsi untuk menentukan spesifikasi dari
sensor dan komponen yang akan digunakan sehingga lebih efisien.
Pada proses pembuatan Hardware dan Software ini terdapat beberapa tahapan yang dilalui,
yaitu pembuatan rangkaian sensor pembaca daya, instalasi mikroprosessor, serta kendali sistem
rangkaian Solar Power Tracker Single Axis.

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Pengukuran


Sumber : Dokumen Pribadi

Diagram blok tersebut menjelaskan mengenai alur pengukuran yang dilakukan oleh sensor.
Mulai dari Input, Sensing (Sensing Element), Pengkondisian sinyal (Signal Conditioning Element),
Pemrosesan sinyal (Signal Processing Element), dan Penampilan data (Data Presentation
Element).
3.4 Pengambilan Data Karakteristik dan Kalibrasi Alat Ukur
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data karakteristik dari sistem, sehingga dapat
diketahui performansi sistem alat yang dibuat. Kalibrasi silakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power yang tidak bergerak karena hasilnya
akan berbeda dan terlihat cukup signifikan perbedaannya, sehingga dapat diketahui perbedaan
karakteristik sistem yang telah dibuat.
3.5 Pengujian Sistem Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power yang Tidak
Bergerak
Pada pengujian sistem ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh komponen
pengukuran sudah bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan pada kondisi lingkungan sebenarnya
(site plant). Pengujian dilakukan pada masing-masing elemen hingga terintegrasi semuanya.
Apabila masih ada kegagalan ataupun crash, maka perlu dilakukan troubleshooting.
3.6 Pengambilan Data
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data-data yang dibutuhkan untuk melakukan analisa.
Data yang diambil berupa data radiasi matahari, data arus, data tegangan pada bagian Solar Power
Tracker Single Axis. Pengambilan data dilakukan selama 6 hari dimana 3 hari melakukan
pengukuran dengan sistem Solar Power yang tidak bergerak dan 3 hari berikutnya melakukan
pengukuran dengan sistem Solar Power Tracker Single Axis.
3.7 Analisis Data dan Penarikan Kesimpulan
Tahapan Terakhir yaitu analisis data dan penarikan kesimpulan dari pembuatan alat dan
analisa data yang telah dilakukan. Pada tahapan ini juga dilakukan penyusunan laporan akhir.
Metode pelaksanaan penelitian yang menggunakan kajian literatur, pengumpulan datat dan
observasi lapangan terhadap bagian-bagian dari sistem sel surya yang digunakan sebagai lampu
jalan dengan memperhatikan persamaan-persamaan dibawah ini :
 Modul Surya
Besar fill factor sel surya :
𝑉𝑚 𝑥 𝐼𝑚
𝐹𝐹 = … (7)
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐

Maka efisiensi sel surya adalah


𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 𝑥 𝐹𝐹 𝑉𝑚 𝑥 𝐼𝑚
ƞ= = = …(8)
𝑃𝑖𝑛 𝐹𝐹 𝑆𝑥𝐹

Dimana :
FF = Faktor pengisian/ Fill Factor
Vm = Tegangan nominal panel surya (Volt)
Im = Arus nominal panel surya (Ampere)
Voc = Tegangan oper circuit panel surya (Volt)
Isc = Arus short circuit panel surya (Ampere)
F = Intensitas radiasi matahari yang diterima (watt/m2)
S = Luas permukaan modul sel surya (m2)

 Daya Lampu
Besar energy yang terpakai lampu PJU adalah besarnya daya lampu dikali dengan lamanya
menyala (beroperasi) adalah :
𝐸𝑙𝑜𝑎𝑑 = 𝑃𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑥 𝑡 … (9)
Dimana :
E load = Energi yang terpakai (wh)
P load = Daya beban atau lampu (watt)
t = Lama pemakaian beban (jam)
 Daya Lampu dalam Sehari
𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝑡… (10)
Dimana :
P hari = Daya lampu total per hari (Kwh)
P total = Daya lampu total (W)
t = waktu nyala (jam)
 Batterai
Maka untuk menentukan total kapasitas batterai berdasarkan periode penyimpanan yang
diinginkan sebagai berikut :

Dirumuskan :
𝑃 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = …(2.11)
𝑃 𝑏𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖

Dimana :
t beban = waktu pemakaian batterai (Ah/Ampere.hour)
P beban = daya lampu (watt)
P batterai = daya batterai (watt)
Selain itu penelitian tugas akhir kali ini memiliki diagram alir proses penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.3 Diagram Alir Proses Penelitian


Sumber : Dokumen Pribadi
Terakhir, berikut adalah diagram alir sistem dalam penelitian :

Gambar 3.4 Diagram Alir Sistem dalam Penelitian


Sumber : Dokumen Pribadi

Pada flowchart diatas dapat dilihat bahwa saat alat mulai bekerja akan melakukan
inisialisasi input dan output dan selanjutnya sensor LDR akan mulai bekerja, jika sensor LDR1
lebih terang daripada sensor LDR2 maka Actuator akan bergerak ke atas, solar cell bergerak
mengikuti matahari ke arah barat, dan begitupun sebaliknya. Dan actuator akan berhenti ketika
sensor LDR1 sama terang dengan sensor LDR2, sehingga dapat di baca nilai Arus dan Tegangan
yang tampil pada LCD Watt meter. Ketika Solar cell tak lagi tegak lurus terhadap matahari maka
sensor LDR akan kembali memberikan sinyal pada arduino dan arduino memberikan perintah
kepada actuator.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Efisiensi sebuah panel surya dapat ditinjau dari segi kinerja dan hasil pengukuran daya,
dimana efisiensi panel surya sendiri merupakan rasio antara energy yang dibangkitkan oleh sistem
panel surya dan total radiasi matahari yang sampai di permukaan panel surya.
Produksi energy dari sistem panel surya ditentukan berdasarkan estimasi arus dan tegangan
yang dihasilkan dari modul panel surya, dimana daya keluaran panel surya tergantung dari
karakteristik teknis dan parameter lingkungan. Maka dari itu data-data tersebut sangat penting
untuk mengetahui efisiensi dari sistem Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power yang
tidak bergerak.

4.1 Hasil Pengujian Perancangan Hardware


Setelah merencanakan suatu alat/ hardware dan membuatnya, selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap alat tersebut. Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah peralatan
yang dirancang berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Hari Senin Tanggal 22 Juli 2021

Data Hasil Penelitian Hari Senin Tanggal 22 Juli 2021


Solar Power Tidah Bergerak
Radiasi
Waktu (WIB) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt)
Matahari
08.00 11,9 4,67 55.573 293,0
09.00 11,5 2,75 31.625 416,0
10.00 11,8 2,08 24.544 467.5
11.00 11,6 2,25 26.1 481,1
12.00 11,7 2,43 27.378 527,4
13.00 11,4 1,46 16.644 318,4
14.00 11,4 1,71 19.494 375,3
15.00 11,6 1,06 12.296 238,8
16.00 11,5 0,57 6.555 113,1
Rata-rata 11.6 2.098889 24.4676667 358.9556
Grafik Hasil Penelitian 22 Juli 2021
Solar Power Tracker Single Axis
60

50

40

30

20

10

0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Arus (A) Tegangan (V) Daya (Watt)

Gambar 4.1 Grafik Hasil Penelitian 22 Juli 2021


Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Hari Minggu Tanggal 25 Juli 2021

Data Hasil Penelitian Hari Minggu Tanggal 25 Juli 2021


Solar Power Tidak Bergerak
Radiasi
Waktu (WIB) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt)
Matahari
08.00 11,6 2,14 24.824 543,2
09.00 11,6 3,10 35.96 644,1
10.00 12,1 4,19 50.699 925,6
11.00 12,0 4,52 54.24 1027,3
12.00 12,1 4,54 54.934 1006,6
13.00 12,1 4,39 53.119 928,7
14.00 11,8 3,72 43.896 804,5
15.00 12,1 2,44 29.524 523,4
16.00 11,8 1,40 16.52 318,0
17.00 11,6 1,28 14.848 256,9
Rata-rata 11.88 3.172 37.8564 697.83
Grafik Hasil Penelitian 25 Juli 2021
Solar Power Tracker Single Axis
60 54.934
54.24 53.119
50.699
50
43.896

40 35.96
29.524
30 24.824

20 16.52 14.848
11.6 11.6 12.1 12 12.1 12.1 11.8 12.1 11.8 11.6
10
3.1 4.19 4.52 4.54 4.39 3.72
2.14 2.44 1.4 1.28
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00

Arus (A) Tegangan (V) Daya (Watt)

Gambar 4.2 Grafik Hasil Penelitian 25 Juli 2021


Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Hari Senin Tanggal 26 Juli 2021

Data Hasil Penelitian Hari Senin Tanggal 26 Juli 2021


Solar Power Tidak Bergerak
Radiasi
Waktu (WIB) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt)
Matahari
08.00 12,0 2,23 26.76 470,1
09.00 12,4 3,47 43.028 678,0
10.00 12,4 4,28 53.072 1058,7
11.00 12,4 4,28 53.072 1058,6
12.00 12,4 4,66 57.784 1070,3
13.00 12,5 4,42 55.25 985,6
14.00 12,2 3,70 45.14 817,7
15.00 11,9 2,54 30.226 527,6
16.00 11,8 1,25 14.75 256,9
17.00 11,4 0,32 3.648 083,2
Rata-rata 12.14 3.115 38.273 700.67
Grafik Hasil Penelitian 26 Juli 2021
Solar Power Tracker Single Axis
70
57.784
60 55.25
53.072 53.072
50 45.14
43.028
40
30.226
30 26.76

20 14.75
12 12.4 12.4 12.4 12.4 12.5 12.2 11.9 11.8 11.4
10 4.28 4.28 4.66 4.42 3.7 3.648
2.23 3.47 2.54 1.25 0.32
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00

Arus (A) Tegangan (V) Daya (Watt)

Gambar 4.3 Grafik Hasil Penelitian 26 Juli 2021


Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian Hari Senin Tanggal 2 Agustus 2021

Data Hasil Penelitian Hari Senin Tanggal 2 Agustus 2021


Solar Power Tracker Single Axis
Radiasi
Waktu (WIB) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt)
Matahari
08.00 12.3 3.93 48.339 656.0
09.00 12.3 3.93 48.339 656.0
10.00 12.5 4.10 51.25 856.7
11.00 12.4 4.41 54.684 957.3
12.00 12.6 4.29 54.054 1110.5
13.00 12.2 3.74 45.628 884.3
14.00 12.2 3.73 45.506 790.5
15.00 11.9 2.83 33.677 683.7
16.00 11.9 1.56 18.564 403.7
17.00 11.7 0.36 4.212 086.0
Rata-rata 12.2 3.288 40.4253 708.47
Grafik Hasil Penelitian 2 Agustus 2021
Solar Power Tracker Single Axis
60 54.684 54.054
51.25
48.339 48.339
50 45.628 45.506

40
33.677

30

18.564
20
12.3 12.3 12.5 12.4 12.6 12.2 12.2 11.9 11.9
10
3.93 3.93 4.1 4.41 4.29 3.74 3.73 2.83 1.56
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Arus (A) Tegangan (V) Daya (Watt)

Gambar 4.1 Grafik Hasil Penelitian 2 Agustus 2021


Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 4.5 Data Hasil Penelitian Hari Selasa Tanggal 3 Agustus 2021

Data Hasil Penelitian Hari Selasa Tanggal 3 Agustus 2021


Solar Power Tracker Single Axis
Radiasi
Waktu (WIB) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt)
Matahari
08.00 12.3 3.81 46.863 908.4
09.00 12.7 4.35 55.245 1026.1
10.00 13.4 4.90 65.66 1141.5
11.00 13.2 4.50 59.4 1019.1
12.00 14.2 4.36 61.912 1021.7
13.00 14.2 5.07 71.994 1161.9
14.00 14.2 4.82 68.444 1146.5
15.00 14.2 4.24 60.208 1032.5
16.00 12.9 3.34 43.086 800.7
Rata-rata 13.47778 4.376666667 59.20133 1028.711
Grafik Hasil Penelitian 3 Agustus 2021
Solar Power Tracker Single Axis
80
71.994
68.444
70 65.66
61.912 60.208
59.4
60 55.245

50 46.863
43.086
40

30

20 13.4 13.2 14.2 14.2 14.2 14.2 12.9


12.3 12.7
10 3.81 4.35 4.9 4.5 4.36 5.07 4.82 4.24 3.34
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Arus (A) Tegangan (V) Daya (Watt)

