Anda di halaman 1dari 5

Proses Peleburan Baja dalam Electric Arc Furnace (EAF)

M. Kidam Hady1,a
1
Jurusan Teknik Metalurgi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia
a
kidamhady16@gmail.com

Kata Kunci : Baja, Peleburan, Elektroda

Abstrak

Electric Arc Furnace adalah peralatan / alat yang digunakan untuk proses pembuatan logam /
peleburan logam, dimana besi bekas dipanaskan dan dicairkan dengan busur listrik yang berasal
dari elektroda ke besi bekas di dalam tanur. Tujuan dari pembuatan paper ini adalah agar pembaca
dapat memahami mengenai Proses peleburan baja dan apa saja yang terdapat dalam Electric Arc
Furnace . Electric Arc Furnace banyak digunakan pada perusahaan yang memproduksi besi dan
baja. Tahap dalam peleburan baja di Electric Arc Furnace yaitu memasukan bahan baku seperti besi
spons, besi scrap dan kapur untuk mengkontrol kandungan fosfor dan sulfur, lalu busur listrik yang
dihasilkan dari elektroda melebur dan hasilnya berupa baja cair yang kemudian dapat diproses lagi
ketahap berikutnya sesuai kebutuhan baja yang akan dibuat.

Pendahuluan

Dalam dunia industri metalurgi Electric Arc Furnace merupakan peralatan / alat yang digunakan
untuk proses pembuatan logam / peleburan logam, dimana besi bekas dipanaskan dan dicairkan
dengan busur listrik yang berasal dari elektroda ke besi bekas di dalam tanur, dimana EAF
menghasilkan baja cair dari bahan baku berupa besi spons, besi scrap dan kapur untuk mengkontrol
kandungan fosfor dan sulfur. Ada dua macam arus listrik yang bisa digunakan dalam proses
peleburan dengan EAF, yaitu arus searah (direct current dan arus bolak – balik ( alternating
current). Dan yang biasa digunakan dalam proses peleburan adalah arus bolak-balik dengan 3 fase
menggunakan electroda graphite. Electric Arc Furnace biasanya banyak digunakan di industri
pembuatan besi dan baja atau juga disebut industri metalurgi, PT. Krakatau Steel adalah salah satu
perusahaan di Indonesia yang menggunakan Electric Arc Furnace dalam proses pembuatan produk
bajanya.

Pembahasan

Electric Arc Furnace (EAF) merupakan suatu alat untuk melebur baja, dengan menggunakan
elektroda bentuk EAF seperti cangkir raksasa yang dilengkapi 3 buah elektroda. Cara kerja EAF,
sama seperti pada las listrik, di mana elektroda tersebut diberikan arus listrik yang akan
mengeluarkan percikan bunga api. Temperatur yang dibutuhkan untuk melebur baja sekitar 1.600 -
1.650 oC dan membutuhkan energi listrik sebesar 85.000 - 100.000 kWh. Daya yang diperlukan
oleh furnace untuk melakukan satu kali heat (pemanasan) adalah sekitar 670 kWh/ton dengan
power factor sebesar 0,7. Sebelum melakukan pemanasan/peleburan, mula-mula furnace diberi
kapur bakar, kemudian scrap, dan terkahir besi spon (DRI), jumlah scrap dalam satu kali heat
sekitar 15 – 20 % dan DRI 80 – 85 %. Pemanasan ini berlangsung ± 90 menit.
Struktur dari Tanur busur listrik adalah Tungku oval (bagian bawah), dinding tanur yang
berbentuk selinder, dan tutup tanur yang bisa bergerak menutup dan membuka untuk proses
pengisian. Pada tutup tanur terdapat 3 buah lubang yang merupakan dudukan elektroda grafit, yang
terdiri dari mekanisme penjepit elektroda. Sedangkan elektroda tidak bertopang pada tutup tanur
melainkan bertopang pada rangka tersendiri dan rangka tersebut memiliki mekanisme pengangkat
dan untuk menurunkan elektroda pada posisi – posisi yang dapat diatur pada waktu pengoperasian.
Untuk mengurangi rugi kalor (heat loses) pada tutup tanur, maka tutup tanur dilapis dengan isolator
panas.
Pada dinding pelindung tanur terdapat batu tahan api sebagai isolator panas bagian dalam yang
dihasilkan tanur tersbut. Pada dinding tanur ini tidak diperlukan lagi lining karena pada bagian ini
tidak lagi bersentuhan dengan cairan. Sedangkan kotruksi luar dari dinding di tutupi oleh pelat baja
dengan ketebalan tertentu. Pada dinding bagian luar ini juga terdapat sistem pendingin yang
menggunakan fluida air sebagai media pendinginan.
Pada bagian tungku oval (spherical hearth) terdapat 3 lapisan yaitu lapisan lining kemudian
lapisan batu tahan api dan sebagai kontruksi bagian luar digunakan pelat baja dengan ketebalan
tertentu. Pada bagian ini juga terdapat tapping spout atau yang lebih dikenal dengan istilah saluran
penuangan, yang digunakan untuk proses penungan cairan yang akan di cetak atau diatur
komposisinya di ladle furnance. Pada bagian yang berhadapan dengan tapping spout adalah slaging
door atau yang lebih dikenal dengan pintu slag, yang digunakan untuk mengeluarkan slag. Untuk
mengatur posisi penuangan dan pengeluaran slag, terdapat mekanisme pada dasar bagian luar tanur
yang berbentuk roda gigi berpasangan yang digerakkan oleh screw bar.

Bagian-bagian utama pada EAF yaitu :


 Badan Furnace
 Furnace Shell, bagian terluar dari furnace yang dibuat dengan cara pengelasan (Welding)
atau dengan pembentukan pelat baja sehingga memiliki bentuk seperti silinder.
 Slag Door, tempat keluarnya slag ( kotoran besi yang terapung dipermukaan baja cair) yang
kemudian di tampung di slag pot.
 Tap Hole, tempat keluarnya baja cair hasil dari peleburan yang melalui saluran penuangan
(tapping spout)
 Roof, Roof  atau penutup bagian atas furnace ini berbentuk sepeerti kubah, bertujuan
sebagai pengisolasi panas agar panas tersebut tidak keluar, dan juga supaya debu yang
dihasilkan dari proses peleburan ini tidak keluar, karena debu mudah terisap oleh lubang
dedusting, sehingga debu tidak bertebaran di udara.
 Elektroda Karbon dan Penyangga Elektroda, Elektroda karbon terdiri dari grafit dan
mengalirkan arus listrik dengan cepat. Elektroda ini dapat disambung antara elektroda yang
satu dengan yang lainnya menggunakan bagian ujung dari elektroda tersebut. Penyangga
elektroda terdiri dari tiang penyangga dan lengan penyangga
 Gear (Gigi Penggerak), Fungsi gigi penggerak adalah untuk menggerakkan atau
memiringkan badan furnace. Di pabrik slab baja ini menggunakan sistem hidrolik sehingga
badan furnace dapat digerakkan dengan halus.
 Batu Tahan Api, Di pabrik slab baja ini, furnace menggunakan batu tahan api basa, yang
sebagian besar mengandung MgO sebesar ± 80 %, sisanya adalah aluminium dan unsur-
unsur lainnya.
 Sistem Hidrolik, Sistem ini yang sangat dominan digunakan untuk menggerakkan peralatan
mekanik seperti : Roof (tutup dapur), mengatur posisi tungku (furnace) dan menggerakkan
peralatan-peralatan dengan piston silinder.
 Sistem Elektrik, Transformer merupakan sistem elektrik yang memegang peranan penting
dalam proses peleburan baja. Transformer yang digunakan untuk mensuplai daya ke dapur
listrik (EAF).
 Sistem Pendinginan, Sistem menggunakan sirkulasi air yang didinginkan, sehingga
temperaturnya tidak boleh melebihi 50oC.dengan menggunakan air pendingin maka dapur
busur listrik akan aman dari temperatur yang berlebihan. Pendinginan diFurnace khususnya
untuk mendinginkan Roof dan Furnace Shell.
 Continuous Feeding, Alat ini unuk mengisi bahan baku seperti besi spons dan batu kapur.
Continous feeding dilakukan setelah dapur dengan bahan baku 40% dari total bahan yang
harus dilebur. Sehingga dengan demikian continous feedingdilakukan pada saat
kondisi furnace bekerja pada potensi maksimum.
Gambar 1. Electric Arc Furnace

Peralatan pendukung yang terlibat secara langsung dalam proses peleburan baja, terdiri dari:
1. Ladle, tempat penampungan baja cair dari hasil peleburan di furnace, juga sebagai tempat
pengadukkan (Rinsing) dan pencampuran dengan bahan lain (Alloying).
2. Slag Pot, tempat penampungan slag yang keluar dari furnace.
3. Fibrating Feeder, untuk mengatur pengeluaran besi spons dan limestone dari bunker ke
furnace.
4. Weighting Feeder,  untuk mengatur jumlah besi spons dan limestone yang keluar dari bunker
5. Bunker Spons, tempat penampungan besi spons di mana besi spons tersebut kemudian
dipindahkan olehconveyor menuju furnace.
6. Bunker Limestone, tempat penampungan limestone  di mana limestone tersebut kemudian
dipindahkan oleh conveyor menuju furnace.
7. Mesin Injeksi Karbon,  berfungsi untuk menyemprotkan karbon ke dalam furnace, dan juga
untuk membuangan slag.
8. Mesin Injeksi Oksigen, berfungsi untuk menyemprotkan oksigen ke dalam furnace, agar di
dalam furnace tersebut terjadi pembakaran/peleburan.
9. Gunning Machine, untuk menyemprotkan material preparasi ke dinding refractory
pada furnace.
10. Sistem Dedusting, merupakan sistem penghisap debu yang terjadi saat peleburan
berlangsung.

Proses Electric Arc Furnace  :


1. Kapur bakar dimasukkan ke dalam Furnace.
2. Kemudian dimasukkan Scrap sebanyak 15-20% dari total bahan yang akan dilebur
3. Dan masukkan Direct Reduction Iron (DRI) sebanyak 80-85% dari total bahan yang akan
dilebur
4. Roof ditutup
5. Elektroda diturunkan hingga mendekati bahan yang akan dilebur (Scrap dan DRI)
6. Listrik dialirkan pada  tap yang paling rendah
7. Muncul bunga api listrik dan panas
8. Tap dinaikkan setahap demi setahap
9. Seluruh baja akan mencair bersamaan waktunya dengan saat tap yang paling tinggi
10. Baja cair hasil peleburan tersebut siap untuk dibentuk.
Gambar 2. Proses peleburan baja di Electric Arc Furnace
Dapur listrik mempunyai keterbatasan antara lain sebagai berikut :
1.Tidak mampu memproduksi baja dengan kandungan unsure residual rendah dari scrap
yang mempunyai unsure residual yang tinggi.
2. Satu dapur listrik tidak dapat melayani secara kontinyu dan berurutan satu mesin cetak
kontinyu ( minimum diperlukan 2 dapur listrik )
3. Dapur listrik tidak ekonomis digunakan untuk produksi melebihi 1.500.000 ton baja/tahun,
pada satu daerah.

KESIMPULAN

Electric Arc Furnace merupakan peralatan / alat yang digunakan untuk proses pembuatan
logam / peleburan logam, dimana besi bekas dipanaskan dan dicairkan dengan busur listrik yang
berasal dari elektroda ke besi bekas di dalam tanur, dimana EAF menghasilkan baja cair dari bahan
baku berupa besi spons, besi scrap dan kapur untuk mengkontrol kandungan fosfor dan sulfur
Tipe dapur listrik atau Electric Arc Furnace yang pada umumnya digunakan pada industry
metalurgi yaitu AC direct-arc electric furnace (dapur busur listrik – arus bolak balik),DC direct-arc
electric furnace (dapur busur listrik – arus searah ) dan Induction electric furnace (dapur induksi).
Proses peleburan baja di Electric Arc Furnace yaitu memasukan bahan baku seperti besi spons,
besi scrap dan kapur untuk mengkontrol kandungan fosfor dan sulfur, lalu busur listrik yang
dihasilkan dari elektroda melebur dan hasilnya berupa baja yang kemudian diproses lagi ketahap
berikutnya sesuai kebutuhan baja yang akan dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Benoit., L, Gino and A, Mark., “Modeling and Control of an Electric Arc Furnace (EAF)”
,Procceding of American Control Converence, Denver Colorado, June 4-6 2003.
[2] Dugan RC, Mark F. “Electrical Power System”, McGranagan, New York, 1996.
[3] Penangsang, O. “Analisa Sistem Tenaga Listrik pada Electric Arc Furnace”, Jurusan Teknik
Elektro FTI ITS, Surabaya.
[4] http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wpcontent/uploads/2012/05/21060110120063_MKP.
(Diakses pada 2 Juni 2015 pukul 14.21 WIB)
[5] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21546/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada 2 Juni 2015 pukul 15.36 WIB)

Anda mungkin juga menyukai