Disusun oleh :
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Lembar Asistensi
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Notasi
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum………………………………………...……. 1
1.2 Latar Belakang……..……………………………… 2
1.3 Tujuan Pembuatan Tugas Akhir………………….. . 3
1.4 Lokasi Perencanaan...……………………………… 4
1.5 Studi Kelayakan…………………………………… .4
1.6 Pembatasan Masalah………………………………...5
1.7 Sistematikan Penulisan Tugas Akhir………………...5
BAB II PERENCANAAN
2.1 Tinjauan Umum………………………………………7
2.2 Dasar Perencanaan ..………………………………… 7
2.3 Tahap Perencanaan………………………………….. 8
2.4 Data Perencanaan Jembatan……………………….....9
2.5 Pradesain Konstruksi Jembatan Welo……………..…14
2.6 Metodologi Perencanaan Jembatan……………….….18
2.7 Dasar Pembebanan Jembatan………………………...19
BAB III PERHITUNGAN KONSTRUKSI JEMBATAN RANGKA BAJA
3.1 Perhitungan Struktur Atas……………………………28
3.2 Perhitungan Struktur Bawah…………………………84
Perpustakaan Unika
Daftar Pustaka
Lampiran
1
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan suatu bangsa. Hal tersebut tidak lah
tahap yang lebih maju. Restorasi Meiji di Jepang dan Marshall Plan di Amerika
dengan peran kontruksi yang sangat besar di dalam penyediaan fasilitas dan
penghubung antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Terputusnya suatu
daerah dari pemerintahan pusat atau daerah lainnya, dikarenakan tidak tersedianya
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain (jalan alus atau jalan lalu lintas biasa). Adanya jembatan, transportasi darat
yang terputus oleh sungai (floodway) dapat diatasi. Dikarenakan fungsinya yang
2
Perpustakaan Unika
penting maka jembatan harus dibuat kuat, yaitu mampu menerima beban di
Pantura Pulau Jawa semakin hari mengalami peningkatan yang cukup signifikan
memadai agar supaya kepadatan tersebut dapat diminimalis. Tingginya arus lalu
lintas, misalnya pada saat lebaran, akan berdampak pada peningkatan kecelakaan
dan jalur alternatif merupakan salah satu solusi atas permasalahan tersebut.
Disamping itu juga, redesain Jembatan Kali Welo dikarenakan pada musim
Doro. Gambaran umum mengenai jembatan Kali Welo dapat dilihat pada gambar
+75 +70
9,6
ARAH ALIRAN
50
Perpustakaan Unika
Seperti yang telah disebutkan pada bagian atas bahwa pembangunan jembatan
memiliki tujuan ekonomi dan sosial. Adapun tujuan pembangunan Jembatan Kali
1. Sebagai sarana pendukung kelancaran arus lalu lintas Pantura. Hal tersebut
yang signifikan dan ini akan berdampak pada kemacetan serta tingginya
lain melalui jembatan Welo ini. Dengan memiliki jembatan yang representatif
maka arus barang dan jasa dari suatu daerah ke daerah lain akan semakin
kesejahteraan daerah.
4
Perpustakaan Unika
Studi kelayakan diperlukan untuk menentukan layak atau tidak suatu proyek
dibangun. Dengan adanya studi kelayakan ini dapat ditentukan aspek-aspek yang
1. Aspek kondisi fisik, yang terdiri dari (a) kondisi geometri dan topografi, (b)
2. Aspek financial, yang terdiri dari (a) total pendanaan dan (b) sumber
pendanaan
3. Aspek teknis, yang terdiri dari (a) penentuan lokasi dan (b) penentuan tipe
4. Aspek non-teknis, yang terdiri dari (a) aspek ekonomi dan (b) aspek social.
5. AMDAL
sehingga dalam penulisan tugas akhir ini materi yang akan dibahas meliputi (1)
struktur oprit dan (2) struktur jembatan. Untuk menunjang penyusunan tugas
akhir ini maka diperlukan data-data yang didapat dari instansi-instansi yang
bersangkutan. Data-data tersebut meliputi (1) data tanah, (2) data lalu lintas, (3)
Perpustakaan Unika
Secara garis besar penulisan tugas akhir ini disusun dalam 6 bab, yang terdiri:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai tinjauan umum, latar belakang, tujuan, lokasi
Bab II Perencanaan
Bab ini berisi tentang tinjauan umum, pemilihan tipe konstruksi, metodologi
a. Perhitungan Abutment
b. Perhitungan Pondasi
Perpustakaan Unika
Bab ini berisi mengenai rencana kerja dan syarat-syarat, yang meliputi syarat-
syarat umum, syarat khusus, syarat administrasi, syarat teknis dan pengendalian
mutu.
Bab ini berisi analisa SNI, Rencana Anggaran Biaya, Time Schedule, Kurva S dan
Network Planning
Bab VI Penutup
7
Perpustakaan Unika
BAB II
PERENCANAAN
kontrak dan administrasi), pembuatan dan pekerjaan konstruksi, tahap yang paling
Pada Tugas Akhir ini, tahap yang akan dibahas hanya rencana awal sampai
akan datang.
antara lain:
1. Peraturan Muatan Jembatan Jalan Raya SKBI 1.328 1987 Direktorat Jendral
Perpustakaan Unika
melintang
pembebanan
c. Penulangan abutment
d. Penulangan wingwall
Perpustakaan Unika
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
langsung. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang didapat dari instansi-
instansi terkait.
Data geometri dan topografi sangat berkaitan untuk menentukan lokasi dan
dapat diketahui keadaan tanah dasar yang akan mempengaruhi bentuk geometri
Pada perencanaan Jembatan Kali Welo ini data geometri dan topografi yang
rencana yang diambil dari banjir tertinggi yang dapat dilewatkan arus sungai di
bawah jembatan selama kurun waktu dan kala ulang tertentu. Dengan mengetahui
elevasi muka air banjir di daerah tersebut maka dapat direncanakan tinggi
Perpustakaan Unika
Curah hujan yang diperlukan untuk perencanaan adalah curah hujan rata-rata
diseluruh daerah yang bersangkutan. Data curah hujan diambil dari Dinas
Tabel 2.1
Curah Hujan Maksimum
Tahun Bulan Curah Hujan Harian
Maksimum dalam 1 tahun (mm)
2002 Febuari 209
2003 Desember 96
Sumber : Stasiun Doro
Dari data diatas diambil curah hujan maksimum yaitu 209 yang terjadi pada
bulan Febuari dengan curah hujan harian maksimum dalam satu tahun adalah
209 mm.
Penetapan debit rencana sebaiknya tidak terlalu kecil agar tidak terjadi bahaya
banjir yang dapat merusak struktur jembatan, dan juga tidak terlalu besar
rencana ditetapkan dengan masa ulang tertentu. Debit rencana yang digunakan
Perpustakaan Unika
debit aliran. Tinggi muka air berubah sesuai dengan debit aliran. Tinggi muka air
rencana ini digunakan untuk acuan penentu elevasi jembatan. Rumus yang
1 2 1
Q50 = xAxR 3 xA 2
n
Keterangan:
n = Angka manning
A = (b + 2h) xh
P = b + 2h 5
R = A/p
Q = VxA
Keterangan:
Perpustakaan Unika
Q = 0,278 x C x i x A
Keterangan:
2
R ⎛ 24 ⎞ 3
i = 24 x⎜⎜ ⎟⎟
24 ⎝ tc ⎠
Keterangan:
0 ,385
⎡ L3 ⎤
tc = ⎢0,87 x ⎥
⎣ ΔH ⎦
Keterangan:
tc = Waktu Konsentrasi
AH = Beda Tinggi antara titik terjauh dengan titik yang ditinjau (m)
Q50 = GF x Q
Keterangan:
Perpustakaan Unika
Data lalu lintas digunakan untuk merencanakan tebal perkerasan serta beban
lalu lintas yang mampu dilewatkan oleh jembatan tersebut. Data lalu lintas ini
didapat dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Data lalu lintas pada perencanaan jalan dan jembatan yang digunakan adalah
data jumlah dan komposisi kendaraan yang lewat pada suatu ruas tertentu. Data
ini digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kelas jalan dan
Tabel 2.2
Data Perhitungan Lalu lintas
Tahun Arah Bus Truk 2 Sumbu Truk 3 Sumbu
(unit) (unit) (unit)
2004 Kebonagung- 321 531 0
Wonotunggal
Keterangan: Sebelum tahun 2003 data lalu lintas tidak tersedia
Sumber :DPU Bina Marga Propinsi, 2004
stabilitas tanah dalam menahan struktur di atasnya dan untuk menentukan pondasi
mekanika tanah. Penyelidikan tanah yang dilakukan berupa sondir dan SPT
(terlampir).
14
Perpustakaan Unika
Pradesain Jembatan Konstruksi Rangka Baja Welo secara garis besar seperti
gambar berikut:
(ATP51) (ADG30.1)
(ADG30.1)
5182
5232
1010 1010
6400
3500 3500
40 40
CC CC
500
400
718 500
500
718
200
50
CC CC
9600
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
2. Bentang Jembatan : 50 m
5. Konstruksi atas :
b. Lantai Trotoir : Beton bertulang dengan tebal 12 cm mutu Beton ƒ’c =10
c. Pelat lantai : Beton bertulang tebal 20 cm, mutu Beton ƒ’c = 25 MPa, Baja
ƒy = 390 MPa dengan memakai D16, Deck baja gelombang mutu baja ƒy
6. Konstruksi Bawah:
Perpustakaan Unika
7. Perkerasan Jalan
dasar 6%.
b. Lapisan pondasi bawah : agregat kelas A dengan nilai CBR rencana 80%.
c. Lapisan pondasi atas : agregat kelas A dengan nilai CBR rencana 100%,
MS 590, MS 744
8. Bangunan Pelengkap :
Welo yang berguna sebagai guidance dalam penulisan tugas akhir. Adapun
Metodologi Perencanaan Jembatan Welo dapat dilihat pada gambar 2.6 dibawah
ini.
18
Perpustakaan Unika
DATA
GAMBAR PRADESAIN
JEMBATAN RANGKA BAJA
PEMBEBANAN
PELAT LANTAI
PERHITUNGAN :
1. PELAT LANTAI
2. GELEGAR MEMANJANG
3. GELEGAR MELINTANG
PEMBEBANAN
STRUKTUR
RANGKA DATA TANAH
PENULANGAN PERENCANAAN
SAMBUNGAN GAMBAR OPRIT & PLAT
DETAIL INJAK
RANGKA
RKS
RENCANA
ANGGARAN
BIAYA
Gambar 2.6
Perpustakaan Unika
diperhitungkan meliputi:
A. Muatan Primer
tegangan pada setiap perencanaan jembatan, muatan primer dibagi menjadi tiga
yaitu:
Muatan yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang
ditinjau.
2. Muatan Hidup
Muatan yang berasal dari berat kendaraan yang bergerak dan beban lain yang
dianggap bergerak dan bekerja pada jembatan. Muatan hidup terdiri dari:
a. Beban "T"
Perpustakaan Unika
50 175 50
4.00 5.00
0,25 Ms Ms Ms
b1 b2
a1 a2 3,5 m
5.00 4.00
harus digunakan beban “D“. Beban “D“ atau beban jalan adalah susunan
beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata
sebesar “q“ ton per meter panjang perjalur, dan lebar garis “p“ ton
lebih besar dari 5,5 meter, beban “D“ sepenuhnya ( 100% ) dibebankan
pada lebar jalur 5,5 meter sedang selebihnya dibebani hanya separuh
21
Perpustakaan Unika
c. Muatan hidup untuk trotoir, kerb dan sandaran adalah 500 kg/m2.
d. Beban Kejut
20
K=1x
50xl
22
Perpustakaan Unika
B. Muatan Sekunder
1. Muatan Angin
Muatan yang disebabkan oleh tekanan angin pada sisi jembatan yang
sebesar 150 kg/m2 pada jembatan ditinjau dari besamya beban angin
horizontal terbagi rata yang bekerja pada bidang vertical jembatan dalam arah
Jumlah luas bidang verikal bangunan atas jembatan yang dianggap terkena
oleh angin ditetapkan sebesar satu prosentase tertentu terhadap luas bagian-
a1. Untuk jembatan gelegar penuh diambil sebesar 100% luas bidang sisi
jembatan yang langsung terkena angin ditambah 50% luas bidang sisi
lainnya.
23
Perpustakaan Unika
a2. Untuk jembatan rangka diambil sebesar 30% luas bagian sisi jembatan
lainnya.
b2. Untuk beban hidup diambil sebesar 100% luas bidang sisi yang langsung
terkena angin.
5% dari beban “ D “ tanpa koefisien kejut yang memenuhi semua jalur lalu
lintas yang ada. Gaya rem tersebut dianggap bekerja dalam arah sumbu
jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 meter diatas permukaan lantai
kendaraan.
C. Muatan Khusus
jembatan, meliputi:
Perpustakaan Unika
SKSM T-15-1991-03“.
a. Tumpuan rol baja: dengan satu atau dua rol (0,01), dengan 3 atau lebih rol
(0,05).
b. Tumpuan Gesek: antara baja dengan campuran tembaga keras dan baja
(0,15), antara baja dengan baja atau besi tuang (0,25), antara karet dengan
A. Gelagar Memanjang
searah dengan sumbu jalan untuk menahan beban diatasnya yang merupakan
beban dari lantai kendaraan dan muatan hidup (beban lalu lintas) yang berada
diatasnya.
B. Gelagar Melintang
Perpustakaan Unika
merupakan beban dari lantai kendaran, beban gelagar memanjang dan muatan
C. Ikatan Angin
agar terus tetap tegak, mencegah runtuhnya jembatan, misalnya akibat adanya
D. Rangka Jembatan
terjadi diatasnya dan termasuk dari berat sendiri rangka jembatan tersebut.
Pelat lantai kendaraan merupakan suatu pelat dimana untuk menhan beban
lalu lintas yang berjalan diatasnya dan perhitungan penulangan pelat lantai
Perpustakaan Unika
Perletakan adalah bagian dari bagunan atas yang terletak pada ujung-ujung
sehingga jalan menuju jembatan dapat memiliki kelandaian yang baik sehingga
dimana sebagi acuan dan pedoman untuk masuk ketahapan konstruksi agar
Metode Perhitungan
7.42
Perpustakaan Unika
landasan jembatan.
Pipa Sandaran
6,4 m
0,9 m
2,15 m
a P a
L
l = 1,75 m
l = 1,75 m
Gambar 3.2 Pembebanan Plat Lantai Kendaraan
2. Traffic Load
aa bb
0,05
0,2
45° 45°
aa' bb'
tx = 0,8
ty = 0,6
Lx = 1,75
ty = 0,6
1,75 m
5m
Gelagar Melintang Gelagar Memanjang
Gambar 3.6 Pembebanan pada Gelagar Memanjang
A. Perhitungan Pembebanan
1. Beban tetap (beban mati)
a. berat pelat beton = 1,75 m × 0,2 m × 2,4 t/m3 = 0,84 t/m′
b. Berat Aspal = 1,75 m × 0,05 m × 2,2 t/m3 = 0,1925 t/m′
c. Berat Air = 1,75 m × 0,05 m × 1 t/m3 = 0,0875 t/m′
d. Berat Sendiri = 66 kg/m′ = 0,066 t/m′
+
(WF 400.200.8.13) 1,186 t/m′
36
Perpustakaan Unika
5m
Gelagar Memanjang
Mmax = 1/8 × 1,186 × 52 = 3,7 tm
2. Beban Hidup
Berdasarkan PPPJR _ SKBI – 1388 tahun 1987 beban ”D” atau beban jalur adalah
susunan beban setiap jalur lalu lintas yang yang terdiri dari beban terbagi rata
sebesar q t/m dan beban ”P” = 12 ton (belum termasuk koefisien kejut) per jalur
lalu lintas.
20
koefisien kejut (k) = 1 + = 1,363
50 + 5
Beban “D”
a. Beban merata
Q = 2,2 t/m′
Koefisien kejut (k) = 1,363
2,2
q= × 1,75 × 1,363 = 1,91 t/m'
2,75
Mmax = 1/8 × 1,91 × 52 = 5,97 tm′
b. Beban garis
Beban garis P = 12 ton/jalur
Koefisien kejut (k) = 1,363
12
P = × 1,75 × 1,363 = 10,4083 ton
2,75
M = ¼ × 10,4083 × 5 = 13,01038 ton meter
c. Beban hidup pada trotoir = 500 kg/m2 = 0,5 t/m2
Menurut peraturan dalam perhitungan kekuatan gelagar–gelagar pengaruh
muatan hidup pada trotoir diperhitungkan 60 %.
= 0,6 × 500 = 300 kg/m2
lebar trotoir = 1 meter
jadi = 1 × 300 = 300 kg/m′ = 0,3 t/m′
M = 1/8 × 0,3 × (5)2 = 0,9375 ton meter
37
Perpustakaan Unika
B. Perhitungan Momen Yang Bekerja
1. Beban Mati M = 3,70000 tm
2. Beban Hidup
a. Beban merata M = 5,97 tm
b. Beban garis M = 13,01038 tm
c. Beban trotoir M= 0,93750 tm
+
M = 23,61788 tm
Untuk 1 Gelagar Memanjang
Data profil WF 400 × 200 × 8 × 13
A = 84,12 cm2
Berat = 66 kg/m′
Ix = 23700 cm4
Iy = 4740 cm4
wx = 1190 cm3
wy = 174 cm3
M 2361788
σ= = = 1984,695 kg/ cm2 < 2400 kg/ cm2
wx 1190
Kontrol tambahan tegangan pada gelagar memanjang akibat tumbukan dan rem
1. Tambahan tegangan terhadap tumbukan
VOSB Gaya horisontal 4 ton
M = ¼ × P × L = ¼ × 4 × 5 = 5 tm = 5000 kgm
5000
P = = 2857 kg
1,75
P 2857
σ = = = 33,96 kg/cm 2
A 84,12
2. Tambahan Akibat gaya rem
Pengaruh gaya–gaya dalam arah memanjang jembatan akibat gaya rem
diperhitungkan sebesar 5 % dari titik “D” tanpa koefisien kejut. Gaya ini
bekerja dengan titik tangkap 1,2 meter diatas permukaan lantai jembatan.
1,2 m 1,2 m
1, 65 m = Zrt
0,25 m 0,45 m
0,4 m
38
Perpustakaan Unika
Dari perhitungan muatan “D” didapat :
P = 12 t/jalur
q = 1,65 tm/jalur
lebar jalur rencana
P1 = ×P
lebar jalur PPPJJR
4
= × 10,4083 = 15,139 ton
2,75
beban jalur rencana
P2 = × q' × L
beban jalur PPPJJR
4
= × 1,91 × 5 = 13,89 ton
2,75
Ptotal = P1 + P2 = 15,139 + 13,89 ton = 29,029 ton
Hzt = 5 %× P = 0,05 × 29,029 = 1,45 ton
Zrt = 1,2 + 0,45 = 1,65 meter
Mrt = Hzt × Zrt = 1,45 × 1,65 = 2,3925 tm = 239.250 kgcm
Hzt = 1,45 ton = 1.450 kg
M P 239.250 1.450
σ= ± = ±
w A 1.190 84,12
σ1 = 201,05 + 17,23 = 218,28 kg/ cm2
σ2 = 201,05 − 17,23 = 183,82 kg/ cm2
Jumlah total tegangan yang terjadi
σ total = 1.984,695 + 218,28 + 33,96 = 2.236,935 kg/cm2 < 2.400 kg/cm2 --- ok
Tinjauan Terhadap Lendutan
E baja = 2,1 × 106 kg/cm2
5 × m × L2
f =
384 × E × I x
5 × 2342707 × 500 2
f = = 0,153 cm
384 × 2,1 × 106 × 23700
f max = 1 × 500 = 1 cm
500
Syarat f < fmax = 0,153 < 1 cm − − − − − ok
39
Perpustakaan Unika
Tinjauan terhadap geser
F = 84,12 cm2
29029 kg
τ= = 345,09 kg/ cm2
84,12 cm2
τ = 0,58 × 2400 kg/cm2 = 1392 kg/cm2
Syarat τ < τ 345,09 kg/cm2 < 1392 kg/cm2 --------ok
3.1.4 Perhitungan Gelagar Melintang
Gelagar Melintang direncanakan memiliki bentang 9,6 meter.
9,6 m
9,6 m
Gambar 3.7 Pembebanan pada Gelagar Melintang
A. Pembebanan
1. Beban tetap (beban mati)
a. berat pelat beton = 5 m × 0,2 m × 2,4 t/m3 = 2,40 t/m′
b. Berat Aspal = 5 m × 0,05 m × 2,2 t/m3 = 0,55 t/m′
c. Berat Air = 5 m × 0,05 m × 1 t/m3 = 0,25 t/m′
d. Berat Sendiri = 241 kg/m′ = 0,241 t/m′
+
(WF 800.300.16.30) 3,441 t/m′
9,6 m
q = 0,066 t/m′
A 5m B
Gelagar Memanjang
RA = RB = 0,165 ton
P = 0,165 ton
A B C D E F G
9,6 m
Gelagar Melintang
RA = RG = ( 0,165 × 5 ) /2 = 0,4125 ton
Mmax = MD = (0,4125 × 4,8 ) – ( (0,165 ×3,5)+(0,165×1,75))
= 1,113 tm
3. Beban Hidup
Berdasarkan PPPJR SKBI – 1388 1987 hal 10 untuk jembatan dengan lebar lantai
kendaraan > 5,5 meter, beban “D” sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar
jalur 5,5 meter, sedangkan lebar selebihnya dibebani hanya separuh saja (50%).
Didalam jalur :
20
koefisien kejut (k) = 1 + = 1,33
50 + 9,6
a. Beban merata
Q = 2,2 t/m′
Koefisien kejut (k) = 1,33
2,2
q= × 5 × 1,33 = 5,32 t/m'
2,75
b. Beban garis
Beban garis P = 12 ton/jalur
Koefisien kejut (k) = 1,33
12
P = × 5 × 1,33 = 29,02 ton
2,75
Di luar jalur :
20
koefisien kejut (k) = 1 + = 1,33
50 + 9,6
41
Perpustakaan Unika
a. Beban merata
Q = 2,2 t/m′
Koefisien kejut (k) = 1,33
2,2 1,33
q= ×5× = 2,66 t/m
2,75 2
b. Beban garis
Beban garis P = 12 ton/jalur
Koefisien kejut (k) = 1,33
12 1,33
P = ×5× = 14,51 ton
2,75 2
Akibat beban merata:
q = 5.32 t/m′
q = 2,66 t/m′
RA = RB = Dmax = 20,083 t
Momen max ditengah bentang
Mmax = (20,083 × 4,8)-{(5,32 × 2,75 × 1,375)-(2,66×2,05×3,775)}
= 55,697 tm
Akibat beban terpusat P
29,02 ton
14,51 ton 14,51 ton
A B
A = 808 cm2
Berat = 241 kg/m′
Ix = 339000 cm4
Iy = 138000 cm4
wx = 8400 cm3
wy = 915 cm3
M 18190855
σ= = kg/cm = 2165,57 kg/ cm 2 < 2400 kg/ cm2 − − − − ok
wx 8400
5 × m × L2
f =
384 × E × I x
5 × 18190855 × 1000 2
f = = 0,0306 cm
384 × 2,1 × 10 6 × 339000
f max = 1 × 900 = 1,92 cm
500
Syarat f < fmax = 0,0306 < 1,92 cm − − − − − ok
43
Perpustakaan Unika
3.1.5 Hubungan Gelagar Memanjang dengan Gelagar Melintang
A. Gelagar Memanjang dengan siku penghubung
50 mm
50 mm
50 mm
50 mm
WF 400.200.8.13
Gelagar Memanjang
WF 800.300.16.30
Gelagar Melintang
Gambar 3.8 Hubungan Gelagar Memanjang dengan Gelagar Melintang
Dmaks gelagar memanjang
1. Berat sendiri profil
a. Berat pelat beton = 1,75 × 0,2 × 2,4 = 0,84 t/m′
b. Berat aspal = 1,75 × 0,05 ×2,2 = 0,1925 t/m′
c. Berat air hujan = 1,75 × 0,05 × 1 = 0,0875 t/m′
d. Berat sendiri profil = 66 kg/m’ = 0,066 t/m′
+
1,186 t/m′
Reaksi = RA = RB = ½ × 1,186 × 5 = 2,965 ton
2. Akibat beban hidup
a. Akibat beban garis = ½ × 10,4083 = 5,20415 ton
b. Akibat beban merata = ½ × 1,91 × 5 = 4,775 ton
c. Akibat beban trotoir = ½ × 0,3 × 5 = 0,75 ton
+
10,72915 ton
Total beban keseluruhan = 13,694415 ton = 13694,415 kg
Dipakai profil penyambung doble angle 100.100.13
Momen yang terjadi dititik 13694,415 × 5 = 68472,075 kgcm
No X Y X2 Y2
1 0 5 0 25
2 0 -5 0 25
44
Perpustakaan Unika
M×y
kx =
(
Σ× x2 + y2 )
68472,075 × 5
kx = = 6847,2075kg
2 × 25
M×x
ky =
(
Σ x2 + y2 )
68472,075 x0
ky = =0
0
6847,2075
kn = = 2282,4025kg
3
M a3
N3 =
2∑ a1
68472,075 × 5
= = 489,08625kg
2 × (5 2 + 10 2 + 15 2 )
489,08625
σ1 = = 61,611 kg/cm 2 < 500 kg/cm 2
1 × π × 3,18 2
4
P 13694,415
karena = = 4564,805 kg
n 3
4564,805
τ= = 575,04 kg/cm 2 < 1050 kg/cm 2 − − − −− > 0k
1 × π × 3,18 2
4
D maks 50.299
τ= = = 424,822 kg/cm 2 ≤ 966,28 kg/cm 2
a.L 0,8 × 148
1,5 1,5
Ec = 0,041 w f c ' =0,041 × 2400 × 25 = 24102,97 Mpa
A
RHA
HW2
HW1 2m 6,4 m
0,2 m
0,9 m
RHB
B
P P P P P P P P
½P ½P
84 85 86 87 88 89 90 91 92
AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV
75 76 77 78 79 80 81 82 83
4,8
71
66
67
68
69
65
70
72
73
74
AD 48 AE 50 AF 52 AG 54 AH 56 AI 58 AJ 60 AK 62 AL 64
47 49 51 53 55 57 59 61 63
T U V W X Y Z AA AB AC
9,6
29 31 33 35 37 39 41 43 45
30 32 34 36 38 40 42 44 46
4,8
21
20
22
23
24
26
27
25
28
19
K 10 L 11 M 12 N 13 O 14 P 15 Q 16 R 17 S 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A C D E F G H I J B
2,5 2,52 2,48 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
45
Buhul A
Buhul AM
½P
S84 ΣFV =0 ΣFH = 0
S65 S65 +½ P =0 S84 = 0
S65 = -495 kg (tekan)
Buhul N
ΣFH = 0
S47
S65 S47 cos α + S29 cos α = 0
α
α S47 = -S29
S19
S29 ΣFV = 0
-S19 + S65 + S47 sin α - S29 sin α = 0
2.970,036 - 495 + S47 sin α - S29 sin α = 0
2.475,036 + 2 S47 sin α = 0
2 S47 sin α = -2.475,036
S47 sin α = -1.237,518
S47 = -1.750,11 kg (tekan)
S29 = 1.750,11 kg (tarik)
52
Perpustakaan Unika
Dengan menggunakan program SAP 2000 ver. 7.42 didapat gaya – gaya batang
akibat beban angin untuk ikatan angin atas, tabel – 3.1
Tabel 3.1 Gaya Batang Ikatan Angin Atas
Gaya Batang ( kg )
No batang
- (tekan) + (tarik)
S1 5,21
S2 2115,16
S3 3696,38
S4 4750,62
S5 5277,13
S6 5275,99
S7 4747,17
S8 3691,07
S9 2114,61
S10 2912,02
S11 2184,42
S12 1458,11
S13 730,5
S14 2,66
S15 725,54
S16 1453,94
S17 2175,35
S18 2926,65
S19 4555,74
S20 2012,55
S21 1509,93
S22 1008,82
S23 586,54
S24 4
S25 498,74
S26 1002,97
S27 1500,37
S28 2531,47
S29 2913,65
S30 15,62
S31 2186,68
S32 8,86
S33 1460,75
S34 3,69
S35 733,3
S36 1,05
53
Perpustakaan Unika
S37 5,42
S38 5,3
S39 723,01
S40 9,12
S41 1451,85
S42 12,15
S43 2178,13
S44 9,88
S45 2924,77
S46 7,86
S47 2190,07
S48 6,25
S49 1462,53
S50 0,97
S51 735,26
S52 3,76
S53 7,36
S54 8,02
S55 721,05
S56 11,78
S57 1450,11
S58 15,33
S59 2183,39
S60 23,65
S61 2902,54
S62 13,49
S63 509,86
S64 1000,66
S65 500,9
S66 1,72
S67 503,85
S68 -1006,38
S69 1509,33
S70 2011,64
S71 2518,93
S72 2514,8
S73 2914,69
S74 2188,43
S74 1460,55
S75 733,11
S77 5,25
S78 5,42
S79 5,3
54
Perpustakaan Unika
S80 722,94
S81 1451,54
S82 2186,27
S83 2899,04
S84 3,23
S85 2112,21
S86 3694,57
S87 4748,69
S88 5275,22
S89 5275,07
S90 4745,3
S91 3688,6
S92 2098,69
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
½P ½P
80
81
82
72
73
74
75
76
77
78
79
53
55
57
59
63
65
67
69
61
71
4,8
52
60
62
64
54
56
58
66
68
70
9,6
V W X Y Z AA AB AC AD AE AF
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
41
51
43
45
47
49
33
35
37
39
34
36
38
50
32
40
42
44
46
48
4,8
5,4
1
A 1 C 2 D 3 E 4 F 5 G 6 H 7 I 9 J 10 K 11 L 12 M 13 N 14 O 15 P 16 Q 17 R 18 S 19 T 20 U 21 B
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
50
Perhitungan
tan α = 4,8
4,8 α 5
5 = 43,83˚
Buhul A
Buhul Q
½P ΣFV = 0
1/2 P + S37 = 0
S59
S37 = -1.199,78 kg (tekan)
S37
ΣFH = 0 ; S59 = 0
Buhul I
S37 ΣFH = 0
Dengan menggunakan program SAP 2000 ver. 7.42 didapat gaya – gaya batang
akibat beban angin untuk ikatan angin bawah, tabel - 3.2
Tabel 3.2 Gaya Batang Ikatan Angin Bawah
Gaya Batang ( kg )
No batang
+(tarik) - (tekan)
S1 11,65
S2 5741,91
S3 10190,15
S4 10193,15
S5 13385,75
S6 13887,73
S7 15289,25
S8 15290,26
S9 15935,26
S10 15290,26
S11 15935,26
S12 15290,26
S13 15289,25
S14 13387,73
S15 13385,75
S16 10193,15
S17 10190,15
S18 5744,58
S19 5741,91
S20 11,65
S21 -12201
S22 -0,7
S23 -23,9
S24 -30,58
S25 -33,72
S26 -35,19
S27 -33,72
S28 -30,58
S29 -23,9
S30 -0,7
36
Perpustakaan Unika
S31 -12201
S32 6173,48
S33 -6216,84
S34 4820,23
S35 -4801,03
S36 3470,71
S37 -3438,68
S38 2076,32
S39 -2039
S40 718,16
S41 -677,71
S42 -677,71
S43 718,16
S44 -2039
S45 2076,32
S46 -3438,68
S47 3470,71
S48 -4801,23
S49 4820,23
S50 -6216,84
S51 6173,48
S52 -6203,94
S53 6176,13
S54 -4863,43
S55 4803,91
S56 -3469,02
S57 3400,94
S58 -2113,38
S59 2038,99
S60 -718,5
S61 641,53
S62 641,53
S63 -718,5
S64 2038,99
S65 -2113,38
S66 3400,94
S67 -3496,02
S68 4803,91
S69 -4863,43
S70 6176,13
S71 -6203,94
37
Perpustakaan Unika
S72 -1225,36
S73 -2403,06
S74 -2390,82
S75 -2385,22
S76 -2381,44
S77 -2380,6
S78 -2381,44
S79 -2385,22
S80 -2390,82
S81 -2403,06
S82 -1225,36
S83 -0,38
S84 -5720,96
S85 -5724,43
S86 -10191,2
S87 -10194,1
S88 -13368,5
S89 -13370,5
S90 -15289,2
S91 -15290,2
S92 -15918,6
S93 -15918,6
S94 -15290,2
S95 -15289,2
S96 -13370,5
S97 -13368,5
S98 -10194,1
S99 -10191,2
S100 -5724,43
S101 -5720,96
S102 -0,38
38
Perpustakaan Unika
P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1
½P 1 ½P 1
L 31 M 32 N 33 O 34 P 35 Q 36 R 37 S 38 T 39 U
21
11
16
18
12
14
23
25
27
29
26
28
30
20
22
24
13
15
17
19
P 2 P 2 P 2 P 2 P 2 P 2 P 2 P 2 P 2
½P 2 ½P 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A C D E F G H I J K B
Dengan menggunakan program SAP 2000 ver. 7.42 didapat gaya – gaya batang
akibat beban mati, tabel – 3.3
Tabel 3.3 Gaya Batang Akibat Beban Mati
2. Beban Hidup
L 31 M 32 N 33 O 34 P 35 Q 36 R 37 S 38 T 39 U
21
11
14
16
18
12
23
29
25
27
20
26
28
30
22
24
13
15
17
19
P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1 P 1
½P 1 ½P 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A C D E F G H I J K B
Dengan menggunakan program SAP 2000 ver. 7.42 didapat gaya – gaya batang
akibat beban hidup, tabel – 3.4
Tabel 3.4 Gaya Batang Akibat Beban Hidup
Gaya Batang ( kg )
No batang
+ (tarik) - (tekan)
S1 3720
S2 10324,54
S3 15281,56
S4 18585,75
S5 20237,9
S6 20237,9
S7 18585,75
S8 15281,56
S9 10324,54
S10 3720
S11 10209,76
S12 10195,32
S13 7927,66
S14 7933,99
S15 5665,01
S16 5666,63
S17 3398,29
S18 3400,55
S19 1132,05
S20 1134,23
S21 1134,23
S22 1132,05
S23 3400,55
S24 3398,29
S25 5666,63
S26 5665,01
S27 7933,99
S28 7927,66
S29 10195,32
S30 10209,76
S31 7433,93
S32 13216,25
S33 17346,56
S34 19824,77
S35 20650,84
S36 19824,77
S37 17346,56
S38 13216,25
S39 7433,93
85
Perpustakaan Unika
3. Beban Angin
A
RHA
HW2
HW1
6,4 m
2m
0,2 m
RHB 0,9 m
B
HW1 = 8.775 kg
HW2 = 10.500 kg
ΣMC = 0
RB = 4.837,5 kg
Dengan menggunakan program SAP 2000 ver. 7.42 didapat gaya – gaya batang
256,849
Ag min = = 0,008153 m 2 = 81,5393 cm 2
0,9(35000)
Kondisi Faktur
Nu ≤ φ × fu × Ae = φ × fu × An × U
256,849
An ≥
0,75 (35000) (0,9)
An ≥ 0,01087 m 2 = 108,7 cm 2
λ f < λs → ok
Asumsi tidak terjadi tekuk lokal terpenuhi
Cek kelasingan terhadap tekuk global
91
Perpustakaan Unika
Lk 500
= = 49,5
i min 10,1
Kelangsingan sudah sama berdasarkan pemilihan penampang
Besaran λc dan λs tidak perlu dihitung lagi
Cek kapasitas penampang
Nu = Ag fcr
218,7 × 10 2 × (350 × 10 −3 )
= 7.818,6925 KN
0,979
Nu≤ φ×π×Nn ≤ 0,85 × 7.818,6925
Nu = 2620,66 KN ≤ 6.645,888 KN ok
Penampang yang dipilih ternyata memenuhi persyaratan dan cukup efisien
3. Batang Diagonal (tarik)
Gaya batang maksimum = 129,326 ton (tarik)
a. Kondisi leleh Nu < φ × fy × Ag
129,326
Agmin 4,105x10- 3 m 2 41,05 cm 2
0,9(35000)
b. Kondisi Faktur
Nu ≤ φ × fu × Ae = φ × fu × An × U
129,326
An ≥
0,75 (35000) (0,9)
An ≥ 5,474.10 −3 m 2 = 54,74 cm 2
Ambil profil IWF 400.400.13.21
Lubang baut : d = 2,5 cm
Jumlah luas lubang baut pada satu irisan tegak lurus penampang
= 4 × 0,25 × 3,14 × (2,5)² = 19,625 cm²
maka dari kondisi fraktur diperoleh :
Ag min = An min + jumlah luas lubang baut
= 54,74 + 19,625 = 74,365 cm²
Dari kedua kondisi diatas, diambil harga terbesar :
Ag min = 74,365m²
Menghitung imin untuk syarat kelangsingan
92
Perpustakaan Unika
1,43
ω=
1,6 − 0,67λc
1,43
= = 1,01
1,6 − 0,67 × 0,286
Nu ≤ φu Nu
≤ φu Ag fcr
Nu
Ag ≥
φufcr
129,577.10 4
Ag ≥
⎛ 350 ⎞
0,85 × ⎜ ⎟
⎝ 1,00 ⎠
Ag ≥ 4399,084 mm 2
Ag ≥ 43,9908 cm 2
Dari tabel profil pilih IWF 400.400.13.21 dengan besaran penampang
Ag = 218,7 cm2
iy = 10,1 cm
ix = 17,5 cm
Cek kelangsingan pelat penampang
b 400 250 250
λf = = = 11,764 λs = = = 13,363
t 34 fy 350
93
Perpustakaan Unika
λ f < λs ok
Asumsi tidak terjadi tekuk lokal terpenuhi
Cek kelasingan terhadap tekuk global
Lk 687
= = 68,01
i min 10,1
Kelangsingan sudah sama berdasarkan pemilihan penampang
Besaran λc dan λs tidak perlu dihitung lagi
Cek kapasitas penampang
Nu = Ag fcr
218,7102 × (350.10 −3 )
= 7578,712 KN
1,01
Nu≤ φ × π × Nn ≤ 0,85 × 7578,712
Nu = 1295,77 KN ≤ 6441,905 KN ok
Penampang yang dipilih ternyata memenuhi pesyaratan dan cukup efisien.
5. Pendemensian Ikatan Angin Bawah
Gaya Tekan Maksimal = 15918,6 kg
Panjang batang tekan (Lk) = (541 : 2) = 271 cm
Dipakai profil siku = 90.90.9
Data – data 90.90.9
Iξ = 184 cm4
iξ = 3,45 cm
ξ Iη = 47,8 cm4
iη = 1,76 cm
F = 15,5 × 2 = 31 cm2
η = 3,59 cm
V
Ix = 2 × 116 = 232 cm4
e = 2,54 cm
lk 271
λ= = = 78,5 < 200
imin 3,45
Chek kekuatan profil
lk fy 2710 350
λc = × + = 1,04
i ×π E 34,5 × π 2 × 105
1,43
0,25 ≤ λc ≤ 1,2 → ω =
1,6 − 0,67λc
1,43
0,25 ≤ 1,04 ≤→ ω = = 1,59
1,6 − 0,67λc
15918,6
σ = 1,59 × = 816,47kg / cm2 ≤ 2400kg / cm2
31
Perhitungan pelat kopel :
Jarak = 30 imin = 30 × 3,45 = 103,5 cm
Lk = 271 cm
271
n= + 1 = 3,608 ≈ 4 pelat kopel
103,5
Jadi dipakai 4 pelat kopel dengan jarak = 271/4 = 67,75 cm
6. Pendimensian Ikatan Angin Atas
Gaya Tekan Maksimal = 4555,74 kg
Panjang batang tekan (Lk) = (693 : 2) = 346,5 cm
Dipakai profil siku = 90.90.9.
Iξ = 184 cm4
Iη = 47,8 cm4
ξ iξ = 3,45 cm
iη = 1,76 cm
F = 15,5 × 2 = 31 cm2
η V = 3,59 cm
e = 2,54 cm
95
Perpustakaan Unika
lk fy 3465 350
λc = × = = 1,33
i ×π E 34,5π 2 × 105
λc≥1,2 → ω = 1,25 λc2
1,33≥1,2 → ω = 1,25 × (1,33) 2= 2,23
4555,74
σ = 2,23 × = 327,71 ≤ 2.400 kg/cm 2
31
Detail
Detail
90 mm
160 mm
Panjang pengelasan, L = 50 cm
P 6216,84
τ= = = 310,84 kg/cm 2
aL 0,4 × 50
Detail
Detail
90 mm
160 mm
85 % A bruto = 0,85 × 90 ×160 = 12240 mm2 = 122,4 cm2
99
Perpustakaan Unika
faktor slip
× jumlah baut × proof load
faktor beban
Coba, asumsi kekuatan 1 baut A 325; db= 20mm
0,7
N= × 1 × 16631,3 = 8315,66 kg
1,4
Pelat buhul dengan gelagar induk
P = 2926,65 kg
Sambungan las sudut dengan tebal pelat 5 mm, maka a ≤ (5 + 1)/2
a ≤ 3 mm
dugunakan tebal las 3 mm
Panjang pengelasan ; L = 40 cm
P 2926,65
τ= = = 243,8875 kg/cm 2
aL 0,3 × 40
426,9 282
80
100
100
100
850 850
100
735 100
100 100 80
58,9 100 100
100 58,9
100
100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
P 7,5
7,5
75
75
P
400 10 100
7,5 75
7,5 75
0,8 100 100 100 100 100 100 100 100 0,8 0,8 100 100 100 100 100 100 100 100 0,8
2500
400 mm
160 mm
faktor slip
× jumlah baut × proof load
faktor beban
Coba, asumsi kekuatan 1 baut A 325; db=20mm
0,7
N= × 1 × 16631,33 = 8315,66 kg
1,4
Maka kekuatan untuk satu bautnya 8315,66 kg, maka kebutuhan baut untuk
gelagar induk sebagai berikut :
Tabel 3.9 Perhitungan Baut Gelagar Induk
1,5 m
0,25 m I 0,8 m
C 1,36 m
2,59 m II
VI B A
D 1,36 m
E
0,68 m III
1,75 m IV 1,75 m
0,5 m 0,5 m
V F G
1,25 m
H 1,25 m
O
6m
No Luas (m2) xa (m) ya (m) Luas. xa (m3) Luas . ya (m3) Volume (m3) Berat (kg)
A 7,905 0,00 4,385 0,00 34,663 75,888 182131,2
B 1,946 1,125 5,4775 2,189 10,659 18,681 44834,4
C 2,04 1,5 5,54 3,06 11,301 19,584 47001,6
D 1,02 1,25 4,4 1,275 4,488 9,792 23500,8
E 0,255 1,00 4,167 0,255 1,062 2,448 5875,2
F 0,5625 1,5 1,41 0,842 0,793 5,4 12960
G 0,5625 1,5 1,41 0,843 0,793 5,4 12960
H 7,5 0,00 0,625 0,00 4,687 72 172800
I 0,75 0,00 1,5 0,00 1,125 7,2 17280
21,731 8,465 66,019 519343,2
105
Perpustakaan Unika
Jarak titik berat dari eksentrisitas berat sendiri abutment terhadap pusat luasan pile
group :
8,465 66,019
xo = = 0,389 m yo = = 3,03 m
21,731 21,731
Berat sendiri abutmen, Q bs = 519343,2 kg
Momen akibat beban sendiri abutmen terhadap eksentrisitas pancang :
Mbs = 519343,2 × 0,389 = 202024,5 kgm = 202,024 tonm
3.2.1.2 Beban Mati Akibat Konstruksi Atas
Beban mati untuk abutmen = beban mati total rasuk induk = 484534,54 kg
= 484,534 ton
0,8 m
GD
1,36 m
1,36 m
1,75 m
0,5 m
1,25 m
6m
6m
C
II
VI B A
D
E
III
IV
V F G
H
O
6m
Jarak titk berat dari eksentrisitas akibat terhadap pusat pile group :
115,842 115,216
xo = = 3,703 m yo = = 3,68 m
31,282 31,282
Berat tanah QL = 536056,92 kg
Momen akibat berat tanah terhadap titik A
ML = 536056,92 × 3,703 = 1985018,775 kgm = 1985,018 tonm
3.2.1.5 Gaya Rem dan Traksi
Gaya rem dan traksi HRT bekerja sebesar 5 % dari muatan D tanpa koefisien kejut
yang memenuhi semua jalur lalu lintas yang ada dan dalam satu jurusan
HRT
6m
7,02 m
3,68 m
3,03 m
Gaya horisontal
Abutmen = 0,15 × 519,343 = 77,901 ton
Embankmen = 0,15 × 536,056 = 80,408 ton
Struktur atas = 0,15 × 242,267 = 36,34 ton +
194,649 ton
Momen
Abutmen = 3,03 × 77,901 = 236,04 tonm
Embankmen = 3,68 × 80,408 = 295,901 tonm
Struktur atas = 7,02 × 36,34 = 255,106 tonm +
787,047 tonm = 81,984 ton/meter
q = 1 t/m2
H1
7,02 m
H2
P2 P1
1. KOMBINASI I
(Abutmen + struktur atas + tekanan tanah ) = 100%
2. KOMBINASI II
(Abutment + tekanan tanah + tanah urugan) = 125 %
3. KOMBINASI III
(Struktur atas+abument+tekanan tanah+tanah urugan+rem+traksi ) = 140 %
4. KOMBINASI IV
(Beban mati + abutmen + tanah urugan + gempa) = 150 %
B ΣM v − ΣM H 6 3615,038 − 583,487
e= − = −
2 ΣV 2 1846,343
e = 1,35m
ΣV ⎛ 6 × e ⎞ 1846,343 ⎛ 6 × 1,35 ⎞
q= × ⎜1 ± ⎟= × ⎜1 ± ⎟
Labutmen × B ⎝ B ⎠ 9,6 × 6 ⎝ 6 ⎠
q max = 75,328t / m 2
q min = −11,219t / m 2
B ΣM v − ΣM H 6 3825,663 − 1180,57
e= − = −
2 ΣV 2 1946,6
e = 1,64m
ΣV ⎛ 6 × e ⎞ 1946,6 ⎛ 6 × 1,64 ⎞
q= × ⎜1 ± ⎟= × ⎜1 ± ⎟
Labutmen × B ⎝ B ⎠ 9,6 × 6 ⎝ 6 ⎠
q max = 89,219t / m 2
q min = −21,628t / m 2
114
Perpustakaan Unika
ΣV × tan ϕ
α= > 1,5
ΣH
1946,499 × tan 30,5 °
α= > 1,5
291,973
1. Perhitungan Elastomer
Beban dari struktur atas (mati +hidup )
= 121,133 ton + 10,576 ton = 131,906 ton
Ambil elastomeric TBR A = 3 × 72 > 131,906 ton (ok).
2. Beban horisontal
A. Gaya rem dan traksi (Beban hidup)
HRT = 5 % × Beban hidup
= 0,05 × 10,576 ton = 0,52 ton
B. Gaya gempa
HG = E × beban mati
= 0,15 × 121,133 ton
= 18,16 ton
Beban horisontal total = H = 0,52 + 18,16 = 18,68 ton
Digunakan jenis TBR A = 3 × 8,4 > 18,68 ton (ok).
Tabel 3.17 Tabel Jenis – jenis Elastomer
Pembebanan Maximal Gerakan
Jenis Ukuran (mm) Vertikal Horisontal Dasar
(Ton) (Ton) (mm)
A 20, 20, 1,5 ± 0,1 40 5,6 12
B 20, 30, 1,5 ± 0,1 72 8,4 12
116
Perpustakaan Unika
Digunakan Kombinasi IV
V = Pu = 202,76 ton/m = 2027,6 KN/m
H = 30,413 t/m
M = Mu = 521,482 ton/m = 5214,82 KN/m
Penulangan untuk abutmen dipasang pada momen terbesar yaitu pada kombinasi
IV sebesar 521,482 tonm/meter dan V = 202,76 ton/meter
M 521,482
e= = = 2,57 m
V 202,76
Asumsikan tampang 1000 mm × 1000 mm (permeter panjang )
ds = d' = 5 cm = 50 mm
Atotal = 2,5 % tulangan; kolom dianggap simetris sehingga
As 1
ρ = ρ'= = × 0,025 = 0,0125
b×d 2
As = As’ = 0,0125 × 1000 × (1000 – 50 )
= 11.875 mm2
Dicoba 24 D32 ( As= 19301,94 mm2)
19301,94
ρ= = 0,0203
1000 × (1000 − 50)
600 × d 600 × 950
xb = = = 575,75mm
600 + fy 600 + 390
ab= β1 × xb = 0,85 × 575,75 = 489,3875 mm
117
Perpustakaan Unika
⎛ 575,75 + 50 ⎞
fs = 2 × 10 5 × 0,003 × ⎜ ⎟ = 547,89 MPa
⎝ 575,75 ⎠
547,89 > fy = 390 MPa
Gunakan fs = fy = 390 MPa
Pnb = 0,85 × fc′ × b × ab + As′ × f′s – As × fy
=0
= 0,85 × 20 × 1000 × 489,3875 = 8.319.587,5 N
⎛ 1000 489,38 ⎞ ⎛ 1000 ⎞
Mnb = 0,85 × 20 × 1000 × 489,38 × ⎜ − ⎟ + 19301,94 × 390 × ⎜ − 50 ⎟
⎝ 2 2 ⎠ ⎝ 2 ⎠
⎛ 1000 ⎞
+ 19301,94 × 390 × ⎜ 950 − ⎟
⎝ 2 ⎠
= 8899,02 x 106 Nmm
Mnb 8899,02 × 106
eb= = = 1069mm < 2570 mm keruntuhan tarik
Pnb 8,319 × 106
fy 390
m= = = 22,941
0,85 × f c 0,85 × 20
⎛ h − 2e ⎞ ⎛ 1000 − 2 × 2570 ⎞
⎜ ⎟=⎜ ⎟ = −2,178
⎝ 2d ⎠ ⎝ 2 × 950 ⎠
⎛ d' ⎞ ⎛ 50 ⎞
⎜⎜1 − ⎟⎟ = ⎜1 − ⎟ = 0,947
⎝ d ⎠ ⎝ 950 ⎠
⎧⎪⎛ h − 2e ⎞ ⎛ h − 2e ⎞
2
⎛ d ⎞ ⎫⎪
Pn = 0,85 × f c' × b × d × ⎨⎜ ⎟ + ⎜ ⎟ + 2 × m × p × ⎜ 1 − ' ⎟⎬
⎪⎩⎝ 2d ⎠ ⎝ 2d ⎠ ⎝ d ⎠ ⎪⎭
{
Pn = 0,85 × 20 × 1000 × 950 × − 2,178 + (− 2,178)2 + 2 × 22,941 × 0,0203 × 0,947 }
Pn = 3130,855 KN
Dicek apakah benar tegangan pada tulangan desak fs’>fy
pn 3130855
a= = = 184,167mm
0,85 × fc × b 0,85 × 20 × 1000
a 184,167
μ= = = 216,667mm
0,85 0,85
118
Perpustakaan Unika
⎛ 216,667 − 50 ⎞
fs’= 600 × ⎜ ⎟ = 461,538Mpa Mpa > 390 Mpa= fy →ok
⎝ 216,667 ⎠
2,25 m
5,77 m
P1
P2
1m
Gambar 3.26 Diagram Gaya yang Bekerja pada Wing Wall
768200000
Mn = = 960300000 Nmm
0,8
As × fy = 0,85 × f' c × a × b
0,85 × 20 × 252,411 × 1000
As = = 12259,962 mm 2
350
Coba D 25 ( As = 490,873 mm2)
490,873 × 1000
S= = 40,038 mm
12259,962
Pasang D20-40
Amin = 0,0125 × 1000 × 350 = 4375 mm2 < 12259,962 mm2 ok
Tulangan bagi = 0,25 × 12259,962 = 3064,990 mm2
Gunakan D20 (314,159 mm2)
314,159 × 1000
S= = 102,499 mm
3064,99
Pasang D20 – 100
120
Perpustakaan Unika
P
q
2,5 m
A. Beban Mati
Berat sendiri = 0,2 × 2,4 × 1 = 0,48 t/m = 4800 N/m
Berat aspal beton = 0,12 × 2,2 ×1 = 0,264 t/m = 1100 N/m
Berat lapis pondasi = 0,2 × 2,0 × 1 = 0,4 t/m = 4000 N/m
B Beban Hidup
Berat merata (q) = 1,91 t/m = 19100 N/m
Beban garis (P) = 12 ton = 120000 N
Perhitungan momen
MDL = 1/8 × (4800+2640+4000) × 2,52 = 8937,5 Nm = 8937500 Nmm
MLL = 1/8 × 19100 × 2,52 + ¼ × 120.000 × 2,5
= 14921,87 + 75000 = 89921,87 Nm = 89921875 Nmm
Mult = 1,2 MDL + 1,6 MLL
= 1,2 × 8937500 + 1,6 × 89921875 = 154600000 Nmm
Mn = 154600000/0,8 = 193250000 Nmm
Mn = 0,85 × a × b × fc′ × (d – a/2 )
D = H– 25 = 200 – 25 = 175 mm
⎛ a⎞
M = 0,85 × f c '×a × b × ⎜ d − ⎟
⎝ 2⎠
⎛ a⎞
193250000 = 0,85 × 20 × a × 1000⎜175 − ⎟
⎝ 2⎠
193250000 = 2.975.000 a − 8.500 a 2
a = 263,824 mm
a = 86,175 mm
121
Perpustakaan Unika
As × fy = 0,85 × f' c × a × b
0,85 × 20 × 86,175 × 1000
As = = 4185,642 mm 2
350
Coba D 25 ( As = 490,873 mm2)
490,873 × 1000
S= = 117,275 mm
4185,642
Pasang D25-100
Amin = 0,0125 × 1000 × 175= 2187,5 mm2 < 2482 mm2 ok
Tulangan bagi = 0,25 × 2482 = 620,5 mm2
Gunakan D16 (201,06 mm2)
201,06 × 1000
S= = 324,02 mm
620,5
Pasang D16 – 250
6m
±30
6m
9,6 m
18,434 ⎧ (5 − 1) × 3 + (3 − 1) × 5 ⎫
η = 1− ×⎨ ⎬ = 0,69
90 ⎩ 3× 5 ⎭
230 cm
125 cm
125 cm
X
125 cm
125 cm
230 cm
A
P1
C G
250 cm 250 cm 250 cm 250 cm
P2
L
D H
P3
P tot
ld = 10 m
M
E I
P4
Z = 5,64 m
N
F J
lp = 30 m
P5
O K
R
S
OK = 589,906 t/m
CG = ( 3,06 × 1,785 × 1,25 ) × 9,6 = 65,545 t/m
DH = ( 3,06 × 1,785 × 3,75 ) × 9,6 = 196,635 t/m
EI = ( 3,06 × 1,785 × 6,25) × 9,6 = 327,726 t/m
FJ = ( 3,06 × 1,785 × 8,75 ) × 9,6 = 458,816 t/m
Tekanan tanah pasif efektif yang bekerja
CG = 65,545 t/m
DL = ¾ × 196,635 = 147,476 t/m
EM =1/2 × 327,726 = 163,863 t/m
FN =1/4 × 458,816 = 114,704 t/m
Dititik O = 0 t/m
P1 = ½ × 1,25 ×65,545 = 40,96 ton
P2 = ½ × 2,5 × (65,545 + 147,476) = 266,276 ton
P3 = ½ × 2,5 × (147,476 + 163,863) = 389,173 ton
P4 = ½ × 2,5 × (163,863 + 114,704) = 348,208 ton
P5 = ½ × 2,5 × 114,704 = 143,38 ton
P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = 1187,997 ton
y1 = (2,5 × 4) + (⅓ × 1,25) = 10,416
w1
0,5 m
w2 1,25 m
A
1,25 m 1,25 m 1,25 m 1,25 m
Ptiang
fc 20
Vc = × bo × d = × 2487 × 1187 = 4400684,639 N = 4400,684 KN
3 3
φ × Vc = 0,6 × 4400,684 = 2640,41 KN > Vu (= 2488,154 KN) OK
Aman terhadap geser, digunakan tulangan geser praktis ∅20-20
3.2.8 Perencanaan Dinding Penahan Tanah Oprit Jembatan
Perencanaan dinding penahan tanah oprit jembatan memiliki data tanah
urugan sebagai berikut :
φ = 30°
γ = 1,7 ton/m3
4,5 m γsat = 1,785 ton/m3
δ = 2/3 30° = 20°
α = 0°
β = 0°
Data diasumsi dari buku Josepth E. Bowles, Analisa dan desain pondasi II
hal 64 bagian 12 – 32, 1986 pada banyak kasus praktis biasanya digunakan SPT;
nilai φ dan γ diperkirakan untuk tanah berbentuk butiran φ pada orde sebesar
28° – 32° dan γ mempunyai nilai dari 16,5 – 17 KN/m3 (nilai tanah urugan)
σ tarik pasangan batu = 32 t/m²
τ geser pasangan batu = 15 t/m²
129
Perpustakaan Unika
2 2
1 ,2 t/m '
1 m e te r
4m
1 ,5 m 0 ,5 m
0,5 m
3 ,5 m
W7
W5
W3
4m
Ptot
Pah2 W6
Z Pah1
1,5 m W2 0,5 m
0,5 m
W4 Pp
W1
3,5 m
= 2/3 × 30° = 20 °
Vf + Pp 14,512 + 2,677
FS = = = 2,342 ≥ 2 ok
ΣPah 7,344
2c 2 × 0,29
Zo − hc = = = 0,6
γ Ka 1,7 0,33
Pah1 − (1 / 2 × 4,5) + Pah2 × 1 / 3 × (4,5 − Zo )
a=
Pah1 + Pah2
a = 0,924 m
Berat Lengan MD MR
Gaya
(ton) (m) (ton/m) (ton/m)
ΣPa 7,344 0,924 6,785
ΣVa 2,673 2,975 7,952
W1 3,85 1,225 4,716
W2 2,2 1,142 2,512
W3 8,8 0,475 4,18
W4 0,89 0,275 0,244
W5 1,785 1,308 2,335
W6 10,76 2,25 24,21
Pf ult 39,132 0,2625 10,272
Σ 7,029 56,172
FS =
∑ MR = 56,172 = 7,93 > 2 → ok
∑ MD 7,029
Dinding penahan tanah stabil terhadap guling
3. Cek e ( eksentrisitas = jarak dari pusat kaki ke resultan gaya)
- Cek lokasi resultan gaya yang bekerja pada kaki dinding penahan tanah :
ΣM = 0 = ΣPf × X + ΣMD – ( ΣMR – Mfult)
0 = 39,908 × X +7,029– (56,172– 10,272)
0 = 39,908 × X – 38,871
X = 0,974 m jarak dari pusat guling ke resultante
- Cek e :
e = B/2 – (c.o) – X
e = 3,5/2 – 0,525 – 0,974
133
Perpustakaan Unika
e = 0,251 meter
syarat : e ≤ B/6
0,251 ≤ 0,583 ok
4. Cek terhadap daya dukung tanah (bearing capacity)
B’ = B-2×e
B’ = 3,5 – 2 × (0,251) = 2,948 m
∑ Pf 39,908
q' = = = 13,311 t/m 2
B' 2,998
qult = (C× Nc) + {γ × D′× (Nq – 1)} + (0,5 × γ × B’ ×Nγ)
= (0,29× 37,2) + {1,7 × 1,5 × (22,5 – 1)} + (0,5× 1,7 × 2,998 ×20)
= 116,579t/m²
qa’ = qult /FS = 116,579/7,93 = 14,756 t/m2
q’ < qa’
13,311 t/m2< 14,756 t/m2 ok
5. Bearing preasure at toe and heel
Pf ⎛ 6e ⎞
q' = ⎜1 ± ⎟
B'.L ⎝ B' ⎠
39,908 ⎛ 6 × (0,251) ⎞
= ⎜1 ± ⎟
2,998 × 1 ⎝ 2,998 ⎠
q' hell = 19,998 t/m 2
q' toe = 6,624 t/m 2
6. Kontrol terhadap patahnya konstruksi
ΣMtotal 37,948 − 7,029
Χ= = = 1,098
ΣV 28,15
e = X – ( b/2 – 0,525)
= 1,098 – 1,225 = - 0,127 ≤ b/6 = 0,583
V ⎛ 6 xe ⎞ 28,15 ⎛ 6 x0,127 ⎞
σ max = ⎜1 + ⎟= ⎜1 + ⎟ = 9,793 t/m2 < 20 t/m2
bx1 ⎝ b ⎠ 3,5 x1 ⎝ 3,5 ⎠
V ⎛ 6 xe ⎞ V ⎛ 6 x0,127 ⎞
σ min = = ⎜1 − ⎟= = ⎜1 − ⎟ = 6,29 t/m2 > 0
bx1 ⎝ b ⎠ 3,5 x1 ⎝ 3,5 ⎠
134
Perpustakaan Unika
1,2 t/m'
4m
ht
1,5 m 0,5 m
C C'
0,5 m
hp
C'' C'''
3,5 m
Tmax
T1 T2 Tmin
h4
h3
h2
h1
Gambar 3.34 Gaya-gaya yang bekerja pada tampang C-C’’ dan C’-C’’’
Tegangan yang terjadi :
Ditinjau potongan C’– C’’
Ea = ½ × h2 × γ × ka = ½ × (4)2 × 1,7 × 0,33 = 4,488 t
Ma = Ea × 1
3 × h = 4,488 × 1
3 × 4 = 5,984 tm
Dicari besarnya gaya dan momen pasif
No. Gaya Lengan terhadap Momen terhadap
(KN) titik C (m) titik C (mKN)
1. 1 × 4 × 2,2 = 8,8 t 0,5 4,4
2. 0,5
2 × 4 × 2,2 = 2,2 t ⅓ × 0,5 + 1 = 1,167 2,5674
ΣV = 11,0 t 6,9674 tm
ΣM 6,9674 − 5,984
X= = = 0,0894m
V 11
135
Perpustakaan Unika
b 1,5 b 1,5
e= X − = 0,089 − = - 0,66 > = = 0,25 ÎSebagian tampang
2 2 6 6
mendukung tarik
1 1
ω= × 1 × b2 = × 1 × 1,52 = 0,375 m2
6 6
V ΣM 11 0,9834
σ desak = + = + = 9,955 t/m2 < 32 t/m2
b ×1 ω 1,5 0,375
Terhadap geser
D = (Ea) C–C’’ = 4,488
D 4,488
τ= 3
2 × = 3
2 × = 4,488 t/m2 < 15 t/m2
b×h 1,5 × 1
Ditinjau potongan C’– C’’’
Dicari besarnya gaya dan momen aktif
Ea = ½ × h2 × γ × ka = ½ × (4,5)2 × 1,7 × 0,33 = 5,68 t
Ma = Ea × ⅓ × h = 5,68 × ⅓ × 4,5 = 8,4348 tm
Dicari besarnya gaya dan momen pasif
No. Gaya Lengan terhadap Momen terhadap
(kN) titik C‘’(m) titik C’’’ (mkN)
1. 1 × 4 × 2,2 = 8,8 0,5 4,4
2. 0,5
2 × 4 × 2,2 = 2,2 ⅓ × 0,5 + 1 = 1,167 2,564
Terhadap geser
D = (Ea) C’–C’’’ = 5,68 t
D 5,68
τ= 3
2 × = 3
2 × = 5,68 t/m2 < 15 t/m2
b×h 1,5 × 1
3.2.9 Perhitungan Tebal Perkerasan Jalan Penghubung
LHR tahun 2004
Bus = 321
Truk 2 sumbu = 531
Truk 3 sumbu/lebih = -
LHR2004 = 852 Kend/hari/2 lajur
= 426 Kend/hari/ lajur
Perkembangan lalu lintas (I) Bus = 1 %
Truk 2 Sumbu = 1,2 %
Truk 3 Sumbu = 0 %
Dengan LHR tahun 2004 (awal umur perencanaan) (1+I)n
LHR tahun ke-10
Bus = 321 × (1+0,01)10 = 355
Truk 2 sumbu = 531 × (1+0,012)10 = 599
Menghitung angka ekivelen (E) masing-masing kendaraan
Bus = 0,0183 + 0,141 = 0,1593
Truk 2 sumbu = 0,141 + 0,9238 = 1,0648
Menghitung LEP
Bus = 0,5 × 321 × 0,1593 = 26
Truk 2 sumbu = 0,5 × 531 × 1,0648 = 283
+
LEP = 309
Menghitung LEA 10 tahun
Bus = 0,5 × 355 × 0,1593 = 29
Truk 2 sumbu = 0,5 × 599 × 1,0648 = 319
+
LEA = 348
137
Perpustakaan Unika
AC-WC 4 cm
AC-Base 7 cm
Batu Pecah (kelas A) 20 cm
Sirtu (kelas A) 35 cm
BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL 1
ISTILAH
(b) “Pemimpin Proyek” atau “Pemimpin Bagian Proyek” adalah Pejabat yang
mewakili Pemilik untuk bertindak selaku pemberi dan pengatur jalannya
Pekerjaan yang diatur dalam kontrak.
(f) “Direksi” adalah Pejabat Proyek, Instansi atau badan hukum yang ditunjuk
atau diberi kekuasaan penuh oleh Pemimpin Proyek ( Pemimpin Bagian
Proyek ) untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan Pekerjaan agar
dapat tercapai hasil kerja sebaik-baiknya menurut persyaratan yang ada
dalam kontrak.
(g) “Pengawas” adalah Pejabat Proyek, Instansi atau badan hukum yang
ditunjuk dan diberi kekuasaan penuh oleh Pemimpin Proyek ( Pemimpin
Bagian Proyek ) untuk membantu Direksi dalam pengawasan pekerjaan.
(h) “Peserta Lelang” adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa
kontraktor yang diundang dalam pelelangan.
(i) “Penawar” adalah peserta lelang (Badan usaha yang bergerak dalam bidang
usaha jasa kontraktor) yang mengajukan Surat Penawaran berdasarkan
ketentuan Pelelangan yang berlaku.
(j) “Kontraktor” adalah Penawar yang telah ditunjuk oleh Pemilik atau
Pemimpin Proyek dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan,
menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan.
(k) “Kontrak” adalah Surat Perjanjian sesuai ketentuan hukum yang berlaku
antara Pemilik dan Kontraktor untuk melaksanakan, menyelesaikan dan
memelihara Pekerjaan termasuk bagian-bagiannya.
(l) “Peralatan Konstruksi dan Bahan Konstruksi adalah peralatan dan bahan
bantu konstruksi yang dipakai dalam pelaksanaan, penyelesaian dan
pemeliharaan Pekerjaan Permanen dan tidak merupakan bagian pekerjaan.
(m) “Bahan” adalah semua bahan bangunan yang dipakai untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan pemeliharaan Pekerjaan.
120
Perpustakaan Unika
(n) “Lapangan” adalah lahan yang disediakan oleh Pemilik untuk keperluan
pelaksanaan Pekerjaan.
(o) “Penjamin” adalah Bank Pemerintah, Bank lain atau Lembaga Keuangan
lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, yang menerbitkan surat
jaminan.
(p) “Bulan” dan “Hari” adalah bulan kalender dan hari kalender Gregorian.
(t) “Pengukuran” adalah kegiatan mengukur panjang, lebar, luas isi dengan
tinggi hasil pekerjaan dan bahan.
PASAL 2
KONTRAK DAN DOKUMEN KONTRAK
PASAL 3
GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN
PEMILIHAN TUGAS
PASAL 4
PENGALIHAN DAN PENG-SUB-KONTRAKAN
(1) Kontraktor tidak boleh mengalihkan (assign) seluruh atau sebagian kontrak
kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pimpinan
Proyek.
(4) Kontraktor tetap bertanggung jawab atas Pekerjaan dan segala hal yang
dihasilkan oleh Sub-kontraktor.
PEMIMPIN PROYEK
PASAL 5
TUGAS DAN WEWENANG PEMIMPIN PROYEK
(1) Tugas dan wewenang Pemimpin Proyek diatur sesuai dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia yang berlaku dan apabila masih diperlukan
ketentuan lebih lanjut akan ditentukan dalam Bagian II Syarat-syarat
Khusus.
124
Perpustakaan Unika
DIREKSI
PASAL 6
TUGAS UMUM DAN WEWENANG DIREKSI SERTA PENGAWAS
(5) Tugas dan wewenang Pengawas adalah membantu Direksi dalam hal
mengambil dan mengawasi pelaksanaan serta menguji Bahan, tenaga kerja
dan alat yang akan dipergunakan serta hasil pekerjaan.
125
Perpustakaan Unika
PASAL 7
KEWAJIBAN UMUM KONTRAKTOR
PASAL 8
PEMBUATAN KONTRAK
(1) Sebagai tindak lanjut dari pembukaan dan penilaian penawaran, Pemimpin
Proyek akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Penunjukan Pemenang
Pelelangan kepada Penawar yang menang ke alamat yang terdaftar secara
langsung, untuk mengadakan ikatan kontrak guna melaksanakan Pekerjaan
sesuai dengan Dokumen Pelelangan berikut perubahan-perubahannya.
Pasal 9
JAMINAN PELAKSANAAN /PEMELIHARAAN
(2) Besarnya Jaminan Pelaksanaan adalah sebesar yang ditetapkan dalam 5.2
Syarat-syarat Khusus dan harus dikeluarkan oleh Penjamin.
(5) Jaminan Pelaksanaan dapat dicairkan oleh Pemilik secara langsung tanpa
proses pembuktian mutlak apabila terjadi cidera janji yang dilakukan oleh
Kontraktor.
PASAL 10
PEMENUHAN PERSYARATAN PEKERJAAN
PASAL 11
PENYIAPAN RENCANA KERJA
(1) Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sesudah Kontrak ditandatangani
Kontraktor harus menyampaikan sesuatu rencana kerja terperinci yang
menunjukkan urutan pelaksanaan bagian-bagian Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan Direksi.
PASAL 12
PELAKSANA KONTRAKTOR
(2) Pelaksana tersebut Ayat (1) harus mempunyai kekuasaan penuh untuk
bertindak selaku Kontraktor adalah memenuhi kewajiban menurut
Dokumen Kontrak dan harus berada terus menerus di tempat Pekerjaan serta
harus memberikan seluruh waktunya untuk melaksanakan pekerjaan.
Penunjukan Pelaksana tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pemimpin Proyek setelah mendapat masukan–masukan dari Direksi.
(3) Persetujuan tertulis tersebut setiap waktu dapat dibatalkan oleh Pemimpin
Proyek. Jika surat persetujuan termaksud Ayat (2) pasal ini dibatalkan oleh
Pemimpin Proyek, maka Kontraktor tidak boleh mempekerjakannya
kembali pada pekerjaan tersebut serta harus segera mengganti dengan
Pelaksana lain yang disetujui oleh Direksi. Kontraktor tidak boleh
mengganti Pelaksana tanpa persetujuan Pemimpin Proyek.
(4) Pelaksana yang diberi kuasa harus bertindak untuk dan atas nama
Kontraktor untuk menerima petunjuk–petunjuk dan perintah–perintah dari
Direksi dan atau dari Pemimpin Proyek.
(6) Pemimpin Proyek berwenang untuk menolak calon tenaga lapangan atau
memerintahkan untuk mengganti tenaga lapangan yang dianggap tidak
mampu dalam melaksanakan tugas. Tenaga lapangan yang dikeluarkan dari
Pekerjaan harus segera diganti oleh Kontraktor dengan tenaga lapangan baru
yang disetujui oleh Pemimpin Proyek setelah menerima masukan–masukan
dari Direksi.
PASAL 13
PEMATOKAN DAN KETINGGIAN PERMUKAAN
(3) Jika pada suatu waktu selama berlangsungnya pelaksanaan Pekerjaan timbul
kesalahan–kesalahan pada letak, ukuran dan ketinggian permukaan suatu
bagian Pekerjaan maka Kontraktor dengan biaya sendiri harus memperbaiki
kesalahan sesuai Dokumen Kontrak. Kecuali apabila kesalahan tersebut
disebabkan oleh data yang salah yang diberikan secara tertulis oleh Direksi,
maka pembiayaan untuk memperbaiki kesalahan tersebut menjadi tanggung
jawab Pemimpin Proyek.
PASAL 14
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
PASAL 15
PENGAMANAN PEKERJAAN
PASAL 16
PEMBERSIHAN, PERAPIHAN LAPANGAN DAN PELESTARIAN
LINGKUNGAN
PASAL 17
TUNTUTAN PIHAK KETIGA
PASAL 18
LALU LINTAS LUAR BIASA
PASAL 19
GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS DAN MILIK DI
SEKITARNYA
PASAL 20
KESEMPATAN BEKERJA BAGI KONTRAKTOR LAIN
PASAL 21
FOSIL DAN LAIN-LAIN
Semua fosil, mata uang, benda-benda berharga atau kuno, bangunan dan
peninggalan-peninggalan lain atau benda-benda yang menyangkut
kepentingan geologi dan kepurbakalaan yang diketemukan di Lapangan
harus dianggap milik Pemilik dan Kontraktor sebagai penemu mutlak wajib
menyerahkan kepada Pemilik.
Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah orang-
orangnya atau orang lain memindahkan atau merusak barang atau benda
tersebut dan segera setelah penemuan tersebut dan sebelum
memindahkannya, segera memberitahukan penemuan tersebut kepada
Direksi yang setelah berkonsultasi dengan Pemimpin Proyek akan
menentukan tindakan selanjutnya. Apabila hal ini mengakibatkan biaya
tambahan bagi Kontraktor maka biaya tambahan tersebut ditanggung oleh
Pemilik.
134
Perpustakaan Unika
PASAL 22
KEPATUHAN PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU
(3) Disamping itu harus mentaati ketentuan hukum yang berkaitan dengan
terjadinya gangguan atas hak atau harta milik orang lain selama pelaksanaan
Pekerjaan Permanen atau Pekerjaan Sementara.
(4) Kontraktor wajib membebaskan Pemilik dari semua tuntutan dan denda
akibat pelanggaran Undang-undang, Peraturan dan Keputusan Pemerintah,
Peraturan Daerah atau Peraturan Instansi lain tersebut.
PASAL 23
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(2) Kontraktor harus membebaskan Pemilik dari tanggung jawab atas kerugian
akibat suara ribut, kebisingan dan gangguan-gangguan lain yang timbul
selama jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan dan dari tuntutan ganti rugi
yang disebabkan atau yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut.
(5) Apabila Kontraktor tidak memenuhi kewajiban seperti tersebut diatas pada
Ayat (1), (2), (3) dan (4) pasal ini maka Pemimpin Proyek dapat menunda
angsuran pembayaran prestasi Pekerjaan kepada Kontraktor sampai
kewajiban tersebut dipenuhi.
PASAL 24
KECELAKAAN DAN KERUGIAN YANG MENIMPA PEKERJA
kerugian yang menimpa setiap pekerja atau orang lain yang dipekerjakan
oleh Kontraktor.
Kontraktor akan memberikan ganti rugi dan membebaskan Pemimpin
Proyek/Direksi dari segala tuntutan kecuali atas kecelakaan atau kerugian
yang diakibatkan oleh tindakan atau kelalaian dari Pemimpin
Proyek/Direksi, orang-orangnya atau petugas-petugasnya.
PASAL 25
TENAGA KERJA KONTRAKTOR
(3) Kontraktor harus menyediakan air bersih yang cukup di lapangan untuk
keperluan Kontraktor sendiri dan pekerjanya.
(5) Dalam hal terjadi suatu penghentian Pekerjaan yang disebabkan oleh wabah
penyakit atau serangan penyakit menular maka Kontraktor harus mentaati
dan melaksanakan peraturan dan tindakan-tindakan lainnya yang
137
Perpustakaan Unika
(6) Setiap saat Kontraktor harus mengambil tindakan penertiban yang dapat
dipertangungjawabkan secara hukum yang perlu untuk mencegah
perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum yang diakibatkan oleh
pegawainya atau melindungi orang atau harta benda di sekitar lokasi
Pekerjaan.
PASAL 26
MUTU BAHAN, HASIL KERJA DAN PENGUJIAN
(1) Semua Bahan dan hasil kerja harus mengikuti uraian dan ketentuan didalam
Dokumen Kontrak dan sesuai dengan perintah Direksi setiap saat dapat diuji
di tempat pembuatan atau pabrik atau di lapangan atau di tempat manapun
juga atas permintaan Direksi. Kontraktor harus membantu dan menyediakan
peralatan, mesin-mesin dan tenaga kerja serta bahan-bahan yang lazimnya
diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian setiap pekerjaan
beserta komposisinya, mutu, berat atau kuantitas dari bahan yang
digunakan. Kontraktor harus menyediakan contoh bahan uji yang dipilih
dan diminta oleh Direksi untuk diuji sebelum digunakan dalam Pekerjaan.
(2) Semua contoh bahan uji harus disediakan dan dibiayai oleh Kontraktor,
apabila penyediaan contoh bahan uji tersebut dengan jelas ditentukan di
dalam Dokumen Kontrak kecuali apabila diatur lain didalam Dokumen
Kontrak.
138
Perpustakaan Unika
PASAL 27
MEMASUKI LAPANGAN
Direksi atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat
memasuki lapangan, atau semua bengkel atau di tempat pekerjaan sedang
dipersiapkan atau di tempat bahan atau barang/mesin diperoleh/dibuat untuk
keperluan Pekerjaan dan Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu
untuk memasuki tempat-tempat tersebut.
PASAL 28
PEMERIKSAAN PEKERJAAN SEBELUM DITUTUP
(1) Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapat persetujuan Direksi, dan Kontraktor harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Direksi untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan yang akan ditutup atau tidak terlihat.
(2) Bila pekerjaan ditutup tanpa persetujuan Direksi, maka apabila Direksi
meminta untuk dibuka kembali untuk diperiksa, biaya membuka dan
menutup kembali menjadi beban Kontraktor.
(5) Apabila bagian manapun dari Pekerjaan yang telah dibuka sesuai dengan
permintaan Direksi ternyata sesuai dengan Dokumen Kontrak, maka biaya
untuk membuka dan menutup kembali menjadi beban Pemilik dan apabila
sebaliknya maka biaya tersebut menjadi beban Kontraktor.
PASAL 29
MENGELUARKAN BAHAN BONGKARAN PEKERJAAN
DAN BAHAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT
(2) Dalam hal Kontraktor lalai melaksanakan perintah tersebut Ayat (1) pasal
ini Pemimpin Proyek berhak meminta pihak ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut dan semua biaya yang diperlukan dibebankan kepada
Kontraktor.
140
Perpustakaan Unika
PASAL 30
PENUNDAAN PEKERJAAN
PASAL 31
PENGAMANAN KEKAYAAN MILIK NEGARA
( 3 ) Jika ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini tidak dilaksanakan dengan baik oleh
Kontraktor, maka kekayaan milik Negara yang dipinjamkan harus
dikembalikan seperti kondisi semula atas biaya Kontraktor dan bagian yang
hilang diganti dengan nilai yang sama. Selanjutnya Pemilik dapat
141
Perpustakaan Unika
membatalkan peminjaman tersebut apabila ketentuan ayat (1) dari pasal ini
tidak dipenuhi.
PASAL 32
PENGUTAMAAN PENGGUNAAN JASA DAN PRODUKSI DALAM
NEGARA
PASAL 33
PENYERAHAN LAPANGAN
PASAL 34
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
PASAL 35
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
( 1 ) Apabila karena jumlah pekerjaan tambah atau keadaan yang sifatnya khusus
terjadi antara lain karena keadaan memaksa, hujan diluar kebiasaan
sehingga dipandang wajar oleh Kontraktor untuk meminta perpanjangan
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan maka Direksi harus
143
Perpustakaan Unika
PASAL 36
PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN
( 2 ) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima surat tersebut ayat (1)
Direksi memberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor mengenai jadwal
waktu rencana pemeriksaan pekerjaan oleh Panitia yang ditunjuk oleh
Pemimpin Proyek.
( 7 ) Setelah berakhirnya waktu perbaikan seperti yang dimaksud dalam ayat (4)
pasal ini atau dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya
pemberitahuan dari Kontraktor bahwa perbaikan kekurangan dan / atau
cacat telah diselesaikan, maka Direksi melakukan pemeriksaan ulang.
Apabila menurut pendapat Direksi tidak ada kekurangan dan / atau cacat,
maka Direksi membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang
disampaikan pada Pemimpin Proyek. Berdasarkan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan ini Pemimpin Proyek mengeluarkan Berita Acara
Penyerahan Pekerjaan.
PASAL 37
BERITA ACARA PENYERAHAN PERTAMA PEKERJAAN
PASAL 38
DENDA KETERLAMBATAN
PASAL 39
PEMELIHARAAN, KERUSAKAN DAN CACAT
( 1 ) Dalam hal ini yang dimaksud Jangka Waktu Pemeliharaan adalah jangka
waktu yang dicantumkan dalam Kontrak, dihitung sejak tanggal
dikeluarkannya Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan.
PASAL 40
BERITA ACARA PENYERAHAN AKHIR PEKERJAAN
PASAL 41
JENIS KONTRAK
( 1 ) Apabila Kontrak didasarkan atas sistem Harga Total Tetap (lump – sum),
maka dalam hal demikian Kontraktor menerima pembayaran atas dasar
harga yang tercantum dalam kontrak.
( 2 ) Apabila Kontrak didasarkan atas sistem Harga Satuan (Unit Price) maka
volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus
dianggap sebagai pedoman dalam mengajukan harga penawaran. Dalam hal
demikian Kontraktor menerima pembayaran atas dasar Harga Satuan
dikalikan dengan volume pekerjaan yang nyata–nyata dilaksanakan di
148
Perpustakaan Unika
PASAL 42
PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN
( 3 ) Bila harga satuan bagian Pekerjaan dimaksud dalam ayat (1) tidak
tercantum dalam Dokumen Kontrak, maka harga satuan baru dapat
ditetapkan atas persetujuan bersama.
PASAL 43
HAMBATAN YANG MENGAKIBATKAN TAMBAHAN BIAYA
PASAL 44
PERBAIKAN – PERBAIKAN MENDESAK
( 1 ) Bila terjadi kerusakan terhadap pekerjaan atau bagian pekerjaan oleh karena
kegagalan atau peristiwa lain, baik selama Jangka Waktu Pelaksanaan
maupun selama Jangka Waktu Pemeliharaan, Direksi segera
memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada Kontraktor dengan
tembusan kepada Pemimpin Proyek dan memerintahkan Kontraktor untuk
segera melaksanakan perbaikan.
PASAL 45
PERALATAN KONSTRUKSI, PEKERJAAN SEMENTARA DAN BAHAN
( 2 ) Pemilik harus dibebaskan setiap waktu dari tanggung jawab atas kehilangan
atau kerusakan Peralatan Konstruksi, Pekerjaan Sementara atau Bahan yang
digunakan untuk pelaksanaan Pekerjaan.
PASAL 46
KEMAJUAN PEKERJAAN
( 2 ) Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian Pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Direksi telah terlambat untuk mengejar penyelesaian
dalam Jangka Waktu Pelaksanaan yang telah ditentukan atau diperpanjang,
maka Direksi harus memberitahukan secara tertulis kepada Kontraktor
dengan tembusan kepada Pemimpin Proyek agar mengambil langkah –
langkah yang perlu diambil yang disetujui Direksi guna meningkatkan laju
Pekerjaan.
( 4 ) Dalam hal Pekerjaan harus dilaksanakan pada malam hari sebagai akibat
dari kekurangan lancaran laju Pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan dan
memelihara fasilitas penerangan yang cukup agar memungkinkan pekerjaan
dapat berlangsung secara memuaskan tanpa adanya bahaya. Semua
152
Perpustakaan Unika
PASAL 47
LAPORAN
PASAL 48
PENILAIAN KEMAJUAN PEKERJAAN
PASAL 49
UANG MUKA
PASAL 50
PEMBAYARAN ANGSURAN BULANAN
Berita Acara Bulanan yang disiapkan dengan cara ini dan ditandatangani
oleh Kontraktor dan Direksi, akan disahkan oleh Pemimpin Proyek dan
dikirimkan kepada Pemilik sebelum hari kesepuluh pada bulan selanjtnya.
Pemilik akan melakukan pembayaran kepada Kontraktor selambat–
lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal Berita Acara Bulanan
( 5 ) Uang yang ditahan sebesar 10 (sepuluh) per seratus yang dikurangkan dari
Berita Acara Bulanan seperti pada Ayat (2) di atas, akan dibuatkan Berita
Acara Pembayaran oleh Pemimpin Proyek dalam pembayaran angsuran
setelah diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Sementara Pekerjaan
seperti yang disebutkan dalam Pasal 37.
PASAL 51
KEADAAN PAILIT, PENUNDAAN PEMBAYARAN HUTANG, DAN
PERWALIAN
( 2 ) Kurator, wali atau ahli waris/para ahli waris Kontraktor, dalam waktu 8
(delapan) hari setelah keadaan tersebut pada Ayat (1) terjadi, harus
memberitahukan kepada Pimpinan Proyek tentang kesediaan mereka untuk
meneruskan dan menyelesaikan Pekerjaan.
( 3 ) Apabila tawaran itu diterima, maka kurator, wali atau ahli waris/para ahli
waris memperoleh segala hak dan kewajiban Kontraktor.
telah dilaksanakan atau untuk mencegah kenaikan biaya yang masih harus
dikeluarkan disebabkan karena terhentinya Pekerjaan.
( 5 ) Apabila Pekerjaan diteruskan oleh kurator, wali atau ahli waris/para ahli
waris, maka biaya sehubungan dengan pekerjaan tersebut pada Ayat (4)
pasal ini akan diperhitungkan kemudian.
( 9 ) Pemimpin Proyek tidak akan melakukan hal tersebut Ayat (8) pasal ini
sebelum memberitahukan secara tertulis kepada kurator, wali atau ahli
waris/para ahli waris Kontraktor dan dalam waktu tiga hari memberi
kesempatan kepada mereka untuk akhirnya mengambil tindakan menurut
Ayat (2) pasal ini.
( 10 ) Apabila Pekerjaan menurut ketetapan dalam Ayat–ayat (8) dan (9) pasal ini
tidak diteruskan oleh kurator, wali atau ahli/para ahli waris Kontraktor,
maka Pemimpin Proyek berwenang memutuskan kontrak.
PEMUTUSAN KONTRAK
PASAL 52
PEMUTUSAN KONTRAK
waktu yang wajar dalam mana Kontraktor masih diberi kesempatan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya. Apabila Kontraktor gagal
menyelesaikan Pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditentukan tersebut
pada ayat ini maka Pemimpin Proyek berwenang untuk memutuskan
Kontrak.
PASAL 53
KERUGIAN AKIBAT KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
( 3 ) Apabila terjadi salah satu dari keadaan memaksa yang dimaksud dalam
Ayat (1) pasal ini, maka Kontraktor harus segera memberitahu untuk minta
persetujuan tentang adanya keadaan memaksa, dan merundingkan dengan
Direksi tentang tindakan–tindakan pengamanannya. Apabila Direksi tidak
mungkin dihubungi maka Kontraktor harus segera mengambil tindakan
pengamanan.
PERSELISIHAN
PASAL 54
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
( 1 ) Setiap perselisihan atau sengketa yang timbul dari atau yang berhubungan
dengan Kontrak, diutamakan penyelesaiannya melalui musyawarah untuk
memperoleh mufakat.
( 4 ) Bila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak ditunjuknya Panitia belum
mendapat kesepakatan mengenai ketua Panitia Arbitrase tersebut, maka
kedua belah pihak menyerahkan penunjukkan ketua kepada Ketua
Pengadilan Negeri dari domisili yang tercantum dalam Kontrak.
LAIN – LAIN
PASAL 55
SURAT – MENYURAT
Surat – menyurat antara Pemilik, Pemimpin Proyek atau Direksi dan Kontraktor
harus dilakukan dengan pengiriman langsung disertai tanda terima yang dibubuhi
tanggal, tanda tangan dan nama jelas penerima. Untuk keperluan tersebut
Kontraktor wajib memberi alamat kantor Lapangan yang jelas. Dalam surat–
menyurat tersebut dipakai bahasa Indonesia yang baik, benar dan singkat tetapi
jelas maksud dan tujuannya.
PASAL 56
BEA DAN PAJAK
( 1 ) Semua bea, pajak, cukai dan pungutan lain oleh Pemerintah sehubungan
dengan Pekerjaan ini menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor. Untuk
pembayaran itu Kontraktor tidak menerima pembayaran tamabahan dari
Pemimpin Proyek.
PASAL 57
PASAL DALAM SYARAT – SYARAT KHUSUS
Umum dan pengertian ataupun penafsirannya harus lebih diutamakan dari pasal–
pasal pada 5.1 Syarat–syarat Umum.
1. JAMINAN PELAKSANAAN
Penawar yang ditunjuk sebagai pemenang untuk Pelelangan pekerjaan ini
harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dalam waktu 15 (lima belas) hari
setelah diterbitkannya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan. Jaminan
Pelaksanaan berupa Surat Jaminan dari Bank Pemerintah atau Bank–Bank
lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan RI (seperti tercantum dalam
lampiran 6) sebesar 10 % dari Nilai Kontrak.
Jaminan Pelaksanaan mempunyai masa berlaku sampai dengan Penyerahan
Kedua (selesai masa pemeliharaan).
Contoh Jaminan Pelaksanaan dapat dilihat pada Buku 1 instruksi kepada
Peserta Lelang lampiran B3. PT Jasa Raharja hanya dapat dipakai untuk
menerbitkan Jaminan Uang Muka dan Jaminan Penawaran dengan
menggunakan form–form lampiran (khusus).
PASAL 1
JAMINAN LELANG
1. Jaminan lelang (Tender Garansi) berbentuk Surat Jaminan BPD Jawa Tengah
atau Bank Pemerintah yang ditunjuk sebesar
Rp......................(.........................).
169
Perpustakaan Unika
2. Bagi pemborong yang ditunjuk, jaminan lelang dapat diambil setelah 6 (enam)
hari sejak Pengumuman Pemenang Lelang.
PASAL 2
JAMINAN PELAKSANAAN
PASAL 3
RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE)
PASAL 4
LAPORAN HARIAN DAN LAPORAN MINGGUAN
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah diselesaikan tidak
termasuk adanya bahan-bahan di tempat pekerjaan dan tidak atas dasar
besarnya pengeluaran uang.
3. Contoh blanko laporan harian dan mingguan dasar berhubungan dengan DPU
Jawa Tengah.
PASAL 5
PEMBAYARAN
2. Angsuran II (Kedua)
Dibayar 30% (tiga puluh persen), jika pekerjaan telah mencapai 65%
(enam puluh lima persen).
3. Angsuran III (Ketiga)
Dibayar 35% (tiga puluh lima persen), jika pekerjaan telah mencapai 100%
(seratus persen) dan seluruh pekerjaan sudah diserahkan untuk yang
pertama kalinya dan dapat diterima baik oleh Direksi, serta jaminan
pelaksanaan dapat diambil.
4. Angsuran IV (keempat)
Dibayar 5% (lima persen), jika batas waktu pemeliharaan telah berakhir
dan sudah diserahkan untuk kedua kalinya (penyerahan terakhir) dan dapat
diterima dengan baik oleh pihak Direksi.
PASAL 6
SURAT PERJANJIAN PEMBORONG (KONTRAK)
2. Surat perjanjian Pemborong (Kontrak), dibuat rangkap 22 (dua puluh dua) atas
biaya dari Pemborong, dengan catatan 12 (dua belas) buku lengkap dengan
gambar detail sedang yang 10 (sepuluh) buku dengan gambar pokok.
PASAL 7
PENYERAHAN PEKERJAAN
2. Pekerjaan dapat diserahkan untuk pertama kalinya jika pekerjaan telah selesai
100% dan dapat diterima baik oleh pemimpin proyek, dengan disertai Berita
Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan pada penyerahan untuk
pekerjaan ini, keadaan halaman serta bangunan pekerjaan bersih seluruhnya
secara visual.
PASAL 8
MASA PEMELIHARAAN
PASAL 9
PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN
f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktunya yang telah ditentukan
karena tanah yang akan dipakai untuk bangunan belum dibebaskan secara
sah.
PASAL 10
SANKSI/DENDA
2. Jika ada perintah untuk mengerjakan tambahan dan tidak disebutkan waktu
pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang.
PASAL 11
PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN
5. Jika harga satuan pekerjaan belum tercantum dalam Surat Penawaran yang
diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.
PASAL 12
DOKUMENTASI
PASAL 13
PENCABUTAN PEKERJAAN
4.4.1.2 Umum
a. Penjelasan tentang sifat tanah
Keterangan tentang sifat–sifat macam–macam tanah yang diperlihatkan pada
gambar rencana atau yang di dapat oleh kontraktor sebagai hasil diskusi
dengan direksi atau sumber lainnya harus tidak salah taksiran sebagai hal yang
sudah pasti yang dapat di pakai sebagai dasar penyusunan harga penawaran.
Kontraktor harus melihat sendiri ke tempat pekerjaan pada waktu
mempersiapakan harga penawaran tersebut dan menyakinkan tentang macam
tanah, keadaan lapisan, volume, lokasi dan lain–lain kemungkinan untuk dapat
memenuhi syarat–syarat spesifikasi.
Peserta lelang kemudian mempersiapkan harga penawaran atas dasar hasil
penilainnya. Setelah penandatanganan kontrak tidak dibenarkan adanya claim
yang diakibatkan karena kesalahan penilaian tersebut.
b. Galian
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi galian
tersebut diatas syarat–syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti
ketentuan–ketentuan letak, piel, kemungkinan bagian jalan dan dimensi seperti
yang dicantumkan pada gambar rencana atau petunjuk direksi.
178
Perpustakaan Unika
Hanya batu besar dengan ukuran lebih dari 0,5 m3 atau bangunan pemasangan
batu bata, beton yang berukuran lebih besar dari 1m3 akan dibayarkan sesuai
dengan mata pembiayaan untuk galian batu dari ”pembongkaran” yang
tercantum dalam harga kontrak.
b. Pemindahan/pembongkaran tanah atau batuan lepas
Tanah lepas atau batuan lepas harus dipindahkan / dibongkar dari lereng–
lereng timbunan / galian sesuai dengan petunjuk direksi. Pembayaran untuk
pekerjaan itu termasuk galian tanah biasa.
a. Bila material sebagai hasil galian untuk jalan ini ditentukan secara tertulis oleh
direksi, sebagai material yang diinginkan untuk dipakai sebagai bahan
timbunan.
b. Bila material sebagai hasil galian untuk jalan ini berjumlah lebih besar dari
yang diperlukan untuk konstruksi timbunan akan tetapi dalam hal dimana
material tersebut bukan material yang lebih dikarenakan adanya galian
tambahan (open barrow pit) yang dikerjakan oleh kontraktor untuk
kepentingannya sendiri seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
Tanpa mengartikan lain dari yang dimaksud dalam spesifikasi ini untuk
menghitung jumlah kubikasi keperluan timbunan seperti yang dimaksukan pada
spesifikasi ini, maka kubikasi timbunan tersebut perlu dikoreksi dengan faktor
pemadat 0,85 untuk tiap tanah biasa dan faktor pengembangan 1,2 untuk batu–
batuan. Bila direksi menghendaki agar hasil dari galian tanah biasa akan dipakai
untuk bahan baku bagi pekerjaan lainnya ( misalnya batu–batuan atau batu pecah
guna pelaksanaan pekerasan untuk beton ), pekerjaan tersebut tidak akan dibayar
tersendiri tapi termasuk dalam harga penawaran untuk satuan pekerjaan yang
menggunakan bahan baku tersebut. Jumlah pekerjaan galian tanah biasa akan
dicantumkan dalam harga penawaran dan disebutkan dalam nomor mata
pembiayaan seperti dibawah ini. harga tersebut mencangkup pembiayaan untuk
pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, dan pembiayaan lain yang perlu
menyelesaikan pekerjaan tersebut
Nomor mata pembiayaan dan uraian satuan
Galian tanah biasa m. kubik
4.4.3 Subgrade
4.4.3.1 Ketentuan
Subgrade adalah bagian yang akan mendukung subbase atau, bila
subbase tidak ada yang akan mendukung kontruksi pekerasan. Subgrade meliputi
lebar dari pada jalan termasuk bahu jalan dan tempat parkir seperti yang terlihat
pada gambar rencana atau yang disebut disini. Subgrade dibedakan menurut
kedudukannya yang akan menentukan cara–cara pengerjaan yang akan diuraikan
181
Perpustakaan Unika
4.4.3.2 Pelaksanaan
1. Mal lengkung dan mal datar
Kontraktor harus menyiapkan mal lengkung dan mal datar untuk memeriksa
ketelitian pekerjaan
2. Pekerjaan persiapan
Gorong–gorong, pipa–pipa peresapan dan konstruksi–konstruksi sekunder
lainnya yang terletak dibawah subgrade, termasuk timbunan pengisi lubang–
lubang galian, bila perlu 30 cm dibawah subgrade harus sudah diselesaikan
sebelum pekerjaan untuk subgrade dimulai.
Selokan–selokan, pipa–pipa peresapan, pengaliran air dan konstruksi ujung
untuk pipa–pipa itu harus sudah dapat bekerja secara sempurna agar
pengaliran air lancar dan tidak menyebabkan kerusakan pada subgrade.
Pekerjaan untuk subgrade tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan–pekerjaan
persiapan ini disetujui oleh direksi.
3. Tingkat pemadatan
Semua material sampai kedalaman 30 cm di bawah subgrade harus dipadatkan
sampai 100% dari maksimum kepadatan ( kering) yang didapat dari percobaan
AASHTO T-99
4. Subgrade pada tanah galian
Bila subgrade terletak pada tanah galian harus diusahakan agar bentuk
melintang dan memanjangnya sesuai dengan ketentuan spseifikasi. Tapi pada
peil lebih tinggi dari piel akhir nanti agar ada persiapan bila ada penurunan
sebagai akibat dari pemadatan.
Tanah tersebut harus dipadatkan dengan alat pemadat hingga mencapai
kepadatan seperti yang disebut pada spesifikasi ini.
Pengaturan kadar air dilaksanakan dengan sprinkel truck atau pengeringan
sebagai mana kebutuhannya untuk mencapai sesuatu kepadatan yang
maksimal, bila sifat tanah tersebut tidak memungkinkan mencapai CBR
minimum seperti yang disyaratkan di dalam perencanaan, maka material–
material yang tidak baik harus dibuang dan diganti dengan yang memenuhi
syarat sampai kedalaman tertentu yang akan ditetapkan dengan pemeriksaan
182
Perpustakaan Unika
CBR. Pembongkaran dan pembuangan material yang tidak sesuai tersebut akan
diperhitungkan sebagai galian biasa dan diatur dalam spesifikasi ini.
5. Subgrade ada galian batu
Bila subgrade terletak pada galian batu, batu–batuan tersebut harus digali
sampai pada bentuk yang sesuai, melintang maupun memanjang dan diperiksa
dengan mal datar. Tidak akan diadakan pembayaran pada galian yang lebih
dalam dari yang telah ditentukan dan kontaktor harus membuang semua batu–
batuan yang lepas dan menambahkan material berbutir kasar yang dipadatkan
dan dibentuk sedemikian rupa (diperiksa dengan mal datar). Agar
permukaannya sesuai kembali dengan gambar rencana atau petunjuk direksi.
Pada subgrade tersebut tidak diperbolehkan adanya tonjolan batu yang lebih
besar dari 4 cm.
6. Subgrade pada timbunan
Bila subgrade terletak pada timbunan, material yang akan ditempatkan terletak
pada timbuan, material yang akan ditempatkan pada bagian atas timbunan
tersebut sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan subgrade harus
memenuhi syarat kepadatan seperti tersebut diatas. Alat pemadat yang
berukuran tepat, yang disetujui oleh direksi, dapat digunakan untuk pemadatan
dan kadar air harus diatur agar didapat berat (kering) pada seperti yang
disyaratkan pada spesifikasi ini.
Agar diperhatikan untuk hanya menggunakan material–material yang
memenuhi syarat untuk subgrade. Bila material–material yang ada tidak cukup
baik terlanjur digunakan harus dibongkar lagi dan diganti sabagai mana
seharusnya tanpa tambahan pembayaran.
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan subgrade akan diawasi sepenuhnya
oleh direksi untuk setiap tahapan dari pekerjaan dan bila dipandang perlu
membongkar/ mengganti atau mengulangi kembali pekerjaan tersebut agar
didapat kepadatan seperti yang disyaratkan.
Pekerjaan–pekerjaan itu tidak akan dibayarkan secara tersendiri mengenai
macam–macam pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi termasuk dalam harga
penawaran untuk pembiayaan yang sesuai.
183
Perpustakaan Unika
tersebut meliputi semua pembiayaan yang perlu atau umumnya diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan sebaik–baiknya, kecuali untuk hal–hal dibawah ini :
a. Pekerjaan subgrade pada timbunan sudah termasuk dalam mata pembiayan
dan konstruksi timbunan
b. Pemindahan/pembuangan material yang lebih atau tidak memenuhi syarat
untuk pekerjaan subgrade akan dibayarkan dalam mata pembiayaan sesuai
dengan itu pada kontruksi timbunan, atau dianggap galian biasa sebagaimana
menurut kenyataan :
Nomor mata pembiayaa uraian satuan
1. Pekerjaan subgrade pada galian m. kubik
2. Pekerjaan subgrade pada galian batu m. kubik
3. Pekerjaan subgrade pada timbunan m. kubik
4.4.4.2 Material
Peserta lelang sebelumnya harus menentukan sendiri akan tempat, jumlah
dan keserasian bahan yang ada untuk digunakan sebagai bahan subbase. Harus
juga diperhitungkan biaya sehubungan dengan pengambilan, pengangkutan dan
penyaringan bila perlu yang kesemuanya itu harus juga tercangkup dalam satuan
harga bahan subbase yang diajukan pada harga penawaran.
Kontraktor selambat–lambatnya 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan
subbase harus sudah mengajukan kepada direksi suatu pernyataan yang
menerangkan tempat asal dan komposisi dari material yang digunakan sebagai
subbase, dimana sifat–sifat material tersebut harus memenuhi persyaratan yang
akan disebutkan selanjutnya kepada spesifikasi disesuaikan dengan kebutuhannya
menurut spesifikasi ini.
185
Perpustakaan Unika
Prosentase berat yang lewat untuk mesing–masing ayakan dapat dikoreksi oleh
direksi bila digunakan batu pecah dengan macam–macam berat jenis.
a. batas cair (AASHTO T 89) 25 max
b. index plastis (AASHTO T 91) 6 max
c. kadar lempung ( AASHTO T 176) 25 max
d. kehilangan berat dari partikel
yang tertinggal pada ayakan ASTM no. 12 (AASHTO T 96) 40 max
e. kepadatan kering maksimum min. 2,0 g/cu. cm
(AASHTO T 180)
4.4.4.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan untuk subgrade
Subgrade akan dibuat, dipersiapkan dan dikerjakan seperti yang disebut diatas,
sebelum subbase ditempatkan. Tebal dari subbase ditentukan oleh gambar
rencana.
2. Pencampuran dan Pembuatan
Kecuali ditentukan lain, bila kontraktor pengerjaan pencampuran material
subbase harus menuruti salah satu cara di bawah ini, dengan bahan–bahan
pembantu bila perlu seperti disyaratkan pada gambar rencana
Cara dengan alat pencampuran stasioner
Agregat dan air dicampur didalam suatu mixer jumlah air diatur selama
pencampuran agar mencapai kadar air yang sesuai untuk keperluan pemadatan
yang memenuhi syarat. Setelah proses pencampuran, material diangkut
ketempat pekerjaan, dijaga agar kadar air tetap dalam batas–batas yang
disyaratkan dan dihampar dilapangan untuk segera dipadatkan.
Cara Dengan Alat Pencampuran Yang Berjaan.
Setelah material untuk masing–masing ditempatkan dengan mesin penyebar
(spreader) atau alat lain, kemudian dilakukan pencampuran dengan alat
pencampuran berjalan. Selama itu air bila perlu ditambah agar dicapai kadar air
optimum.
Cara dengan pencampuran setempat (mixed on Place)
188
Perpustakaan Unika
4.4.5 Base
4.4.5.1 Uraian
Base adalah bagian dari pekerasan jalan yang terletak diantara subase dan
lapisan penutup. Lebarnya akan ditentukan menurut gambar rencana atau seperti
yang ditentukan oleh direksi.
190
Perpustakaan Unika
Agergat base kelas A terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah menurut
persyaratan sebagai berikut :
ASTM Standard Sieves Prosentase berat yang lewat
2½″ 100
2″ 90 – 100
1½ ″ 35 – 70
1″ 0 – 15
½″ 0 –5
Material campuran untuk bahan kelas A ini harus terdiri dari material alam yang
diayak halus atau pasir yang mempunyai daya ikat cukup dan gumpalan–
191
Perpustakaan Unika
gumpalan lempung atau bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus menuruti
persyaratan gradasi dibawah ini
ASTM Standard Sieves Prosentase berat yang lewat
3/8 ″ 100
No. 4 85 – 100
No. 100 10 – 30
Index Plastis (AASHTO T 91) max 6
Kadar Lempung (AASHTO T 176) min 3
4.4.5.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan pendahuluan pada permukaan subbase
Bila base harus diletakkan pada lapisan subbase maka permukaan subbase
tersebut harus sudah sempurna dikerjakan, dibentuk sesuai dengan gambar
rencana dan dibersihkan dari segala bentuk kotoran atau bahan–bahan yang
dikehendaki
2. Pencampuran dan pengerjaan
Semua cara dan syarat yang disebutkan pada artikel 6.01 @ 2 dan 3 harus
diikuti, kecuali tebal maksimum dimana disyaratkan tidak lebih dari 20 cm
setelah selesai pemadatan
3. Cara Pengukuran Hasil Kerja
Selain dari pembiayaan untuk ganti rugi, kontraktor harus mengatur dan bila
perlu membiayai hal–hal yang perlu atau dikehendaki oleh pemilik tanah
sehubungan dengan pengambilan material base itu dan dalam hal apapun
penguasa bangunan tidak boleh dibebani dengan pembiayaan lain selain harga
kontrak.
Jumlah yang akan dibayarkan adalah jumlah meter kubik dari lapisan biasa
yang telah dikerjakan dengan mengikuti semua persyaratan yang ada. Volume
yang dihitung akan didasarkan pada ukuran teoritis untuk tebal dan lebarnya
lapisan dan ukuran menurut kenyataan adalah panjangnya. Volume tersebut akan
dihitung sampai tiga angka dibelakang koma (desimal)
Selama pelaksanaan, tebal lapisan harus selalu dengan teliti dikontrol
untuk mendapatkan tebal yang ditentukan, selisih tebal yang ditentukan dengan
192
Perpustakaan Unika
yang telah dipadatkan tidak boleh lebih dari satu sentimeter bila dilakukan
pengukuran tebal dengan menggunakan mal lengkung dan mal datar.
4.4.6 Lapisan Aspal Beton (AC ) Dan Lapisan Pondasi Atas (ATB)
4.4.6.1 Uraian
Pekerjaan ini akan mencangkup pengadaan lapisan pondasi yang terdiri
dari agregat dan material aspal yang dicampur di pusat pencampur serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi yang telah
disiapkan dan sesuai dengan persyaratan ini yang memenuhi bentuk sesuai dalam
gambar dalam hal ketinggian, penampang memanjang dan melintangnya atau
sesuai dengan perintah direksi
Semua campuran dirancang dengan menggunakan prosedur khusus yang
diberikan dalam spesifikasi ini, untuk menjamin bahwa perkiraaan rancangan
yang berkenaan dengan kadar bitumen efektif minimum, rongga udara, stabilitas,
flesibilitas dan ketebalan film aspal benar–benar terpenuhi. Dalam hal ini penting
diingat bahwa metoda konfesional dalam merancang aspal beton, yang dimulai
dari mendapatkan kepadatan agregat maksimum yang paling mungkin, tidak
boleh digunakan karena pendekatan cara ini pada umumnya tidak akan
menghasilkan campuran yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
193
Perpustakaan Unika
Agregat Kasar
a. Agregat kasar secara umum harus sesuai dengan persyaratan–persyaratan
gradasi dibawah dan harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah atau suatu
campuran yang sesuai dari bahan–bahan macam itu dengan kerikil ilmiah
yang bersih :
Ukuran Saringan Saringan Prosen Berat yang
Mm (ASTM) Campuran Normal Lolos
20 ″ ¾ 100 100
12,7″ ½ 20 – 100 95 – 100
9,5″ 3/8 0 – 55 50 – 100
4,75″ No. 4 0 – 10 0 – 50
0,075″ No. 200 0-1 0–5
b. Agregat kasar harus terdiri dari bahan yang bersih, kuat, awet dan bebas dari
kotoran atau unsur lain yang tidak dikehendaki dan harus mempunyai suatu
prosentase keausan tidak lebih daripada 40 % pada 500 putaran sebagaimana
ditentukan oleh AASHTO T 96
c. Jika diperlukan pada lima putaran dari sodium soundness test sesuai dengan
AASHTO T104, maka agregat kasar harus mempunyai suatu kehilangan berat
tidak lebih daripada 12 %
195
Perpustakaan Unika
Agergat Halus
a. Agregat halus, termasuk setiap bahan pengisi mineral yang dapat
ditambahkan, harus sesuai dengan persyaratan–persyaratan gradasi dibawah
dan harus terdiri dari satu atau lebih pasir alam atau batu pecah atau
kombinasi hasil saringan batu pecah (abu mesin pemecah) biasanya akan
diperlukan untuk menghasilkan suatu campuran yang ekonomis memenuhi
sifat–sifat campuran ditetapkan seperti dibawah ini :
Ukuran Saringan Jenis
(mm) (STM) Campura
n
AC dan ATB
9,5 3/8 100
4,75 No. 4 90 – 100
2,36 No. 8 80 – 100
600 micron No. 30 25 – 100
75 micron No. 200 3 –11
b. Agregat halus harus terdiri dari partikel–aprtikel yang bersih, kuat, bebas dari
gumpalan–gumpalan atau bola–bola tanah liat, atau dari bahan–bahan lainnya
yang tidak dikehendaki. Hasil saringan batu harus diproduksi dari batu yang
memenuhi persyaratan–persyaratan kualitas untuk agregat kasar yang seperti
diberikan diatas.
partikel–aprtikel yang lolos dari suatu saringan 75 mikron ( dan lebih disukai
tidak kurang dari 85 % )
c. Kapur (kapur tohor, kapur sirih) dapat digunakan sebagai pengisi dan ini
dapat digunakan sebagai suatu bahan pengisi dan ini dapat memperbaiki daya
tahan campuran, menambah pelapisan partikel–aprtikel agregat dan membantu
mencegah pengelupasan. Tetapi disebabkan berbagai variasi kualitas dari
banyak sumber kapur dan suatu kecenderungan kapur untuk membentuk
gumpalan–gumpalan, maka masalah–masalah ini dapat timbul selama
penakaran. Sebagai tambahan pengembangan kapur karena hidrasi dapat
menyebabkan keretakan dari campuran tersebut bila kadar kapurnya terlalu
tinggi. Oleh karena itu jika kapur digunakan maka proporsi maksimum yang
diperkenankan harus 1,0 % dari berat jumlah campuran aspal total
d. Campuran yang diajukan dengan menggunakan bahan pengisi harus
mempunyai suatu indeks kekuatan minimum yang tersisa 75 % bila diuji
dengan AASHTO 165 – 77 dan T 245 – 78.
Bahan Bitumen
Bahan bitumen harus sesuai dengan persyaratan–persyaratan dari AASHTO
M 226 – 78 tabel 2, yang mempuyai suatu kehilangan maksimum pada pemanasan
1,0 % dan suatu penetrasi minimum pada residu 50 % dari nilainya sebelum
pemanasan
Bahan Tambahan
Suatu unsur perekat dan anti pengelupasan harus ditambahkan pada bahan–
bahan bitumen sebagaimana diarahkan atau disetujui oleh direksi. Prosentase yang
diperlukan dari bahan tambahan harus dicampuran secara menyeluruh dengan
bahan bitumen sesuai denmgan instruksi pabrik dan selama waktu yang
diperluaskan untuk menghasilkan suatu campuran yang homogen.
197
Perpustakaan Unika
4.4.6.5 Campuran
1. Komposisi Umum Campuran
198
Perpustakaan Unika
Pada dasarnya campuran bitumen akan terdiri dari agregat mineral kasar,
agregat mineral halus dan bahan bitumen. Dalam beberapa hal, penambahan
dari suatu bahan pengisi mineral mungkin diperlukan untuk menjamin bahwa
sifat–sifat campuran bitumen memenuhi persyaratan–persyaratan dalam artikel
diatas. Pada umumnya jumlah bahan pengisian mineral yang digunakan dalam
campuran harus serendah mungkin dan praktis
2. Kadar Bitumen
Kadar bitumen campuran harus ditetapkan sedemikian rupa hingga kadar
bitumen efektif (yaitu setelah kehilangan oleh absorbsi agregat) tidak akan
kurang daripada nilai minimum yang ditetapkan. Prosentase bitumen
sebenarnya akan ditambahkan pada campuran tersebut harus ditetapkan oleh
direksi waktu ia menyusun campuran kerja dan akan tergantung pada daya
absorbsi agregat yang digunakan. Nilai yang ditetapkan demikian tersebut
harus didasarkan pada data pengujian yang diberikan kontraktor.
3. Proporsi Komponen Agregat
a. Komponen–komponen campuran agregat harus ditetapkan berkenaan dengan
fraksi – fraksi rencana yang diperlukan, yang dirumuskan sebagai berikut :
Fraksi Agregat Kasar : Prosentase jumlah campuran berdasarkan berat
terdiri dari bahan yang tertahan pada saringan
2,36 mm
Fraksi Agregat Halus : Prosentase jumlah campuran berdasarkan berat
campuran yang terdiri dari bahan yang lolos
dari saringan 2,36 mm tetapi tertahan pada
saringan 75 mikron
Fraksi Bahan pengisi : Prosentase jumlah campuran berdasarkan berat
yang terdiri dari bahan yang lolos dari saringan
75 mikron
b. Harus dicatat bahwa fraksi–fraksi rencanan ini pada umunya tidak akan
sama sebagaimana proporsi–proposi panakaran yang diperlukan dari agregat
kasar, pasir dan bahan pengisi yang ditambahkan. Dalam penentuan
campuran yang ditambahkan. Dalam penentuan campuran yang tepat dari
199
Perpustakaan Unika
4.4.6.9 Pemadatan
1. Segera setelah campuran dihampar dan dicetak permukaan harus diperiksa dan
setiap ketidakrataan harus disesuaikan. Temperatur campuran yang
dihamparkan dalam keadaan lepas harus dimonitor dan penggilasan harus
dilakukan dalam batas–batas viskositas bitumen
2. Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang
terpisah sebagai berikut :
bertekanan angin. Setiap saat mesin gilas tersebut harus cukup lambat untuk
menghindari terjadinya perpindahan (displacement) campuran panas. Jalur
penggilasan tidak boleh diubah dengan tiba–tiba begitu pula arah penggilasan
tidak diputar balik dengan tiba–tiba.
pengukuran harus diambil tegak lurus terhadap garis sumbu jalan dan harus
tidak memperhitungkan setiap bahan–bahan yang tipis atau bahan yang
tidak memuaskan lainnya sepanjang tepi–tepi pelapisan aspal pemukaan
yang dihampar. Jarak membujur nilai pengukuran adalah sebagaimana
diarahkan oleh direksi tetapi harus berjarak beraturan dan paling sedikit
suatu pengukuran untuk setiap 20 meter. Lebar yang akan digunakan dalam
menghitung luas daerah untuk pembayaran untuk suatu bagian perkerasan
yang diukur harus merupakan rata–rata hasil pengukuran lebar yang telah
diambil dan disetujui
e. Panjang pelapisan aspal permukaan yang digunakan dalam pelapisan ulang
perkerasan jalan harus diukur sepanjang garis sumbu jalan, dengan
menggunakan prosedur–prosedur teknik pengukuran standar.
f. Kadar bitumen rata–rata dari campuran kerja sebagaimana diperoleh dari
pengujian–pengujian ekstraksi laboratoris yang ditetapkan dalam artikel
diatas, harus sama dengan atau lebih besar daripada kadar bitumen yang
ditetapkan dalam rumus campuran kerja dari direksi untuk semua pelapisan
aspal permukaan dengan kadar bitumen rata–rata yang diukur dengan kadar
bitumen rata–rata yang diukur kurang daripada nilai yang ditetapkan maka
pembayaran untuk pelapisan aspal permukaan akan diadakan menggunakan
suatu harga satuan .
2. Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas, dibayar menurut
harga penawaran per satuan pengukuran untuk jenis–jenis pembayaran yang
diberikan di bawah ini dan tercantum dalam daftar penawaran , harga–harga
dan pembayaran mana merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan,
pembuatan, pencampuran dan penempatan semua bahan–bahan, termasuk
semua tenaga kerja, peralatan, pengujian–pengujian, alat–alat dan ongkos –
ongkos tambahan yang diperlukan dan biasa untuk penyelesaian dengan
layak pekerjaan yang ditetapkan dalam pasal ini
207
Perpustakaan Unika
3. sample dimasukkan ke dalam kerucut dalam tiga tahap, tiap tahap setinggi
10 cm dan tiap tahap ditusuk–tusuk dengan besi tulangan sebanyak 10 kali,
4. setelah lapisan paling atas selesai dan diratakan, slump didiamkan selama
30 detik, kemudian kerucut diangkat dengan hati–hati, sehingga sample di
dalam kerucut akan mengalami penurunan pada puncaknya,
5. penurunan puncak sample segera diukur. Penurunan ini disebut niali slump
yang merupakan ukuran kekentalan adukan beton tersebut. Makin besar
nilai slump, berarti makin encer. Demikan juga sebaliknya, makin kecil
nilai slump maka adukan beton semakin kental.
Untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton karakteristik (σbk), maka suatu mutu
beton tertentu dibuat minimal 15 benda uji. Untuk selanjutnya benda uji tersebut
diperiksa dengan compression mechine test. Hasil pemeriksaan dengan sejumlah
besar benda uji tersebut, nilainya akan menyebar sekitar satu nilai rata–rata nilai
tertentu. Penyebaran dari hasil–hasil pemeriksaan ini akan besar atau kecilnya
tergantung pada tingkat kesempurnaan dari pelaksanaannya. Ukuran besar
kecilnya penyebaran dari nilai–nilai hasil pemeriksaan adalah deviasi standar
(σsd). Makin baik mutu pelaksanaannya makin kecil deviasi standarnya.
Suatu mutu beton dinyatakan memenuhi syarat apabila dari hasil pemeriksaan
kuat tekan beton karakteristik melebihi mutu beton yang ditentukan. Misalnya
mutu beton K–225 dikatakan memenuhi syarat apabila pemeriksaan kuat tekan
kg
beton karakteristik menunjukkan hasil lebih dari 225 /cm2.
Tindakan–tindakan yang diambil apabila hasil pemeriksaan benda uji
menunjukkan mutu beton yang tidak memenuhi syarat adalah :
1. apabila dari hasil pemeriksaan benda–benda uji ternyata kekuatan tekan beton
karakteristik yang disyaratkan tidak tercapai, maka apabila pengecoran beton
belum selesai, pengecoran harus segera dihentikan dan dalam waktu singkat
harus diadakan percobaan non–destruktif pada bagian konstruksi yang
kekuatan betonnya meragukan itu, untuk pemeriksaan kekuatan beton yang
benar–benar terjadi. Untuk itu, dapat dilakukan pengujian mutu dengan palu
beton atau dapat diperiksa benda–benda uji yang diambil (dibor). Apabila dari
percobaan–percobaan ini diperoleh suatu nilai kekuatan tekan beton
karakteristik yang minimal adalah ekivalen 80 % dari nilai kekuatan tekan
beton karakteristik yang disyaratkan untuk bagian konstruksi itu, maka bagian
konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi syarat,
2. apabila dari percobaan suatu nilai kekuatan beton karakteristik yang minimal
80 % dari nilai kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan maka bagian
konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan pengecoran beton
yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali,
3. apabila dari hasil percobaan–percobaan non–destruktif diperoleh suatu nilai
kekuatan tekan beton karakteristik yang tidak memenuhi syarat pada ayat 1
210
Perpustakaan Unika
c. menggunakan penutup yang kedap air seperti kertas waterproof atau plastik,
dengan keuntungan adalah bahan penutup ini adalah ringan dan mudah
penggunaannya, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelembaban beton,
d. berusaha menahan penguapan, dengan cara menutup permukaan beton dengan
karung goni basah.
Prosedur percobaan:
1. menentukan berat isi pasir,
2. menentukan berat isi pasir dalam corong,
3. menentukan berat isi tanah di lapangan dengan cara:
a. permukaan tanah yang akan diperiksa diratakan,
b. pelat corong diletakkan pada tanah yang telah rata dan diperkuat dengan
paku di keempat sisinya,
c. menggali libang sedalam 10 (sepuluh) cm,
d. tanah galian dimasukkan dalam plastik dan ditutup agar kadar airnya tidak
berubah kemudian ditimbang,
e. alat dengan pasir didalamnya ditimbang,
f. alat diletakkan pada plat corong yang telah digali menghadap ke bawah.
Kran corong dibuka perlahan-lahan sehingga pasir masuk ke dalam lubang.
Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup dan ditimbang berat botol
berisi pasir + corong + sisa pasir,
g. tanah galian diambil sedikit untuk mengetahui kadar tanah asli.
213
Perpustakaan Unika
Prosedur pengujian:
A. Pembuatan sample,
1. memanaskan agregat,
214
Perpustakaan Unika
2. memanaskan aspal,
3. agregat dan aspal dicampur hinga campuran menjadi rata,,
4. perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dibersihkan.
Kemudian kertas saring atau kertas pengisap yang sudah dipotong sesuai
dengan ukuran cetakan diletakkan diatas sample. Sample dimasukkan ke
dalam cetakkan (mold) dan ditusuk-tusuk dengan keras menggunakan
spatula yang dipanaskan atau diaduk dengan sendok semen 15 kali keliling
sisi tepinya dan 10 kali pada bagian tengahnya,
5. bagian leher dilepaskan dan bagian permukaan campuran diratakan dengan
sendok semen menjadi bentuk yang sedikit cembung,
6. cetakan diletakkan di atas landasan pemadatan, dalam pemegang cetakan,
7. pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat penumbuk (compaction
hammer) sebanyak 75 kali (jalan kelas I) dengan tinggi jatuh 45,7 cm,
selama pemadatan sumbu palu pemadat di tahan agar selalu tegak lurus
pada alas cetakan,
8. keping alas dan leher dilepas kemudian alat cetak berisi benda uji
dibalikkan dan perlengkapannya dipasang kembali,
9. tumbukan kemudian dilakukan terhadap permukaan benda uji yang sudah
dibalik ini dengan jumlah tumbukan yang sama,
10. sesuadah pemadatan, keping alas dilepaskan dan alat pengeluar benda uji
(extruder) dipasang pada permukaan ujung ini,
11. benda uji dikeluarkan dengan hati-hati dan diletakkan di atas permukaan
rata yang halus kemudian dibiarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu
ruang.
B. Pengambilan Sample
1. permukaan jalan dibersihkan dari kotoran lepas,
2. sample diambil dari permukaan jalan yang rata,
3. alat pengebor diletakkan tegak lurus terhadap permukaan jalan, setelah itu
ditekan dan mulai diputar untuk mendapatkan sample campuran asapal
yang telah dihampar dan dipadatkan pada jalan tersebut,
215
Perpustakaan Unika
pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Dengan adanya pengendalian waktu, maka pelaksanaan pembangunan
proyek secara menyeluruh dapat terkoordanasi dan terkendali selain pengendalian
waktu, dalam pelaksanaan juga perlu diperhatikan keseimbangan antara biaya
yang dikeluarkan dengan kualitas pekerjaan yang dihasilkan karena akan
mempengaruhi kelancaran pembiayaan proyek.
Penggunaan anggaran proyek secara efisien merupakan salah satu cara
untuk menghemat pembiayaan proyek. Usaha pengendalian biaya dilakukan
dengan mencatat semua pengeluaran proyek.
Perpustakaan Unika
BAB V
ANALISA HARGA DAN LAIN – LAIN
I
4m
0,5 m II
1,5 m
0,5 m
III
3,5 m
4,0 m
0,5 m
3,5 m
217
218
Perpustakaan Unika
5,5 m
3,25 m
45º
4,0 m
10 m
Volume galian = {( 0,5 × (10+16,5)) × 3,25 × 9.6 × 2}
= 826.8 m3
A. Pekerjaan Persiapan
Tenaga 4250
0.1 OH Pekerja 25000 2500
0.05 OH Mandor 35000 1750
Bahan 76758.50
1.25 Btg Kayu Dolken diameter 8 - 10 / 400 cm 14000 17500
2.5 Kg Portland Semen 725 1812.50
1.2 Lbr Seng Gelombang 3" - 5" 42000 50400
0.005 M3 Pasir Beton 130000 650
0.009 M3 Koral Beton 140000 1260
0.072 M3 Kayu 5/7 x 4 m Kayu Kruing 63000 4536
0.06 Kg Paku Biasa 2" - 5" 10000 600
0.45 Kg Meni Besi 18000 8100
Tenaga 18500
0.2 OH Tukang Kayu 35000 7000
0.4 OH Pekerja 25000 10000
0.02 OH Kepala Tukang 40000 800
0.02 OH Mandor 35000 700
Bahan 275712.50
1.7 Btg Kayu Dolken diameter 8 - 10 / 400 cm 14000 23800
0.21 M3 Kayu 800000 168000
0.3 Kg Paku Biasa 2" - 5" 10000 3000
10.5 Kg Portland Semen 725 7612.5
0.03 M3 Pasir Beton 110000 3300
0.05 M3 Koral Beton 140000 7000
1.5 Lbr Seng Gelombang BJLS 32 42000 63000
Tenaga 104750
2 OH Tukang Kayu 35000 70000
1 OH Pekerja 25000 25000
0.2 OH Kepala Tukang 40000 8000
0.05 OH Mandor 35000 1750
Bahan 295150
1.25 Btg Kayu Dolken diameter 8 - 10 / 400cm 14000 17500
0.18 M3 Kayu 800000 144000
0.85 Kg Paku Biasa 2" - 5" 10000 8500
1.1 Kg Besi Strip 9500 10450
35 Kg Portland Semen 725 25375
0.15 M3 Pasir Pasang 110000 16500
0.1 M3 Pasir Beton 130000 13000
0.15 M3 Koral Beton 140000 21000
30 Buah Batu bata Merah 215 6450
0.25 Lbr Seng Plat 11500 2875
2 Buah Jendela Naco 8000 16000
0.08 M2 Kaca Polos 45000 3600
0.15 Buah Kunci Tanam 35000 5250
0.3 Buah Engsel 2500 750
0.06 Lbr Plywood 4 mm 85000 3900
Tenaga 168750
2 OH Tukang Kayu 35000 70000
1 OH Tukang Batu 35000 35000
2 OH Pekerja 25000 50000
0.3 OH Kepala Tukang 40000 12000
0.05 OH Mandor 35000 1750
B. Pekerjaan Tanah
Tenaga 17795
0.625 OH Pekerja 25000 15625
0.062 OH Mandor 35000 2170
Tenaga 23480
0.823 OH Pekerja 25000 20575
0.083 OH Mandor 35000 2905
Tenaga 35625
1.25 OH Pekerja 25000 31250
0.125 OH Mandor 35000 4375
Tenaga 5465
0.192 OH Pekerja 25000 4800
222
Perpustakaan Unika
C. Pekerjaan Beton
Bahan 265000
1 M3 Beton Ready Mix 265000
Tenaga 66487
0.1 OH Mandor 35000 3500
0.0333 OH K. Tukang Batu 40000 1332
0.333 OH Tukang Batu 35000 11655
2,000 OH Pekerja 25000 50000
Bahan 16790
10 Kg Portland Semen 725 7250
0.026 M3 Pasir Beton 130000 3380
0.044 M3 Koral Beton 140000 6160
Tenaga 29740
1.15 OH Pekerja 25000 28750
0.02 OH Tukang Batu 35000 700
0.002 OH Kepala Tukang 40000 80
0.006 OH Mandor 35000 210
Bahan 175900
0.04 M3 Kayu Terentang 600000 24000
0.4 Kg Paku Biasa 2" - 5" 10000 4000
0.2 Ltr Minyak Belisting 18000 3600
0.015 M3 Balok Kayu Borneo 800000 12000
0.35 Lbr Plywood tebal 9 mm 138000 48300
6 Btg Dolken Kayu Galam diameter 8 - 10 cm/ 4 m 14000 84000
Tenaga 20580
0.3 OH Pekerja 25000 7500
0.33 OH Tukang Kayu 35000 11500
0.033 OH Kepala Tukang 40000 1320
0.006 OH Mandor 35000 210
Bahan 200000
0.4 Kayu Cetakan 400000 160000
4 Kg Paku 10000 40000
223
Perpustakaan Unika
Tenaga 248500
0.1 OH Mandor 35000 3500
0.5 OH K. Tukang Batu 40000 20000
5 OH Tukang Batu 35000 175000
2 OH Pekerja 25000 50000
Bahan 456800
400 Kg Portland Semen 725 290000
0.4 M3 Pasir Beton 130000 52000
0.82 M3 Koral Beton 140000 114800
Tenaga 199500
6 OH Pekerja 25000 150000
1 OH Tukang Batu 35000 35000
0.1 OH Kepala Tukang 40000 4000
0.3 OH Mandor 35000 10500
Bahan 175400
0.04 M3 Kayu Terentang 500000 24000
0.4 Kg Paku Biasa 2"- 5" 10000 4000
0.2 Ltr Minyak Bekisting 18000 3600
0.015 M3 Balok Kayu 4500000 67500
0.35 Lbr Plywood tebal 9 mm 138000 48300
2 Btg Dolkan Kayu Galam diameter 8 - 10 cm/ 4 m 14000 28000
Tenaga 20580
0.3 OH Pekerja 25000 7500
0.33 OH Tukang Kayu 35000 11550
0.033 OH K. Tukang Kayu 40000 1320
0.006 OH Mandor 35000 210
1 M2 Bongkar Bekisting
1/3 harga pasang bekisting
Bahan 7477.5
1.05 Kg Besi Beton Ulir 7000 7350
0.015 Kg Kawat Beton 8500 127.5
Tenaga 458
0.007 OH Pekerja 25000 175
0.007 OH Tukang Besi 35000 245
0.0007 OH Kepala Tukang 40000 28
0.0003 OH Mandor 35000 10.5
224
Perpustakaan Unika
D. Pekerjaan Pondasi
E. Pekerjaan Bondek
F. Pekerjaan
Baja
1 Btg L 90 x 90 x 9 ( 6 M) 425000
5% Baut
F. Pekerjaan Jalan
Bahan 12687500
25 Hr Bahan bakar, pemeliharaan 27500 687500
30 Hr Sewa mesin gilas 400000 12000000
Tenaga 6275000
25 OH Masinis 35000 875000
25 OH Pembantu Masinis 30000 750000
30 OH Penjaga Api 30000 900000
150 OH Pekerja 25000 3750000
Bahan 1260000
8 M3 Batu Pecah 140000 1120000
2 M3 Pasir Urug 70000 140000
Tenaga 706923.75
0.375 OH Mandor 35000 13125
7.5 OH Pekerja 25000 187500
0.0267 OH Biaya Penggilas 18962500 506298.75
Bahan 7700
0.02 M3 Batu Pecah 140000 2800
0.07 M3 Pasir Urug 70000 4900
Tenaga 11936.25
0.019 OH Mandor 35000 665
0.375 OH Pekerja 25000 9375
0.0001 Biaya Penggilas 18962500 1896.25
Bahan 451896.25
1 M2 Laston (ATB) 450000 450000
0.0001 Biaya Penggilas 18962500 1896.25
Bahan 851896.25
1 M2 Laston (AC) 850000 850000
0.0001 Biaya Penggilas 18962500 1896.25
226
Perpustakaan Unika
78 x 46615 Rp 3,635,970.00
9 Pengecoran Pile cap 144 M3
Jumlah harga :
144 x 401250 Rp 57,780,000.00
10 Bongkar bekesting 78 M2
Jumlah harga :
1/3 x 3635970 Rp 1,211,990.00
11 Penulangan abutment 8537.214 Kg
Jumlah harga :
8537.214 x 7936 Rp 67,751,330.30
12 Bekesting abutment 488.088 M2
Jumlah harga :
488.088 x 195980 Rp 95,655,486.24
13 Pengecoran abutment 417.23 M3
Jumlah harga :
417.23 x 656300 Rp 273,828,049.00
14 Bongkar bekesting 488.088 M2
Jumlah harga :
1/3 x 95655486 Rp 31,885,162.08
15 Penulangan Wing wall 8.9505 Kg
Jumlah harga :
8.9505 x 656300 Rp 5,874,213.15
16 Bekesting wing wall 75.816 M2
Jumlah harga :
75.816 x 172480 Rp 13,076,743.68
17 Pengecoran wing wall 9.828 M3
Jumlah harga :
9.828 x 656300 Rp 6,450,116.40
18 Bongkar bekesting wing wall 75.816 M2
Jumlah harga :
1/3 x 1307674.68 Rp 435,891.56
19 Urugan tanah abutment 1131.856 M3
Jumlah harga :
1131.856 x 5465 Rp 6,185,593.04
20 Pemadatan tanah 1131.856 M3
Jumlah harga :
1131.856 x 14250 Rp 16,128,948.00
21 Penulangan plat injak 5416.32 Kg
Jumlah harga :
5416.32 x 7936 Rp 42,983,915.52
22 Bekesting plat injak 9.68 M2
Jumlah harga :
9.68 x 196480 Rp 1,901,926.40
23 Pengecoran plat injak 9.6 M3
Jumlah harga :
9.6 x 656300 Rp 6,300,480.00
24 Bongkar bekesting 9.68 M2
Jumlah harga :
1/3 x 1901926.4 Rp 633,975.46
Jumlah B Rp 1,336,971,094.83
228
Perpustakaan Unika
E PEKERJAAN PELENGKAP
1 Pekerjaan marka jalan Ls Ls Rp 10,000,000.00
Jumlah E Rp 10,000,000.00
230
Perpustakaan Unika
E PEKERJAAN PELENGKAP
1 Pekerjaan Marka Jalan Ls Ls Rp 10,000,000.00 Rp 10,000,000.
231
Perpustakaan Unika
Jumlah E Rp 10,000,000.
Perpustakaan Unika
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Akhirnya kami berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak.
232
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA