Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH MENGGUNAKAN


BIOFILTER AEROB-ANAEROB DI RUMAH SAKIT UMUM
MITRA DELIMA

Oleh :

ANGGITA YOLANDA PURNAMA KALLI

181213251326

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Proses Pengolahan Air Limbah Menggunakan Biofilter Aerob-
Anaerob di Rumah Sakit Umum Mitra Delima.
Nama : Anggita Yolanda Purnama Kalli
Nim : 181213251326

Telah disetujui oleh Pembimbing Lapangan dan Pembimbing Akademik


Program Praktek Kerja Lapangan Program Studi Kesehatan Lingkungan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widyagama Husada Malang

Malang, Juni 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing lapangan

Misbahul Subhi, S.KM.,M.KL Dichi gunawan


(NDP : 2012.240)

(MASIH ADA)
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum
Mitra Delima. Judul laporan yang penulis buat adalah “ Proses Pengolahan Air
Limbah Menggunakan Biofilter Aerob-Anaerob di Rumah Sakit Umum Mitra
Delima”. Yang dilaksanakan dari tanggal 15 juni sampai 10 juli 2021. Laporan ini
merupakan tugas wajib yang harus diselesaikan oleh seluruh mahasiswa jurusan
kesehatan lingkungan STIKES Widyagama Husada. Tak lupa juga dalam proses
penyusunan dan pembuatan laporan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terimkasih kepada.

1. Dr. Rudi Joegijantoro,M.,M.R.S selaku ketua STIKES Widyagama


Husada Malang
2. Ibu dr.Nofita Dwi Harjayanti, MMRS selaku direktur Rumah Sakit Umum
Mitra Delima
3. Ibu Irfani Rupiwardani,SE.,MMRS selaku ketua program studi S-1
Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang
4. Bapak Misbahul Subhi, S.KM.,M.KL selaku pembimbing akademik
5. Mas Dichi Gunawan selaku pembimbing lapangan
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik meteri maupun motivasi
7. Teman-teman yang juga senantiasi memberikan dukungan

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,penulis
mengharapkan saran untuk menyempurnakannya. Semoga laporan ini bermanfaat.

Malang, Juni 2021

Anggita Yolanda Purnama Kalli


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi
pencemaran lingkungan, karena kegiatan pembuangan limbah khususnya
air limbah akan memberikan konstribusi terhadap penurunan tingkat
kesehatan manusia (Ningrum,2014).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah
sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang penyakit (Listiyono,2015). Rumah Sakit juga
merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, sehingga rumah sakit harus memberikan pelayanan
kesehatan yang memuaskan agar pasien merasa senang untuk berobat di
rumah sakit. Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan
maka pihak manajemen rumah sakit harus memenuhi standar pelayanan
yang telah di tentukan, sehingga setiap pasien akan mendapatkan kualitas
pelayanan yang efesien dan efektif untuk peningkatan kesehatann
(Anfal,2020).
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah cair
adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme patogen, bahan
kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena
itu, potensi dampak air limbah rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat
sangat besar, maka setiap rumah sakit diharuskan mengolah air limbahnya
sampai memenuhi persyaratan standar yang berlaku (Ningrum,2014).
Air limbah rumah sakit juga memiliki dampak negatif untuk
lingkungan maupun kesehatan masyarakat, dan didalam Kepmenkes
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yakni setiap
fasilitas pelayanan kesehatan yang menghasilkan air limbah rumah sakit
diwajibkan untuk memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Baku
Mutu untuk Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Sakit seharusnya sesuai
dengan standar baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
(Buntaa,2019).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengolahan air limbah menggunakan biofilter
aerob-anaerob di RSU Mitra Delima ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses pengolahan air limbah menggunakan biofilter
aerob-anaerob di Rumah Sakit Umum Mitra Delima
1.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada :
Hari : Senin s/d Sabtu
Tanggal : 15 juni 2021 s/d 10 Juli 2021
Waktu : 10.00-15.00
Tempat : Rumah Sakit Umum Mitra Delima
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air Limbah


Air limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair yang
mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya,
sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan, air limbah yaitu air dari suatu
daerah pemukiman, perkantoran dan industri yang telah dipergunakan
untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga
lingkungan hidup yang sehat dan baik. Air limbah sebelum dilepas ke
pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk
dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan
rencana pengelolaan yang baik, agar tidak mengakibatkan pencemaran air
permukaan, tidak menimbulkan kerusakan pada flora dan fauna yang
hidup di air, tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber
air minum dan tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap
(Khalik,2015).
Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Mengingat dampak
yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan yang baik
meliputi pengelolaan sumber daya manusia, alat dan sarana, keuangan dan
tatalaksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh
kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan.Air limbah rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal
dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung bahan kimia beracun
dan radioaktif (B.Rahmat,2018).
2.2 Sumber Air Limbah
Secara umum, limbah cair rumah sakit dapat dibedakan sesuai
dengan kegiatan yang memproduksinya, yaitu sebagai berikut :
1. Limbah cair domestik
Limbah cair domestik merupakan air limbah yang berasal dari
buangan aktifitas rumah sakit seperti mandi dan cuci.
a. Limbah cair kamar mandi
Limbah cair kamar mandi dikategorikan sebagai limbah
cair rumah tangga. Parameter dalam limbah cair kamar
mandi adalah Total Suspended Solids (TSS), Biological
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD), nitrogen, fosfor, minyak dan lemak, serta
bakteriologis.
b. Limbah cair dapur
Limbah cair dapur pada umumnya hampir sama dengan
limbah cair rumah tangga, tetapi secara kuantitas jauh lebih
besar. Limbah cair yang berasal dari dapur mengandung
BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, nitrogen, serta fosfat.
Selain itu, limbah cair dari dapur juga mengandung padatan
berupa sisa makanan, sisa potongan sayur dan lain-lain.
c. Limbah cair laundry
Limbah cair yang berasal dari laundry pada umumnya
bersifat basa dengan kandungan zat padat total berkisar
anatara 800-1.200 mg/l dan kandungan BOD berkisar
antara 400-450 mg/l.
2. Limbah cair klinis
Limbah cair klinis merupakan limbah cair yang berasal dari
kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian
darah, dan lain-lain.
3. Limbah cair laboratorium
Limbah cair laboratorium berasal dari pencucian peralatan
laboratorium dan bahan buangan hasil pemeriksaan seperti darah,
urine, dan lain-lain.
2.3 Karakteristik Air Limbah
Karakteristik limbah cair dapat diketahui menurut sifat dan
karakteristik kimia, biologis dan fisika. Hal yang perlu diketahui terlebih
dahulu tentang jenis limbah yang dihasilkan untuk menentukan
karakteristik limbah adalah sebagai berikut (Sitompul,2017).
1. Sifat fisik
a. Padatan
Padatan yang terdapat didalam limbah cair diklasifikasikan
menjadi padatan terlarut dan padatan tersuspensi. Jenis padatan
terlarut atau tersuspensi dapat bersifat organik dan anorganik
bergantung pada sumber limbah. Selain itu, limbah juga
mengandung padatan terendap karena mempunyai diameter
yang lebih besar dan dalam keadaan tenang pada beberapa
waktu akan mengendap sendiri karena beratnya.
b. Kekeruhan
Sifat keruh pada air dapat dilihat secara kasat mata secara
langsung karena terdapat partikel koloid yang terdiri atas tanah
liat, sisa bahan-bahan, protein dan ganggang yang terdapat
dalam limbah
c. Bau
Sifat bau pada limbah disebabkan karena zat-zat organik
yang telah terurai dalam limbah mengeluarkan gas-gas seperti
sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak
yang disebabkan adanya campuran dari nitrogen, sulfur, dan
fosfor yang berasal dari pembusukan protein yang dikandung
limbah
d. Temperatur
Limbah yang mempunyai temperature tinggi akan
mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Suhu berfungsi
memeperlihatkan aktifitas kimiawi dan biologis. Pada suhu
tinggi, kemampuan pengentalan cairan akan berkurang dan
mengurangi sedimentasi. Tingkat zat oksidasi lebih besar pada
suhu tinggi dan pembusukan jarang terjadi pada suhu rendah.
e. Warna
Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi dan
mangan (secara alami), humus, plankton, tanaman air, dan
buangan. Warna dapat disebabkan oleh zat-zat terlarut dan zat
tersuspensi. Meskipun warna pada air limbah tidak
menimbulkan racun, warna menimbulkan pemandangan yang
tidak nyaman.
2. Sifat kimia
a. Biological Oxygen demand (BOD)
BOD adalah banyaknya oxygen dalam ppm atau
milligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk menguraikan
benda organic oleh bakteri sehingga limbah tersebut menjadi
jernih kembali.BOD atau kebutuhan oxygen biologis, adalah
jumlah oxygen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam
air lingkungan untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan
organic yang ada didalam air lingkungan tersebut. Sebenarnya
peristiwa penguraian bahan buangan organic melalui proses
oksidasi oleh mikroorganisme didalam air lingkungan adalah
proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan
mengandung oxygen yang cukup.
Air limbah banyak mengandung senyawa organic yang
dapat diuraikan oleh beberapa organisme terutama organisme
yang terdapat di lingkungan.Organisme pengurai aerobic,
umumnya terdiri dari mikroorganisme seperti bakteri yang
bekerja dalam air mengurai senyawa organik menjadi
karbondioksida dan air.Proses-proses ini membutuhkan
oksigen.Jika jumlah bahan organic dalam air sangat sedikit,
maka bakteri aerob mudah memecahkan tanpa mengganggu
keseimbangan oksigen dalam air.Semakin banyak zat organic
yang terkandung dalam air limbah, maka kebutuhan oksigen
oleh bakteri untuk menguraikan akan semakin tinggi pula,
sehingga oksigen terlarut dalam air akan menurun bahkan
mungkin akan habis (B.Rahmat,2018).
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oxygen
yang diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Chemical Oxygen
Demand (COD) dapat digunakan untuk menentukan bahan
organic yang terdapat pada air limbah.COD secara umum lebih
tinggi dari BOD dikarenakan lebih banyak bahan-bahan yang
terkandung di air limbah bisa dioksidasi secara kimiawi
dibandingkan secara biologis (B.Rahmat,2018).
c. Metan
Gas metan terbentuk akibat penguraian zat organik dalam
kondisi anaerob pada air limbah. Gas ini dihasilkan oleh lumpur
yang membusuk pada dasar kolam, tidak berwarna dan mudah
terbakar. Suatu kolam limbah yang menghasilkan gas metan
akan sedikit sekali menghasilkan lumpur karena lumpur telah
habis terolah menjadi gas metan, air, dan CO2.
d. Keasaman
Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman
ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya ion hydrogen dalam
air. Air buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah
menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh
mikroorganisme yang diperlukan untuk keperluan biota
tertentu. Air yang mempunyai pH rendah membuat air korosif
terhadap bahan-bahan konstruksi besi dengan kontak air.
e. Alkalinitas
Tinggi rendahnya alkalititas air ditentukan oleh adanya
senyawa karbonat, garam-garam hidroksida, kalsium,
magnesium, dan natrium dalam air. Tingginya kandungan zat-
zat tersebut mengakibatkan kesadahan dalam air. Semakin
tinggi kesadahan suatu air, maka semakin sulit berbuih. Untuk
menurunkan kesadahan air maka dilakukan pelunakan air
f. Lemak dan minyak
Kandungan lemak dan minyak yang terkandung dalam
limbah bersumber dari instalasi yang mengolah bahan baku
mengandung minyak seperti instalasi gizi. Lemak dan minyak
merupakan bahan organik bersifat tetap dan sulit diuraikan
bakteri.
g. Oksigen terlarut
Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan
BOD. Semakin tinggi BOD maka semakin rendah oksigen
terlarut. Keadaan oksigen terlarut dalam air sebagai indikator
adanya kehidupan ikan dan biota dalam air. Angka oksigen
yang tinggi menunjukkan keadaan air semakin baik.
h. Klorida
Klorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Klorida
sebagai klor bebas berfungsi sebagai desinfektan tetapi dalam
bentuk ion yang bersenyawa dengan ion.
i. Fosfat
Kandungan fosfat yang tinggi menyebabkan terjadinya
eutrofikasi yaitu pertumbuhan alga dan organisme lainnya yang
subur. Pengukuran kandungan fosfat dalam air limbah
berfungsi untuk mencegah terjadinya kadar fosfat yang tinggi
sehingga tumbuh-tumbuhan dalam air berkurang jenisnya dan
tidak akan merangsang pertumbuhan tanaman air. Kesuburan
tanaman ini akan mengganggu kelancaran arus air dan
mengurangi oksigen terlarut.
3. Sifat biologi
Mikroorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi,
yakni hampir dalam semua bentuk limbah cair. Kebanyakan
merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu
melakukan proses-proses kehidupan seperti tumbuh, bermetabolisme,
dan bereproduksi. Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan limbah
cair merupakan kunci efisiensi proses biologi. Bakteri juga berperan
penting dalam mengevaluasi kualitas air (Halym, 2013)
2.4 Standar Baku Mutu Air Limbah

Berdasarkan karakteristik yang dimiliki limbah cair rumah


sakit tersebut, maka dibutuhkan suatu pengelolaan khusus terhadap
limbah cair rumah sakit, sebab bila tidak dikelola dengan baik maka
dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Tabel 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
No.5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
Konsentrasi Paling Tinggi
Nilai Satuan
Parameter
PH 6-9 -
BOD 50 Mg/L
COD 80 Mg/L
TSS 30 Mg/L
Total Coliform 5000 MPN/100 ml

2.1 Dampak Air Limbah


Limbah cair rumah sakit cenderung bersifat infeksius dan kimia
beracun yang dapat memengaruhi kesehatan manusia, serta
memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola
dengan baik. Semakin tinggi tipe rumah sakit maka semakin tinggi
jumlah dan jenis limbah yang dihasilkan, bahkan karena
kompleksitasnya melebihi beberapa jenis industri pada umumnya.
Jenis limbah rumah sakit juga memiliki rentang dari berbagai bahan
organik, bahan berbahaya, radioaktif bahkan bakteri atau mikroba
patogenik. Salah satu penyakit yang ditimbulkan akibat limbah cair
rumah sakit adalah infeksi nosocomial (BPPT,2014).
Limbah yang berasal dari rumah sakit dapat berfungsi sebagai
media penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita
maupun masyarakat. Gangguan tersebut dapat berupa pencemaran
udara, pencemaran air, tanah, pencemaran makanan dan minuman.
Pencemaran tersebut merupakan agen agen kesehatan lingkungan yang
dapat mempunyai dampak besar terhadap manusia (Fitriani,2014).
Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar
bagi lingkungan yang dapat memberi dampak negatif berupa gangguan
terhadap kesehatan, kehidupan biotik serta gangguan terhadap
keindahan sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
lingkungan (Mulyati, 2014).
Limbah cair yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi
sarang vektor penyakit. Vektor penyakit tersebut dapat membawa
mikroorganisme patogen penyebab penyakit, seperti diare, kolera,
filarial, penyakit cacing, dan tifoid. Penyakit yang ditimbulkan dari
limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis (Sumantri, 2015).
2.6 Pengolahan Air Limbah
Pengolahann limbah rumah sakit merupakan bagian dari kegiatan
penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari
limbah rumah sakit. Upaya pengelolaan limbah rumah sakit dapat
dilaksanaan dengan menyiapkan perangkat lunaknya yang berupa
peraturan, pedoman dan kebijakan yang mengatur pengelolaan dan
peningkatan kesehatan di lingkungan rumah sakit (Adisasmito,2014).
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan
berkelanjutan maka harus dilaksanakan upaya-upaya pengendalian
pencemaran lingkungan pada fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan
dasar tersebut, maka fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan
menyediakan instalasi pengolahan air limbah atau limbah cair
(Ningrum, 2014).
Pengolahan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
merupakan upaya untuk meminimalkan kadar pencemar yang
terkandung dalam limbah cair sehingga dapat memenuhi standar Baku
Mutu (Wahyuni, 2014).
Pengelolaan limbah RS yang tidak baik akan memicu resiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke
pekerja, dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan
ke masyarakat pengunjung Rumah Sakit. Limbah cair Rumah Sakit
dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya
diukur dengan parameter BOD, COD, TSS, dan lainlain (Putri, 2011).

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum MitraDelima


3.1.1 Profil Rumah Sakit Umum Mitra Delima
RSU Mitra Delima adalah rumah sakit tipe D milik PT.
Graha Mitra Delima yang berlokasi di Jalan Raya Bulupayung 1B
Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang. RSU Mitra Delima
berdiri sejak tahun 2010 dan menerima rujukan dari puskesmas dan
fasilitas kesehatan tingkat 1 lainnya di wilayah sekitarnya,dengan
jumlah tempat tidur 53 TT. RSU Mitra Delima berada di lokasi
yang strategis dengan tingkat transportasi yang baik karena terletak
di jalur utama arah Kabupaten Malang bagian timur dan selatan ke
Kota Malang. RSU Mitra Delima terletak di Kecamatan
Bululawang Kabupaten Malang yang berbatasan dengan
Kecamatan Tajinan di sebelah utara, sebelah timur berbatasan
dengan Kecamatan Wajak, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Turen dan Gondanglegi dan sebelah barat berbatasan
dengan Kecamatan Pakisaji.
Rumah sakit ini memberi pelayanan kesehatan yang cukup
lengkap dengan dokter umum 10 orang, 13 dokter spesialis dan 1
dokter gigi.Indikator kinerja rumah sakit pada bulan Agustus 2016
yaitu jumlah pasien rawat inap 461, Bed Occupancy Rate (BOR)
60%, Average Length of Stay (ALOS) 3 hari, Bed Turn Over
(BTO) 6 kali, dan Turn Over Interval (TOI) 2 hari. Tim Humas dan
Marketing dibentuk oleh Direktur RSU Mitra Delima melalui SK
Direktur nomor 232/V/SK/RSMD/1506/2015.
Tim Humas dan Marketing terdiri dari ketua, sekretaris dan 6
orang anggota yang mempunyai uraian tugas diantaranya untuk
melakukan manajemen keluhan pasien dan keluarga serta
masyarakat sekitar terkait pelayanan kesehatan di RSU Mitra
Delima, memperkenalkan pelayanan kesehatan RSU Mitra Delima
kepada masyarakat sekitar, melakukan komunikasi dan kerjasama
dengan badan usaha serta fasilitas kesehatan lain di sekitar RSU
Mitra Delima, dan melakukan analisa keluhan serta menyampaikan
hasil investigasi dari komplain maupun konflik yang terkait dengan
pelayanan di RSU Mitra Delima.
3.1.2 Visi dan Misi
a. Visi RSU Mitra Delima
Menjadikan RSU Mitra Delima sebagai Rumah Sakit Pilihan
Pertama bagi Masyarakat Wilayah Kecamatan Bululawang dan
sekitarnya.
b. Misi RSU Mitra Delima
1. Mewujudkan Pelayanan dengan Mengutamakan Mutu
dan Keselamatan Pasien.
2. Mewujudkan Gedung Peralatan dan Penampilan Staf
yang baik.
3. Mewujudkan Kinerja Karyawan yang
Disiplin,Jujur,Loyal dan Bertanggung Jawab.
4. Mewujudkan Pelayanana yang Cepat serta Penyampaian
Informasi yang Jelas dan Tegas.
5. Ketersediaan Dokter Spesialis yang Lengkap
6. Peningkatan Ilmu Pengetahuan yang Berkelanjutan bagi
Staf.
7. Pelayanan dengan Sopan Santun dan Penuh Perhatian.
3.1.3 Nilai dasar RSU Mitra Delima
a) Jujur
b) Loyalitas
c) Disiplin
d) Tanggung Jawab
3.1.4 Tujuan RSU Mitra Delima
Memberikan pelayanan kesehatan dengan sopan santun penuh
perhatian.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kondisi IPAL Rumah Sakit Umum Mitra Delima


4.2 Parameter Air Limbah di RS Mitra Delima
4.3 Sistem Pengolahan Air Limbah di Rumah Sakit Umum Mitra
Delima
4.4 Proses Pengolahan Air Limbah di Rumah Sakit Umum Mitra
Delima

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. 2014. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit (Cetakan
ke-3). Jakarta: Rajawali Press.

Anfal,AL.2020.Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Rumah Sakit Terhadap


Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sundari Medan
Tahun 2018.Excellent Midwifery Journal. 3 (2) : 1-19

BPPT.2014. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Menuju Green Hospital. Badan


Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 1(1) 25-26

B,Rahmat & Anwar,M.2018.Studi Karakteristik dan Kualitas BOD dan COD


Limbah Cair Rumah Sakit Umum Daerah Lanto DG.Pasewang Kabupaten
Jeneponto. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK). 1 : 1-19.

Buntaa,M.V.,dkk.2019. Analisis Kualitas Air Limbah Rumah Sakit Bhayangkara


Tingkat Iii Kota Manado.Jurnal KESMAS.8 (4) : 1-6

Fitriani,A.2014. Pengawasan Pengendalian Limbah Cair Rumah Sakit di Kota


Pekanbaru (studi kasus Rumah Sakit Andini Rumbai Pekanbaru).Jom
FISIP. 1 (2) : 1-15

Halym D.; Djohan A. J. 2013. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit. Jakarta Penerbit
: Salemba Medika.

Khalik,A.2015. Analisis Sistem Pengolahan Air Limbah Pada Kelurahan Kelayan


Luar Kawasan IPAL Pekapuran Raya PD PAL Kota Banjarmasin.Jurnal
Poros Teknik.7 (1) : 1-53

Listiyono,R.A.2015. Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan di Rumah Sakit


Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi
Rumah Sakit Tipe B. 1 (1) : 1-7

Mulayati,M & JM Sri,N.2014.Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah


Sakit RK Charitas Palembang.Jurnal Ilmu Lingkungan.12 (2) : 66-71

Ningrum,P.T dan Khalista,N.N.2014. Gambaran Pengelolaan Limbah Cair Di


Rumah Sakit X Kabupaten Jember. Jurnal IKESMA.10 (2) : 140-151
Putri, N.W. 2011. Analisis Sistem Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Lubuk Basung Tahun 2011. Jurnal Teknik Sipil.
Universitas Andalas : Padang.

Sitompul,H.J.L.2017.Analisis Pengolahan Limbah Cair RSUD Dr.Hadrianus


Sinaga Pengururan Kabupaten Samosir.Skripsi.Sumatera Utara :
Universitas Sumatera Utara.

Sumantri, A. 2015. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Wahyuni,N.M.I.,dkk.2014.Efektivitas Sistem Biofilter Aerob Dalam Menurunkan


Kadar Amonia Pada Air Limbah.Eucotrophic.8 (1) : 79-85

Anda mungkin juga menyukai