Anda di halaman 1dari 24

Indikator dan Masalah

Pembangunan
Dosen Pengampu: Neny Ayu Nourmanita, M. PA.
Anggota Kelompok

01 Ria Alinda 03 Yunita Dwi K.


126402202148 126402202172

02 Safinatul W. 04 Beni Ibra R.


126402202156 126402203180
Perlunya Indikator Pembangunan
Indikator merupakan sebuah instrument yang menunjukkan
keterkaitan berbagai hal. Misalnya Pemerintah, secara regular
mensurvei rumah tangga ataupun perusahaan untuk mempelajari
aktivitas dan dampak kegiatan mereka terhadap kesejahteraannya.
Menurut Ginanjar Kartasasmita, pembangunan adalah suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana. Indikator pembangunan merupakan tolak ukur yang
digunakan dalam mengukur performa suatu negara dalam pencapaian
pembangunannya, serta perbandingan terhadap negara- negara lain.
Berdasarkan pengertian di atas, indikator pembangunan sangat
diperlukan suatu negara yaitu sebagai berikut:
1. Mengukur tingkat kemajuan pembangunan ekonomi suatu
negara
2. Memantau perilaku perekonomian
3. Memperbandingkan tingkat kemajuan pembangunan atau
tingkat kesejahteraan masyarakat antar wilayah atau negara
4. Dasar pengambilan keputusan
5. Mengetahui corak pembangunan setiap negara atau suatu
wilayah
Indikator Ekonomi
Indikator ekonomi merupakan data ekonomi yang mana
biasanya merujuk pada statistik skala ekonomi makro dari waktu ke
waktu.
Ada tiga aspek dalam indikator ekonomi, yaitu:
1. Laju pertumbuhan ekonomi
Menurut pandangan kaum tradisional, laju pertumbuhan ekonomi
merupakan indikator utama dalam menilai keberhasilan suatu
pembangunan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
merupakan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi sehingga
target pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah suatu keharusan.
2. Gross National Product (GNP) atau Pendapatan Nasional Per kapita
a) Pendapatan nasional perkapita bisa dihitung dengan cara membagi
pendapatan nasional dengan jumlah penduduk.
b) Penghitungan pendapatan nasional per kapita biasanya dilakukan
setiap satu tahun sekali.
c) Hingga saat ini, pendapatan nasional per kapita masih digunakan
sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat
pendapatan nasional per kapita suatu masyarakat, maka akan semakin
sejahtera masyarakatnya.
3. Gross Domestic Product (GDP) per kapita dengan Purcashing Power
Parity
a) Salah satu kelemahan yang ada pada sistem penghitungan PDB
adalah ketidakmampuannya mengakomodasikan indikator-
indikator non-ekonomi (faktor lingkungan) sebagai aspek penting
bagi tingkat kesejahteraan.
b) Ketika angka PDB nominal tidak dapat menjelaskan mengenai
tingkat kesejahteraan riil, maka United Nations Development
Programme (UNDP) mengambil inisiatif untuk menghitung variabel
Purcashing Power Parity (PPP).
c) Penghitungan PPP digunakan sebagai dasar penentu kemampuan
atau daya beli seseorang. Semakin tinggi daya beli seseorang atau
masyarakat, maka bisa dikatakan bahwa pembangunan
ekonominya berhasil.
Indikator Sosial
Ada dua aspek dalam indikator sosial, yaitu:
1. Indeks Pembangunan Manusia
Dalam buku Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang
(2018) karya Muhammad Amsal Sahban dijelaskan bahwa indeks pembangunan
manusia diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu:
a) Usia panjang yang diukur dengan tingkat harapan hidup. Semakin tinggi tingkat
harapan hidup, maka pembangunan ekonomi bisa dikatakan berhasil.
b) Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbang dari jumlah orang
dewasa yang bisa membaca dan rata-rata tingkat sekolah. Semakin tinggi
tingkat rata-rata membaca dan rata-rata tingkat sekolah, maka pembangunan
ekonomi bisa dikatakan berhasil.
c) Penghasilan yang diukur dengan pendapatan riil yang telah disesuaikan,
yaitu disesuaikan menurut daya beli atau mata uang masing-masing
negara. Semakin tinggi tingkat penghasilan masyarakat, maka
pembangunan ekonomi bisa dikatakan berhasil.

2. Indeks Mutu Hidup /Physical Quality Life Index (PQLI)


Indeks mutu hidup adalah indeks gabungan dari tiga indikator
utama, yaitu:
a. Angka harapan hidup pada usia tahu tahun.
b. Angka kematian.
c. Tingkat buta huruf.
Keterkaitan Antar Indikator
Negara lndonesia adalah negara yang memiliki tingkat kebhinekaan atau
keragaman yang tinggi. Keragaman antardaerah ini terjadi karena adanya perbedaan
karakteristik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Sebaran sumberdaya alam (khususnya
minyak dan gas) dan pertumbuhan pusat perdagangan dan industri hanya
terkonsentrasi pada beberapa tempat saja. Hal ini membuat tingkat pendapatan
daerah-daerah ini lebih tinggi dari daerah lain yang tidak memiliki kelebihan ini,
sehingga tingkat ketidakmerataan PDRB per kapita antardaerah menjadi tinggi.
Ternyata terlihat ada kecenderungan bahwa daerah-daerah yang kaya tersebut justru
mempunyai angka pembangunan manusia yang cenderung sama dengan daerah-
daerah yang tingkat pertumbuhan PDRB per kapitanya sedang, bahkan ada
kecenderungan tingkat kesejahteraan masyarakatnya berada di bawah daerah-daerah
yang sedang tersebut.
Hambatan Pembangunan Ekonomi
Masalah dan hambatan pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah sebagai
berikut.:
1. Laju Pertambahan Penduduk yang Tinggi. Terdapat dua ciri penting yang berdampak
buruk pada usaha pembangunan, yaitu jumlah penduduk negara yang relatif besar dan
tingkat perkembangan penduduk yang sangat pesat.
2. Taraf Hidup yang Rendah. Taraf hidup dapat dinilai, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Hal ini tampak dari pendapatan yang rendah, perumahan yang kurang
memenuhi syarat, kesehatan yang buruk, pendidikan yang rendah, angka kematian
yang tinggi, dan sebagainya.
3. Pertanian Tradisional. Kekurangan modal, pengetahuan, infrastruktur pertanian, dan
aplikasi teknologi modern dalam kegiatan pertanian menyebabkan sektor ini
mempunyai produktivitas rendah dan mengakibatkan pendapatan para petani berada
pada tingkat subsisten (hidupnya secara pas-pasan).
4. Produktivitas yang Rendah. Produktivitas yang rendah berarti kemampuan berproduksi
para tenaga kerja di berbagai pekerjaan sangat rendah.
5. Kekurangan Modal dan Tenaga Ahli. Pada umumnya, di negara
berkembang masih memerlukan modal dan investasi untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kekurangan tenaga ahli di segala
bidang membuat pembangunan ekonomi kurang berjalan dengan
lancar.
6. Penciptaan Kesempatan Kerja dan Pengangguran. Semakin besar
pertambahan penduduk suatu negara, semakin besar pula jumlah
tenaga kerja baru yang akan memasuki angkatan kerja, sehingga
memengaruhi kesempatan kerja dan pengangguran.
7. Ketergantungan pada Sektor Pertanian. Umumnya di negara
berkembang masih menggantungkan pada sektor pertanian dalam
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sehingga akan dapat
menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Ciri Negara Terbelakang
Negara terbelakang adalah negara tidak mampu berdiri sendiri karena tidak memiliki
sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan tingkat perekonomian negaranya
sehingga dapat memengaruhi keadaan kehidupan masyarakat negaranya.
Adapun ciri negara terbelakang sebagai berikut:
1) Kemiskinan Umum, negara terbelakang adalah negara yang tercekam akan kemiskinan.
Tercermin dalam pendapatan per kapita yang rendah begitu pula dalam standar kehidupan
rakyat yang rendah.
2) Pertanian sebagai Mata Pencaharian Utama, di negara terbelakang ada 2/3 atau lebih
penduduk tinggal di daerah pedesaan dan mata pencaharian utama adalah pertanian.
Pertanian sebagai mata pencaharian pokok kebanyakan tidak berssifat produktif, sebab
dilakukan dengan cara kuno dan dengan metode produksi using serta ketinggalan zaman.
3) Ekonomi Dualistis, hampir semua negara sedang berkembang mempunyai perekonomian
yang dualistis. Di satu pihak perekonomi pasar dan di pihak lain perekonomi pertanian: yang
pertama berpusat di dekat kota sedang yang lain di daerah pedesaan. Dengan berpusat di
kota, ekonomi pasar berciri ultra-modern. Sedangkan ekonomi pertanian sangat terbelakang
dan berorientasi pada pertanian.
4) Sumber Alam Kurang Terolah, biasanya negara terbelakang tidak kekurangn tanah, air,
hutan, dan kaya akan barang tambang. Tetapi belum atau kurang dimanfaatkan atau
salah penggunaan sebab langkanya pengetahuan teknik serta tidak tersedia modal dan
keilnya pasar.
5) Ciri-ciri Demografi, permasalahan demografi negara terbelakang sangat mengemuka
satu sama lain sebab posisi demografi dan kecenderungannya. Yang disebabkan oleh
luas, kepadatan, struktur usia, dan laju pertumbuhan penduduk yang beragam. Namun
ada satu kesamaan ciri, yaitu pertambahan penduduk yang cepat.
6) Pengangguran dan Penangguran Tersembunyi, pengangguran di kota membengkak
seiring dengan urbanisasi dan meningkatnya pendidikan. Akan tetapi sektor industri
tidak berkembang sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerj, sehingga memperbesar
pengangguran.
7) Keterbelakang Ekonomi, di semua negara terbelakang, dicirikan secara khusus oleh
keterbelakangan ekonomi berupa efesiensi tenaga kerja yang rendah, berbagi
faktor yang tidak tersedia dan tidak berjalan dengan semestinya.
8) Ketediaan Inisiatif dan Usaha, ciri khas lain negara terbelakang adalah tiadanya
kemampuan wiraswasta. Kewirraswastaan terhalang oleh sistem sosial yang
menutup daya cipta.
9) Kelangkaan Alat Modal, kelangkaan pada hal ini adalah ciri umum lain negara
miskin atau terbelakang. Negara terbelakang diartikan sebagai perekonomian yang
miskin modal atau dengan tabungan dan investasi rendah.
10) Keterbelakangan Teknologi, leterbelakangan teknologi ini disebabkan oleh adanya
dualism teknologi yaitu penggunaan berbagai ekonomi yang tradisional
Syarat Dasar Pembangunan
Ekonomi
1. Indegenous Forces (Kekuatan dan dalam) untuk berkembang. Yang dimaksud
dengan “kekuatan dari dalam” adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat itu
sendiri untuk berkembang. Jadi harus ada kehendak untuk menaikkan taraf hidup
masyarakat tersebut. Kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar masyarakat,
misalnya : bantuan luar negeri belum tentu menjamin terus berkembangknya
perekonomian. Prakarsa dan pengaturan lembaga-lembaga masyarakat untuk
perkembangan harus tumbuh dari masyarakat sendiri (Irawan, Suparmoko,
2008).
2. Mobilitas faktor-faktor produksi. Ketidaksempurnaan pasar (market
imperfection) akan sangat membatasi mobilitas faktor-faktor produksi dari
penggunaan yang kurang produktif ke penggunaan yan lebih produktif. Untuk
mengatasi hal ini maka market imperfection harus ditiadakan sehingga faktor
produksi dapat digunakan sepenuhnya.
4. Akumulasi capital. Akumulasi kapital terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan
diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendaptan di kemudian hari
(Todaro, 1999).Akumulasi kapital merupakan faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi.
Akumulasi dapat berwujud kenaikan dalam volume atabungan riil sehingga sumber-sumber
yang semula untuk tujuan-tujuan konsumtif dapat diarahkan untuk tujuan-tujuan produktif.
5. Kriteria dan arah investasi. Untuk mengalokasikan kapital perlu diadakan kriteria untuk
arah investasai. Kriteria tersebut bersifat dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat.
Kriteria umum investasi adalah mengenai produktivitas sosial marginal yang tertinggi untuk
perkembangan lebih lanjut.
6. Penyerapan kapital dan stabilitas. Setiap masyarkat dalam suatu negara mempunyai batas
kemampuan penyerapan kapital (capital absorbtion capacity) dikarenakan oleh
ketersediaan faktor produksi komplementer yang bekerjasama dengan kapital dan syarat
yang diperlukan untuk menghindari inflasi dan untuk mempertahankan keseimbangan
neraca pembayaran internasional.
Pengertian dan Ciri Pertumbuhan
Ekonomi Modern
Pertumbuhan ekonomi modern merupakan pertanda penting di dalam kehidupan
perekonomian. Pertumbuhan ekonomi modern mengacu kepada perkembangan negara maju
Eropa Barat, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Jepang. Prof. Simon Kuznets
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kedudukan,
kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukannya.
Definisi ini memiliki 3 komponen pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju
merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan
kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan
teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan
ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan manusia dapat dimanfaatkan
secara tepat.
Ciri Pertumbuhan Ekonomi Modern :
1. Laju Pertumbuhan Penduduk dan Produk Perkapita. Pertumbuhan ekonomi
modern, sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir
tahun ke-18 atau awal abad ke-19, ditandai dengan laju kenaikan produk
per kapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang
cepat.
2. Peningkatan Produktivitas. Pertumbuhan ekonomi modern terlihat dari
semakin meningkatnya laju produk per kapita terutama sebagai adanya
perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau prduktivitas per
unit input.
3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi. Perubahan struktural dalam
pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan dari kegiatan pertanian
ke nonpertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit
produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan
berbadan hukum serta perubahan status kerja buruh.
4. Urbanisasi. Pertumbuhan ekonomi modern ditandai dengan semakin banyaknya
penduduk di negara maju yang berpindah secara besar-besaran dari daerah pedesaan
ke daerah perkotaan. Karena sarana teknis transportasi, komunikasi dan organisasi
berkembang menjadi lebih efektif, maka terjadilah penyebaran unit-unit skala
optimum.
5. Ekspansi Negara Maju. Ekspansi negara-negara maju yang bermula dari bangsa-
bangsa Eropa tidak lain adalah akibat revolusi teknologi di bidang transportasi dan
komunikasi. Hal ini kemudian melahirkan dominasi politik langsung atas negara-
negara jajahan, pembukaan daerah yang semula tertutup seperti Jepang dan
pemecahan daerah seperti Afrika sub-sahara. Jadi unsur politik atau kekuatan dalam
hubungan internasional merupakan faktor penting dalam penyebaran pertumbuhan
ekonomi modern.
6. Arus Barang Modal dan Orang Antarbangsa. Arus barang, modal, dan orng
antarbangsa kian meningkat sejak kuartal kedua abda ke-19 sampai PD 1 tetapi mulai
mundur pada PD I dan berlanjut sampai akhir PD II. Namun demikian, sejak awal
tahun lima puluhan terjadilah peningkatan dalam arus ini.
Faktor-faktor Pertumbuhan
Ekonomi
1. Sumber Daya Alam (SDA). Bagi pertumbuhan ekonomi ketersediaan
sumber daya alam yang melimpah sangatlah baik dalam menunjang
pembangunan.
2. Sumber Daya Manusia (SDM). Merupakan factor yang penting dalam
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata
tergantung pada jumlah SDM saja melainkan lebih menekankan
efisiensi mereka. Maka perlu pembentukan modal insani ,yaitu
proses peningkatan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan seluruh penduduk yang bersangkutan.
3. Akumulasi Modal. Apabila stok modal naik dalam waktu tertentu,
maka disebut akumulasi modal atau pembentukan modal.
1. Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi. Organisasi produksi
merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Organisasi produksi dilaksanakan dan diatur oleh tenaga manajerial
dalam berbagai kegiatan perekonomian.
2. Teknologi. Perubahan dan kemajuan teknologi berkaitan dengan
perubahan di dalam metode produksi sebagai hasil pembaharuan
atau teknik penelitian baru.
3. Pembagian Kerja dan Perluasan Skala Produksi. Pada bagian tersebut
spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan
produktivitas. Kedua hal tersebut dapat membawa perubahan ke
arah usaha produksi skala besar.
Daftar Rujukan
Aisyah, Nyayu. 2004. “Keterkaitan Antara Indikator Pembangunan Ekonomi dan Indeks
Pembangunan Manusia dalam Perekonomian Indonesia, Analisis Antarwilayah “ dalam
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/20574. diakses 07 September 2021 Lucas
suketi. “Hambatan Pembangunan Ekonomi” dalam https://www.dictio.id/t/apa-masalah-dan-
hambatan-pembangunan-ekonomi-pada-negara-berkembang/68642, di akses 04 september 2021

Pangaribuan, Citra Olivia. 2020. " Persyaratan Dasar Pembangunan Ekonomi “, dalam
https://www.dictio.id/t/apa-saja-persyaratan-dasar-pembangunan-ekonomi-di-suatu-
negara/127602. diakses 05 September 2021.
Pasaribu, Rowland B.F. 2021. "Indikator Pembangunan",
(http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac id), diakses 04 September 2021.
Pratama, Cahya Dicky. 2021. "Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi", dalam
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/05/153626369/indikator-keberhasilan-
pembangunan-ekonomi?page=1, diakses 04 September 2021.
Rabbani, Alethiai. 2020. "Definisi Negara Terbelakang", dalam
https://www.sosial79.com/2020/05/definisi-negara-terbelakang-kriteria.html, diakses 04
September 2021.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai