Anda di halaman 1dari 32

Penganggaran Perusahaan

“Penyusunan Anggaran Biaya Konversi”

Disusun oleh:

Kelompok 5

Kholid (2011410038)

Dwi Retno Istiani (2011410141)

Dyah Putri Ramadhani (2011410284)

Elysa (2011410959)

Program Studi D3 Akuntansi

STIE Perbanas
KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan hikmat yang

diberikan, penulis dapat menyelesaikan Makalah Penganggaran yang berjudul ” Penyusunan

Anggaran Biaya Konversi” Selain itu tujuan penyusunan Makalah Penganggaran ini

dimaksudkan agar kita dapat mengetahui pengertian serta metode-metode yang digunakan.

Penulis menyadari bahwa Makalah Penganggaran yang kami buat ini jauh dari nilai

sempurna, dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis

miliki, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

Makalan Penganggaran ini. Walaupun demikian, penulis berharap Makalah Penganggaran ini

dapat memberikan manfaat sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua

pihak yang membaca, khususnya bagi penulis dan rekan rekan dengan objek penelitian yang

sama.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah memberikan

kesempatan, dukungan dan bantuan yang dilakukan dalam penulisan Makalah Penganggran

ini. Penulis menyadari masih banyak yang dapat dikembangkan pada Makalah Penganggran

ini. Oleh karena itu penulis menerima setiap masukan dan kritik yang diberikan. Semoga

Makalah Penganggran ini dapat memberikan manfaat.

Surabaya, Oktober 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar.......................................................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………..4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………..4

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………..5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tenaga Kerja Lngsung..……………………………………………………………………6

2.2 Pengertian Biaya Overhead Pabrik………………………………………………………………….21

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………..30

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….………………………………..30

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung merupakan Suatu rencana yang

menggambarkan berapa besarnya biaya tenaga kerja langsung yang harus dibayarkan pada

setiap departemen produksi maupun secara keseluruhan selama satu periode dalam

pelaksanaan proses produksi guna menghasilkan produk sesuai dengan rencana

produksinya.

Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan,

mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan

dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung

dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan

menurut priode antara, hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak

perusahaan mengembangkan label-label tenaga kerja sebagai cara untuk membantu dalam

merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga kerja.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang

merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja

meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode

produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya

4
1.2.  Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik?

2. Bagaimana Prosedur penyusunan anggaran tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead

Pabrik?

3. Apakah Karakteristik dan manfaat yang dimiliki tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead

Pabrik?

4. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja

langsung dan Biaya Overhead Pabrik?

5. Bagaimana menentukan dasar standar anggaran jam tenaga kerja langsung dan anggaran

biaya tenaga kerja langsung serta anggaran pada Biaya Overhead Pabrik?

1.3.  Tujuan

1. Untuk memahami pengertian Tenaga Kerja langsung dan Biaya Overhead Pabrik (BOP)

2. Untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran tenaga kerja langsung dan BOP

3. Untuk memahami karakteristik dan manfaat yang dimiliki tenaga kerja langsung dan Biaya

Overhead Pabrik

4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam penyusunan

anggaran tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead Pabrik

5. Untuk menentukan dasar standar anggaran jam kerja langsung dan anggaran biaya tenaga

kerja langsung serta anggaran pada Biaya Overhead Pabrik

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tenaga Kerja Langsung

Tenaga Kerja langsung adalah tenaga manusia yang secara langsung berperan dalam proses

produksi, dengan ciri-ciri :

1. Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan kegiatan produksi

2. Biaya yang di keluarkan merupakan biaya variable

3. Kegitan tenaga kerja langsung dihubungkan dengan produksi untuk penentuan harga

pokok.

Tenaga kerja langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara

langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biayaproduksi atau pada barang yang

dihasilkan.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk.

Untuk perusahaan yang memproduksi kursi rotan,yang disebut tenaga kerja langsung antara

lain tukang potong rotan, tukang ketam (pelicin) kursi rotan, dan tukang warna kursi rotan.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang merencanakan secara

lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung

selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jumlah waktu

yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unit yang akan

diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dan waktu

(kapan) para tenaga kerja langsung tersebut menjalankan kegiatan proses produksi, yang

6
masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta

tempat (departemen) di mana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja.

Faktor-faktor penyusunan anggaran tenaga kerja langsung

Suatu rencana yang menggambarkan berapa besarnya biaya tenaga kerja langsung yang

harus dibayarkan pada setiap departemen produksi maupun secara keseluruhan selama satu

periode dalam pelaksanaan proses produksi guna menghasilkan produk sesuai dengan

rencana produksinya.

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung:

1. Rencana produksi

2. Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi

3. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk

4. System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan insentif

interval)

Sistem Upah Menurut Waktu Per Jam

Upah yang besarnya ditentukan berdasarkan jam standar tenaga kerja langsung dikalikan

dengan tarif upah standar tenaga kerja langsung. Jika seorang pekerja diupah berdasarkan

jam kerja, maka besarnya upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah sebesar

jumlah jam kerja termasuk jam lembur dikalikan dengan tariff upah per jam kerja.

Upah kotor = Jumlah jam kerja x tariff / jam

JTKL adalah taksiran sejumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk

memproduksi satu unit produk tertentu.

Cara menentukan JKTL:

7
1. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan, pekerjaan

berdasarkan data tahun lalu.

2. Mencoba jalan operasi di bawah keadaan normal yang diharapkan.

3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.

4. Mengadakan taksiran yang wajar.

5. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tidak

dapat dihindari dan factor kelelahan.

System Upah Menurut Hasil Per Unit

Apabila perusahaan menggunakan tariff berdasarkan unit produksi yang dihasilkan, maka

upah kotor yang akan diterima oleh pekerja adalah sebesar unit produksi yang dihasilakan

oleh masing-masing pekerja dikalikan dengan tarif upah perunit.

Upah kotor = unit dihasilkan x tarif per unit

System Upah Dengan Insentif Interval

Upah yang besarnya didasarkan pada unit yang diselesaikan dalam waktu yang telah

ditetapkan berdasarkan intervalnya.

Kasus

Dalam proses produksi digunakan beberapa bagian/departemen produksi yaitu departemen

I, II, dan III. Waktu yang digunakan dan upah tenaga kerja adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan 30 kue bolu, di departemen I dibutuhkan waktu 3 jam,

departemen II 6 jam, dan departemen III 5 jam.

2. Untuk menghasilkan 12 kue lapis, di departemen I dibutuhkan waktu 2 jam,

departemen II 4 jam dan departemen III 4 jam.

8
9
RENCANA DEPARTEMEN I DEPARTEMEN II JUMLAH

JENIS PRODUKSI SP WAKTU UPAH JUMLAH SP WAKTU UPAH JUMLAH


PRODUK (unit) Jam Jam Rupiah Rupiah Jam Jam Rupiah Rupiah Rupiah
Kue Bolu
Triwulan I 2400 0,1 240 5000 1200000 0,2 480 6000 2880000 4080000
Triwulan II 3000 0,1 300 5000 1500000 0,2 600 6000 3600000 5100000
Triwulan III 3600 0,1 360 5000 1800000 0,2 720 6000 4320000 6120000
Triwulan IV 3000 0,1 300 5000 1500000 0,2 600 6000 3600000 5100000
1200 2400
Kue Lapis
Triwulan I 3600 0,17 600 5000 3000000 0,33 1200 6000 7200000 10200000
Triwulan II 6300 0,17 1050 5000 5250000 0,33 2100 6000 12600000 17850000
Triwulan III 3600 0,17 600 5000 3000000 0,33 1200 6000 7200000 10200000
Triwulan IV 4500 0,17 750 5000 3750000 0,33 1500 6000 9000000 12750000
3000 6000
A B C D E F G H I J

