Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kalau dilihat dari hasil pengujian larutan pada tabel di atas, kita bisa simpulkan
bahwa larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, yaitu larutan amonia, larutan
HCl, larutan cuka, air aki, air laut, air kapur, dan larutan H2S. Adapun larutan yang
tidak menghantarkan arus listrik, yaitu larutan urea, larutan alkohol dan larutan
glukosa.
Sekarang, coba deh perhatikan lagi data larutan yang bersifat elektrolit. Ternyata,
ada larutan elektrolit yang memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat
uji dan ada pula yang tidak. Tetapi, semuanya menimbulkan gejala hantaran listrik
berupa adanya gelembung gas. Larutan elektrolit yang memberikan gejala
berupa lampu menyala dan membentuk gelembung gas disebut elektrolit
kuat. Contohnya yaitu HCl, air aki, air laut, dan air kapur.
Okay, supaya lebih jelas, berikut ini contoh larutan elektrolit dan non elektrolit,
secara umum:
Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan
non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan elektrolit
dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat mempunyai
daya hantar yang relatif tinggi walaupun konsentrasinya relatif kecil, sedangkan elektrolit
lemah mempunya daya hantar yang relatif rendah walaupun konsentrasinya relatif
besar.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Larutan Penyangga
Laju Reaksi
Aki (akumulator) sebagai sumber arus listrik yang dapat diisi ulang adalah komponen
yang penting dalam kendaraan bermotor. Sebagai sel elektrokimia, aki terdiri dari
komponen elektroda dan larutan elektrolit. Larutan elektrolit yang terdapat dalam aki
adalah larutan asam sulfat yang biasanya dikenal sebagai air aki accuzuur.
Hasil uji hantaran listrik dari larutan elektrolit kuat (kiri), elektrolit lemah (tengah), dan
larutan non elektrolit (kanan)
(Sumber: Kotz, John C., Treichel, Paul M., & Townsend, John R. 2012. Chemistry &
Chemical Reactivity (8th edition). California: Brooks/Cole)
1. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang
bergabung oleh karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Contoh senyawa ionik
antara lain NaCl, KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, BaSO4, dan AgCl. Dalam
bentuk padat (kristal), ion-ion tersebut berada dalam posisi tetap pada kisi kristalnya
sehingga tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena itu, padatan senyawa ionik tidak
dapat menghantarkan listrik. Jika padatan tersebut dilelehkan atau dilarutkan dalam air,
maka ion-ion tersebut dapat terurai dari kisinya dan bergerak bebas sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ionik dilarutkan dalam air, ion-ion positif dan
ion-ion negatif akan dikelilingi oleh molekul-molekul air sehingga terjadi stabilisasi
muatan oleh proses pelarutan (solvasi) oleh air. Berikut beberapa contoh persamaan
reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa ionik oleh air.
Ilustrasi pelarutan padatan senyawa ionik (kiri) dalam air: ion positif dan ion negatif dari
senyawa ionik tersebut dikelilingi oleh molekul-molekul air (kanan)
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Pada umumnya semua senyawa ionik yang mudah larut dalam air, seperti NaCl, KBr,
CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, dan NaOH adalah elektrolit kuat. Namun, untuk senyawa ionik
yang cenderung sukar larut dalam air seperti CaC2O4, SrCO3, BaSO4 dan AgCl, daya
hantarannya akan cenderung lebih lemah.
2. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terdiri dari satuan-satuan diskrit yang disebut
molekul-molekul, yang terdiri dari beberapa atom nonlogam yang berikatan kovalen.
Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan adapula yang nonpolar. Senyawa kovalen
polar ada yang dapat mengalami ionisasi bila dilarutkan dalam air, sehingga membentuk
ion-ion bebas yang dapat menghantarkan listrik misalnya HCl, H 2SO4, H2C2O4,
CH3COOH, dan NH3. Senyawa-senyawa tersebut merupakan zat elektrolit. Berikut
beberapa contoh persamaan reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan
beberapa senyawa kovalen polar terionisasi oleh air.
Namun, adapula senyawa kovalen polar yang tidak dapat terionisasi, misalnya aseton,
sehingga tidak dapat menghantarkan listrik. Semua senyawa kovalen nonpolar, seperti
Br2 dan CH4, juga tidak dapat terionisasi. Jadi, senyawa kovalen polar yang tidak
terionisasi dan senyawa kovalen nonpolar merupakan zat non elektrolit.
Larutan Elektrolit Kuat dan Larutan Elektrolit Lemah
Perbedaan utama larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah adalah daya hantarnya
ketika konsentrasi kedua jenis elektrolit sama. Pada elektrolit kuat, elektrolit dapat
terurai sempurna atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh
larutan elektrolit kuat yaitu senyawa-senyawa garam mudah larut dalam air, basa kuat,
dan asam kuat, seperti NaCl, KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, Ba(OH)2, HCl, dan
H2SO4. Sedangkan, pada elektrolit lemah, elektrolit hanya dapat terurai sebagian kecil
menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh larutan elektrolit lemah yaitu senyawa-
senyawa asam lemah dan basa lemah, seperti H2C2O4, CH3COOH, N2H4, dan NH3.
Secara kuantitatif, kuat lemahnya elektrolit dapat dinyatakan sebagai derajat ionisasi /
derajat disosiasi, α.
Jawab:
Derajat ionisasi:
ASAM
Rasa asam
Bereaksi dengan beberapa ion logam menghasilkan gas H 2
Bereaksi dengan bikarbonat menghasilkan gas CO2
Bersifat korosif
pH kurang dari 7
mengubah kertas lakmus biru/merah menjadi merah
BASA
1. ARHENIUS
2. BRONSTED-LOWRY
Syarat BASA
H F H F
asam basa H F
DERAJAT KEASAMAN
0 ————————- 7 ——————– 14
Makin ke kiri (7 -> 0) sifat asamnya makin kuat. Makin ke kanan (7 -> 14)
sifat basanya makin kuat.
Air : amfoter (dapat bersifat asam dan basa) akan bersifat asam jika air
bertemu basa kuat.
Ionisasi sempurna
Ionisasi sebagian
Asam
[H+] = a . Ma
atau
pH = – log [H+]
Basa
[OH–] = b . Mb
atau
α = akar (Kb/Mb)
Titrasi asam basa bisa kamu lakukan ketika menggunakan sebuah indikator asam-
basa serta zat pentiter. Nah, indikator asam-basa yang baik untuk titrasi itu ada
dua macam, yaitu:
Merupakan porses titrasi. Tidak selalunya basa sebagai pentitrasi, bisa juga
sebaliknya,
Squad, kamu harus tahu nih bahwa pada titrasi asam-basa terdapat rumus titrasi
yang berlaku, yaitu:
Ma. Va = Mb. Vb
Ma. Va = 2. Mb. Vb
Kamu tahu apa itu indikator alami? Indikator alami itu adalah indikator yang dibuat menggunakan
ekstrak tumbuhan-tumbuhan seperti bunga, umbi, kulit buah, juga daun-daun
berwarna. Nah contoh spesifiknya itu kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga
mawar, bayam merah, geranium.
Dengan menggunakan indikator ini, kita bisa nih menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau
netral. Cara mengetahuinya itu dengan meneteskan ekstrak tumbuhan tadi ke dalam sebuah larutan,
kemudian lihat perubahan warnanya. Dari perubahan warna itulah kita bisa tahu mana larutan yang
mengandung asam atau basa.
2. Indikator universal
Berbeda dengan indikator alami, indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam
indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan warnanya.
Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, kamu bisa lihat pada rentang pH 1-14. Oke, sekarang
kita lihat warna-warna yang menandakan pH larutan yang telah ditambahkan indikator universal:
Kamu bisa lihat kan ada warna kuning, merah, hijau, juga biru. Untuk yang warna kuning sampai
merah itu menunjukkan larutan asam, kemudian warna biru sampai biru tua, begitu juga ungu itu
menunjukkan larutan basa, sedangkan warna hijau berarti menunjukkan bahwa larutan tersebut
netral.
Kertas
Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini
dilengkapi dengan peta warna. Nah cara menggunakannya itu mudah banget. Kamu tinggal
mencelupkan sehelai kertas indicator ke dalam larutan yang akan kamu ukur pH-nya. Jika berubah
menjadi merah, berarti larutan tersebut asam, jika berwarna biru, maka larutan tersebut basa.
Larutan
Larutan indikator (Sumber: www.carolina.com)
Salah satu contoh dari larutan indikator universal ini adalah larutan metil jingga (Metil Orange =
MO). Nah, jika pH-nya kurang dari 6, larutan ini akan berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari
7, warnanya menjadi kuning. Kamu sudah tahu kan rentang pH beserta warna-warnanya? Yap,
seperti yang sudah dijelaskan pada tabel di atas.
3. pH meter
Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan sebuah alat elektronik
atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan)
suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-
padat). Nih, gambarnya seperti di bawah ini ya Squad,
Ilustrasi pH meter saat bekerja (Sumber: genchem.rutgers.edu)
Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji. Nah kalau kamu
sudah mencelupkannya, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
Untuk prinsip kerja utama pada pH meter, yaitu terletak pada sensor probe yang berupa elektrode
kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.
Gambar pH meter (Sumber: www.indiamart.com)
Pada ujung elektrode kaca, terdapat lapisan kaca setebal 0,1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb
ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi
dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang
berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah
larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.