Anda di halaman 1dari 8

Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90

www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Studi Fenomenologi:
Pelaksanaan Patient Center Care Perspektif Pasien dan Perawat
di RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang

Eka Ernawati 1*, Milawati Lusiani 1

1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Faletehan
*Corresponding Author: ekakeysha@yahoo.co.id

Abstrak

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi pelayanan
kesehatan di Indonesia. Pelayanan keperawatan yang berfokus pada pasien atau biasa disebut PCC (Patient Centered
Care) merupakan pendekatan membina hubungan timbal balik antara penyedia pelayanan dan pasien. Tujuan penelitian
untuk mengetahui fenomena pelaksanaan PCC perspektif pasien dan perawat. Desain dalam penelitian menggunakan
kualitatif dengan pendekatan deskriptif naratif. Hasil penelitian mendapatkan tema yang muncul dari partisipan pasien
terdiri dari: kurang informasi kesehatan yang diterima dan perlakuan yang kurang care dalam perawatan; pasien kurang
mengenal kondisi diri dan sugesti dengan pengobatan tradisional; dukungan keluarga yang dibutuhkan pasien.
Sedangkan tema yang muncul dari partisipan perawat terdiri dari: pengenalan yang kurang mengenai PCC dan asuhan
keperawatan kurang optimal; tim khusus untuk referral/ rujukan pasien ke tingkat selanjutnya; penyampaian informasi
kesehatan dari tenaga kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan perlu peningkatan pemahaman PCC kepada
pemberi pelayanan dan pasien, agar RS bisa membentuk sistem rujukan khusus untuk pasien ke pelayanan selanjutnya.
Kata Kunci: Patient Center Care. Perawat, Pasien

Abstract

Nursing service is one of the requirements that must be implemented in a health care service provider in Indonesia.
Patient-centered care (PCC) is an approach that fosters patient-centered health care. It is an approach to fostering
reciprocal relationships between service providers and patients. The aim of the study was to determine the phenomenon
of the implementation of PCC in the perspective of patients and nurses. The design in the study used a descriptive
narrative qualitative design. The results of the study found the themes that emerged from patient participants consisted
of: lack of health information received and treatment that lacked care in care; patients are not familiar with their
condition and suggestions with traditional medicine; family support needed by patients. While the themes that emerged
from nurse participants consisted of: Less recognition of PCC and less optimal nursing care; special team for patient
referrals / referrals to the next level; delivering health information from health workers. This study concluded that it was
necessary to increase the understanding of PCC to service providers and patients. So that hospitals can form a special
referral system for patients to further services.
Keywords: Patient Center Care. Nurse, Patient

83
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Pendahuluan diberikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan oleh Rahma dan Wiko (2011) dalam Nurrizka, R.
kesehatan yang diberikan terhadap seseorang, H. (2011) melakukan penelitian di RSUD Achmad
keluarga atau kelompok secara paripurna dengan Mochtar, di peroleh hasil bahwa pemberian
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, pelayanan pada ruang rawat inap kelas ll dan lll
dan gawat darurat. Di Indonesia rumah sakit berada pada tingkat yang rendah, akan tetapi
sebagai salah satu sistem pelayanan kesehatan pelayanan yang diberikan pada kelas l menunjukan
yang secara garis besar memberikan pelayanan angka yang tinggi di bandingkan dengan kelas-
untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan kelas lainnya. Berdasarkan perbedaan dari kedua
mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang jurnal tersebut bahwa Rendahnya pelayanan yang
medik, rehabilitasi medik dan pelayanan diberikan kepada ruang rawat inap kelas ll dan lll
keperawatan (Herlambang, 2016). diperkirakan karena tidak terpenuhinya ekspektasi
Pelayanan keperawatan di rumah sakit harus masyarakat terhadap suatu pelayanan kesehatan.
mengacu pada aturan dan norma yang berlaku. Marti, Andarini, dan Lestari (2016)
Setiap tindakan harus berdasar pada SOP (Standar mengemukakan terkait penerapan prinsip PCC saat
Operasional Prosedur). Pelayanan keperawatan proses resusitasi, hasil penelitian ditemukan enam
perlu diberikan secara komprehensif. Kebutuhan hal sebagai hambatan atau tantangan yang dihadapi
pasien sebagai mahluk bio-psiko, sosio, kultural oleh tim resusitasi dalam penerapan prinsip patient
harus dipenuhi. Pelayanan keperawatan sebagai centered care selama proses resusitasi.
pelayanan profesional merupakan pelayanan yang Diantaranya variasi bahasa dan unsur
bersifat humanistik yang dilaksanakan berdasarkan kepercayaan,faktor keluarga, kompetensi rekan
ilmu dan kiat yang berorientasi kepada kebutuhan kerja yang kurang, terbatasnya sarana dan
pasien, baik secara individu, keluarga, kelompok, prasarana serta beban kerja. Menurut McCormack
maupun komunitas yang dilandasi etika dan McCance (2006) hasil penelitian menunjukan
keperawatan (Dwiyanti, 2014). bahwa patient center care berpusat pada empat
Pelayanan yang berfokus pada pasien atau konstruksi - prasyarat, yaitu berfokus pada
biasa disebut PCC (Patient Centered Care) perawat, lingkungan perawatan, dimana perawatan
merupakan pendekatan untuk membina hubungan diberikan, proses yang berpusat pada pasien
timbal balik antara penyedia pelayanan dan pasien dengan fokus memberikan perawatan melalui
sehingga akan mengurangi konflik yang selama ini berbagai aktifitas, serta hasil proses keperawatan.
timbul sebagai akibat sedikitnya komunikasi dan Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
informasi (Kusumaninggrum, 2009). Penerapan dilakukan di RS dr. Dradjat Prawiranegara Serang,
PCC di rumah sakit harus melibatkan semua aspek, bahwa data dari RS dr. Dradjat Prawiranegara
yaitu dari pimpinan, dokter, perawat, sampai tentang komplain dari pasien, terkait kepuasan
tenaga non-medis. Strategi-strategi yang dapat pelayanan yang diberikan, alur penerimaan pasien
dilakukan dalam pelaksanaan PCC antara lain: yang dirasakan sudah baik namun masih kurang
pelatihan leadership, pemberian penghargaan dan dalam melayani. Kemampuan perawat dalam
insentif serta pelatihan untuk perbaikan mutu. mendokumentasikan asuhan masih dirasakan
Selain itu, PCC juga dapat meningkatkan otonomi kurang optimal. Berdasarkan hasil penelusuran dan
pasien dan pemberdayaan tenaga kesehatan untuk telaah jurnal diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
merencanakan dan menjalankan pekerjaan mereka bagaimana “Studi fenomenologi pelaksanaan
sesuai dengan kebutuhan pasien (Framptom, patient center care: perspektif pasien dan perawat
2008). di ruang rawat inap RS dr. Dradjat Prawiranegara
Di Indonesia penelitian yang dilakukan Hany Serang tahun 2017”.
(2015) di RSUD Syech Yusuf Gowa di peroleh
hasil bahwa adanya hubungan antara kinerja Metode Penelitian
perawat pelaksana dengan kepuasan pasien. Desain penelitian ini dilakukan dengan
Kurangnya pelayanan kesehatan yang diberikan menggunakan metode kualitatif dengan
oleh perawat pelaksana kepada pasien sehingga pendekatan naratif deskriptif. Menjelaskan
70% dari 100% pasien rawat inap kelas lll peristiwa dapat dilakukan secara sistematis dengan
menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang mengedepankan data yang aktual. Fenomena

84
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan partisipan pasien terdiri dari: kurang informasi
peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana kesehatan yang diterima dan perlakuan yang
dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh kurang care dalam perawatan, pasien kurang
karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan mengenal kondisi diri dan sugesti dengan
adanya suatu hipotesis (Nursalam , 2008). pengobatan tradisional, dan dukungan keluarga.
Pemilihan partisipan penelitian berdasarkan Sedangkan tema yang muncul dari partisipan
kriteria dan diseleksi melalui proses rekruitmen. perawat terdiri dari: pengenalan yang kurang
Rekruitmen dilakukan dengan metode purposive mengenai PCC dan asuhan keperawatan kurang
sampling, dimana peneliti sengaja memilih optimal, tim khusus untuk referral/ rujukan pasien
partisipan kerena dianggap mempunyai ke tingkat selanjutnya, dan penyampaian informasi
karakteristik tertentu, yang dapat memperkaya data kesehatan dari tenaga kesehatan.
penelitian. Partisipan yang diambil oleh peneliti Hasil penelitian ditemukan pernyataan dua
adalah pasien yang telah dirawat diruang medikal dari empat partisipan merasa kurang menerima
ataupun bedah., sedangkan kriteria responden informasi mengenai status kesehatan selama
perawat adalah perawat yang berdinas di ruang dirawat, terbukti dari ungkapan pasien :
(Anggrek 1, Tulip, Cempaka, dahlia, dan Anggrek ..dulu bingung karena kurang informasi jadi
2). Seorang perawat yang telah menjadi Ketua Tim kita harus nanya ke yang lain (Ps1)..
asuhan dan pelayanan. Pasien dan perawat ...pengenya mah terus terang aja gitu
kooperatif saat wawancara berlangsung dan ibaratnya kan saya banyak yang kenal kalau tidak
bersedia menjadi partisipan. sampaikan ke saya penyakit saya ini ini gitu (Ps3)..
Dalam penelitian ini pengumpulan data ...Cuma ada satu atau dua perawat entah itu
menggunakan alat perekam suara dengan karena dia kondisi cape atau apa kadang ada
menggunakan Hp Vivo Youth. Pada saat pelayanan yang kurang, ketika ada sesuatu yang
wawancara, peneliti menggunakan teknik tidak saya pahami ketika saya nanya kesanya
wawancara mendalam (In-depth Interview) dengan perawat tidak merespon dengan baik tapi itu hanya
jenis pertanyaan semi terstruktur untuk menggali 1 atau 2 perawat (Ps1).. saya sudah tahu perawat
pengalaman partisipan. Peneliti Selalu mengajukan yang itu jika ditanya seperti itu jadi saya tidak
pertanyaan terbuka diawal wawancara. Namun jika akan nanya lagi saya nanya ke perawat yang lain
partisipan kesulitan memberikan jawaban, maka (Ps1)..
peneliti memberikan pertanyaan dalam bentuk lain ..ada yang baik ada yang kurang baik terus
(misalnya memberikan contoh-contoh yang pelayananya agak lama. Pengenya mh baik semua
relevan dengan pertanyaan) untuk memfasilitasi kalo kita datang biasa aja senyum kan enak ga
partisipan menjawab pertanyaan. Apabila jawaban bikin tegang (Ps2)...
pastisipan belum jelas, peneliti memvalidasi ..kurang ramah kalau menurut saya, tapi
jawaban partisipan dengan teknik pertanyaan sebagian ada yang baik semuanya juga baik sih
klarifikasi. untuk (P4)..
Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang
Hasil dan Pembahasan menujukan semua partisipan kurang mengerti
Data partisipan pasien didapat 4 partisipan dengan kondisi penyakit yang dialami. Setelah
antara 43 tahun sampai 60 tahun. Dengan jenis sakit baru berobat, dan sugesti yang telah
kelamin 3 perempuan dan 1 laki-laki. Mempunyai dilakukan adalah pengobatan tradisional.
pengalaman dirawat diruang medik ataupun bedah. .. tahunya dari orang nyoba-nyoba aja kesitu
Dengan lama rawat antara 7 – 10 hari. Sedangkan di urut minum jamu terus malamnya langsung kaki
data partisipan perawat yang berdinas diruang kaya bengkak sakit(P1)...
Cempaka, Anggrek 2, Tulip, Dahlia dan Melati 2. ..kadang minum daun cery kata tetangga bisa
Partisipan perawat merupakan perawat yang menurunkan gula darah ga sering Cuma nyoba
bertugas sebagai Ketua Tim Asuhan keperawatan saja (P2)..
diruangan Masing-masing. Dengan jenjang .saya diem aja kan, namanya saya juga jarang
pendidikan diploma dan profesi ners keperawatan. makan, sehari itu paling minum kopi hitam (P3)...
Analisis data menghasilkan 3 tema yang Sudah dapat 3 hari saya kaki saya ko bengkak kan
berasal dari partisipan pasien dan 3 tema berasal kaget yah (P3)
dari partisipan perawat. Tema yang muncul dari

85
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

sakit yang di rasakan mah Cuma pusing aja mau pulang harusnya discharge planning itu di isi
dikepala terus mual kadang-kadang ibu kalau dari awal (Prwt 2)..
makan suka telat, kalau banyak makanan mual Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang
kalau ga makan perih,itu efeknya mah dari magh menunjukan dua dari lima partisipan
kali yah (P4) membutuhkan sistem referal yang jelas dalam
Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang merujuk pasien.
menunjukan semua partisipan mendapatkan ...kesulitanya yah begitu pasien rujuk semua,
dukungan keluarga, agar bisa semangat dan biasanya kan interna kebanyakanya di rujuk, di
bertahan dengan kondisi sakitnya. rujuk jugakan gampang-gampang susah yah bu itu
..selama sakit dukungan suami, anak, saudara kendalanya. ... dan harus di antar perawat itu
mendukung sih (P1).. harus di pastikan tempatnya ada dulu itu yang
..Alhamdulillah ya mereka mendukung menjadi kendala dan keluarga tidak boleh di
(keluarga) (P2).. libatkan disana untuk mencari ruangan. Harusnya
..Alhamdulillah masih banyak orang yang ada tim rujuk tersendiri dari rumah sakit. Selama
perhatian sama saya. (P3).. ini masih dari ruangan. (Prwt 5)...
..tetangga biasa pada datang ke ibu jengukin ...sudah di tulis nama-nama keluarga pasien
(P4). nanti yang bakal menemani tapi itu tidak bertahan
Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang lama hanya 1 bulan ( Prwt4)...
menujukan empat dari lima partisipan perawat Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang
mengatakan kurang mengenal istilah PCC dan menunjukan satu dari lima responden mengatakan
alurnya, sehingga asuhan keperawatan dirasakan pemberian informasi harus diberikan dengan jelas
kurang optimal. pada pasien dan keluarga.
... temen-temen yang kuliah juga kan kalau ...dokter selalu ngasih tau kondisi pasien,
sharing belum pernah mendengar PCC baru ini misalkan pasien ini kondisinya kurang baik nih
mendengar (Prwt 1)... gitu, memberikan arahan kepada pasien atau
..lupa-lupa ingat bu, setahu saya PCC itu keluarga pasien bahwa harus begini gitu.
mencangkup asuhan keperawatan berfokus pada Komunikasi menurut saya sudah bagus (Prwt 2)
pasien. Apa yang di keluhkan pasien, kalau kita ada juga karena dokternya yang kadang tidak mau
akan memberikan tindakan atau asuhan ada keluarga pasien saat sedang visit, padahalkan
keperawatan pasien dan keluarga harus dilibatkan keluarga pasien sebenarnya ada yang pengen tahu
(Prwt 3)..belum pernah dengar PCC bu (Prwt 5).. perkembangan pasien seperti apa, tapi ada juga
kalau di ruangan untuk PCC ini mungkin dokter yang melibatkan keluarga pasien. (Prwt
sudah berjalan. Belum familiyar sama PCC..yah 2)...
sama saja, mungkin untuk pembagian perawat Hasil penelitian ditemukan pernyataan dua
sesuai kebutuhan pasien. Misalnya pasien total dari empat partisipan merasa kurang menerima
ada berapa nanti kita bagi dulu perawatnya (Prwt informasi mengenai status kesehatan selama pasien
1) dirawat. Pemberian informasi kesehatan kepada
Kayanya belum masuk PCC nih (Prwt 2) pasien dan keluarga merupakan hak pasien dalam
...asuhan keperawatan kadang kepegang memperoleh informasi mengenai proses
kadang engga (Prwt 3).. pelayanan, informasi medis dan diagnosa pasien,
...kalau di tulip jujur engga, karena emang rencana pengobatan penyakit serta pelayanan lain
saya engga ke pegang soap aja kadang engga selama pasien di rawat di rumah sakit. Tujuan
soalnya kadang pelaksana Cuma satu kadang 2 pemberian informasi kesehatan pada pasien dan
baru ke pegang kalau lagi sendiri susah, tindakan, keluarga adalah untuk melibatkan pasien dan
belum intruksi dokter, scanning, EHO ini itu sudah keluarga dalam mengambil keputusan terhadap
makan waktu dan tenaga di tambah saya aja tindakan atau proses pelayanan (Suryawati. 2004).
kadang visit hampir semua katim (Prwt4).. Pemberian informasi kesehatan di lakukan
..kalau di cempaka sih pelaksanaanya lengkap oleh petugas kesehatan yang berperan dalam
biasanya askep saya cek dari awal apa yang memberikan asuhan dan pelayanan di rumah sakit.
kurang sampai ke SOAPnya (Prwt3).. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
... terus masalah discharge planning selama dilakukan (Yosafianti, & Alfiyanti. 2010). Tentang
ini kita ngisi salahnya kita mengisi diwaktu pasien pemberian pemberian pendidikan kesehatan

86
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

persiapan pasien pulang terhadap kepuasan pasien yang kurang care di dalam perawatan. Di temukan
tentang pelayanan keperawatan di RS Romani beberapa pasien yang mendapatakan perilaku
Semarang dari penelitian didapatkan pasien merasa kurang care selama proses perawatan. Perilaku
puas setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. kurang care menyebabkan rendahnya penilaian
Pelayan kesehatan saat ini sangat dibutuhkan kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
oleh masyarakat. Pemberian pelayanan yang baik Hubungan caring perawat dengan kepuasan
menuntut perawat sebagai advokat. Peran perawat pasien menunjukan bahwa terdapat
sebagai advokat adalah memfasilitasi pasien dan kecenderungan, semakin perilaku caring perawat
keluarga untuk mendapat pelayanan yang sesuai baik menunjukan bahwa terjadi kepuasan yang
dan sama. Pasien membutuhkan perlindungan dari tinggi. Perilaku perawat yang kurang caring akan
perawat ketika seseorang sakit, kekuatan fisik dan mempengaruhi kepuasan pasien yang rendah
mentalnya menurun. Pasien yang dalam kondisi (Jones.2008) menjelaskan bahwa untuk
lemah, kritis dan mengalami gangguan menciptakan sebuah kepercayaan pasien kepada
membutuhkan seorang advokat yang dapat dokter atau perawat adalah dengan menciptakan
melindungi kesejahteraannya (Afidah & Sulisno. waktu bersama dengan pasien. Hal ini sejalan
2013). dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukesi.
Hasil tema dari pasien yang peneliti (2013). Mengenai upaya peningkatan caring
ditemukan, menjadi salah satu faktor yang perawat terhadap kepuasan pasien diruang rawat
mempengaruhi penilaian kepuasan pasien dan inap RS Permata Medika Semarang. Didapatkan
keluarga terhadap pelayanan yang ada di rumah hasil perawat yang berprilaku caring kepada pasien
sakit. Kecepatan Pelayanan serta pemberian memberikan kepuasan pasien saat dirawat dirawat.
informasi tentang kesehatan yang di butuhkan Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang
merupakan pelayanan utama yang di berikan menujukan semua partisipan kurang mengerti
rumah sakit. Jika dalam menerima informasi dengan kondisi penyakit yang dialami. Setelah
kesehatan pasien dan keluarga kurang maka akan sakit baru berobat, dan sugesti yang telah
mempengaruhi penilaian dan kepuasan pasien dilakukan adalah pengobatan tradisional. Keadaan
dalam pelayanan rumah sakit. yang terjadi pada Partisipan adalah datang ke
Budaya di Indonesia, khususnya masyarakat Rumah Sakit dengan kondisi yang membutuhkan
daerah Serang dengan partisipan adalah seorang tenaga kesehatan. Pola kebiasaan masyarakat yaitu
istri ataupun suami pencarian informasi mengenai membutuhkan perawatan bila dalam kondisi sakit
kesehatan masih belum dirasakan penting. parah. Keadaan tersebut menurut Kristina, &
Pengetahuan yang didapat partisipan mengenai Sudjaswadi. (2007) masyarakat mencari
penyakitnya hanya sebatas mengetahui bagaimana pengobatan antara lain ke puskesmas, paramedis,
penyakit tersebut muncul, pencegahan dan dokter praktik, rumah sakit, balai pengobatan, dan
pengobatan yang harus dilakukan. pengobatan tradisional.
Ketidaktahuan mencari informasi mengenai Pengobatan sendiri adalah melakukan
penyakitnya kemudian mencari tahu adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat ataupun
belajar. Proses belajar tersebut sesuai dengan teori herbal dengan tujuan untuk mengurangi gejala
experiental learning. Menurut teori experiental tanpa resep/intervensi dokter. Pengobatan sendiri
learning yaitu proses pengetahuan terbentuk dalam hal ini dibatasi hanya untuk obat-obat
melalui transformasi pengalaman. Belajar dari modern yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas
pengalaman mencakup keterkaitan antara dua hal (Kristina, & Sudjaswadi. 2007). Ini di sebabkan
yaitu berbuat dan berpikir. Proses yang didapatkan karena kurangnya informasi kesehatan yang
melalui kombinasi antara pengalaman dengan diterima pasien dan keluarga sehingga pasien
mentransformasi pengalaman itu sendiri (Kolb, et kurang mengenali kondisi diri. Kurangnya
al., 2001). komunikasi antara dokter dan perawat terhadap
Penilaian dan kepuasan pasien dalam pasien dan keluarga menimbulkan sugesti pasien
pelayanan Rumah Sakit hendaknya meningkatkan untuk melakukan pengobatan tradisional. Kondisi
dan menerapkan penggunaan Caring. Caring diatas menunjukan kurangnya komunikasi antara
merupakan inti atau fokus dalam keperawatan dokter, perawat dan pasien ini dapat menyebabkan
sebagai bentuk praktis keperawatan profesional. kurangnya kepuasan pasien terhadap pelayanan
Hasil tema dari pasien ditemukan, bahwa perilaku rumah sakit yang ada (Suryawati. 2004).