Gambar 4.1 Grafik Hasil Penelitian 3 Agustus 2021


Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 4.6 Data Hasil Penelitian Hari Rabu Tanggal 4 Agustus 2021

Data Hasil Penelitian Hari Rabu Tanggal 4 Agustus 2021


Solar Power Tracker Single Axis
Radiasi
Waktu (WIB) Tegangan (Volt) Arus (Ampere) Daya (Watt)
Matahari
08.00 11.4 3.61 41.154 446.9
09.00 11.7 4.50 52.65 745.6
10.00 13.1 4.84 63.404 949.6
11.00 12.5 4.29 53.625 891.3
12.00 13.4 5.08 68.072 1129.4
13.00 14.2 4.59 65.178 1142.1
14.00 14.2 4.21 59.782 981.4
15.00 14.2 3.46 49.132 790.1
16.00 13.2 2.32 30.624 580.3
Rata-rata 13.1 4.1 53.7356667 850.7444
Grafik Hasil Penelitian 4 Agustus 2021
Solar Power Tracker Single Axis
80
68.072
70 63.404 65.178
59.782
60 53.625
52.65
49.132
50
41.154
40
30.624
30

20 13.1 13.4 14.2 14.2 14.2 13.2


11.4 11.7 12.5
10 3.61 4.5 4.84 4.29 5.08 4.59 4.21 3.46 2.32
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Arus (A) Tegangan (V) Daya (Watt)

Gambar 4.1 Grafik Hasil Penelitian 4 Agustus 2021


Sumber : Dokumen Pribadi

Berikut adalah Perbandingan Perkembangan Hasil Penelitian Solar Power Tracker Single Axis
dan Solar Power Tidak Bergerak :

Grafik Hasil Penelitian Perbandingan Arus


Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power Tidak Bergerak
6

0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Arus (A) 22/7 Arus (A) 25/7 Arus (A) 26/7 Arus (A) 2/8 Arus (A) 3/8 Arus (A) 4/8
Grafik Hasil Penelitian Perbandingan Tegangan
Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power Tidak Bergerak
16
14
12
10
8
6
4
2
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Tegangan (V) 22/7 Tegangan (V) 25/7 Tegangan (V) 26/7


Tegangan (V) 2/8 Tegangan (V) 3/8 Tegangan (V) 4/8

Grafik Hasil Penelitian Perbandingan Daya


Solar Power Tracker Single Axis dan Solar Power Tidak Bergerak
80
70
60
50
40
30
20
10
0
8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00

Daya (Watt) 22/7 Daya (Watt) 25/7 Daya (Watt) 26/7


Daya (Watt) 2/8 Daya (Watt) 3/8 Daya (Watt) 4/8

Berdasarkan grafik dan data pengujian dapat diketahui bahwa semakin besar tegangan
operasi saat pengujian, maka akan berpengaruh pada arus dan daya yang dihasilkan.
Untuk mencari cadangan daya baterai untuk mengcover beban ketika panel surya tidak
mendapatkan cahaya dalam sehari. Maka dapat di hitung menggunakan persamaan :
Pbatterai = V.I

I Tegangan rata-rata P baterai Tegangan rata-rata P baterai


(Solar Power Tracker Single Axis) (Solar Power Tidak Bergerak)

50 Ah 12.92592593 Volt 11.87333333 Volt


P Baterai 646.2962963 Wh 593.6666667 Wh

Daya baterai yang di gunakan adalah 646.2962963 wh untuk solar power tracker single
axis dan 593.6666667 Wh solar power tidak bergerak. Maka untuk menghitung cadangan beban
dalam satu hari selam 12 jam sadalah dengan menggunakan perhitungan.
𝑃 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 =
𝑃 𝑏𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖
t beban solar power tracker single axis t beban solar power tidak bergerak
12.92593 jam atau 12 jam 54 menit 11.87333 jam atau 11 jam 52 menit

Dari perhitungan di atas mendapatkan hasil bahwa dalam keadaan baterai terisi penuh
dapat menyalakan beban lampu hingga 12 jam 54 menit untuk solar power tracker single axis dan
11 jam 52 menit untuk solar power tidak bergerak . Jika dalam sehari beban hanya menyala selama
12 jam dari jam 17.30 s/d 05.30 maka baterai masih memiliki cadangan beban hingga 54 menit
menit untuk solar power tracker single axis dan kosong untuk solar power tidak bergerak. Untuk
menghitung daya pada baterai dapat menggunakan persamaan rumus :
P cadangan = P batterai – (P beban x t beban)
= 646.2962963 wh – (50Watt x 12 jam)
= 646.2962963 wh – 600 w
= 46.2962963 wh
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Sutarno, M.Sc. 2013. Sumberdaya Energi: Sumber Daya Energi. Yokyakarta: Ruko Jambusari

Rois AR., Dr.Gunawan N, S.T., M.T., Ir. Chayun B, M.Sc, rer.nat. “Analisa Performansi dan
Monitoring Solar Photovoltaic System (SPS) pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya di
Tuban Jawa Timur”, Jurnal Teknik POMITS.

Arar Hemza, Haouam Abdeslam, Chenni Rachid, Marcel Pasquinelli, Damien Barakel, 2015,
“Tracing Current-Voltage curve of solar panel based on LabView Arduino Interfacing”,
BİLİŞİM TEKNOLOJİLERİ DERGİSİ, CİLT: 8, SAYI: 3, EYLÜL 2015.

E. Radziemska, “Performance analysis of photovoltaic thermal integrated system”, International


Journal of Photoenergy 2009 (2009), 732093-732098.

Laurentiu Fara, Dan Craciunescu. “Output Analysis of StandAlone PV System:Modeling,


Simulation and Control”. Sustainable Solution for Energy and Environtment, EENVIRO
2016, 26-28 October 2016, Bucharest, Romania.

Ola Al-Qasem, JafarJallad. “Experimental Characterization of Lead – Acid Storage Batteries used
in PV Power Systems. International Journal of Advanced Research in Electrical,
Electronics and Instrumentation Engineering Vol. 3, Issue 4, April 2014.

Massimo Valentini, Alin Raducu, Jochen Hantschel. ” PV Inverter Test Setup for European
efficiency, Static and Dynamic MPPT Efficiency Evaluation”.

Mostavan, A. (2000). Catatan Kuliah Energi Surya. Bandung: ITB.

Udorache, T., & Kreindler, L. (2010). Design of a Solar Tracker System for PV Power Plants. Acta
Polytechinca Hingarica, Vol.7 No. 1.

Prinsloo, G., & Dobson, R. (2015). Solar Tracking. South Africa: Stellenbosch University.

Dhanabal, R, et al. (2013). Comparison of Efficiencies of Solar Tracker Systems with Static Panel
Single-Axis Tracking System and Dual-Axis Tracking System with Fixed Mount.
International Journal of Engineering and Technology (IJET), Vol. 5 No.2 Apr – May 2013.

Saputra, Wasana. 2008. Rancang Bangun Solar Tracking System Untuk Mengoptimalkan
Penyerapan Energi Matahari Pada Solar Cell. Jakarta : Bumi Aksara.
Priatman, J. 2000. Perspektif Arsitektur Surya Di Indonesia. Dimensi Teknik Arsitektur.
Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Supatmi, Sri. 2011. “Pengaruh Sensor LDR Terhadap Pengontrolan Lampu.” Jurnal Teknik
Komputer. (Nomor 2 Vol.8 ). Hlm. 175.

Fadhlullah, Khalid. Solar Tracking System Berbasis Arduino, Skripsi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017

Dhomo, Dedy. Pemanfaatan Mikrokontroler Sebagai Pengendali Solar Tracker Untuk


Mendapatkan Energi Maksimal. 2007 Sistem Pelacak Matahari Menggunakan Arduino,
Universitas Narotama Surabaya.

