Anda di halaman 1dari 39

1/39

INTENSIFIKASIPERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN POS


PEMBINAAN TERPADU ( POSBINDU ) PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) UNTUK
PENINGKATAN SKRINING PENYAKIT TIDAK MENULAR DIKABUPATEN BLORA

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan LXXXV


Tahun : 2017
Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota
Cluster inovasi : Kesehatan
Inovator : MASLICHATIN, SKM
Jabatan : Kepala Seksi P2TM dan KJ
Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular ( PTM ) merupakan penyakit yang sering tidak bergejala dan tidak memiliki tanda klinis secara khusus. Hal ini menyebabkan seseorang tidak
mengetahui dan menyadari kondisi tersebut sejak awal perjalanan penyakit. Keterlambatan penanganan akibat tidak adanya gejala atau tanda – tanda tersebut akan
mengakibatkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan. Bila seseorang sudah menyandang penyakit tidak menular , maka akan sulit diobati dan
dikembalikan pada kondisi normal.

Kejadian ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor resikonya. Dengan diketahui atau dideteksinya faktor resiko penyakit tidak menular ( PTM ) seperti merokok,
kurang aktifitas fisik, diet tidak seimbang, konsumsi alkohol, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi , kolesterol tinggi , berat badan lebih dan obesitas, serta adanya
sumbatan jalan napas dan lain – lain diharapkan menjadi mawas diri untuk mengendalikan faktor resikonya dan segera mencari pertolongan pada petugas kesehatan di
puskesmas, klinik swasta maupun praktek dokter swasta. Kegiatan monitoring dan skrining faktor resiko penyakit tidak menular ( PTM ) serta tindak lanjut dini ini dapat
dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM ).

Masyarakat perlu menyadari dampak dan akibat buruk dari kejadian Penyakit Tidak Menular ( PTM ). Peningkatan kepedulian masyarakat dilakukan melalui
pemberdayaan dan peningkatan peran sertanya. Masyarakat berperan sebagai pelaku disamping sebagai sasaran kegiatan untuk mengendalikan Penyakit Tidak
Menular ( PTM ).

Dinas Kesehatan merupakan satu dari Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Blora yang mempuyai tugas pokok dan fungsi sebagai Organisasi Perangkat Daerah
2/39 bertanggungjawab pada bidang kesehatan di Kabupaten Blora. Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blora
yang
Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blora. Dinas Kesehatan Kabupaten Blora mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang kesehatan serta evaluasi dan pelaporannya. Dalam penyelenggaran tugas pokok tersebut sebagaimana
dimaksud pada Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun 2016, kemudian dijabarkan dalam Peraturan Bupati Blora Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Kedudukan Susunan Organisasi , Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

Dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, terdapat Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu membantu tugas pokok dan fungsi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan tugas sebagai berikut :

a. Menyusun program dan rencana kerja serta rencana kegiatan berdasarkan program kerja tahun sebelumnya sebagai pedoman kerja agar pelaksanaan program
kerja sesuai dengan rencana kerja.

b. Mempelajari dan menelaah peraturan perundang – undangan yang terkait dengan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa.

c. Membagi tugas , memberi petunjuk dan membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan jabatan dan kompetensinya untuk pemerataan dan
kelancaran pelaksanaan tugas secara benar.

d. Meneliti , memeriksa dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan berdasarkan arahan sebelumnya agar diperoleh hasil kerja yang optimal;

e. Menyusun bahan kebijakan teknis sesuai dengan peraturan perundang – undangan dan petunjuk teknis sebagai bahan kajian pimpinan;

f. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Subbagian dan Kepala Seksi dilingkungan Dinas Kesehatan, untuk mendapatkan masukan dan informasi sebagai bahan
evaluasi permasalahan;

g. Menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular tertentu dan kesehatan jiwa;

h. Melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis dan pengawasan program / kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit yang dapat dicegah imunisasi
dan penyakit tidak menular;

i. Melaksanakan evaluasi kegiatan operasional di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;

j. Melaksanakan penilaian dan prestasi kerja bawahan berdasarkan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja sesuai ketentuan dalam rangka peningkatan karier,
pemberian penghargaan dan sanksi;
3/39

k. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

Sebagaimana diuraikan diatas pada saat ini, terjadi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular atau degenerative. Penyakit
Tidak Menular ( PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta ( 63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh dunia , dimana sekitar 29 juta ( 80%
) justru terjadi dinegara yang sedang berkembang ( WHO, 2010 ) Peningkatan kematian akibat PTM dimasa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15%
(44 juta kematian ) dengan rentang waktu antara 2010 – 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat
terutama pada Negara berkembang.

Pada awal perjalanan penyakit tidak menular (PTM) seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau
pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
69,9% dari kasus diabetes mellitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit , terjadi komplikasi
bahkan berakibat kematian lebih dini.

Dalam kurun waktu 1995-2007, kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan prevalensi Stroke 12,1 per 100, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3% , Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4% per 1000,
Penyakit Paru Kronik Obstruktif3,7% dan Cidera 8,2%.

Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi merokok 36,3%, dimana prevalensi perokok laki – laki 68,8% dan perempuan 6,9%, kurang aktifitas fisik 26,1%,
kurang konsumsi sayur dan buah 93,6%, asupan makanan yang beresiko penyakit tidak menular (PTM) seperti makanan manis 53,1%, makanan asin26,2%, makanan
tinggi lemak 40,7%, makanan berpenyedap 77,3% serta gangguan mental emosional 6,0%, obesitas umum 15,4% dan obesitas sentral 26,6%.

Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung oleh Negaradan
masyarakat. Penyandang penyakit tidak menular (PTM) memerlukan biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama ( menahun ) dan
terjadi komplikasi .

Penyakit tidak menular (PTM) dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor resiko relative lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan penyakit tidak menular (PTM).

Pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) merupakan upaya untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM), bagi masyarakat sehat, yang mempunyai
faktorresiko dan bagi penyandang penyakit tidak menular (PTM) , dengan tujuan bagi yang belum memiliki faktor resiko agar tidak timbul faktor resiko penyakit tidak
4/39
menular (PTM), kemudian bagi yang mempunyai faktor resiko diupayakan agar kondisi faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) menjadi normal kembali dan atau
mencegah komplikasi, kecacatan, dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu strategi pengendalian penyakit tidak menular (PTM) yang efesien dan efektif adalah pemberdayaan dan intensifikasi peran serta masyarakat. Masyarakat
diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) dengan dibekali pengetahuan dan ketrampilan
untuk melakukan skrinning, pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (
Posbindu ) penyakit tidak menular (PTM).

Posbindu penyakit tidak menular (PTM) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan Pos pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak
Menular ( PTM ), pemantauan faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) serta tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara terpadu , rutin dan periodic. Kegiatan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu)penyakit tidak menular (PTM) diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor resiko penyakit tidak
menular (PTM) sehingga peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan masyarakat yang
lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.Sasaran Posbindu adalah semua penduduk
berusia 15 sampai 59 tahun .

Seiring dengan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) maka diterbitkan Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat untuk
mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan beban
pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit. Dalam Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tersebut, diinstruksikan secara khusus kepada Kementerian Kesehatan
untuk :

a. Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat serta meningkatkanadvokasi dan pembinaan daerah dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok ( KTR );

b. Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian Air Susu Ibu ( eksklusif, serta aktifitas fisik); dan

c. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini penyakit di Puskesmas dan menyusun panduan pelaksanaan deteksi dini penyakit diinstansi pemerintah maupun swasta.
5/39

TABEL 1. JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DANKELOMPOK UMUR KAB. BLORA TAHUN 2016

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK UMUR (
NO
TH ) LAKI– LAKI+
LAKI - LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN

1 0–4 32,114 29,990 62,104

2 5–9 34,178 32,378 66,556

3 10 – 14 33,457 31,845 65,302


6/39
4 15 – 19 32,475 30,129 62,604

5 20 – 24 29,305 29,873 59,178

6 25 – 29 27,960 29,889 57,849

7 30 – 34 30,058 31,912 61,970

8 35 – 39 31,037 32,633 63,670

9 40 – 44 30,853 32,877 63,730

10 45 – 49 31,798 33,545 65,343

11 50 – 54 29,492 30,815 60,307

12 55 – 59 26,165 25,704 51,869

13 60 – 64 18,434 17,439 35,873

14 65 – 69 11,864 13,590 25,454

15 70 – 74 9,232 11,983 21,215

16 75 + 12,686 19,863 32,549

JUMLAH 421,108 434,465

Sumber : Proyeksi Penduduk Blora

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora

Dari tabel 1. Jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas sebanyak 661.611 orang yang terdistribusi di 16 kecamatan atau di 26 puskesmas di wilayah Kabupaten
Blora dengan perincian 321.359 orang laki – laki dan 340.252 orang perempuan.
7/39

Tabel 2. Data Posbindu PTM di Kabupaten Blora per 28 Februari 2017

NO NAMA PUSKESMAS JML POSBINDU PTM JML POSBINDU KIT

1 DOPLANG 2 1
8/39
2 RANDULAWANG 3 1

3 RANDUBLATUNG 3 1

4 KUTUKAN 2 1

5 MENDEN 3 1

6 KEDUNGTUBAN 2 1

7 KETUWAN 3 1

8 CEPU 3 1

9 NGROTO 2 1

10 KAPUAN 4 1

11 SAMBONG 2 1

12 JIKEN 2 2

13 BOGOREJO 3 1

14 JEPON 3 1

15 PULEDAGEL 2 2

16 BLORA 4 3

17 MEDANG 3 2

18 BANJAREJO 2 1

19 TUNJUNGAN 2 1
9/39
20 JAPAH 2 1

21 NGAWEN 2 1

22 ROWOBUNGKUL 2 1

23 KUNDURAN 3 1

24 SONOKIDUL 1 1

25 TODANAN 1 1

26 GONDORIO 1 1

JUMLAH 62 31

Dari Tabel 2. Jumlah Posbindu PTM di Kabupaten Blora yang tersebar di 26 Puskesmas berjumlah 62 Posbindu PTM dengan sarana peralatan deteksi penyakit PTM
sebanyak 31 unit.

Dari tabel 1 dan tabel 2 dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah posbindu PTM yang ada di Kabupaten Blora belum dapat melayani semua penduduk usia 15 – 59 tahun
keatas yang ada di Kabupaten Blora.

Dari uraian tersebut diatas saat ini pelaksanaan Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat belum berjalan dengan maksimal, hal ini
disebabkan karena adanya kendala – kendala sebagai berikut :

a. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Penyakit Tidak Menular ( PTM ) dan faktor penyebabnya;

b. Peran serta masyarakat masih kurang dalam pelaksanaanskrining penyakit tidak menular

c. Jumlah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)penyakit tidak menular (PTM) di Kabupaten Blora masih kurang;

d. Jumlah Posbindu Kit masih kurang;


10/39
e. Pembinaan Pos Pembinaan Terpadu (posbindu)penyakit tidak menular (PTM) belum dilakukan;

f. Kompetensi kader / petugas PTM masih kurang;

g. Belum adanya panduan deteksi dini penyakit tidak menular untuk Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM ).

h. Capaian skrining kesehatan usia produktif ( 15 – 59 tahun ) di Kab. Blora masih dibawah target Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

i. Tidak adadata laporan pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit tidak menular (PTM) dan pelayanan penyakit tidak menular (PTM) di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama ke Dinas Kesehatan.

