Anda di halaman 1dari 25

KD 2

(PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN,


PENGINDERAAN JAUH, dan SIG)
A. PETA

1. Definisi dan Fungsi Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi yang ditampilkan pada suatu bidang datar
dengan skala tertentu. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari
peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.

2. Fungsi Peta

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

1. Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya
dengan tempat lain) di permukaan bumi. Dengan membaca peta kita dapat
mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat.
2. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya
bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta, seperti
bentuk benua yang ada di dunia dapat kita amati pada peta dan Bentuk-bentuk
permukaan bumi dapat di amati dari simbol warna yang terlihat berbeda-beda
3. Menyajikan data tentang potensi/kekhasan suatu daerah, misalnya: Peta potensi
rawan banjir, Peta potensi kekeringan, Peta lahan sawah yang besar, Peta areal hutan,
dll
4. Sebagai penunjuk lokasi suatu tempat di permukaan Bumi. Peta juga bisa berguna
untuk menunjukkan suatu arah sehingga kita tidak tersesat.
5. Untuk memperlihatkan ukuran jarak atau luas dan arah suatu tempat di permukaan
Bumi.
6. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan Bumi sehingga tampak jelas
terlihat. Misalnya, letak benua, pulau, sungai, laut, gunung, dan bentuk lainnya.
7. Sebagai alat penyedia data tentang potensi suatu wilayah. Misalnya, Pulau Kalimantan
memiliki banyak tambang dan Pulau Jawa memiliki banyak persawahan.
8. Alat bantu peneliti atau ilmuwan sebelum melakukan survei. Peta digunakan untuk
mengetahui kondisi suatu daerah yang akan diteliti. Di antaranya, untuk mengetahui
ketinggian suatu wilayah, pola curah hujan, dan kelembapan suatu daerah.
9. Sebagai alat untuk mempelajari fenomena alam, peristiwa sosial, atau gejala geografi
di permukaan Bumi.

3. Tujuan Pembuatan Peta

1. Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk konstruksi jalan, navigasi, atau


perencanaan,

2. Analisis data spasial, misalnya perhitungan volume,

3. Menyimpan informasi,

COPYRIGHT®
4. Membantu dalam pembuatan suatu desain, misal desain jalan, dan

5. Komunikasi informasi ruang

4. Unsur – Unsur Peta

Peta merupakan alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi keruangan.


Berdasarkan fungsi tersebut maka sebuah peta hendaknya dilengkapi dengan berbagai
macam komponen/unsur kelengkapan yang bertujuan untuk mempermudah pengguna
dalam membaca/menggunakan peta. Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara
umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah:

a. Judul

Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas
kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin diletakkan di kanan atas.

b. Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami
peta.

c. Orientasi/tanda arah

Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta. Letaknya di
tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat sebagai petunjuk arah.

d. Skala

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala
ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi
3, yaitu:

 Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25
km satuan jarak sebenarnya.
 Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu
dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh
pembuat peta.
 Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

e. Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili ketampakan yang ada di permukaan
bumi yang terdapat pada peta ketampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

 Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional


 Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
 Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup
area tertentu
 Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
 Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan
harga/nilai lainnya.

COPYRIGHT®
 Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk
persentase.
 Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan
volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

f. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan ketampakan atau objek di permukaan


bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta.
Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

 Warna hijau

Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m.
Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah
dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai
selatan.

 Warna merah

Warna merah menunjukkan jalan kereta api/gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di
peta suatu provinsi.

 Warna hijau muda

Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m
di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang
landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran
bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.

 Warna kuning

Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di
atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran
tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini
berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah
tenggara Kabupaten Sukoharjo.

 Warna cokelat muda

Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500
m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa
pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka
ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara,
Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmangu.

 Warna cokelat

Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas
permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang
relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah
dari Jawa Tengah.

COPYRIGHT®
 Warna biru keputihan

Warna biru menunjukkan warna ketampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan
wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di
wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut
dengan zona neritik. Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan
darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah
Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk
Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.

 Warna biru muda

Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara
200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng
yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini
tidak tergambar dalam peta umum.

 Warna biru tua

Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m.
Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk
diketahui dan tidak bisa diinterpretasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi
pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, dan palung laut. Bentuk muka bumi
seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.

g. Tipe Huruf (Lettering)

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam
penggunaan lettering:

 Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Jawa Tengah


 Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

h. Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk
menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu
sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

i. Inset

Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:

 Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
 Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
 Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama

j. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis
astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

k. Sumber dan Tahun Pembuatan

COPYRIGHT®
Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

l. Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur -
barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.

5. Jenis – Jenis Peta

 Jenis Peta Berdasarkan Isi

A. Peta Umum

Peta umum adalah jenis peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik
fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi tiga, yaitu peta topografi, peta korografi,
dan peta dunia atau geografi.

