AKSI PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
JUDUL
Peningkatan Sistem Perencanaan Dalam Rangka
Efisiensi dan Efektifitas Penyerapan Anggaran
Kegiatan Direktorat Bina Penataan Bangunan
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya Laporan Implementasi Aksi Perubahan. Implementasi Aksi Perubahan ini
dilakukan secara mandiri dan kegiatan dalam penyusunannya lebih banyak dilakukan
secara jarak jauh baik melalui komunikasi telpon, text massage melalui WA, Email
karena memperhatikan protokol kesehatan untuk menghindari resiko penyebaran
penyakit akibat kejadian pandemi Covid 19.
Laporan Aksi Perubahan ini berisi 3 bagian penyajian yaitu Deskripsi Proses
Kepemimpinan, Deskripsi Hasil Kepemimpinan, dan Keberlanjutan Aksi Perubahan
dengan menetapkan target capaian jangka menengah dan jangka panjang.
Laporan ini dapat tersusun karena peran, masukan, data dan informasi serta
dan bahan/modul yang diberikan oleh banyak pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepad Ibu Diana Kusumastuti, Direktur Bina
Penataan Bangunan selaku Mentor, kepada Bpk. Dr. A. Hasanudin selaku Coach, dan
kepada Bpk. Ir. Herman Suroyo, MT selaku Penguji.
Fajar Santoso H
3
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA 26
4
DAFTAR LAMPIRAN
5
A. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN
Untuk itu seorang pemimpin harus dapat meningkatkan kapasitas dirinya sendiri
untuk menjadi role model bagi orang yang dipimpinnya, dengan kata lain harus
memnangun integritas. Integritas seorang pemimpin juga harus dilengkapi dengan
akuntabilitas, dimana integritas dan akuntabilitas tersebut dapat terwujud dalam nilai-
nilai organisasi yang menjadi bagian dari keseharian dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab menjadi suatu budaya kerja.
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara dan pemimpin suatu organisasi sudah
seharusnya setiap insan ASN untuk membangun integritas dalam rangka
peningkatan diri (self mastery) sebagai individu dan juga dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi.
Peningkatan diri ASN dalam rangka membangun integritas perlu didasari Wawasan
Kebangsaan Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara Kepemimpinan Pancasila.
Selanjutnya, didasari oleh kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme, setiap insan
ASN perlu membekali dirinya dalam memahami Manajemen Perubahan Sektor
6
Publik, Kepemimpinan Transformasional, Jejaring Kerja, dan Komunikasi Efektif
yang telah diberikan dalam Agenda 2 PKA.
Pemimpin harus dapat memimpin dengan contoh dan menciptakan lingkungan kerja
yang profesional bagi para bawahannya. Pemimpin bertanggung jawab untuk
timnya, dan secara aktif mengelola kinerja timnya. Pemimpin selalu memastikan
bawahannya menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan organisasi, dan
mematuhi manajemen risiko yang ada di tempat kerja. Pemimpin menjamin
pelaporan internal memfasilitasi deteksi dini dan berkontribusi terhadap perbaikan
terus-menerus dari organisasi.
Untuk itu 5 (lima) hal berikut sangat penting bagi pemimpin untuk membangun
integritas di tempat kerja (Eko Suhascaryo, 2019: http://www.ekosuhas.com/membangun-
integritas-tempat-kerja/):
1. Etika Kepemimpinan.
a. Memimpin dengan contoh.
Etika di tempat kerja harus dimulai dari atas dengan mengambil tanggung
jawab untuk membangun tempat kerja yang profesional. Tidak hanya
menyampaikan pesan yang jelas tentang perilaku etis dan integritas, tetapi juga
harus menjadi model. Juga menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai dan
tujuan organisasi secara konsisten.
7
yang tepat waktu, didukung oleh bukti-bukti, dan dibuat dengan memperhatikan
nilai-nilai organisasi.
f. Menilai bawahan.
Secara teratur mengingatkan bawahan tentang kontribusi positif dan penting
yang mereka buat untuk masyarakat, dan bagaimana perilaku mereka
membantu membangun dan memelihara kemitraan dengan masyarakat.
Memperkuat pentingnya bawahan terus menjadi bagian dari jaringan mereka.
b. Mengenal bawahannya.
Menaruh minat pada bawahannya dan secara aktif terlibat dalam pengelolaan
pekerjaan mereka, dan bagaimana mereka melakukannya. Mengetahui
bawahan adalah tentang menunjukkan rasa hormat dan memberikan dukungan
di tempat kerja. Seorang pemimpin mungkin juga ingin mempertimbangkan jika
bawahannya memiliki keterampilan atau pengalaman yang bisa
menguntungkan timnya.
c. Memeriksa kinerja.
Berbagai data prestasi kerja dan keluhan dapat membantu mengidentifikasi
potensi masalah kinerja dan integritas di tempat kerja. Data-data yang
8
dihasilkan bagian Sumber Daya Manusia dapat digunakan untuk memantau
tren di area-area yang ada, dan untuk membantu mengidentifikasi potensi
kesalahan atau isu-isu manajemen di area-area tersebut.
d. Memeriksa pengaduan.
Data pengaduan dapat memberikan indikator yang berguna bagi kinerja dan
kekhawatiran integritas. Jumlah dan jenis keluhan terhadap bawahan akan
membantu pemimpin mengidentifikasi tren potensial dalam perilaku.
g. Selalu siap.
Pemimpin selalu tersedia untuk bawahannya. Membangun saluran komunikasi
terbuka dan teratur dengan bawahan untuk membantu menumbuhkan dan
membangun kepercayaan. Menciptakan peluang pertemuan formal dan
informal untuk membahas kinerja, masalah perilaku, etika atau lainnya.
9
bawahan untuk mengambil tanggung jawab dalam pengembangan dan
pembelajaran mereka.
e. Praktek pengambilan keputusan etis.
Memperkenalkan pelatihan berbasis skenario dan latihan kelompok untuk
mendidik bawahan tentang membuat pilihan etis.
f. Mengidentifikasi “role model”.
Mengidentifikasi orang dalam organisasinya yang dapat bertindak sebagai role
model dan mentor untuk membantu bawahan mengembangkan keterampilan
etika kepemimpinan.
g. Belajar dari kesalahan.
Mengembangkan lingkungan pembelajaran di mana bawahan dapat belajar
dan berkembang dari pengalaman, dengan mengidentifikasi dan berdiskusi
dengan bawahan bagaimana kesalahan bisa dikelola dengan lebih baik.
h. Bertindak untuk mencegah.
Bertindak dengan integritas berarti bahwa bawahan harus bertindak dengan
kejujuran, dan kekuatan moral, serta keberanian. Memelihara lingkungan
dimana bawahan merasa nyaman untuk berbicara dan ikut campur tangan bila
diperlukan.
i. Mengakui bawahan.
Secara teratur baik formal maupun informal memberikan penghargaan dan
mengakui perilaku etis di tempat kerja.
10
c. Memonitor kecenderungan.
Memantau munculnya risiko etika dengan melakukan pemindaian lingkungan
secara berkala, dapat mencakup pemantauan kecenderungan dan isu-isu serta
mengembangkan respon tempat kerja terhadap risiko potensial.
d. Memperkuat kebijakan.
Memperkuat kebijakan dan proses untuk mengelola isu-isu dan risiko yang
dikaitkan dengan perilaku yang tidak benar, penyimpangan dan korupsi.
Memastikan bawahan memahami masalah dan risiko yang berkaitan dengan
kebijakan dan proses, mereka bertanggung jawab untuk memastikan
kesesuaian, dan paham kemana untuk mendapatkan saran atau informasi lebih
lanjut.
e. Monitor kepatuhan.
Pemimpin memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan bawahan
terhadap kebijakan. Pertimbangkan pengembangan prosedur untuk membantu
bawahan dalam memenuhi tanggung jawab dan kewajiban etika. Menjaga
kesehatan etika tempat kerja akan membantu pemimpin untuk lebih baik dalam
mengelola risiko tersebut.
f. Melakukan audit.
Melakukan audit tempat kerja secara teratur untuk memastikan bahwa
bawahan mematuhi kewajibannya berdasarkan kebijakan dan prosedur
organisasi, dalam kaitannya dengan risiko bidang manajemen yang harus
dipatuhi. Gunakan alat audit yang tersedia atau daftar periksa untuk
memastikan bahwa tempat kerja selalu konsisten dengan praktik yang baik.
g. Melibatkan dukungan.
Meminta dukungan dari bagian pengembangan profesional, bagian pendidikan
dan pelatihan, bagian standar etika untuk melakukan sesi pelatihan dan
pendidikan di bidang kebijakan dan risiko untuk bawahannya.
h. Menyertakan etika dan integritas.
Pastikan etika dan integritas adalah termasuk dalam semua pendidikan,
pelatihan dan praktek di tempat kerja. Memperkenalkan pelatihan etika dan
integritas yang spesifik untuk bawahan yang ditugaskan di area beresiko tinggi
terhadap penyimpangan.
11
i. Penggunaan skenario.
Menjalankan serangkaian skenario pelatihan atau latihan terkoordinasi untuk
pengujian prosedur operasi manajemen risiko. Konsultasikan dengan bagian
standar etika dan integritas untuk membantu pengembangan skenario.
c. Mengaktifkan pelaporan.
Mendidik bawahan tentang proses untuk melaporkan masalah integritas.
Peraturan yang mengatur tata cara pelaporan pelanggaran yang serius harus
dibuat.
12
g. Dukungan bawahan.
Semua bawahan memiliki hak untuk merasa nyaman dan aman di tempat kerja
yang profesional dan penuh hormat. Berhati-hati dari segala pengaruh yang
mengganggu stabilitas, seperti orang-orang yang menghambat proses
pengaduan atau melecehkan orang-orang yang membuat pengaduan internal.
A.1.2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu ukuran/standar yang menunjukkan seberapa besar
tingkat kesesuaian penyelenggaraan penyusunan kebijakan publik dengan peraturan
hukum dan perundang-undangan yang berlaku untuk alasan atau penilaian
organisasi bersangkutan.
Akuntabilitas sektor publik sangat terkait dengan kinerja sektor publik yang tidak
hanya kepatuhan terhadap peraturanperundang-undangan, tetapi juga pada
bagaimana mencapai outcomes dengan efisien dan efektif.
Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi organisasi, terutama bagi
kepemimpinan administrator, karena sebagai langkah menegakkan pengelolaan
administrasi kepada pimpinan organisasi menuju good governance. Hal ini
dimaksudkan agar individu/sebagai pemimpin dalam pemerintahan mampu
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara yang digunakan untuk
sebaik-baiknya pelayanan publik.
13
Tiga jenis akuntabilitas yang harus menjadi perhatian kepemimpinan administrator
adalah sebagai berikut:
1. Pentingnya Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dari sasaran dari kebijakan
dan program.
Hal terpenting dalam membentuk suatu sistem akuntabilitas adalah
mengembangkan suatu pernyataan tujuan dengan cara yang konsisten. Pada
dasarnya, tujuan dari suatu kebijakan dan program dapat dinilai, akan tetapi
kebanyakan dari pernyataan tujuan yang dibuat terlalu luas, sehingga
mengakibatkan kesulitan dalam pengukurannya. Untuk itu diperlukan suatu
pernyataan yang realistis dan dapat diukur.
2. Pola pengukuran tujuan.
Setelah tujuan dibuat dan hasil dapat diidentifikasikan, perlu ditetapkan suatu
indikator kemajuan dengan mengarah pada pola pencapaian tujuan dan hasil. Ini
adalah tugas yang paling kritis dan sangat sulit dalam menyusun suatu sistem
akuntabilitas. Memilih indikator untuk mengukur suatu arah kemajuan pencapaian
tujuan kebijakan dan sasaran program membutuhkan cara-cara dan metode
tertentu agar indikator terpilih dan mencapai hal yang dibagikan oleh pembuat
kebijakan
3. Pengakomodasian sistem insentif.
Pengakomodasian sistem yang insentif merupakan suatu sistem yang perlu
disertakan dalam sistem akuntabilitas. Penerapan sistem insentif harus dilakukan
denga hati-hati. Adakalanya sistem insentif akan mengakibatkan hasil yang
berlawanan dengan yang direncanakan.
14
4. Pelaporan dan penggunaan data.
Suatu sistem akuntabilitas kinerja akan dapat menghasilkan data yang cukup
banyak. Informasi yang dihasilkan tidak akan berguna kecuali dirancang dengan
hati-hati, dalam arti informasi yang disajikan benarbenar berguna bagi pimpinan,
pembuat keputusan, manajer-manajer program dan masyarakat. Bentuk dan isi
laporan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, ini merupakan pedoman
pelaporan informasi dalam suatu sistem akuntabilitas.
5. Pengembangan kebijakan dan manajemen program yang dikoordinasikan untuk
mendorong akuntabilitas.
Pengembangan sistem akuntabilitas harus dilakukan dengan cara yang
terkoordinasikan, tidak secara independen program demi program.
15
A.2. Pengelolaan Budaya Kerja
Kementerian PUPR memiliki budaya kerja atau budaya organisasi yang bernama “i-
Prove” yang memiliki arti Intergritas, Profesional, Orientasi Misi, Visioner dan Etika-
Akhlakul Karimah untuk mendorong penerapan kode etik dan kode perilaku Pegawai
PUPR.
Budaya kerja I-Prove merupakan perwujudan dari peraturan kode etik dan kode
perilaku di Kementerian PUPR melalui beberapa fase hingga terbentuknya Permen
PUPR Nomor 7/PRT/M/2017. Bermula dari motto kementerian “Berkerja Keras,
Bergerak Cepat dan Bertindak Tepat” yang dicetuskan oleh Ir. Sutami (Menteri PU
Tahun 1963) terbentuklah nilai yang mendalam pada setiap Pegawai PU. Nilai yang
mendalam pada setiap Pegawai PU kemudian dijadikan sebuah pedoman budaya
organisasi yang dikenal denga “Budaya Kerja PNS Pekerjaan Umum” sebagai
panduan dan nilai yang diturunkan pada setiap Pegawai PU. Selanjutnya pada tahun
2012 dibentuklah Permen PUPR NOMOR 06PRT/M/2012 Tentang Kode Etik Dan
Kode Perilaku Pegawai Kementerian PUPR, dan saat ini telah direvisi menjadi
Permen PUPR Nomor 7/PRT/M/2017 Tentang Kode Etik Dan Kode Perilaku
Pegawai Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
- Komitmen pimpinan dalam penerapan peraturan kode etik dan kode perilaku;
- Sense of belonging Pegawai terhadap nilai budaya organisasi “berkerja keras,
berkerja cepat, berkerja tepat;”
- Strategi sosialisasi yang disampaikan oleh Kementerian PUPR;
- Evaluasi Peraturan kode etik dan kode perilaku secara berkala;
- Analisis resiko dalam penerapan kode etik dan kode perilaku dan;
- Regulasi mengenai reward and punishment.
16
- Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem organisasi atau
instansi tersebut
- Menggali budaya yang ada dalam organisasi tersebut;
Jejaring kerja ini sesungguhnya adalah jejaring sosial yang merupakan jejaring
hubungan yang dimiliki seseorang dengan orang lain baik dalam konteks personal
(jejaring kerja personal) maupun dengan orang lain dalam konteks organisasi
(jejaring kerja organisasi).
A.3.2 Kolaborasi
Kolaborasi adalah proses yang mendasar dari bentuk kerjasama yang melahirkan
kepercayaan, integritas dan terobosan melalui pencapaian konsensus, kepemilikan
dan keterpaduan pada semua aspek organisasi.
18
B. DESKRIPSI HASIL KEPEMIMPINAN
1. Aksi Perubahan
Pencapaian pelaksanaan tahapan dalam Rancangan Aksi Perubahan Peningkatan
Sistem Perencanaan Dalam Rangka Efisiensi dan Efektifitas Penyerapan Anggaran
diukur sebagai berikut sebagai berikut (Jadwal RAP pada lampiran 1):
I. Persiapan
Uraian Kegaitan Terlaksana Terlaksana Tidak Keterangan
sebagian Terlaksana
Penyiapan bahan penyusunan SOP V Lampiran 2
Pemetaan dan Pemanfaatan V Lampiran 3
Sumberdaya
Identifikasi dan analisa stakeholders V lampiran 4
Sosialisasi RAP di lingkungan Direktorat V -
BPB
Pengumpulan data dan informasi V Lampiran 5
Konsultasi Progress Persiapan kpd V -
Mentor
Mengkonsep draf pembentukan Tim V -
Kerja
Menghubungi stakeholders V Evidence hanya
berupa screenshot
WA (lampiran 6)
19
II. Pembentukan Tim Efektif (Tim kerja)
Uraian Kegaitan Terlaksana Terlaksana Tidak Keterangan
sebagian Terlaksana
Konsultasi SK Tim Efektif V Anggota Tim Efektif
direncanakan
berdasarkan
identifikasi dan
analisa jejaring
kerja
Sosialisasi dan rapat pembagian tugas V -
Tim Kerja
20
2. Kerangka Proses Kepemimpinan
21
e. Sebagai instrumen yang dapat melindungi aparatur dari kemungkina
tuntutan hukum karena tuduhan melakukan penyimpangan;
f. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas;
g. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam
memberikan pelayanan;
Jejaring kerja dalam Aksi Perubahan telah dimulai sejak Tahapan Persiapan pada
saat melakukan pemetaan dan identifikasi stakeholders. Pemetaan stakeholders
tersebut dapat dilakukan melalui identifikasi dan analisa stakeholders metode
interest-influence matrix (Eden & Eckermann, 1998) atau yang lebih dikenal dengan
metode 4 kuadran analisa stakeholders seperti gambar berikut:
22
Tabel Tingkat Kepentingan dan Pengaruh Stakeholders
a. Derajat kepentingan
1) Tinggi: memiliki harapan, aspirasi dan manfaat potensial yang tinggi atas
efisiensi dan efektifitas sistem perencanaan Direktorat BPB.
2) Sedang: memiliki harapan dan aspirasi tetapi tidak menerima manfaat
potensial secara langsung dari efisiensi dan efektifitas sistem perencanaan
Direktorat BPB.
3) Rendah: Tidak memiliki harapan, aspirasi dan manfaat potensial atas efisiensi
dan efektifitas sistem perencanaan Direktorat BPB.
23
b. Derajat pengaruh
Manfaat Aksi Perubahan yang diharapkan adalah penyerapan anggaran yang lebih
baik melalui perbaikan sistem perencanaan yang dapat dicapai melalui:
1. Mendorong lebih siapnya readiness criteria untuk pelaksanaan kegiatan;
2. Meningkatkan koordinasi antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan;
3. Mitigasi resiko atas hambatan yang potensial menyebabkan rendahnya
penyerapan anggaran;
Manfaat lain dari peningkatan sistem perencanaan adalah tersedianya SOP yang
membuka peluang untuk diperbaharui sehubungan dengan adanya unit Eselon II
baru pada Tahun 2020 yang akan menjadi mitra kerja terkait dengan tusi Direktorat
BPB yaitu Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Direktorat Kepatuhan Internal.
Selain itu melalui penyusunan SOP akan lebih jelas pembagian kerja dan tanggung
jawab pejabat fungsional perencanaan karena adanya rencana perampingan struktur
pada tahun 2020, yaitu penugasan yang semula dilakukan oleh pejabat pengawas
menjadi beralih kepada pejabat fungsional. Pendistribusian pelaksanaan tugas dan
fungsi menjadi lebih terbuka dibandingkan sebelumnya hanya kepada 2 pejabat
pengawas (dua kepala seksi). Pendistribusian pelaksanaan tugas dan fungsi dapat
lebih difokuskan kepada kelompok jafung tertentu
25
C. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN
Tindak lanjut dari Aksi Perubahan berupa Peningkatan Sistem Perencanaan melaui
penyusunan SOP ini adalah sebagai berikut:
1. Jangka Pendek:
Finalisasi SOP dengan melakukan pemetaan kepentingan dalam sistem
perencanaan yang melibatkan pemangku kepentingan baru, yaitu Direktorat Bina
Teknik Perumahan dan Permukiman, serta Direktorat Kepatuhan Intern.
2. Jangka Menengah:
- Tingkat penyerapan keuangan Direktorat BPB TA 2021 dstnya meningkat.
- Pengintegrasian Sistem Informasi BPB eksisting ke dalam SI Pengembangan
Kawasan Permukiman, dimana SI BPB yang berisi modul perencanaan yang
digunakan untuk penyaringan usulan kabupaten/kota yang diinput oleh Balai
dapat terintegrasi dengan kegiatan prioritas SI PKP yang berbasiskan prioritas
kawasan (rawan air, sanitasi, kapasitas fiskal, dan daerah tertinggal).
3. Jangka Panjang:
Adanya SOP perencanaan yang terintegrasi dengan SOP pelaksanaan kegiatan
dalam rangka efiseinsi dan efektifitas penyerapan.
26
DAFTAR PUSAKA
Direktorat BPB: Rencana Strategis Direktorat Bina Penataan Bangunan Tahun 2020-
2024, 2019
27
Lampiran I
28
Lampiran II:
Permen PANRB No: 35 Tahun 2012
29
Format SOP
30
Contoh SOP Perencanaan Anggaran
1. SOP penyusunan pagu Indikatif
31
3. SOP penyusunan KPJM
32
Lampiran III: Pemetaan dan Pemanfaatan Sumberdaya
33
2. Eksterna Subdit Perencanaan Teknis Dit. BPB
34
Lampiran IV: Identifikasi dan analisa stakeholders
35
Lampiran V: Bahan/informasi Alur Revisi dari Direktorat KiP
1
SURAT PERMOHONAN REVISI
ANGGARAN DILENGKAPI DENGAN
DOKUMEN PENDUKUNGNYA
2 DOKUMEN
§ MENYETUJUI DAN MENGUSULKAN REVISI
ANGGARAN KE DIRJEN CK Cq. KIP
3 Cq.
DIRJEN CK
Dir KIP
§ DIRJEN CK MEMBERIKAN
DISPOSISI KE DIR KIP ATAS
USULAN REVISI KABALAI
REKOMENDASI TEKNIS
§ DIT SEKTOR MEMBERIKAN
SATKER BALAI/ KA BALAI § DIT KIP MENELITI USULAN REVISI REKOMENDASI TEKNIS SESUAI
PELAKSANAAN ANGGARAN DAN KELENGKAPAN PERMINTAAN DIT KIP
4DITaKIP
DOKUMEN
§ MENYIAPKAN KONSEP SURAT
USULAN PERMOHONAN REVIU REVISI
SEKJEN KEMEN PU ANGGARAN KE APIP (TTD DIRJEN)
§ MENYIAPKAN KONSEP SURAT
SURAT PERNYATAAN
USULAN REVISI ANGGARAN KEPADA 4b DIT SEKTOR
5a
DIRJEN ANGGARAN (TTD DIRJEN)
§ PERSETUJUAN MENTERI
PUPR SELAKU PA
§ PERUBAHAN OUTPUT
PRIORITAS
DIRJEN
5 · MENANDATANGANI SURAT
USULAN REVIU REVISI
ANGGARAN
· MENANDATANGANI USULAN
CATATAN HASIL REVIU CIPTA KARYA REVISI ANGGARAN
5b § MELAKUKAN REVIU
USULAN REVISI ANGGARAN
§ MENERBITKAN CHR REVISI
APIP/INSPEKTORAT KEMEN PU ·
6
MELAKUKAN PENELAAHAN
REVISI ANGGARAN
· MENERBITKAN SURAT
PENGESAHAN REVISI
DIRJEN ANGGARAN/DIPA
ANGGARAN
RKAKL Database
7 SATKER DAPAT MENDOWLOAD DIPA PETIKAN REVISI DI HTTPS://SATUDJA.KEMENKEU.GO.ID Online RKAKL DJCK
HTTPS://SATUDJA.KEMENKEU.GO.ID
1
SURAT PERMOHONAN REVISI
ANGGARAN DILENGKAPI DENGAN
DOKUMEN PENDUKUNGNYA
2 KELENGKAPAN DOKUMEN
§ MENYETUJUI DAN MENGUSULKAN REVISI
ANGGARAN KE DIR KIP
3 DIR KIP § DIT KIP MENELITI USULAN REVISI
ANGGARAN DAN KELENGKAPAN
DOKUMEN
§ MENYIAPKAN KONSEP SURAT
USULAN PERMOHONAN REVIU REVISI
ANGGARAN KE APIP (TTD DIRJEN)
§ MENYIAPKAN KONSEP SURAT
USULAN REVISI ANGGARAN KEPADA
DIRJEN ANGGARAN (TTD DIRJEN)
SATKER PUSAT DIR SEKTOR
SEKJEN KEMEN PU
5a SURAT PERNYATAAN
§ PERSETUJUAN MENTERI
4
· MENANDATANGANI SURAT
USULAN REVIU REVISI
ANGGARAN
PUPR SELAKU PA
· MENANDATANGANI USULAN
§ PERUBAHAN OUTPUT
REVISI ANGGARAN
PRIORITAS
DIRJEN
CIPTA KARYA
5b CATATAN HASIL REVIU
§ MELAKUKAN REVIU
USULAN REVISI ANGGARAN
§ MENERBITKAN CHR REVISI
APIP/INSPEKTORAT KEMEN PU ·
6
MELAKUKAN PENELAAHAN
REVISI ANGGARAN
· MENERBITKAN SURAT
PENGESAHAN REVISI
DIRJEN ANGGARAN/DIPA
ANGGARAN
RKAKL Database
7 SATKER DAPAT MENDOWLOAD DIPA PETIKAN REVISI DI HTTPS://SATUDJA.KEMENKEU.GO.ID Online RKAKL DJCK
HTTPS://SATUDJA.KEMENKEU.GO.ID
36
ALUR PROSES REVISI ANGGARAN (DIPA) KE DITJEN PERBENDAHARAAN
1
SURAT PERMOHONAN REVISI
ANGGARAN DILENGKAPI DENGAN
DOKUMEN PENDUKUNGNYA
2 § MENELITI USULAN REVISI DAN
KELENGKAPAN DOKUMEN
§ MENYETUJUI DAN MENGUSULKAN
DIRJEN CK
Cq. Dir KIP 3
REVISI ANGGARAN KE DIRJEN CK Cq. KIP
REKOMENDASI TEKNIS
§ DIT SEKTOR MEMBERIKAN
§ MENELITI USULAN REVISI ANGGARAN REKOMENDASI TEKNIS SESUAI
DAN KELENGKAPAN DOKUMEN PERMINTAAN DIT KIP
KA BALAI § MENYIAPKAN KONSEP SURAT
REKOMENDASI TEKNIS/PERSETUJUAN
USULAN REVISI
4DITaKIP
5 MENERBITKAN SURAT
4b
PENGESAHAN REVISI SURAT
ANGGARAN/DIPA REKOMENDASI
ESELON 1
6 RKAKL
Online
Database
RKAKL DJCK
SATKER MENDOWLOAD ADK RKAKL
ONLINE BESERTA DOKUKMEN DIPA
PETIKAN REVISI HTTPS://SATUDJA.KEMENKEU.GO.ID
REKOMENDASI TEKNIS
§ DIT SEKTOR MEMBERIKAN
KA BALAI REKOMENDASI TEKNIS SESUAI
SATKER PROVINSI PERMINTAAN DIT KIP
MEMENUHI KRITERIA :
§ TIDAK MERUBAH PAGU DAN
INFORMASI KINERJA DALAM
STRUKTUR DIPA (PERUBAHAN
RKAKL TIDAK MERUBAH KODE
DIGITAL STAMP)
4DITaKIP
POK 4 b DIT SEKTOR
DOKUMEN
REVISI POK/
RKAKL SATKER
5 MENGESAHKAN USULAN
REVISI POK SATKER
DIRJEN
CIPTA KARYA
6 KASATKER MENYAMPAIKAN
PERMOHONAN
PEMUTAKHIRAN DATA POK/
RKAKL KE KANWIL DJPB Database
RKAKL
SatuDJA
37
ALUR PROSES REVISI POK (PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN/RKAKL)
DIRJEN CK
Cq. Dir KIP 3
§ MENELITI USULAN REVISI POK DAN KELENGKAPAN
1 SURAT PERMOHONAN REVISI
POK BESERTA DOKUMEN
PENDUKUNGNYA
2 § MENELITI USULAN REVISI DAN
KELENGKAPAN DOKUMEN
§ MENYETUJUI DAN MENGUSULKAN
DOKUMEN
§ MENYUSUN KONSEP SURAT USULAN REVISI POK BERSERTA
REVISI ANGGARAN KE DIRJEN CK Cq. KIP DOKUMEN LAINNYA (DOKUMEN RKA SATKER) YANG AKAN
DITANDATANGANI DIRJEN CIPTA KARYA
POK
DOKUMEN
REVISI POK/
RKAKL SATKER
4 MENGESAHKAN USULAN
REVISI POK SATKER
DIRJEN
CIPTA KARYA
5 KASATKER MENYAMPAIKAN
PERMOHONAN
PEMUTAKHIRAN DATA POK/
RKAKL KE KANWIL DJPB Database
RKAKL
SatuDJA
38
Lampiran VI: Konsep SOP Sistem Perencanaan:
PELAKSANA MUTU BAKU
39
Lampiran VII: KONSEP MATRIKS SOP EVALUASI PERENCANAAN SISTEM IMFORMASI PERENCANAAN TEKNIS (1)
40
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN SISTEM IMFORMASI PERENCANAAN TEKNIS (2)
Pembuatan Akun:
USER/SLOT USULAN/PROGILE
BARU
CREATE USER
[1] KAB/KOTA NOTIFIKASI
[2] PROVINSI SIMPAN AKUN
AKUN MELALUI
[3] MASTERREVIEWER DI DATABASE
EMAIL
PEMBUATAN AKUN
DB_PERENCAN
AAN_EVALUASI
CREATE SLOT USULAN
[1] TAHUN ANGGARAN
[2] KODE USULAN
[3] START DATE
[4] END DATE
SIMPAN AKUN
DI DATABASE
41
CREATE USER
[1] KAB/KOTA NOTIFIKASI
[2] PROVINSI SIMPAN AKUN
AKUN MELALUI
[3] MASTERREVIEWER DI DATABASE
EMAIL
PEMBUATAN AKUN
DB_PERENCAN
AAN_EVALUASI
CREATE SLOT USULAN
[1] TAHUN ANGGARAN
[2] KODE USULAN
[3] START DATE
[4] END DATE
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN SISTEM IMFORMASI PERENCANAAN TEKNIS (3) SIMPAN AKUN
DI DATABASE
NOTIFIKASI SUBMIT
USULAN DARI KANTOR
PUSAT
PENGUSUL
LOGIN APLIKASI
DB_PERENCAN
OTENTIKASI
AAN_EVALUASI
KESESUAIA
N
KESESUAIA
N
KESESUAIA
N
DB_PERENCAN
SIMPAN DATABASE
AAN_EVALUASI
VIEW PROFILE
PEMBUATAN
USUALAN
42
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN SISTEM IMFORMASI PERENCANAAN TEKNIS (4)
Pengajuan Usulan Tahun T+1
PEMBUATAN
PEMBUATAN USUALAN
USUALAN
PENGAJUAN USULAN
PENGAJUAN USULAN
INPUT USULAN DI
APLIKASI
MENUNGGU
KONFIRMASI
REVIEWER
KONFIRMASI USULAN
TIDAK OK
KONFIRMA USULAN
SI
OK TIDAK
UPDATE STATUS
USULAN NOTIFIKASII ALASAN
DAN CATATAN
NOTIFIKASI STATUS
USULAN KE SATKER
DAN PERWAKILAN
PROVINSI
REVIEW USULAN
REVIEWER
43
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN SISTEM IMFORMASI PERENCANAAN TEKNIS (5)
Review Usulan:
NOTIFIKASI STATUS
USULAN KE SATKER
DAN PERWAKILAN
PROVINSI
REVIEW USULAN
REVIEWER
AKSES APLIKASI
LOGIN APLIKASI
MENENTUKAN
REVIEWER
REVIEWER
KONFIRMASI
REVIEWER
1 >1
JUMLAH
REVIEWER
KIRIM NOTIFIKASI
MELALUI EMAIL
AKSES APLIKASI
AKSES APLIKASI
BELUM ADA
LOGIN APLIKASI
LOGIN APLIKASI
KONFIRMASI TERIMA
KONFIRMASI TERIMA
TUGAS
TUGAS
MENUNGGU
KONFIRMASI
REVIEWER
KONFIRMA
SI
REVIEWER
ADA
UPDATE STATUS
REVIEWER
KIRIM NOTIFIKASI
KONFIRMASI
REVIEW USULAN
REVIEWER KE
MASTERREVIEWER REVIEW USULAN
UPDATE STATUS
REVIEW
KONFIRMASI HASIL
PENILAIAN KEPADA NOTIFIKASI HASIL REVIEW NOTIFIKASI HASIL REVIEW
REVIEWER
KONFIRMASI HASIL
MENUNGGU
KONFIRMASI KONFIRMASI HASIL
TIDAK ADA
REVIEWER
KONFIRMA
SI
ADA
REVIEWER
KONFIRMASI HASIL
PENILAIAN SETIAP
REVIEWER KEPADA
MASTERREVIEWER NOTIFIKASI HASIL REVIEW
MENUNGGU
TIDAK ADA KONFIRMASI KONFIRMASI HASIL
MASTERREVIEWER
KONFIRMA
SI
ADA
REVIEWER
PENERIMAAN
USULAN
TOLAK TERIMA
USULAN
UBAH USULAN
MENJADI KEGIATAN
DIPERBAIKI
TIDAK
DIPA
44
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN SISTEM IMFORMASI PERENCANAAN TEKNIS (6)
Input Data Monitoring:
DIPA & RAKK RELEASE
PENOLAKAN
DIPA DIPA
DB_PERENCANAA
N_EVALUASI
MONITORING
PERSIAPAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN
45
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN Sistem Imformasi Perencanaan Teknis (7)
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan:
MONITORING
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN
ADMINISTRASI UMUM
SWAKELOLA
ESKALASI
CADANGAN
JENIS
PAKET
KONTRAKTUAL
MONITORING
INPUT DATA PELAKSANAAN KEGIATAN
INPUT DATA
PROGRESS
PROGRESS
MONITORING
PELAKSANAAN KONTRAKTUAL PER-BULAN (%)
KEGIATAN
LELANG
LELANG
TIDAK
LELANG
KEGIATAN
SUBMIT DATA KE
DATABASE
LANJUTKAN
PEKERJAAN
MASALAH
SELESAIKAN
MASALAH
TIDAK
ADA
INPUT DATA MASALAH
PROGRESS
SUBMIT DATA KE
DATABASE
LANJUTKAN
BELUM PEKERJAAN
ADA
SOLUSI
INPUT DATA
PROGRESS
SUBMIT DATA KE
DATABASE
SOLUSI
LANJUTKAN
PEKERJAAN
46
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN Sistem Imformasi Perencanaan Teknis (8)
Pelaksanaan Kegiatan:
PELAKSANAAN KEGIATAN
LANJUTKAN
PEKERJAAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
INPUT DATA
PROGRESS
SUBMIT DATA KE
DATABASE
MONITORING PELAKSANAAN
PEKERJAAN PER-BULAN (%)
MASALAH
PELAKSANAAN KEGIATAN
SELESAIKAN
MASALAH
PERIODE MONITORING PERKEMBANGAN
PROYEK BELUM KEUANGAN
ADA PER-BULAN (%)
DB_PERENCANAAN
SOLUSI
_EVALUASI (PEGAWAI, BARANG, MODAL,
TIDAK ADA
SOSIAL)
MASALAH
SOLUSI
INPUT DATA
PROGRESS MONITORING
MASALAH PADA
KEGIATAN
SUBMIT DATA KE
DATABASE
LANJUTKAN
PEKERJAAN
PERIODE
PROYEK
47
RINCIAN EVALUASI PERENCANAAN Sistem Imformasi Perencanaan Teknis (9)
Evaluasi dan Perencanaan T+2:
EVALUASI
EVALUASI EVALUASI PELAKSANAAN EVALUASI
EVALUASI EVALUASI
DB_PERENCAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELAKSANAAN
EVALUASI
UPDATE
EVALUASI
PERENCANAAN
PERENCANAAN PERENCANAAN
TAHUN DEPAN TAHUN DEPAN
48
Lampiran VIII: Melibatkan dan Mendayagunakan SDM
Koordinasi dengan Tim Rentek terkait substansi dan kebuatuhan SOP sistem perencanaan
(Baskoro Elmiawan selaku Kasi Perencana Teknis, dan 2 staff Galih dan Alfathoha)
49
Lampiran IX: Memanfaatkan Jejaring Kerja
Koordinasi dengan Revisi Anggaran (subdit Keterpaduan Anggaran Direktorat KIP melalui
Whatsaap)
50