10
Keterangan:

Kolom A = adalah rencana produksi produk

Kolom B = adalah standar penggunaaan dimana dari soal Untuk menghasilkan 30 kue bolu,

di departemen I dibutuhkan waktu 3 jam. Jadi SP untuk departemen I adalah 3/30

Kolom C = dimana, rencana produksi dikalikan dengan SP

Kolom D = upah yang telah ditetapkan sebelumnya

Kolom E = waktu dikalikan dengan upah

Kolom F s/d I = caranya sama dengan kolom B s/d E

Kolom J= seluruh jumlah rupiah dari departemen I sampai II

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget upah tenaga kerja langsung :

1. Budget unit yang akan diproduksi (susunan tenaga kerja,kualitas dan kuantitas barang

yang akan diproduksi.

2. Standar waktu (time standar)

3. System pembayaran upah yang dipakai perusahaan

Pada dasarnya ada 3 sistem pembayaran upah :

1. Menurut jam kerja

2. Menurut kuantitas hasil kerja

3. Menurut jam kerja, kuantitas hasil kerja, dan insentif yang didasarkan pada prestasi kerja

Manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja yang baik :

1.      Penggunaan tenaga kerja lebih efisien, karena rencana yang matang.

2.       Pengeluaran biaya tenaga kerja menjadi lebih efisien, karena sudah diatur.

3.       Harga pokok dagang dapat dihitung secara tepat.

4.         Dapat dipakai sebagai alat pengawasan.

11
Persiapan-Persiapan Dalam Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja

Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan

utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerap kali ditemui dalam praktik yakni satuan

hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung

(Direct Labor Cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat

manning table.

Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang menjelaskan:

1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.

2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.

3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.

Manning table disusun sebagai hasil perkiraan langsung masing-masing kepala bagian

Perkiraan ini dapat dilakukan dengan berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan

berdasarkan pengalaman-pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman

pada tingkat kegiatan perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk

masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau masing-masing bagian tempat mereka

bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, di antaranya dengan

analisa gerak dan waktu.

Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan dalam rangka

proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan analisa waktu yaitu perhitungan

terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang dilakukan dalam rangka proses

produksi. Sebagai hasil dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu

standart yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan

dengan DLH /Direct Labor Hour.

12
Setelah dihitung jam buruh langsung untuk masing-masing jenis barang, kemudian dibuat

perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang

bersangkutan. Cara yang termudah untuk mencari tingkat rata-rata per orang per jam buruh

langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga

kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.

Contoh soal 1:

Dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik digolongkan menjadi 3

tingkatan yakni golongan I, II dan III.

Upah par jam buruh langsung masing-masing golongan adalah :

GolonganI= Rp 150,00/orang/DLH

             II= Rp 200,00/orang/DLH

              III= Rp 250,00/orang/DLH

Jumlah masing-masing golongan adalah:

GolonganI = 50 orang

               II = 20 orang

              III = 5 orang

        Jumlah= 75 orang

Tingkat upah rata-rata tenaga kerja langsung perusahaan tersebut (perorang per DLH) dapat

dihitung sebagai berikut:

Tingkat upah rata-rata =1.275.000/75x100 = Rp170,00/DLH.

Catatan:

13
Perlu diperhatikan bahwa tingkat upah rata-rata dapat berubah apabila terjadi perubahan

ratio dalam penggunaan tenaga kerja, seperti:

1. Ratio kuantitas masing-masing golongan tenaga kerja.

2. Ratio tingkat upah masing-masing golongan tenaga kerja.

Misalnya :

Data historis (tahun 2003) menunjukkan :

Tingkat upah rata-rata =12.000.000/500X100   = Rp240,00

Pada tahun 2004, akan diadakan kenaikan pangkat 50 orang golongan I ke golongan II.

Sehingga pada tahun 1984 terjadi perubahan ratio kuantitas masing-masing golongan yakni:

Akibatnya tahun 2004 akan terjadi perubahan tingkat upah, menjadi Rp250,00 per orang per

DLH.

Perhitungannya sebagai berikut:

Tingkat upah rata-rata =12.000.000/500×100  = Rp250,00

Fungsi Perencanaan Dan Pengawasan Dari Anggaran Tenaga Kerja

Penyusunan secara baik dari Anggaran Tenaga Kerja dapat mendatangkan beberapa

manfaat bagi perusahaan, seperti:

1. Penggunaan tenaga kerja secara lebih efisien karena rencana yang matang.

2. Pengeluaran/biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien.

3. Harga pokok barang dapat dihitung secara tepat.

4. Dipakai sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja.

14
PT La Tour d’Eviand mempunyai 3 bagian produksi, yakni bagian I, II dan III. Ada dua macam

barang yang di produsir, yakni X dan Y.

Barang X diprodusir melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan II

saja.

Rencana jam buruh per unit barang adalah:

Rencana tingkat upah rata-rata adalah:

Sedangkan rencana tingkat produksi tahun 2003 adalah sebagai berikut:

Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung digunakan untuk merencanakan secara

terperinci jumlah jam kerja langsungsung dan biaya tenaga kerja langsung dalam satu

periode yang akan datang. Dengan demikian anggaran ini terbagi menjadi 2 yaitu:

Anggaran Jam Kerja Langsung (JKL)

1. Jenis barang yang dihasilkan

2. Jumlah barang yang diproduksi

3. Bagian – bagian yang dilalui dalam proses produksi

4. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang

5. Waktu (kapan) produksi barang dimulai

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

1. Jenis barang yang dihasilkan

2. umlah barang yang diproduksi

3. Bagian – bagian yang dilalui dalam proses produksi

4. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang

5. Waktu (kapan) produksi barang dimulai

15
Anggaran jam kerja langsung

Anggaran ini merencanakan secara terperinci berapa jumlah jam kerja langsung yang di

butuhkan untuk menyelesaikan produksi yang sudah direncakanan pada satu periode jam

kerja langsung merupakan satuan waktu (jam/menit) yang dibutuhkan oleh tenaga kerja

untuk menyelesaikan satu unit produk . Bila anggaran JKL ini sudah di tentukan maka akan

diketahui berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk masing-masimg tahap dalam

proses produksi, kemudian dapat dipakai sebagai pedoman dalam masalah – masalah

personalia yang lain. Untuk satu periode anggaran besar kecilnya JKL akan tergantung pada :

1. Anggaran Produksi

Besarnya produksi perperipde tergantung pada kebijakan produksi yang digunakan.

2. Standar Pemakaian JKL

Standar pemakain JKL adalah jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

satu unit produk. Standar jam keja tersebut biasanya diketahui melalui:

a. Observasi

b. Data Historis

Besarnya anggaran JKL dihitung sebagai berikut :

Anggaran JKL : Anggaran produksi x Standar JKL


     

Sehingga anggaran jam buruh langsung bagi PT La Tour d’Eviand untuk tahun

2003 adalah:

PT La Tour d’Eviand

Anggaran Jam Buruh Langsung

Tahun 2003

16
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Setelah anggaran JKL tersusun, berikutnya adalah menyusun anggaran biaya Tenaga Kerja

Langsung (TKL). Anggaran biaya TKL tersebut kemudian dipakai sebagai dasar untuk

menentukan besarnya biaya TKL per unit yang nantunya dipakai untuk menentukan harga

pokok produksi per unit bersama sama dengan biaya bahan baku dan biaya overhead

pabrik. Anggaran biaya TKL dalam satu tahun akan tergantung pada :

1. Anggaran JKL

Semakin besar anggaran JKL pada masing-masing bagian produksi maka anggaran biaya TKL

secara keseluruhan akan semakin besar.

2.      Tarif upah per JKL

Tarif upah pada masing-masing bagian dimungkinkan berbeda jumlahnya, semakin tinggi

upah pada bagian produksi, maka biaya TKL total akan semakin besar.