 Peta topografi adalah jenis peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan
reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam sebuah
bentuk garis kontur. yaitu peta yang menampilkan relief atau tinggi rendahnya
permukaan bumi yang digambar menggunakan garis kontur. Semakin rapat jarak garis
kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukan daerah tersebut semakin curam.

Garis kontur adalah sebuah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki ketinggian yang sama.

 Peta korografi adalah jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan
bumi yang sifatnya umum dan biasanya berskala sedang. Peta korografi, yaitu peta yang
menampilkan sebagian atau seluruh permukaan bumi secara umum. Peta jenis ini
menggambarkan semua kenampakan di suatu wilayah misalnya gunung, danau, jalan
raya, dan garis pantai.. Contoh peta korografi adalah atlas.
 Peta dunia atau geografi adalah jenis peta umum yang berskala sangat kecil dengan
cakupan wilayah yang sangat luas.

B. Peta Khusus (Peta Tematik)

Peta Khusus adalah jenis peta yang menggambarkan informasi dengan tema
tertentu. Misalnya seperti peta geologi, peta lahan, peta kepadatan penduduk, peta curah
hujan, dan masih banyak lagi.

 Jenis Peta Berdasarkan Skala

Jenis peta berdasarkan skala dibagi menjadi lima, yaitu:

a. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 hingga 1 : 5.000

b. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 hingga 1 : 250.000

c. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 hingga 1 :
500.000

d. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 hingga 1 :
1.000.000

COPYRIGHT®
e. Peta skala geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000

 Jenis Peta Berdasarkan Bentuknya

a. Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri yaitu peta
yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini
digambarkan menggunakan perbedaan warna atau simbol dan lainnya.

b. Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, yaitu peta yang dibuat
hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi.
Pembuatan peta timbul dengan menggunakan bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–
bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.

c. Peta digital, merupakan peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam
komputer. Contoh: citra satelit, foto udara.

d. Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan ketampakan buatan manusia
dalam bentuk titik, garis, dan luasan.

e. Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan
garis kontur, nama, dan legenda.

 Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data

1. Peta Dasar Peta ini dihasilkan melalui survei langsung di lokasi serta dilakukan
dengan sistematis.

2. Peta Turunan Berbeda dengan peta dasar, dalam pembuatan peta ini seseorang
tidak perlu turun ke lapangan dan dapat menggunakan peta dasar sebagai acuannya.

6. Proyeksi Peta

Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan:

1. Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal

Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar


sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada
satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub
pada titik pusat proyeksi.

Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:

 Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya


menyinggung kutub.
 Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang
proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
 Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya
menyinggung salah satu tempat antara kutub dan
ekuator.

2. Proyeksi Kerucut

COPYRIGHT®
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari suatu globe
ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah
lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian
berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang
menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya
ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah
daerah di lintang 45°.

Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

 Proyeksi kerucut normal atau standar

Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel
Standar).

 Proyeksi Kerucut Transversal

Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus.

 Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)

Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring.

3. Proyeksi Silinder

Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini
bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis
horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.

Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

a. Dapat menggambarkan daerah yang luas.


b. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
c. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
d. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

B. PENGINDERAAN JAUH

1. Definisi Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh atau mempunyai nama lain remote sensing merupakan suatu ilmu
mengenai informasi suatu daerah, lingkungan ataupun objek berdasarkan dari hasil analisis
data yang didapatkan melalui alat perekam (sensor) dengan perantara gelombang
elektromagnetik tanpa mengenai objeknya

Pengindraan jarak jauh berasal dari kata remote sensing yang merupakan ilmu atau seni
untuk menganalisis atau mengindra permukaan bumi dari jarak yang cukup jauh dan proses
perekaman dilakukan dari udara atau luar angkasa menggunakan alat berupa sensor dan
wahana. Alat ini berupa alat perekam yang tidak memiliki hubungan langsung dengan objek
yang diteliti. Artinya alat tersebut tidak berada di permukaan bumi atau berada di darat.

COPYRIGHT®
Oleh karena itu, untuk melakukan perekaman diperlukan sebuah wahana atau platform
berupa balon udara, satelit, pesawat luar angkasa dan lain sebagainya. Sedangkan data yang
diperoleh oleh alat perekam masih berupa data mentah sehingga masih perlu dianalisis.
Nantinya data tersebut akan menjadi informasi yang berguna bagi beberapa bidang ilmu
yang memiliki keterkaitan dengan hasil rekaman tersebut.

Pengertian Penginderaan Jauh menurut para ahli :

1. American Society of Photogrammetry

Penginderaan jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek
atau fenomena, dengan menggunakan tape recorder untuk menghindari kontak fisik dengan
objek atau fenomena yang diteliti.

2. Campbell

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, mengindikasikan


(mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah
penelitian.

3. Colwell (1984)

Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan
bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.

4. Curran (1985)

Pengindraan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam


gambar lingkungan bumi yang dapat di interpretasikan sehingga menghasilkan informasi
yang berguna.

5. Avery

Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi)


dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.

2. Komponen – Kpomponen Penginderaan Jauh

1. Sumber Tenaga

Dalam melakukan perekeman objek yang dilakukan oleh wahana pengindraan jauh
dibutuhkan sumber tenaga agar objek tersebut dapat dikenali.

Sumber tenaga ini dibagi menjadi 2 yaitu sumber tenaga buatan dan sumber tenaga
alam. Masing-masing sumber tenaga ini memiliki peran masing-masing.

Sumber tenaga alami yang berasal dari matahari dipakai dalam sistem pasif. Sedangkan
untuk sumber tenaga buatan digunakan dalam pengindraan jauh sistem aktif, seperti
Radar maupun Li-Dar.

COPYRIGHT®
Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

a. Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari)
lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima
objek, makin cerah warna objek tersebut

b. Bentuk permukaan bumi


Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada
permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada permukaan yang
bertopografi kasar dan berwarna gelap sehingga daerah bertopografi halus dan cerah
terlihat lebih terang dan jelas

c. Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan memengaruhi kemampuan sumber tenaga
dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya, kondisi udara yang berkabut
menyebabkan hasil indraja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.

2. Atmosfer

Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang sehingga hanya sebagian kecil
tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar matahari ke bumi dan dimanfaatkan untuk
inderaja.

Bagian spektrum elektromagnetik melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi
itu disebut jendela atmosfer (Atmospheric Window). Kisaran panjang gelombang paling
banyak digunakan dalam Penginderaan Jauh, meliputi Spektrum Gelombang Cahaya
Tampak (Visible), Inframerah (Infrared), dan Mikro.

Tenaga berupa gelombang elektromagnetik dari radiasi matahari tersebut tidak mencapai
permukaan bumi secara utuh. Gelombangnya mengalami hambatan atmosfer. Hambatan
itu disebabkan penyerapan, pantulan, dan hamburan butir-butir di atmosfer, seperti debu,
uap, air, gas karbondioksida, dan ozon.

3. Interaksi Antara Tenaga dan Objek


Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto
udara. Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau
memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terlilhat
cerah pada citra, sedangkan objek berdaya pantul rendah akan terlihat gelap pada citra.
Contohnya, permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju yang mempunyai daya
pantul tinggi terlihat lebih cerah daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh
lahar dingin

4. Sensor dan Wahana

Sensor adalah media yang sensitif terhadap perubahan fisika dan kimia dan berfungsi
sebagai penerima tenaga yang dipantulkan ataupun dipancarkan oleh objek. Sensor

COPYRIGHT®
disebut juga sebagai alat perekam. Berdasarkan proses perekaman, sensor menjadi dua
bagian yaitu sensor fotografik dan sensor elektronik.

Sensor Fotografik, Detektor pada sensor fotografik adalah film. Film akan menerima
pantulan dari objek dan mengolahnya secara kimia yang akan menghasilkan foto. Produk
dari sensor fotografik contohnya adalah foto udara yang wahananya merupakan pesawat
dan citra satelit wahananya adalah satelit.

Sensor Elektronik, bekerja berdasarkan sinyal elektrik yang dipantulkan dan dipancarkan
oleh objek. Sinyal elektrik tersebut akan direkam oleh pita magnetik dan hasil perekaman
oleh pita magnetik akan diolah menjadi citra dan data digital.

Wahana merupakan alat atau wadah untuk menyimpan sensor atau alat perekam dari
sistem penginderaan jauh, sehingga, wahana juga bisa disebut sebagai kendaraan bagi
alat perekam. Saat merekam objek, wahana bisa ditempatkan di atas permukaan bumi
atau luar angkasa. Contohnya, satelit, drone, balon udara, dan pesawat khusus inderaja.

Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana


dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah dengan ketinggian peredarannya antara


1–9 km di atas permukaan bumi, contohnya drone;
2. Pesawat terbang tinggi dengan ketinggian peredarannya lebih dari 18 km di atas
permukaan bumi; serta
3. Satelit dengan ketinggian peredarannya antara 400–900 km di luar atmosfer bumi.

5. Perolehan data

Ada dua jenis data yang diperoleh dari indraja.

a. Data manual didapatkan melalui interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra
secara manual, diperlukan alat bantu stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat
objek dalam bentuk tiga dimensi.

b. Data numerik (digital) diperoleh melalui penggunaan perangkat lunak khusus pengindraan
jauh yang diterapkan pada komputer.

6. Pengguna data

Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem indraja, yaitu orang
atau lembaga yang memanfaatkan hasil indraja. Jika tidak ada pengguna, data indraja tidak
ada punya manfaat. Data indraja dapat dipakai di bidang militer, bidang kependudukan,
bidang pemetaan, serta bidang meteorologi dan klimatologi.

3. Jenis – Jenis Citra Penginderaan Jauh

A. Citra Foto

COPYRIGHT®
Citra foto merupakan gambaran suatu obyek yang diambil dari pesawat udara dengan
memanfaatkan kamera udara sebagai alat pemotret utamanya. Citra foto disebut juga
sebagai foto udara. Foto udara direkam secara fotografik menggunakan kamera dan film
sebagai detektornya. Mempunyai karakteristik yaitu skala, geometri, dan informasi.

Citra foto dibedakan menjadi lima jenis, yaitu:

1. Citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetik

Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya, citra foto dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Foto udara ultraviolet

Foto udara ultraviolet merupakan foto yang dibuat menggunakan spektrum ultraviolet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Karena perbedaan warna yang
sangat kontras, foto udara ini mudah digunakan untuk mengenali beberapa obyek. Foto
jenis ini biasanya digunakan untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, mendeteksi
sumber daya air, mendeteksi jaringan aspal, dan mendeteksi batuan kapur.

b. Foto udara ortokromatik

Foto udara ortokromatik merupakan foto yang dibuat menggunakan spektrum tampak,
mulai dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Citra foto jenis ini
biasanya digunakan dalam studi atau penelitian sekitar pantai karena memiliki tampilan
obyek yang jelas, bahkan bisa digunakan hingga kedalaman 20 meter.

c. Foto udara pankromatik

Foto pankromatik merupakan foto udara yang dibuat menggunakan seluruh spektrum
tampak mata, mulai dari warna merah hingga ungu. Keunggulan foto udara pankromatik
adalah kepekaan filmnya hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Foto pankromatik
biasanya digunakan dalam penelitian bidang pertanian, penelitian sumber daya air,
perencanaan kota dan wilayah, evaluasi lingkungan, dan sebagainya.

2. Citra foto berdasarkan sumbu kamera

Berdasarkan sumbu kameranya, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Foto vertikal

Foto vertikal merupakan foto udara yang dibuat dengan posisi sumbu kamera tegak lurus
terhadap permukaan bumi. Karena diambil dalam posisi tegak, kenampakan obyek di muka
seolah-olah terlihat lurus dari atas.

b. Foto condong

Foto condong merupakan foto udara yang dibuat dengan sumbu kamera sedikit miring atau
membentuk sudut terhadap garis pada permukaan bumi. Sudut yang dibentuk biasanya 10
derajat, bisa juga lebih besar.

COPYRIGHT®
3. Citra foto berdasarkan jenis kamera

Berdasarkan jenis kameranya, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Foto tunggal, merupakan foto udara yang dibuat dengan menggunakan kamera tunggal.

b. Foto jamak, merupakan foto udara yang perekamannya dilakukan secara bersamaan dan
menggunakan daerah liputan yang sama.

4. Citra foto berdasarkan warna

Berdasarkan warnanya, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Foto berwarna semu disebut juga sebagai foto infra merah berwarna. Ciri foto ini adalah
warna obyek sering kali tidak sama dengan warna foto.

2. Foto warna asli disebut juga sebagai foto pankromatik berwarna. Ciri foto ini adalah foto
yang tergambar mirip dengan obyek aslinya.

5. Citra foto berdasarkan wahana

Berdasarkan wahananya, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Foto udara merupakan foto yang di dapat menggunakan pesawat atau balon udara.

2. Foto satelit (orbital) merupakan foto yang di buat/di dapat/d peroleh menggunakan
satelit.

B. Citra Non-foto

Citra non-foto merupakan gambaran suatu obyek yang diambil dari satelit dengan
memanfaatkan sensor.

Citra non-foto disebut juga sebagai foto satelit. Citra non-foto dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu:

1. Citra non-foto berdasarkan spektrum elektromagnetik

Berdasarkan spektrum elektromagnetiknya, citra non-foto dibedakan menjadi dua jenis,


yaitu:

a. Citra inframerah thermal

Citra inframerah thermal merupakan citra non-foto yang dibuat menggunakan spektrum
inframerah thermal. Citra ini biasanya digunakan dalam bidang geologi, pertanian,
hidrologi, perkotaan, dan sebagainya.

b. Citra gelombang mikro

COPYRIGHT®
Dilansir dari buku Ensiklopedia Geografi Penginderaan Jauh (2018) karya Nur Fitriana Sari,
citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat menggunakan spektrum gelombang
mikro.

Kenampakan obyek pada citra gelombang mikro dihasilkan melalui sistem pasif, yaitu
dengan memanfaatkan sumber tenaga alamiah atau matahari.

2. Citra non-foto berdasarkan sensor

Berdasarkan sensornya, citra non-foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:


1. Citra multispektral merupakan citra yang dibuat menggunakan sensor yang jamak.
2. Citra non-foto berdasarkan wahana

3. Berdasarkan wahananya, citra non-foto dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Citra dirgantara adalah citra non-foto yang dibuat menggunakan wahana yang
beroperasi di udara. Contoh citra dirgantara adalah citra inframerah thermal dan citra
MMS.
2. Citra satelit adalah citra non-foto yang dibuat/di ambil menggunakan wahana yang
mengorbit di luar angkasa. Contoh citra satelit yaitu NOAA (Amerika Serikat), MOS
(Jepang), Meteosat (Rusia), Venera (Rusia), Viking (Amerika Serikat), SPOT (Perancis),
Seasat (Amerika Serikat).

4. Interpretasi Citra

Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek pada citra.Untuk


memudahkan kegiatan mengidentifikasi obyek yang ada pada citra, maka dibutuhkan
pemahaman tentang karakteristik atau atribut obyek pada citra.

Karakteristik obyek pada citra yang digunakan untuk mengidentifikasi citra


disebut sebagai unsur interpretasi citra. Dalam buku Ensiklopedia Geografi
Penginderaan Jauh (2018) karya Nur Fitriana Sari, dijelaskan sembilan unsur
interpretasi citra, yaitu:

• Rona dan Warna

Rona merupakan tingkat kecerahan atau kegelapan suatu obyek yang terdapat pada citra.
Rona dalam penginderaan jauh sistem fotografik dipengaruhi oleh nilai pantulan obyek.
Adapun karakteristik obyek yang memengaruhi rona, yaitu:

1. Obyek yang memiliki permukaan kasar cenderung menimbulkan rona gelap pada foto
karena sinar yang datang mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang dipantulkan.

2. Obyek yang memiliki warna gelap atau lembab cenderung menimbulkan rona gelap.

3. Obyek yang bersifat basah cenderung minumbulkan rona yang gelap karena air bersifat
menyerap gelombang elektromagnetik.

COPYRIGHT®
Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum
sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Spektrum tampak terbagi atas band biru, hijau,
dan merah.

• Bentuk

Bentuk merupakan cerminan kerangka obyek, baik bentuk umum maupun bentuk rinci. Salah
satu fungsi bentuk adalah untuk mempermudah pengenalan data. Bentuk merupakan unsur
yang jelas, sehingga dengan melihat bentuknya saja dapat dikenali obyeknya.

Contoh, gedung sekolah pada dasarnya berbentuk I, L, U, atau persegi panjang. Gunung
sebagian besar berbentuk kerucut. Sementara sungai, dapat dikenali dengan bentuknya yang
berkelok-kelok.

• Ukuran

Unsur-unsur yang termasuk dalam ukuran adalah jarak, luas, volume, ketinggian tempat, dan
kemiringan. Ukuran bisa digunakan untuk mencirikan obyek, sehingga dapat dijadikan
sebagai pembeda dengan obyek lainnya.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan ukuran adalah lapangan sepak bola yang biasanya
memiliki ukuran sekitar 100 meter x 80 meter. Maka pada foto udara skala 1:10.000,
lapangan sepak bola memiliki ukuran 10 milimeter x 8 milimeter.

• Tekstur

Dilansir dari buku Penginderaan Jauh (2019) karya Bambang Syaeful Hadi, tekstur adalah
frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu
kecil untuk dibedakan secara individual.

Tekstur sering dikaitkan dengan tingkat kekasaran suatu obyek. Ada tiga jenis tekstur, yaitu
tekstur halus, sedang, dan kasar.

Contoh pengenalan obyek berdasarkan tekstur adalah hutan memiliki tekstur kasar, semak
belukar memiliki tekstur sedang, sementara rerumputan memiliki tekstur yang halus.

Tanaman yang berdiri rapat cenderung bertekstur halus dibandingkan tanaman yang berdiri
jarang.

• Pola

Pola merupakan kecenderungan bentuk suatu obyek. Misalnya, kawasan pemukiman di


perumahan biasanya memiliki pola teratur, memiliki ukuran seragam, dan mengahadap jalan.

Selain pemukiman penduduk, pola biasanya juga digunakan untuk mengenali aliran sungai
dan jaringan jalan.

• Bayangan

COPYRIGHT®
Bayangan berfungsi untuk membantu identifikasi obyek secara visual, terutama
berhubungan dengan obyek yang mempunyai ukuran tinggi.

Bayangan dapat membuat obyek menjadi tampak gelap, bisa juga membuat obyek menjadi
tampak lebih jelas. Misalnya, lereng terjal, cerobong asap, dan menara akan terlihat lebih
jelas karena adanya bayangan.

• Situs

Situs adalah tempat kedudukan suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya. Situs
bukanlah ciri obyek secara langsung, melainkan keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya.
Misalnya, lereng pegunungan sebagai situs bagi kebun teh.

• Asosiasi

Asosiasi merupakan keterkaitan antara obyek satu dengan obyek yang lain. Karena adanya
keterkaitan ini, maka terlihatnya suatu obyek pada citra bisa menjadi petunjuk pengenalan
obyek lainnya.

Misalnya, keberadaan rel kereta api yang bercabang dapat diasosiasikan dengan lokasi
stasiun. Keberadaan lapangan sepak bola dapat diasosiasikan dengan sekolah.

• Konvergensi bukti

Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya
semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.

Misalnya, identifikasi tanaman sagu. Dari unsur bentuk, antara tanaman kelapa, kelapa sawit,
nipah, enau, dan sagu memiliki bentuk yang hampir sama.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh kesimpulan obyek tanaman sagu, digunakanlah unsur
interpretasi yang lain, berupa pola, ukuran, dan situs.

C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

1. Definisi Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem


informasi yang mengelola seluruh data dengan referensi
geografi. Nama lain dari sistem informasi geografis yaitu
sistem informasi keruangan, sistem analisa data
keruangan, dan sistem informasi sumber daya alam.
Selain itu, sistem informasi geografis juga diartikan
sebagai suatu sistem yang mengelola data geografis
dengan mengandalkan komputer. Pengolahan dan
penyimpanan data pada sistem informasi geografi
memanfaatkan komponen komputer yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Bahan informasi geografis berupa data geografis, sedangkan pengelolanya adalah sumber

COPYRIGHT®
daya manusia. Dengan perkembangan teknologi, sistem informaisi geografis memanfaatkan
komputer yang dapat menyimpan, mengelola, memproses serta menganalisis data geografis
dan non geografis. Selain itu, sistem informasi geografis digunakan untuk menyediakan
informasi dan grafis secara terpadu. Informasi yang diperoleh kemudian dimanfaatkan untuk
keperluan sehari-hari dalam kehidupan manusia.

Sistem informasi geografis menyatu dengan lingkungan sistem lain, yaitu pemerintahan,
nonpemerintah, kelompok atau perorangan. Pengolahan data sistem informasi geografis
dapat dilakukan secara konvensional dan secara komputerisasi. Sistem informasi geografi
digunakan untuk berbagai bidang ilmu terapan seperti investigasi teknis, manajemen sumber
daya alam, manajemen aset, kajian masalah lingkungan, perencanaan wilayah, kartografi dan
kedaruratan bencana

Dalam buku Sistem Informasi Geografis Konsep dan Aplikasinya dalam Analisis
Geomorfologi Kuantitatif (2018) karya Emi Sukiyah, SIG adalah sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk menyimpan, mengolah, dan menganalisis informasi geografis.

Konsep dasar SIG adalah data dikelola dan disimpan dalam sebuah layer. Setiap layer berisi
data sejenis, baik berupa informasi tematik atau obyek bertipe poligon.

Masing-masing obyek dalam setiap layer bisa dihubungkan


dengan data atribut yang disimpan dan dikelola menggunakan
Data Base Management System (DBMS).

Informasi berupa data pokok atau data teknis operasional bisa


dengan mudah dibuat menggunakan DBMS. Pengait antara data
grafis dan atribut itulah yang akhirnya membentuk sebuah SIG.

Dalam SIG, komputer merupakan komponen yang sangat penting.


Sebab SIG berhubungan langsung dengan teknologi informasi.

2. Pengertian menurut para ahli

a. Question book-new.svg

Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa
dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Materi yang
tidak memiliki sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.

b. Menurut Aronaff (1989)

SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan,
mengelola, memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian.

c. Menurut Burrough (1986)

COPYRIGHT®
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan
kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan
dunia.

d. Menurut Kang-Tsung Chang (2002)

SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying
geographic data.

e. Menurut Murai (1999)

SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil
kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data
geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan
umum lainnya.

f. Menurut Marble et al (1983)

SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

g. Menurut Bernhardsen (2002)

SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini
diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi
untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan
pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan
presentasi data serta analisis data

h. Menurut Gistut (1994)

SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena
yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi
yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi

i. Menurut Berry (1988)

SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

j. Menurut Calkin dan Tomlison (1984)

SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

k. Menurut Linden, (1987)

SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan
penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

COPYRIGHT®
l. Menurut Alter

SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat
diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta.

m. Menurut Prahasta

SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan,
manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.

n. Menurut Petrus Paryono

SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan
menganalisis informasi geografi.

o. Menurut Nico Nathanael (2019)

SIG adalah sistem informasi yang mempunyai data berspasial yang diambil berdasarkan letak
geografis suatu wilayah untuk proses analisis, penyimpanan dan visualisasi.

3. Komponen Sistem Informasi Geografis

a. Perangkat Keras

Perangkat keras atau hardware yaitu perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem
komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Perangkat keras SIG
mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi
dan juga mendukung operasi berbasis data dengan jumlah volume data yang besar dengan
cepat . Perangkat keras yang digunakan dalam sistem informasi geografis yaitu prosesor
(CPU), kapasitas memori (RAM), Kartu Grafis (GPU), Monitor, Keyboard, Mouse, dan ruang
penyimpanan data (Disk).

Pemilihan perangkat keras untuk keperluan sistem informasi geografis didasarkan


kepada jenis perangkat lunak yang digunakan. Selain itu, perangkat keras yang digunakan
harus memperhatikan jumlah analisa yang akan dilakukan dan jumlah data yang diperlukan
selama analisa. Dalam SIG juga di perlukan Printer untuk mencetak hasil data yang telah di
analisa/di oprek.

b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau software yaitu perangkat yang dipakai untuk melaksanakan
proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data secara spasial ataupun non-spasial.

Perangkat lunak dalam sistem informasi geografis umumnya hanya menyajikan beberapa
fungsi tertentu. Fungsi ini terbagi menjadi fungsi analisa, manajemen basis data spasial, dan
fungsi penyajian data. Pemilihan perangkat lunak untuk sistem informasi geografis harus
disesuaikan dengan penggunaan yang diperlukan. Contoh perangkat lunak yang di gunakan
unuk SIG adalah ArcGIS atau Arcview.

COPYRIGHT®
c. Data

Pada prinsipnya terdapat beberapa jenis data untuk mendukung SIG yaitu:

1. Data Spasial

Data ini merepresentasikan dan/atau mengidentifikasikan posisi ruang (letak geografis) dari
suatu fenomena. Contoh data spasial seperti letak suatu daratan, informasi garis lintang dan
garis bujur, kepulauan, sumber minyak, hutan, sumber gas alam, pegunungan, serta lainnya.
Data spasial ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi, misalnya Kode Pos.

2. Data Atribut

Data atribut merupakan data yang menjabarkan aspek dari suatu fenomena dalam bentuk
deskripsi atau penjelasan yang terperinci. Data ini tergambar dalam bentuk kata-kata, angka,
serta tabel. Data atribut yang dapat dijumpai pada data kepadatan penduduk, data luas
wilayah, jenis-jenis tanah, data demografis, dan sebagainya.

3. Data Vektor

Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu mozaik berupa titik/point,
garis (arc/line), polygon yaitu daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir
pada titik yang sama, serta nodes yaitu titik perpotongan antara dua garis. Kegunaan data
vektor ini untuk menganalisa ketepatan posisi pada suatu wilayah atau mendefinisikan
hubungan spasial dari beberapa fitur.

4. Data Raster

Data raster atau sering juga disebut dengan sel grid merupakan data yang dihasilkan dari
sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Resolusi pada data raster
tergantung pada ukuran pixelnya. Nah, dengan kata lain resolusi menggambarkan ukuran
sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.

d. Pengguna

Komponen terpenting dalam sistem informasi geografis adalah pengguna. Pengelolaan


analisa yang komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh pengguna. Pada sistem informasi
geografi pengguna dibedakan menjadi pelaku analisa dan pengguna informasi. Pelaku
analisa harus menguasai beragam disiplin ilmiah terutama geografi, matematika dan statistik.
Selain itu, pelaku analisa harus mahir menggunakan komputer. Pengguna informasi
merupakan semua orang yang memerlukan informasi geografis.

e. Metode

Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap permasalahan. SIG yang baik
tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.

4. Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)

COPYRIGHT®
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:

a. Input Data

Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data
spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga
peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan
alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan
proses scanning pada peta analog.

b. Manipulasi Data

Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai
dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik
untuk data spasial maupun non-spasial.

c. Manajemen Data

Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-
spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data
yang memiliki ukuran besar.

d. Query dan Analisis

Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat
melakukan dua jenis analisis, yaitu:

1. Analisis Proximity

Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG
menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak
tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.

2. Analisis Overlay

Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer
untuk digabungkan secara fisik.

e. Visualisasi

Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik.
Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.

5. Sumber Data Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sumber data dari SIG bisa didapat dari:

COPYRIGHT®
a. Data lapangan, di mana data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan
pengamatan atau observasi di lapangan dengan cara mengukur dan menghitungnya.
b. Data peta seperti posisi geografis Indonesia, data ini diperoleh dari informasi yang
tercetak pada peta/film.
c. Data penginderaan jauh, yang merupakan data hasil pengamatan dari citra satelit atau
foto udara.

6. Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)

a) Di lingkup individu: SIG sangat efektif membantu proses pembentukan,


pengembangan, atau perbaikan peta yang telah dimiliki oleh setiap orang yang
berdampingan dengan dunia nyata.
b) Di lingkup pendidikan: SIG efektif digunakan sebagai alat bantu utama dalam usaha
meningkatkan pemahaman, pengertian dan pembelajaran mengenai ide atau konsep
sebuah lokasi, ruang, kependudukan dan informasi geografis lainnya.
c) Di lingkup penelitian: SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan akurat
terhadap suatu masalah nyata yang terkait dengan data spasial permukaan bumi.
Selain itu, SIG juga memiliki kemampuan yang baik dalam memvisualkan data spasial.
Sehingga mempermudah dalam modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk menggambarkan unsur-unsur permukaan bumi. Pengguna juga
dapat menginterpretasikan data yang didapat melalui SIG secara manual.

7. Manfaat SIG di berbagai bidang

a. Manajemen tata guna lahan

Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu
dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk
menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya,
wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri,
perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu
pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan
sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-
utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar
efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan
ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa
dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter
dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan
SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini
nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai,
dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata
guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah
hujan, iklim, kondisi tanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan
lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya.
Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu
dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing
tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian
dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan
peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat

COPYRIGHT®
membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola
pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih
efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan
industri, dan lainnya.

b. Inventarisasi sumber daya alam


Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi,
batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
2. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
3. Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
4. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
5. Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
6. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
7. Rehabilitasi dan konservasi lahan.

c. Untuk Pengawasan Daerah Bencana Alam

Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:

1. Memantau luas wilayah bencana alam;


2. Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
3. Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
4. Penentuan tingkat bahaya erosi;
5. Prediksi ketinggian banjir;
6. Prediksi tingkat kekeringan.

d. Bagi perencanaan Wilayah dan Kota

1. Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian,


perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan
bencana.
2. Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah,
perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan
status pertahanan.
3. Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen
sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
4. Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata
suatu daerah.
5. Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian
rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan
kemacetan dan kecelakaaan.
6. Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran
penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta
kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan
pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan
perkantoran.

COPYRIGHT®
MAKALAH GEOGRAFI

KD 2
(PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN,
PENGINDERAAN JAUH, dan SIG)

MUHAMMAD RAFLI ALVIRO


X MIPA 8 / 22

MADRASAH ALIYAH NEGERI SURABAYA

COPYRIGHT®
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Remidi PAS KD 2 (Pengetahuan
Dasar Pemetaan, Penginderaan Jauh, Dan SIG) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak Ali
Mustofa pada Mapel Geografi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengetahuan Dasar Pemetaan, Penginderaan Jauh, Dan SIG bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Ali Mustofa selaku Guru Pembimbing Mapel
geografi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 13 Desember 2020

Penulis

COPYRIGHT®
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Peta#:~:text=Peta%20adalah%20gambaran%20permukaan%20
bumi,bidang%20datar%20dengan%20skala%20tertentu.&text=Namun%20secara%20umum
%20pengertian%20peta,diperkecil%20dengan%20menggunakan%20skala%20tertentu.
https://bobo.grid.id/read/082199922/pengertian-peta-dan-apa-saja-fungsi-peta-lihat-di-
sini-yuk?page=all
https://www.merdeka.com/jatim/mengenal-fungsi-peta-secara-umum-beserta-pengertian-
dan-jenis-jenisnya-kln.html
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-dan-fungsi-peta-8524/
https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/fungsi-dan-tujuan-peta/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/jenis-jenis-peta-berdasarkan-bentuknya-5898/
https://bobo.grid.id/read/082317159/inilah-jenis-jenis-peta-berdasarkan-isi-skala-dan-
bentuknya?page=all
https://tirto.id/mengenal-jenis-jenis-peta-beserta-fungsinya-f7ZL
https://id.wikipedia.org/wiki/Proyeksi_peta
https://www.gurupendidikan.co.id/proyeksi-peta/#ftoc-heading-3
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/materi-penginderaan-jauh/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/memahami-konsep-penginderaan-jauh-4883/
https://ilmugeografi.com/geologi/pengindraan-jauh
https://cerdika.com/pengertian-peta/pengertian-pengindraan-
jauh/#Pengertian_Pengindraan_Menurut_Ahli
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/10/163916469/jenis-jenis-citra-penginderaan-
jauh?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/152538369/unsur-unsur-interpretasi-
citra?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/20/140507269/sistem-informasi-geografis-
sejarah-dan-definisi?page=all
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-dan-komponen-sistem-informasi-
geografis-2436/
https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/sistem-informasi-geografis
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis#:~:text=Sistem%20Informasi%20Ge
ografis%20adalah%20suatu,sistem%20informasi%20sumber%20daya%20alam.

COPYRIGHT®

Anda mungkin juga menyukai