Anda di halaman 1dari 3

Text 2

Cut Nyak Dien was born into an Islamic aristocratic family in


Aceh Besar in VI mukim district in 1848. (Cut Nyak Dien dilahirkan
dalam keluarga bangsawan Islam di Aceh Besar di distrik VI mukim
pada tahun 1848.) Her father, Teuku Umar Setia, was a member of
ruling Ulee Balang aristocratic class in VI mukim, and her mother was
also from an aristocrat family. (Ayahnya, Teuku Umar Setia adalah
seorang anggota dari kelas bangsawan Ulee Balang yang berkuasa di
VI mukim, dan ibunya juga berasal dari keluarga bangsawan.) She was
educated in religion and household matters. (Dia dididik dalam masalah
agama dan rumah tangga.) She was renowned for her beauty, and many
men proposed to her until her parents arranged for her marriage to
Teuku Cek Ibrahim Lamnga, the son of aristocrat family, when she was
twelve. (Dia terkenal karena kecantikannya, dan banyak pria
melamarnya sampai orang tuanya mengatur untuk pernikahannya
dengan Teuku Umar Cek Ibrahim Lamnga, putra dari keluarga
bangsawan, ketika ia berumur dua belas tahun.)
On 26 march 1873, Dutch declared war on aceh and Teuku
Ibrahim died in action Gle Tarum on june 29, 1878. (Pada tanggal 26
Maret 1873, Belanda menyatakan perang terhadap Aceh dan Teuku
Ibrahim meninggal dalam aksi Gle Tarum pada 29 Juni, 1878.) Hearing
of this, Cut Nyak Dhien was enraged and swore to destroy the Dutch.
(Mendengar hal ini, Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah
untuk menghancurkan Belanda.) Two years after her husband death she
accepted Teuku Umar proposal and then kept resisting the Dutch
together. (Dua tahun setelah kematian suaminya dia menerima proposal
Teuku Umar dan kemudian terus melawan Belanda bersama.) Following
the death of her husband, Teuku Umar, she led guerrilla action against
the Dutch for 25 years. (Setelah kematian suaminya, Teuku Umar, dia
memimpin aksi gerilyamelawan belanda selama 25 tahun. ) She was
captured by Dutch in 1903 in Beutong Le Sageu and was brought to
Banda Aceh. (Dia ditangkap oleh Belanda pada tahun1903 diBeutong
Le Sageu dan di bawa ke Banda Aceh.)
Cut Nyak Dhien suffered from mypia and arthritis and on 6
november 1908, Cut Nyak Dhien died of old age. (Cut Nyak Dhien
menderita miopi dan radang sendi dan pada tanggal 6 November 1908,
Cut Nyak Dhien meninggal karena usia tua.) She was posthumously
awarded the title of National Hero of Indonesia on May 2, 1964 by the
Indonesian gonverment. (Dia secara anumerta di anugrahi gelar
pahlawan nasional pada 2 Mei, 1964 oleh pemerintah Indonesia.)
Source (sumber): http://en.wikipedia.org/wiki/Cut_Nyak_Dhien or Specialization
English textbook page 76

Match the word taken from the text with its meaning. (Cocokkan kata
yang diambil dari teks dengan maknanya.)

1. aristocrat (bangsawan) A. when someone cannot see


(F) things that are far away clearly
(ketika seseorang tidak dapat
melihat hal-hal yang jauh jelas)
2. household (rumah tangga) B. to cause someone to become
(D) very angry (menyebabkan
seseorang menjadi sangat marah)
3. enrage (membuat marah sekali) C. a serious condition in which a
(B) person’s joints become painful,
swollen and stiff (kondisi serius di
mana sendi seseorang menjadi
menyakitkan, bengkak dan kaku)
4. guerrilla (gerilya) D. a group of people, often a
(E) family, who live together
(sekelompok orang, seringkali
keluarga, yang tinggal bersama)
5. myopia (miopi) E. using unusual methods to get
(A) attention for your ideas, product,
etc. (menggunakan metode yang
tidak biasa untuk mendapatkan
perhatian atas ide, produk, dll.)
6. arthritis (radang sendi) F. a person of high social rank, a
(C) member of the aristocracy
(seseorang yang berpangkat
sosial tinggi, seorang anggota
dari bangsawan)

Anda mungkin juga menyukai