Anda di halaman 1dari 7

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No.

2, Desember 2017, pp 72-78


p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850
http://journals.usm.ac.id/index.php/jprt/index

ANALISIS PENGARUH KUALIFIKASI KONTRAKTOR TERHADAP KUALITAS


PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SEMARANG

Lila Anggraini 1 , Diah Rahmawati 2,Trias Widorini 3


1)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang
2)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang
3)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang

Abstract
The law on construction services has been in effect for seventeen years, but the world of construction
services in Indonesia has not been very exciting, especially for construction workers for large-scale and high-tech
projects. Indonesia's workforce is still considered not to have capability comparable with foreign construction
workforce.
To realize the success of quality buildings and able to function as planned, needed human resources of good
quality as well.
And the professional ability of the construction workforce is evidenced by the possession of a skill or skill
certificate. As mandated by the Construction Services Act No. 18 of 1999 article 9. that any individual employed
by a business entity as a construction planner or supervisor of a particular construction or energy in a construction
business enterprise shall have a certificate of expertise.
Based on the research factors that most affect the application of Construction Services Act of 1999 memnai
certificate of competence of experts on the implementation of construction work.is a factor of human resources
such as education experts, experience, training, age and ownership of certificates. Another factor is the method of
implementation of work such as coordination and decision making, while the political factor is the regulation of
rules and leadership factors, such as motivation and awards To know how far and how big the role of these
construction service experts in achieving the success of construction work, so much in demand by both local and
foreign workers, it is deemed necessary to research the role of experts in contributing to the success of a
construction work.
Therefore it is necessary to develop further research on the readiness of experts in terms of the fulfillment
of the requirements and expertise, in order to obtain the predicate of professional engineers or professional
engineers through certification of expertise held by professional associations that followed.

Keywords: Certificate of Expert, Competence, Construction Service.

Konstruksi bagi kontraktor untuk penetapan kualifikasi


I. Pendahuluan
dan kompetensi usaha jasa pelaksana konstruksi yang
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor dinilai adalah (1) Keuangan yaitu kekayaan bersih dan
80 Tahun 2003 tentang pedoman pengadaan keamampuan keuangan saat seluruh paket yang
barang/jasa pemerintah, pasal 14, ayat 10 tertulis dikerjakan; (2) Kemampuan Personalia yaitu
bahwa dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasi Penanggung jawab badan usaha, Penanggung jawab
panitia/pejabat pengadaan tidak boleh melarang, bidang dan penanggung jawab teknik (3) Pengalaman
menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon perusahaan.
peserta pengadaan/barang dari luar Kriteria kualitas pada setiap perusahaan tidak
propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan barang/jasa. sama, demikian pula masing-masing konsumen
Dengan tidak membatasi keikutsertaan tersebut dapat memiliki kriteria yang berbeda terkait dengan kualitas.
mengakibatkan kontraktor setempat tidak akan Dalam industri jasa konstruksi komponen–komponen
mendapatkan pekerjaan konstruksi, dengan yang mendukung kualitas pekerjaan adalah kualifikasi
kemampuannya terbatas baik kemampuan modal, kontraktor yang memilki modal, sumber daya
peralatan dan personil untuk meningkatkan kualitas peralatan, sumber daya manusia, dan pengalaman
pekerjaan. Bila dibandingkan dengan kontraktor yang perusahaan
berasal dari luar propinsi/kabupaten/kota yang pada Berdasarkan hasil pengamatan awal, masih ada
umumnya lebih unggul memiliki kemampuan modal, kesan dari pihak pengguna anggaran/pejabat pembuat
keunggulan teknologi, tenaga yang profesional, komitmen (Pemilik proyek) dan konsultan
pengalaman kerja, serta kualitas pekerjaan yang lebih perencana/pengawas bahwa masih banyak kelemahan
baik. pada kontraktor di Kota Semarang dalam
Demikian juga Peraturan Lembaga menyelesaikan proyek konstruksi seperti Pimpinan
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 03 perusahaan kurang memiliki pengalaman dan
Tahun 2017 perubahan atas Peraturan Lembaga pengertian tentang konstruksi serta tidak memiliki
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 pengetahuan tentang masalah keuangan dan
Tahun 2013 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana manajemen perusahaan, tingkat pendidikan yang

72
p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850

kebanyakan tamatan SMU, tidak banyak memiliki


modal dasar, tenaga ahli perusahaan tidak memiliki
sertifikasi ketrampilan kerja dan sertifikasi keahlian C. Karakteristik Kontraktor
kerja dan sering tidak berada di lokasi proyek, Kemampuan suatu organisasi perusahaan dalam
peralatan kerja kurang memadai. Sedangkan dari segi menentukan posisi untuk meraih kesuksesan,
kualitas, waktu pelaksanaan sering terlambat dan hasil tergantung pengelolaan dan karakter sumber daya yang
pekerjaan sering menyimpang dari spesifikasi teknik dimiliki kontraktor sebagai keunggulan kompetitif
yang ditetapkan. dalam meningkatakn kualitas perusahaan. Karakteristik
Apabila informasi awal ini benar maka dapat suatu organisasi akan memberikan efek persaingan
dipastikan bahwa kualitas pekerjaan proyek konstruksi dalam memenangkan persaingan bisnis yang
kurang sesuai dengan apa yang diisyaratkan dalam merupakan jawaban dalam pengembangan suatu
dokumen kontrak dan dokumen lelang terutama bentuk usaha. Menurut Lembaga Pengembangan Jasa
spesifikasi teknik. Konstruksi (LPJK) Nomor 10 Tahun 2013,
menerangkan bahwa karakteristik kontraktor yang
II. Kajian Pustaka
berkaitan dengan kualifikasi bentuk badan usaha dalam
A. Pengertian Manajemen Kualitas meregistrasikan kembali badan usaha yang
Dalam industri manufaktur maupun jasa lainnya melaksanakan usaha jasa konstruksi
sering dibicarakan masalah kualitas oleh produsen dan D. Penggolongan Kualifikasi Badan Usaha
konsumen. Tingkat pemahaman terhadap kualitas Penggolongan kualifikasi usaha jasa konstruksi dibagi
sangat beragam tergantung kepada latar belakang serta dalam 3 (tiga) kualifikasi yaitu:
sudut pandang mereka. Produsen memandang kualitas 1. Kualifikasi K (Kecil), kontraktor kualifikasi
adalah kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) usahakecil terdiri dari :
sedangkan bagi konsumen adalah produk yang dapat a. Kualifikasi K-1
memenuhi keinginan dan harapannya. b. Kualifikasi K-2
Kualitas berarti kecocokan/kesesuaian c. Kualifikasi K-3
penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan
2. Kualifikasi M (Menengah)
kepuasan pelanggan, dimana kualitas yang dijadikan
sebagai tolok ukur pada dunia industri. Manajemen a. Kualifikasi M-1
perusahaan yang sadar akan kualitas memberikan b. Kualifikasi M-2
pelayanan yang terbaik akan terus mencari bentuk 3. Kualifikasi B (Besar)
peningkatan kualitas a. Kualifikasi B-1
Berbeda dengan industri jasa konstruksi yang b. Kualifikasi B-2
memiliki proses unik dan berbeda dengan industri E. Penilaian Kelayakan Badan Usaha
manufaktur. Industri jasa konstruksi lebih Dalam Perlem LPJK Nomor 6 Tahun 2014
mengutamakan ketrampilan sumber daya manusia penggolongan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana
sedangkan manufaktur melakukan proses konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat kompetensi
mengutamakan alat/mesin didalam mencapai hasil dan potensi kemampuan usaha terdiri kecil, menengah
akhir. Sehingga sering diistilahkan ” hand made” dan besar, kemampuan melaksanakan pekerjaan
karena hampir 70 % masih mengandalkan kertampilan berdasarkan kriteria resiko dan kriteria penggunaan
manusia. Teori Juran sangat relevan dengan kondisi teknologi.
pelaksanaan proyek karena menekankan pada tiga Dapat dijelaskan dalam tabel berikut
unsur yang sangat penting dan satu dengan yang saling 1. Data Keuangan Badan Usaha
berkaitan.
B. Manajemen Proyek Tabel 1. Kemampuan Keuangan (KB) Jasa Pelaksana
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang Kualifikasi Badan Kekayaan Bersih
hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka Usaha
waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu P ≥ 50 Jt.
dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang K-1 > 50 s/d. 200 Jt.
sasarannya telah digariskan dengan jelas. Proyek K-2 > 200 s/d. 350 Jt.
konstruksi mempunyai sifat sebagai berikut : K-3 > 350 s/d. 500 Jt.
1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau M-1 > 500 s/d. 2 Mly.
hasil kerja akhir. M-2 > 2 s/d. 10 Mly.
B-1 > 10 s/d. 50 Mly.
2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu B-2 ≥ 50 Mly. ∞ Mly.
dalam proses mencapai tujuan yang telah
ditentukan 2. Data Tenaga Kerja
3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi Tabel 2. Kecukupan Tenaga Kerja Jasa Pelaksana
oleh selesainya tugas dari awal dan akhir Kualifikasi PJBU PJT PJK
ditentukan dengan jelas. P 1 SKTK Tk.I.
4 Tidak berulang,jenis dan intensitas kegiatan K-1 1 SKTK Tk.III. Boleh
berubah sepanjang proyek berlangsung K-2 1 SKTK Tk.II. dirangkap

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No. 2, Desember 2017 73


p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850

Kualifikasi PJBU PJT PJK menemukan hubungan antara variable yang saling
PJBU / PJT independen yang kemudian dikelompokkan menjadi
K-3 1 SKTK Tk.I. beberapa kelompok, sehingga bias terbentuk satu atau
M-1 PJBU 1 org. ber- 1 org. ber- beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
terpisah SKA SKA setara jumlah variabel awal.
dengan Muda PJT, boleh Tahapan dalam analisis faktor adalah sebagaiberikut :
PJT / PJK 1 org. ber- merangkap 2 1) Memilih variabel yang layak untuk analisis faktor
M-2 SKA Klasifikasi 2) Menyusun variabel
Madya berbeda 3) Merotasi kelompok faktor
PJBU 1 org. ber- 1 org PJK 4) Menamakan kelompok faktor
terpisah SKA untuk setiap H. Korelasi Kualifikasi Kontraktor dan Kualitas
B-1 dengan Madya Klasifikasi Pekerjaan
PJT / PJK selama 3 dengan SKA
th. setara dengan Korelasi karakteristik kontraktor dengan kualitas
1 org. ber- PJT pekerjaan merupakan korelasi dua variabel yang saling
SKA terkait dan saling mempengaruhi, oleh karena itu untuk
B-2 Madya mengetahui korelasi antar dua variabel dilakukan
selama 6 dengan menggunakan STATISTIK.
th. Uji Validitas, Reliabilitas dan Hasil Analisis
Validitas
3. Data Pengalaman
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika
Tabel 3. Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang
Kualifikasi Kemampuan hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan teknik
Menangani Pekerjaan korelasi yaitu mengkorelasikan skor setiap butir
0 s/d. 300 dengantotal variabel tersebut dengan menggunakan
P 1
Jt. korelasi Product Momen dengan rumus sebagai berikut :
300 s/d. 1
K-1 5
Mily.
1 s/d. 1,75
K-2 5
Mily.
1,75 s/d.
K-3 5 Dimana :
2,50 Mily.
rhitung = Koefisien Korelasi
2,50 s/d. 10 6 @ 1,2
M-1 X = Variabel Bebas
Mily. N
Y = Variabel Terikat
2,50 s/d. 50 6 @ 1,2
M-2 n = Jumlah Responden
Mily. N
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan
2,50 s/d. 6 @ 1,2
B-1 ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1).
250 Mily. N
Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif
Tidak 6 @ 1,2 sempurna dan jika r = 0 artinya tidak ada
B-2
terbatas N korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Selanjutnya untuk mencari makna hubungan
F. Proses Pengadaan Jasa Konstruksi variable X terhadap Y maka hasil korelasi PPM
Dalam proses pengadaan jasa konstruksi tersebut dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
sebagaimana diatur dalam undang- undang Jasa
Konstruksi serta Peraturan Pelaksanaannya, dan
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, serta
Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2004, Peraturan
Presiden No. 32 Tahun 2005 tentang perubahan kedua, Dimana :
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2005 tentang thitung = Nilai t
perubahan ketiga dan Keputusan Presiden No. 8 Tahun r = Nilai koefisien korelasi
2006 tentang perubahan ke empat atas Keputusan n = Jumlah sampel
Presiden Nomor 83 Tahun 2003 tentang pedoman
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, maka Distribusi (Tabel t) untuk ά =0,05 dan
ketentuan tentang persyaratan penyedia jasa konstruksi derajat kebebasan (dk = n– 2) Kaidah keputusan :
dan penentuan metode pemilihan penyedia jasa Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya t
konstruksi adalah sebagai berikut: hitung < t tabel berarti tidak valid
G. Analisis Faktor Reliabilitas
Analisis faktor merupakan salah satu teknik Reliabilitas menunjukkan pada tingkat kehandalan sesuatu
analisis statistik Multivariate yang bertujuan untuk yang dapatdipercaya dandapat dihandalkan dengan
mereduksi data. Proses analisis faktor digunakan untuk

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No. 2, Desember 2017 74


p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850

menggunakan metode Alpha Cronbach’s. Rumus


reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach’s adalah :
B. Kerangka Analisa
MULAI

Dimana : Perumusan Masalah dan Tujuan


R11 = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan Kajian Pustaka

= Jumlah varian butir Menentukan Sampel dan Variabel


Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi Penelitian
0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila
nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment.
Hasil Analisis Data Primer
Penafsiran atas hasil penelitian terhadap hasil Data
analisa data dilakukan untuk mendapatkan informasi Sekunder
lebih jauh yang berkaitan dengan hasil penelitian.
Selain itu interprestasi juga dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi yang relevan dengan hasil Percobaan Penilaian Kuesioner
penelitian. Interprestasi yang dilakukan adalah cara
terbatas berdasarkan data dan hubungannya dengan
penelitian serta dilaksanakan pada saat bersamaan Membuat Format Kuesioner
III.Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian Survey Lapangan
Metode yang menjelaskan bahwa penelitian
ditinjau dari hadirnya variabel saat terjadinya, serta
menjelaskan variable masa lalu dan sekarang disebut Uji Validitas & Uji
metode diskriptif yang artinya menggambarkan atau Reliabilitas
membeberkan sehingga metode ini tepat digunakan
untuk meneliti status sekelompok manusia, perusahaan
sebagai obyek penelitian, yang bertujuan membuat
deskriptif gambaran secara sistimatis, faktual dan Analisa Data
akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki, (Riduwan,2004). Pembahasan Hasil Analisa
Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Kota Semarang, yaitu
Asosiasi Jasa Konstruksi (Gapensi, Aksi, Garansi, Kesimpulan dan Saran
Aspekindo dan Gapeksindo Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mendapatkan tujuan akhir dari penelitian, maka
data utama yang diperlukan adalah data-data data Dari penelitian diatas maka didapat analisis sebagai
tenaga ahli, baik bersertifikat maupun tidak, data berikut :
pengalaman kerja dalam proyek konstruksi. 1) Faktor 1, terdiri dari variabel tenaga teknik yang
1) Data primer kurang memahami spesifikasi teknik dan gambar
Yaitu data yang diperoleh dari responden dengan kerja, variabel modal yang cukup untuk membiayai
mendistribusikan koesioner atau wawancara proyek yang dikerjakan, variabel kontraktor
langsung kepada kontraktor, dan pemilik proyek. mengalami kesulitan keuangan saat melaksanakan
2) Data sekunder proyek, variabel kontraktor kesulitan
Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur dan mempekerjakan tenaga administrasi, variabel
media yang berhubungan langsung dengan obyek kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga teknik
yang diteliti. S1, variabel mengalami kesulitan dalam pengajuan
termin, variabel modal proyek diperoleh dari
pinjaman bank, variabel tenaga teknik memahami
pembuatan laporan, variabel kesulitan
mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3,
variabel mengasuransikan tenaga kerja,variable
tenaga teknik penuh waktu selalu ada dilokasi
proyek, variabel tenaga teknis yang ditempatkan

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No. 2, Desember 2017 75


p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850

sama seperti dokumen kontrak. Faktor ini diberi keteknikan dan pengalaman yang memahami akan
nama faktor sumber daya manusia dan modal spesifikasi teknik, gambar kerja, sehingga
kontraktor. diharapkan dapat menjaga kualitas pekerjaan dan
2) Faktor 2 terdiri dari variabel menunjukkan bukti tidak terjadi penyimpangan yang berakibat
pelunasan pajak, variabel panitia melakukan proses perbaikan atau pengulangan pekerjaan yang
tender dengan benar, variable mematuhi berakibat pembengkakan biaya dan perpanjangan
persyaratan prosestender, variable mengikuti waktu penyelesaian pekerjaan.
spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek, f. Mengalami kesulitan dalam pengajuan termin.
variabel menunjukkan dokumen asli pada proses Kesulitan dalam proses pengajuan termin oleh
tender, variabel menyelesaikan proyek tepat waktu, pengguna jasa terhadap kontraktor pelaksana
variabel memulai pekerjaan tepat waktu, variabel berdampak pada ketepatan waktu dalam proses
membuat shop drawing setiap item pekerjaan, penyelesaian pekerjaan. Artinya, cepat lambatnya
variabelmenyediakan standar keselamatan & proses pencairan termin akan berpengaruh
kesehatan. Faktor ini diberi nama faktor legal dan langsung pada proses penyelesaian pekerjaan.
administrasi. g. Modal proyek diperoleh dari pinjaman bank.
3) Faktor 3 terdiri dari variabel memiliki peralatan Modal sangat berpengaruh terhadap kualitas
sendiri pada pelaksanaan proyek, variabel pekerjaan karena keuangan merupakan salah satu
pengetesan material yang digunakan di proyek. faktor yang dapat memperlancar pekerjaan dan
Faktor ini diberi nama faktor peralatan. meningkatkan kinerja kontraktor sehingga bisa
Dari 3 ( tiga ) faktor baru yang terbentuk dengan nilai menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
total varians kumulatif sebesar 81,856%, factor utama h. Tenaga teknik memahami pembuatan laporan.
yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor Pemahaman pembuatan laporan teknis dan
terdapat pada kelompok I ( faktor sumber daya melaporkan tepat waktu mempengaruhi kinerja
manusia dan modal kontraktor) dengan nilai eigen kontraktor karena pelaporan yang benar dan tepat
sebesar 7,708 dan nilai keragaman total sebesar 57,138 waktu menyebabkan pembayaran terhadap
%, yang terdiri dari variable : pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat
a. Tenaga teknik yang kurang memahami spesifikasi dilakukan dengan cepat dan mengurangi resiko
teknik. Di samping memiliki pengatahuan tentang kelebihan pembayaran.
teknik, tenaga teknik perlu juga memiliki i. Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan
pengalaman kerja yang memahami spesifikasi D3 .Faktor tenaga teknik yang berpendidikan
teknik, gambar kerja, sehingga tidak terjadi STM dan D3 perludiperhatikan oleh perusahaan,
penyimpangan yang berakibat perbaikan dan di samping pengatahuan tentang keteknikan dan
berkurangnya kualitas pekerjaan pada saat pengalaman yang memahami akan spesifikasi
pelaksanaan proyek. teknik, gambar kerja, sehingga diharapkan dapat
b. Modal yang cukup untuk membiayai proyek yang menjaga kualitas pekerjaan.
dikerjakan.Dengan modal yang cukup maka j. Mengasuransikan tenaga kerja. Asuransi tenaga
kontraktor dapat membiayai proyek yang kerja perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
dikerjakan dimana bahan yang diperlukan dan proyek, sehingga apabila terjadi kecelakaan pada
upah bisa dibayarkan sehingga dapat menjaga saat pelaksanaan proyek tenaga kerja dapat
kualitas pekerjaan dan melancarkan pelaksanaan dibiayai oleh asuransi kecelakaan tenaga kerja.
pekerjaan. k. Selalu menempatkan Tenaga teknik penuh waktu
c. Kontraktor mengalami kesulitan keuangan saat pada pelaksanaan proyek. Faktor tenaga teknik
melaksanakan proyek Kesulitan keuangan sangat penuh waktu benar-benar harus diperhatikan pada
berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan karena pelaksanaan proyek, karena berhasil tidaknya
dapat menghambat keperluan material, upah suatu pekerjaan tergantung dari tenaga teknik
tenaga kerja dan operasional perusahaan, yang mengatur dan membimbing para pekerja
sehingga kemungkinan kontraktor tidak bisa pada pelaksanaan proyek sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. menghasilkan pekerjaan yang bermutu baik dan
d. Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga penyelesiaian tepat waktu.
administrasi l. Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti
Kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi dokumen kontrak. Faktor penempatan tenaga
dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan karena teknis yang sesuai sangat berpengaruh karena
tenaga administrasi juga memiliki peranan yang dengan keahlian yang sesuai dengan jenis
besar dalam menunjang operasional kontraktor pekerjaan yang dilaksanakan dapat meningkatkan
sehingga dapat meningkatkan kinerja kontraktor kualitas pekerjaan.
dan bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kualitas
e. Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga pekerjaan kontraktor yaitu ada pada kelompok II
teknik S1.Faktor tenaga teknik yang (factor legal dan administrasi) dengan nilai eigen
berpendidikan S1 perlu diperhatikan oleh sebesar 1,451 dan nilai keragaman total sebesar 5,804
perusahaan, di samping pengatahuan tentang %, yang terdiri dari variabel menunjukkan bukti

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No. 2, Desember 2017 76


p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850

pelunasan pajak, variabel panitia melakukan proses b. Pada kontraktor kualifikasi K_2 variabel
tender dengan benar, variabel mematuhi persyaratan jenis proyek yang dilakukan dengan nilai
proses tender, variabel mengikuti spesifikasi teknis korelasi sebesar 0,479, variabel penanggung
dalam pelaksanaan proyek, variable menunjukkan jawab badan usaha dengan nilai korelasi
dokumen asli pada proses tender, variable sebesar 0,589, variabel pengalaman tenaga
menyelesaikan proyek tepat waktu, variable memulai kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar
pekerjaan tepat waktu, variable menyediakan standar 0,434 berpengaruh signifikan terhadap
keselamatan & kesehatan. kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat
Faktor ketiga yang mempengaruhi kualitas pekerjaan hubungan yang trjadi adalah positif.
kontraktor terdapat pada kelompok III ( faktor c. Pada kontraktor kualifikasi K_3 variabel
peralatan) dengan nilai eigen sebesar 1,305 dan nilai jenis proyek yang dilakukan dengan nilai
keragaman total sebesar 5,220 %, yang terdiri dari korelasi sebesar 0,219, variabel penanggung
variabel memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan jawab badan usaha dengan nilai korelasi
proyek, variable pengetesan material yang digunakan sebesar 0,242 , variabel pengalaman tenaga
di proyek. kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar
0,263 memiliki hubungan dengan kualitas
V. Kesimpulan dan Saran pekerjaan.
d. Pada kontraktor kualifikasi M variabel
A. Kesimpulan : pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap karakteristik oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar
kontraktor, korelasi antara kualifikasi dengan kualitas 0,834, variabel pengalaman tenaga kerja
pekerjaan kontraktor, dan faktor yang mempengaruhi dengan nilai korelasi sebesar 0,546
kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek di Kota berpengaruh signifikan terhadap kualitas
Semarang, dapat disimpulkan sebagai berikut: pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang
1) Faktor utama yang mempengaruhi kualitas terjadi adalah positif.
pekerjaan kontraktor terdapat pada kelompok I B. Saran-Saran
(faktor sumber daya manusia dan modal Berdasarkan pada kesimpulan diatas, makas aran-saran
kontraktor) karena kelompok faktor ini sebagai yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
penyumbang terbesar terhadap seluruh varian ( 1 Untuk meningkat daya saing kontraktor
Eigenvalues sebesar 7,708 dan nilai keragaman Kualifikasi M kebawah perlu meningkatkan
total sebesar 57,138%) yang terdiri dari : variable kualifikasi pendidikan dan pengalaman
tenaga teknik yang kurang memahami spesifikasi tenaga kerjanya.
teknik dan gambar kerja, variable modal yang
cukup untuk membiayai proyek yang dikerjakan,
2 Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan
kontraktor perlu ditingkatkan faktor kualitas
variabel kontraktor mengalami kesulitan
sumber daya manusia dan modal kontraktor
keuangan saat melaksanakan proyek, variabel
yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.
kontraktor kesulitan menempatkan tenaga
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk
administrasi, variabel kontraktor kesulitan
mengetahui karakteristik keseluruh kontraktor di Kota
menempatkan tenaga teknik S1, variable
Semarang
mengalami kesulitan dalam pengajuan
termin,variable modal proyek diperoleh dari DAFTAR PUSTAKA
pinjaman bank, variabel tenaga teknik memahami Alwi, S, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi
pembuatan laporan, variable kesulitan Keunggulan Kompetitif, Edisi Pertama, Penerbit
menempatkan tenaga teknik STM dan D3, BPPE,Yogjakarta, 2001
variabel mengasuransikan tenaga kerja, variable Arikunto, S, Manajemen Penelitian, Cetakan ketujuh,
tenaga teknik penuh waktu selalu ada di lokasi PT. Asdi Mahasatya, Jakarta, 2005.
proyek, variabel tenaga teknis yang ditempatkan Abrar Husen, Manajemen Proyek, Edisi Revisi,
sama seperti dokumen kontrak. Penerbit Andi, 2009.
2) Korelasi kualifikasi kontraktor dengan kualitas Ervianto, W. I. Manajemen Proyek Konstruksi,
pekerjaan diuraikan sebagai berikut: Penerbit ANDI, 2005..
a. Pada kontraktor kualifikasi K_1 variabel Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 1999, Tentang
pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan Jasa Konstruksi. Departemen Pekerjaan Umum:
oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar Penerbit PT. Mediatama Saptakarya.
0,543, variabel penanggung jawab badan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
usaha dengan nilai korelasi sebesar 0,585, Wilayah, Nomor 257/KPTS/M/2004, Tentang
variabel pengalaman tenaga kerja dengan Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
nilai korelasi sebesar 0,514 berpengaruh Konstruksi.
signifikan terhadap kualitas pekerjaan. Kepres RI No. 80 Tahun 2003, Tentang Pedoman
Sedangkan tingkat hubungan yang terjadi Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
adalah positif.

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No. 2, Desember 2017 77


p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850

Pemerintah.Beserta Penjelasannya.Bandung:
Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor : 11 Tahun 2006, Tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta.
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor : 10 Tahun 2013, Tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor : 6 Tahun 2014, Tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta
Sambas Ali Muhidin, Analisis Korelasi, Regresi dan
Jalur dalam Penelitian,Penerbit Pustaka Setia,
Bandung, 2001

Pengembangan Rekayasa dan Teknologi, Vol 13, No. 2, Desember 2017 78

Anda mungkin juga menyukai