Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum Vol. V/No.

1/Jan-Feb/2017

KEDUDUKAN KETERANGAN AHLI SEBAGAI ALAT PENDAHULUAN


BUKTI MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG A. Latar Belakang Masalah
HUKUM ACARA PIDANA1 Hukum acara pidana bertujuan untuk
Oleh : Hadi Alamri2 mencari kebenaran materiil atau kebenaran
yang sesungguhnya, berbeda dengan hukum
ABSTRAK acara perdata yang cukup puas dengan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk kebenaran formal. Untuk memperoleh suatu
mengetahui apa tujuan pembuktian melalui alat- kebenaran atas suatu peristiwa pidana yang
alat bukti yang sah menurut KUHAP dan terjadi diperlukan suatu proses kegiatan yang
bagaimana kedudukan keterangan ahli sebagai sistimatis dengan menggunakan ukuran dan
alat bukti dalam pemeriksaan suatu perkara pemikiran yang layak dan rasional. Kegiatan
pidana. Dengan menggunakan metode pembuktian dalam hukum acara pidana pada
penelitian yuridis normatif, dapat disimpulkan: dasarnya diharapkan untuk memperoleh
1. Tujuan pembuktian melalui alat-alat bukti kebenaran, yakni kebenaran dalam batasan-
yang sah menurut KUHAP adalah bagi penutut batasan yuridis bukan dalam batasan yang
umum merupakan usaha untuk meyakinkan mutlak karena kebenaran yang mutlak sukar
hakim, bahwa berdasarkan dua alat bukti yang diperoleh.
sah agar menyatakan terdakwa bersalah sesuai Pembuktian dalam hukum acara pidana,
dengan surat dakwaan. Bagi terdakwa dan merupakan upaya mendapatkan keterangan-
penasehat hukumnya, pembuktian merupakan keterangan melalui alat-alat bukti dan barang
usaha sebaliknya yakni meyakinkan hakim bukti guna memperoleh suatu keyakinan atas
berdasarkan dua alat bukti yang sah agar benar tidaknya perbuatan pidana yang
menyatakan terdakwa dibebaskan atau didakwakan serta dapat mengetahui ada
dilepaskan dari tuntutan hukum atau tidaknya kesalahan pada diri terdakwa.
meringankan pidananya. Bagi hakim melalui Menurut Bambang Peornomo bahwa :3 Suatu
alat-alat bukti yang sah baik yang berasal dari pembuktian menurut hukum pada dasarnya
penuntut umum maupun dari terdakwa dan merupakan proses untuk menentukan substansi
penasehat hukumnya dijadikan dasar untuk atau hakekat adanya fakta-fakta yang diperoleh
membuat keputusan. 2. Kedudukan keterangan melalui ukuran yang layak dengan pikiran yang
ahli sebagai alat bukti dalam pemeriksaan suatu logis terhadap fakta-fakta pada masa lalu yang
perkara pidana mempunyai 2 (dua) tidak terang menjadi fakta-fakta yang terang
kemungkinan yakni bisa sebagai alat bukti dalam hubungannya dengan perkara pidana.
keterangan ahli dan alat bukti surat. Sebagai alat Dalam KUHAP, peraturan pokok mengenai
bukti keterangan ahli apabila dinyatakan di sistem pembuktian adalah Pasal 183 KUHAP
sidang pengadilan dengan mengucapkan yang menentukan bahwa hakim tidak boleh
sumpah atau janji menurut cara agama yang menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali
dianutnya. Dan sebagai alat bukti surat apabila apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat
diberikan pada waktu pemeriksaan oleh bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
penyidik atau penuntut umum, yang dituangkan terdakwalah yang bersalah melakukannya. Pasal
dalam suatu bentuk laporan dengan mengingat ini menentukan syarat yang harus dipenuhi oleh
sumpah sewaktu ia menerima jabatan atau setiap hakim untuk dapat menjatuhkan pidana
pekerjaannya. kepada terdakwa. Kedua syarat yang disebutkan
Kata kunci: Keterangan ahli, alat bukti, hukum pada Pasal 183 KUHAP itu adalah adanya
acara pidana. sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dan
adanya keyakinan hakim yang diperolehnya
berdasarkan alat-alat bukti. Dengan demikian,
pertama-tama harus ada sekurang-kurangnya
dua alat bukti yang sah. Tetapi, sekalipun sudah
ada dua alat bukti yang sah, hakim tidak dapat
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Goedlieb N.
3
Mamahit, SH, MH; Max Sepang, SH, MH Bambang Poernomo, Hukum Acara Pidana Pokok-pokok
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Peradilan Pidana Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm.
130711011929 38.

31
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

sendirinya wajib untuk menyatakan terdakwa yang memiliki keahlian khusus sampai
bersalah dan menjatuhkan suaut pidana. Syarat pemeriksaan di sidang pengadilan jaksa selaku
yang kedua juga harus dipenuhi, yaitu adanya penuntut umum menghadirkan seorang ahli
keyakinan hakim yang diperolehnya berdasarkan untuk memberikan keterangan dengan tujuan
alat-alat bukti itu. untuk membuktikan dakwaannya.
Demikian pula sebaliknya, sekalipun hakim Dari uraian di atas telah mendorong penulis
berdasarkan perasaannya yakin bahwa untuk menulis skripsi ini dengan judul:
sebenarnya terdakwa yang bersalah, tetapi Kedudukan Keterangan Ahli Sebagai Alat Bukti
apabila tidak didukung oleh adanya minimal dua Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
alat bukti yang sah, maka hakim juga tidak boleh
menjatuhkan pidana terhadap terdakwa. B. Perumusan Masalah
Salah satu alat bukti yang sah dalam 1. Apa tujuan pembuktian melalui alat-alat
pemeriksaan suatu perkara pidana menurut bukti yang sah menurut KUHAP?
Pasal 184 KUHAP adalah keterangan ahli. 2. Bagaimanakah kedudukan keterangan ahli
Keterangan ahli adalah keterangan yang sebagai alat bukti dalam pemeriksaan suatu
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian perkara pidana?
khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna C. Metode Penelitian
kepentingan pemeriksaan.4 Penelitian ini merupakan penelitian normatif,
Keterangan ahli merupakan hal yang baru yaitu dengan melihat hukum sebagai kaidah
dalam Hukum Acara Pidana Indonesia. Hal ini (norma). Untuk menghimpun bahan digunakan
merupakan pengakuan bahwa dengan adanya metode penelitian kepustakaan (library
kemajuan teknologi, seorang hakim tidak bisa research), yaitu dengan mempelajari
mengetahui segala untuk itu diperlukan bantuan kepustakaan hukum yang berkaitan dengan
seorang ahli. pokok permasalahan, himpunan peraturan
Keterangan ahli dalam pemeriksaan perundang-undangan, artikel-artikel hukum, dan
suatu perkara pidana sangat menarik untuk berbagai sumber tertulis lainnya. Bahan-bahan
dibahas karena dalam penyidikan tindak pidana yang telah dihimpun selanjutnya dianalisis
Pasal 120 KUHAP menentukan : dengan menggunakan metode analisa kualitatif,
1. Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia di mana hasilnya disusun dalam bentuk skripsi.
dapat minta pendapat orang ahli atau orang
yang memiliki keahlian khusus. PEMBAHASAN
2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau A. Tujuan Pembuktian Melalui Alat-alat Bukti
mengucapkan janji di muka penyidik bahwa Alat bukti adalah segala sesuatu yang ada
ia akan memberi keterangan menurut hubungannya dengan suatu perbuatan, di mana
pengetahuannya yang sebaik-baiknya dengan alat-alat bukti tersebut. dapat
kecuali bila disebabkan karena harkat serta dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna
martabat, pekerjaan atau jabatannya yang menimbulkan keyakinan hakim atas kebenaran
mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat adanya suatu tindak pidana yang telah dilakukan
menolak untuk memberikan keterangan oleh terdakwa.
yang diminta. Banyak bukti yang dapat dipandang sebagai
Sedangkan dalam Pasal 186 KUHAP alat bukti, tetapi KUHAP telah membatasi alat-
ditentukan bahwa keterangan ahli ialah apa alat bukti yang dapat dijadikan dasar bagi
yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. putusan hakim, di mana alat-alat bukti seperti
Dari ketentuan Pasal 120 KUHAP dan Pasal 186 ini disebut alat-alat bukti yang sah.
KUHAP tersebut di atas dapat dimengerti bahwa Menurut ketentuan dalam Pasal 184 ayat (1)
keterangan ahli sangat penting dalam KUHAP, alat bukti yang sah ialah:
pemeriksaan suatu perkara pidana, sejak dalam a. keterangan saksi;
penyidikan dalam hal penyidik menganggap b. keterangan ahli;
perlu ia dapat minta pendapat ahli atau orang c. surat
d. petunjuk;
4
Pasal 1 Butir 28 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 e. keterangan terdakwa.
Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

32
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

Tujuan pembuktian melalui alat-alat bukti hukum terdakwa dibuat dasar untuk membuat
yang sah menurut KUHAP bagi para pihak yang keputusan.
terlibat dalam proses pemeriksaan persidangan Dalam pemeriksaan persidangan suatu
adalah sebagai berikut :5 perkara pidana, majelis hakim setelah
a. Bagi penuntut umum, pembuktian adalah memeriksa dan memperhatikan alat-alat bukti
merupakan usaha untuk meyakinkan yang ada, maka akan mempertimbangkan hal-
hakim yakni berdasarkan alat bukti yang hal sebagai berikut :6
ada, agar menyatakan seorang terdakwa a. Perbuatan apa yang telah terbukti dari hasil
bersalah sesuai dengan surat atau catatan pemeriksaan persidangan;
dakwaan. b. Apakah terdakwa telah terbukti bersalah
b. Bagi terdakwa atau penasihat hukum, melakukan perbuatan tersebut;
pembuktian merupakan usaha sebaliknya, c. Kejahatan atau pelanggaran apakah yang
untuk meyakinkan hakim yakni telah dilakukan terdakwa;
berdasarkan alat bukti yang ada, agar d. Pidana apakah yang harus dijatuhkan pada
menyatakan terdakwa dibebaskan atau diri terdakwa.
dilepaskan dari tuntutan hukum atau Dari uraian di atas dalam pemeriksaan suatu
meringankan pidananya. Untuk itu perkara pidana di sidang pengdailan, maka
terdakwa atau penasihat hukum jika setelah majelis hakim memperhatikan alat-alat
mungkin harus mengajukan alat-alat bukti bukti yang ada maka akan mempertimbangkan
yang menguntungkan atau meringankan perbuatan apa yang telah terbukti dari hasil
pihaknya. Biasanya bukti tersebut disebut pemeriksaan persidangan, apakah terdakwa
bukti kebalikan. telah terbukti bersalah melakukan perbuatan
c. Bagi hakim atas dasar pembuktian tersebut dan kejahatan atau pelanggaran
tersebut yakni dengan adanya alat-alat apakah yang telah dilakukan terdakwa serta
bukti yang ada dalam persidangan baik pidana apa yang harus dijatuhkan pada diri
yang berasal dari penuntut umum atau terdakwa.
penasihat hukum/terdakwa dibuat dasar Apabila hakim memandang pemeriksaan
untuk membuat keputusan. alat-alat bukti di sidang sudah selesai, maka ia
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tujuan mempersilahkan penuntut umum membacakan
pembuktian melalui alat-alat bukti yang sah tuntutannya (requisitioir). Setelah itu giliran
menurut KUHAP yakni keterangan saksi, terdakwa atau penasehat hukumnya
keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan membacakan pembelaannya yang dapat dijawab
terdakwa dalam pemeriksaan perkara pidana di oleh penuntut umum, dengan ketentuan bahwa
sidang pengadilan adalah bagi penuntut umum. terdakwa atau penasehat hukumnya mendapat
Pembuktian merupakan usaha untuk giliran terakhir.
meyakinkan hakim yakni berdasarkan alat bukti Berdasarkan ketentuan Pasal 182 ayat (1c)
yang ada, agar menyatakan seorang terdakwa tuntutan, pembelaan dan jawaban atas
bersalah sesuai dengan surat dakwan. pembelaan dilakukan secara tertulis dan setelah
Bagi terdakwa atau penasehat hukum, dibacakan segera diserahkan kepada hakim
pembuktian merupakan usaha sebaliknya, untuk ketua sidang dan turunannya kepada pihak yang
meyakinkan hakim yakni berdasarkan alat bukti berkepentingan. Jika acara pemeriksaan telah
yang ada, agar menyatakan terdakwa selesai, hakim ketua sidang menyatakan bahwa
dibebaskan atau dilepaskan dan tuntutan hukum pemeriksaan dinyatakan ditutup, dengan
atau meyakinkan pidananya. Oleh karena itu ketentuan dapat membukanya sekali lagi, baik
terdakwa atau penasehat hukum sedapat atas kewenangan hakim ketua sidang karena
mungkin mengajukan alat-alat bukti yang jabatannya, maupun atas permintaan penuntut
menguntungkan atau meringankan terdakwa. umum atau terdakwa atau penasehat hukum
Biasanya bukti tersebut disebut bukti kebalikan. dengan memberikan alasannya.
Bagi hakim pembuktian melalui alat-alat Putusan pengadilan negeri dapat dijatuhkan
bukti yang ada dalam persidangan baik yang dan diumumkan pada hari itu juga atau pada
berasal dari penuntut umum atau penasehat hari lain yang sebelumnya harus diberitahukan

5 6
Ibid, hal. 13. Loc-cit.

33
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

kepada penuntut umum, terdakwa atau untuk pemeriksaan luka, atau pemeriksaan
penasehat hukum. mayat atau pemeriksaan bedah mayat.
Dari ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal
B. Kedudukan Keterangan Ahli Sebagai Alat tersebut di atas tidak disebutkan secara jelas
Bukti syarat-syarat tentang seorang ahli, kecuali untuk
Menurut Pasal 1 butir 28 KUHAP, yang dokter ahli kehakiman atau dokter. Sehingga
dimaksud dengan keterangan ahli adalah dibuka kemungkinan seorang ahli dari kalangan
keterangan yang diberikan oleh seorang yang tidak terdidik secara formal.
memiliki keahlian khusus hal yang diperlukan A. Karim Nasution mengatakan :9
untuk membuat terang suatu perkara pidana Janganlah hendaknya kita berpendapat
guna kepentingan pemeriksaan. bahwa orang yang disebut ahli tersebut
Yang disebut ahli adalah :7 haruslah seorang yang telah memperoleh
- Menurut Pasal 120 KUHAP, adalah ahli pendidikan khusus atau orang yang telahi
atau ahli yang mempunyai keahlian memiliki ijazah tertentu. Setiap orang
khusus; menurut hukum acara pidana dapat diangkat
- Menurut Pasal 132 KUHAP, adalah ahli sebagai ahli, asal saja dianggap mempunyai
yang mempunyai keahlian tentang surat pengetahuan dan pengalaman yang khusus
dan tulisan palsu. mengenai sesuatu hal, atau memiliki lebih
- Menurut Pasal 133 KUHAP menunjuk banyak pengetahuan dan pengalaman
Pasal 179 KUHAP, untuk menentukan tentang soal itu.
korban luka, keracunan atau mati adalah Dengan demikian bukan berarti bahwa dalam
ahli kedokteran kehakiman atau dokter memerlukan bantuan ahli kita harus selalu minta
ahli lainnya. bantuan sarjana-sarjana atau ahli-ahli ilmu
Menurut Surat Edaran Jaksa Agung Nomor: pengetahuan, tetapi juga pada orang-orang yang
SE-003/J.A./2/1984, pemeriksaan ahli terhadap berpengalaman dan kurang berpendidikan,
otentikasi tanda tangan dan tulisan yang akan namun dalam bidangnya toh sangat cendekia
digunakan sebagai alat bukti bahwa suatu tindak (scherpzinnig). Umpamanya: tukang kayu,
pidana telah terjadi, atau siapa saja yang tukang sepatu, pembuat senjata, pemburu dan
bersalah melakukannya telah disepakati oleh sebagainya yang untuk soal-soal tertentu dapat
Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung dan memberi pertolongan yang sangat diperlukan.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia sebagai Pasal 179 KUHAP menentukan :
berikut :8 (1) Setiap orang yang diminta pendapatnya
- untuk tindak pidana umum dan tindak sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
pidana khusus keterangan ahli otentikasi dokter ahli lainnya wajib memberikan
diberikan oleh Laboratorium Kriminal keterangan ahli demi keadilan.
MABAK; (2) Semua ketentuan tersebut di atas untuks
- untuk tindak pidana militer, keterangan aksi berlaku juga bagi mereka yang
ahli otentikasi diberikan oleh memberikan keterangan ahli, dengan
Laboratorium Kriminil POM ABRI; ketentuan bahwa mereka mengucapkan
- untuk perkara yang bersifat koneksitas sumpah atau janji akan memberikan
dapat diberikan oleh salah satu Laborato- keterangan yang sebaik-baiknya dan yang
rium Kriminil berdasarkan kesepakatan sebenarnya menurut pengetahuan dalam
antara unsur penegak hukum yang duduk bidang keahliannya.
dalam tim untuk perkara koneksitas. Berpijak pada Pasal 179 ayat (1) KUHAP
Menurut Pedoman Pelaksanaan KUHAP, dapat dikategorikan dua kelompok ahli, yaitu
keterangan dokter bukan keterangan ahli tetapi ahli kedokteran dan ahli-ahli lainnya. Syarat
keterangan saja yang merupakan petunjuk. Yang sahnya keterangan ahli, yaitu :10
disebut keterangan ahli dalam pasal 133 KUHAP 1) Keterangan diberikan oleh ahli.
yakni keterangan ahli kedokteran kehakiman
9
A. Karim Nasution, Masalah Hukum Pembuktian Dalam
Proses Pidana I, II dan III, Tanpa Penerbit, Jakarta, 1985,
7
Hari Sasangka dan Lily Rosita, Op-cit, hal. 54. hal. 136.
8 10
Ibid, hal. 55. Rusly Muhammad, Op-cit, hal. 194.

34
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

2) Memiliki keahlian khusus dalam bidang mengucapkan sumpah atau janji di hadapan
tertentu. hakim.
3) Menurut pengetahuan dalam bidang Dari ketentuan penjelasan Pasal 186 KUHAP
keahliannya. tersebut di atas maka sebenarnya secara
4) Diberikan di bawah sumpah. teoretik pada hakikatnya kejerangan ahli dapat
Keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah menimbulkan dua dilema di dalamnya, yaitu :
dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, a. Bahwa keterangan ahli dapat diberikan
dengan cara meminta keterangan ahli pada taraf pada pemeriksaan oleh penyidik atau
penyidikan oleh aparat penyidik sebagaimana penuntut umum. Di sini menimbulkan
dalam Pasal 133 KUHAP. Menurut pasal ini, dilema apakah mungkin dalam era
keterangan ahli diberikan secara tertulis melalui KUHAP keterangan ahli dapat diberikan
surat. Atas permintaan ini ahli menerangkan di hadapan penuntut umum, padahal
hasil pemeriksaannya dalam bentuk laporan. semenjak penerapan KUHAP penuntut
Cara kedua, seperti yang ditentukan Pasal 179 umum sudah tidak berwenahg lagi
dan Pasal 186 KUHAP, yaitu keterangan ahli melakukan penyidikan;dan
diberikan secara lisan dan langsung di b. Bahwa jika keterangan tersebut
pengadilan. dituangkan dalam bentuk laporan,
Pada prinsipnya alat bukti keterangan ahli eksistensinya bukanlah sebagai
tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian keterangan ahli melainkan merupakan
yang mengikat dan menentukan. Dengan alat bukti surat (Pasal 187 huruf c
demikian, nilai kekuatan pembuktian keterangan KUHAP).
ahli sama dengan nilai kekuatan yang melekat Dalam praktik peradilan, keterangan ahli
pada alat bukti keterangan saksi, yaitu dalam bentuk visum et repertum (diatur dalam
mempunyai nilai kekuatan pembuktian bebas Staatsblad Tahun 1937 Nomor 350, Ordonnantie
atau vrijn bewijs-kracht. Hakim bebas menilainya 22 Mei 1937 tentang visa reperta van
dan tidak terikat kepadanya. Namun. penilaian genesskundigen) yang banyak dilampirkan
hakim ini harus benar-benar bertanggung jawab dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
atas landasan moril demi terwujudnya khususnya terhadap tindak pidana Pasal 285
kebenaran sejati dan demi tegaknya hukum KUHP, Pasal 351 KUHP, Pasal 359 KUHP, Pasal
serta kepastian hukum. 360 KUHP, dan sebagainya ketimbang surat
Pada hakikatnya keterangan ahli itu adalah keterangan.
keterangan yang diberikan oleh seorang yang Apabila ditinjau melalui kajian praktik
memiliki keahlian khusus tentang hal yang peradilan secara lebih intens, dapatlah
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara dikonklusikan bahwa keterangan ahli berupa
pidana guna kepentingan pemeriksaan (Pasal 1 laporan ini lazim menimbulkan dua nuansa
angka 28 KUHAP). Konkretnya, keterangan ahli pembuktian, yaitu :
sebagai gradasi kedua alat bukti yang sah (Pasal a. Pertama, bahwa keterangan ahli dengan
184 ayat (1) huruf b KUHAP) adalah apa yang bentuk laporan tetap dapat dinilai sebagai
seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan alat bukti keterangan ahli. Aspek ini
(Pasal 186 KUHAP). Akan tetapi, menurut ditegaskan dalam penjelasan Pasal 186 jo.
penjelasan Pasal 186 KUHAP disebutkan bahwa Pasal 133 ayat (1) KUHAP di mana
keterangan ahli ini dapat juga diberikan pada disebutkan keterangan ahli dapat juga
waktu, pemeriksaan oleh penyidik atau diberikan pada waktu pemeriksaan oleh
penuntut umum yang dituangkan dalam suatu penyidik atau penuntut umum yang
bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat dituangkan dalam bentuk laporan dan
sumpah pada waktu ia menerima jabatan atau dibuat dengan mengingat sumpah pada saat
pekerjaan. Jika hal itu tidak diberikan pada ia menerima jabatan atau pekerjaan.
waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut b. Kedua, bahwa laporan keterangan ahli dapat
umum, pada pemeriksaan di sidang diminta dipandang sebagai alat bukti| surat. Hal ini
untuk memberikan keterangan dan dicatat dapat ditafsirkan dari ketentuan Pasal 187
dalam bentuk berita acara pemeriksaan. huruf c KUHAP yang menentukan bahwa
Keterangan tersebut diberikan setelah ia surat keterangan dari seorang ahli yang

35
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

memuat pendapat berdasarkan keahliannya Seorang ahli sebelum memberikan


mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan keterangan, hakim ketua sidang menanyakan
yang diminta secara resmi dari padanya. identitas ahli, mengenai nama lengkap, tempat
Pasal 186 KUHAP menentukan, keterangan lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
sidang pengadilan. Menurut Waluyadi, tidak pekerjaan. Sebelum memberikan keterangan,
semua keterangan ahli dapat dinilai sebagai alat ahli wajib bersumpah atau berjanji menurut cara
bukti, melainkan yang dapat memenuhi syarat- agama masing-masing (Pasal 179 ayat (2)
syarat kesaksian adalah yang diberikan di muka KUHAP). Keterangan ahli yang diberikan dalam
persidangan.11 sidang dicatat dalam berita acara pemeriksaan
Hari Sasangka dan Lily Rosita menyatakan : 12 (penjelasan Pasal 186 KUHAP). Berita acara
Keterangan ahli mempunyai 2 (dua) tersebut ditandatangani oleh hakim ketua
kemungkinan bisa sebagai alat bukti sidang dan panitera (Pasal 202 KUHAP).13
keterangan ahli atau alat bukti surat. Apabila Sebelum memberi keterangan, ahli wajib
diberikan pada waktu pemeriksaan oleh mengucapkan sumpah atau janji menurut cara
penyidik atau penuntut umum, yang agama yang dianutnya (Pasal 179 ayat (2)
dituangkan dalam suatu bentuk laporan, dan KUHAP). Bagi seseorang yang agamanya tidak
dibuat dengan mengingat sumpah sewaktu ia memperbolehkan bersumpah, sumpah tersebut
menerima jabatan atau pekerjaan diganti dengan berjanji (Staatsblaad 1920
(penjelasan Pasal 186 KUHAP) maka Nomor 69 Pasal 5). Bunyi sumpah seorang ahli
keterangan ahli tersebut sebagai alat bukti adalah, bahwa selaku ahli akan memberikan
surat. keterangan yang sebaik-baiknya dan yang
Menjadi ahli pada dasarnya sama dengan sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang
menjadi saksi adalah merupakan suatu keahliannya (Pasal 179 ayat (2) KUHAP).
kewajiban hukum. Menolak kewajiban tersebut Terhadap ahli yang tidak mau bersumpah
dapat dikenakan pidana berdasarkan ketentuan atau berjanji tanpa alasan, pemeriksaan tetap
undang-undang (pasal 1 59 ayat (2) KUHAP). dilakukan. Terhadap ahli tersebut bisa dilakukan
- Ancaman menolak kewajiban ahli terdapat penyanderaan di dalam RUTAN paling lama 14
dalam pasal 224 KUHP. (empat belas) hari berdasarkan penetapan
- Selanjutnya lihat kembali uraian tentang hakim ketua sidang. Apabila waktu 14 (empat
saksi tidak mau hadir di persidangan. belas) hari tersebut telah lampau, maka
Dasar hukum pemanggilan seorang ahli keterangan yang diberikan merupakan
adalah sama dengan dasar hukum pemanggilan keterangan saja, yang menguatkan keyakinan
seorang saksi, yakni pasal 146 ayat (2) dan pasal hakim (Pasal 161 KUHAP dengan penjelasannya).
227 KUHAP. Pemanggilan terhadap ahli Keterangan ahli yang tidak hadir dalam
dilakukan oleh penuntut umum yang memuat sidang dengan alasan yang sah, keterangan
secara jelas tanggal, hari serta jam sidang serta tersebut dibacakan. Jika keterangan ahli
untuk perkara apa ia dipanggil. Selanjutnya lihat tersebut sebelum diberikan di depan penyidik
kembali pemanggilan terhadap saksi. sudah mengucapkan sumpah atau janji (Pasal
Dalam praktek tidak sulit untuk 120 ayat (2) KUHAP), maka nilainya sama
menghadirkan ahli dalam sidang pengadilan, dengan keterangan ahli yang dinyatakan dalam
apalagi kalau ahli terseut seorang yang sidang.
berpendidikan. Kebanyakan mereka menyadari Jika keterangan ahli tersebut diberikan di
tugas dan kewajiban seseorang selaku ahli. Di depan penyidik tidak mengucapkan sumpah
samping itu masalah yang diterangkan oleh ahli atau janji, maka keterangan yang diberikan,
dalam sidan bersifat netral, yaitu merupakan merupakan keterangan saja yang menguatkan
penilaian atau penghargaan terhadap suatu keyakinan hakim (bandingkan dengan ahli yang
keadaan. menolak untuk bersumpah atau berjanji setelah
disandera, tetap tidak mau bersumpah atau
berjanji).
11
Waluyadi, Pengetahuan Dasar Hukum Acara Pidana,
Mandar Maju, Bandung, 1999, hal. 108.
12 13
Hari Sasangka dan Liliy Rosita, Op-Cit, hal. 56-57. Ibid, hal. 57

36
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

Penelitian ulang dengan bahan baru dapat Apabila bersesuaian dengan kenyataan
dilakukan terhadap keterangan ahli atau hasil yang lain di persidangan, keterangan ahli diambil
keterangan ahli. Penelitian ulang tersebut dapat sebagai pendapat hakim sendiri. Jika keterangan
dilakukan :14 ahli tersebut bertentangan, bisa saja
- Karena jabatan hakim ketua sidang untuk dikesampingkan oleh hakim. Namun yang perlu
menjernihkan duduk persoalan; diingat bahwa apabila keterangan ahli
- Karena keberatan yang beralasan dari dikesampingkan harus berdasar alasan yang
terdakwa atau penasehat hukum. jelas, tidak bisa begitu saja mengesampingkan
Apabila dilakukan penelitian ulang, dilakukan tanpa alasan. Karena hakim masih mempunyai
oleh instansi semula, dengan komposisi personil wewenang untuk meminta penelitian ulang bila
yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai memang diperlukan.
wewenang untuk itu. (Pasal 180 KUHAP).
Dengan demikian terdakwa atau PENUTUP
penasehat hukum berhak menolak keterangan A. Kesimpulan
ahli atau hasil keterangan ahli. 1. Tujuan pembuktian melalui alat-alat bukti
Dalam pasal 186 KUHAP, disebutkan bahwa yang sah menurut KUHAP adalah bagi
keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli penutut umum merupakan usaha untuk
nyatakan dalam sidang pengadilan. Suatu meyakinkan hakim, bahwa berdasarkan dua
keterangan ahli baru mempunyai nilai alat bukti yang sah agar menyatakan
pembuktian, bila ahli tersebut dimuka hakim terdakwa bersalah sesuai dengan surat
harus bersumpah terlebih dahulu sebelum dakwaan. Bagi terdakwa dan penasehat
memberikan keterangan. Dengan bersumpah hukumnya, pembuktian merupakan usaha
baru mempunyai nilai sebagai alat bukti. Jika ahli sebaliknya yakni meyakinkan hakim
tidak bisa hadir, dan sebelumnya sudah meng- berdasarkan dua alat bukti yang sah agar
ucapkan sumpah di muka penyidik maka nilainya menyatakan terdakwa dibebaskan atau
sama dengan keterangan ahli yang diucapkan dilepaskan dari tuntutan hukum atau
dalam sidang. meringankan pidananya. Bagi hakim melalui
Bila keterangan ahli diberikan tanpa sumpah alat-alat bukti yang sah baik yang berasal
karena sudah disandera, dan tetap tidak mau dari penuntut umum maupun dari terdakwa
bersumpah, tidak hadir dan ketika pemeriksaan dan penasehat hukumnya dijadikan dasar
di depan penyidik tidak bersumpah terlebih untuk membuat keputusan.
dahulu, maka keterangan ahli tersebut hanya 2. Kedudukan keterangan ahli sebagai alat
bersifat menguatkan keyakinan hakim. Dengan bukti dalam pemeriksaan suatu perkara
demikian selaku ahli, maka ia mempunyai pidana mempunyai 2 (dua) kemungkinan
kewajiban datang di persidangan, mengucapkan yakni bisa sebagai alat bukti keterangan ahli
sumpah, memberikan keterangan menurut dan alat bukti surat. Sebagai alat bukti
pengetahuan dalam bidang keahliannya. keterangan ahli apabila dinyatakan di sidang
Apa yang diterangkan oleh seorang ahli pengadilan dengan mengucapkan sumpah
adalah merupakan kesimpulan-kesimpulan dari atau janji menurut cara agama yang
suatu keadaan yang diketahui sesuai dengan dianutnya. Dan sebagai alat bukti surat
keahliannya. Atau dengan kata lain merupakan apabila diberikan pada waktu pemeriksaan
penilaian atau penghargaan terhadap suatu oleh penyidik atau penuntut umum, yang
keadaan. Kekuatan alat bukti keterangan dituangkan dalam suatu bentuk laporan
ahli bersifat bebas, karena tidak mengikat dengan mengingat sumpah sewaktu ia
seorang hakim untuk memakainya apabila menerima jabatan atau pekerjaannya.
bertentangan dengan keyakinannya. Guna
keterangan ahli di persidangan merupakan alat B. Saran
bantu bagi hakim untuk menemukan kebenaran, 1. Karena pembuktian melalui alat-alat bukti
dan hakim bebas mempergunakan sebagai yang sah dapat dijadikan dasar oleh hakim
pendapatnya sendiri atau tidak. untuk membuat keputusan, maka
diharapkan jaksa dapat meyakinkan hakim
melalui sekurang-kurangnya dua alat bukti
14
Ibid, hal. 59.

