Pengaruh Kualifikasi Kontraktor
Pengaruh Kualifikasi Kontraktor
Abstract
The law on construction services has been in effect for seventeen years, but the world of construction
services in Indonesia has not been very exciting, especially for construction workers for large-scale and high-tech
projects. Indonesia's workforce is still considered not to have capability comparable with foreign construction
workforce.
To realize the success of quality buildings and able to function as planned, needed human resources of good
quality as well.
And the professional ability of the construction workforce is evidenced by the possession of a skill or skill
certificate. As mandated by the Construction Services Act No. 18 of 1999 article 9. that any individual employed
by a business entity as a construction planner or supervisor of a particular construction or energy in a construction
business enterprise shall have a certificate of expertise.
Based on the research factors that most affect the application of Construction Services Act of 1999 memnai
certificate of competence of experts on the implementation of construction work.is a factor of human resources
such as education experts, experience, training, age and ownership of certificates. Another factor is the method of
implementation of work such as coordination and decision making, while the political factor is the regulation of
rules and leadership factors, such as motivation and awards To know how far and how big the role of these
construction service experts in achieving the success of construction work, so much in demand by both local and
foreign workers, it is deemed necessary to research the role of experts in contributing to the success of a
construction work.
Therefore it is necessary to develop further research on the readiness of experts in terms of the fulfillment
of the requirements and expertise, in order to obtain the predicate of professional engineers or professional
engineers through certification of expertise held by professional associations that followed.
72
p-ISSN: 1410-9840 & e-ISSN: 2580-8850
Kualifikasi PJBU PJT PJK menemukan hubungan antara variable yang saling
PJBU / PJT independen yang kemudian dikelompokkan menjadi
K-3 1 SKTK Tk.I. beberapa kelompok, sehingga bias terbentuk satu atau
M-1 PJBU 1 org. ber- 1 org. ber- beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
terpisah SKA SKA setara jumlah variabel awal.
dengan Muda PJT, boleh Tahapan dalam analisis faktor adalah sebagaiberikut :
PJT / PJK 1 org. ber- merangkap 2 1) Memilih variabel yang layak untuk analisis faktor
M-2 SKA Klasifikasi 2) Menyusun variabel
Madya berbeda 3) Merotasi kelompok faktor
PJBU 1 org. ber- 1 org PJK 4) Menamakan kelompok faktor
terpisah SKA untuk setiap H. Korelasi Kualifikasi Kontraktor dan Kualitas
B-1 dengan Madya Klasifikasi Pekerjaan
PJT / PJK selama 3 dengan SKA
th. setara dengan Korelasi karakteristik kontraktor dengan kualitas
1 org. ber- PJT pekerjaan merupakan korelasi dua variabel yang saling
SKA terkait dan saling mempengaruhi, oleh karena itu untuk
B-2 Madya mengetahui korelasi antar dua variabel dilakukan
selama 6 dengan menggunakan STATISTIK.
th. Uji Validitas, Reliabilitas dan Hasil Analisis
Validitas
3. Data Pengalaman
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika
Tabel 3. Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang
Kualifikasi Kemampuan hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan teknik
Menangani Pekerjaan korelasi yaitu mengkorelasikan skor setiap butir
0 s/d. 300 dengantotal variabel tersebut dengan menggunakan
P 1
Jt. korelasi Product Momen dengan rumus sebagai berikut :
300 s/d. 1
K-1 5
Mily.
1 s/d. 1,75
K-2 5
Mily.
1,75 s/d.
K-3 5 Dimana :
2,50 Mily.
rhitung = Koefisien Korelasi
2,50 s/d. 10 6 @ 1,2
M-1 X = Variabel Bebas
Mily. N
Y = Variabel Terikat
2,50 s/d. 50 6 @ 1,2
M-2 n = Jumlah Responden
Mily. N
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan
2,50 s/d. 6 @ 1,2
B-1 ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1).
250 Mily. N
Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif
Tidak 6 @ 1,2 sempurna dan jika r = 0 artinya tidak ada
B-2
terbatas N korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.
Selanjutnya untuk mencari makna hubungan
F. Proses Pengadaan Jasa Konstruksi variable X terhadap Y maka hasil korelasi PPM
Dalam proses pengadaan jasa konstruksi tersebut dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
sebagaimana diatur dalam undang- undang Jasa
Konstruksi serta Peraturan Pelaksanaannya, dan
Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, serta
Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2004, Peraturan
Presiden No. 32 Tahun 2005 tentang perubahan kedua, Dimana :
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2005 tentang thitung = Nilai t
perubahan ketiga dan Keputusan Presiden No. 8 Tahun r = Nilai koefisien korelasi
2006 tentang perubahan ke empat atas Keputusan n = Jumlah sampel
Presiden Nomor 83 Tahun 2003 tentang pedoman
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, maka Distribusi (Tabel t) untuk ά =0,05 dan
ketentuan tentang persyaratan penyedia jasa konstruksi derajat kebebasan (dk = n– 2) Kaidah keputusan :
dan penentuan metode pemilihan penyedia jasa Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya t
konstruksi adalah sebagai berikut: hitung < t tabel berarti tidak valid
G. Analisis Faktor Reliabilitas
Analisis faktor merupakan salah satu teknik Reliabilitas menunjukkan pada tingkat kehandalan sesuatu
analisis statistik Multivariate yang bertujuan untuk yang dapatdipercaya dandapat dihandalkan dengan
mereduksi data. Proses analisis faktor digunakan untuk
sama seperti dokumen kontrak. Faktor ini diberi keteknikan dan pengalaman yang memahami akan
nama faktor sumber daya manusia dan modal spesifikasi teknik, gambar kerja, sehingga
kontraktor. diharapkan dapat menjaga kualitas pekerjaan dan
2) Faktor 2 terdiri dari variabel menunjukkan bukti tidak terjadi penyimpangan yang berakibat
pelunasan pajak, variabel panitia melakukan proses perbaikan atau pengulangan pekerjaan yang
tender dengan benar, variable mematuhi berakibat pembengkakan biaya dan perpanjangan
persyaratan prosestender, variable mengikuti waktu penyelesaian pekerjaan.
spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek, f. Mengalami kesulitan dalam pengajuan termin.
variabel menunjukkan dokumen asli pada proses Kesulitan dalam proses pengajuan termin oleh
tender, variabel menyelesaikan proyek tepat waktu, pengguna jasa terhadap kontraktor pelaksana
variabel memulai pekerjaan tepat waktu, variabel berdampak pada ketepatan waktu dalam proses
membuat shop drawing setiap item pekerjaan, penyelesaian pekerjaan. Artinya, cepat lambatnya
variabelmenyediakan standar keselamatan & proses pencairan termin akan berpengaruh
kesehatan. Faktor ini diberi nama faktor legal dan langsung pada proses penyelesaian pekerjaan.
administrasi. g. Modal proyek diperoleh dari pinjaman bank.
3) Faktor 3 terdiri dari variabel memiliki peralatan Modal sangat berpengaruh terhadap kualitas
sendiri pada pelaksanaan proyek, variabel pekerjaan karena keuangan merupakan salah satu
pengetesan material yang digunakan di proyek. faktor yang dapat memperlancar pekerjaan dan
Faktor ini diberi nama faktor peralatan. meningkatkan kinerja kontraktor sehingga bisa
Dari 3 ( tiga ) faktor baru yang terbentuk dengan nilai menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
total varians kumulatif sebesar 81,856%, factor utama h. Tenaga teknik memahami pembuatan laporan.
yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor Pemahaman pembuatan laporan teknis dan
terdapat pada kelompok I ( faktor sumber daya melaporkan tepat waktu mempengaruhi kinerja
manusia dan modal kontraktor) dengan nilai eigen kontraktor karena pelaporan yang benar dan tepat
sebesar 7,708 dan nilai keragaman total sebesar 57,138 waktu menyebabkan pembayaran terhadap
%, yang terdiri dari variable : pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat
a. Tenaga teknik yang kurang memahami spesifikasi dilakukan dengan cepat dan mengurangi resiko
teknik. Di samping memiliki pengatahuan tentang kelebihan pembayaran.
teknik, tenaga teknik perlu juga memiliki i. Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan
pengalaman kerja yang memahami spesifikasi D3 .Faktor tenaga teknik yang berpendidikan
teknik, gambar kerja, sehingga tidak terjadi STM dan D3 perludiperhatikan oleh perusahaan,
penyimpangan yang berakibat perbaikan dan di samping pengatahuan tentang keteknikan dan
berkurangnya kualitas pekerjaan pada saat pengalaman yang memahami akan spesifikasi
pelaksanaan proyek. teknik, gambar kerja, sehingga diharapkan dapat
b. Modal yang cukup untuk membiayai proyek yang menjaga kualitas pekerjaan.
dikerjakan.Dengan modal yang cukup maka j. Mengasuransikan tenaga kerja. Asuransi tenaga
kontraktor dapat membiayai proyek yang kerja perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
dikerjakan dimana bahan yang diperlukan dan proyek, sehingga apabila terjadi kecelakaan pada
upah bisa dibayarkan sehingga dapat menjaga saat pelaksanaan proyek tenaga kerja dapat
kualitas pekerjaan dan melancarkan pelaksanaan dibiayai oleh asuransi kecelakaan tenaga kerja.
pekerjaan. k. Selalu menempatkan Tenaga teknik penuh waktu
c. Kontraktor mengalami kesulitan keuangan saat pada pelaksanaan proyek. Faktor tenaga teknik
melaksanakan proyek Kesulitan keuangan sangat penuh waktu benar-benar harus diperhatikan pada
berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan karena pelaksanaan proyek, karena berhasil tidaknya
dapat menghambat keperluan material, upah suatu pekerjaan tergantung dari tenaga teknik
tenaga kerja dan operasional perusahaan, yang mengatur dan membimbing para pekerja
sehingga kemungkinan kontraktor tidak bisa pada pelaksanaan proyek sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. menghasilkan pekerjaan yang bermutu baik dan
d. Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga penyelesiaian tepat waktu.
administrasi l. Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti
Kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi dokumen kontrak. Faktor penempatan tenaga
dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan karena teknis yang sesuai sangat berpengaruh karena
tenaga administrasi juga memiliki peranan yang dengan keahlian yang sesuai dengan jenis
besar dalam menunjang operasional kontraktor pekerjaan yang dilaksanakan dapat meningkatkan
sehingga dapat meningkatkan kinerja kontraktor kualitas pekerjaan.
dan bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kualitas
e. Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga pekerjaan kontraktor yaitu ada pada kelompok II
teknik S1.Faktor tenaga teknik yang (factor legal dan administrasi) dengan nilai eigen
berpendidikan S1 perlu diperhatikan oleh sebesar 1,451 dan nilai keragaman total sebesar 5,804
perusahaan, di samping pengatahuan tentang %, yang terdiri dari variabel menunjukkan bukti
pelunasan pajak, variabel panitia melakukan proses b. Pada kontraktor kualifikasi K_2 variabel
tender dengan benar, variabel mematuhi persyaratan jenis proyek yang dilakukan dengan nilai
proses tender, variabel mengikuti spesifikasi teknis korelasi sebesar 0,479, variabel penanggung
dalam pelaksanaan proyek, variable menunjukkan jawab badan usaha dengan nilai korelasi
dokumen asli pada proses tender, variable sebesar 0,589, variabel pengalaman tenaga
menyelesaikan proyek tepat waktu, variable memulai kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar
pekerjaan tepat waktu, variable menyediakan standar 0,434 berpengaruh signifikan terhadap
keselamatan & kesehatan. kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat
Faktor ketiga yang mempengaruhi kualitas pekerjaan hubungan yang trjadi adalah positif.
kontraktor terdapat pada kelompok III ( faktor c. Pada kontraktor kualifikasi K_3 variabel
peralatan) dengan nilai eigen sebesar 1,305 dan nilai jenis proyek yang dilakukan dengan nilai
keragaman total sebesar 5,220 %, yang terdiri dari korelasi sebesar 0,219, variabel penanggung
variabel memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan jawab badan usaha dengan nilai korelasi
proyek, variable pengetesan material yang digunakan sebesar 0,242 , variabel pengalaman tenaga
di proyek. kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar
0,263 memiliki hubungan dengan kualitas
V. Kesimpulan dan Saran pekerjaan.
d. Pada kontraktor kualifikasi M variabel
A. Kesimpulan : pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap karakteristik oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar
kontraktor, korelasi antara kualifikasi dengan kualitas 0,834, variabel pengalaman tenaga kerja
pekerjaan kontraktor, dan faktor yang mempengaruhi dengan nilai korelasi sebesar 0,546
kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek di Kota berpengaruh signifikan terhadap kualitas
Semarang, dapat disimpulkan sebagai berikut: pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang
1) Faktor utama yang mempengaruhi kualitas terjadi adalah positif.
pekerjaan kontraktor terdapat pada kelompok I B. Saran-Saran
(faktor sumber daya manusia dan modal Berdasarkan pada kesimpulan diatas, makas aran-saran
kontraktor) karena kelompok faktor ini sebagai yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
penyumbang terbesar terhadap seluruh varian ( 1 Untuk meningkat daya saing kontraktor
Eigenvalues sebesar 7,708 dan nilai keragaman Kualifikasi M kebawah perlu meningkatkan
total sebesar 57,138%) yang terdiri dari : variable kualifikasi pendidikan dan pengalaman
tenaga teknik yang kurang memahami spesifikasi tenaga kerjanya.
teknik dan gambar kerja, variable modal yang
cukup untuk membiayai proyek yang dikerjakan,
2 Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan
kontraktor perlu ditingkatkan faktor kualitas
variabel kontraktor mengalami kesulitan
sumber daya manusia dan modal kontraktor
keuangan saat melaksanakan proyek, variabel
yang mempengaruhi kualitas pekerjaan.
kontraktor kesulitan menempatkan tenaga
Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk
administrasi, variabel kontraktor kesulitan
mengetahui karakteristik keseluruh kontraktor di Kota
menempatkan tenaga teknik S1, variable
Semarang
mengalami kesulitan dalam pengajuan
termin,variable modal proyek diperoleh dari DAFTAR PUSTAKA
pinjaman bank, variabel tenaga teknik memahami Alwi, S, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi
pembuatan laporan, variable kesulitan Keunggulan Kompetitif, Edisi Pertama, Penerbit
menempatkan tenaga teknik STM dan D3, BPPE,Yogjakarta, 2001
variabel mengasuransikan tenaga kerja, variable Arikunto, S, Manajemen Penelitian, Cetakan ketujuh,
tenaga teknik penuh waktu selalu ada di lokasi PT. Asdi Mahasatya, Jakarta, 2005.
proyek, variabel tenaga teknis yang ditempatkan Abrar Husen, Manajemen Proyek, Edisi Revisi,
sama seperti dokumen kontrak. Penerbit Andi, 2009.
2) Korelasi kualifikasi kontraktor dengan kualitas Ervianto, W. I. Manajemen Proyek Konstruksi,
pekerjaan diuraikan sebagai berikut: Penerbit ANDI, 2005..
a. Pada kontraktor kualifikasi K_1 variabel Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 1999, Tentang
pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan Jasa Konstruksi. Departemen Pekerjaan Umum:
oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar Penerbit PT. Mediatama Saptakarya.
0,543, variabel penanggung jawab badan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
usaha dengan nilai korelasi sebesar 0,585, Wilayah, Nomor 257/KPTS/M/2004, Tentang
variabel pengalaman tenaga kerja dengan Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
nilai korelasi sebesar 0,514 berpengaruh Konstruksi.
signifikan terhadap kualitas pekerjaan. Kepres RI No. 80 Tahun 2003, Tentang Pedoman
Sedangkan tingkat hubungan yang terjadi Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
adalah positif.
Pemerintah.Beserta Penjelasannya.Bandung:
Penerbit Citra Umbara.
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor : 11 Tahun 2006, Tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta.
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor : 10 Tahun 2013, Tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta
Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
Nomor : 6 Tahun 2014, Tentang Registrasi
Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta
Sambas Ali Muhidin, Analisis Korelasi, Regresi dan
Jalur dalam Penelitian,Penerbit Pustaka Setia,
Bandung, 2001