BAB II Teori Transformator Distribusi
BAB II Teori Transformator Distribusi
DASAR TEORI
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain (belitan primer ke belitan sekunder) melalui sebuah gandengan magnet.
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh [1].
dikelompokkan dalam :
transmisi.
Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat
pembangkit listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Suatu sistem distribusi
yang menghubungkan semua beban terjadi pada stasiun pembantu atau substation,
Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna
tenaga listrik. Untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit ini, maka
diperlukan penggunaan tegangan tinggi 150 kV atau tegangan ekstra tinggi 500
kV. Setelah saluran transmisi mendekati pusat pemakaian tenaga listrik, yang
dapat merupakan suatu daerah industri atau suatu kota, tegangan melalui gardu
Tegangan menengah dari gardu induk ini melalui saluran distribusi primer
rendah 400/230 V melalui gardu distribusi. Tegangan rendah dari gardu distribusi
Bentuk sederhana dari sistem distribusi tenaga listrik dapat ditunjukkan oleh
TM Pembangkit
Transformator
GI
Penaik
Transformator
GI
Penurun
Saluran Distribusi
Ke Pemakai TM Ke GD Primer
TM
GD
Saluran Distribusi
Sekunder
TR
kWH meter
Utilisasi
Instalasi Pemakai TR
tahun 1997 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini [3]:
Tabel 2.1 Nilai Rugi-Rugi Transformator Distribusi
25 75 425
50 150 800
tenaga listrik adalah untuk mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk ke
sejumlah pelanggan atau konsumen. Pada Tabel 2.2 berikut ini adalah klasifikasi
1 S-1 / TR 220 VA
2 S-2 / TR 450 VA
5 S-2 / TR 2200 VA
2 R-1 / TR 900 VA
2 B-1 / TR 900 VA
2 I-1 / TR 900 VA
2 P-1 / TR 900 VA
P-3 / TR LPJU
Keterangan :
TR = Tegangan Rendah
TM = Tegangan Menengah
TT = Tegangan Tinggi
dalam sebuah blok diagram, seperti ditunjukkan Gambar 2.2 dibawah ini.
Histeresis dan
Arus eddy
Rugi tembaga adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada
berubah – ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban.
a. Rugi Histeresis (𝑃ℎ ), yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak – balik pada
𝐾ℎ = konstanta
b. Rugi Arus Eddy (𝑃𝑒 ), yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi
𝐾𝑒 = konstanta
frekuensi arus penyebab eddy current. Oleh karena itu, ini menjadi
dari inti trafo. Semakin besar distorsi tengangan maka semakin tinggi pula
2.2 Faktor-K
standar dipaksa untuk digunakan pada beban non-linear, maka akan terjadi panas
berlebih dan gagal sebelum waktunya. Dengan alasan tersebut maka untuk
jauh lebih mahal dari transformator standar, karena transformator jenis ini
transformator adalah cara yang baik untuk memastikan bahwa transformator tidak
didefinisikan sebagai penjumlahan dari kuadrat arus harmonisa dalam p.u dikali
dengan kuadrat dari urutan harmonisa. Dibentuk dengan persamaan berikut [4]:
K = ∑∞ 2 2
ℎ=1(𝐼ℎ ∗ ℎ ) .............................................................. (2.5)
∑∞ 2 2
ℎ=1 ℎ 𝐼ℎ
K= ∑∞ 2 .......................................................................... (2.6)
ℎ=1 𝐼ℎ
Dimana :
ditandai "cocok untuk beban arus non-sinusoidal dengan K-faktor yang tidak
1.15
D= ...................................................................................... (2.7)
1+0.15 K
Dimana :
K = Faktor-k
Pemilihan K-factor rating dapat juga dilakukan berdasarkan tipe beban
Load K-Factor
Welders K-4
PLCs and solid state controls (other than variable speed drives) K-4
Multiwire receptacle circuits in general care areas of health care facilities and K-13
rooms or hospital
2.3 Harmonisa
beban listrik yang sebagian besar diakibatkan dari beban non linear, dimana akan
frekuensi fundamentalnya, dalam hal ini 50Hz, sehingga bentuk gelombang arus
maupun tegangan yang idealnya adalah sinusiodal murni akan cacat akibat distorsi
sebagai frekuensi fundamental/ frekuensi dasar (f), maka jika gelombang tersebut
dari frekuensi dasarnya, misalnya harmonik kedua (2f) pada 100 Hz , ketiga (3f)
Fundamental
V1 sin wt
1 cycle
V2
Second Harmonic
V2 sin 2wt
1 cycle
V3
Third Harmonic
V3 sin 3wt
1 cycle
V (t) Fundamental
Third Harmonic
Fundamental +
Third Harmonic
µ 2µ wt
terbentuk menjadi tiga periode gelombang yang berulang pada saat gelombang
dalam satu periode. Hal ini juga untuk gelombang yang lainnya, seperti
gelombang yang lebih kecil lagi amplitudonya saat gelombang harmonisa yang
Alat-alat pemakaian tenaga listrik secara umum dapat dibagi dalam empat
neon, uap merkuri, uap sodium dan lampu metal halide. Beban Tenaga umumnya
terdiri atas berbagai jenis motor listrik dan untuk beban pemanasan banyak
terdapat pada industri sedangkan radio, televisi, sinar-x, peralatan laser, komputer,
dengan elektronik.
pada empat kelompok besar diatas tidak megkonsumsi tenaga listrik pada pada
yang paling sederhana, karena pada umumnya tenaga listrik hanya digunakan
umumnya bekerja 24 jam untuk industri besar dan industri kecil hanya bekerja
pada siang hari saja. Sehingga untuk perubahan beban pada industri besar terjadi
pada saat pagi saja, dan nilainya sangat kecil, selebihnya hampir kontiniu,
sedangkan untuk industri kecil perubahan beban sangat mencolok antara siang dan
malam.
tangga bervariasi. Beban puncak untuk keperluaan rumah tangga terjadi antara
dengan tiga kali frekuensi fundamental maka disebut harmonisa ketiga dan
harmonisa ganjil dan harmonisa Genap. Sesuai dengan namanya harmonisa ganjil
Pada suatu sistem tenaga listrik tiga phasa yang seimbang diasumsikan
mempunyai urutan phasa R,S,T (a,b,c), dimana besar arus dan tegangan pada
setiap phasa selalu sama dan berbeda sudut 120o listrik satu sama lain. Sehingga
Harmonisa urutan positif ini mempunyai urutan phasa yang sama seperti
fasor aslinya yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, dan saling
positif ini terdiri dari harmonisa ke-1, ke-4, ke-7, ke-10, dan seterusnya.
I c1 Positive phase
sequence
I a1
I b1
fasor aslinya yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, dan saling
Gambar 2.6. Dimana harmonisa negatif ini terdiri dari harmonisa ke-2, ke-
I a5
I c5
Harmonisa urutan Nol ini memiliki fasor yang sama besarnya dan sephasa
satu sama lain (beda phasa satu sama lain 00), harmonisa ini juga biasa
disebut triplen harmonics. Harmonisa urutan nol terdiri dari harmonisa ke-
3, ke-6, ke-9, dan seterusnya seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.7 sebagai
berikut:
Harmonisa Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8…
Urutan + - 0 + - 0 + -…
dua bagian yaitu beban linier dan beban non-linier yang akan dijelaskan sebagai
berikut [7]:
1. Beban Linear.
yang linear, artinya arus yang mengalir sebanding dengan impendansi dan
perubahan tegangan. Pada beban yang linear, bentuk gelombang arus akan
akan sinusoidal
Dari dua macam beban diatas, yang paling mampu menjadi sumber
Harmonisa adalah beban non linear. Hal ini disebabkan karena adanya komponen
semikonduktor yang mana dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang
bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Selain itu harmonisa
sumber daya listrik dapat membawa suatu kerugian pada jaringan listrik yang
sumber harmonisa :
sebagainya.
dari gelombang sinus sempurna. Pada saat terjadi gelombang sinus sempurna
maka nilai THD adalah nol. Berikut ini adalah rumus THD untuk tegangan dan
arus [4].
�∑∞ 2
ℎ=2 𝑉ℎ
𝑇𝐻𝐷𝑉 = .............................................................. (2.8)
𝑉1
Dimana :
h = 2,3,4,5,...
�∑∞ 2
ℎ=2 𝐼ℎ
𝑇𝐻𝐷𝐼 = .............................................................. (2.9)
𝐼1
Dimana :
h = 2,3,4,5,...
Root Mean Square (RMS) dari harmonic individual dengan nilai RMS
Ih
𝐼𝐻𝐷𝑛 = ......................................................................... (2.10)
I1
Dimana :
h = 2,3,4,5,...
Electrical Power System “, ada dua kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
distorsi harmonisa yaitu: batasan untuk harmonisa arus (%THD I ) dan batasan
tergantung dari besarnya rasio dari Isc/IL. Isc adalah arus hubng singkat yang ada
pada PCC (Point of Comman Coupling ) sedangkan IL adalah arus beban nominal.
Pada tabel 2.5 ditunjukkan batasan harmonisa arus berdasarkan IEEE 519,
System voltage