37
Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

yang sah yang ia hadirkan disidang Korupsi (Undang-Undang Nomor 31


pengadilan bahwa suatu tindak pidana Tahun 1999), CV Mandar Maju,
benar-benar terjadi dan terdakwalah yang Bandung, 2001.
bersalah melakukannya. Pusat Bahasa Departemen Pendidian Nasional,
2. Karena kedudukan keterangan ahli sebagai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
alat bukti yang sah dalam pemeriksaan Pustaka, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat,
suatu perkara pidana mempunyai dua 2005.
kemungkinan yakni bisa sebagai alat bukti Sasangka Hari dan Rosita Lily, Hukum
keterangan ahli dan sebagai alat bukti surat, Pembuktian Dalam Perkara Pidana,
maka terserah kepada hakim untuk menilai Mandar Maju, Bandung, 2003.
atau mempergunakan nama alat bukti apa Soedirjo, Jaksa dan Hakim Dalam Proses
yang akan diberikannya. Hakim dapat Pidana, CV Akademikia Pressindo,
menilai dan menyebutnya sebagai alat bukti Jakarta, 1985.
keterangan ahli atau dapat pula Undang-Undang nomor 8 tahun 1981 Tentang
menyebutnya sebagai alat bukti surat. Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Waluyadi, Pengetahuan Dasar Hukum Acara
DAFTAR PUSTAKA Pidana, Mandar Maju, Bandung, 1999.
Chazawi Adami, Hukum Pembuktian Tindak
Pidana Korupsi, Bandung, PT Alumni,
2006
Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana, Sinar
Grafika, Jakarta, 2010.
Harahap Yahya M., Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan
Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan
Peninjauan Kembali, Sinar Grafika,
Jakarta, 2005.
Kusumo Merto Sudikno, Hukum Acara Pidana,
Armico, Bandung, 1992.
Lumintang P.A.F., Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana Dengan Pembahasan
Secara Yuridis Menurut Yurisprudensi
dan Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana,
Sinar Baru, Bandung, 1984.
Muhammad Rusli, Hukum Acara Pidana
Kontemporer, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007.
Mulyadi Lilik, Putusan Hakim Dalam Hukum
Acara Pidana, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007.
Poernomo Bambang, Pokok-pokok Tata Cara
Peradilan Pidana Indonesia dalam
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 1981, Yogyakarta, 1993.
________________, Hukum Acara Pidana
Pokok-pokok Peradilan Pidana
Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1995.
Prodjodikoro Wirjono, Hukum Acara Pidana di
Indonesia, Sumur Bandung, Djakarta,
1984.
Prodjohamidjojo Martiman, Penerapan
Pembuktian Terbalik Dalam Delik

38

Anda mungkin juga menyukai