K. Okokpujie, A. Elizabeth, A. Aderibigbe and O. Imhade “Efficient and Low Cost


Implementation of a Single Axis Solar Tracking System”Journal of Electrical Engineering;
Juli 2018,vol 18(1) pp 1-6 www.jee.ro

D. Appleyard, “Solar Trackers in Facing the Sun. Renewable Energy World Magazine. 2009

G. Kumar, A. Singh, and P. Mittal Solar Tracker and Concentrator," Renewable Energy World
Magazine. 2009

Greg P. Smestad et all, Solar Energy Materials and Solar Cells,in Reporting solar cell efficiencies
in Solar Energy Materials and Solar Cells, Elsevier Science, ,vol 92,(4): pp 371-373, ,
ISSN: 0927-0248

Furkan Dinçer, Mehmet Emin Meral; “Critical Factors that Affecting Efficiency of Solar
Cells”Smart Grid and Renewable Energy, 2010, 1, 47-50, May 2010

Daniel Bimbingan Limbong,Surya Tarmizi Kasim. Perbandingan Teknis Dan Ekonomis


Penggunaan Penerangan Jalan Umum Solar Cell Dengan Penerangan Jalan Umum
Konvensional. Malang: Universitas Brawijaya

Engga Kusumayogo. Analisis Teknis Dan Ekonomis Penerapan Penerangan Jalan Umum Solar
Cell Untuk Kebutuhan Penerangan Di Jalan Tol Darmo Surabaya. Malang: Universitas
Brawijaya.

Maarebia, Paulus. Instalasi Penerangan Jalan Umum Desa Damau Kabupaten Talaud. Engineering
and Education (E2J) Vol 2, No 3 (2014): E2-J UNIMA. Publisher: Engineering and
Education (E2J)
Novianthi, Methi (2010) Studi Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum (Studi Kasus)
Rusun Cingised Kel. Cisaranten Kulon Kec. Arcamanik Kota Bandung. S1 thesis,
Universitas Pendidikan Indonesia.

Renaldo Marsal. Kajian Konservasi Energi Penggantian Lampu Jenis Hps Dengan Led Untuk
Penerangan Jalan Umum Kabupaten Banjarnegara. Tembalang: Semarang

R. Dhanabal, V. Bharath, R. Ranjitha, A. Ponni, S. Deepthi and P. Mageshkannan, "Comparison


of Efficiencies of Solar Tracker systems with static panel Single-Axis Tracking System
and Dual-Axis Tracking System with Fixed Mount," International Journal of Engineering
and Technology (IJET), p. May, 2013.

Arismunandar, A. 1968. Teknik Tegangan Tinggi. Pradnya Paramita : Jakarta. (Diakses pada 01

Oktober 2018).

Arrohman Roni Eka, Setiawan Ahmad Agus, dan Sihana. (2012). Perancangan Sistem

Pengangkatan Air Tenaga Surya di Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. Jurnal

TEKNOFISIKA. Vol 1 No.1: 134. (Diakses pada 03 Oktober 2018).

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Pengenalan Program Energi Terbarukan Pada Sekolah

Menengah Kejuruan Di Indonesia. Bandung: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK). (Diakses pada 02 Oktober 2018).

International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering Website:

www.ijetae.com (ISSN 2250-2459, ISO 9001:2008 Certified Journal, Volume 4, Issue 4,

April 2014). (Diakses pada 04 Oktober 2018).

Jurnal Dinamika DotCom | ISSN 2086-2652 | Vol. 8 No. 1 Januari 2017. (Diakses pada 01 Oktober

2018).

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036 Vol.3 No.1 2018: 1-8 (Diakses

pada 07 Oktober 2018).


Mulyana, Elih.2018. Bidang Kajian Teknik Energi Surya.Jakarta : Direktorat Pembelajaran, Dit
Belmawa, Kemenristekdikti RI 2018. (Diakses pada 02 Oktober 2018).

Ramdhani, Mohamad. 2008. Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.

Richard A. Cullen. (2000). “What is Maximum Power Point Tracking (MPPT) and How Does it

Work”.Blue Sky Energy. (Diakses pada 11 Oktober 2018).

Safrizal. 2017. Jurnal DISPROTEK Volume 8 Nomor 2 Juli 2017, ISSN. 2088-6500, e-ISSN.

2548-4168 : Rancangan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Pada Gedung

Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara. Jepara : UNISNU. (Diakses pada 02

Oktober 2018).

Yuliarto, B. 2011. Solar Sel Sumber Energi Terbarukan Masa Depan,


www.esdm.go.id/berita/artikel/. (Diakses pada 03 Oktober 2018).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai