Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SISI AL-QUR’AN DAN SUNNAH FILSAFAT PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam


Dosen Pengampu Drs. H. Abdul Wahab, M.Pd.I

Oleh:
1. Fuad Muhammad 1118142
2. Vega Dian Verasinta 1118156

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


FAKULTAS TARBIYAH/PAI
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugrahnya mampu untuk menyelesaikan tugas makalah, Shalawat serta Salam tidak lupa
selalu kita haturkan untuk junjungan baginda nabi agung Muhammad SAW yang kelak
kiita nantikan syafaatnya di yaumil qiyamah.

Kami ucapkan terima kasih banyak kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari tentunya
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati kami meminta kesediaan pembaca untuk
memberi kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami, sebab
kami menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif,
mudah mudahan makalah ini memberi manfaat bagi penulis dan semuah pihak yang
membacanya, Aaamiin.

Pati,15 Mei 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah cara berfikir secara mendalam atau radikal untuk
memperoleh suatu kebenaran. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-
potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai
masalah-masalah pendidikan. Sedangkan filsafat pendidikan islam adalah
pemikiran pemikiran filosof tentang masalah-masalah pendidikan yang berkaitan
dengan islam. Dan Islam sendiri adalah agama yang universal yang bersumber
pada Al-qur’an dan As-sunnah. Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang
seperti apa sisi Al-Qur’an dan As-sunnah dalam filsafat pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sisi Al-qur’an dan As-sunnah dalam filsafat pendidikan Islam?
2. Bagaiamana pandangan Al-qur’an dan As-sunnah terhadap Pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sisi Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam filsafat pendidikan Islam

Filsafat pendidikan Islam membicarakan filsafat tentang pendidikan bercorak Islam


yang berisi perenungan-perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu dan
bagaimana usaha-usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-
hukum Islam. Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang
bersumber pada al-qur’an dan sunnah nabi. Sehingga filsafat pendidikan yang berdasar
pada islam memiliki dasar pandangan tidak lain adalah pandangan pendidikan yang
bersumberkan ajaran islam itu sendiri yaitu AL-qura’n dan sunnah nabi (Hadist).

Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan
kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya. Sebagai agama yang paling
sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari
akhir. karena pandangan hidup seorang muslim berdasarakan Al-Qur’an dan As-Sunnah,
maka yang menjadi dasar fundamental dalam pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan
Hadist itu sendiri. Hal demikian dilakukan karena dalam teologi Islam Al-Qur’an dan
Sunnah diyakini mengandung kebenaran yang mutlak yang bersifat transidental, universal
dan eternal (abadi), sehingga secara akidah diyakini oleh pemeluknya akan sesuai dengan
fitrah manusia artinya memenuhi kebutuhan manusia kapanpun dan dimanapun.
Oleh karena itu, posisi AL-qur’an dan As-sunnah (Hadist) adalah dalam filsfat
pendidikan islam adalah dasar landasan fundamental untuk mencri kebenaran atau
memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan islam. Hal ini senada dengan
pendapat Ahmad D. Marimba yang menjelaskan bahwa yang menjadi landasan atau
dasar filsafatpendidikan islam diibaratkan sebagai sebuah bangunan sehingga isi Al-
Qur’an dan Al Hadits menjadi pondamen, karena menjadi sumber kekuatan dan
keteguhan tetap berdirinya pendidikan.1

1
Ahmad D Marimba. (1989). pengantar filsafat pendidikan. Bandung : Al Ma’arif. Hal 34
 Al- Qur’an
Al-Qur`an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada
Muhammad saw dalam bahasa Arab yang terang, guna menjelaskan jalan hidup
yang bermaslahat bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat.
Terjemahan al-Qur`an kedalam bahasa lain dan tafsirannya bukanlah al-Qur`an,
dan karenanya bukan nash yang qath`i dan sah dijadikan rujukan dalam menarik
kesimpulan ajarannya.2
Al-Qur`an menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk. Allah Swt
menjelaskan hal ini didalam firman-Nya:
"Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan
amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar". (Q.S. Al-Isra`: 9)
Petunjuk al-Qur`an sebagaimana dikemukakan Mahmud Syaltut dikelompokkan
menjadi tiga pokok yang disebutnya sebagai maksud-maksud al-Qur`an, yaitu:
1. Petunjuk tentang aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia
dan tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan serta kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan
2. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-
norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupan
3. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-
dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubugannya dengan
tuhan dan sesamanya.3

2
Lihat Ahmad Tafsi, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 12

3
Mahmud Syaltut, Ila al-Qur`an al-Karim (Cairo: Mathba`ah al-Azhar, 1962), hal. 11-12
 As Sunnah
Al-Qur`an disampaikan oleh Rasulallah saw kepada manusia dengan penuh
amanat, tidak sedikitpun ditambah ataupun dikurangi. Selanjutnya, manusialah
hendaknya yang berusaha memahaminya, menerimanya dan kemudian
mengamalkannya.
Sering kali manusia menemui kesulitandalam memahaminya,dan ini
dialami oleh para sahabat sebagai generasi pertama penerima al-Qur`an.
Karenanya mereka meminta penjelasan kepada Rasulallah saw, yang memang
diberi otoritas untuk itu. Allah swt menyatakan otoritas dimaksud dalam firman
Allah SWT di bawah ini:
Dan Kami turunkan kepadamu al-Dzikri (Al Quran), agar kamu menerangkan
pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya
mereka berfikir (Q. S. al-Nahl, 44).
Penjelasan itu disebut al-Sunnah yang secara bahasa alThariqoh yang artinya
jalan, adapun hubungannya dengan Rasulullah saw berarti perkataan, perbuatan,
atau ketetapannya .
Para ulama meyatakan bahwa kedudukan Sunnah terhadap al-Qur`an
adalah sebagai penjelas. Bahkan Umar bin al-Khaththab mengingatkan bahwa
Sunnah merupakan penjelasan yang paling baik. Ia berkata “ Akan datang suatu
kaum yang membantahmu dengan hal-hal yang subhat di dalam al-Qur`an. Maka
hadapilah mereka dengan berpegang kepada Sunnah, karena orang-orang yang
bergelut dengan sunah lebih tahu tentang kitab Allah swt. Menurut Abdurrahman
al-Nahlawi mengemukakan dalam lapangan pendidikan sunnah mempunyai dua
faedah:
1. Menjelaskan sistem pendidikan Islam sebagaimana terdapat di dalam al-
Qur`an dan menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat di dalamnya.
2. Menggariskan metode-metode pendidikan yang dapat di praktikkan.4

4
Abdurrahman al-Nahlawi, Ushul al-Tarbiyah al- Islamiyah, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1979), cet ke 1, hal. 23-24
B. Pandangan Al-qur’an dan As-sunnah terhadap Pendidikan islam
Pandangan Al-Qur’an dan Hadist terhadap Filsafat Pendidikan Islam
Islam datang dengan membawa Al-Qur’an sebagai sumber dan dasarnya. Al-qur’an juga
di sebut sebagai al-Hakim dan ini berarti bahwa Al-Qur’an adalah merupakan sumber
utama filsafat dalam islam. Selanjutnya Al-Qur’an juga menegaskan bahwa usaha
berfilsafat itu hanya dikerjakan oleh orang yang berakal. Sebagaimana dalam QS. Al
Baqarah ayat 269 : “Allah memberikan Al Hikmah kepada mereka yang dikehendaki dan
berusaha mencarinya, dan barang siapa yang memperoleh al Hikmah, berarti telah
memperoleh kebajikan dan kebijaksanaan yang banyak, tetapi hanya orang orang yang
berakal sajalah yang mampu berusaha mencari hikmah tersebut.”
Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan, mendorong serta
membimbing umat Islam untuk berfikir, menggunakan akal pikirannya, bertafakur, dan di
dalamnya mengandung filsafat. Dengan demikian jelas bahwa usaha mencari kebenaran
menurut ajaran islam, hanya mungkin dikerjakan dengan menggunakan akal pikiran. Usaha
mencari kebenaran, kebajikan dan kebijaksanaan menggunakan akal pikiran merupakan
dasar dari berfilsafat.5
Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti
ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.
Sedangkan pendidikan Islam melihat tujuan pendidikan dari aspek dan pandangan baru
yaitu al Qur’an, yang sangat memusatkkan perhatian kepada pengamalan dimana seluruh
kegiatan hidup umat manusia harus bertumpu kepada Al-qur’an.
Dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan, al-Qur’an mendorong manusia untuk
menggunakan akal pikirannya serta menambah ilmu pengetahuan semaksimal mungkin.
Kemudian dijadikan observasi alam semesta sebagai alat untuk percaya kepada setiap
penemuan baru atau teori ilmiah. Dalam mengkaji tentang tujuan pendidikan Islam,
misalnya para pemikir pendidikan Islam memposisikan wahyu, ayat al-Qur’an dalam
posisi sentral. dalam al-Qur'an banyak dijumpai ayat-ayat yang menggambarkan sifat-sifat
hakiki manusia yang mempunyai implikasi baik terhadap tujuan maupun cara pengarahan
perkembangannya. Misalnya saja: tentang tanggung jawab, bahwa manusia diciptakan

5
Zuhairini, filsafat pendidikan islam, (Jakarta:2012, Bumi Aksara) hlm 120
tidak sia-sia, tetapi juga potensi untuk bertanggung jawab atas perbuatannya dan sesuai
dengan tingkat kemampuan daya pikul seseorang menurut kodrat atau fitrah-nya. Selain
itu juga manusia pada hakekat dan menurut kejadiannya bersedia dan sanggup memikul
amanah.
Adapun pandangan alqur’an tentang pendidikan antar alain, Pertama, tugas dan fungsi
pendidikan adalah mengarahkan dengan sengaja segala potensi yang ada pada seseorang
seoptimal mungkin sehingga ia berkembang menjadi seorang muslim yang baik. Kedua,
peranan pendidikan atau pengarah perkembangan. Potensi manusia yang dibawah sejak
dari lahir itu bukan hanya bias dikembangkan dalam lingkungan tetapi juga hanya bisa
berkembang secara terarah bila dengan bantuan orang lain atau pendidik. Ketiga, profil
manusia Muslim. Profil dasar seorang Muslim yang baik adalah ketaqwaan kepada Allah.
Dengan demikian, perkembangan anak haruslah secara sengaja diarahkan kepada
pembentukan ketaqwaan. Keempat, metodologi pendidikan. Metodologi diartikan sebagai
prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang,
khususnya pada proses belajar-mengajar.6
Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-
Qur’an, di akui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi
Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup ( long life
education ).7 Dalam konteks ini, pendidikan Islam yang dilakukan Nabi dapat dibagi
kepada bentuk, yaitu : Pertama, pola pendidikan saat Nabi di Mekah. Pada masa ini, Nabi
memanfaatkan potensi masyarakat Mekkah dengan mengajaknya membaca,
memperhatikan dan memikirkan kekuasaan Allah, baik yang ada di alam semesta maupun
yang ada dalam dirinya. pemetaan pendidikan Islam pada periode ini dapat dibagi pada
empat aspek utama, yaitu : pendidikan akhlak dan budi pekerti, dan pendidikan jasmani
(kesehatan), seperti menunggang kuda, memanah, dan menjaga kebersihan.8

6
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, (Jakarta: 1997, logos wacana ilmu) hlm 102

7
Zuhairini, filsafat pendidikan islam, (Jakarta:2012, Bumi Aksara) hlm 155

8
ibid, hlm. 26-27
Kedua, pola pendidikan saat Nabi di Madinah. Secara geografis, Madinah merupakan
daerah agraris. Sedangkan Mekkah merupakan daerah pusat petdagangan. Ini membedakan
sikap dan kebiasaan masyatakat di kedua daerah tersebut. Masyarakat Madinah merupakan
msyarakat petani yang hidup saling membantu antara satu dengan yang lain. Melihat
kondisi ini, pola pendidikan yang diterapkan Nabi SAW. lebih betorientasi pada
pemantapan nilai-nilai persaudaraan antara kaum muhajirin dan anshâr pada satu ikatan.9
Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya
bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang
pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis
dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa
pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan
menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi
merdeka, dan seterusnya.

9
Nouruzzaman Shiddiqi, Jeram-jeram Peradaban Muslim, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), h. 102-105.
BAB III
KESIMPULAN
Filsafat pendidikan Islam adalah filsafat tentang pendidikan bercorak Islam yang
berisi perenungan-perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu dan
bagaimana usaha-usaha pendidikan dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan hukum-
hukum Islam. Sedangkan Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
yang bersumber pada al-qur’an dan sunnah nabi.
Oleh karena itu, filsafat pendidikan islam merupakan filsafat yang pandangan
pendidikannya bersumber pada ajaran islam, yaitu Al-qur’an dan Hadist. Sehingga
kedudukan AL-qur’an dan As-sunnah (Hadist) adalah dalam filsafat pendidikan islam
merupakan dasar landasan fundamental untuk mencari kebenaran atau memikirkan hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan islam. alqur’an sebagai sumber pertama filsafat
pendidikan islam, sekaligus sumber pertama pendidikan islam. dan hadist sebagai sumber
kedua filsafat pendidikan islam.
Adapun pandangan alqur’an dan hadist terhadap pendidikan antara lain: Pertama,
tugas dan fungsi pendidikan adalah mengarahkan dengan sengaja segala potensi yang ada
pada seseorang seoptimal mungkin sehingga ia berkembang menjadi seorang muslim yang
baik.
Kedua, peranan pendidikan atau pengarah perkembangan.
Ketiga, profil manusia Muslim.
Keempat, metodologi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D Marimba. (1989). pengantar filsafat pendidikan. Bandung : Al Ma’arif.

Tafsi Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1992)

Syaltut Mahmud, Ila al-Qur`an al-Karim (Cairo: Mathba`ah al-Azhar, 1962)

Nahkawi al Abdurahman, Ushul al-Tarbiyah al- Islamiyah, (Damaskus: Dar al-Fikr,


1979)

Zuhairini. (2012). FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Jakarta: Bumi Aksara

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, (Jakarta: 1997, logos wacana ilmu)

Nouruzzaman Shiddiqi, Jeram-jeram Peradaban Muslim, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,


2000),

Anda mungkin juga menyukai