Untuk menentukan solusi masalah dan inovasi dari permasalahan tersebut diatas selanjutnya kami menggunakan Force Field Analysis ( FFA ) atau Analisis Medan
Kekuatan. Dalam teori ini, menggambarkan bahwa masalah kinerja yang dihadapi organisasi saat ini merupakan hasil dari keseimbangan kekuatan pendorong dan
penghambat saat ini. Pada saat kita ingin melakukan perubahan organisasi untuk mencapai tingkat kinerja tertentu yang lebih tinggi, maka akan melalui kondisi
disequilibrium sebelum terbangun kembali equilibrium.

Dari Bencmarking di Kota Batu Jawa Timur diperoleh hasil bahwa program akan lebih cepat berhasil dengan adanya peran serta seluruh lapisan masyarakat. Hal ini
terlihat dalam pelaksanaan pengembangan agrowisata, pengembangan pertanian organic dan pengelolaan sampah, semua melibatkan peran serta seluruh lapisan
masyarakat.Demikian juga untuk pelaksanaan skrinning Penyakit Tidak Menular ( PTM ) akan lebih cepat tercapai targetnya apabila dilaksanakan dengan peran serta
masyarakat.

Demikian juga dari hasil visitasi di PT Dua Kelinci Food Industry Pati, diperoleh kesimpulan bahwa inovasi yang tiada henti akan meningkatkan kinerja dan daya saing
dalam produksi. Demikian juga untuk peningkatan skrinning penyakit tidak menular akan lebih berhasil dengan inovasi terus menerus disemua kegiatan.

Dari uraian diatas kami mengambil judul Inetnsifikasiperan serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular
(PTM) untuk meningkatkan skrining penyakit tidak menular di masyarakatdi Kabupaten Blorauntuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular di
Kabupaten Blora.

Manfaat
11/39
Pelaksanaan gagasan perubahan memberikan manfaat bagi beberapa kalangan stakeholders intern maupun ekstern. Disesuaikan dengan klasifikasi stakeholders, maka
manfaat gagasan perubahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Tercapainya Standart Pelayanan Minimal ( SPM )Bidang Kesehatan

Terutama Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan nomor 6 yang mentargetkan bahwa semua warga Negara usia produktif ( 15 -59 tahun ) mendapatkan
skrinning kesehatan minimal setahun sekali.

b. Mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang GERMAS ( Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ).

Gagasan perubahan yang dilaksanakan dapat memberikan dukungan Germas dalam bentuk mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif, preventif
hidup sehat meningkatkan produktifitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit.

c. Bagi stakeholders Intern Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

Manfaat yang dipetik adalah terjalinnya kerjasama lintas program untuk mendukung pelaksanaan Inpres Nomor 1 tahun 2017 di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dan
terbentuknya system pengembangan peran serta masyarakat. Sedangkan bagi Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa,
perubahan ini memberikan manfaat berupa terlaksananya sebagian tugas pokok dan fungsi dalam bidang pembinaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit
tidak menular (PTM). Pembinaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu tools Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dalam mencapai target – target yang ditentukan. Oleh karena itu harus direncanakan, dilaksanakan dengan maksimal. Dari
Intensifikasi Peran Serta Masyarakat dalam pelaksanaan ( Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit tidak menular (PTM), SeksiPencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa bisa meningkatkan Skrinning kesehatan, memantau penderita penyakit tidak menular (PTM) dan Kesehatan Jiwa.

d. Stakeholders Instansi Pemerintah

Bagi instansi pemerintah, pelaksanaan gagasan perubahan dapat memberikan tambahan pemahaman dan wawasan bahwa untuk menyelesaikan masalah kesehatan
harus diselesaikan dengan bersinergi dengan berbagai sektor pemerintahan.

e. Stakeholders masyarakat

Dengan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )penyakit tidak menular (PTM) maka pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu (
Posbindu ) penyakit tidak menular (PTM) dapat berjalan dengan maksimal, sehingga skrining kesehatan dan pemantauan penderita penyakit tidak menular (PTM) dapat
menjangkau semua masyarakat usia produktif.
12/39

Milestone

NO TAHAPAN CAPAIAN UTAMA WAKTU

A. Jangka Pendek :

Terwujudnya Intensifikasi Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pos


Pembinaan Terpadu ( Posbindu ) Penyakit Tidak Menular ( PTM )

I. Persiapan
13/39
Pembentukan Tim Efektif Terbentuknya Tim Efektif Proyek
April Minggu IV
Proyek Perubahan Perubahan

a. Menyusun Draf SK Tim Tersusunnya Draf SK Tim


Pelaksana Pelaksana

b. Memohon arahan dan Terkoreksi dan mendapat


koreksi dari Kabid sebagai pengarahan perbaikan SK dari
Mentor Mentor

1
14/39

c. Mengajukan permohonan Penandatanganan SK Tim oleh


pengesahan dari Kepala Dinas Kepala Dinas Kesehatan
Kesehatan Kabupaten Blora Kabupaten Blora

d. Melakukan penomoran SK Ternomorkannya SK Tim


Tim Pelaksana Pelaksana
15/39

e. Mendistribusikan SK Tim
Terdistribusikannya SK kepada
Pelaksana kepada yang
Tim Pelaksana
bersangkutan
16/39
Melakukan koordinasi dengan Terkoordinasinya dengan
stakeholders terkait dengan stakeholders terkait dengan
proyek perubahan untuk proyek perubahan ntuk
Mei Minggu I
mendapatkan dukungan dalam mendapatkan dukungan dalam
rangka persiapan pelaksanaan rangka persiapan pelaksanaan
kegiatan kegiatan

Terbuatnya dan
a. Membuat dan mengirim
terdistribusikannya surat
undangan
undangan

2
Tersedianya daftar hadir
b. Menyiapkan daftar hadir

Terlaksananya rapat dengan Tim


c. Pelaksanaan rapat
Pelaksana

Terbuatnya notulen rapat


d. Pembuatan notulen
17/39
Mei Minggu I

Penjelasan kepada tim


Terlaksananya penjelasan
pelaksana proyek perubahan
kepada Tim Pelaksana Proyek
tentang tugas – tugas yang
Perubahan
harus dilaksanakan

Tersedianya bahan rapat


a. Menyiapkan bahan rapat

3
Terbuatnya dan
b. Membuat dan mengirim
terdistribusikannya surat
undangan
undangan
18/39

Tersedianya daftar hadir


c. Menyiapkan daftar hadir

Terlaksananya rapat dengan Tim


d. Pelaksanaan rapat
Pelaksana

Terbuatnya notulen rapat


e. Pembuatan notulen

II. Pelaksanaan
19/39
Mei Minggu II

Sosialisasi PTM ke Tokoh Terlaksananya Sosialisasi PTM


Masyarakat ke Tokoh Masyarakat

a. Membentuk Tim Sosialisasi Terbentuknya Tim Sosialisasi


PTM ke tokoh masyarakat PTM ke tokoh masyarakat

b. Menyiapkan materi
Tersedianya meteri sosialisasi
sosialisasi PTM ke tokoh
PTM ke tokoh masyarakat
masyarakat

4
20/39

c. Membuat undangan dan Terbuatnya dan


mendistribusikan undangan terdistribusikannya undangan
sosialisasi PTM ke tokoh sosialisasi PTM ke tokoh
masyarakat masyarakat

d. Menyiapkan daftar hadir Tersedianya daftar hadir

e. Pelaksanaan sosialisasi Tersosialisasinya PTM ke tokoh


PTM ke tokoh masyarakat masyarakat
21/39

f. Pembuatan notulen Terbuatnya notulen sosialisasi

Mei Minggu II dan


Pembentukan kader Posbindu Terbentuknya kader posbindu Minggu III
5
PTM PTM

a. Membentuk Tim
Terbentuknya Tim pembentukan
pembentukan kader posbindu
kader PTM
PTM
22/39

b. Menyiapkan undangan Tersedianya undangan


Pembentukan Kader Posbindu Pembentukan Kader Posbindu
PTM dan Daftar Hadir PTM dan Daftar Hadir
Pembentukan Kader Posbindu Pembentukan Kader Posbindu
PTM PTM

c. Mendistribusikan Undangan Terdistribusikannya Undangan


Pembentukan Kader Posbindu Pembentukan Kader Posbindu
PTM PTM
23/39

d. Pelaksanaan pembentukan Terbentuknya kader


kader posbindu PTM posbinduPTM

e. Pembuatan notulen Terbuatnya notulen


pembentukan kader posbindu pembentukan kader posbindu
PTM PTM
24/39
25/39
6
Mei Minggu III dan
Minggu IV

Peningkatan kompentensi
Kompetensi kader posbindu
kader posbindu PTM dan
PTM dan Petugas PTM
Petugas PTM Puskesmas
Puskesmas dalam skrining
dalam melaksanakan skrining
penyakit tidak menular
penyakit tidak menular

a. Membentuk tim pelatihan Terlatihnya kader posbindu PTM


skrining penyakit tidak menular dan Petugas PTM Puskesmas
bagi kader posbindu PTM dan dalam melaksanakan skrining
petugas Puskesmas Penyakit Tidak Menular
26/39

b. Menyiapkan bahan Tersedianya bahan pelatihan


pelatihan skrining penyakit tidak kader posbindu PTM dan
menularbagi kader posbindu petugas PTM Puskesmas dalam
PTM dan petugas Puskesmas pelaksanaan skrining penyakit
tidak menular

c. Membuat dan
Terbuat dan terdistribusikannya
mendistribusikan undangan
undangan pelatihan skrining
pelatihan skrining penyakit tidak
penyakit tidak menular bagi
menular bagi kaderposbindu
kader posbindu PTM dan
PTM dan petugas PTM
petugas PTM Puskesmas
Puskesmas
27/39
28/39

d. Melaksanakan pelatihan Terlaksananya pelatihan skrining


skrining penyakit tidak menular penyakit tidak menular bagi
bagi kader posbindu PTM dan kader posbindu PTM dan
petugas PTM Puskesmas petugas PTM Puskesmas

e. Membuat laporan
Tersedianya laporan pelatihan
pelaksanaan pelatihan skrining
skrining penyakit tidak menular
penyakit tidak menular bagi
bagi kader posbindu PTM dan
kader posbindu PTM dan
petugas PTM Puskesmas
petugas PTM Puskesmas
29/39
30/39
7
April Minggu IV

Menyusun buku panduan Tersusunnya buku panduan


skrining penyakit tidak menular skrining penyakit tidak menular (
( PTM ) di Posbindu PTM ) di Posbindu Kabupaten
Kabupaten Blora Blora

a. Membentuk Tim
Terbentuknya Tim Penyusunan
Penyusunan Buku Panduan
Buku Panduan Skrinning
Skrinning Penyakit Tidak
Penyakit Tidak Menular
Menular
31/39

b. Memilah buku acuan Terpilahnya buku acuan


panduan skrining penyakit panduan skrining penyakit
menular ( PTM ) di Posbindu menular ( PTM ) di Posbindu
Kabupaten Blora Kabupaten Blora

c. Menyusun draft panduan Tersusunnya draft panduan


skrining penyakit tidak menular skrining penyakit tidak menular (
( PTM ) di Posbindu Kabupaten PTM ) di Posbindu Kabupaten
Blora Blora
32/39

Tersedianya buku panduan


d. Memperbanyak buku skrinning Penyakit Tidak Menular
Panduan skrinning Penyakit ( PTM ) di Posbindu Kabupaten
Tidak Menular ( PTM ) di Blora
Posbindu Kabupaten Blora

Mei minggu I
8 Pengadaan posbindu kit Tersedianya posbindu kit

a. Menentukan Harga Tersedianya Harga Perkiraan


Perkiraan Sendiri Posbindu Kit Sendiri Posbindu Kit
33/39

b. Menentukan jadwal Tersedianya jadwal pengadaan


pengadaan Posbindu Kit Posbindu Kit

c. Membuat undangan dan


Tersedianya undangan dan
Daftar Hadir pengadaan
daftar hadir pengadaan
Posbindu Kit (Negosiasi harga )
Posbindu Kit ( Negosiasi harga )

d. Pelaksanaan Pengadaan
Terlaksananya Pengadaan
Posbindu Kit ( Negosiasi harga
Posbindu Kit ( Negosiasi harga )
)
34/39

e. Penunjukan rekanan
Tersedianya Suplaiyer
Pengadaan Suplaiyer Posbindu
Pengadaan Posbindu Kit
Kit

f. Penanda tanganan Surat


Terlaksanya kerja sama
Perjanjian Kerja Pengadaan
Pengadaan Posbindu Kit
Posbindu Kit

g. Diterimanya Posbindu Kit Tersedianya Posbindu Kit


35/39
Mei Minggu III

Uji cobapembentukan Posbindu


Terbentuknya Posbindu PTM
PTM

a. Membuat undangan dan Tersedianya undangan dan


mendistribusikan di masing – terdistribusikannya di masing –
9 masing desa di Kec. Todanan masing desa di Kec. Todanan

b. Pelaksanaan pembentukan Terbentuknya Posbindu di


posbindu di masing – masing masing – masing desa di Kec.
desa kec. Todanan Todanan
36/39
Mei Minggu ke IV,
Pembinaan Posbindu PTM oleh Juni Minggu I, II, III
Terbinanya Posbindu PTM oleh
Tim Pembina Posbindu PTM
Tim Pembina Posbindu PTM

a. Membentuk tim Pembina Terbentuknya Tim Pembina


Posbindu PTM Posbindu PTM

10 b. Membuat jadwal pembinaan Tersedianya jadwal pembinaan


Posbindu PTM Posbindu PTM

c. Melaksanakan pembinaan Terlaksananya pembinaan


Posbindu PTM Posbindu PTM

d. Membuat laporan Tersedianya laporan pembinaan


pembinaan posbindu PTM posbindu PTM

III. Pengawasan
37/39
Mei Minggu I dan
Juni Minggu I

Pelaporan pelaksanaan Tersedianya data pelaksanaan


posbindu paling lambat setiap posbindu setiap tanggal 5
tanggal 5 bulannya sudah bulannya sudah diterima di Seksi
diterima di Seksi P3TMKJ P3TMKJ Dinas Kesehatan Kab.
Dinas Kesehatan Kab. Blora Blora

a. Menyiapkan absensi Tersedianya absensi laporan


11
laporan pelaksanaan posbindu pelaksanaan posbindu

b. Pelaksanaan absensi Terlaksananya absensi


penerimaan laporan posbindu penerimaan laporan posbindu
PTM bulan April dan Mei PTM bulan April dan Mei
sebelum tanggal 5 bulan berikut sebelum tanggal 5 bulan
berikutnya
38/39
Juni Minggu III

Termonitoring dan terlaksananya


Monitoring dan evaluasi hasil
evaluasi hasil sosialisasi PTM,
sosialisasi PTM, pelatihan
12. pelatihan kader PTM serta
kader PTM serta pembinaan
pembinaan posbindu PTM
posbindu PTM

- Evaluasi jumlah kader dan Terlaksananya evaluasi jumlah


jumlah skrinning penyakit tidak kader dan jumlah skrinning
menular penyakit tidak menular

B. Jangka Menengah

Pelaksanaan skrining PTM Terlaksananya skrining penyakit


dengan peran serta masyarakat tidak menular di masyarakat Juli
Kab. Blora Kab. Blora

C. Jangka Panjang

Pelaksanaan skrinning PTM Tercapainya target Standart


terlaksana sesuai SPM Bidang Pelayanan Minimal Bidang Desember 2018
Kesehatan Kesehatan

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 06 Sep 2021 19:14:11
39/39

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai