Kasus KDRT :
https://metro.tempo.co/read/1469621/kdrt-suami-penganiaya-istri-di-tangerang-terancam-
5-tahun-penjara/full&view=ok
https://surabaya.liputan6.com/read/4037494/polisi-amankan-driver-ojek-online-yang-
lecehkan-penumpang
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2021/majikan-aniaya-art-di-surabaya-pipa-
paralon-sampai-setrika-jadi-barang-bukti/
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210519205329-12-644480/majikan-pelaku-
penganiayaan-art-di-surabaya-ditahan
2. Menghilangkan paham patriarki pada masyarakat terutama pada orang tua yang
sangat memegang teguh paham ini. Dengan cara :
e. Pendidikan kesetaraan gender sedari kecil agar saat dewasa antara pria dan
wanita dapat bergerak bersama dan menyiptakan lingkungan yang aman bagi
setiap manusia. Kesetaraan gender berarti tidak hanya pemerataan antara laki-
laki dan perempuan di semua ranah masyarakat,namun juga tentang aspek
kualitatif, memastikan bahwa pengetahuan dan pengalaman laki-laki dan
perempuandigunakan untuk mendorong kemajuan di semua aspek
masyarakat.
3. Membuat aplikasi simulasi jika menjadi korban atau menjadi saksi dari kekerasan
terhadap perempuan. Baik dalam ranah keluarga ataupun ranah public. (kenapa
sih ini kok penting. Dalam pandangan korban, saat terjadinya kekerasan perlu
beberapa saat untuk merespon apa yang terjadi pada dirinya. Tidak bisa langsung
menolak dan menganggap hal tersebut termasuk sexual harassment atau hanya
ketidak sengajaan. Karena sering dijumpai kalau korban menegur pelaku, pelaku
seolah tidak tahu dan tidak melakukan apa-apa. Selain itu dalam pandangan saksi,
banyak dari kita mungkin pernah melihat Tindakan kekerasan terhadap sesame
perempuan tetapi kita bingung harus melakukan apa. Karena terlalu banyak hal
yang kita pikirkan, ada ketakukan justru akan membuat situasi menjadi jauh lebih
buruk bahkan membahayakan dirinya dan korban) Langkah yang bisa ditempuh :
SAKSI :
a. Ditegur : secara tegas tanpa ragu saksi beraksi mengehtikan kekerasan.
Misalnya dengan menegur pelaku secara langsung. Ini metode paling jitu
tetapi paling beresiko. Perlu keberaniah optimal dan harus memastikan situasi
saksi dan korban aman. Karena bisa saja pelaku menyerang saksi. Pikirkan
scenario terbaik.
b. Dialihkan : mengalihkan perhatian korban ataupun pelaku sehingga kekerasan
dapat dihentikan. Intinya ciptakan gangguan pada pelecehan, caranya
bermacam-macam. Missal dengan mengajak berbicara korban atau pelaku
dengan menanyakan alamat atau hal lainnya. SKSD sangat diijinkan untuk hal
ini.
c. Dilaporkan : bila khawatir melakukan Tindakan pencegahan sendirian bisa
mencari bantuan ke orang lain. Pertolongan dapa diminta kepada siapapun
yang penting bisa diajak kerja sama melakukan interferensi. Andalkan
penilaian terbijak! Karena tidak semua korban merasa nyaman jika dilaporkan
kepada polisi.
d. Ditenangkan : saksi bisa mengajak berbicara dan menenangkan korban.
Dengan menanyakan kondisinya setelah kejadian. Ajak korban duduk,
tenangkan dirinya, dan tawarkan bantuan apa yang bisa diberikan. Tapiii
jangan memperparah keadaan dengan mengorek-orek hal yang tidak perlu.
e. Direkam : saksi bisa merekam kejadian yang terjadi. Agar korban memiliki
bukti yang konkret jika ingin melaporkannya. Rekaman perlu focus ke aksi
pelaku serta sebisa mungkin merekam petunjuk lokasi dan wajib
menyebutkan tanggal dan waktu kejadian. Jangan langsung disebar ke media
sosial biarkan korban yang menentukan, apa yang ingin ia lakukan dengan
rekaman itu.
4. Mengadakan seminar tentang pernikahan. Mulai dari tujuan, apasaja yang harus
dipersiapkan baik mental dan fisik. Komitmen dan lain sebagainya agar setiap
insan yang menikah benar-benar mengerti value yang mau mereka capai.
: represif
Saya meyakini bahwa sekuat apapun upaya pencegahan pelaku masih akan
tetap bisa melihat celah. Oleh karena itu perlu adanya upaya lanjutan.
2. Dalam segi hukuman bagi pelaku akan dipenjaran mulai minimal 15 tahun
maximal hukuman seumur hidup. Bila sudah bebas pelaku tidak langsung keluar
begitu saja tetapi bersyarat dengan memakai gelang pelacak untuk selalu
mendeteksi mobilitas pelaku yang dilakukan selama minimal 3 tahun, dan
diwajibkan melapor setiap hari ke kantor polisi.
4. Untuk korban akan ada perlindungan ekstra dari komnas perempuan yang
menjamin keamanan privasi. Dan akan dibentuk suatu bagian dalam komnas
perempuan untuk penyembuhan mental korban bila keluarga tidak mampu atau
keluarga korban tidak ingin mengurus korban lagi. Sebisa mungkin korban diberi
konseling dan aktivitas lain yang mengalihkan ingatan kelamnya. Walaupun tidak
bisa lupa 100% setidaknya bisa sedikit demi sedikit.