Anggaran Biaya TKL : Anggaran JKL x Tarif upah/JKL


Besarnya anggaran biaya tenaga kerja langsung secara keseluruhan akan diformulasikan

sebagai berikut :

Sehingga anggaran biaya tenaga kerja bagi PT La Tour d’Eviand untuk tahun 2003 adalah:

PT La Tour d’Eviand

Anggaran Biaya Tenaga Kerja

Tahun 2003

17
Contoh soal no.2:

Pada tahun 2006 direncanakan akan memproduksi sebagai berikut :

Triwulan I       : 1200

Triwulan II      : 1300

Triwulan III    : 1400

Triwulan IV    : 1600

Untuk memproses bahan mentah menjadi barang jadi dilakukan melalui 2 tahap yaitu

melalui bagian produksi campuran dan bagian produksi finishing yang masing-masing

membutuhkan waktu 2JKL dan 3JKL. Tarif upah pada masing-masing bagian sebesar Rp

600,00 pada bagian pencampuran dan Rp 750,00 pada bagian finishing. Susunlah anggaran

TKL pada tahun 2006 yang terbagi ke dalam anggaran JKL dan biaya TKL.

Penyelasaian

1.      Anggaran JKL tahun 2006

Triwulan Produksi Bag. Pencampuran Bag .Finishing Total JKL


I 1200 2400 3600 6000
II 1300 2600 3900 6500
III 1400 2800 4200 7000
IV 1600 3200 4800 800
5500 11000 16500 27000

2.      Anggaran Biaya TKL

a.      Bag. Pencampuran           : 11000 x Rp 600,00 = Rp 6.600.000,00

b.      Bag. Finishing                  : 16500 x Rp 750,00 = Rp 12.375.000,00 +

Rp 18.975.000,00

Contoh Soal 3:

Misalkan anggaran produksi dari perusahaan kecap asli selama tahun 2006 sebagai berikut :

18
Triwulan Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Total
I 22 botol l3 botol 9 botol 44 botol
II 23 botol 13 botol 10 botol 46 botol
III 24 botol 14 botol 9 botol 47 botol
IV 26 botol 14 botol 10 botol 50 botol
Setahun 95 botol 54 botol 38 botol 187 botol

Standar jam tenaga kerja langsung untuk membuat 1 botol kecap diperlukan waktu 0,1 jam.

Dari data tersebut diatas dapat disusun anggaran jam tenaga kerja langsung terpakai seperti

Tabel 6.1.

Tabel 6.1

Perusahaan Kecap Asli

ANGGARAN JAM TENAGA KERJA LANGSUNG TERPAKAI

Tiap triwulan pada Tahun 2006

Triwulan Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Total


I 2,2 jam 1,3 jam 0,9 jam 4,4 jam
II 2,3 jam 1,3 jam 1,0 jam 4,6 jam
III 2,4 jam 1,4 jam 0,9 jam 4,7 jam
IV 2,6 jam 1,4 jam 1,0 jam 5,0 jam
Setahun 9,5 jam 5,4 jam 3,8 jam 18,7 jam

Setelah disusun anggaran jam tegana kerja langsung terpakai, kemudian disusun anggaran

biaya tenaga kerja langsung.

Misalkan dari data pada table 6.1 dan data standar upah tenaga kerja langsung per jam Rp

500, maka dapatlah disusun anggaran biaya tenaga kerja langsung seperti table 6.2.

19
Perusahaan Kecap Asli

ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Tiap Triwulan pada Tahun 2006

Triwulan Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Total


I Rp 1.100,00 Rp 650,00 Rp450,00 Rp 2.200,00
II Rp 1.150,00 Rp 650,00 Rp 500,00 Rp 2.300,00
III Rp 1.200,00 Rp 700,00 Rp 450,00 Rp 2.350,00
IV Rp 1.300,00 Rp 700,00 Rp 500,00 Rp 2.500,00
Setahun Rp 4.750,00 Rp 2.700,00 Rp 1.900,00 Rp 9.350,00

Anggaran Biaya Tenaga Kerja langsung Setahun untuk :

Kecap sedang = 9,5 jam × Rp 500,00 = Rp 4.750,00

Kecap manis = 5,4 jam × Rp 500,00 = Rp 2.700,00

Kecap asin = 3,8 jam × Rp 500,00 = Rp 1.900,00

Total Rp 9.350,00

3.1 Pengertian Biaya Overhead Pabrik

20
Di dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah

biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya

produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menurut

sifatnya, menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi dan

menurut hubungannya dengan departemen –departemen yang ada dalam pabrik.

Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya.

BOP menurut sifatnya dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Biaya bahan penolong.

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan.

3. Biaya tenaga kerja tak langsung.

4. Beban biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.

5. Beban biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.

6. BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.

Penggolongan BOP menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume

produksi. Ditinjau dari perilaku unsur-unsur BOP dalam hubungannya dengan perubahan

volume kegiatan, BOP dapat dibagi menjadi tiga golongan: BOP tetap, BOP variabel dan BOP

semivariabel. Untuk keperluan penentuan tarif BOP dan untuk pengendalian biaya, BOP yang

bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.

Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen-departemen yang ada

dalam pabrik. Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam

pabrik, BOP dapat digolongkan menjadi dua kelompok: BOP langsung departemen (direct

departemental overhead expenses) dan BOP tak langsung (indirect departemental overhead

expenses)

21
Alasan Pembebanan BOP Produk Atas Dsar Tarif Yang Ditentukan Di Muka.

Alasan pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif di muka adalah sebagai

berikut:

Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan

berubah-ubahnya harga pokok yang dihasilkan dari bulan yang satu kebulan yang

lain.Apabila BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk maka harga pokok

persatuan mungkin akan berfluktuasi karena:

a. adanya perubahan tingkat kegiatan produksi yang bersifat sementara.

b. adanya perubahan tingkat efisiensi produksi.

c. adanya BOP yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama setahun.

d. BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.

Di dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produknya dengan menggunakan

metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produk

persatuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen BOP yang baru dapat

diketahui pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.

Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP.

Penentuan tarif BOP dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:

1. menyusun anggaran BOP

22
2. memilih dasar pembebanan BOP kepada produk

3. menghitung tarif BOP.

Menyusun Anggaran BOP

Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan ( kapasitas ) yang akan

dipergunakan sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai

sebagai dasar pembuatan anggaran BOP: kapasitas praktis, kapasitas normal dan kapasitas

sesungguhnya yang diharapkan. Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat

dilakukan dengan menentukan lebih dulu kapasitas teoritis.

Kapasitas teoritis (theoritical capacity) adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk

menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.

Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang

tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Kapasitas normal

(normal capacity) adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual

produknya dalam jangka panjang. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected

actual capacity) adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam

tahun yang akan datang.

Kelemahan penggunaan kapasitas sesungguhnya.

a. Akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif BOP dari tahun ke tahun.

b. Sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif BOP dari periode ke periode maka biaya-

biaya akibat adanya fasilitas menganggur dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam

harga pokok produk.

23
Memilih Dasar Pembebanan BOP.

Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan BOP kepada produk

antara lain adalah:

a. Satuan produk

b. Biaya bahan baku

c. Biaya tenaga kerja langsung

d. Jam tenaga kerja langsung dan

e. Jam mesin.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai:

1. Jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen. Produksi.

2. Sifat-sifat BOP yang dominan tersebutdan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut

dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.

Pembebanan BOP Kepada Produk , Pengumpulan BOP Sesungguhnya Dan Analisis

Selisih BOP.

Contoh Soal.

PT Elionasari memiliki kapasitas normal 80.000 jam mesin.Anggaran BOP satu tahun adalah

BOP variabel Rp 5.800.000,- dan BOP tetap Rp 5.400.000,- sehingga dapat dihitung tarif BOP

variabel adal Rp 5.800.000,- : 80.000 jam mesin = Rp 72,50 per jam mesin. Tarif BOP tetap Rp

5.400.000,- : 80.000 jam mesin = Rp 67,50 per jam mesin.Jadi tarif BOP total adalah Rp 72,50

+ Rp 67,50 = Rp 140,00 per jam mesin. PT Elionasari menerima 100 macam pesanan dan

24
menghabiskan waktu pengejaan 75.000 jam mesin.dalam sertahun maka BOP yang

dibebankan kepada produk adalah Rp 140,00 x 75.000 jam mesin = Rp 10.500.000,-. Maka

jurnalnya adalah:

Dr. Barang Dalam Proses-BOP Rp 10.500.000,-

Cr. BOP yang dibebankan Rp 10.500.000,-

Misalnya dalam tahun tersebut BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp 10.700.000,- yang

terdiri dari BOP variabel Rp 5.300.000,- dan BOP tetap Rp 5.400.000,- sehingga selisih BOP

adalah Rp 200.000,-( Rp10.700.000,- - Rp 10.500.000,-).

BOP kurang dibebankan Rp 200.000,- dapat dipecah ke dalam dua macam selisih sebagai

berikut:

Selisih Anggaran.(Budget variance)

Selisih anggaran (budget atau spending variance) menunjukkan perbedaan antara biaya

yang sesungguhnya dikeluarkan atau terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya

dikeluarkan menurut anggaran. Selisih anggaran dihitung sebagai berikut:

BOP sesungguhnya Rp 10.700.000,-

BOP tetap menurut anggaran RP 5.400.000,-

-----------------------

BOP variabel sesungguhnya Rp 5.300.000,-

BOP yang dibebankan (75.000 x Rp72,50 ) Rp 5.437.500,-

------------------------

Selisih anggaran Rp 137.500,- ( L)

25
Cara lain:

BOP sesungguhnya Rp 10.700.000,-

BOP tetap menurut anggaran Rp 5.400.000,-

----------------------

BOP variabel sesungguhnya Rp 5.300.000,-

BOP variabel yang dibebankan Rp 5.437.500,-

---------------------

Selisih anggaran Rp 137.500,- ( L)

Selisih Kapasitas ( Idle Capacity Variance)

Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya atau dilampauinya kapasitas yang

dianggarkan.Jumlah selisih kapasitas merupakan perbedaan antara BOP tetap yang

dianggarkan dengan BOP tetap yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas dapat

dihitung sebagai berikut:

BOP tetap yang dianggarkan Rp 5.400.000,-

BOP tetap yang dibebankan kepada

Produk 75000 x Rp 67,50 Rp 5.062.500,-

_______________

Selisih kapasitas Rp 337.500,- ( R )

Anda juga bisa menghitung dengan cara lain seperti berikut:

Kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 jam mesin

Kapasitas yang dianggarkan 80.000 jam mesin

Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 jam mesin

26
Tarif BOP tetap Rp 67,50 per jam mesin

Selisih kapasitas (5000 x Rp 67,50) Rp 337.500,- ( R )

Perlakuan terhadap BOP yang kurang atau lebih dibebankan.

Perlakuan terhadap selisih BOP pada akhir tahun tergantung pada penyebab terjadinya

penyimpangan tersebut.Jika selisih BOP disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan

tarif BOP,atau keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih BOP

dibagi rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Dalam Proses,Persediaan Produk Jadi

dan Harga Pokok Penjualan. Tapi jika selisih BOP disebabakan karena ketidakefisienan pabrik

atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut

harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan.

Contoh:

Misalkan dari contoh diatas, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan

pada akhir tahun sebagai berikut:

Persediaan Produk dalam Proses Rp 400.000,-

Persediaan Produk Jadi Rp 600.000,-

Harga Pokok Penjualan Rp 7.000.000,-

Jumlah Rp 8.000.000,-

Maka bagaimanakah perlakuan selisih yang jumlahnya Rp 200.000,- itu, mari kita pelajari.

I Selisih BOP dibagikan ke rekening-rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.

Tabel Pembagian Selisih BOP ke Rekening-Rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.

Nama Rekening Penyesuaian Saldo per 31Des Saldo Setelah Penyes.

Selisih BOP Rp200.000,-

27
Persediaan Prod (4/80) x Rp200.000,-

Dlm Proses = Rp10.000,- Rp 400.000,- Rp 410.000,-

Persediaan (6/80) x Rp200.000,-

Prod Jadi = Rp15.000,- Rp 600.000,- Rp 615.000,-

Harga Pokok (70/80) x Rp200.000,-

Penjualan = Rp175.000,- Rp7.000.000,- Rp7.175.000,-

-------------------- ------------------- ------------------

Rp200.000,- Rp8.000.000,- Rp8.200.000,-

Jurnal untuk membagikan selisih BOP atas dasar perhitungan tersebut diatas sebagai berikut:

Persediaan Produk Dalam Proses Rp 10.000,-

Persediaan Produk Jadi Rp 15.000,-

Dr. Harga Pokok Penjualan Rp175.000,-

Cr. Selisih BOP Rp200.000,-

II.Selisih BOP diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening

Harga Pokok Penjualan maka jurnalnya akan nampak sebagai berikut:

Dr. Harga Pokok Penjualan Rp200.000,-

Cr. Selisih BOP Rp200.000,-

28
BAB III

PENUTUP

Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang merencanakan secara

lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung

selama periode yang akan dating.

Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung:

1. Rencana produksi

2. Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi

3. Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit

produk

4. System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan

insentif interval)

Manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja yang baik :

1.       Penggunaan tenaga kerja lebih efisien, karena rencana yang matang.

2.       Pengeluaran biaya tenaga kerja menjadi lebih efisien, karena sudah diatur.

3.       Harga pokok dagang dapat dihitung secara tepat.

4.       Dapat dipakai sebagai alat pengawasan.

29
Penyusunan anggaran tenaga kerja langsung digunakan untuk merencanakan secara

terperinci jumlah jam kerja langsungsung dan biaya tenaga kerja langsung dalam satu

periode yang akan datang. Dengan demikian anggaran ini terbagi menjadi 2 yaitu :

Anggaran jam kerja langsung

Anggaran ini merencanakan secara terperinci berapa jumlah jam kerja langsung yang di

butuhkan untuk menyelesaikan produksi yang sudah direncakanan pada satu periode jam

kerja langsung merupakan satuan waktu (jam/menit) yang dibutuhkan oleh tenaga kerja

untuk menyelesaikan satu unit produk. Untuk satu periode anggaran besar kecilnya JKL akan

tergantung pada Aggaran Produksi dan Standar Pemakaian JKL

Besarnya anggaran JKL dihitung sebagai berikut :

Anggaran JKL : Anggaran produksi x Standar JKL

Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran biaya TKL dipakai sebagai dasar untuk menentukan besarnya biaya TKL per unit

yang nantinya dipakai untuk menentukan harga pokok produksi per unit bersama sama

dengan biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. Anggaran biaya TKL dalam satu tahun

akan tergantung pada Anggaran JKL dan Tarif upah per JKL

Anggaran Biaya TKL : Anggaran JKL x Tarif upah/JKL


Besarnya anggaran biaya tenaga kerja langsung secara keseluruhan akan diformulasikan

sebagai berikut :

Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dapat

dikelompokkan menurut sifatnya, menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan

30
volume produksi dan menurut hubungannya dengan departemen –departemen yang ada

dalam pabrik.

DAFTAR PUSTAKA

http://scribd.com

http://google.com

http://wikipedia.com

http://kelastambahan.wordpress.com

http://yahoo.com

http://somanyblog.blogspot.com

31
32

Anda mungkin juga menyukai