Anda di halaman 1dari 1

1. Mengapa Asuransi disebut Kontrak/perjanjian berdasarkan utmost good faith/ itikad baik?

Jawab:

Karena “Utmost Good Faith” adalah inti dalam tindakan jual beli asuransi. Dimana Utmost Good
Faith wajib diterapkan dalam setiap kontrak jual beli antara nasabah pembeli polis dan perusahaan
asuransi selaku penyedia produk. Prinsip Niat Baik ini mewajibkan kedua belah pihak tersebut untuk
saling jujur dan terbuka satu sama lain sejak awal, sebelum jual beli dilakukan. Lalu mengapa
kejujuran dan keterbukaan menjadi syarat penting berasuransi? Ini karena asuransi adalah tentang
kepercayaan dimana si nasabah mempercayakan pada pihak asuransi untuk menanggung risikonya
dengan membayar sejumlah premi.

Pada dasarnya, The Principle of Utmost Good Faith mewajibkan hal-hal berikut ini pada kedua belah
pihak.

 Pertama, nasabah asuransi atau pemegang polis diharapkan terbuka dan mengungkapkan
semua fakta material yang mereka sadari atau yang mungkin baru disadari, bahkan bila tidak
ada pertanyaan khusus yang diajukan ketika pengisian formulir pengajuan asuransi.

 Kedua, nasabah diharapkan tidak membuat pernyataan yang bisa menyesatkan fakta
material. Fakta material artinya, fakta yang bisa menyebabkan perusahaan asuransi selaku
underwriter akan menangani kasus secara berbeda bila fakta tersebut diungkapkan
sebelumnya.

 Ketiga, Prinsip Niat Baik bukan hanya berlaku bagi si nasabah asuransi. Perusahaan asuransi
sebagai penyedia produk juga wajib mematuhi prinsip tersebut. Sehingga, perusahaan
asuransi harus memastikan merepresentasikan secara tepat polis asuransi yang ditawarkan.
Tidak boleh ada perbedaan antara informasi, iklan atau brosur yang diberikan pada nasabah
dengan prospektus asuransi.

Inilah mengapa asuransi disebut kontrak perjanjian berdasarkan utmost good faith karena utmost
good faith ini merupakan pondasi utama dalam kontrak asuransi. Oleh karena itu asuransi pada
dasarnya merupakan contract uberrima fidei alias kontrak jual beli atas dasar niat baik.

Anda mungkin juga menyukai