Anda di halaman 1dari 2

Ramanda Bayu Krisna

190412630047

(Tugas Individu)

Siap berkomitmen terhadap tugas yang diberikan dan optimis untuk mendapat nilai terbaik di
semester ini khususnya pada matakuliah manajemen inovasi

(Berdasarkan video)

Membangun budaya inovatif

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia bisnis berjalan dengan sangat pesat.
Ini kemudian menimbulkan persaingan cukup ketat diantara para pelaku bisnis yang terlibat, dan
untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Jika para pelaku
usaha tidak berusaha menjadi diri yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produknya di
pasaran, maka usahanya akan tergilas oleh kompetitor lain.

Dunia bisnis selalu dinamis. Diperlukan budaya kerja yang siap berubah dan beradaptasi dengan
segala kemungkinan. Sumber daya manusia yang berbudaya kerja inovatif mampu bergerak
mengikuti kedinamisan bisnis dan organisasi. Budaya kerja yang inovatif mendorong karyawan untuk
memiliki solusi, memperkenalkan sesuatu yang baru dan unggul, berkreasi dan melakukan
pembaruan, serta memecahkan masalah dengan solusi yang tepat.

Perubahan itu pasti dan nyata. Dunia bisnis tidak boleh ragu menghadapi perubahan. Dunia bisnis
tidak boleh diam menghadapi kedinamisan. Sikap diam menghadapi perubahan berarti menyerah
dan menggiring perusahaan menuju keusangan. Budaya kerja inovatif tidak akan membuat karyawan
diam dan bingung saat kehidupan bisnis memanggil untuk pembaruan. Budaya kerja inovatif di
perusahaan membuat karyawan dan pimpinan mampu proaktif terhadap kedinamisan.

Budaya inovatif mengharuskan karyawan dan pimpinan menjadi pembelajar yang rendah hati. Tanpa
ilmu, pengalaman, pemahaman, wawasan, dan keterampilan baru, sulit untuk benar-benar
menjalankan budaya inovatif. Budaya inovatif membutuhkan kecerdasan kreatif yang luar biasa. Ide-
ide baru yang hebat harus dapat dilahirkan, harus dapat diwujudkan menjadi karya dan produk
sesuai harapan.

Alasan pencari kerja lama menganggur


Masalah pengangguran merupakan polemik bagi suatu negara. Salah satu faktor yang terkait dengan
pengangguran adalah alumni tingkat pendidikan tertentu seperti dari Sekolah menengah maupun
perguruan tinggi yang tidak terserap dalam pasar tenaga kerja. Lulusan sekolah menengah atas
dihadapkan pada persaingan yang tidak berimbang dengan lulusan sekolah menengah kejuruan dari
segi keterampilan dan mentalitas kerja. Ketersediaan lapangan kerja untuk menyerap lulusan SMA
masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan lulusan sekolah menengah kejuruan.

Benar bahwasannya, jika permasalahan tiap orang adalah takut jika tidak mendapat pekerjaan. Hal
itu wajar jika sampai takut dan overthinking, yang menjadi tidak wajar adalah jika seseorang
tersebut tidak mau bergerak untuk mendapat pekerjaan, seperti dengan pelatihan, mendapat
pendidikan yang tinggi, aktualisasi diri. Beberapa alasan seseorang tidak mendapat pejerjaan karena
dirinya sendiri, dinilai belum mampu untuk memasuki sebuah pekerjaan dapat dilihat ketika
seseorang tersebut tidak lolos dari proses seleksi Sebagai seorang mahasiswa, kita dituntut untuk
belajar dan sebagai outputnya kita mendapat pekerjaan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai