Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESULITAN BELAJAR PADA ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Irma Dwi Tantri, M.Pd.

Oleh :

Anjani Galih Putri Pramesti (2017404095)

Imna Fajriatu Zahra (2017404096)

Hana Qotrun Nada (2017404097)

Yuli Mar’ati Muamanah (2017404098)

TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Psikologi Pendidikan dengan judul “Kesulitan Belajar Pada Anak”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan di Institut
Agama Islam Negeri Purwokero.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pengampu Irma Dwi Tantri, M.Pd. pada mata kuliah Psikologi Pendidikan Tadris Bahasa
Inggris. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kesulitan
Belajar Pada Anak bagi para pembaca dan bagi penulis.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi menyempurnakan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Irma Dwi Tantri, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Purwokerto, 2 April 2021

Penulis

Kelompok 10
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR……………………………………………….……………………….......2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….…......3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….…………………………..4

1. Latar Belakang……………………………………………………………………………..…4
2. Rumusan Masalah………………………………………………………......................….......4
3. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….………….…......5

1. Pengertian Kesulitan Belajar……………………………………………………………..…..5


2. Gejala Kesulitan Belajar……………………………………………………………………...6
3. Dampak Kesulitan Belajar………………………………………………………………........7
4. Faktor Kesulitan Belajar…………………………………………...........................................7
5. Penanganan Anak Kesulitan belajar………………………………………………………….8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………......10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam
setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika di
lingkungan sekolah atau lingkungan rumah.

Pada saat ini banyak sekali anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Hal tersebut
tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja, tetapi juga dialami
oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Sedang yang namanya kemampuan belajar itu
merupakan kondisi proses belajar yang ditandai oleh hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai kesuksesan.

Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, maka pendidik harus waspada
terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang dialami para peserta didiknya. Untuk itu dalam
makalah ini, kami mencoba menguraikan latar belakang kesulitan belajar, gejala-gejala
kesulitan belajar, dampak-dampak kesulitan belajar, faktor-faktor kesulitan belajar, dan
penanganannya.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kesulitan belajar?
2. Apa saja gejala kesulitan belajar?
3. Apa saja dampak kesulitan belajar?
4. Apa saja faktor yang menyebabkan kesulitan belajar?
5. Bagaimana penangannya bagi anak yang mengalami kesulitan belajar?

3. Tujuan Penulisan
1. Pengertian kesulitan belajar.
2. Gejala kesulitan belajar.
3. Dampak kesulitan belajar.
4. Faktor kesulitan belajar.
5. Penanganan bagi anak yang mengalami kesulitan belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar anak adalah masalah yang memengaruhi kemampuan otak untuk
menerima, mengolah, menganalisis, atau menyimpan informasi, sehingga memperlambat
anak dalam perkembangan akademik.

Helpguide menjelaskan bahwa gangguan belajar anak berhubungan dengan masalah


perkembangan balita pada aspek membaca, menulis, matematika, cara berpikir,
mendengarkan, sampai bicara. Sebagian besar gangguan belajar terjadi akibat adanya
gangguan terhadap perkembangan otak anak, entah ketika anak berada didalam kandung, saat
lahir, ataupun ketika berusia balita.

Gangguan kemampuan membaca (Disleksia) adalah salah satu gangguan belajar yang
paling umum dimiliki anak. Sebagian besar gangguan belajar dalam hal membaca
berhubungan dengan kesulitan dalam mengenali kata dasar dan memahami buku bacaan.
Gangguan belajar dalam hal kemampuan menulis atau Dysgraphia hampir sama dengan
membaca. Hal yang membedakan, anak kesulitan menyusun kalimat, mengatur paragraph,
menggunakan tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang benar dalam bentuk tulisan.

Bagi anak yang memiliki masalah lisan atau pengucapan, kemungkinan besar bisa
mengalami masalah dalam kemampuan menulis dan matematika atau menghitung. Mereka
juga mengalami kesulitan dalam membuat tulisan yang baik dan benar. Sedangkan kesulitan
belajar dalam hal menghitung ditandai dengan anak sering membuat kesalahan untuk
matematika dasar, kesulitan untuk menghitung pertambahan atau pengurangan sederhana dan
mengingat angka. Gangguan ini disebut juga dengan Dyscalculia atau ketidakmampuan
seorang anak dalam hal menghitung.

Yang terakhir gangguan keterampilan motoric. Gangguan ini didiagnosis ketika anak
mengalami masalah gangguan tumbuh kembang anak secara signifikan, sampai mengganggu
kegiatan sehari-hari. Gangguan keterampilan motoric ditandai dengan koordinasi antar
anggota tubuh tidak berjalan dengan baik. Di usia remaja, anak dengan gangguan ini tidak
mahir dalam mata pelajaran olahraga. Salah satu gangguan motoric yang sering dijumpai
yaitu Dyspraxia atau gangguan yang terjadi pada koordinasi motoric anak, seperti koordinasi
gerakan tangan atau kaki.
2. Gejala Kesulitan Belajar
Berikut ini beberapa gejala kesulitan belajar pada anak, antara lain :
a. Anak mengalami keterlambatan berbicara dibandingkan anak seusianya.
b. Anak mengalami kesulitan dalam pengucapan kata.
c. Minimnya penguasaan jumlah kata.
d. Tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat.
e. Tidak mampu mempelajari dan mengenal angka, huruf, dan nama-nama hari dalam
seminggu.
f. Perhatiannya tidak fokus dan sering mengalami kegelisahan yang sangat ekstrim.
g. Sulit berinteraksi dengan anak sebayanya.
h. Tidak mampu mengikuti petunjuk atau rutinitas.
i. Cenderung menghindari permainan puzzle, pelajaran menggambar atau prakarya seperti
menggunting.

Menurut Moh. Surya, tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan
belajar, antara lain :

a. Menunjukkan hasil belajar yang rendah.


b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.
d. Menunjukkan sikap-sikap dan gejala emosional yang kurang wajar.
e. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan.

Dari gejala-gejala diatas, dapat dipahami ada beberapa manifestasi dari gejala kesulitan
belajar yang dialami oleh peserta didik. Diharapkan para guru dapat memahami dan
mengidentifikasi nama siswa yang mengalami kesulitan belajar dan mana pula yang tidak.
Sedangkan para guru dapat melakukan observasi sebagai diagnosis terhadap kesulitan
belajar. Langkah-langkahnya antara lain :

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mereka
mengikuti pelajaran.
b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami
kesulitan belajar.
c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ikhwal keluarga yang
mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
3. Dampak Kesulitan Belajar

Dampak kesulitan belajar terhadap peserta didik, yaitu :

a. Segi psikologik
Masalah penggunaan bahasa lisan/tertulis dalam mendengarkan, berpikir,
membaca, mengeja, matematik, penekanan pada reaksi, ketidakmampuan memahami dan
mengungkapkan (bahasa reseptif dan ekspresif), kondisi motoric yang buruk, gerakan
ceroboh sehingga mempengaruhi fungsi belajarnya.
b. Segi emosional

Ketidakstabilan emosi dan impulsivitas yang ditandai seringnya terjadi perubahan


yang mencolok dalam suasana hati yang tempramen. Hiperaktif dikaitkan dengan
kesukaran belajar disamping adanya kegelisahan, toleransi yang rendah terhadap frustasi,
agresif, persepsi sosial dan harapan interpersonal yang buruk serta perilaku yang tidak
sesuai.

c. Segi pendidikan
Kesulitan belajar prasekolah perlu segera ditangani karena dapat mempengaruhi
masa selanjutnya atau disebut “high risk” karena sulitnya mengidentifikasinya.

4. Faktor Kesulitan Belajar


Menurut Kirk & Ghallager (1986) penyebab kesulitan belajar sebagai berikut :
a. Faktor Disfungsi Otak

Alfred Strauss menjelaskan penelitian tentang hubungan kerusakan otak dengan


bahasa, hiperaktivitas dan kerusakan perseptual. Menurut Wittrock dan Gordon, hemisfer
kiri otak berhubungan dengan kemampuan sequential linguistic atau kemampuan verbal,
hemisfer kanan otak berhubungan dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan auditori
termasuk melodi, suara yang tidak berarti, tugas visual-spasial dan aktivitas non-verbal.

Temuan Harness, Epstein, dan Gordon mendukung penemuan yang sebelumnya


bahwa anak-anak dengan kesulitan belajar (learning difficulty) menampilkan kinerja
yang lebih baik daripada kelompoknya ketika kegiatan yang mereka lakukan
berhubungan dengan otak kanan, dan buruk ketika melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan otak kiri. Gaddes mengatakan bahwa 15% dari anak yang termasuk
underachiever, memiliki disfungsi system syaraf pusat (dalam Kirk & Ghallager, 1986).

b. Faktor Genetik

Menurut Hallgren faktor herediter menentukan ketidakmampuan dalam membaca,


menulis dan mengeja diantara orang-orang yang didiagnosa disleksia. Penelitian lain
dilakukan oleh Hermann (dalam Kirk & Ghallager, 1986) yang meneliti disleksia pada
kembar identik dan kembar tidak identik yang menemukan bahwa freksuensi disleksia
pada kembar identik lebih banyak daripada kembar tidak identik sehingga ia
menyimpulkan bahwa ketidakmampuan membaca, mengeja dan menulis adalah sesuatu
yang diturunkan.

c. Faktor Lingkungan dan Malnutrisi

Kurangnya stimulasi dari lingkungan dan malnutrisi yang terjadi di usia awal
kehidupan merupakan dua hal yang saling berkaitan yang dapat menyebabkan munculnya
kesulitan beajar pada anak. Cruickshank & Hallahan (dalam Kirk & Ghallager, 1986)
menemukan bahwa meskipun tidak ada hubugan yang jelas antara malnutrisi dan
kesulitan belajar. Malnutrisi berat pada usia awal akan mempengaruhi system syaraf
pusat dan kemampuan belajar serta berkembang anak.

d. Faktor Biokimia

Penelitian yang dilakukan olek Adelman dan Comfers (dalam Kirk & Challager,
1986) menemukan bahwa obat stimulant dalam jangka pendek dapat mengurangi
hiperaktivitas. Kemudian Levy (dalam Kirk & Ghallager, 1986) membuktikan hal yang
sebaliknya. Penemuan kontoversional oleh Feingold menyebutkan bahwa alergi, perasa
dan pewarna buatan hiperkinesis pada anak yang kemudian akan menyebabkan kesulitan
belajar. Beberapa ahli kemudian menyebutkan bahwa memang ada beberapa anak yang
tidak cocok dengan bahan makanan. Mulyono Abdurrahman mengatakan bahwa prestasi
belajar dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis.
Dan faktor eksternal, yaitu berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan
kegiatan beajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan
penguatan.

5. Penanganan Anak Kesulitan Belajar


Penanganan anak-anak yang berkesulitan belajar secara umum bertujuan untuk :
a) Membangkitkan kesadaran tentang diri sendiri.
b) Mengoptimalkan potensi positif dan meminimalkan kesulitan/kekurangan dalam dirinya.
c) Menjadi orang yang mandiri sehingga mampu mencari solusi dalam permasalahan hidup.

Penanganan anak berkesulitan belajar memerlukan kerjasama yang baik, positif dan
supportif antara orang tua, guru di sekolah dan beberapa orang professional seperti : dokter
anak, psikiater anak, psikolog, terapis.

Cara mengatasi kesulitan belajar anak, antara lain :

a) Menggunakan metode pembelajaran prior knowledge


Metode ini menggunakan pengetahuan awal siswa yang sudah dimiliki sebelumnya untuk
mempelajari materi baru yang masih berrhubungan. Penggunaan pengetahuan awal akan
memudahkan siswa mengingat materi baru sesuai konteks materi yang telah dipelajari
sebelumnya.

b) Menggunakan mind mapping

Metode ini mengajarkan kemampuan pembelajaran untuk belajar, karena sebagian siswa
tidak memiliki strategi belajar yang baik.

c) Sering memberikan umpan balik

Siswa yang berkesulitan belajar tidak sanggup mengerjakan tugas atau belajar dalam
jangka waktu yang panjang. Sehingga guru disarankan untuk memberikan tugas yang singkat
dan konkret yang langsung diberi nilai.

d) Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif

Siswa dengan kesulitan belajar cenderung berkinerja lebih baik jika mereka terlibat
secara aktif dalam pelajaran.

e) Self-monitoring
Metode ini bertujuan agar siswa mampu menjaga dan mengontrol perilakunya.

Agar bisa mengatasi kesulitan belajar pada anak, orang tua dan guru wajib memahami
beberapa hal berikut :

- Setiap anak adalah unik tidak bisa disamaratakan. Artinya, mereka masing-masing
memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga penanganan setiap anak disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing anak.
- Mereka membutuhkan lingkungan yang hangat, keceriaan dan dukungan penuh agar
mereka tidak merasa dikucilkan.
- Konsisten dengan peraturan/disiplin sehingga mereka tahu apa yang boleh dikerjakan dan
apa yang tidak boleh.
- Hindarkan mereka pada materi yang terlalu abstrak.
- Melatih penggunaan penginderaannya agar mereka memperoleh pengalaman nyata dan
mudah diingat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Learning disabilities atau kesulitan belajar adalah istilah untuk mereka yang mengalami
gangguan atau hambatan dalam hal memahami dan mempelajari sesuatu. Learning disabilities
disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal diantaranya gangguan
neurologist atau disfungsi otak dan psikologis, serta faktor eksternal diantaranya lingkungan
tempat tinggal.

Diagnosa kesulitan belajar dapat diketahui oleh guru dengan cara meneliti berbagai latar
belakang faktor penyebabnya dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak dan dapat
dipelajari. Klasifikasi kesulitan belajar diantaranya kesulitan membaca (disleksia), kesulitan
menulis (dysgraphia), dan kesulitan berhitung (dyscalculia).

Anak yang mengalami kesulitan belajar ini perlu mendapat bimbingan dan penanganan
khusus. Peran keluarga khususnya orang tua serta guru sangat dibutuhkan untuk mengarahkan
mereka agar bisa seperti layaknya anak normal lain serta dapat menjalani kehidupannya di
lingkungan masyarakat.

B. Saran
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dan
dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Untuk pendidik diharapkan dapat menciptakan suasana
belajar yang nyaman dan dapat menciptakan cara belajar yang mampu membuat peserta didik
bersemangat dalam belajar. Dalam hal memperlakukan anak kesulitan belajar janganlah
menganggap perbedaan mereka menjadi hal yang negatif sehingga mereka terkucilkan. Anak
kesulitan belajar memiliki potensi serta kelebihan bakat-bakat di samping kekurangan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

http://indriindrut.blogspot.com

https://www.halopsikolog.com/17-cara-mengatasi-kesulitan-belajar/

https://hellosehat.com/parenting/anak-1-sampai-5-tahun/perkembangan-balita/gangguan-
belajar-anak/?amp=1

https://bimba-aiueo.com/gejala-kesulitan-belajar-anak/

https://www.blogbarabi.com/2014/09/makalah-kesulitan-belajar.html?m=1

https://www.kompasiana.com/silvia421/anak-dengan-kesulitan-belajar-
khusus_550ffd80a333118b37ba7e71

Anda mungkin juga menyukai