Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

ALIRAN FLUIDA

Disusun Oleh :

FERRIS ANDHIKA PRATAMA

Group : 4 Senin

Rekan Kerja :

1. NI KADEK ADNYA KUSUMA SARI


2. PALIMO BANI YAZID

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESMI

LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Materi : Aliran Fluida


Kelompok : 4 / Senin
Anggota : 1. Ni Kadek Adnya K. S (NIM. 21030118140080)
2. Palimo Bani Yazid (NIM. 21030118140168)
3. Ferris Andhika Pratama (NIM. 21030118130041)

Semarang, ....................... 2020


Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng


NIP 196711141993031001

ii
RINGKASAN

Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang datar dan tegak, dilengkapi fitting
berupa kran, bengkokan, pembesaran, pengecilan dan sambungan serta manometer.
Cairan yang dialirkan ialah air yang ditampung dalam tangki sehingga bisa di recyle.
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat mengukur debit dan menghitung laju alir
dengan menggunakan alat ukur yang ada, menghitung bilangan Reynold pada setiap
perubahan debit aliran, menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan
membaca beda tinggi manometer, menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan,
dengan menghitung friksi dan faktor friksi pipa. Dapat menghitung panjang ekuivalen
dari fitting yang berupa kran (valve), pembesaran (sudden enlargement), pengecilan
(sudden contraction), bengkokan (elbow) dan sambungan (flange). Mampu
menjelaskan hubungan antara laju alir dengan bilangan Reynold dan hilang tekan.
Mampu membuat laporan praktikum aliran fluida.menentukan laju alir. Fluida
adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dapat mengalir dengan sendirinya dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Fluida diklasifikasikan berdasarkan respon saat mengalami perubahan
tekanan, kekentalan, tipe aliran dan kestabilan debitnya.
Praktikum ini dimulai dengan mengatur kran bypass dan kran sistem pipa serta
kran manoeter tertutup. Setelah itu hidupkan pompa, lalu ukur debit air yang keluar.
Catat sebagai variabel 1. Kemudian buka kran sistem sedangkan kran manometer
masih dalam kondisi tertutup. Buka kran manometer perpasang dan catat perbedaan
tinggi disetiap manometer. Kemudian ulangi langkah dari yang paling awal untuk
variabel selanjutnya. Catat perbedaan tinggi setiap manometer pada masing-masing
variabel. Variabel yang digunakan yaitu debit/laju alir 7,1 ; 10,1 ; 13,1 ; 17,1 ; 21,1
; 23,1 ; 25,1 ; 27,1 ; 29,1 ; 33,1 ; 35,1 ; 41,1 ; 47,1 ; 51,1 ; dan 63,1 ml/s.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, Dapat disimpulkan, untuk
menghitung laju alir, bisa dilakukan dengan membagi debit aliran terhadap luas
𝑄
penampang dalam pipa besar (𝑣 = 𝐴 ). Adapun debit aliran diperoleh dari
pengaturan kran bypass.Perhitungan bilangan Reynold dapat dihitung menggunakan
𝜌.𝐷.𝑉
persamaan 𝑅𝑒 = 𝜇 , dimana  adalah densitas fluida, D adalah diameter dalam
pipa, dan  adalah viskositas fluida. Besarnya hilang tekan atau pressure drop pada
aliran dapat dihitung dengan persamaan P = R (𝜌𝐻 -𝜌𝐿 ) g. dimana R adalah beda
tinggi permukaan, 𝜌𝐻 adalah rapat massa fluida pengukur, 𝜌𝐿 adalah rapat massa
fluida mengalir dalam praktikum, dan g adalah gravitasi. Perhitungan friksi (F)
𝑓 𝐿 𝑉2
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan D’Arcy yaitu F= , dimana f
2 𝑔𝑐 𝐷
adalah faktor friksi D’Arcy, D adalah diameter dalam pipa, dan v adalah laju alir.
Pehitungan faktor friksi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ini, yaitu
𝐹 2 𝑔𝑐 𝐷
𝑓 = 𝐿 𝑉 2 dimana F adalah friksi, D adalah diameter dalam pipa, dan v adalah laju
alir. Perhitungannya panjang ekuivalen fitting (Le) bisa dilakukan dengan
𝐹2 𝑔𝑐 𝐷
menggunakan rumus Le= . Berdasarkan praktikum diperoleh Le/D praktis
𝑓 𝑉2
pada valve yaitu 261,408; pada bengkokan yaitu 37,879; pada sambungan yaitu
28,997; pada pengecilan yaitu 19,861; dan pada pembesaran yaitu 34,976.
Berdasarkan praktikum, didapatkan hubungan laju alir terhadap bilangan reynold
yang sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi laju alir maka bilangan reynold
juga semakin besar. Begitu pula dengan hubungan laju alir terhadap pressure drop
juga sesuai teori, dimana semakin besar laju alir maka pressure drop juga semakin
meningkat (pipa besar dan pipa kecil). Setelah melakukan praktikum secara online,
mahasiswa bisa membuat laporan aliran fluida dengan lancar. Saran yang dapat
diberikan adalah pembacaan manometer harus dilakukan dengan teliti, sehingga
data yang didapatkan semakin valid. Saat pengukuran diameter pipa dengan jangka
sorong dilakukan dengan tegak lurus. Agar pencatatan data lebih akurat. Pembukaan
setiap kran harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur, agar hasil yang didapatkan
juga akurat

iii
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena atas
berkat-Nya lah kami dapat menyusun laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia
berikut dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada :
1. Penanggung jawab Laboratorium Operasi Teknik Kimia
2. Dosen pengampu materi Aliran Fluida
3. Laboran Labooratorium Operasi Teknik Kimia
4. Koordinator asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia
5. Asisten pengampu materi Aliran Fluida
6. Seluruh jajaran asisten Laboratorium Operasi Teknik Kimia
7. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dengan adanya praktikum ini semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan, keahlian
dan juga menambah keilmuan di bidang teknik kimia, baik untuk pembaca, asisten
dan khususnya bagi penyusun. Kritik dan saran masih perlu diberikan kepada
penyusun agar dapat lebih baik dalam praktikum dan penyusunan laporan

Semarang, 15 September 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................................ iii
PRAKATA ................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
1.4 Manfaat Praktikum ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3
2.1 Pengertian Fluida .......................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Aliran Fluida............................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN ........................................................................... 6
3.1 Rancangan Percobaan………………… ... ………………………………....6
3.1.1 Rancangan Praktikum………………… ......... …………………….....6
3.1.2 Penetapan Variabel……………………... ......... ……………….….…6
3.2 Alat dan Bahan Pecobaan……………………… ... ………………….….…6
3.3 Gambar Alat Utama………………………………… ... …………….….….7
3.4 Prosedur Percobaan………………………………… ... …………….……..7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 9
4.1 Hubungan Bilangan Reynold (Re) terhadap Faktor Friksi (f) …… ………9
4.2 Perbandingan Panjang Ekivalen (Le/D) Fitting Praktis dan Teoritis… …11
4.3 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Bilangan Reynold (Re) ………… …...12
4.4 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Pressure Drop (ΔP) …………… …….14
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
5.2 Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa Besar.....9
Tabel 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa Kecil...10
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis……………………………11

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan ....................................................................... 7


Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor friksi pada Pipa Besar ..... 9
Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor friksi pada Pipa Kecil ... 10
Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Besar ........ 12
Gambar 4.4 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Kecil ........ 13
Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop pada Pipa Besar .. 14
Gambar 4.6 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop pada Pipa Kecil .. 14

vii
DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA
LEMBAR PERHITUNGAN
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada percobaan ini dirancang aliran fluida cair secara tertutup yaitu melalui
sistem perpipaan dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan
bantuan tenaga pompa. Pada sistem perpipaan, selain pipa lurus yang datar dan
tegak, dilengkapi fitting berupa kran, bengkokan, perbesaran, pengecilan
sambungan dan manometer.
Cairan yang dialirkan adalah air yang ditampung di dalam tangki, sehingga
bisa di recycle. Aplikasi perpindahan masa bisa menghitung debit aliran dengan
mengatur kran, sedangkan aplikasi perpindahan momentum dari semburan tenaga
pompa yang bisa mengalirkan cairan bisa dihitung hilang tekan pada pipa-pipa
maupun fitting.

1.2. Rumusan Masalah


Pada praktikum aliran fluida ini sudah disediakan rangkaian alat berupa
tangki air, pompa dan sistem perpipaan termasuk manometer sebagai alat ukur
hilang tekan (pressure drop). Sehingga praktikan diharapkan mampu
mengoperasikan alat dan menghentikan kembali, serta mencari data, merubah
debit aliran yang berkaitan dengan perhitungan laju alir, bilangan Reynold, hilang
tekan, friksi dan faktor friksi pipa lurus maupun panjang ekivalen fitting.

1.3. Tujuan Percobaan


1. Dapat mengukur debit dan menghitung laju alir dengan menggunakan alat
ukur yang ada.
2. Dapat menghitung bilangan Reynold pada setiap perubahan debit aliran.
3. Dapat menghitung hilang tekan (pressure drop) dari aliran dengan membaca
beda tinggi manometer.
4. Dapat menganalisa dan mengumpulkan hasil percobaan, dengan menghitung
friksi dan faktor friksi pipa.
5. Dapat menghitung panjang ekuivalen dari fitting yang berupa kran (valve),
pembesaran (sudden enlargement), pengecilan (sudden contraction),
bengkokan (elbow) dan sambungan (flange).
6. Mampu menjelaskan hubungan antara laju alir dengan bilangan Reynold dan
hilang tekan.
7. Mampu membuat laporan praktikum aliran fluida.

1
1.4. Manfaat Percobaan
Dengan melakukan percobaan aliran fluida diharapkan praktikan memiliki
keterampilan dalam mengoperasikan aliran fluida pada sistem perpipaan,
mengatur debit, membaca alat ukur (manometer) dan menghitung faktor friksi
dan panjang ekivalen dari fitting.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fluida


Fluida / zat alir adalah zat yang bisa mengalir, zat cair dapat mengalir
dengan sendirinya dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Sedang gas mengalir sendiri dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah (Diyono, 2002). Bila tidak memenuhi persyaratan tersebut,
maka untuk mengalirkan fluida harus direkayasa dengan penambahan tenaga dari
luar. Untuk zat cair menggunakan pompa, gas menggunakan fan, blower atau
kompressor.

2.2. Klasifikasi Aliran Fluida


Ditinjau pengaruh yang terjadi bila fluida mengalami perubahan tekanan,
dibagi menjadi 2 jenis , yaitu :
1. Fluida tak mampat (incompressible); apabila terjadi perubahan tekanan tidak
mengalami perubahan sifat fisik, misal volume tetap sehingga rapat massa
(density) juga tetap. Jenis fluida ini adalah fluida fase cair stabil, misalnya :
air, air raksa, minyak dan cairan lain.
2. Fluida mampat (compressible); apabila terjadi perubahan tekanan akan
mengalami perubahan volume, sehingga mengalami perubahan rapat massa.
Jenis fluida ini adalah fluida fase gas, misalnya : udara, steam, dan gas lain.
Dalam percobaan ini, dilakukan untuk aliran fluida cair. Ditinjau dari
kekentalannya, zat cair dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Fluida Newton (Newtonian fluid)
Yaitu zat cair yang dalam keadaan mengalir, antara tegangan geser (shear
stress) yang terjadi memberikan hubungan linier /garis lurus dengan
deformasi kecepatan/gradien kecepatan dari pola alirannya, yang termasuk
ini adalah fluida yang kekentalannya rendah/encer.
2. Fluida Non Newton (Non Newtonian fluid)
Yaitu bila zat cair yang mengalir memberikan hubungan yang tidak linier
(kurva lengkung) , yang termasuk ini adalah fluida kental (pekat).
Aliran fluida cair dalam pipa, bila ditinjau dari kestabilan kapasitas atau
debitnya, dibagi 2 yaitu :
1. Aliran dalam keadaan stabil (steady state), apabila debitnya selama waktu
yang ditinjau adalah tetap.
2. Aliran dalam keadaan tak stabil (unsteady state), apabila debitnya tidak
tetap/berubah.

3
Sedangkan tipe aliran bila ditinjau dari olakan yang terjadi dibagi 2 yaitu :
1. Aliran laminar; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan yang
paralel, dengan kecepatan rendah sehingga tidak terjadi arus olakan.
2. Aliran turbulen; bila partikel fluida bergerak dalam lintasan lintasan tak
teratur dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi arus olakan.
Untuk mengetahui tipe aliran fluida dalam pipa, yang paling mudah dengan
menghitung bilangan Reynold (Re) menurut Giles (1997) dalam buku Fluid
Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc Graw Hill Book.Co.
𝜌𝐷 𝑉
Re= 𝜇

Dimana: Di = diameter dalam pipa


 = rapat massa fluida
V = laju alir fluida
 = viskositas fluida
ketentuan aliran fluida dalam pipa:
Re < 2000 tipe aliran laminar
Re 2000-3000 tipe aliran transisi
Re > 3000 tipe aliran turbulen
Sistem pemipaan untuk aliran fluida, disamping pipa lurus juga
dilengkapi dengan fitting, antara lain : sambungan pipa, bengkokan, pembesaran,
pengecilan, kran dan sebagainya. Pada fluida yang mengalir dalam pipa. Dari
neraca massa diperoleh persamaan kontinuitas yang intinya kapasitas massa atau
debit tetap, sedang dari neraca tenaga diperoleh persamaan tenaga yang sering
disebut sebagai persamaan Bernoulli, yaitu :
𝑔 Δ𝑉 2 Δ𝑃
E + Z𝑔𝑐 +2𝑎𝑔𝑐 + + Q + ∑ F = −𝑊𝑓
𝜌

Keterangan:
E = beda tenaga dakhil
𝑔
Z𝑔𝑐 = beda tenaga potensial

Δ𝑉 2
= beda tenaga kinetis
2𝑎𝑔𝑐
Δ𝑃
= beda tenaga tekan
𝜌

Q = efek panas yang terjadi


∑F = jumlah kehilangan tenaga akibat friksi yang terjadi
−𝑊𝑓 = tenaga yang diberikan dari luar misal melalui tenaga pompa
Jumlah tenaga hilang akibat friksi, berasal dari friksi pipa lurus ditambah
friksi dari fitting. Besarnya kehilangan tanaga akibat friksi bisa dihitung dari
kehilangan tekanan (pressure drop) yang dihitung dari penunjuk alat ukur yang
digunakan, misal : manometer.
P = R (𝜌𝐻 - 𝜌𝐿 ) g (Giles, 1997)

4
Dimana:
P= hilang tekan (pressure drop)
R = manometer reading (beda tingi permukaan) fluida pengukur, misal air raksa
𝜌𝐻 = rapat massa fluida pengukur, misal air raksa
𝜌𝐿 = rapat fluida yang mengalir dalam percobaan, misal air
𝑔 = gravitasi bumi
Hubungan antara pressure drop dengan friksi dinyatakan dalam persamaan:
P = F 𝜌 (Diyono, 2002)
Dimana:
P= hilang tekan (pressure drop)
F = friksi
𝜌 = rapat massa fluida
Perhitungan besarnya friksi pipa lurus juga bisa menggunakan persamaan
Fanning atau persamaan D’Arcy, untuk keperluan teknis praktis biasanya
menggunakan persamaan D’Arcy:
𝑓 𝐿 𝑉2
F= 2 𝑔𝑐 𝐷 (Giles, 1997)

Dimana:
F = friksi
f = faktor friksi D’Arcy
D = diameter dalam pipa
V = laju alir
Friksi fitting dihitung dengan menyatakan panjang ekuivalen fitting
terhadap pipa lurus. Panjang ekuivalen fitting (Le) adalah ekuivalensinya
terhadap panjang pipa lurus yang diameternya tertentu yang memiliki besar
faktor friksi yang sama. Dengan demikian perhitungan friksi fitting bisa
menggunakan persamaan D’Arcy:
𝐹2 𝑔𝑐 𝐷
Le= (Giles, 1997)
𝑓 𝑉2

Dimana:
f = faktor friksi D’Arcy
Δ𝑃
F = friksi= ρ

D = diameter dalam pipa


Le = panjang ekuivalen fitting
V = laju alir
Harga Le yang didapat dinyatakan dalam angka tak berdimensi menjadi
Le/D untuk masing-masing fitting

5
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Rancangan Percobaan


3.1.1. Rancangan Praktikum
1. Alat yang digunakan adalah sistem pengaliran fluida cair (air)
secara tertutup, melalui sistem perpipaan yang terdiri dari pipa
lurus, fitting dan pompa.
2. Sistem perpipaan dilengkapi dengan sistem recycle yang
dimaksudkan agar kerja pompa stabil. Sistem juga dilengkapi
dengan kran-kran yang digunakan untuk mengatur debit yang
selanjutnya atau digunakan untuk menghitung laju alir dan
bilangan Reynold.
3. Dipasang manometer untuk mengetahui besarnya hilang tekan
pada pipa lurus maupun fitting pada setiap harga bilangan Reynold
yang divariasi.
4. Menghitung faktor friksi pada pipa lurus dan panjang ekivalensi
pada fitting.
3.1.2. Penetapan Variabel
Variabel berubah:
debit/laju alir : 7,1 ; 10,1 ; 13,1 ; 17,1 ; 21,1 ; 23,1 ; 25,1 ; 27,1 ; 29,1
; 33,1 ; 35,1 ; 41,1 ; 47,1 ; 51,1 ; dan 63,1 ml/s

3.2. Alat dan Bahan Percobaan


Bahan: Air
Alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida, dibagi dalam 2 bagian yaitu:
A. Rangkaian alat utama, yang terdiri dari:
1. Bak air
2. Pompa
3. Sistem pemipaan yang terdiri: pipa lurus, sambungan, bengkokan,
kran, pembesaran, pengecilan.
4. Manometer dengan media pengukur air raksa.
B. Peralatan pembantu, yang terdiri dari:
1. Picnometer: untuk menentukan rapat massa
2. Stopwatch: untuk mengukur waktu
3. Gelas ukur 500 ml: untuk mengukur volume
4. Jangka sorong: untuk mengukur diameter pipa

6
3.3. Gambar Alat Utama

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Percobaan

Keterangan gambar:
A. Bak air
B. Pompa
C. Sistem pemipaan
D. Kran recycle sering disebut bypass
Keterangan alat ukur/ manometer:
1. Kran
2. Pembesaran pipa
3. Bengkokan pipa
4. Pipa lurus datar
5. Sambungan pipa
6. Pengecilan pipa
7. Pipa lurus datar
8. Pipa lurus vertical
9. Pipa lurus datar
10. Pipa lurus datar

3.4. Prosedur Percobaan


Tata kerja percobaan dapat dibagi 2 tahap:
A. Tahap Persiapan
1. Penentuan diameter pipa
2. Penentuan rapat massa cairan yang akan digunakan untuk
percobaan
3. Merakit rangkaian alat percobaan

7
B. Tahap Operasi
1. Periksa kran bypass dalam keadaan terbuka, dan kran sistem pipa
(1) dan kran-kran manometer tertutup
2. Hidupkan pompa dan tunggu sampai laju alir konstan.
3. Buka kran sistem pipa (1) sedangkan krankran manometer tetap
tertutup tunggu hingga laju alir cairan keluaran sistem pipa
stabil.
4. Buka kran manometer perpasang dan periksa cairan dalam
manometer, jangan ada gelembung udara.
5. Atur kran (1) untuk mengatur variasi debit air yang mengalir
pada sistem pemipaan dan hitung bilangan Reynoldnya.
6. Catat pembacaan manometer 1- 9.
7. Ulangi langkah nomor 5 dengan bukaan kran (1) yang berbeda
(bila perlu kran bypass dikecilkan untuk memperbesar debit air)
hingga mendapatkan variasi Reynold aliran laminar, transisi,
turbulen.
8. Buat tabel hasil percobaan (debit, R1 s/d R9).

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hubungan Bilangan Reynold (Re) terhadap Faktor Friksi (f)


Dari hasil percobaan diperoleh data hubungan Bilangan Reynold terhadap.
Faktor Friksi yang ditunjukkan oleh tabel dan gambar berikut :
Tabel 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa Besar
No Bilangan Reynold (Re) Faktor friksi (f)
1 625,8254 1,8931
2 890,2586 0,9355
3 1154,6919 1,6683
4 1507,2696 0,9791
5 1859,8473 0,6430
6 2036,1361 0,8942
7 2212,4250 0,7574
8 2388,7138 0,6497
9 2565,0027 0,7889
10 2917,5804 0,6097
11 3093,8692 0,6971
12 3622,7357 0,5084
13 4151,6023 0,4732
14 4504,1800 0,4751
15 5561,9131 0,3115

1,7

1,4
Faktor friksi

1,1

0,8

0,5

0,2
500 1500 2500 3500 4500 5500
Bilangan Reynold (Re)

Gambar 4.1 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor friksi pada Pipa Besar

9
Tabel 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi (f) pada Pipa Kecil

No Bilangan Reynold Faktor friksi (f)


(Re)

1 1448,7444 0,098

2 2060,8900 0,048

3 2673,0355 0,029

4 3489,2296 0,028

5 4305,4237 0,041

6 4713,5207 0,040

7 5121,6177 0,034

8 5529,7148 0,034

9 5937,8118 0,029

10 6754,0059 0,032

11 7162,1029 0,031

12 8368,3940 0,022

13 9610,6851 0,019

14 10426,8792 0,017

15 12875,4614 0,012

0,12

0,1

0,08
Faktor friksi

0,06

0,04

0,02

0
1000 3000 5000 7000 9000 11000 13000
Bilangan Reynold (Re)

Gambar 4.2 Hubungan Bilangan Reynold terhadap Faktor Friksi Pipa Kecil
Tabel dan grafik diatas menunjukan hubungan antara bilangan Reynold dan
factor friksi pada pipa besar dan pipa kecil. Apabila berdasarkan teori yang ada
bilangan Reynold dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
𝑟ℎ𝑜. 𝐷. 𝑣
𝑅𝑒 =
𝜇

10
Keterangan:
Re: Bilangan Reynold
Rho: Rapat massa fluida
V: Laju alir fluida
𝜇: viskositas fluida
Berdasarkan hubungan pada faktor friksi, rumus awal dari faktor friksi ini
sendiri berdasarkan persamaan D’archy-Weisbach akan menjadi:
𝑓. 𝐿. 𝑣 2
𝐹=
𝑑. 2. 𝑔
Keterangan:
F: Kehilangan Energi
L: Panjang pipa
d: diameter dalam pipa
v: laju alir fluida
g: Percepatan gravitasi
Pada persamaan D’archy-Weisbach, faktor friksi ini berbanding terbalik
dengan laju alir fluida, sedangkan laju alir fluida menjadi faktor terpenting dalam
penentuan bilangan Reynold yang menentukan sifat aliran laminar, transisi, atau
turbulen (Wibowo, dkk. 2010).
Berdasarkan grafik yang didapatkan, maka hasil praktikum telah sesuai
dengan teori yang ada yang mana menyatakan bahwa semakin besar bilangan
Reynold maka semakin kecil nilai faktor friksinya (Wibowo, dkk. 2010)

4.2. Perbandingan Panjang Ekivalen (Le/D) Fitting Praktis dan Teoritis


Dari percobaan diperoleh data perhitungan panjang ekivalen (Le/D) praktis.
Dan melalui pembacaan panjang ekivalen (Le/D) pada referensi diperoleh hasil
perbandingan Le/D praktis dan teoritis sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan Le/D Praktis dan Le/D Teoritis

No Fitting Le/D Praktis Le/D Teoritis % Error

1 Valve 261,40826 340 23,12

2 Bengkokan 37,879076 30 26,26

3 Sambungan 28,997177 20 44,99

4 Pengecilan 19,861002 14 41,86

5 Pembesaran 34,976682 24 45,74

Berdasarkan teori yang ada, fenomena yang dapat menyebabkan perbedaan


perhitungan antara ekuivalen teoritis dan praktis adalah efek fouling atau

11
pengerakkan. Fouling merupakan fenomena penempelan dan penumpukkan abu
pada dinding pipa. Dan berdasarkan nlainya, Le/D muncul dengan persamaan:

𝐷. 𝐹. 2. 𝑔𝑐
𝐿𝑒 =
𝑓. 𝑣 2
Keterangan:
Le = Panjang diameter ekuivalen fitting
f = factor friksi
D = diameter dalam pipa
v = laju alir fluida
gc = specific gravity
Oleh karena itu, maka nilai Le/D akan semakin besar apabila nilai fouling
semakin besar (Nurcholis, 2008).
Nilai fitting valve teoritis dan praktis hasil percobaan secara berturut-turut
adalah 340 dan 261,40826, Bengkokan yaitu 30 dan 37,879076, Sambungan yaitu
20 dan 28,997177, Pengecilan bernilai 14 dan 19,861002, serta pada Perbesaran
yaitu 24 untuk teoritis dan 34,976682 untuk hasil percobaan.
Dengan melihat data pada tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa hasil percobaan
sesuai dengan teori dimana adanya perbedaan nilai antara Le/D praktis dibanding
Le/D teoritis dikarenakan factor fouling (Nurcholis, 2008).

4.3. Hubungan Laju Alir (v) terhadap Bilangan Reynold (Re)


Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data hubungan laju alir (v)
terhadap nilai bilangan Reynold yang ditunjukkan oleh gambar berikut :
6000

5000
Bilangan Reynold (Re)

4000

3000

2000

1000

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Laju Alir (cm/s)

Gambar 4.3 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Besar

12
14000

12000

Bilangan Reynold (Re)


10000

8000

6000

4000

2000

0
15 35 55 75 95 115 135 155 175
Laju Alir (cm/s)

Gambar 4.4 Hubungan Laju Alir terhadap Bilangan Reynold pada Pipa Kecil
Berdasarkan teori yang berlaku, hubungan antara laju alir dan bilangan
Reynold yaitu berbanding lurus, hal itu dapat dilihat dari persamaan berikut:
𝑟ℎ𝑜. 𝐷. 𝑣
𝑅𝑒 =
𝜇
Keterangan:
Re: Bilangan Reynold
D: diameter dalam pipa
Rho: Rapat massa fluida
V: laju alir fluida
𝜇: Viskositas fluida
Berdasarkan rumus diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju alir
fluida maka akan menyebabkan lairan semakin turbulen, sehingga nilai bilangan
Reynold akan semakin besar. Sedangkan perbedaan laju alir antara pipa besar dan
pipa kecil dipengaruhi oleh diameter dalam suatu pipa. Semakin kecil diameter
dalam pipa maka kecepatan aliran fluida akan semakin besar.
𝑄 = 𝑣. 𝐴
(Sinaga, 2016)
Data hasil percobaan yang disajikan pada gambar 4.3 dan 4.4 menunjukkan
bahwa semakin besar laju alir fluida makan nilai bilangan Reynold akan semakin
besar.
Berdasarkan data hasil percobaan, didapatkan kesimpulan bahwa hasil yang
didapat telah sesuai dengan teori yang ada dimana semakin besar laju alir maka
bilangan Reynold yang dihasilkan juga semakin besar (Sinaga, 2016).

4.4 Hubungan Laju Alir (v) terhadap Pressure Drop (ΔP)


Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data hubungan laju alir fluida
(v) terhadap pressure drop (ΔP) yang ditunjukkan melalui gambar berikut :

13
25000

Pressure Drop (△P)


20000

15000 Pipa besar


Valve
10000 Perbesaran
Bengkokan
5000
Sambungan
0
0 10 20 30
Laju Alir (cm/s)

Gambar 4.5 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop pada Pipa Besar
40000
35000
Pressure Drop (△P)

30000 Pipa kecil horizontal


25000
20000 Pipa kecil vertikal
15000
Pipa kecil horizontal
10000 atas
5000 Pengecilan
0
0 50 100 150 200
Laju Alir (cm/s)

Gambar 4.6 Hubungan Laju Alir Fluida terhadap Pressure Drop pada Pipa Kecil
Berdasarkan gambar 4.5 yaitu hubungan laju alir fluida terhadap Pressure
Drop pada pipa besar dan gambar 4.6 yaitu hubungan laju alir fluida terhadap
pressure drop pada pipa kecil, keduanya menunjukkan fenomena peningkatan
hilang tekan atau pressure drop seiring bertambahnya laju alir.
Berdasarkan literatur, laju alir berbanding lurus terhadap hilang tekan atau
pressure drop. Sehingga semakin tinggi laju alir maka hilang tekan atau pressure
drop juga semakin tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh kecepatan superfisial gas
yang meningkat menyebabkan gaya gesek (friksi) antara fluida yang mengalir
dengan dinding pipa juga akan semakin besar, maka nilai hilang tekan semakin
besar pula (Wibowo, dkk, 2017)
Dari hasil praktikum dan teori, maka disimpulkan hasil praktikum telah
sesuai dengan teori, dimana terjadi peningkatan hilang tekan atau pressure drop
seiring dengan meningkatnya laju alir.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dapat disimpulkan, untuk menghitung laju alir, bisa dilakukan dengan
𝑄
membagi debit aliran terhadap luas penampang dalam pipa besar (𝑣 = 𝐴 ).

Adapun debit aliran diperoleh dari pengaturan kran bypass.


2. Perhitungan bilangan Reynold dapat dihitung menggunakan persamaan 𝑅𝑒 =
𝜌.𝐷.𝑉
, dimana  adalah densitas fluida, D adalah diameter dalam pipa, dan 
𝜇

adalah viskositas fluida.


3. Besarnya hilang tekan atau pressure drop pada aliran dapat dihitung dengan
persamaan P = R (𝜌𝐻 -𝜌𝐿 ) g. dimana R adalah beda tinggi permukaan, 𝜌𝐻
adalah rapat massa fluida pengukur, 𝜌𝐿 adalah rapat massa fluida mengalir
dalam praktikum, dan g adalah gravitasi.
4. Perhitungan friksi (F) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan D’Arcy
𝑓 𝐿 𝑉2
yaitu F= 2 𝑔𝑐 𝐷, dimana f adalah faktor friksi D’Arcy, D adalah diameter dalam

pipa, dan v adalah laju alir. Pehitungan faktor friksi dapat dihitung dengan
𝐹 2 𝑔𝑐 𝐷
menggunakan persamaan ini, yaitu 𝑓 = dimana F adalah friksi, D
𝐿 𝑉2

adalah diameter dalam pipa, dan v adalah laju alir.


5. Perhitungannya panjang ekuivalen fitting (Le) bisa dilakukan dengan
𝐹2 𝑔𝑐 𝐷
menggunakan rumus Le= . Berdasarkan praktikum diperoleh Le/D
𝑓 𝑉2

praktis pada valve yaitu 261,408; pada bengkokan yaitu 37,879; pada
sambungan yaitu 28,997; pada pengecilan yaitu 19,861; dan pada pembesaran
yaitu 34,976.
6. Berdasarkan praktikum, didapatkan hubungan laju alir terhadap bilangan
reynold yang sesuai dengan teori, dimana semakin tinggi laju alir maka
bilangan reynold juga semakin besar. Begitu pula dengan hubungan laju alir
terhadap pressure drop juga sesuai teori, dimana semakin besar laju alir maka
pressure drop juga semakin meningkat (pipa besar dan pipa kecil).
7. Setelah melakukan praktikum secara online, mahasiswa bisa membuat laporan
aliran fluida dengan lancar.

5.2 Saran
1. Pembacaan manometer harus dilakukan dengan teliti, sehingga data yang
didapatkan semakin valid.
2. Saat pengukuran diameter pipa dengan jangka sorong dilakukan dengan tegak
lurus. Agar pencatatan data lebih akurat.

15
3. Pembukaan setiap kran harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur, agar hasil
yang didapatkan juga akurat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Diyono, Ikhsan. 2002. Operasi Teknik Kimia I. Semarang: Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Giles, Ronald. 1997. Fluid Mechanics and Hydraullic. 2nd ed. New York: Mc Graw
Hill Book. Co.
Nurcholis, L. 2008. Perhitungan Laju Aliran Fluida pada Jaringan Pipa. Traksi, 7(1),
19–31.
Sinaga, Herdiyanto. 2016. Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Kimia Aliran
Fluida. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
Wibowo, S., Suharno. K., Widodo, S. 2017. Analisis Debit Fluida pada Pipa Elbow
90o dengan Variasi Diameter Pipa. Magelang: Universitas Tidar

17
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi :

ALIRAN FLUIDA

Disusun Oleh :

FERRIS ANDHIKA PRATAMA

Group : 4 / Senin

Rekan Kerja :

1. NI KADEK ADNYA KUSUMA SARI


2. PALIMO BANI YAZID

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Hasil Percobaan
Panjang pipa besar horizontal : 160 cm
Diameter luar pipa besar : 1,85 cm = 0,728 in
Diameter dalam pipa besar : 0,622 inch = 1,58 cm (Kern)
Luas penampang pipa besar : 1,96 cm2
Panjang pipa kecil horizontal : 140 cm
Diameter luar pipa kecil : 0,725 cm = 0,285 in
Diameter dalam pipa kecil : 0,269 inch = 0,683 cm (Kern)
Luas penampang pipa kecil : 0,366 cm2
Tinggi pipa kecil vertikal : 106 cm
Densitas air (25℃) : 0,983 g/cm3
Densitas raksa : 13,6 g/cm3
Viskositas air : 0,00899 g/cm.s
Konstanta gravitasi bumi : 980 cm2/s
gc : 1 cm2/s
Q V pipa (cm/s) Re pipa

(ml/s) Besar Kecil Besar Kecil

7,1 3,6224 19,3989071 625,8254069 1448,744476

10,1 5,1531 27,59562842 890,2586774 2060,89003

13,1 6,6837 35,79234973 1154,691948 2673,035583

17,1 8,7245 46,72131148 1507,269642 3489,229654

21,1 10,7653 57,65027322 1859,847336 4305,423725

23,1 11,7857 63,1147541 2036,136183 4713,520761

25,1 12,8061 68,57923497 2212,42503 5121,617796

27,1 13,8265 74,04371585 2388,713877 5529,714832

29,1 14,8469 79,50819672 2565,002724 5937,811867

33,1 16,8878 90,43715847 2917,580418 6754,005939

35,1 17,9082 95,90163934 3093,869265 7162,102974

41,1 20,9694 112,295082 3622,735806 8386,394081

47,1 24,0306 128,6885246 4151,602347 9610,685188

51,1 26,0714 139,6174863 4504,180041 10426,87926

63,1 32,1939 172,4043716 5561,913123 12875,46147


Q R (cm)
(ml/s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
7,1 0,7 0,03 0,05 0,1 0,03 0,03 0,3 0,3 0,1
10,1 0,7 0,03 0,05 0,1 0,03 0,03 0,3 0,5 0,3
13,1 0,7 0,05 0,05 0,3 0,05 0,03 0,3 0,7 0,3
17,1 0,7 0,1 0,07 0,3 0,07 0,05 0,5 0,7 0,5
21,1 0,9 0,1 0,1 0,3 0,07 0,05 1,1 0,9 0,7
23,1 0,9 0,1 0,1 0,5 0,1 0,1 1,3 1,1 1
25,1 1,1 0,1 0,1 0,5 0,1 0,1 1,3 1,1 1,1
27,1 1,1 0,3 0,1 0,5 0,1 0,1 1,5 1,3 1,3
29,1 1,1 0,3 0,3 0,7 0,1 0,1 1,5 1,3 1,3
33,1 1,3 0,3 0,3 0,7 0,3 0,1 2,1 1,7 1,5
35,1 1,3 0,3 0,3 0,9 0,3 0,3 2,3 1,7 2,1
41,1 1,5 0,3 0,5 0,9 0,3 0,3 2,3 1,9 2,1
47,1 1,7 0,5 0,5 1,1 0,5 0,3 2,5 2,1 2,5
51,1 1,7 0,5 0,7 1,3 0,5 0,5 2,7 2,3 2,5
63,1 1,9 0,5 0,7 1,3 0,5 0,5 3 2,5 2,7

Praktikan Mengetahui Asisten

Adnya K.S., Ferris A.P., Palimo B.Y. Rifqi Maulana Adiasa


NIM. 21030117140021
LEMBAR PERHITUNGAN

Panjang pipa besar horizontal : 160 cm


Diameter luar pipa besar : 1,85 cm = 0,728 in
Diameter dalam pipa besar : 0,622 inch = 1,58 cm (Kern)
Luas penampang pipa besar : 1,96 cm2
Panjang pipa kecil horizontal : 140 cm
Diameter luar pipa kecil : 0,725 cm = 0,285 in
Diameter dalam pipa kecil : 0,269 inch = 0,683 cm (Kern)
Luas penampang pipa kecil : 0,366 cm2
Tinggi pipa kecil vertikal : 106 cm
Densitas air (25℃) : 0,983 g/cm3
Densitas raksa : 13,6 g/cm3
Viskositas air : 0,00899 g/cm.s
Konstanta gravitasi bumi : 980 cm2/s
gc : 1 cm2/s

A. Tabel Data Praktikum

Q V pipa (cm/s) Re pipa

(ml/s) Besar Kecil Besar Kecil

7,1 3,6224 19,3989071 625,8254069 1448,744476

10,1 5,1531 27,59562842 890,2586774 2060,89003

13,1 6,6837 35,79234973 1154,691948 2673,035583

17,1 8,7245 46,72131148 1507,269642 3489,229654

21,1 10,7653 57,65027322 1859,847336 4305,423725

23,1 11,7857 63,1147541 2036,136183 4713,520761

25,1 12,8061 68,57923497 2212,42503 5121,617796

27,1 13,8265 74,04371585 2388,713877 5529,714832

29,1 14,8469 79,50819672 2565,002724 5937,811867

33,1 16,8878 90,43715847 2917,580418 6754,005939

35,1 17,9082 95,90163934 3093,869265 7162,102974

41,1 20,9694 112,295082 3622,735806 8386,394081

47,1 24,0306 128,6885246 4151,602347 9610,685188


51,1 26,0714 139,6174863 4504,180041 10426,87926

63,1 32,1939 172,4043716 5561,913123 12875,46147

R (cm)
(ml/s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
7,1 0,7 0,03 0,05 0,1 0,03 0,03 0,3 0,3 0,1
10,1 0,7 0,03 0,05 0,1 0,03 0,03 0,3 0,5 0,3
13,1 0,7 0,05 0,05 0,3 0,05 0,03 0,3 0,7 0,3
17,1 0,7 0,1 0,07 0,3 0,07 0,05 0,5 0,7 0,5
21,1 0,9 0,1 0,1 0,3 0,07 0,05 1,1 0,9 0,7
23,1 0,9 0,1 0,1 0,5 0,1 0,1 1,3 1,1 1
25,1 1,1 0,1 0,1 0,5 0,1 0,1 1,3 1,1 1,1
27,1 1,1 0,3 0,1 0,5 0,1 0,1 1,5 1,3 1,3
29,1 1,1 0,3 0,3 0,7 0,1 0,1 1,5 1,3 1,3
33,1 1,3 0,3 0,3 0,7 0,3 0,1 2,1 1,7 1,5
35,1 1,3 0,3 0,3 0,9 0,3 0,3 2,3 1,7 2,1
41,1 1,5 0,3 0,5 0,9 0,3 0,3 2,3 1,9 2,1
47,1 1,7 0,5 0,5 1,1 0,5 0,3 2,5 2,1 2,5
51,1 1,7 0,5 0,7 1,3 0,5 0,5 2,7 2,3 2,5
63,1 1,9 0,5 0,7 1,3 0,5 0,5 3 2,5 2,7

B. Perhitungan Pipa Lurus (4,7,8,9)


1. Pipa Lurus Horizontal Besar (R4)

Variabel Q V Re R4 ∆𝑃 F f
(ml/s) (cm/s) (cm)

1 7,1 3,6224 625,8254069 0,1 1236,466 1257,84944 1,893

2 10,1 5,1531 890,2586774 0,1 1236,466 1257,84944 0,936

3 13,1 6,6837 1154,691948 0,3 3709,398 3733,548321 1,668

4 17,1 8,7245 1507,269642 0,3 3709,398 3733,548321 0,979

5 21,1 10,7653 1859,847336 0,3 3709,398 3733,548321 0,643

6 23,1 11,7857 2036,136183 0,5 6182,33 6289,247202 0,894

7 25,1 12,8061 2212,42503 0,5 6182,33 6289,247202 0,757

8 27,1 13,8265 2388,713877 0,5 6182,33 6289,247202 0,650


9 29,1 14,8469 2565,002724 0,7 8655,262 8804,946083 0,789

10 33,1 16,8878 2917,580418 0,7 8655,262 8804,946083 0,610

11 35,1 17,9082 3093,869265 0,9 11128,194 11320,64496 0,697

12 41,1 20,9694 3622,735086 0,9 11128,194 11320,64496 0,508

13 47,1 24,0306 4151,602347 1,1 13601,126 13836,34385 0,473

14 51,1 26,0714 4504,180041 1,3 16074,058 16352,04273 0,475

15 63,1 32,1939 5561,913123 1,3 16074,058 16352,04273 0,312

2. Pipa Lurus Horizontal Kecil (R7)

Variabel Q V (cm/s) Re R7 ∆𝑃 F f
(ml/s) (cm)

1 7,1 19,3989 1448,744476 0,3 3709,398 3773,548321 0,098

2 10,1 27,5956 2060,89003 0,3 3709,398 3773,548321 0,048

3 13,1 35,7923 2673,035583 0,3 3709,398 3773,548321 0,029

4 17,1 46,7213 3489,229654 0,5 6182,33 6289,247202 0,028

5 21,1 57,6503 4305,423725 1,1 13601,126 13836,34385 0,041

6 23,1 63,1148 4713,520761 1,3 16074,058 16352,04273 0,040

7 25,1 68,5792 5121,617796 1,3 16074,058 16352,04273 0,034

8 27,1 74,0437 5529,714832 1,5 18546,99 18867,74161 0,034

9 29,1 79,5082 5937,811867 1,5 18546,99 18867,74161 0,029

10 33,1 90,4372 6754,005939 2,1 25965,786 26414,83825 0,032

11 35,1 95,9016 7162,102974 2,3 28438,718 28930,53713 0,031

12 41,1 112,2951 8386,394081 2,3 28438,718 28930,53713 0,022

13 47,1 128,6885 9610,685188 2,5 30911,65 31446,23601 0,019

14 51,1 139,6175 10426,87926 2,7 33384,582 33961,93489 0,017

15 63,1 172,4044 12875,46147 3 37093,98 37735,48321 0,012


3. Pipa Lurus Horizontal Kecil Atas (R8)

Variabel Q V (cm/s) Re R8 ∆𝑃 F f
(ml/s) (cm)

1 7,1 19,3989071 1448,744476 0,3 3709,398 3665,715158 0,095

2 10,1 27,59562842 2060,89003 0,5 6182,33 6181,414039 0,079

3 13,1 35,79234973 2673,035583 0,7 8655,262 8697,11292 0,066

4 17,1 46,72131148 3489,229654 0,7 8655,262 8697,11292 0,039

5 21,1 57,65027322 4305,423725 0,9 11128,194 11212,8118 0,033

6 23,1 63,1147541 4713,520761 1,1 13601,126 13728,51068 0,034

7 25,1 68,57923497 5121,617796 1,1 13601,126 13728,51068 0,028

8 27,1 74,04371585 5529,714832 1,3 16074,058 16244,20956 0,029

9 29,1 79,50819672 5937,811867 1,3 16074,058 16244,20956 0,025

10 33,1 90,43715847 6754,005939 1,7 21019,922 21275,60732 0,025

11 35,1 95,90163934 7162,102974 1,7 21019,922 21275,60732 0,023

12 41,1 112,295082 8386,394081 1,9 23492,854 23791,30621 0,018

13 47,1 128,6885246 9610,685188 2,1 25965,786 26307,00509 0,015

14 51,1 139,6174863 10426,87926 2,3 28438,718 28822,70397 0,014

15 63,1 172,4043716 12875,46147 2,5 30911,65 31338,40285 0,010

4. Pipa Lurus Vertikal Kecil (R9)

Variabel Q V (cm/s) Re R9 ∆𝑃 F f
(ml/s) (cm)

1 7,1 19,3989071 1448,744476 0,1 1236,466 1150,016277 0,030

2 10,1 27,59562842 2060,89003 0,3 3709,398 3665,715158 0,047

3 13,1 35,79234973 2673,035583 0,3 3709,398 3665,715158 0,028

4 17,1 46,72131148 3489,229654 0,5 6182,33 6181,414039 0,028

5 21,1 57,65027322 4305,423725 0,7 8655,262 8697,11292 0,026

6 23,1 63,1147541 4713,520761 1 12364,66 12470,66124 0,031

7 25,1 68,57923497 5121,617796 1,1 13601,126 13728,51068 0,028


8 27,1 74,04371585 5529,714832 1,3 16074,058 16244,20956 0,029

9 29,1 79,50819672 5937,811867 1,3 16074,058 16244,20956 0,025

10 33,1 90,43715847 6754,005939 1,5 18546,99 18759,90844 0,022

11 35,1 95,90163934 7162,102974 2,1 25965,786 26307,00509 0,028

12 41,1 112,295082 8386,394081 2,1 25965,786 26307,00509 0,020

13 47,1 128,6885246 9610,685188 2,5 30911,65 31338,40285 0,018

14 51,1 139,6174863 10426,87926 2,5 30911,65 31338,40285 0,016

15 63,1 172,4043716 12875,46147 2,7 33384,582 33854,10173 0,011

5. Faktor friksi rata-rata


Variabel F(7) F(8) f (9) f rata-rata

1 0,098 0,0950 0,02982 0,0742


2 0,048 0,0792 0,04697 0,0582
3 0,029 0,0662 0,02792 0,0410
4 0,028 0,0389 0,02763 0,0315
5 0,041 0,0329 0,02553 0,0330
6 0,040 0,0336 0,03055 0,0347
7 0,034 0,0285 0,02848 0,0303
8 0,034 0,0289 0,02891 0,0305
9 0,029 0,0251 0,02507 0,0264
10 0,032 0,0254 0,02238 0,0264
11 0,031 0,0226 0,02791 0,0271
12 0,022 0,0184 0,02036 0,0204
13 0,019 0,0155 0,01846 0,0175
14 0,017 0,0144 0,01569 0,0157
15 0,012 0,0103 0,01111 0,0113
C. Menghitung panjang Ekivalen Fitting Praktis
 Valve (R1)

Q Re R (1) ∆𝑃 F f(4) Le Le/D

7,1 625,8254069 0,7 8655,262 8804,946083 1,893 1120,030 708,8799291

10,1 890,2586774 0,7 8655,262 8804,946083 0,936 1119,983 708,8500916

13,1 1154,691948 0,7 8655,262 8804,946083 1,668 373,330 236,285044

17,1 1507,269642 0,7 8655,262 8804,946083 0,979 373,332 236,2863671

21,1 1859,847336 0,9 11128,194 11320,64496 0,643 480,001 303,7978139

23,1 2036,136183 0,9 11128,194 11320,64496 0,894 288,000 182,278481

25,1 2212,42503 1,1 13601,126 13836,34385 0,757 352,000 222,7848101

27,1 2388,713877 1,1 13601,126 13836,34385 0,650 352,000 222,7848101

29,1 2565,002724 1,1 13601,126 13836,34385 0,789 251,429 159,1320072

33,1 2917,580418 1,3 16074,058 16352,04273 0,610 297,143 188,0650995

35,1 3093,869265 1,3 16074,058 16352,04273 0,697 231,111 146,2728551

41,1 3622,735806 1,5 18546,99 18867,74161 0,508 266,667 168,7763713

47,1 4151,602347 1,7 21019,922 21383,44049 0,473 247,273 156,5017261

51,1 4504,180041 1,7 21019,922 21383,44049 0,475 209,231 132,4245375

63,1 5561,913123 1,9 23492,854 23899,13937 0,312 233,846 148,0038948

Le/D rata rata = 261,408256

 Pembesaran (R2)
 Q
Re R (2) ∆𝑃 F f(4) Le Le/D

7,1 625,8254069 0,03 370,9398 377,3548321 1,893 48,001 30,38056839

10,1 890,2586774 0,03 370,9398 377,3548321 0,936 47,999 30,37928964

13,1 1154,691948 0,05 618,233 628,9247202 1,668 26,666 16,87750314

17,1 1507,269642 0,1 1236,466 1257,84944 0,979 53,333 33,7551953

21,1 1859,847336 0,1 1236,466 1257,84944 0,643 53,333 33,75531266

23,1 2036,136183 0,1 1236,466 1257,84944 0,894 32,000 20,25316456

25,1 2212,42503 0,1 1236,466 1257,84944 0,757 32,000 20,25316456

27,1 2388,713877 0,3 3709,398 3773,548321 0,650 96,000 60,75949367


29,1 2565,002724 0,3 3709,398 3773,548321 0,789 68,571 43,39963834

33,1 2917,580418 0,3 3709,398 3773,548321 0,610 68,571 43,39963834

35,1 3093,869265 0,3 3709,398 3773,548321 0,697 53,333 33,75527426

41,1 3622,735806 0,3 3709,398 3773,548321 0,508 53,333 33,75527426

47,1 4151,602347 0,5 6182,33 6289,247202 0,473 72,727 46,02991945

51,1 4504,180041 0,5 6182,33 6289,247202 0,475 61,538 38,94839338

63,1 5561,913123 0,5 6182,33 6289,247202 0,312 61,538 38,94839338

Le/D rata rata = 34,97668155


Le/D Teoritis =
D1 (in) = 0,269
D2 (in) = 0,622
K = 0,66091146
Le/D Teoritis =24

 Bengkokan (R3)
 Q
Re R (3) ∆𝑃 F f(4) Le Le/D

7,1 625,8254069 0,05 618,233 628,9247202 1,893 80,002 50,63428065

10,1 890,2586774 0,05 618,233 628,9247202 0,936 79,999 50,6321494

13,1 1154,691948 0,05 618,233 628,9247202 1,668 26,666 16,87750314

17,1 1507,269642 0,07 865,5262 880,4946083 0,979 37,333 23,62863671

21,1 1859,847336 0,1 1236,466 1257,84944 0,643 53,333 33,75531266

23,1 2036,136183 0,1 1236,466 1257,84944 0,894 32,000 20,25316456

25,1 2212,42503 0,1 1236,466 1257,84944 0,757 32,000 20,25316456

27,1 2388,713877 0,1 1236,466 1257,84944 0,650 32,000 20,25316456

29,1 2565,002724 0,3 3709,398 3773,548321 0,789 68,571 43,39963834

33,1 2917,580418 0,3 3709,398 3773,548321 0,610 68,571 43,39963834

35,1 3093,869265 0,3 3709,398 3773,548321 0,697 53,333 33,75527426

41,1 3622,735806 0,5 6182,33 6289,247202 0,508 88,889 56,25879044

47,1 4151,602347 0,5 6182,33 6289,247202 0,473 72,727 46,02991945

51,1 4504,180041 0,7 8655,262 8804,946083 0,475 86,154 54,52775073

63,1 5561,913123 0,7 8655,262 8804,946083 0,312 86,154 54,52775073

Le/D rata rata = 37,8790759


 Sambungan (R5)
Re Q R (5) ∆𝑃 F f(4) Le Le/D

7,1 625,8254069 0,03 370,9398 377,3548321 1,893 48,001 30,38056839

10,1 890,2586774 0,03 370,9398 377,3548321 0,936 47,999 30,37928964

13,1 1154,691948 0,05 618,233 628,9247202 1,668 26,666 16,87750314

17,1 1507,269642 0,07 865,5262 880,4946083 0,979 37,333 23,62863671

21,1 1859,847336 0,07 865,5262 880,4946083 0,643 37,333 23,62871886

23,1 2036,136183 0,1 1236,466 1257,84944 0,894 32,000 20,25316456

25,1 2212,42503 0,1 1236,466 1257,84944 0,757 32,000 20,25316456

27,1 2388,713877 0,1 1236,466 1257,84944 0,650 32,000 20,25316456

29,1 2565,002724 0,1 1236,466 1257,84944 0,789 22,857 14,46654611

33,1 2917,580418 0,3 3709,398 3773,548321 0,610 68,571 43,39963834

35,1 3093,869265 0,3 3709,398 3773,548321 0,697 53,333 33,75527426

41,1 3622,735806 0,3 3709,398 3773,548321 0,508 53,333 33,75527426

47,1 4151,602347 0,5 6182,33 6289,247202 0,473 72,727 46,02991945

51,1 4504,180041 0,5 6182,33 6289,247202 0,475 61,538 38,94839338

63,1 5561,913123 0,5 6182,33 6289,247202 0,312 61,538 38,94839338

Le/D rata rata = 28,99717664

 Pengecilan (R6)
 q
Re R (6) ∆𝑃 F f(rata2) Le Le/D

7,1 1448,744476 0,03 370,9398 269,5216684 0,0742 13,179 19,29592156

10,1 2060,89003 0,03 370,9398 269,5216684 0,0582 8,311 12,16812219

13,1 2673,035583 0,03 370,9398 269,5216684 0,0410 7,015 10,27108344

17,1 3489,229654 0,05 618,233 521,0915565 0,0315 10,339 15,13796265

21,1 4305,423725 0,05 618,233 521,0915565 0,0330 6,485 9,495478709

23,1 4713,520761 0,1 1236,466 1150,016277 0,0347 11,351 16,61960173

25,1 5121,617796 0,1 1236,466 1150,016277 0,0303 11,025 16,14241836

27,1 5529,714832 0,1 1236,466 1150,016277 0,0305 9,405 13,77019291


29,1 5937,811867 0,1 1236,466 1150,016277 0,0264 9,405 13,77019291

33,1 6754,005939 0,1 1236,466 1150,016277 0,0264 7,269 10,64229455

35,1 7162,102974 0,3 3709,398 3665,715158 0,0271 20,122 29,46125361

41,1 8386,394081 0,3 3709,398 3665,715158 0,0204 19,481 28,52342339

47,1 9610,685188 0,3 3709,398 3665,715158 0,0175 17,281 25,30173654

51,1 10426,87926 0,5 6182,33 6181,414039 0,0157 27,583 40,38503535

63,1 12875,46147 0,5 6182,33 6181,414039 0,0113 25,223 36,93030873

Le/D rata rata = 19,86100178


Le/D Teoritis =
D1 (in) = 0,622
D2 (in) = 0,269
K = 0,32518584
Le/D Teoritis =12,5

6. % error
Fitting Le/D praktis Le/D teoritis % error
Valve 261,4082559 340 23,12
Bengkokan 37,8790759 30 26,26
Sambungan 28,99717664 20 44,99
Pengecilan 19,86100178 14 41,86
Pembesaran 34,97668155 24 45,74
REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL

Anda mungkin juga menyukai