Anda di halaman 1dari 21

KONSEP EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

DISUSUN OLEH:
NAMA : ASRI SELVI PUTRI MENDROFA
NIM : 202117006
KELAS/SEMESTER : A/II
MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU : RATNA NATALIA MENDROFA, S.Pd., M.Pd.

INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini,
penulis memuat judul tentang “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Matematika”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Ibu Ratna Natalia Mendrofa,
S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dan
kerjasama yang diberikan oleh semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,
khususnya kepada Ibu dosen pengampu yang telah memberikan penulis kesempatan untuk
bisa menyusun atau menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini, juga kepada teman-teman
yang telah turut membantu memberikan ide dan masukan sehingga tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik dan pada waktu yang tepat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum jauh dari
kesempurnaan, masih banyak kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas ini sehingga penulis
dapat melakukan yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca. Terimakasih…

Gunungsitoli, 30 Agustus 2021

Asri Selvi Putri Mendrofa


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN

A. PengertianTes, Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi dalam Pembelajaran ..... 3


B. Pengertian Evaluasi Menurut Etimologi dan Terminologi .............................. 6
C. Fungsi Evaluasi ................................................................................................ 6
D. Tujuan Evaluasi ................................................................................................ 9
E. Manfaat Evaluasi .............................................................................................. 10
F. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran Matematika ........................................ 11
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 16

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah evaluasi
pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran. Termasuk di dalamnya melaksanakan
penilaian proses dan hasil belajar.
Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen penilaian kemampuan guru,
yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Hal ini
menunjukan bahwa pada semua model kompetensi dasar guru selalu menggambarkan dan
mensyaratkan adanya kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran. Sebab
kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mutlak
harus dimiliki oleh setiap guru dan calon guru.
Dengan melakukan evaluasi, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan proses
pembelajaran yang dilakukannya, pada tiap kali pertemuan, setiap catur wulan, setiap
semester, setiap bulan, bahkan selama berada pada satuan pendidikan tertentu. Dengan
demikian setiap kali membahas proses pembelajaran, maka berarti kita juga membahas
tentang evaluasi.
Dalam evaluasi, memperhatikan aspek kompetensi sikap (afektif), kompetensi
pengetahuan (kognitif) dan kompetensi keterampilan (psikomotorik) serta variasi
instrument atau alattes yang digunakan harus memperhatikan input, proses dan output
peserta didik. Evaluasi hasil belajar peserta didik juga harus dilakukan pada awal
pembelajaran (evaluasi input), selama pembelajaran (evaluasi proses), dan setelah
pembelajaran (evaluasi output).
Pemahaman mengenai evaluasi pembelajaran sangat penting terutama bagi kita
yang benar-benar diorientasikan untuk menjadi seorang guru. Sebelum mengenal lebih
jauh dan mendalam tentang evaluassi pembelajaran, alangkah baiknya kita mengetahui
tentang konsep dasar evaluasi pembelajaran agar bisa membantu dalam memahami tugas
kita sebagai calon guru.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas mengenai pentingnya evaluasi dalam pembelajaran, adapun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tes, penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam
pembelajaran?
2. Bagaimana pengertian evaluasi menurut etimologi dan terminologi?
3. Apa saja fungsi dari evaluasi?
4. Apa tujuan dari evaluasi?
5. Apa saja manfaat dari evaluasi?
6. Bagaimana konsep penilaian dalam pembelajaran matematika?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tes, penilaian, pengukuran, dan evaluasi dalam
pembelajaran?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian evaluasi menurut etimologi dan terminologi?
3. Untuk untuk mengetahui apa saja fungsi dari evaluasi?
4. Untuk mengetahui apa tujuan dari evaluasi?
5. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari evaluasi?
6. Untuk mengetahui bagaimana konsep penilaian dalam pembelajaran matematika?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TES, PENILAIAN, PENGUKURAN, DAN EVALUASI DALAM


PEMBELAJARAN
Pada prinsipnya proses pembelajaran selalu dikaitkan dengan hal-hal tes,
pengukuran, penilaian dan evaluasi. Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian
(assesment) dan evaluasi sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi.
Secara konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Banyak masalah yang terjadi di dalam hal
penilaian misalnya penilaian yang dilakukan oleh guru kepada siswanya memberikan nilai
asal-asalan sehingga siswa merasa dirugikan, dalam hal ini seorang guru salah dalam
memberikan penilaian.
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas
tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta didik.
Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas,
keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang
akan diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang
kebijakan pendidikan.
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas
daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran, sarana
prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur.
Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan
pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur.
Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara berbeda
meskipun maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35), misalnya, mengemukakan
definisi evaluasi sebagai “a process for describing an evaluand and judging its merit and
worth”. Sedangkan Gilbert Sax (1980:18) berpendapat bahwa “evaluation is a process

3
through which a value judgement or decision is made from a variety of observations and
from the background and training of the evaluator”.
Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian tes, pengukuran, penilaian
dan evaluasi. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Selanjutnya kita tinjau pengertian penilaian menurut
para ahli yaitu:
1. Penilaian adalah tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. (Wandt
dan Brown).
2. “Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early
and often, on how well their students are learning what they are being taught”.
Artinya: Penilaian Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat menggunakan
fakultas (sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik, awal dan setelahnya, pada
seberapa baik para siswa mereka belajar apa yang mereka ajarkan.(Menurut Angelo,
1991:17).
3. Penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai
oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan
dasar untuk menentukan langkah selanjutnya. (Menurut Depag yang dikutip Sridadi,
2007).
4. Assessment adalah alih-bahasa dari istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam
konteks yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara
internal. Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek,
seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya
sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. “Definition of assessment: the classification of someone or something with respect to
its worth”. Artinya: Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang atau
sesuatu berkenaan dengan harganya.

Sedangkan pengertian pengukuran menurut para ahli adalah sebagai berikut:


1. Pengukuran diartikan sebagai proses untuk menentukan luas atau kualitas sesuatu.
(Wondt,Edwin and G.W. Beown, 1957:1).

4
2. “Measurement means the act or process of exestaining the extent or quantity of
something” Artinya: pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan
luas atau kualitas dari sesuatu. (Wandt dan Brown,1977).
3. Pengukuran dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa
arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
“mengukur”sesuatu. (Anas Sudijono,2006).

Pengertian evaluasi menurut para ahli yaitu:


1. Evaluatioan, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine wheter
in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the
amount or degree of change in individual students” Artinya: Evaluasi, sebagaimana
kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah
dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam pribadi siswa.” (Bloom et.al,1971).
2. “Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing usefu information
for judging decision alternatives” Artinya: Evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai
alternative keputusan. (Bloom et.al ,1971).
3. Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa ingris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran. (John M.Echols dan Hasan Shadily,1983:220).
4. Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek
dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.
5. Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,pertumbuhan, dan
perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:


Pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Untuk
menaksir prestasi siswa, guru melakukan pengukuran dengan membaca apa yang telah
dilakukan para siswa, mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka
katakan dan pada umumnya memakai indra artinya bahwa semua aspek yang diamati
benar-benar teramati sehingga benar-benar mendapatkan data yang akurat.

5
Penilaian adalah suatu proses sistematis yang mengandung pengumpulan
informasi, menganalisis, dan menginterpretasi informasi tersebut untuk membuat
keputusan-keputusan.
Sedangkan Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. jika
belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.

B. PENGERTIAN EVALUASI MENURUT ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI


Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Shadily, 1983: 220).
Sedangkan menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan
dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan.. Evaluasi dapat diartikan sebagai
penentuan kesesuaian antara tampilan dengan tujuan-tujuan. Hal yang dievaluasi adalah
karakteristik-karakteristik dari siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif
(pengetahuan, inteektual, akal), afektif (sikap, minat, motivasi, emosional), dan
psikomotorik (keterampilan, gerak, tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi melalui
lisan, tertulis, maupun perbuatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrument dan membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan. Evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau harga
atau nilai berdasarkan criteria tertentu. Dengan demikian bahwa evaluasi yang baik
haruslah didasarkan pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh pendidik dan
kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh pendidik dan peserta
didik.

C. FUNGSI EVALUASI
Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga jelas
kemampuan yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian dan interpretasi hasil
penilaian. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar
mengajar. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Memandang
penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu, sehingga diperoleh hasil belajar

6
yang objektif dalam pengertian menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa
sebagaimana adanya, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya
yang komprehensif.
Mengembangkan strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk
menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta
didik.Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik. Mengembangkan dan
menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar
peserta didik. Menggunakan cara dan alat yang bervariasi dalam rangka mengumpulkan
informasi untuk membuat keputusan Evaluasi Pembelajaran Matematika 9 tentang tingkat
pencapaian peserta didik. Penilaian kelas dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan,
produk, portofolio, unjuk kerja, proyek dan tingkah laku. Evaluasi mempunyai fungsi
seperti berikut ini:
1. Selektif
Evaluasi dapat digunakan untuk melakukan seleksi dalam penerimaan siswa baru dari
suatu sekolah. Evaluasi dapat ditentukan sejumlah siswa tertentu yang memenuhi
syarat sebagai calon siswa yang akan diterima. Dengan cara mengadakan penilaian
seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai
beberapa tujuan, antara lain :
➢ Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.
➢ Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
➢ Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beapeserta didik.
➢ Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.
2. Diagnostik
Evaluasi dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh tujuan dapat dicapai setelah
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Selain itu melalui evaluasi dapat dilihat pula
sampai sejauh mana seorang guru telah berhasil dalam menerapkan metode dan
pendekatan, penguasaan materi, serta kebaikan dan kelemahan kurikulum yang
dipakai.
3. Penempatan
Evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui dengan baik termasuk kelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi
yang sama ditempatkan pada kelompok yang sama pula. Penempatan yang cocok

7
dengan kondisi masing-masing siswa lebih memungkinkan untuk dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga hasil belajarnya
pun akan mencapai tujuan dengan baik.
4. Pengukuran Keberhasilan
Evaluasi dapat digunakan untuk mendiagnosa kesulitan belajar 10 Evaluasi
Pembelajaran Matematika siswa, yaitu mengetahui letak kelemahan dan kebaikan
siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang telah diajarkan. Hasil ini
dapat digunakan untuk memberikan penyembuhan yang tepat sesuai dengan jenis dan
tingkat kesulitannya dalam bentuk pengajaran remedial.
5. Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh
manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program
pengajaran, yaitu dilaksanakan setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan
berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal
dengan istilah “Ulangan Harian”. Jadi dapat disimpulkan bahwa tes formatif ini
berfungsi sebagai umpan-balik bagi siswa, guru, maupun program untuk menilai
pelaksanaan satu unit program.
6. Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah, tes ini dikenal dengan istilah
“Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya
digunakan untuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir
soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih
berat daripada soal tes formatif. Tes ini berfungsi untuk memberikan tanda kepada
siswa bahwa telah menikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.

8
D. TUJUAN EVALUASI
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan
dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi:
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu
sendiri. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi
pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu
dalam membuat keputusan.
Chittenden (1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian (assessment
purpose) adalah untuk keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up. Keempat
tujuan tersebut oleh Arifin (2013:15) diuraikan sebagai bertikut:
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus
mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis
dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan
belajar peserta didik.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti
proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian
mana dari materi yang belum dikuasai.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan
atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan
cepat mencari alternatif solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk
menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

9
E. MANFAAT EVALUASI
1. Mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang diprogramkan di sekolah diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran ini dimaksudkan untuk tercapainya suatu
kompetensi dasar, yang dirumuskan guru di dalam skenario/rancangan
pembelajarannya. Apabila materi pokok yang telah dijabarkan dalam suatu uraian
materi telah selesai dibelajarkan, sebelu guru melanjutkan ke rancangan pembelajaran
selanjutnya, ia perlu mengadakan ujian. Ujian ini dikenal dengan nama, ujian formatif
atau ulangan harian.
2. Menentukan ketuntasan belajar siswa.
Sebelum guru menyusun rancangan pembelajaran, setiap guru harus menyusun
program semester dan program tahunan, yaitu menyusun pengalaman belajar apa yang
harus dia berikan kepada siswa dalam satu semester serta satu tahun agar dicapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Kecuali itu sebelum
memulai suatu kegiatan pembelajaran disusun program penilaian berkelanjutan.

Dalam satu semester disusun dalam berapa blok ujian, di mana satu blok
pengujian dilaksanakan setelah dilangsungnya pembelajaran untuk satu atau beberapa KD
(Kompetensi Dasar), dari hasil ujian ini siswa yang sudah dinyatakan tuntas mengikuti
program pengayaan sedang yang belum tuntas mengikuti program remidiasi. Ujian ini
dikenal sebagai tes sumatif, ujian tengah semester, akhir semester maupun ujian kenaikan
kelas. Dalam proses pembelajaran guru tentu melakukan penilaian dan akan lebih baik bila
sekaligus menganalisis hasil tes.
Masalah tingkat ketuntasan kelas masih di bawah 75% (jumlah siswa yang telah
kompeten) meskipun dalam KTSP tidak dikenal istilah ketuntasan kelas, namun ini hanya
sekedar wacana, yang ini berarti pelajaran yang telah diberikan guru belum diserap dengan
baik oleh siswa. Untuk itu perlu dikaji kembali apakah soalnya yang terlalu sulit, atau
soalnya telah benar-benar sesuai dengan indikator, namun cara pembelajarannya kurang
baik sehingga siswa kurang memahami materi pembelajarannya. Dari beberapa
pertimbangan di atas, tampak bahwa ujian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kegiatan belajar mengajar di sekolah.

10
F. KONSEP PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1. Konsep Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
sistem penilaian (assesment) yang dilakukan oleh guru. Setiap penilaian didasarkan
pada tiga elemen mendasar yang saling berhubungan, yaitu: aspek prestasi yang akan
dinilai (kognisi), tugas tugas yang digunakan untuk mengumpulkan bukti tentang
prestasi siswa (observasi), dan metode yang digunakan untuk menganalisis bukti yang
dihasilkan dari tugas-tugas (interpretasi) (NRC: 2001).
Istilah penilaian (assesment) terdiri dari tiga kegiatan, yakni pengukuran,
penilaian, dan evaluasi (Permendikbud No. 81A tahun 2013). Ketiga istilah tersebut
memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran adalah
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran.
Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran.
Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.
Sementara itu, menurut Griffin dan Nix (Mardapi, 2008) menyebutkan bahwa
pengukuran, asesmen dan evaluasi adalah hierarkhi. Pengukuran membandingkan hasil
pengamatan dengan kriteria, asesmen menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran,
sedangkan evaluasi adalah penetapan nilai atau implikasi suatu kebijakan atau
peraturan. Lebih lanjut Djemari Mardapi (2012) menyebutkan pengukuran pada
dasarnya merupakan kuantifikasi suatu objek atau gejala. Semua gejala atau objek
dinyatakan dalam bentuk angka atau skor, dan objek yang diukur bisa berupa fisik atau
non-fisik.
Berdasarkan Permendikbud No.23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
disebutkan bahwa, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Penilaian dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, ulangan, penugasan, tes praktek,
proyek, dan portofolio yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi.

11
Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi pemahaman konsep
(comprehension), melakukan prosedur, representasi dan penafsiran, penalaran
(reasoning), pemecahan masalah dan sikap.
Penilaian dalam aspek representasi melibatkan kemampuan untuk menyajikan
kembali suatu permasalahan atau obyek matematika melalui hal-hal berikut: memilih,
menafsirkan, menerjemahkan, dan menggunakan grafik, tabel, gambar, diagram,
rumus, persamaan, maupun benda konkret untuk memotret permasalahan sehingga
menjadi lebih jelas. Penilaian dalam aspek penafsiran meliputi kemampuan
menafsirkan berbagai bentuk penyajian seperti tabel, grafik, menyusun model
matematika dari suatu situasi.
Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi contoh dan bukan
contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture), menjelaskan
hubungan, membuat generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat kesimpulan,
merencanakan dan mengkonstruksi argumen-argumen matematis, menurunkan atau
membuktikan kebenaran rumus dengan berbagai cara. Penilaian pemecahan masalah
dalam matematika merupakan proses untuk menilai kemampuan menerapkan
pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang
belum dikenal, baik dalam konteks matematika maupun di luar matematika.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian
autentik dan non-autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam
penilaian hasil belajar oleh pendidik. Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang
menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi
yang sesungguhnya. Bentuk penilaian autentik mencakup:
➢ Penilaian berdasarkan pengamatan,
➢ Tugas ke lapangan,
➢ Portofolio,
➢ Projek,
➢ Produk,
➢ Jurnal,
➢ Kerja laboratorium, dan
➢ Unjuk kerja, serta
➢ Penilaian diri.

12
Penilaian diri merupakan teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif. Bentuk
penilaian non-autentik mencakup: tes, ulangan, dan ujian.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Secara umum, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk
memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian. Secara lebih khusus penilaian
hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk:
➢ Memantau kemajuan belajar;
➢ Memantau hasil belajar; dan
➢ Mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
3. Tujuan Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidk
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk:
➢ Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
➢ Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
➢ Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi; dan
➢ Memperbaiki proses pembelajaran
4. Prinsip-Prinsip Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Berdasarkan pada Permendikbud N0. 23 tahun 2016 tentang Standar
Penilaian, disebutkan bahwa, prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik
sebagaimana pada Permendikbud No.23 tahun 2016 meliputi: sahih, objektif, adil,
terpadu, terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif.
➢ Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
➢ Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
➢ Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
➢ Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

13
➢ Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
➢ Holistik/menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
➢ Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
➢ Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
➢ Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi:


➢ Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
➢ Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
➢ Berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
➢ Berbasis kinerja peserta didik;
➢ Memotivasi belajar peserta didik;
➢ Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;
➢ Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;
➢ Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
➢ Mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
➢ Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
➢ Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
➢ Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
➢ Terkait dengan dunia kerja;
➢ Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata; dan
➢ Menggunakan berbagai cara dan instrument.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evaluasi tak pernah lepas dari setiap kegiatan proses pembelajaran, karena
dengan melakukan evaluasi pembelajaran guru bisa mengetahui sejauh mana kemampuan
dan kemajuan belajar dari peserta didik. Hal yang dievaluasi adalah karakteristik-
karakteristik dari siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-
karakteristik tersebut adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan,
inteektual, akal), afektif (sikap, minat, motivasi, emosional), dan psikomotorik
(keterampilan, gerak, tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi melalui lisan, tertulis,
maupun perbuatan.
Kegiatan evaluasi pembelajaran matematika siswa bertujuan untuk mengetahui
letak kelemahan dan kebaikan siswa dalam penguasaan setiap konsep matematika yang
telah diajarkan. Hasil ini dapat digunakan untuk memberikan penyembuhan yang tepat
sesuai dengan jenis dan tingkat kesulitannya dalam bentuk pengajaran remedial.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd dan Darto, M.Pd. 2012. Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Riau:Daulat Riau.

Drs. Asyrul, M.Si; Rusydi Ananda, M.Pd. dan Dra. Rosnita, MA. 2014. Evaluasi
Pembelajaran. Medan: Citapustaka Media.

Prof. Dr. Nanang Priatna, M.Pd., dan Dr. Rachmadi Widdiharto, MA. 2018. Modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pedagogi Penilaian Dalam Pembelajaran
Matematika SMP. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidkan.

Drs. H. Daryanto, 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta, PT Rineka Cipta.

Prof. Drs. Anas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta, PT Raja
Grafindo Persada.

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai