Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

DISUSUN OLEH :
NAMA : WILDAN NAFIS
NIM : 1606103040013
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
KELAS : 03

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KARBOHIDRAT DENGAN METODE PERCOBAAN UJI MOLISCH; UJI BENEDICT; UJIA BARFOED; UJI
SELIWANOFF; UJI YOD

Hari / Tanggal : Selasa / 7 September 2021

I. Tujuan Percobaan

1. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan


2. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat
3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat
4. Mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan

II. Teori Dasar

Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi utama
manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada jagung, gandum,
tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran.

Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme.
Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan
glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan
otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang
sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida).

Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih
sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus
aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida merupakan
gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa,
manosa, dan ribosa.

2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida, contoh
: maltosa, laktosa, dan sukrosa.

3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :
glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan
karbohidrat.

Oleh karena itu, kami melakukan uji karbohidrat pada berbagai sampel, agar kita bisa mengetahui
apakah sampel tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Serta bisa mengetahui termasuk
golongan karbohidrat yang mana.

Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di alam.
Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun
1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan
sebenarnya karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden
1986).

Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n.
Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidroksi atau senyawa turunan
sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda 1986).

Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam
akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan
dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin 2011). Karbohidrat ditemukan
pada setiap sel makhluk hidup yang berperan antara lain sebagai alat komunikasi sel (Winarno
2008).

Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida, Disakarida


(oligosakarida), dan Polosakarida (Wardiana dan Santoso 2010). Baik pada hewan maupun
manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman sebagai pati. Kedua jenis
karbohidrat tersebut merupakan polisakarida (Sumarlin 2006).

Beberapa Metode Uji Karbohidrat:

a. Uji Molish

Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat. Pada
percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang menghubungkan
monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya
didehidrasi menjadi fultural dan turunannya.

Pada percobaan uji molish dengan menguji keenam larutan karbohidrat yang telah ditetesi dengan
pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi
pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan
monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan
yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat
jelas dengan adanya perubahan warna pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan
karbohidrat tersebut.

Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan
dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak
sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang
kemudian dikombinasikan dengan alfanaftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi
pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa, dan maltosa. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena merupakan
monosakarida. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural) mengalami
sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan senyawa berwarna ungu kompleks.

b. Uji Iodine

Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman,
terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa (kurang lebih 20 %) memilki
struktur linier dan dengan iodium memberikan warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak
larut disebut amilopektin (kurang lebih 80 %) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan
iodium fraksi memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan
akan terhidrolisis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan
iodium dan menghasilkan warna biru samapi tidak berwarna. Dari hasil uji hidrolisis menggunakan
pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis dengan air dan asam (HCl).
Dengan ditunjukannya perubahan warna dari bening menjadi biru menunjukkan bahwa amilum
dapat terhidrolisis oleh air dan asam menjadi amilosa dan amilopektin. Mungkin juga dengan
bantuan panas, amilum bisa terhidrolisis menjadi monosakarida-monosakarida. Tetapi praktikum
tidak sampai mengidentifikasi karbohidrat hasil hidrolisis dari amilum.

Suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya kompleks adsorpsi yang spesifik pada
setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum dengan iodium menghasilkan larutan berwarna biru
pekat yang menandakan hasil positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil
yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul amilosa dan amilopektin
yang membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh karena itu,
monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena tidak
mengandung amilosa dan amilopektin.

c. Uji Benedict

Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi
Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna
biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna
merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna
merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-
tiap larutan uji.

Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu
gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam
suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya
senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata
dan warna larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa
tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang
negatif.

d. Uji Barfoed

Ion Cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi
monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

e. Uji Seliwanof

Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan
dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya
larutan berwarna merah orange.

Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna
merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis
monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa
menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan
resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange.

III. Bahan dan Alat


3.1 Bahan
 Laktosa 1% 250 ml
 Fruktosa 0,1 M 250 ml
 Galaktosa 0,1 M 250 ml
 Maltosa 0,1 M 250 ml
 Glukosa 1% 250 ml
 Sukrosa 0,1 M 250ml
 Amilum 1% 250 ml
 aquades

3.2 Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Penjepit tabung
 Pipet tetes
 Pemanas spiritus
 Korek api

IV. Cara Kerja

1. Uji Molisch

1.1 . Larutan Laktosa 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu


1.2 . Larutan Fruktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu


1.3 . Larutan Galaktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu


1.4 . Larutan Maltosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu


1.5 . Larutan Glukosa 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu


1.6 . Larutan Sukrosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu


1.7 . Larutan Amilum 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch

Kocok dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna putih pekat

Larutan berwarna putih pekat

Tambahkan 1 ml larutan H2SO4

Kocok dan amati perubahannya

Pada larutan terbentuk cincin berwarna ungu

2. Uji Benedict

2.1 . Larutan Laktosa 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna merah bata dan ada endapan


2.2 . Larutan Fruktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna merah bata dan ada endapan

2.3 . Larutan Galaktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna merah bata dan ada endapan


2.4 . Larutan Maltosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna merah bata dan ada endapan

2.5 . Larutan Glukosa 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna merah bata dan ada endapan


2.6 . Larutan Sukrosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna biru

2.7 . Larutan Amilum 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi benedict

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Berwarna biru kehijauan

3. Uji Barfoed
3.1 . Larutan Laktosa 1%

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Larutan membentuk endapan merah bata

3.2 . Larutan Fruktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Larutan membentuk endapan merah bata

3.3 . Larutan Galaktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Larutan membentuk endapan merah bata


3.4 . Larutan Maltosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Tidak membentuk endapan

3.5 . Larutan Glukosa 1%

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Larutan membentuk endapan merah bata

3.6 . Larutan Sukrosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Tidak membentuk endapan


3.7 . Larutan Amilum 1%

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 1 ml pereaksi Barfoed
Panaskan pada api spiritus
Dinginkan pada air mengalir
Amati perubahan warnanya

Tidak membentuk endapan

4. Uji Iodium

4.1 . Larutan Maltosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Tidak mengalami perubahan warna


4.2 . Larutan Fruktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Tidak mengalami perubahan warna

4.3 . Larutan galaktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Tidak mengalami perubahan warna

4.4 . Larutan Sukrosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Tidak mengalami perubahan warna


4.5 . Larutan laktosa 1%

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Tidak mengalami perubahan warna

4.6 . Larutan Glukosa 1%

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Tidak mengalami perubahan warna

4.7 . Larutan Amilum 1%

Larutan tidak berwarna


Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
Tambahkan 2-3 tetes pereaksi iodium
Kocok dan amati perubahan warnanya
-

Larutan berwarna biru tua

5. Uji Seliwanoff
5.1 . Larutan Laktosa 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan tidak mengalami perubahan warna

5.2 . Larutan Fruktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna orange

5.3 . Larutan Galaktosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan tidak mengalami perubahan warna


5.4 . Larutan Maltosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan tidak mengalami perubahan warna

5.5 . Larutan Glukosa 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan tidak mengalami perubahan warna

5.6 . Larutan Sukrosa 0,1 M

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan berwarna orange


5.7 . Larutan Amilum 1%

Larutan tidak berwarna

Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml

Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

Panaskan diatas api spiritus

Aduk –aduk dan amati perubahan warnanya

Larutan tidak mengalami perubahan warna

V. Hasil Pengamatan

1. Uji Molisch

No Zat Uji Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-)

1 Amilum 1% Terbentuk cincin ungu +

2 Laktosa 1% Terbentuk cincin ungu +

3 Sukrosa 0,1 M Terbentuk cincin ungu +

4 Maltosa 0,1 M Terbentuk cincin ungu +

5 Galaktosa 0,1 M Terbentuk cincin ungu +

6 Fruktosa 0,1 M Terbentuk cincin ungu +

7 Glukosa 1% Terbentuk cincin ungu +


2. Uji Iodium

No Zat Uji Hasil Uji Iodium Polisakarida (+/-)

1 Amilum 1% Berwarna biru tua +

2 Laktosa 1% Tidak berwarna -

3 Sukrosa 0,1 M Tidak berwarna -

4 Maltosa 0,1 M Tidak berwarna -

5 Galaktosa 0,1 M Tidak berwarna -

6 Fruktosa 0,1 M Tidak berwarna -

7 Glukosa 1% Tidak berwarna -

3. Uji Benedict

No Zat Uji Hasil Uji Benedict Gula Reduksi


(+/-)

1 Amilum 1% Berwarna biru kehijauan -

2 Laktosa 1% Berwarna merah bata dan ada endapan +

3 Sukrosa 0,1 M Berwarna biru -

4 Maltosa 0,1 M Berwarna merah bata dan ada endapan +

5 Galaktosa 0,1 Berwarna merah bata dan ada endapan +


M

6 Fruktosa 0,1 M Berwarna merah bata dan ada endapan +

7 Glukosa 1% Berwarna merah bata dan ada +


endapan
4. Uji Barfoed

No Zat Uji Hasil Uji Barfoed Monosakarida(+/-)

1 Amilum 1% Tidak ada endapan -

2 Laktosa 1% Ada endapan merah bata +

3 Sukrosa 0,1 M Tidak ada endapan -

4 Maltosa 0,1 M Tidak ada endapan -

5 Galaktosa 0,1 M Ada endapan merah bata +

6 Fruktosa 0,1 M Ada endapan merah bata +

7 Glukosa 1% Ada endapan merah bata +

5. Uji Seliwanof

No Zat Uji Hasil Uji Barfoed Ketosa/Aldosa(+/-)

1 Amilum 1% Tidak berwarna -

2 Laktosa 1% Tidak berwarna -

3 Sukrosa 0,1 M Berwarna Orange +

4 Maltosa 0,1 M Tidak berwarna -

5 Galaktosa 0,1 M Tidak berwarna -

6 Fruktosa 0,1 M Berwarna Orange +

7 Glukosa 1% Tidak berwarna -


V. Reaksi
 Reaksi uji mollisch

 Reaksi Uji Iodium

 Reaksi Uji Benedict


 Reaksi Uji Barfoed

 Reaksi Uji Seliwanoff


VI. Daftar Pustaka

Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Yrama Widya:
Jakarta.

Murray, Robert K.2009. Biokimia Harper.EGC: Jakarta.

Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomelekul. Graha Ilmu: Yogyakarta

Purba, Michael. 2007. Kimia jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Sirajuddin, Saifuddin dan Ulfa Najamuddin. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar.

Tim Dosen Kimia. 2009. Kimia Dasar 2. UPT MKU Universitas Hasanuddin:

Makassar

Anda mungkin juga menyukai