PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai mahluk
yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak mengerti
terhadap apa yang dilakukaan. Selain itu juga bagi kaum fanatis yang tidak menghargai tentang
arti khilafiyah, dan menganggap yang berbeda itu yang salah. Oleh karena itu Dalam
pembahasan saya mencoba memaparkan sholat dan macamnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan
harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang)
salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan
agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian sholat
2) Tujuan sholat
6) Macam-macam shalat
BAB II
SHOLAT
A. PENGERTIAN SHOLAT
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah ( ), sholat menurut Bahasa (Etimologi)
berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat
yang telah ditentukan
Adapun scara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang
kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan
ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan
diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat
merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon
rido-Nya.
B. TUJUAN SHALAT
Sholat dalam agama islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadat manapun juga, ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu.
Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.
C. SYARAT-SYARAT SHALAT
1. Syarat Wajib Shalat
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal “Telah diangkat pena itu dari tiga perkara, yaitu dari anak-anak sehingga ia
dewasa (baligh), dari rang tidur sehingga ia bangun dan dari orang gila sehingga ia sehat
kembali.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
d. Ada pendengaran, artinya anak yang sejak lahir tuna rungu (tuli) tidak wajib
mengerjakan sholat.
e. Suci dari haid dan nifas.
f. Sampai dakwah Islam kepadanya.
2. Syarat Sah Shalat
1. Suci dari dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar.
2. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
3. Menutup aurat. Aurat laki-laki antara pusat sampai lutut dan aurat perempuan adalah
seluruh badannya kecuali muka dan tepak telangan.
4. Telah masuk waktu sholat, artinya tidak sah bila dikerjakan belum masuk waktu shalat
atau telah habis waktunya.
5. Menghadap kiblat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu atau sholat
sunnah, beliau menghadap Ka'bah. Beliau memerintahkan berbuat demikian sebagaimana
sabdanya kepada orang yang sholatnya salah:
(QS. Al Baqarah : 144). Setelah ayat ini turun beliau sholat menghadap Ka'bah.
2. Berdiri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau sunnah berdiri
karena memenuhi perintah Allah dalam QS. Al Baqarah : 238.
Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Janganlah kamu sholat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan
seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di
depanmu, bunuhlah dia karena dia ditemani oleh setan." (HR. Ibnu Khuzaimah dengan sanad
yang jayyid (baik))
Dan hendaklah sutrah itu diletakkan tidak terlalu jauh dari tempat kita berdiri sholat
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat dekat sutrah (pembatas) yang jarak antara
beliau dengan pembatas di depannya 3 hasta." (HR. Bukhari dan Ahmad).
4. Niat
Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta'ala semata,
serta menguatkannya dalam hati.
"Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan
niatnya."
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa', hadits no. 22).
Dan tidaklah disebutkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula dari salah
seorang sahabatnya bahwa niat itu dilafadzkan. Abu Dawud bertanya kepada Imam Ahmad. Dia
berkata, "Apakah orang sholat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?" Imam Ahmad
menjawab, "Tidak." (Masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu' al Fataawaa XXII/28).
AsSuyuthi berkata, "Yang termasuk perbuatan bid'ah adalah was-was (selalu ragu)
sewaktu berniat sholat. Hal itu tidak pernah diperbuat oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
maupun para shahabat beliau. Mereka dulu tidak pernah melafadzkan niat sholat sedikitpun
selain hanya lafadz takbir."
Asy Syafi'i berkata, "Was-was dalam niat sholat dan dalam thaharah termasuk
kebodohan terhadap syariat atau membingungkan akal." (Lihat al Amr bi al Itbaa' wa al Nahy
'an al Ibtidaa').
5. Takbiratul ihrom
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali
ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar
Beliau bersabda
"Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu' dan melakukan wudhu'
sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar."
"Apabila engkau hendak mengerjakan sholat, maka sempurnakanlah wudhu'mu terlebih dahulu
kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu ucapkanlah takbiratul ihrom."
(Muttafaqun 'alaihi).
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga
setiap kali bertakbir (didalam sholat)." (HR. Muslim).
7. Bersedekap
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya
(bersedekap). Beliau bersabda:
"Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan
tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan sholat."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya' dengan sanad shahih).
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di
dalam sholat)." (HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Doa istiftah yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermacam-macam.
Dalam doa istiftah tersebut beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan
dan kalimat keagungan untuk Allah.
Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan
sabdanya:
Membaca doa ta'awwudz adalah disunnahkan dalam setiap raka'at, sebagaimana firman
Allah : (An
Nahl:98).
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau
dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya):
"Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah"
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Jama'ah: yakni Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
At-Tirmidzi, An-Nasa-i dan Ibnu Majah).
Membaca amin disunnahkan bagi imam sholat.Dari Abu hurairah, dia berkata:
"Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-
Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca amin."
(Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ad-Daraquthni dan Ibnu
Majah, oleh Al-Albani dalam Al-Silsilah Al-Shahihah dikatakan sebagai hadits yang berkualitas
shahih)
"Bila Nabi selesai membaca Al-Fatihah (dalam sholat), beliau mengucapkan amiin dengan suara
keras dan panjang." (Hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)
Membaca surat Al-Qur-an ini dilakukan pada dua roka'at pertama. Banyak hadits yang
menceritakan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang itu.
Rasulullah berkata:
"Aku melakukan sholat dan aku ingin memperpanjang bacaannya akan tetapi, tiba-tiba aku
mendengar suara tangis bayi sehingga aku memperpendek sholatku karena aku tahu betapa
gelisah ibunya karena tangis bayi itu"
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim)
14. Ruku'
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua
bahunya, hal itu dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya
(bangkit) dari ruku' …."
• Cara Ruku'
Bila Rasulullah ruku' maka beliau meletakkan telapak tangannya pada lututnya,
demikian beliau juga memerintahkan kepada para shahabatnya.
"Bahwasanya shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika ruku') meletakkan kedua tangannya pada
kedua lututnya."
Setelah ruku' dengan sempurna dan selesai membaca do'a, maka kemudian bangkit dari
ruku' (i'tidal). Waktu bangkit tersebut membaca disertai dengan mengangkat kedua tangan
sebagaimana waktu takbiratul ihrom. Hal ini berdasarkan keterangan beberapa hadits,
diantaranya:
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentag kedua
pundaknya, hal itu dilakukan ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya
(bangkit ) dari ruku' sambil mengucapkan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH…"
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Ztirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu
Majah dan Malik)
16. Sujud
Sujud dilakukan setelah i'tidal thuma-ninah dan jawab tasmi' (Rabbana Lakal Hamd...dst).
Caranya
Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak
atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud,
dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu baru kemudian meletakkan kedua tangan pada
tempat kepala diletakkan dan kemudian meletakkan kepala kepala dengan
menyentuhkan/menekankan hidung dan jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan
pundak atau daun telinga).
Dari Wail bin Hujr, berkat, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika
hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit
mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya."(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu
Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ad-Daarimy)
"Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya" (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam
Tirmidzi)
"Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya." (Hadits dikeluarkan
oleh Al Imam An-Nasa'i)
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka'at
pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk
dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan) dan duduk iq'ak
(duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit). Hal ini berdasar hadits:
Dari 'A-isyah berkata: "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau
yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya syaithan."
Dari Rifa'ah bin Rafi' -dalam haditsnya- dan berkata Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Apabila engkau sujud maka tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun duduklah di atas
pahamu yang kiri."
(Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadhz Abu Dawud)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang duduk iq'ak, yakni [duduk dengan menegakkan
telapak dan tumit kedua kakinya].
Duduk tasyahhud awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka'atnya lebih dari
dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada roka'at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud akhir
dilakukan pada roka'at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua.
Cara duduk tasyahhud awwal dan tasyahhud akhir
Dari Abi Humaid As-Sa'idiy tentang sifat sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia
berkat, "Maka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam dua roka'at (-
tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka'at yang akhir (-
tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di tempat kedudukannya (lantai dll)."
Dari Ibnu 'Umar berkata Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam bila duduk didalam
shalat meletakkan dua tangannya pada dua lututnya dan mengangkat telunjuk yang kanan lalu
berdoa dengannya sedang tangannya yang kiri diatas lututnya yang kiri, beliau hamparkan
padanya."
Selama melakukan duduk tasyahhud awwal maupun tasyahhud akhir, berisyarat dengan
telunjuk kanan, disunnahkan menggerak-gerakkannya. Kadang pada suatu sholat digerakkan
pada sholat lain boleh juga tidak digerak-gerakkan.
"Kemudian beliau duduk, maka beliau hamparkan kakinya yang kiri dan menaruh
tangannya yang kiri atas pahanya dan lututnya yang kiri dan ujung sikunya diatas paha
kanannya, kemudian beliau menggenggam jari-jarinya dan membuat satu lingkaran kemudian
mengangkat jari beliau maka aku lihat beliau menggerak-gerakkannya berdo'a dengannya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa-i).
"Dari Abdullah Bin Zubair bahwasanya ia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam berisyarat dengan jarinya ketika berdoa dan tidak menggerakannya."
20. SALAM
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk
tasyahhud akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a
lainnya.
"Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah
mengucapkan salam." (Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-
Dzahabi)
Caranya
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam kemudian ke kiri.
Dari 'Amir bin Sa'ad, dari bapaknya berkata: “Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah)
Dari 'Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan):
"As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh." Dan kesebelah kiri: "As Salamu'alaikum
Wa Rahmatullahi." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)
E. RUKUN SHALAT
Rukun bisa juga disebut fardhu. Perbedaan antara syarat dan rukun adalah bahwa syarat
adalah sesuatu yang harus ada pada suatu pekerjaan amal ibadah sebelum perbuatan amal
ibadah itu dikerjakan, sedangkan pengertian rukun atau fardhu adalah sesuatu yang harus ada
pada suatu pekerjaan/amal ibadah dalam waktu pelaksanaan suatu pekerjaan/amal ibadah
tersebut.
Dari ketiga belas rukun sholat tersebut, dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
Sunnah-sunnah shalat terbagi dua, yaitu sunnah ab‟adh dan sunnah hai-at.
1. Sunnah ab‟adh, yaitu amalan sunnah yang apabila tertinggal/tidak dikerjakan maka
harus diganti dengan sujud sahwi. Sunnah ab‟adh ada 6 macam :
Duduk tasyahud awal
Membaca tasyahud awal
Membaca do‟a qunut pada waktu shalat shubuh dan pada akhir sholat witir setelah
pertengahan ramadhan.
Berdiri ketika membaca do‟a qunut.
Membaca sholawat kepada Nabi pada tasyahud awal.
Membaca shalawat kepada keluarga Nabi pada tasyahud akhir.
2. Sunnah hai-at, yaitu amalan sunnah yang apabila tertinggal/tidak dikerjakan tidak
disunnahkan diganti dengan sujud sahwi. Yang termasuk sunnah hai-at adalah sebagai
berikut :
Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai sejajar tinggi ujung jari
dengan telinga atau telapak tangan sejajar dengan bahu. Kedua telapak tangan
terbuka/terkembang dan dihadapkan ke kiblat.
Meletakkan kedua tangan di antara dada dan pusar, telapak tangan kanan memegang
pergelangan tangan kiri.
Mengarahkan kedua mata ke arah tempat sujud.
Membaca do‟a iftitah
Diam sebentar sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Membaca ta‟awuz sebelum membaca surat Al-Fatihah.
Mengeraskan bacaan surat Al-Fatihah dan surat pada sholat maghrib, isya dan shubuh.
Diam sebentar sebelum membaca “aamiiin” setelah membaca Al-Fatihah.
Membaca “aamiiin” setelah selesai membaca Al-Fatihah.
Membaca surat atau beberapa ayat setelah membaca Al-Fatihah bagi imam maupun bagi
yang sholat munfarid pada rakaat pertama dan kedua, baik shalat fardhu maupun sholat
sunnah.
Membaca takbir intiqal (penghubung antara rukun yang satu dengan yang lain)
Mengangkat tangan ketika akan ruku, bangun dari ruku‟.
Meletakkan kedua telapak tangan dengan jari-kari terkembang di atas lutut ketika ruku‟.
Membaca tasbih ketika ruku‟, yaitu “subhaana robbiyal „azhiimi”, sebagian ulama ada
yang menambahkan dengan lafazh “wabihamdih”.
Duduk iftirasyi (bersimpuh) pada semua duduk dalam sholat kecuali pada duduk
tasyahud akhir. Cara duduk iftirasyi adalah duduk di atas telapak kaki kiri, dan jari-jari
kaki kanan dipanjatkan ke lantai.
Membaca do‟a ketka duduk di antara dua sujud.
Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha etika duduk iftirasyi maupun tawarruk.
Meregangkan jari-jari tangan kiri dan mengepalkan tangan kanan kecuali jari telunjuk
pada duduk iftirasyi tasyahud awal dan duduk tawarruk.
Duduk istirahat sebentar sesudah sujud jedua sebelum berdiri pada rakaat pertama dan
ketiga.
Membaca doa pada tasyahud akhir yaitu setelah membaca tasyahud dan sholawat.
Mengucapkan salam yang kedua dan menengok ke kanan pada salam yang pertama dan
menengok ke kiri pada salam yang kedua.
G. HAL YANG MAKRUH DALAM SHOLAT
1. Memejamkan kedua mata
2. Menoleh tanpa keperluan
3. Meletakan tangan dilantai ketika sujud
4. Banyak melakukan kegiatan yang sia-sia.
H. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT
1. Meninggalkan salah satu rukun sholat atau memutuskan rukun sebelum sempurna
dilakukan.
2. Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat seperti berhadats, terbuka aurat.
3. Berbicara dengan sengaja.
“Pernah kami berbicara pada waktu sholat, masing-masing dari kami berbicara dengan
temannya yang ada di sampingnya, sehingga turun ayat : Dan berdirilah untuk Allah (dalam
sholatmu) dengan khusyu‟.” (HR. Jama‟ah Ahli Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin
Arqam).
I. MACAM-MACAMNYA SHALAT
1. Sholat Fardhu ( )
Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat adalah yang pertama kali di
tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Nabi menerima perintah dari Allah
tentang sholat pada malam mi'raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara.
Anas berkata: "sholat diwajibkan kepada Nabi sebanyak 50 reka'at pada malam ketika
beliau diperjalankan (isra'-mi'raj), kemudian dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka'at
kemudian ada yang menyerunya: Wahai Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku
namun bagimu yang 5 roka'at itu setara dengan 50 roka'at."
a. Dzuhur ( ) : waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang bayangan
dua kali lipat dari panjang benda aslinya
b. 'Ashar ( ) : waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib ( ) : waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung merah
dilangit.
d. 'Isya' ( ) : waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit sampai munculnya fajar
shodiq.
e. Fajar ( ) atau Shubuh ( ) : waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya
matahari.
2.Sholat Tathowwu' ( )
sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh syara', dikerjakan dua
roka'at-dua roka'at, baik dikerjakan pada siang hari atau malam hari. Akan tetapi, hendaklah
sholat tathowwu' ini tidak dilakukan terus menerus seperti sunnah rowatib serta tidak mengarah
kepada bid'ah atau serupa dengan pelakunya.
Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat) dari Nabi
sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat sesudahnya, 2 rokaat setelah
maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya' dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat
Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan
Muslim: 729)
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
" "
"Barangsiapa yang menjaga 4 rokaat sebelum dzuhur dan 4 rokaat sesudahnya, maka Alloh
akan mengaharamkan api neraka baginya". (HR. Ibnu Majah: 1160, dishohihkan Al-Bani di
Shohih Ibnu Majah: 1/191)
" "
"Alloh mengasihi seseorang yang sholat 4 rokaat sebelum 'Ashar". (HR. Abu Daud: 1271,
dishohihkan Al-Bani di Shohih Abu Daud: 1/237)
" "
"dua rokaat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya".(HR. Muslim).
Sholat-sholat lain yang disyari'atkan dalam bagian ini, antara lain ialah:
'Aisyah rodhiallohu anha berkata: "Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam sholat antara selesai
sholat 'Isya hingga fajar 11 rokaat dengan salam setiap dua rokaat dan witir 1 roka'at". (HR.
Muslim: 736)
" "
"Tidak ada yang selalu menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang bertaubat. Itulah
Awwabin". (HR. Ibnu Khuzaimah: 2/228. lihat Al-'Ahadits Ash-Shohihah: 1994)
: ا
Diriwayatkan dari Anas bin malik rodhiallohu „anhu berkata: “Rosululloh sholallohu „alaihi wa
sallam bersabda: barangsiapa sholat dhuha 12 roka‟at, Alloh bangun baginya sebuah istana dari
emas didalam jannah”. (HR. Tirmidzi: 435)
" "
"Apabila salah seorang kalian masuk masjid, mak sholatlah 2 rokaat sebelum dia duduk". (HR.
Bukhori: 444 dan Muslim: 714)
4. Sholat Taubat.
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada seorang yang melakukan
dosa, kemudian ia bengun dan bersuci kemudian sholat dan meminta ampun kepada Alloh,
kecuali Alloh akan mengampuninya. Kemudian beliau membaca ayat ini:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui". (QS. Ali-Imron [3]: 135) (HR. Tirmidzi: 406,
dishohihkan Al-Bani: 1/128)
Caranya adalah:
• Membaca Tasbih
Jabir bin Abdulloh rodhiallohu anhuma berkata: "Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam
mengajarkan kami istikhoroh dalam segala perkara, sebagaimana beliau mengajarkan kami surat
Al-Qur'an. Beliau sholallohu alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang kalian bercita-
cita dalam satu masalah, maka sholatlah 2 rokaat selain fardhu, kemudian berdo'alah:
" .
( : )
"
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama,
dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Sholat mempunyai dua unsur
yaitu dzohiriyah dan batiniyah. Unsur dzohiriyah adalah yang menyangkut perilaku berdasar
pada gerakan sholat itu sendiri, sedangkan unsur yang bersifat batiniyah adalah sifatnya
tersembunyi dalam hati karena hanya Allah-lah yang dapat menilainya.
Shalat banyak macamnya ada shalat sunnah, ada juga sholat fardhu yang telah di
tentukan waktunya.
Khilafiyyah kaum muslimin tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan dan
pengkajiannya semuanya bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis, hendaknya perbedaan tersebut
menjadi hikmah keberagaman umat islam.
B. Saran
Sebaiknya sebagai umat islam yang baik kita senantiasa mendirikan solat , dan
menghidupkan sunah rosul dan dilakukan sesuai yang dicontohkan rosul.
Daftar Pustaka
Anonim , 2004. Alquran Digital version 2.1 : Hak cipta Milik Alloh SWT
El-Sutha, Saiful Hadi. 2012. Buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunnah) .: Wahyu
Media
Rifai, Muh . cetakan 2011. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang : PT. Karya Toga
Putra
Suhari, Fajri. 2011. Shalat Cara dan Macamnya. Diunduh dari http://fajri-
makalahsholat.blogspot.com/ pada tanggal 20 Desember 2012.
SHALAT
CARA DAN MACAMNYA
Disusun oleh :
Kelompok 22 / 1C
K7112269