Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Fisika: Seri Konferensi

KERTAS • AKSES TERBUKA

Analisis mineral magnetik endapan pasir besi di Pantai Sampulungan,


Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan menggunakan metode difraksi
sinar-X
Mengutip artikel ini: M Arsyad dkk 2018 J. Fisik.: Konf. Ser.1120 012060

Lihat artikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 203.78.119.60 pada 31/07/2021 pukul 04:20
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

Analisis mineral magnetik endapan pasir besi di Pantai


Sampulungan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan
menggunakan metode difraksi sinar-X

M Arsyad1, VA Tiwow1, dan MJ Rampe2


1Jurusan Fisika, Universitas Negeri Makassar, Kampus UNM Parangtambung Jl.
Daeng Tata Raya, Makassar 90224, Indonesia
2Jurusan Kimia, Universitas Negeri Manado, Kampus UNIMA di Tondano
95618, Indonesia

Surel: m_arsyad288@unm.ac.id

Abstrak. Kabupaten Takalar memiliki endapan pasir besi di sepanjang pantai. Salah satunya adalah
Pantai Sampulungan, Kecamatan Galesong Utara. Pada penelitian ini dilakukan analisis mineral
magnetik pasir besi di Pantai Sampulungan. Metode yang digunakan adalah X-Ray Diffraction (XRD).
Pengukuran dilakukan menggunakan mesin Rigaku MiniFlex II tipe XRD. Analisis difraktogram
sampel menggunakan software PDXL 2. Analisis kualitatif menggunakan teknik search and match
dan disesuaikan dengan kartu ICCD versi 2011. Analisis kuantitatif menggunakan metode RIR. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mineral dominan yang terkandung dalam zat besi
Pasir Pantai Sampulungan bersifat magnetit (Fe3HAI4).

1. Perkenalan
Saat ini, pasir besi merupakan salah satu sumber mineral magnetik yang berguna dalam industri. Pasir besi dapat
dengan mudah ditemukan di daerah pesisir. Pasir besi terbentuk akibat pelapukan batuan di pegunungan, kemudian
mengalami pengangkutan oleh aliran sungai dan gelombang laut sehingga sedimentasi terjadi di daerah yang lebih
landai. Tentu saja hal ini bisa terjadi karena Indonesia merupakan daerah yang dilalui oleh Pasifik dan Lingkar Laut
Mediterania, sehingga memiliki banyak gunung berapi yang aktif.
Endapan pasir besi yang salah satunya terdapat di Pantai Sampulungan, Kabupaten Takalar,
Provinsi Sulawesi Selatan. Menurut kondisi geologi, Pantai Sampulungan didominasi oleh endapan
alluvium dan terletak di antara dua anak sungai Jeneberang. Sumber sedimentasi di Pantai
Sampulungan berasal dari formasi batuan vulkanik Baturape-Cindako dan formasi batuan vulkanik
Lompobattang yang merupakan batuan vulkanik yang kaya akan magnetit [1]. Endapan pasir besi ini
ditandai dengan adanya pasir hitam di pesisir Kabupaten Takalar, khususnya di Pantai Sampulungan.
Pasir besi hitam mengandung unsur besi (Fe) dan mineral magnetik yang merupakan penentu
potensi dan kualitas pasir besi.
Pasir besi umumnya mengandung mineral magnetik seperti magnetit (Fe3HAI4), hematit (α-Fe2HAI3),
maghmemancarkan (γ-Fe2HAI3), dan ilmenit (FeTiO3) [2-5]. Namun di alam pasir besi diperoleh dalam keadaan tidak
murni, terdapat unsur pengotor seperti titanium (Ti), silikon (Si), kalsium (Ca), magnesium (Mg),
aluminium (Al), vanadium (V) dan sebagainya. Mineral magnetik dapat diekstraksi atau dimurnikan dengan metode
pemisahan magnetik (magnet batang) dan pemisahan kimia [6-7].

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuanLisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut dari
karya ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

Metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan mineral pasir besi adalah X-Ray Diffraction (XRD).
Berbagai penelitian telah dilakukan dengan menggunakan metode XRD. Pasir besi dari Pantai Ambal di
Kabupaten Kebumen mengandung mineral magnetit (Fe3HAI4), hematit (Fe2HAI3), magnetit besi magnesium
kromium oksida (Fe, Mg)(Cr, Fe)2HAI4 [8]. Kandungan mineral pasir besi di Pantai Tanjung Bayang,
Kota Makassar memperoleh magnetit dan besi-silikon oksida (Fe5.36Si0,64HAI8), sedangkan pasir besi di Desa Bonto
Kanang Kabupaten Takalar didominasi oleh mineral magnetit [9-10]. Dalam penelitian ini, itu adalah
melaporkan potensi mineral magnetik dan jenis mineral magnetik yang terdapat di Pantai
Sampulungan Kabupaten Takalar menggunakan metode XRD.

2. Percobaan
2.1 Bahan
Pasir besi diambil di 5 titik berbeda secara acak di Pantai Sampulungan Kabupaten Takalar dengan kedalaman 1 meter.
Pada setiap titik diambil pasir besi sebanyak 500 g. Pengambilan pasir besi menggunakan alat bor.

2.2 Persiapan sampel


Pasir besi dibersihkan dari kotoran dan dicuci menggunakan air. Kemudian dikeringkan pada suhu kamar selama 1
minggu. Selanjutnya pasir besi ditimbang sebanyak 100 g dan diekstraksi menggunakan magnet batang sebanyak 40
kali untuk memisahkan pasir yang mengandung mineral magnetik dan non magnetik [11-12]. Magnet batang dilapisi
dengan plastik. Pasir besi hasil ekstraksi diayak menggunakan ayakan 200 mesh untuk menghomogenkan ukuran
butiran pasir. Pasir besi yang diayak itu disebut sampel yang siap diuji kandungan mineralnya.

2.3 Perhitungan Persentase Mineral Magnetik


Pasir besi yang attr%ditindak=         oleh          × 100%
         magnet batang atau tidak kemudian ditimbang. Selanjutnya, persentase magnet
mineral untuk setiap sampel dihitung menggunakan e . berikut  Q kamu Sebuah T  io n:

(1)

2.4 Analisis Jenis Mineral Magnetik


Sampel pasir besi hasil ekstraksi, digerus selama 15 menit, kemudian diletakkan pada holder dan
dipoles. Selanjutnya sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray Diffraction tipe Rigaku MiniFlex II.
Alat ini bekerja pada tegangan 30 kV, arus 15 mA, lebar pemindaian 0,02Hai, tingkat pemindaian per
waktu 4Hai/menit dan rentang pemindaian 10Hai-70Hai. Analisis kualitatif dilakukan dengan teknik search
and match dengan memanfaatkan software bawaan mesin yaitu PDXL2 yang dilengkapi dengan
kartu ICDD (International Center for Diffraction Data) versi 2011. Analisis kuantitatif (wt.%) diuji
menggunakan metode RIR (Reference Intensity Ratio) [13-14].

3. Hasil dan Pembahasan


Pemisahan mineral magnetik pada sampel pasir besi Pantai Sampulungan dengan mengambil 5 sampel.
Pemisahan dilakukan dengan menggunakan magnet batang yang telah dilapisi plastik sebanyak 40 kali sehingga
terdapat mineral yang bersifat magnetis dan nonmagnetik. Pasir halus kecil dan warna hitam mengkilat yang
menempel pada batang magnet disebut mineral magnetik. Setelah diperoleh hasil pemisahan, mineral magnetik
ditimbang untuk mengetahui massa mineral magnetik. Perhitungan persentase kandungan mineral magnetik
menggunakan persamaan (1) adalah membandingkan massa mineral magnetik dengan massa total.
Hasil perhitungan persentase kandungan mineral magnetik per 100 g sampel dari 5 sampel
ditunjukkan pada tabel 1. Persentase mineral magnetik masing-masing sampel adalah sampel MA1
sebesar 1,89%, sampel MA2 sebesar 6,23 %, sampel MA3 sebesar 4,58%, sampel MA4 sebesar 2,38 %,
dan sampel MA5 sebesar 2,37 %. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa sampel MA2 dan MA3
memiliki persentase mineral magnetik yang tinggi dibandingkan dengan 3 sampel lainnya. Hasil ini
menunjukkan bahwa sampel MA2 dan MA3 memiliki kandungan unsur besi Fe yang lebih banyak.
Selain itu juga didukung oleh titik sampling MA2 dan MA3 pada zona pasang surut, dimana terjadi
pemisahan mineral berat dan mineral lempung. Mineral berat diendapkan sedangkan mineral seperti
lempung terbawa oleh air laut meninggalkan pantai.

2
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

proses pencucian di garis pantai sehingga mineral lempung tersuspensi sedangkan sedimen yang memiliki
kandungan mineral berat tetap terendapkan.

Tabel 1. Persentase mineral magnetik.

massa non- massa Persentase dari


magnetis magnetis magnetis
Kode sampel mineral (g) mineral (g) mineral (%)
MA1 98.12 1.89 1.89
MA2 93,78 6.23 6.23
MA3 95.42 4.58 4.58
MA4 97.62 2.38 2.38
MA5 97.63 2.37 2.37

Selanjutnya dilakukan pengukuran jenis mineral magnetik yang terdapat pada sampel pasir besi Pantai
Sampulungan menggunakan mesin XRD. Pengukuran dengan XRD dilakukan dengan metode serbuk. Hasil
pengukuran dianalisis menggunakan software PDXL2 dengan teknik search and match. Hasil analisis
kualitatif ditunjukkan pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5.

5500

5000 M

4500
M
M M
4000 M
R
Intensitas (cps)

3500 V V R

3000

2500

2000

1500

1000
10 20 30 40 50 60 70 80
2-theta (derajat)

Gambar 1. Pola difraksi sinar-X sampel MA1, M = magnetit (Fe3HAI4), R = rutil (TiO2), dan V =
vanadium (IV) oksida (VO)2).

3
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

6000
M
5500

5000

4500
R
V M
4000 M
Intensitas (cps)

V M M
MF
3500 V R
3000 M

2500

2000

1500

1000
10 20 30 40 50 60 70 80
2-theta (derajat)

Gambar 2. Pola difraksi sinar-X sampel MA2, M = magnetit (Fe3HAI4), R = rutil (TiO2), V =
vanadium (IV) oksida (VO)2), dan MF = magnesioferit [(MgFe2)HAI4].

7000

6000 M

5000

M M
Intensitas (cps)

M M
V M
4000
R C

M
3000

2000

1000
10 20 30 40 50 60 70
2-theta (derajat)

Gambar 3. Pola difraksi sinar-X sampel MA3, M = magnetit (Fe3HAI4), R = rutil (TiO2), C = kromium
oksida (CrO), dan V = vanadium oksida (V2HAI3).

4
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

10000
M
9000

8000
M

7000
Intensitas (cps)

6000
M
5000
M
DIA C
4000 V M
M
3000

2000

1000
10 20 30 40 50 60 70 80
2-theta (derajat)

Gambar 4. Pola difraksi sinar-X sampel MA4, M = magnetit (Fe3HAI4), C = kromium oksida (CrO), V
= vanadium (IV) oksida (VO)2), dan IT = besi titanium oksida [Fe(TiO3)].

9000
M
8000

7000

6000
Intensitas (cps)

5000 M
M M
R V M
4000 R
M
3000

2000

1000
10 20 30 40 50 60 70 80
2-theta (derajat)

Gambar 5. Pola difraksi sinar-X sampel MA5, M = magnetit (Fe3HAI4), R = rutil (TiO2), dan V =
vanadium (IV) oksida (VO)2).

5
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

Meja 2. Komposisi mineral sampel pasir besi berdasarkan analisis XRD.

Berat persen (wt.%)


MA1 MA2 MA3 MA4 MA5
Mineral Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel
Magnetit (Fe3HAI4) 78 56 76 81 67
Rutil (TiO2) 15 22 15 - 28
Kromium Oksida (CrO) - - 82 -
Vanadium (IV) Oksida (VO)2) 6 18 - 8 5
Vanadium Oksida (V2HAI3) - - 1- -
Besi Tiranium Oksida [Fe(TiO3)] - - - 9 -
Magnesioferit [(MgFe2)HAI4] - 3- - -

Gambar 1 menunjukkan bahwa mineral yang terkandung dalam sampel MA1 adalah magnetit, rutil, dan vanadium
(IV) oksida. Gambar 2 menunjukkan sampel MA2 yang mengandung mineral magnetit, rutil,
vanadium (IV) oksida, dan magnesioferit. Mineral yang terkandung dalam sampel MA3
adalah magnetit, chromium oxide, vanadium oxide, dan rutile (gambar 3). Sampel MA4
mengandung mineral magnetit, kromium oksida, vanadium (IV) oksida, dan besi titanium
oksida (gambar 4). Sedangkan sampel MA5 mengandung mineral magnetit, rutil, dan
vanadium (IV) oksida. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel yang mengandung
mineral magnetik dominan adalah magnetit. Adanya unsur Ti pada pasir besi dapat
menurunkan konsentrasi Fe. Hasil ini sesuai dengan pernyataan [15] yang menyatakan
bahwa pasir besi didominasi oleh Fe dan terdapat unsur Ti sebagai pengganggu yang
dapat menurunkan konsentrasi Fe.

Secara kuantitatif, komposisi mineral dianalisis dengan metode RIR. Hasil analisis ditunjukkan pada
tabel 2. Pada tabel 2 terlihat bahwa mineral dominan yang terkandung pada semua sampel pasir besi
adalah magnetit dan rutil. Hal ini menunjukkan bahwa sampel pasir besi memiliki kandungan Fe yang
tinggi. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa potensi pasir besi Pantai Sampulungan untuk
dieksplorasi lebih lanjut, diekstraksi dan digunakan sebagai bahan industri logam. Selain itu, sampel pasir
besi juga mengandung vanadium oksida. Mineral ini tidak termasuk dalam klasifikasi mineral magnetik
[16]. Namun, vanadium oksida berasal dari alga, kerang, dan kepiting [17].

4. Kesimpulan
Endapan pasir besi di Pantai Sampulungan mengandung mineral magnetik yang terindikasi mengandung unsur
besi (Fe) yang tinggi dan berada pada zona pasang surut. Mineral magnetik yang dominan adalah
magnetit (Fe3HAI4) yang termasuk golongan titanomagnetik dan ferrimagnetik. Selain itu, ada
juga vanadium oksida yang tidak termasuk dalam klasifikasi mineral magnetik dan bersifat
terindikasi berasal dari alga, kerang, dan kepiting.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Negeri Makassar yang telah mendanai penelitian ini
melalui Dana DIPA UNM 2018. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Winda Indira B. Tiro, S.Si., dan Nurfadilah,
S.Si. yang telah membantu dalam pengambilan sampel. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada Nur Akifah, S.Si.
operator Laboratorium Struktur Mikro Jurusan Fisika FMIPA UNM yang telah membantu dalam analisis data.

Referensi

[1] Zulkifli MD, Tholib A, Franklin, A. Sofyan, Sudiaman 2002 Inventarisasi dan Evaluasi
Mineral Logam di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan
(Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral).

6
Konferensi Internasional ke-8 tentang Fisika Teoritis dan Terapan Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Jurnal Fisika: Conf. Seri1120 (2018) 012060 doi:10.1088/1742-6596/1120/1/012060

[2] Yulianto A, Bijaksana S, Loeksmanto W, Sekaran JR, dan Pati G 2003 Indonesia. J. Fisik.14 1-
4.
[3] Findorak R, Froehlichova M dan Legemza J 2014 Metalurgija 53 9-12. Nugraha PA, Sari SP,
[4] Hidayati WN, Dewi CR, dan Kusuma DY 2016 Prok. Konferensi 2016
tentang Ilmu Dasar dan Terapan untuk Teknologi Maju (Yogyakarta) 1746 (New York: AIP
Conf. Proc.) hal tahun 20028.
[5] Bassez MP 2017 Planet Bumi Procedia. Sci.17 492-5.
[6] Sunaryono, Taufiq A, Mashuri, Pratapa S, Zainuri M, Triwikantoro and Darminto 2015 ibu.
Sci. Forum827 229-34.
[7] Setiadi EA, Sebayang P, Ginting M, Sari AY, Kurniawan C, Saragih CS, and Simamora P.
2016 J. Fisik. Kon. Ser.776 12020.
[8] Bilalodin 2010 molekul 5 105-108.
[9] Tiwow VA, Arsyad M, Palloan P, dan Rampe MJ 2018 J. Phys.: Conf. Ser. 997 012010 . Fahlepy
[10] MR, Tiwow VA, dan Subaer 2018 J. Phys.: Conf. Ser. 997 012036 . Yulianto A, Sulhadi, Azis ALI
[11] dan Dayati E 2013Malaysia J. Fundam. aplikasi9 211-215 Rahmawati R, Melati A, Taufiq A,
[12] Sunaryono, Diantoro M, Yuliarto B, Suyatman S, Nugraha
N, dan Kurniadi D 2017 Konferensi IOP Ser. ibu. Sci. Ind.202 12013.
[13] Pratapa S 2004 Bahan Kuliah Difraksi Sinar-X (Surabaya: Jurusan Fisika FMIPA ITS). Subaer,
[14] Nurhayati, Nurhasmi, dan Nurfadillah 2014Indonesia. J. dari Appl. fisik.4 134-141. Jahidin 2012
[15] Jurnal Aplikasi Fisika 8 20-24. Sayang J 1999Kerentanan Magnetik Lingkungan: Menggunakan
[16] Sistem Bartington MS2.
(Pengkatalogan Perpustakaan Inggris dalam Data Publikasi). Baranova VN dan Fortunatov
[17] AV 2012Vanadium: Sifat Kimia, Penggunaan, dan
Efek Lingkungan (Nova Science Publisher, Inc, Buku).

Anda mungkin juga menyukai