Disusun oleh :
Dinah Faidah
(NIM : 1801411013)
2 PJJ
melelui rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
(jalan air atau jalan lalu lintas biasa). (Struyk dan Veen, 1984)
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
melayani arus lalu lintas dengan baik, dalam perencanaan dan perancangan
1. Bangunan atas
2. Landasan
3. Bangunan bawah
4. Pondasi
5. Oprit
Keterangan Gambar :
1. Bangunan Atas
4. Pondasi
struktur jembatan dapat dibagi dalam empat bagian utama, yaitu : struktur bawah,
a. STRUKTUR BAWAH
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (modul Pengantar Dan Prinsip – Prinsip
bawah adalah memikul beban – beban pada bangunan atas dan pada bangunan
tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah. Macam dan bentuk bangunan bawah :
Karena letak abutment yang berada di ujung jembatan maka abutment ini
dengan konstruksi sayap yang berfungsi menahan tanah dalam arah tegak
lurus as jembatan.
Gambar 3.3. Bentuk Abutment
Bentuk umum abutment pada gambar 3.3. Sering kita jumpai baik pada
menunjukkan abutment dari pasangan batu, dan gambar 3.3(b) dan 3.3(c)
Bila abutment ini makin tinggi, maka berat tanah timbunan dan tekanan
tanah aktif makin tinggi pula, sehingga sering kali dibuat bermacam –
Tanah Aktif
sehingga dapat mereduksi momen / tekanan tanah aktif. Dan gambar 3.4.(b).
timbunan.
gaya – gaya horizontal yang timbul masih cukup besar sehingga, misalnya
semacam kaki atau tumit pada bidang pondasinya. Cara meletakkan tumit
maka pilar ini belum tentu ada dalam suatu jembatan. Gambar 3.6.
Bentuk dari dinding pilar ini bisa masif (solid), kotak atau beberapa kotak
(cellular), bias terdiri dari kolom – kolom (trestle) atau dari 1 kolom saja
3) Pada solid type selain dari beton bertulang, sering dijumpai juga terbuat
dari pasangan batu. Bila bentuk ini dipergunakan khusus pada bidang
kotak dengan arus air harus dibuat lengkung air (cut water). Salah satu
yang tidak konstan. Jika arah arus parallel dengan arah dinding pilar maka
bidang kontak langsung dengan arus hanya sebesar tebal dinding sumuran
D (lihat gambar 3.8 ), akan tetapi apabila suatu ketika arah arus yang baru
menyudut α dengan arah arus yang lama maka bidang kontak tersebut
Yang Menyudut α
dengan bentuk kolom bulat dan oval (trestle type dan hammer type),
keuntungan yaitu tidak ada perubahan pengaruh jika arah arus berubah –
Untuk pilar – pilar yang tinggi bentuk trestle type, sering diperkuat
Pada Gambar 3.11 Menunjukkan bentuk – bentuk lain dari pilar yang
yang cukup tinggi sehingga sulit untuk melaksanakan kistdam), bidang poer
jenis-jenis beban yang sama dan memberikan jenis reaksi sama, atau juga dapat
beban langsung kea tau dari tanah atau batuan/lapisan tanah keras.
a. STRUKTUR ATAS
Menurut (Pranowo dkk, 2007) struktur atas jembatan adalah bagian dari
struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas untuk
struktur bangunan atas jembatan terdiri atas struktur utama, sistem lantai, system
bangunan atas jembatan dapat berbentuk pelat, gelagar, sistem rangka, gantung,
dan memanjang
b. PONDASI
Macam – macam pondasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
(Pile Foundations)
Pondasi
Adhesive Piles
Pondasi Dalam
(Deep Foundations)
Open Calssons
Pondasi Sumuran
(Calsson Foundations)
Pneumatic Calssons
lokasi yang dangkal dari dasar sungai atau tanah setempat. (lihat gambar –
Pondsi dalam sering juga dinamakan pondasi tak langsung, alasannya ialah
karena beban – beban yang akan diteruskan ke lapisan tanah yang mampu
2) Friction piles
3) Adhesive pile
Jika tanah tersebut tanah liat, maka akan bekerja gaya – gaya lekatan.
Pada umumnya bentuk tiang pancang ini bulat atau segi empat.
4) Tiang Baja
Dilihat dari daya dukungnya tiang baja ini mempunyai kekuatan yang
lebih besar dari pada tiang beton (untuk luas bidang kekuatan yang sama).
Untuk tanah – tanah yang berpasir, tiang pancang baja lebih sesuai dari
tiang beton. Pada umumnya bentuk tiang pancang baja adalah profile atau
jembatan di Indonesia).
b. Pondasi sumuran
1) Open caissons
pondasi sumuran dimana tidak ada penutup atas maupun bawah selama
Indonesia.
2) Pneumatic caisson
Sumuran.
c. BANGUNAN PENGAMAN
Menurut (Siswanto,1993), merupakan bangunan yang diperlukan untuk
pengamanan jembatan terhadap lalu lintas darat, lalu lintas air, penggerusan dan
lain-lain.
1. Saluran drainase
jembatan,
Gambar 3.24. Saluran drainase
Menurut Pranowo dkk (2007), jalan pendekat adalah struktur jalan yang
jalan pendekat ini dapat terbuat dari tanah timbunan, dan memerlukan
pemadatan yang khusus, karena letak dan posisinya yang cukup sulit untuk
dikerjakan, atau dapat juga berbentuk struktur kaki seribu (pile slab), yang
jalan terhadap ujung kepala jembatan. Hal ini disebabkan karena (Admin,
2009) :
tidak terpenuhi.
b) Karena air mengalir keluar, dimana terjadi kapilerisasi pada lapisan atau
efektif.
c) Pemadatan lapisan timbunan jalan pendekat yang berlebih, dimana terjadi
3. Talud
Talud mempunyai fungsi utama sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung terletak sejajar dengan arah arus
sungai.
e. LAMPU PENERANGAN
dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi
jalan
Keterangan gambar :
lampu
f. TROTOAR
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan
dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan
pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada posisi yang
memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari
manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari
Jembatan cable stayed adalah salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang panjang.
Jembatan yang mengandalkan kabel sebagai penahan beban jembatan diperuntukkan bagi
lintasan antar wilayah yang biasanya terpisah oleh sungai, lembah ataupun diatas tanah datar.
Konstruksi yang kompleks membuat jembatan sulit untuk dibangun. Namun keindahan kabel
bentangan menjadi daya tarik tersendiri bagi jembatan.
Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang
lalu (Walther, 1988) pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel
vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada
tahun 1817. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton
atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995).
Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai komponen struktural seperti pilar,
kabel dan dek jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang diangkur pada
pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang bekerja pada dek
jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan menerima gaya tarik
sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping efek lentur lainnya (Yuskar
dan Andi,2005).
Berikut ini adalah kelebihan atau keunggulan dari teknologi konstruksi jembatan Cable
Stayed :
Setelah memahami apa saja kelebihan pada jembatan Cable Stayed, berikut kekurangan dari
jembatan Cable Stayed :
Sistem kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan cable
stayed. Kabel digunakan untuk menopang gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan
beban tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel
transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas
berbagai hal karena akan memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaku struktur
terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada
metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan.
Menara
Pemilihan bentuk menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan
kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk – bentuk menara dapat berupa
rangka portal trapezoidal, menara kembar, menara A, atau menara tunggal. Selain bentuk
menara yang telah ada, masih banyak bentuk menara lain namun jarang digunakan seperti
menara Y, menara V, dan lain sebagainya. Tinggi menara merupakan fungsi dari panjang
panel (Troisky, 1977).
Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling sering
digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny and Scalzi, 1976). Stiffening
truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton
baik beton bertulang maupun beton prategang.
Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid web karena memiliki
kemudahan dalam pekerjaannya. Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja
atau beton cenderung terbagi atas dua tipe yaitu:
1. Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
2. Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapezium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang
besar sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan yang bentangnya panjang dan lebar
atau jembatan yang direncanakan hanya menggunakan satu bidang kabel penggantung. Dek
jembatan yang menggunakansatui atau susunan box akan memiliki kekakuan torsi yang
sangat besar. Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi pengaku pada
jarak tertentu.
Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan
(Zarkasidan Roliansjah, 1995) antara lain:
1. Struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis
yang menguntungkan,
2. Komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada sistem dek
dimana beton sangat cocok untuk menahan gaya desak,
3. Beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan
mati menjadi kecil, sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan mati tidak
besar,
4. Pemasangan bangunan atas dan kabel yang relatif mudah dengan
teknikprestressing masa kini, prefabrikasi, segemental, dan mempunyai kandungan lokal
yang tinggi,
5. Pemeliharaan yang lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti pada baja.
Perilaku gelagar sebagau bagian yang terintegral dari sebuah jembatan cable stayed
mirip dengan perilaku gelagar menerus di atas peletakan elastis. Akan tetapi selama tahap
awal pembangunan dan prapenegangan kabel akibat beban mati, dukungan kabel dapat
dianggap sebagai peletakan tetap.
JEMBATAN PELENGKUNG
Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagian
pelengkung menerima gaya tekan, karena alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri dari
material yang tahan terhadap gaya tekan.
Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat pelengkung lebih
efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan pelengkung juga masih
dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur utamanya diatas lantai kendaraan, semakin
besar sudut kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan
akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika diinginkan
membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus
diperkecil sehingga gaya tekanpun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih
besar untuk menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari
jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m.
Karena bentuk struktur utamanya yang melengkung maka diperlukan lantai kerja
untuk lalu lintas yang bisa diletakkan diatas, dibawah, atau diantara struktur utamanya.
Untuk struktur pelengkung yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck Stiffened-arch)
atau jembatan pelengkung yang struktur utamanya diatas lantai kerja, seperti pada jembatan
Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut harus lebih tebal dari pelengkungnya karena
lantai kerja harus dapat mengatasi dari kemungkinan melentur/menekuk dan pelengkung tetap
menerima gaya tekan. Pada beberapa jembatan, lantai kerja bisa lebih tipis dari balok
sedehana biasa karena berat sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan pelengkung bisa
juga lebih tipis dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya. Karena
alasan inilah jembatan pelengkung bisa membentang lebih panjang dari jembatan balok.
Efesiensi pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi jika lokasinya tepat
seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi melengkung terletak pada tanah
keras. Masuk akal apabila jembatan pelengkung adalah salah satu jembatan paling sederhana
karena jika kita membangun jembatan pelengkung di atas tanah keras kita hanya memerlukan
pelengkung tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras tersebut bisa berperan sebagai
abutmen dan kita bisa menempatkan tanah atau batu disampingnya dengan sudut yang tepat
seperti terlihat pada gambar.
Pada tanah yang kurang keras kita perlu menyediakan abutmen yang lebih besar untuk
menahan gaya horizontal seperti yang terlihat pada gambar.
Kegunaan dari abutmen ini adalah untuk membuat tegangan yang terjadi akibat dorongan
pelengkung menurun sampai pada titik yang bisa dipikul oleh tanah karena tanah mampu
menerima tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi (selama tegangan tanah lebih besar dari
tegangan yang terjadi), biasanya juga ada gaya geser yang bekerja di daerah dekat abutmen.
Jembatan pelengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata, besi cor, besi tempa dan
baja. Saat ini jembatan pelengkung seperti beton pratekan dan baja membuat jembatan
pelengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih elegan
Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini ditransfer ke
abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah pelengkung. Tanpa gaya tarik yang
diterima oleh pelengkung memungkinkan jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang
dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu menerima tarik
dengan baik seperti beton.
Bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yang memiliki nilai
estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan
pelengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.
JEMBATAN GANTUNG
Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang sederhana
(bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban yang terlalu berat),
karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau kurang memenuhi syarat
utntuk diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok menerus.
Jembatan tampa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh bebean sendiri
dan lalulintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen
struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk
mendukung lantai lalulintas berupa struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa
atau bahkan mungkin terbuat dari bambu. Dalam perhitungan struktur secara
keseluruhan, struktur pendukung lantai lalulintas ini kekakuannya (EI) dapat diabaikan,
sehingga seluruh beban mati dan beban lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel
baja melalui hanger
Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang karena
kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian struktur
dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah satu
bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk mendukung
lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur
rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur secara
keseluruhan, beban dan lantai jembatan didukung secara bersama-sama oleh kabel dan
gelagar pengaku berdasarkan prinsip kompatibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan
dek dalam mendukung lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
Sistem Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan penggantung akan bergoyang
dan menjadi tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat resonansi, seperti pada
jembatan Tacoma Narrows, Seattle, Amerika dan jembatan Millenium, River Thames,
London.
JEMBATAN RANGKA
Kelebihan Jembatan Rangka Batang
Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi lendutan sehingga struktur lebih
kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti dari biaya pabrikasi dan pemeliharaan yang
lebih tinggi. Jembatan rangka batang yang konvensional paling ekonomis untuk bentang
sedang.