Anda di halaman 1dari 13

"PRAKTIK BERWUDHU"

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah PRAKTIK IBADAH

Dosen Pengampu :

Dr. Mohamad Zaenal Arifin, S.Ag, M.HI

Disusun oleh :

Zulfi Setyawan A. S (933502019)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis persembahkan kehadirat Allah SWT Tuhan seluruh alam
yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya sehingga dengan itu
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Praktik Berwudhu" ini dengan baik dan
tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap melimpah kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang terang yaitu Agama
Islam.

Adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
matakuliah Praktik Ibadah. Ucapan terimakasih disampaikan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk serta kemudahan dalam penyusunan makalah ini.

2. Bapak Dr. Mohamad Zaenal Arifin, S. Ag, M. HI selaku dosen pengampu matakuliah Praktik
Ibadah.

3. Teman-teman yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna serta dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.

Kediri, 19 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan Rumusan Makalah.................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu.....................................................................................
B. Rukun Wudhu......................................................................................
C. Syarat-syarat Wudhu...........................................................................
D. Sunnah-sunnah Wudhu......................................................................
E. Yang Membatalkan Wudhu...............................................................
F. Praktik Berwudhu................................................................................
G. Doa Sesudah Wudhu..........................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memahami pengertian wudhu, diperlukan pemahaman terhadap beberapa


elemen tentang pengetahuan wudhu itu sendiri dimulai dari penjabarannya yaitu
pengertian, rukun, sunnah, cara, dan beberapa syarat yang harus diketahui. Oleh karena
itu makalah ini kami susun berdasarkan beberapa aspek pemahaman tentang tata cara
berwudhu. Sebelum melaksanakan ibadah, setiap manusia diwajibkan untuk berwudhu
agar mereka suci dan bersih dari hadats kecil.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Pengertian Wudhu?

2. Apa saja Rukun Wudhu?

3. Apa saja Syarat-syarat Wudhu?

4. Apa saja Sunnah-sunnah Wudhu?

5. Apa saja Yang Membatalkan Wudhu?

6. Bagaimana Praktik Berwudhu?

7. Bagaimana Doa Sesudah Wudhu?

C. Tujuan Rumusan Makalah

1. Mengetahui apa Pengertian Wudhu.

2. Mengetahui apa saja Rukun Wudhu.

3. Mengetahui apa saja Syarat-syarat Wudhu.

4. Mengetahui apa saja Sunnah-sunnah Wudhu.

5. Mengetahui apa saja Yang Membatalkan Wudhu.

4
6. Mengetahui bagaimana Praktik Berwudhu.

7. Mengetahui bagaimana Doa Sesudah Wudhu.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wudhu

Wudhu secara bahasa artrinya bersih atau indah. sedangkan secara istilah (syara') adalah
membersihkan anggota wudhu dengan air suci untuk menghilangkan hadats kecil berdasarkan
syariat dan rukun tertentu.

Orang yang hendak melasanakan sholat wajib berwudhu dahulu, karena wudhu
merupakan syarat sahnya sholat.

Dasar hukum berwudhu juga tertulis dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat ke 6 yaitu:

QS. al-Maidah : 6

‫ُوا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك ْعبَي ِْن ۚ َوإِن ُكنتُ ْم‬ ۟ ‫وا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إلَى ْٱلم َرافِق َوٱ ْم َسح‬
ِ َ ِ َّ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ٱل‬
۟ ُ‫صلَ ٰو ِة فَٱ ْغ ِسل‬
۟ w‫ٓا ًء فَتَيَ َّم ُم‬ww‫ُوا م‬ ۟ ٰ ۟ ‫جُ نُبًا فَٱطَّهَّر‬
‫ا‬wwً‫ ِعيدًا طَيِّب‬w‫ص‬ َ ‫وا‬w َ ‫ د‬w‫ض ٰ ٓى أَوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر أَوْ َجٓا َء أَ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَٓائِ ِط أَوْ لَ َم ْستُ ُم ٱلنِّ َسٓا َء فَلَ ْم ت َِج‬ َ ْ‫ُوا ۚ َوإِن ُكنتُم َّمر‬
َ ُ‫ج َو ٰلَ ِكن ي ُِري ُد لِي‬
َ‫ُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُون‬w‫طه َِّر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَ ۥه‬ ۟
ٍ ‫فَٱ ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُكم ِّم ْنهُ ۚ َما ي ُِري ُد ٱهَّلل ُ لِيَجْ َع َل َعلَ ْي ُكم ِّم ْن َح َر‬

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qumtum ilaṣ-ṣalāti fagsilụ wujụhakum wa


aidiyakum ilal-marāfiqi wamsaḥụ biru`ụsikum wa arjulakum ilal-ka'baīn, wa ing kuntum
junuban faṭṭahharụ, wa ing kuntum marḍā au 'alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi
au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa'īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum
wa aidīkum min-h, mā yurīdullāhu liyaj'ala 'alaikum min ḥarajiw wa lākiy yurīdu liyuṭahhirakum
wa liyutimma ni'matahụ 'alaikum la'allakum tasykurụn

Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur. Juga berdasarkan sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah:

6
َ ‫َث َحتَّى يَت ََوضَّأ‬
َ ‫صالَةَ أَ َح ِد ُك ْم إِ َذا أَحْ د‬
َ ُ ‫الَ يَ ْقبَ ُل هَّللا‬

Allah tidak akan menerima sholat seseorang di antara kamu yang telah berhadats hingga
dia berwudhu. (HR. Bukhari)1

B. Rukun Wudhu

Jika semua rukun wudhu terpenuhi dalam artian dilaksanakan semua rukun wudhunya ketika
berwudhu maka wudhunya sudah dianggap sah. Jadi intinya rukun wudhu ini adalah sesuatu
yang harus ada atau wajib kita lakukan ketika berwudhu. Sah atau tidaknya wudhu kita itu
bergantung pada terpenuhi atau tidaknya rukun wudhu tersebut.

Rukun atau fadhu wudhu ada enam yaitu:2

1) Niat

Hendaknya berniat (menyengaja) menghilangkan hadats atau menyengaja


berwudhu ketika membasuh muka. Di dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab
karya Imam an-Nawawi (w. 676 H) disebutkan bahwa disunnahkan melafadzkan niat
wudhu sebelum berwudhu.3

Niat yang hukumnya wajib yaitu niat yang kita hadirkan dalam hati pada saat kita
membasuh wajah. Adapun niat yang kita lafadzkan sebelum berwudhu itu hukumnya
hanya sunnah. Maka sah atau tidak sahnya wudhu kita itu tergantung pada niat yang
terlintas dalam hati ketika membasuh wajah kita.

Lafal niat berwudhu:

‫َر فَرْ ضًا هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ ِ ‫ْت ْال ُوضُوْ َء لِ َر ْف ِع ْال َح َد‬
ِ ‫ث ااْل َصْ غ‬ ُ ‫نَ َوي‬

(Nawaitul wudluu-a lirof’il hadatsil asghori fardlol lillaahi ta’aalaa)

1
Hafsah, Pembelajaran Fiqh, (Bandung: Ciptapustaka Media Perintis, 2016) hal. 06
2
Moh Rifa'i, Risalah Tuntunan Sholat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2014) hal. 16
3
Muhammad Ajib, Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’iy, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2019) hal. 18

7
Artinya : Aku niat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil, fardhu karena Allah
Ta’ala.

2) Membasuh wajah

Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala bagian artas
hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri).

3) Membasuh kedua telapak tangan sampai siku-siku.

Tidak ada aturan khusus cara membasuhnya. Boleh dari ujung jari kemudian kearah siku
atau juga sebaliknya dari siku menuju ujung jari tangan. Yang terpenting adalah
meratakan air pada kedua tangan.

4) Mengusap sebagian rambut atau kulit kepala.

Para ulama Syafi’iyah membolehkan usapan sebagian kepala walaupun hanya beberapa
rambut saja yang kena usapan. Tidak harus semua kepala diusap semua.

Dalilnya adalah hadits shahih riwayat Imam Muslim:

Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘Anhu, sesungguhnya Rasulullah


SAW berwudhu dan mengusap ubun-ubunnya saja dan imamahnya. (HR. Muslim)

5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.

6) Tertib (berurutan), Artinya mendahulukan rukun yang harus dahulu, dan mengakhirkan
rukun yang harus diakhirkan.

Maksudnya adalah 4 anggota tubuh yang sudah disebutkan diatas yaitu wajah, kedua
tangan, kepala dan kaki harus berurutan. 4 anggota tubuh tersebut tidak boleh
kebolakbalik. Misalnya ada orang berwudhu membasuh kaki dulu baru membasuh tangan
maka wudhunya tidak sah karena tidak tertib atau tidak berurutan.

C. Syarat-syarat Wudhu

8
1) Islam.

2) Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya suatu pekerjaan.

3) Tidak dalam keadaan berhadats besar.

4) Menggunakan air mutlak, yakni air yang digunakan untuk berwudhu harus air yang suci
lagi mensucikan. Tidak sah wudhu dengan menggunakan air yang tidak suci
(mengandung najis).

5) Tidak ada sesuatu yang menghalangi air, sampai ke anggota wudhu. Misalnya, minyak,
getah, cat, tatto, dan lain sebagainya.

6) Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan mana yang sunnah.

D. Sunnah-sunnah Wudhu

Sunnah wudhu banyak sekali, di antaranya:

1) Bersiwak.

2) Membaca basmallah, ketika hendak berwudhu.

3) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.

4) Berkumur-kumur.

5) Membasuh lubang hidung sebelum berniat.

6) Menyapu seluruh rambut kepala dengan air.

7) Mendahulukan anggota yang kanan daripada kiri.

8) Menyapu kedua telinga luar dan dalam.

9) Membasuh tiga kali basuhan.

10) Menyela-nyela jari-jari tangan dan kaki.

9
11) Membaca doa sesudah wudhu, (menghadap kiblat)

E. Yang Membatalkan Wudhu

1) Keluar sesuatu dari qubul dan dubur, Misalnya buang air kecil maupun besar, atau keluar
angin dan lain sebagainya.

2) Hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk, dan tidur nyenyak.

3) Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang sama-sama dewasa, keduanya
bukan muhrim dengan tidak ada penghalang antara kedua kulit tersebut.

4) Memegang atau menyentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan telapak tangan atau
dengan bagian dalam jari-jari yang tidak memakai tutup (walaupun kemaluannya
sendiri).

F. Praktik Berwudhu

Sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada pada badan,
kalau memang ada najis.

Cara mengerjakannya yaitu:

1) Membaca basmallah, sambil mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan tangan
dengan bersih.

2) Selesai membersihkan tanga, kemudian berkumur-kumur tiga kali, sambil membersihkan


gigi.

3) Selesai berkumur, kemudian mencuci lubang hidung tiga kali.

4) Selesai mencuci lubang hidung, kemudian membasuh muka tiga kali, mulai dari tempat
tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan dari telinga kanan ke telinga kiri,
sambil membaca niat wudhunya.

10
5) Selesai membasuh muka, kemudian membasuh kedua belah tangan hingga siku-siku tiga
kali.

6) Selesai membasuh kedua belah tangan, kemudian mengusap sebagian rambut atau kulit
kepala tiga kali.

7) Selesai mengusap sebagian rambut kepala, kemudian mengusap kedua telinga tiga kali.

8) Dan yang terakhir membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki tiga kali.

Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas, wajib dikerjakan dengan


berurutan sesuai rukun wudhu.

G. Doa Sesudah Wudhu

Selesai berwudhu disunnahkan membaca doa sambil menghadap ke kiblat, dan


mengangkat kedua belah tangan. Sebab arah kiblat adalah termasuk arah yang mulia. Sehingga
disunnahkan untuk menghadap kiblat. Namun jika tidak bisa menghadap kiblat maka tidak
mengapa. Wudhunya tetap sah, hanya saja tidak mendapatkan pahala sunnah menghadap kiblat.4

Lafal doa sesudah berwudhu:

َ‫ اللَّهُ َّم اجْ َع ْلنِى ِمنَ التَّوَّابِينَ َواجْ َع ْلنِى ِمنَ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬.ُ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
َ ‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬

(Asyhadu an laa ilaaha illalloh wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu wa anna muhammadan
‘abduhuu warosuuluh. Alloohummaj’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathohhiriin)

Artinya : Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu
bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Ya Allah,
jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang
menyucikan diri.

4
Muhammad Ajib, Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’iy, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2019) hal. 16-17

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan pada Bab II di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.

Berwudhu adalah tindakan yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum melaksanakan
shalat, karena wudhu sendiri merupakan salah satu syarat sah shalat. Pengertian wudhu sendiri
menurut syara’ adalah, membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil.
Pentingnya kita mempelajari masalah praktik berwudhu ini sebenarnya untuk mengukur dan
mengetahui seberapakah jauh pengetahuan kita tentang bab atau persoalan wudhu apakah wudhu
kita dianggap sah atau tidak dan kita juga dapat mengetahui secara rinci tentang rukun, syarat,
sunnah, niat maupun doanya. Jika ilmu tentang wudhu ini dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari maka akan sangat bermanfaat sekali untuk kita ataupun orang lain

12
DAFTAR PUSTAKA

Rifa'i, Moh. 2014. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. PT. Karya Toha Putra Semarang

Hafsah. 2016. Pembelajaran Fiqh. Ciptapustaka Media Perintis Bandung

Ajib, Muhammad. 2019. Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’iy. Rumah Fiqih Publishing

Al-Qur'an & Terjemah

13

Anda mungkin juga menyukai