BIOKIMIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : WILDAN NAFIS
NIM : 1606103040013
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
KELAS : 03
UJI KARBOHIDRAT DENGAN METODE PERCOBAAN UJI MOLISCH; UJI BENEDICT; UJIA BARFOED; UJI
SELIWANOFF; UJI YOD
I. Tujuan Percobaan
Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi utama
manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada jagung, gandum,
tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran.
Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme.
Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan
glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan
otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang
sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).
1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus
aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida merupakan
gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa,
manosa, dan ribosa.
2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida, contoh
: maltosa, laktosa, dan sukrosa.
3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :
glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan
karbohidrat.
Oleh karena itu, kami melakukan uji karbohidrat pada berbagai sampel, agar kita bisa mengetahui
apakah sampel tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Serta bisa mengetahui termasuk
golongan karbohidrat yang mana.
Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di alam.
Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun
1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan
sebenarnya karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden
1986).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n.
Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan
sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda 1986).
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam
akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan
dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin 2011). Karbohidrat ditemukan
pada setiap sel makhluk hidup yang berperan antara lain sebagai alat komunikasi sel (Winarno
2008).
a. Uji Molish
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Pada
percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan
monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya
didehidrasi menjadi fultural dan turunannya.
Pada percobaan uji molish dengan menguji keenam larutan karbohidrat yang telah ditetesi dengan
pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi
pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan
monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan
yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat
jelas dengan adanya perubahan warna pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan
karbohidrat tersebut.
Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan
dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak
sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang
kemudian dikombinasikan dengan alfanaftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi
pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa, dan maltosa. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena merupakan
monosakarida. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural) mengalami
sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan senyawa berwarna ungu kompleks.
b. Uji Iodine
Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman,
terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (kurang lebih 20 %) memilki
struktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak
larut disebut amilopektin (kurang lebih 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan
iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan
akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan
iodium dan menghasilkan warna biru samapi tidak berwarna. Dari hasil uji hidrolisis menggunakan
pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis dengan air dan asam (HCl).
Dengan ditunjukannya perubahan warna dari bening menjadi biru menunjukkan bahwa amilum
dapat terhidrolisis oleh air dan asam menjadi amilosa dan amilopektin. Mungkin juga dengan
bantuan panas, amilum bisa terhidrolisis menjadi monosakarida-monosakarida. Tetapi praktikum
tidak sampai mengidentifikasi karbohidrat hasil hidrolisis dari amilum.
Suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks adsorpsi yang spesifik pada
setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum dengan iodium menghasilkan larutan berwarna biru
pekat yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul amilosa dan amilopektin
yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh karena itu,
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena tidak
mengandung amilosa dan amilopektin.
c. Uji Benedict
Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi
Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna
merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna
merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-
tiap larutan uji.
Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu
gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam
suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya
senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata
dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa
tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang
negatif.
d. Uji Barfoed
Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
e. Uji Seliwanof
Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan
dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya
larutan berwarna merah orange.
Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna
merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa
menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan
resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange.
3.2 Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung
Pipet tetes
Pemanas spiritus
Korek api
1. Uji Molisch
2. Uji Benedict
Berwarna biru
3. Uji Barfoed
3.1 . Larutan Laktosa 1%
4. Uji Iodium
5. Uji Seliwanoff
5.1 . Larutan Laktosa 1%
V. Hasil Pengamatan
1. Uji Molisch
3. Uji Benedict
5. Uji Seliwanof
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Yrama Widya:
Jakarta.
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomelekul. Graha Ilmu: Yogyakarta
Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin:
Makassar