87
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang pasien dan bahwa pasien berhak mendapatkan
menunjukan semua partisipan mendapatkan pendidikan dan dukungan untuk membuat
dukungan keluarga, agar bisa semangat dan keputusan dan berpartisipasi dalam perawatan
bertahan dengan kondisi sakitnya. Dukungan dirinya (Shaller, D. 2007).
keluarga menurut Friedman (2010), adalah sikap, Menurut Australian Commision on Safety an
tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota Quality in Health Care (ACSQHC) Patient
keluarganya. Hasil tema dari pasien di temukan Centered Care adalah suatu pendekatan inovatif
bahwa, dukungan keluarga terhadap pasien terhadap perencanaan, pemberian, dan evaluasi
berperan sangat baik dan selalu mendukung untuk atas pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
kondisi kesehatan pasien atau anggota keluarga. kemitraan yang saling menguntungkan antara
Bahkan dari beberapa pasien di temukan yang pemberi pelayanan kesehatan, pasien, dan
mengambil keputusan terhadap proses perawatan keluarga. Patient Centered Care diterapkan kepada
pasien adalah keluarga. pasien dari segala kelompok usia dan bisa
Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh dipraktekan dalam setiap bentuk pelayanan
pasien terutama saat menjalani pengobatan. Terjadi kesehatan (Lumenta, 2012).
proses penyesuaian diri terhadap penyakit sangat Penelitian ini sejalan penelitian yang
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber dukungan dilakukan oleh Steward, et all (2010) dan
dan sosial (Catz. 2000; DiMatteo, & Kravitz. Anderson EB (2002) menunjukkan bahwa
1991). Salah satu bentuk dukungan yang pendekatan PCC dalam perawatan telah terbukti
dibutuhkan di lingkungan sosial adalah dukungan untukmeningkatkan status pasien. Pendekatan ini
emosional berupa dihargai dan dicintai. Seseorang mengandalkan pondasi hubunganantara penyedia
yang mengalami ataupun menghadapi masalah layanan dan pasien, peningkatan komunikasi,
sangat membutuhkan dukungan keluarga (Ratna. membina iklimpositif, dan mendorong pasien
2010). Dukungan keluarga sebagai strategi untuk berpartisipasi secara aktif dalaminteraksi
preventif untuk mengurangi stress dimana antara keduanya.
pandangan hidup menjadi luas, dan tidak mudah Peningkatan pengetahuan serta perubahan
stress.Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan
dan penerimaan keluarga terhadap penderita sakit. bagi masyarakat, dapat diberikan melalui
Kebanyakan partisipan mendapatkan penyuluhan serta sosialisasi program kesehatan,
dukungan keluarga yang membantu proses sehingga setiap masyarakat yang mengalami
penyembuhan. Dukungan keluarga yang diterima gangguan kesehatan akan berupaya mencari
bisa dberupa fiansial/keuangan, support semangat, pengobatan. Tenaga kesehatan supaya
menemani pasien di RS untuk meningkatkan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kenyamanan, mengantarkan pasien ke RS berobat kebutuhan masyarakat (Rahayu. 2012).
jalan. Serta dukungan informasi, dimana keluarga Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang
mencari informasi kesehatan yang dibutuhkan menunjukan dua dari lima partisipan perawat
pasien. Sistem dukungan yang signifikan, termasuk membutuhkan sistem referal yang jelas dalam
keluarga, teman, dan profesional kesehatan, merujuk pasien. Perawat menyatakan mengalami
memainkan peran kunci dalam meningkatkan kesulitan dalam rujukan pasien. Kesulitan terutama
kepatuhan dalam pengobatan, serta kondisi didaerah Rumah Sakit daerah terkait rujukan ke
perbaikan terhadap penyakit. tingkat pelayanan selanjutnya. Kendala yang
Gambaran tema dari partisipan perawat dihadapi berupa penerimaan pasien ditingkat
Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang selanjutnya, pasien perlu dipastikan bahwa
menujukan empat dari lima partisipan mengatakan penerimaan pasien tidak menyulitkan, proses
kurang mengenal istilah PCC dan alurnya, administrasi yang masih sulit sejak Rumah Sakit
sehingga asuhan keperawatan dirasakan kurang awal kemudian Rumah Sakit yang dituju.
optimal. The Institute of Medicine (IOM) Kondisi tersebut membuat pelayanan
mendefinisikan Patient Centered Care sebagai masyarakat menjadi kurang bermutu. Sejalan
perawatan kesehatan yang menetapkan kemitraan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luti,
antara praktisi, pasien, dan keluarga pasien (jika Hasanbasri & Lazuardi (2012) mengenai upaya
sesuai) untuk memastikan bahwa keputusan kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Lingga
menghormati keinginan, kebutuhan, dan preferensi dalam meningkatkan sistem rujukan. Kebijakan

88
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

pembiayaan meliputi dua aspek baik dari sisi Hasil penelitian ditemukan pernyataan yang
demand (biaya pengobatan) dan dari sisi supply menunjukan satu dari lima responden perawat
(sistem yang mendukung pelayanan kesehatan). mengatakan pemberian informasi harus diberikan
Proses rujukan dari pelayanan kesehatan primer ke dengan jelas pada pasien dan keluarga.
pelayanan tingkat lanjut telah berjalan baik Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di
walaupun masih ada kekurangan seperti belum lapangan, proses penyampaian informasi dari
memperhatikan aspek ketersediaan dan tenaga kesehatan kurang optimal diberikan.
kelengkapan jenis pelayanan. namun networking Terbukti informasi yang diberikan kepada pasien
dalam proses rujukan masih dilakukan secara membuat pasien bertanya-tanya tentang kondisi
parsial dan belum terintegrasi. sakitnya. Sejalan dengan pernyataan pasien dari
Salah satu prioritas reformasi kesehatan tema informasi kesehatan yang diterima dan
adalah meningkatkan dan pemerataan pelayanan perlakuan yang kurang care dalam perawatan.
yang bermutu bagi masyarakat di daerah terpencil Pemberian informasi kesehatan kepada pasien
dan kepulauan dengan berbagai rencana aksinya. dan keluarga merupakan hak pasien dalam
Terbentuknya rencana aksi tersebut diharapkan memperoleh informasi mengenai proses
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar pelayanan, informasi medis dan diagnosa pasien,
semakin terpenuhi, sehingga masyarakat di rencana pengobatan penyakit serta pelayanan lain
wilayah terpencil dan kepulauan akan terjamin selama pasien di rawat di rumah sakit. Tujuan
kesehatannya (Luti, Hasanbasri, & Lazuardi. pemberian informasi kesehatan pada pasien dan
2012). keluarga adalah untuk melibatkan pasien dan
Untuk meningkatkan pemerataan pelayanan keluarga dalam mengambil keputusan terhadap
yang bermutu perlu rujukan dan alur yang jelas. tindakan atau proses pelayanan (Suryawati. 2004).
Penelitian Carwoto & Wijayanto (2013) mengenai
Pengembangan dan implementasi sistem informasi Simpulan
jejaring rujukan kegawat daruratan maternal- Hasil penelitian ini merekomendasikan RS dr.
neonatal berbasis web dan sms (short message Dradjat Prawiranegara perlu meningkatkan
service). Hasil penelitian Sebuah sistem informasi keterampilan pemberi layanan kesehatan mampu
jejaring rujukan kegawatdaruratan ibu bayi dan menyampaikan proses informasi yang diberikan
bayi baru lahir menggunakan teknologi web dan kepada pasien dan keluarga. Dibentuknya tim
SMS (short message service). Mekanisme khusus untuk melakukan rujukan pasien ke tingkat
komunikasi dan operasionalnya menggunakan selanjutnya. Perlu diberikan pelatihan dan
SMS yang sudah umum digunakan oleh tenaga pengenalan Patient Center Care kepada pasien
kesehatan, sistem informasi ini memudahkan ataupun perawat. Agar pelayanan yang diberikan
komunikasi antartenaga dan fasilitas kesehatan menjadi dasar asuhan Patient Center Care.
dalam menangani permintaan rujukan
gawatdarurat. Referensi
Teknologi (short message service) mengalami Afidah, E. N., & Sulisno, M. (2013). Gambaran
proses pengujian teknis dan diujicobakan secara Pelaksanaan Peran Advokat Perawat di
langsung pada jejaring rujukan kegawatdaruratan Rumah Sakit Negeri di Kabupaten Semarang.
di dua kabupaten di Jawa Tengah. Hal tersebut Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(2).
terbukti dapat mencegah terjadinya penolakan atas Carwoto, C., & Wijayanto, B. (2013).
permintaan rujukan oleh semua rumah sakit, Pengembangan dan implementasi sistem
mengupayakan pihak rumah sakit untuk menerima informasi jejaring rujukan kegawatdaruratan
rujukan, serta mengurangi keterlambatan maternal-neonatal berbasis web dan sms
penanganan rujukan dalam jejaring pelayanan (short message service). Prosiding SNST
rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Fakultas Teknik, 1(1).
Sistem informasi yang diimplementasikan juga Hany. (2015). Analisis Pengaruh Kualitas
dapat menjadi basis data yang bermanfaat bagi Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien yang
kepentingan pengambilan keputusan di rumah sakit Dimoderasi oleh variabel nilai. Diakses 20
maupun dinas kesehatan (Carwoto & Wijayanto. Juli, 2017 dari http://repository.upnyk.ac.id
2013). Kristina, S. A., Prabandari, Y. S., & Sudjaswadi, R.
(2007). Perilaku pengobatan sendiri yang

89
Faletehan Health Journal, 6 (3) (2019) 83-90
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

rasional pada masyarakat. Berita Kedokteran Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Masyarakat, 23(4), 176. Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba
Kolb, D. A., Boyatzis, R. E., & Mainemelis, C. Medika Diakses 27 Maret 2017 dari
(2001). Experiential learning theory: Previous https://books.google.co.id
research and new directions. Perspectives on Nursalam. (2010). Manajemen Keperawatan:
thinking, learning, and cognitive styles, 1, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
227-247. Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Luti, I., Hasanbasri, M., & Lazuardi, L. (2012). Medika.
Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Poerwandari, E. K. 2007. Pendekatan Kualitatif
Meningkatkan Sistem Rujukan Kesehatan dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3
Daerah Kepulauan di Kabupaten Lingga Universitas Indonesia.
Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Kebijakan Rahayu, D. A. (2012). Faktor-faktor yang
Kesehatan Indonesia, 1(1). berhubungan dengan pemilihan pengobatan
Marti, E., Andarini, S., & Lestari, R. (2016). Studi tradisional di wilayah kerja puskesmas Muara
Fenomenologi Penerapan Prinsip Patient Siberut kecamatan Siberut Selatan Kabupaten
Centered Care pada Saat Proses Resusitasi di Kepulauan Mentawai Tahun 2012. Fakultas
IGD Rsud Saiful Anwar Malang. The Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Indonesian Journal of Health Science, 6(1). Suryawati, C. (2004). Kepuasan pasien rumah sakit
McCormack, B., & McCance, T. V. (2006). (tinjauan teoritis dan penerapannya pada
Development of a framework for person‐ penelitian). Jurnal Manajemen Pelayanan
centred nursing. Journal of advanced nursing, Kesehatan, 7(04).
56(5), 472-479. Sukesi, N. (2013). Upaya Peningkatan Caring
Nurrizka, R. H. (2011). Pengukuran indeks Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Diruang
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Rawat Inap RS Permata Medika Semarang.
kesehatan. Jurnal Manajemen Pelayanan Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(1).
Kesehatan, 14(01). Steward, M, et all. The impact of Patient Centered
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Care on Outcomes. PubMed. 2010
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

90

Anda mungkin juga menyukai