ACC Laporan Fludisasi 4 Senin
ACC Laporan Fludisasi 4 Senin
Materi :
FLUIDISASI
Disusun Oleh :
Group : 4 SENIN
Rekan Kerja :
1. PALIMO BANI YAZID
2. NI KADEK ADNYA KUSUMA SARI
Materi : Fluidisasi
Kelompok : (4) / (Senin)
Anggota : 1. Ferris Andhika Pratama (NIM.21030118120041)
2. Ni Kadek Adnya Kusuma Sari (NIM.21030118140080)
3. Palimo Bani Yazid (NIM.21030118140168)
ii
RINGKASAN
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Operasi Teknik
Kimia materi “Fluidisasi” dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampu materi ini,
Prof. Dr. I. Nyoman Widiasa, S.T., M.T. dan juga kepada asisten Rifqi Maulana Adiasa
sebagai asisten laporan praktikum Fluidisasi kami, dan semua asisten yang telah
membimbing sehingga tugas laporan ini dapat terselesaikan. Kepada teman-teman
yang telah membantu baik dalam segi waktu maupun motivasi apapun kami
mengucapkan terima kasih.
Laporan ini merupakan laporan terbaik yang saat ini bisa kami ajukan, namun
kami menyadari pasti ada kekurangan yang perlu kami perbaiki. Maka dari itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Semarang, ........................2020
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
DATA PENDUKUNG
LEMBAR ASISTENSI
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Fluidisasi merupakan salah satu cara mengontakkan butiran-butiran padat
dengan fluida (gas atau cair). Ilustrasi fluidisasi ini dapat kita tinjau dari suatu
bejana dimana ditempatkan sebuah partikel padat berbentuk bola melalui unggun,
padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada
laju alir yang cukup rendah partikel akan diam, disebut sebagai unggun diam atau
fixed bed. Ketika laju alir dinaikkan, padatan dalam unggun lama-kelamaan akan
tersuspensi. Pada kondisi tersuspensi inilah sifat unggun akan menyerupai sifat
cairan yang memiliki viskositas tinggi dimana memiliki kecenderungan mengalir
dan mempunyai sifat hidrostatik, keadaan demikian disebut fluidized bed.
1.2.Rumusan Masalah
Pada percobaan ini akan diselidiki mengenai pengaruh perubahan kecepatan
superficial fluida terhadap perubahan tekanan serta terhadap perubahan tinggi
unggun.
1.3.Tujuan Percobaan
1. Dapat merakit alat-alat percobaan fluidisasi
2. Dapat menentukan dan mengukur parameter-parameter dalam peristiwa
fluidisasi yaitu densitas partikel, porositas, tinggi unggun fluida
3. Dapat mengoperasikan alat percobaan fluidisasi
4. Dapat menentukan kurva karakteristik fluidisasi dan hubungan antara pressure
drop dengan laju alir
5. Dapat menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi selama operasi fluidisasi
berlangsung
6. Mampu membuat laporan praktikum fluidisasi
1.4.Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mampu merakit alat-alat percobaan fluidisasi
2. Mahasiswa mampu menentukan dan mengukur parameter-parameter dalam
peristiwa fluidisasi yaitu densitas partikel, porositas, tinggi unggun fluida
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat percobaan fluidisasi
4. Mahasiswa mampu menentukan kurva karakteristik fluidisasi dan hubungan
antara pressure drop dengan laju alir
1
5. Mahasiswa mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi selama
operasi fluidisasi berlangsung
6. Mahasiswa mampu membuat laporan praktikum fluidisasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Fluidisasi
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah satu cara
mengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida (gas atau cair). Sebagai
ilustrasi dengan apa yang dinamakan fluidisasi ini, kita tinjau suatu bejana dalam
air di dalam mana ditempatkan sejumlah partikel padat berbentuk bola, melalui
unggun padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari bawah ke atas.
Pada laju alir yang cukup rendah partikel padat akan diam. Keadaan yang
demikian disebut sebagai unggun diam atau fixed bed. Jika laju alir gas dinaikkan,
maka akan sampai pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di
dalam aliran gas yang melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat
unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan viskositas tinggi,
misalnya ada kecenderungan untuk mengalir dan mempunyai sifat hidrostatik.
Keadaan demikian disebut fluidized bed.
3
Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan per satuan volume unggun)
dihitung berdasarkan korelasi berikut:
atau:
Persamaan (4) ini kemudian diturunkan lagi oleh Kozeny (1927) dengan
mengasumsikan bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekuivalen dengan satu
kumpulan saluran-saluran lurus yang partikelnya mempunyai luas permukaan
dalam total dan volume total masing-masing sama dengan luas permukaan luar
partikel dan volume ruang kosongnya. Harga konstanta k’ yang diperoleh
beberapa peneliti sedikit berbeda misalnya:
Kozeny (1927) k’ = 150
Carman ( 1937) k’ = 180
US Bureau of Munes (1951) k’ = 200
Untuk aliran turbulen, persamaan (4) tidak bisa dipergunakan lagi, sehingga
Ergun (1952) kemudian menurunkan rumus lain dimana kehilangan tekanan
digambarkan sebagai hubungan dari viscous losses dan kinetic energy losses.
dimana :
k1 = 150
k2 =1,75
Pada tekanan ekstrim, yaitu:
1. Aliran laminer (Re=20), sehingga term II bisa diabaikan
2. Aliran turbulen (Re=1000), sehingga term I bisa diabaikan
4
Dimana εf adalah porositas unggun pada keadaan terfluidakan. Pada keadaan
ini dimana partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida, akan
terjadi kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya berat dan gaya apung dari
fluida di sekelilingnya.
Gaya berat oleh fluida yang naik = berat partikel – gaya apung atau:
[kehilangan tekanan pada unggun] [luas penampang] = [volume unggun]
[densitas zat padat - densitas fluida].
[∆𝑃][𝐴] = (𝐴. 𝐿)(1 − 𝜀𝑓)(𝜌𝑝 − 𝜌𝑓) 𝑔⁄𝑔𝑐 ......................................................(7)
5
B D
Log ΔP Kecepatan C
Naik
Kecepatan Turun
A E
Daerah Daerah Unggun Terfluidakan
Unggun Diam
Log U
6
BAB III
METODE PERCOBAAN
7
3.3. Gambar Alat Utama
D = distributor (grid)
U = unggun partikel padat
Kol = kolom fluidisasi
Uc = udara kompresor
R = flow meter
MU = manometer pipa U berisi air raksa (Hg)
V = valve
3.4. Respon
Pressure drop (ΔP) udara yang melewati kolom yang diukur tiap laju alir
yang berbeda.
8
Setelah Δh pada manometer air raksa tiga kali konstan, laju alir fluida
diturunkan kembali perlahan-lahan sampai unggun kembali diam.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1,5
0,5
log ∆P
Kenaikan Log ∆P
0 Penurunan Log ∆P
-1 -0,5 0 0,5 1
-0,5
-1
log U
Gambar 4.1 Hubungan kecepatan superficial dengan hilang tekan pada laju
alir 5 cm3/s
1,5
0,5
log ∆P
0 Kenaikan Log ∆P
-0,5 0 0,5 1 Penurunan Log ∆P
-0,5
-1
-1,5
log U
Gambar 4.2 Hubungan kecepatan superficial dengan hilang tekan pada laju
alir 10 cm3/s
10
1,2
1
0,8
0,6
log ∆P 0,4
Kenaikan Log ∆P
0,2
Penurunan Log ∆P
0
-0,5 -0,2 0 0,5 1
-0,4
-0,6
log U
Gambar 4.3 Hubungan kecepatan superficial dengan hilang tekan pada laju
alir 15 cm3/s
1,2
0,8
log ∆P
0,6
Kenaikan Log ∆P
0,4 Penurunan Log ∆P
0,2
0
0 0,5 1
log U
Gambar 4.4 Hubungan kecepatan superficial dengan hilang tekan pada laju
alir 20 cm3/s
1,4
1,2
0,8
log ∆P
0,2
0
0 0,5 1
log U
Gambar 4.5 Hubungan kecepatan superficial dengan hilang tekan pada laju
alir 25 cm3/s
11
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa dengan kecpatan superficial
yang semakin besar maka nilai hilang tekan juga akan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena adanya gesekan yang terjadi antara fluida yang mengalir
dengan partikel padatan semakin besar sehingga dapat mengakibatkan nilai hilang
tekan yang semakin besar.
Secara teori, menurut hukum newton yang ketiga mengenai gerakan benda
akan memberikan gaya yang sama besarnya dengann pada fluida, tetapi arahnya
berlawanan. Bila dinding partikel disejajarkan dengan arah aliran, maka gaya
yang bekerja pada dinding partike disebut gaya gesek. Tahanan terhadap aliran
fluida melalui rongga di hamparan partikel padatan yang disebabkan gesekan total
partikel mengakibatkan adanya perbedaan tekanan dan hamparan padat yang
dilalui fluida. Penentuan gaya gesek total didasari dari jumlah dua buah macam
gaya yaitu gaya gesek dan gaya inersia persatuann luas partikel. Penurunan tekanan
akibat friksi (ΔP) dapat digunakan sebagi gaya gesekk total pada persamaan di
atas dengan mendefinisikan bahwa gaya yang bekerja di atas sebanding dengan
hasil kali penurunan tekanan dengan luas penampang saluran fasa cair pada
unggun yang dinyatakan:
Dimana
S = Luas penampang kolom kosong
ɛ = Porositas
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil yang kami peroleh sesuai dengan
teori. Dimana dengan menaikkan superficial menyebabkan nilai hilang tekan
semakin besar. Hal ini terjadi karena gaya gesek partikel meningkat seiring
bertambahnya kecepatan superficial fluida (Rahmanto dan Laksmono, 2013).
12
1,2
1
0,8
△P/L 0,6 Kenaikan Laju
Alir
0,4 Penurunan Laju
0,2 Alir
0
-1 -0,5 0 0,5 1
Log U
Gambar 4.6 Hubungan kecepatan superficial dengan ∆P/L pada laju alir 5 cm3/s
0,8
0,6
△P/L
Kenaikan Laju
0,4 Alir
Penurunan Laju
0,2 Alir
0
-0,5 0 0,5 1
Log U
Gambar 4.7 Hubungan kecepatan superficial dengan ∆P/L pada laju alir 10
cm3/s
0,9
0,8
0,7
0,6
△P/L
Gambar 4.8 Hubungan kecepatan superficial dengan ∆P/L pada laju alir 15
cm3/s
13
1
0,8
0,6
△P/L
Kenaikan Laju
0,4 Alir
Penurunan Laju
0,2 Alir
0
0 0,5 1
Log U
Gambar 4.9 Hubungan kecepatan superficial dengan ∆P/L pada laju alir 20
cm3/s
1,2
1
0,8
△P/L
0
0 0,5 1
Log U
Gambar 4.10 Hubungan kecepatan superficial dengan ∆P/L pada laju alir 25
cm3/s
Berdasarkan grafik diatas terlihat kenaikan kecepatan superficial yang
semakin meningkat hingga mencapai titik tertentu. Begitu pula dengan yang
terjadi pada penurunan kecepatan superficial. Fenomena-fenomena tersebut
terjadi pada semua variabel yaitu 5 cm3/s (Var. 1), kemudian dilanjutkan dengan
interval 10 cm3/s (Var. 2), 15 cm3/s (Var. 3), 20 cm3/s (Var. 4), dan 25 cm3/s (Var.
5).
Basu dan Fraser, (1991) dalam Winaya, (2016) memaparkan kehilangan
tekanan saat kondisi fixed bed akan terus meningkat hingga memasuki kondisi
fluidized bed, yang kemudian akan dilanjutkan dengan kondisi yang konstan.
Kemudian dianalisis dari tinggi bed, hubungan kecepatan superfisial dengan
tinggi bed yaitu pada kondisi fixed bed, ketinggian bed konstan hingga memasuki
kondisi fluidized bed. Nilai tinggi bed akan terus meningkat meskipun kehilangan
tekanan sudah konstan. Sehingga apabila dihubungakan dengan rumus ∆P/L maka
14
grafik akan terus mengalamai peningkatan saat L konstan. Lalu mengalami
penurunan karena L meningkat (∆P konstan).
Berdasarkan hal tersebut, maka hasil praktikum telah sesuai dengan teori
dimana grafik semakin meningkat pada kondisi fixed bed. Namun pada kasus ini
tidak menunjukkan kondisi fluidized bed (tidak menunjukkan kondisi penurunan).
16
14
12
10
8
L
Kenaikan
6
4 Penurunan
2
0
-1 -0,5 0 0,5 1
log U
Gambar 4.11 Hubungan kecepatan superficial dengan tinggi unggun pada laju
alir 5 cm3/s
16
14
12
10
8
L
Kenaikan
6 Penurunan
4
2
0
-0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
log U
Gambar 4.12 Hubungan kecepatan superficial dengan tinggi unggun pada laju
alir 10 cm3/s
15
14
12
10
L 8
Kenaikan
6
Penurunan
4
2
0
-0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
log U
Gambar 4.13 Hubungan kecepatan superficial dengan tinggi unggun pada laju
alir 15 cm3/s
14
12
10
8
L
Kenaikan
6
Penurunan
4
2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
log U
Gambar 4.14 Hubungan kecepatan superficial dengan tinggi unggun pada laju
alir 20 cm3/s
16
14
12
10
8
L
Kenaikan
6 Penurunan
4
2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
log U
Gambar 4.15 Hubungan kecepatan superficial dengan tinggi unggun pada laju
alir 25 cm3/s
16
Berdasarkan grafik hubungan kecepatan superfisial fluida dengan tinggi
unggun yang telah disajikan diatas didapatkan kesimpulan bahwa semakin tinggi
kecepatan superfisial fluida maka tinggi unggun akan semakin tinggi. Hal ini
sesuai dengan persamaan dibawah ini:
Δ𝑃 𝑔 Δ𝑃 36 𝑘 𝜇 (1 − 𝜀)2
(1
. 𝑔𝑐 = − 𝜀𝑓)(𝜌𝑝 − 𝜌𝑓) ⁄𝑔𝑐 𝑑𝑎𝑛 . 𝑔𝑐 = .𝜇
𝐿 𝐿 𝑑𝑝2 𝜀 3
Pada saat kecepatan superfisial ditingkatkan diatas kecepatan minimum
fluidisasi (Umf), gaya seret fluida menyebabkan partikel unggun mengembang
dan mengakibatkan tahanan aliran udara menjadi lebih kecil. Sehingga dapat
menyebabkan sirkulasi unggun. Fenomena ini dapat terjadi akibat dari adanya
pergerakan partikel unggun. Sehingga semakin besar kecepatan superfisial (U)
maka butiran padatan akan terfluidisasi semakin tinggi (Nurman, 2011).
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi kecepatan superficial (U), pressure drop (ΔP) semakin besar.
Hal ini disebabkan karena gesekan antara fluida yang mengalir dengan
partikel padatan semakin besar.
2. Semakin tinggi kecepatan superficial (U) maka ΔP/ΔL semakin besar. Hal itu
disebabkan karena grafik semakin meningkat pada kondisi fixed bed
3. Semakin tinggi kecepatan superficial (U) maka semakin tinggi unggun
terfluidakan. Pada saat kecepatan superfisial ditingkatkan diatas kecepatan
minimum fluidisasi (Umf), gaya seret fluida menyebabkan partikel unggun
mengembang dan mengakibatkan tahanan aliran udara menjadi lebih kecil.
5.2 Saran
1. Alirkan fluida kedalam unggun setelah kompressor terisi penuh agar tekanan
terjaga.
2. Amati ketinggian unggun dengan baik.
3. Amati fenomena fluidisasi secara cepat dan tepat, karena udara dalam
kompresor cepat habis.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
Materi :
FLUIDISASI
Disusun Oleh :
Group : 4 / Senin
Rekan Kerja :
1. NI KADEK ADNYA KUSUMA SARI
2. PALIMO BANI YAZID
1. Data Awal
Diameter Kolom : 4,95 cm
Tinggi Unggun : 1,84 cm
1
Luas Kolom : 4 × 𝜋 × 𝐷2 : 19,2344625
2. Data Percobaan
A. Laju Alir Kelipatan 5 cm3/s (Kenaikan)
KENAIKAN
Q L ΔP U Log ΔP Log U ΔP/L
5 1,84 0,2 0,25995 -0,698970004 -0,58511005 0,108695652
10 1,84 0,4 0,5199 -0,397940009 -0,284080055 0,217391304
15 1,84 0,6 0,77985 -0,22184875 -0,107988796 0,326086957
20 2 0,8 1,0398 -0,096910013 0,016949941 0,4
25 2 1 1,29975 0 0,113859954 0,5
30 2,2 1,2 1,5597 0,079181246 0,1930412 0,545454545
35 2,2 1,4 1,819651 0,146128036 0,25998799 0,636363636
40 2,4 1,6 2,079601 0,204119983 0,317979937 0,666666667
45 2,6 1,8 2,339551 0,255272505 0,369132459 0,692307692
50 2,8 2 2,599501 0,301029996 0,41488995 0,714285714
55 3 2,2 2,859451 0,342422681 0,456282635 0,733333333
60 3,4 2,6 3,119401 0,414973348 0,494071196 0,764705882
65 4,2 3,2 3,379351 0,505149978 0,528833302 0,761904762
70 4,6 3,6 3,639301 0,556302501 0,561017985 0,782608696
75 5,2 4,2 3,899251 0,62324929 0,590981209 0,807692308
80 5,4 4,4 4,159201 0,643452676 0,619009932 0,814814815
85 5,6 4,6 4,419151 0,662757832 0,645338871 0,821428571
90 5,8 4,8 4,679101 0,681241237 0,670162455 0,827586207
95 6,8 5,8 4,939051 0,763427994 0,693643551 0,852941176
100 7,6 6,6 5,199002 0,819543936 0,715919945 0,868421053
105 8,2 7,2 5,458952 0,857332496 0,737109244 0,87804878
110 9,4 8,4 5,718902 0,924279286 0,757312631 0,893617021
115 12 10,6 5,978852 1,025305865 0,776617786 0,883333333
120 12,2 11,2 6,238802 1,049218023 0,795101191 0,918032787
125 12,4 12 6,498752 1,079181246 0,812829958 0,967741935
130 13 12,4 6,758702 1,093421685 0,829863298 0,953846154
135 13,4 12,8 7,018652 1,10720997 0,846253714 0,955223881
140 13,6 13 7,278602 1,113943352 0,862047981 0,955882353
145 14,2 13,8 7,538552 1,139879086 0,877287948 0,971830986
150 14,4 14,2 7,798502 1,152288344 0,892011204 0,986111111
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL