Anda di halaman 1dari 6

1.

Anatomi fisiologi histologi lambung dan biokimia (vivi)


 Anatomi. Lambung adalah perluasan organ berongga besar menyerupai kantung dalam
rongga peritoneum yang terletak diantara esofagus dan usus halus. Dalam keadaan kosong,
lambung menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa.
Lambung terdiri dari antrum kardia (yang menerima esofagus), fundus besar seperti kubah,
badan utama atau korpus dan pylorus (Price & Wilson, 2006).
o Perdarahan lambung berasal dari arteri gastrica sinistra yang berasal dari truncus
coeliacus, arteri gastric dekstra yang dilepaskan dari arteri hepatica, arteri
gastroepiploica cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastroepiploica cabang
dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastro-omentalis yang berasal dari arteri
splenica, dan arteri gastrica breves berasal dari distal arteri splenica (Moore et al.,
2010). Vena-vena lambung mengikuti arteri-arteri yang sesuai dalam hal letak dan
lintasan. Vena gastrica dekstra dan vena-vena gastrica sinistra mencurahkan isinya
ke dalam vena porta hepatis, dan vena gastrica breves dan vena gastro-omentalis
membawa isinya ke vena splenica yang bersatu dengan vena mesentrika superior
untuk membentuk vena porta hepatis. Vena gastro-omentalis dekstra bermuara
dalam vena mesentrica superior (Moore et al., 2010). Pembuluh limfe lambung
mengikuti arteri sepanjang curvatura mayor dan curvatura gastric minor. Pembuluh-
pembuluh ini menyalurkan limfe dari permukaan ventral dan permukaan dorsal
lambung kedua curvatura tersebut utuk dicurahkan ke dalam nodi lymphoidei
gastroepiploici yang tersebar ditempat tersebut. Pembuluh eferen dari kelenjar
limfe ini mengikuti arteri besar ke nodi lymphoidei coeliaci (Moore et al., 2010).
Persarafan lambung parasimpatis berasal dari truncus vagalis anterior dan truncus
vagalis posterior serta cabangnya. Persarapan simpatis berasal dari segmen medula
spinalis T6-T9 melalui plexus coeliacus dan disebarkan melalui plexus sekeliling
arteria gastrica dan arteria gastro-omentalis

 Histologi Lambung Lambung adalah organ endokrin-eksokrin campuran yang mencerna


makanan dan mensekresi hormon. Lambung adalah bagian saluran cerna yang melebar
dengan fungsi utama menambahkan cairan asam pada makanan yang masuk, mengubahnya
melalui aktifitas otot menjadi massa kental (khimus) dan melanjutkan proses pencernaan
yang telah dimulai dalam rongga mulut dengan menghasilkan enzim proteolitik pepsin.
Lambung juga membentuk lipase lambung yang menguraikan trigliserida dengan bantuan
lipase lingual (Junqueira et al., 2007). Pada pemeriksaan mikroskopis dapat dibedakan
menjadi empat daerah : kardia, fundus, korpus dan pilorus. Bagian fundus dan korpus
memiliki struktur mikroskopis yang identik, sehingga secara histologi hanya ada tiga daerah.
Mukosa dan submukosa lambung yang tidak direnggangkan tampak makanan, maka lipatan
ini akan merata (Junqueira et al., 2007). a. Mukosa Mukosa lambung terdiri atas epitel
permukaan, lamina propia, dan mukosa muskularis. Permukaan lumen mukosa ditutupi
epitel selapis silindris. Epitel ini juga meluas kedalam dan melapisi foveola gastrica yang
merupakan invaginasi epitel permukaan. Di daerah fundus lambung, foveola ini tidak dalam
dan masuk kedalam mukosa sampai kedalaman seperempat tebalnya. Di bawah epitel
permukaan terdapat lapisan jaringan ikat longgar, yaitu lamina propia, yang mengisi celah
diantara kelenjar gastrika. Lapisan luar mukosa dibatasi selapis tipis otot polos yaitu mukosa
muskularis yang terdiri atas lapisan sirkuler didalam dan longitudinal diluar. Berkas serat
otot polos dan mukosa muskularis meluas dan terjulur ke dalam lamina propria diantara
kelenjar lambung ke arah epitel permukaan (Junqueira et al., 2007). b. Kardia Kardia adalah
sabuk melingkar sempit selebar 1,5-3cm pada peralihan antara esofagus dan lambung.
Lamina propria nya mengandung kelenjar kardia tubular simpleks atau bercabang. Bagian
terminal kelenjar ini banyak sekali bergelung dan sering dengan lumen lebar. Hampir semua
sel sekresi menghasilkan mucus dan lisozim, tetapi terlihat beberapa sel parietal (yang
menghasilkan HCL). Struktur kelenjar ini serupa dengan kelenjar kardia bagian akhir esofagus
(Junqueira et al., 2007). c. Fundus dan Korpus Lamina propria di daerah ini terisi kelenjar
lambung. Penyebaran sel-sel epitel pada kelenjar lambung tidak merata. Bagian leher terdiri
atas sel-sel pra kembang dan sel mukosa leher, sedangkan bagian dasar kelenjar
mengandung sel parietal (oksitik), sel zimogen (chief cell) dan sel enteroendokrin. Sel
parietal berupa sel bulat atau berbentuk piramid, dengan satu inti bulat ditengah, dengan
sitoplasma yang sangat eosinofilik dan membentuk kanalikulus intraseluler (Junqueira et al.,
2007). d. Pilorus Kelenjar pilorus lambung adalah kelenjar mukosa tubular bercabang atau
bergelung. Kelenjar ini mengeluarkan mukus dan cukup banyak lisozim. Sel gastrin (G) yang
melepaskan gastrin, tersebar diantara sel-sel mukosa dari kelenjar pilorus. Gastrin yang
merangsang pengeluaran asam oleh sel parietal dari kelenjar lambung. Sel enteroendokrin
lain (sel D) mengeluarkan somatostatin yang menghambat pelepasan hormon lain termasuk
gastrin (Eroschenko, 2003). e. Lapisan Lain Dari Lambung Submukosa adalah lapisan tepat
dibawah mukosa muskularis. Pada lambung kosong, lapisan ini meluas sampai ke dalam
lipatan atau rugae. Submukosa mengandung jaringan ikat tidak teratur yang lebih padat
dengan lebih banyak serat kolagen dibandingkan dengan lamina propria. Muskularis mukosa
tampak jelas pada sediaan lambung, terdiri atas dua lapis otot polos yaitu lapisan sirkular
dalam dan longitudinal luar (Junqueira et al., 2007).
 biokimia
PENCERNAAN Proses pencernaan didefinisikan sebagai suatu proses yang terjadi dalam
saluran pencernaan utuk mengubah makanan menjadi bentuk atau molekul yang lebih kecil
sehingga mudah diserap oleh tubuh. Perubahan menjadi molekul yang lebih kecil serta
dengan bantuan enzim pencernaan. Hidrolisis perubahan kimia yang berhubungan dengan
pencernaan di lakukan dengan benturan enzim hidrolase saluran pencernaan. Fungsi
hidrolase yaitu menghidrolisis protein menjadi asam amino; pati menjadi monosakarida;
triasilgliserol menjadi monoasilgliserol, gliserol, asam lemak; dan diasimilasi vitamin dan
mineral.
Pencernaan Karbohidrat
Makanan mengalami penguyahan oleh gigi makanan lebih halus permukaan makanan
menjadi luas kontak enzim lebih banyak mudah dicerna. Pencernaan dalam mulut melalui
proses pencernaan karbohidrat di mulai dalam mulut. Makanan mengalami penguyahan
oleh gigi menjadi makanan lebih halus menyebabkan permukaan makanan menjadi luas
sehingga kontak enzim lebih banyak serta mudah dicerna. Saliva di produksi oleh3 Pasang
Kelenjar besar (glandula salivarius/kelenjar liur) yaitu kelenjar parotis, kelenjar submaxilaris
dan kelenjar sublingualis. Kelenjar kecil (dalam mukosa mulut) yaitu terdapat lingualis,
Buccalis, Palatum. Produksi + 1,5 L/hari (dewasa), saliva terdiri dari 99,5% air, pH sekitar 6,8.
Fungsi saliva yaitu sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Pada
makanan kering dg penambahan air akan memberikan media untuk melarutkan molekul
makanan. Pada media yang terlarut, enzim hidrolase memulai proses pencernaan. Alat
untuk ekskresi obat-obat/ zat-zat yang toxis seperti morphine, alkohol, ionion anoragik (K+ ,
Ca 2+ , HCO - , tiosianat (SCN), serta yodium dan imunoglobulin (IgA). Gerakan mengunyah
berfungsi memecah makanan dengan meningkatkan kelarutannya dan memperluas bidang
permukaan untuk aktivitas enzim. Dalam saliva terdapat amilase dan lipase. Amilase
salivarius menghidrolisis pati dan glikogen menjadi maltose. pH optimm amilase 6,6, tidak
aktif (terhenti) pada pH < 4. Lipase disekresi permukaan dorsal lidah (kel Ebner), pada
manusia tidak berperan, kecuali tikus/mencit. Proses hidrolisis pati, melalui tahapan proses
starch/amilum/pati, soluble starch, amylodextrin, erythrodextrin, achrodextrin, maltose.
Komposisi Saliva terdiri atas 99,3% air, 0,7% zat padat (solid) yaitu 0,5% zat organik (0,4%
mucin, albumin, globulin dan 0,1% tdd urea, asam urat, kolestero dan vitamin); 0,2% zat
anorganik (Ca+ , Cl- , HCO3- ,K-SCN); zat-zat mikroskopik (sel epitel, leukosit, bakteri), saliva
normal tidak mengandung glukosa dan pH 6- 7,9. Stimulasi sekresi saliva melalui stimulasi
saraf simpatis (mencium bau dan melihat makanan), adanya makanan/zat dalam mulut; rasa
asam/pahit (makanan yang ditolak) dan
Pencernaan Protein
Pencernaan dalam lambung melalui perangsangan sekresi getah lambung, psychic
phase/cephalic phase yaitu rangsangan susunan saraf bila melihat, merasakan, mencium
makanan, Gastric phase bila adanya makanan dalam lambung oleh hormon gastrin (gastric
secretin). Zat-zat luar tubuh yang merangsang getah lambung (gastric secretagogue). Pada
sel kelenjar dalam lambung pada chief cells (satu baris sel) pleh pepsin dan parietal cells (sel
berlapis) oleh HCl. Komposisi getah lambung, pada kondisi normal berwarna jernih,
kekuningan, asam (0.2- 0,5% HCl), Bj +1,007, pH +1; mengandung 99% air, 1% zat padat,
anorganik (HCl, NaCl, KCl, Ca/mg Fosfat), organik yaitu mucin, pepsin, lipase, rennin.
Pembentukan HCl, HCl dikeluarkan oleh sel parietal dalam lambung, di dalam lambung kerja
enzim amilase sudah dihentikan dengan adanya HCL, dengan pH 1 amilase liur tidak bekerja
lagi. Tugas HCl mengaktifkan pepsinogen oleh pepsin, denaturasi protein dalam hal ini
protein mudah dihidrolisis dan di cerna. HCl membunuh mikroorganisme yang masuk
bersama makanan karena bersifat asam. Mucin bergabung dan konyugated dengan protein,
sifat tidak dicerna oleh pepsin. Hasil hidrolisis menghasilkan asam sulfat, asam asetat,
glukosamin, glukoronat. HCL berfungsi melindungi sel mukosa lambung dari keaktifan
pepsin, pepsin dapat menyebabkan kerusakan sel-sel mukosa lambung. HCl mengurangi
kelarutan dari asam kuat HCl. Enzim pencernaan dalam lambung antara lain pepsin,
rennin/chymosin dan lipase. Pepsin dikeluarkan oleh sel-sel mukosa lambung (Chief cells)
dalam bentuk pepsinogen (tidak aktif). Pengaktifan pepsinogen melalui HCl dan pepsin
sendiri (autokatalisis). Pepsin memecah protein proteosa dan pepton (molekul besar).
Protein yang sukar dicerna oleh pepsin : keratin (rantai peptida molekul tertutup) dan
Protamin (sedikit tirosin & fenilalanin). pH pepsin berkisar 1-2,5 (rantai asam). Rennin atau
chymosin penting pada pencernaan bayi dalam proses koagulasi susu, dapat lebih lama
dalam lambung karena pencernaan usus halus bayi belum bekerja dengan sempurna.
Dewasa tidak terdapat rennin berfungsi memecah kasein menjadi parakasein serta
penambahan Ca2+ membentuk Ca-paracaseinat (gumpalan yang tidak larut). pH optimum 6-
6,5 dan suhu optimum 45°C. Lipase terdapat dalam lidah, getah lambung (non-aktif) dan
pancreas, pH optimum +8 (alkalis), pada suasana asam (5,8-6,4) aktivitas menjadi lambat.
Lipase lambung tidak bekerja pada lemak rantai panjang kecuali tributirat. Getah lambung
berfungsi membantu diagnosa penyakit lambung, pengukuran keasaman lambung, Free
Acidity (HCl bebas), total acidity (HCl bebas dan asam-asam organik lainnya) dan combine
acidity (total acidity – free acidity). Pencernaan dalam Usus Chyme atau kimus merupakan
bahan makan dari lambung konsistensi padat dan asam di usus bertahap sedikit demi sedikit
dinetralkan oleh getah pankreas dan empedu alkalis. Rangsangan pada sekresi getah
pancreas. Hormon sekretin akan dihasilkan oleh duodenum dan jejenum akibat rangsang
HCl, fat, protein, karbohidrat, chime. Pengangkutan melaui darah, pancreas, hati, kandung
empedu dan usus halus. Komponen aktif sekretin akan merangsang sekresi getah pancreas,
sedikit mengandung enzim menjadi polipeptida dg 27 asam amino. Pancreozymin akan
merangsang sekresi kelenjar pankreas terdapat banyak enzim (pekat). Hepatokinin akan
merangsang sekresi getah empedu dari hati. Cholecystokinin akan merangsang kontraksi dan
pengosongan kandung empedu. Enterocrinin dapat merangsang sekresi getah usus halus
(succus entericus). Proses sekresi getah usus halus, dalam lambung makanan bercampur
sempurna, massa homogen dan halus, asam (kimus) dan keluar sedikit-sedikit ke dalam usus
12 jari, sehingga makanan bercampur dg empedu dan enzim pankreas yang alkalis serta pH
meningkat. Getah usus dihasilkan kelenjar Brunner dan Lieberkum terdiri atas mucin dan
enzim. Enzim pencernaan dalam usus halus antara lain proteolitik,
sakaridase/oligosakaridase spesifik, fosfatase, polinukleotidase, nukleosidase dan
fosfolipase. Proteolitik meliputi aminopeptidase atau eksopeptidase enzim pada ikatan
peptida pada peptida dengan asam amino terminal, peptidase. Sakaridase/oligosakaridase
spesifik, L-glukosidase (maltose) menghidrolisis maltosa menjadi 2 glukosa (L 1-4),
isomaltase yang menghidrolisis isomaltosa menjadi 2 glukosa ( 1-6), -galaktosidase
(laktase) yang menghidrolisis laktosa menjadi glikogen & galaktosa, Sukrase yang
menghidrolisis sukrosa dengan glukosa dan fruktosa. Fosfatase melepas fosfat dari fosfat
organik tertentu yaitu heksosa fosfat, gliserolfosfat dan nukleotida yang berasal dari
makanan & asam nukleat. Polinukleotidase (DNAse dan DNAse), memecah asam nukleat
(polinukleotida) menjadi mononukleotida, nukleotida menjadi nukleosida dan fosfat,
Nukleosida menjadi basa purin/pirimidin dan gula pentose. Nukleosidase merubah purin
nukleodidase perubahan basa purin menjadi adenin dan guanine, pirimidin nukleosidase
dirubah menjadi basa pirimidin selanjutnya menjadi sitosin dan urasil/timin. Fosfolipase
menghidrolisis fosfolipid menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat, kolin.
Pencernaan Lemak
Getah pankreas bersifat menjadi cair, jernih, tidak berwarna, pH sekitar 8, tidak beku -
0,47°C, Bj 1,007 dan disekresi ½ L sehari, Komposisi terdiri 98,7% air, 1,3% zat padat dan
anorganik : NaCl, bikarbonat, K+ , Ca++, HpO4 2- dan SO42- . Enzim getah pancreas terdiri
atas tripsin dan Kimotripsin (inaktif). Proses pengaktifan meliputi enzim tripsinogen menjadi
tripsin (enterokinase, pH 5,2- 6), tripsinogen menjadi tripsin (tripsin pH 7-9) dan
kimotripsinogen menjadi kimotripsin (tripsin pH 8). Enzim getah pankreas, terdiri atas
peptidase yaitu karboksipeptidase (dari pankreas), aminopeptidase (dari usus halus) dan
dipeptidase (dari usus halus). Produk akhir asam amino bebas sehingga mudah diserap
mukosa usus. Enzim getah pankreas terdiri atas amilase, pH optimum 7,1; menghidrolisis
amilum, glikogen atau dekstrin menjadi maltosa, matotriosa, oligosakarida bercabang,
glukosa. Lipase pankreas (steapsin) menghirolisis ikatan ester dari triasilgliserol menjadi
asam lemak bebas, gliserol, monoasilgliserl dan diasilgliserol. Penting bila terganggu lipid
akan membungkus makanan lain sehingga sulit dicerna enzim pencernaan lain. Cholestryl
ester hydrolase (chlesterol esterase) akan menghidrolisis cholesterol menjadi asam lemak
dan cholesterol ester (bolak balik). RNAse dan DNAse menghidrolisis RNA dan DNA menjadi
mononukleotida. Phopolipase yang menghidrolisis ikatan ester sekunder dari gliserfosfolipid.
Getah empedu dihasilkan oleh hati, kandung empedu/fesica felea/gall bladder suatu
kantong yg melekat pada duktus hepatikus berfungsi menampung getah empedu dari hati
antara 2 waktu makan yang akan berkontraksi dan mengalirkan empedu ke usus halus.
Komposisi : air, mucin dan pigmen, cholesterol, asam lemak, garam anorganik, pH 7,1-7,3.
Stimulasi Kandung empedu melalui hormon cholesystokinin dan syaraf nervus fagus, yang
menstimulasi getah empedu cholagogues pada garam empedu (dehidrocholat), calomel,
garam inggris (MgSO4), curcuma, daging, lemak, lemak, asam dan buah-buahan. Inhibitor
berupa CO. Normal : 200-500 mg/hari. Asam empedu bila bergabung dengan glisin
membentuk glikolat dan glikohenodeoxycholat dan bila bergabung dengan taurin menjadi
taurocolat dan taurochenodeoxycholat. Fungsi sistem empedu mengemusikan lemak, garam
empedu akan menurunkan tegangan permukaan air serta membantu pencernaan & absorpsi
lemak serta vitamin larut lemak, menetralkan asam yaitu menetralkan kimus yang bersifat
asam. Ekskresi obat-obatan, toxin, pigmen empedu & zat anorganik (Cu, Zn, Hg) serta
melarutkan dan mengeluarkan kolesterol. Dieksresi kolesterol dalam empdu dan diubah
menjadi asam empedu. Penderita batu empedu dapat dinetralkan dengan cenodeoxycholat.
2. Patomekanisme dari gejala dalam skenario (melena, nyeri uluh hati, muntah) (sintia dan
putri)
3. DD dalam skenario:
 Tukak gaster ( dedana dan pipit)
 Tukak duodenum (febrianti dan jana)
4. Hubungan riwayat minum obat reumatik 3 kali sehari dengan dd (uways)

Patomekanisme :

Melena:

darah bercampur
luka di lambung / dengan : berjalan melewati Melena (terdapat
dodenum -HCL usus pigmen porfirin)
-Pepsin

Muntah

jalur saraf aferen oleh jalur eferen menerima sinyal yg


rangsangan di pusat muntah rangsangan nervus vagus dan menyebabkan terjadinya
terletak di postrema medula simpatis / rangsangan emetik gerakan ekspulsif otot abdomen
oblongata yang menimbulkan muntah , gastrointestinal yang
dengan aktivasi CTZ menyertai muntah

Nyeri Ulu hati


Hubungan obat anti reumatik dengan gejala dalam skenario

menurunkan produksi :
-sel sitoproteksi (diproduksi
peningkatan perlukaan
OAINS oleh prostaglandin)
mukosa gaster
-mengurangi sekresi
bikarbonat

Anda mungkin juga menyukai