Makalah Praktik Berwudhu
Makalah Praktik Berwudhu
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis persembahkan kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam
yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya sehingga dengan itu
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Praktik Berwudhu" ini dengan baik dan
tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap melimpah kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang terang yaitu Agama
Islam.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
matakuliah Praktik Ibadah. Ucapan terimakasih disampaikan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk serta kemudahan dalam penyusunan makalah ini.
2. Bapak Dr. Mohamad Zaenal Arifin, S. Ag, M. HI selaku dosen pengampu matakuliah Praktik
Ibadah.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna serta dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Rumusan Makalah.................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu.....................................................................................
B. Rukun Wudhu......................................................................................
C. Syarat-syarat Wudhu...........................................................................
D. Sunnah-sunnah Wudhu......................................................................
E. Yang Membatalkan Wudhu...............................................................
F. Praktik Berwudhu................................................................................
G. Doa Sesudah Wudhu..........................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
6. Mengetahui bagaimana Praktik Berwudhu.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu
Wudhu secara bahasa artrinya bersih atau indah. sedangkan secara istilah (syara') adalah
membersihkan anggota wudhu dengan air suci untuk menghilangkan hadats kecil berdasarkan
syariat dan rukun tertentu.
Orang yang hendak melasanakan sholat wajib berwudhu dahulu, karena wudhu
merupakan syarat sahnya sholat.
Dasar hukum berwudhu juga tertulis dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat ke 6 yaitu:
QS. al-Maidah : 6
ُوا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِن ُكنتُ ْم ۟ وا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إلَى ْٱلم َرافِق َوٱ ْم َسح
ِ َ ِ َّ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ٱل
۟ ُصلَ ٰو ِة فَٱ ْغ ِسل
۟ wٓا ًء فَتَيَ َّم ُمwwُوا م ۟ ٰ ۟ جُ نُبًا فَٱطَّهَّر
اwwً ِعيدًا طَيِّبwص َ واw َ دwض ٰ ٓى أَوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر أَوْ َجٓا َء أَ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَٓائِ ِط أَوْ لَ َم ْستُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَلَ ْم ت َِج َ ُْوا ۚ َوإِن ُكنتُم َّمر
َ ُج َو ٰلَ ِكن ي ُِري ُد لِي
َُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُونwطه َِّر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَ ۥه ۟
ٍ فَٱ ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُكم ِّم ْنهُ ۚ َما ي ُِري ُد ٱهَّلل ُ لِيَجْ َع َل َعلَ ْي ُكم ِّم ْن َح َر
Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur. Juga berdasarkan sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah:
6
َ َث َحتَّى يَت ََوضَّأ
َ صالَةَ أَ َح ِد ُك ْم إِ َذا أَحْ د
َ ُ الَ يَ ْقبَ ُل هَّللا
Allah tidak akan menerima sholat seseorang di antara kamu yang telah berhadats hingga
dia berwudhu. (HR. Bukhari)1
B. Rukun Wudhu
Jika semua rukun wudhu terpenuhi dalam artian dilaksanakan semua rukun wudhunya ketika
berwudhu maka wudhunya sudah dianggap sah. Jadi intinya rukun wudhu ini adalah sesuatu
yang harus ada atau wajib kita lakukan ketika berwudhu. Sah atau tidaknya wudhu kita itu
bergantung pada terpenuhi atau tidaknya rukun wudhu tersebut.
1) Niat
Niat yang hukumnya wajib yaitu niat yang kita hadirkan dalam hati pada saat kita
membasuh wajah. Adapun niat yang kita lafadzkan sebelum berwudhu itu hukumnya
hanya sunnah. Maka sah atau tidak sahnya wudhu kita itu tergantung pada niat yang
terlintas dalam hati ketika membasuh wajah kita.
َر فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى ِ ْت ْال ُوضُوْ َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد
ِ ث ااْل َصْ غ ُ نَ َوي
1
Hafsah, Pembelajaran Fiqh, (Bandung: Ciptapustaka Media Perintis, 2016) hal. 06
2
Moh Rifa'i, Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014) hal. 16
3
Muhammad Ajib, Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafiiy, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2019) hal. 18
7
Artinya : Aku niat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah
Ta’ala.
2) Membasuh wajah
Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala bagian artas
hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri).
Tidak ada aturan khusus cara membasuhnya. Boleh dari ujung jari kemudian kearah siku
atau juga sebaliknya dari siku menuju ujung jari tangan. Yang terpenting adalah
meratakan air pada kedua tangan.
Para ulama Syafi’iyah membolehkan usapan sebagian kepala walaupun hanya beberapa
rambut saja yang kena usapan. Tidak harus semua kepala diusap semua.
6) Tertib (berurutan), Artinya mendahulukan rukun yang harus dahulu, dan mengakhirkan
rukun yang harus diakhirkan.
Maksudnya adalah 4 anggota tubuh yang sudah disebutkan diatas yaitu wajah, kedua
tangan, kepala dan kaki harus berurutan. 4 anggota tubuh tersebut tidak boleh
kebolakbalik. Misalnya ada orang berwudhu membasuh kaki dulu baru membasuh tangan
maka wudhunya tidak sah karena tidak tertib atau tidak berurutan.
C. Syarat-syarat Wudhu
8
1) Islam.
4) Menggunakan air mutlak, yakni air yang digunakan untuk berwudhu harus air yang suci
lagi mensucikan. Tidak sah wudhu dengan menggunakan air yang tidak suci
(mengandung najis).
5) Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu. Misalnya, minyak,
getah, cat, tatto, dan lain sebagainya.
D. Sunnah-sunnah Wudhu
1) Bersiwak.
4) Berkumur-kumur.
9
11) Membaca doa sesudah wudhu, (menghadap kiblat)
1) Keluar sesuatu dari qubul dan dubur, Misalnya buang air kecil maupun besar, atau keluar
angin dan lain sebagainya.
3) Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang sama-sama dewasa, keduanya
bukan muhrim dengan tidak ada penghalang antara kedua kulit tersebut.
4) Memegang atau menyentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan telapak tangan atau
dengan bagian dalam jari-jari yang tidak memakai tutup (walaupun kemaluannya
sendiri).
F. Praktik Berwudhu
Sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada pada badan,
kalau memang ada najis.
1) Membaca basmallah, sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan
dengan bersih.
4) Selesai mencuci lubang hidung, kemudian membasuh muka tiga kali, mulai dari tempat
tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri,
sambil membaca niat wudhunya.
10
5) Selesai membasuh muka, kemudian membasuh kedua belah tangan hingga siku-siku tiga
kali.
6) Selesai membasuh kedua belah tangan, kemudian mengusap sebagian rambut atau kulit
kepala tiga kali.
7) Selesai mengusap sebagian rambut kepala, kemudian mengusap kedua telinga tiga kali.
8) Dan yang terakhir membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki tiga kali.
َ اللَّهُ َّم اجْ َع ْلنِى ِمنَ التَّوَّابِينَ َواجْ َع ْلنِى ِمنَ ْال ُمتَطَه ِِّرين.ُك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه
َ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري
(Asyhadu an laa ilaaha illalloh wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu wa anna muhammadan
‘abduhuu warosuuluh. Alloohummajalnii minat tawwaabiina wajalnii minal mutathohhiriin)
Artinya : Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu
bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Ya Allah,
jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang
menyucikan diri.
4
Muhammad Ajib, Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafiiy, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2019) hal. 16-17
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan pada Bab II di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
Berwudhu adalah tindakan yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum melaksanakan
shalat, karena wudhu sendiri merupakan salah satu syarat sah shalat. Pengertian wudhu sendiri
menurut syara’ adalah, membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil.
Pentingnya kita mempelajari masalah praktik berwudhu ini sebenarnya untuk mengukur dan
mengetahui seberapakah jauh pengetahuan kita tentang bab atau persoalan wudhu apakah wudhu
kita dianggap sah atau tidak dan kita juga dapat mengetahui secara rinci tentang rukun, syarat,
sunnah, niat maupun doanya. Jika ilmu tentang wudhu ini dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari maka akan sangat bermanfaat sekali untuk kita ataupun orang lain
12
DAFTAR PUSTAKA
Rifa'i, Moh. 2014. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. PT. Karya Toha Putra Semarang
Ajib, Muhammad. 2019. Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafiiy. Rumah Fiqih Publishing
13