Anda di halaman 1dari 4

Pandemi Covid-19 merupakan virus corona yang berasal dan pertama kali

muncul dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Di duga Covid-19 ini

berasal dari hewan kelewar dan setelah di telusuri, orang-orang yang terinfeksi virus

ini merupakan orang-orang yang memiliki riwayat telah mengunjungi pasar basah

makanan laut dan hewan lokal di Wuhan, China.

Manusia merupakan mahluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi

secara langsung sehingga tingkat penyebaran pandemi Covid-19 semakin pesat,

hingga Kamis, 26 maret 2020 tercatat 198 negara yang terinfeksi oleh Covid-19.

Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19, pada 26

Maret 2020 tercatat 893 orang positif virus Corona. Diantaranya, 35 orang sembuh,

780 orang di rawat, dan 78 orang meninggal.

Salah satu penyebab virus corona mudah menyebar di Indonesia adalah

karena Indonesia merupakan negara dengan Sektor pariwisata. Sektor pariwisata

merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan

perekonomian Indonesia dan memiliki kontribusi devisa terbesar kedua di Indonesia

setelah devisa hasil ekspor Kelapa Sawit.

Sektor pariwisata memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada

perekonomian Indonesia. Dampak jangka pendek dapat di rasakan secara langsung,

sedangkan dampak jangka Panjang dapat dilihat dengan bertambahnya pendapatan

nasional, namun dengan adanya Covid-19 semuanya tak lagi sama.

Sektor pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun

secara drastis karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis
mancanegara, yang secara otomatis pendapatan dan devisa yang di hasilkan dari

sektor pariwisata semakin menurun.

Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020, segala

kegiatan di dalam dan di luar ruangan di semua sektor yang terkait pariwisata dan

ekonomi kreatif ditunda sementara waktu demi mengurangi penyebaran corona.

Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga

pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah

yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun

masyarakat dari luar.

Contohnya, Aston Bogor Hotel & Resort melakukan penutupan yang di mulai

pada tanggal 22 Maret 2020 serta 120 karyawan dipulangkan karena adanya

penurunan bisnis yang di akibatkan oleh pandemi dari virus corona ini.

Bukan hanya sektor pariwisata yang mengalami kelumpuhan sementara, tetapi para

karyawan dari jenis perusahaan lainnya ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-

19. Yang dimana pekerjaan atau kegiatan yang biasanya dilakukan diluar rumah

secara langsung sekaran terpaksa harus dilakukan di dalam rumah.

Serta ada banyak pula karyawan yang terancam pemberhentian hak kerja

(PHK) karena banyak pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan

dirumah, seperti halnya kegiatan produksi yang bergantung pada mesin yang berada

di tempat produksi.

PHK ini juga dilakukan karena kurangnya pembelian dari konsumen dan

dibatasinya ekspor ke negara tertentu sehingga akan menghambat ekspor dan


mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan perusahaaan bisa mengalami kerugian.

Ada pun penyebab lain dari di PHK nya para karyawan yaitu karena kelangkaan

bahan baku untuk diproduksi yang di impor dari negara luar seperti dari negara

Thiongkok sehingga akan menghambat kegiatan industri.

Perusahaan yang berhenti beroperasi dan peningkatan jumlah angka

pengangguran dapat menghambat dan mengurangi produk domestik bruto (PDB)

serta menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasan

mengapa tidak mengeluarkan kebijakan lockdown dalam pencegahan penyebaran

Covid-19.

"Kemudian ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan.

Perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter berbeda-beda, budaya berbeda-

beda, kedisplinan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita tidak memilih jalan itu

(lockdown)," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur se-

Indonesia melalui video conference, Selasa (24/3/2020).

Presiden Indonesia tidak mengeluarkan kebijakan lockdown bukan tanpa

alasan, menurut beliau setiap negara memiliki karakter dan budaya yang berbeda-

beda. Beliau juga mengaku telah melakukan kalkulasi dan analisis yang matang

terhadap negara-negara yang melakukan kebijakan lockdown.

“Kebijakannya seperti apa semua dari Kemenlu dari Dubes yang ada terus kita

pantau setiap hari. Jadi yang paling pas di negara kita physical distancing, menjaga

jarak aman," jelas dia.


"Kalau itu bisa kita lakukan saya yakin kita bisa mencegah penyebaran Covid-

19 ini," sambung Jokowi.

Jika presiden mengeluarkan kebijakan lockdown maka akan berdampak besar

pada pertumbuhan perekonomian Indonesia, hal ini di sebabkan oleh kegiatan

perekonomian yang akan berhenti secara besar-besaran. Sebagai gantinya pemerintah

juga mengeluarkan kebijakan lainnya seperti belajar, bekerja, dan beribadah dari

rumah untuk menekan penyebaran Covid-19.

Meskipun kebijakan tersebut di berlakukan, namun masih ada saja masyarakat

yang menyalahgunakan kebijakan ini, seperti kegiatan belajar dan bekerja di rumah di

gunakan untuk berlibur di luar kota. 

Sehingga penyelewengan kebijakan ini dapat memperluas dan mempercepat

penyebaran virus Corona, baik dari yang disebarkan oleh para pengunjung kepada

masyarakat setempat, maupun yang disebarkan oleh masyarkat setempat kepada para

pengunjung.

Sebagai warga negara yang baik dan patuh pada pemerintah dan aturan kita

hanya perlu disiplin terhadap kebijakan social distancing dan physical distancing

(jaga jarak aman) #dirumahAja untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dan

perekonomian Indonesia cepat pulih kembali.

Anda mungkin juga menyukai