Disusun Oleh :
St. Surya Musdalifah, S.Ked.
105505405218
Pembimbing :
dr. Merlyn Meta Astari, M.Kes, Sp.A
0
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka
Indonesia pada tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di
gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi.
Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah,
Glomerulonefritis dapat dibagi atas dua golongan besar, yaitu bentuk yang
merata dan bentuk yang fokal. Pada bentuk yang merata perubahan tampak pada
1
semua lobulus daripada semua glomerulus, sedangkan pada bentuk fokal hanya
sebagian glomerulus yang terkena, dari pada glomerulus yang terkena itu hanya
tampak kelainan setempat (hanya satu atau beberapa lobulus yang terkena).2
perubahan struktur dan faal dari peradangan akut glomerulus pasca infeksi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
proteinuria secara mendadak, adanya sel darah merah pada urin, edema dan
infeksi grup beta hemolyticus Streptococcus. Gejala klnik muncul 1-2 minggu
pyoderma3,4
2. Epidemiologi
faringitis.4
GNA PS banyak terjadi pada negara-negara berkembang seperti
Afrika, India Barat, dan Timur Tengah, dipengaruhi oleh status nutrisi,
Mortalitas pada penderita GNA pada anak sangat jarang (<1%). Tidak
ada predileksi rasial. Pada laki-laki dua kali lebih sering daripada pada
wanita. GNA PS sering terjadi pada anak usia 2-12 tahun. 5% terjadi pada
3. Etiologi
pasca streptokocus timbul setelah infeksi saluran nafas ats, yang disebabkan
melekatkan diri pada asel epitel. Selain itu pada permukaan kuman juga
reaksi presipitin protein M atau reaksi aglutinin protein T dinding sel. Disebut
diketahui. 5
Gambar 1. Diagram skematik Streptococcus pyogenes
5. Patofisiologi
diperdebatkan5
Apabila pasien yang terinfeksi Streptococcus beta haemolyticus grup
membuat antibodi. Reaksi antigen antibodi ini terjadi dalam sirkulasi atau in
antigen streptokokus.5
atau materi yang tidak intrinsik untuk glomerulus tetapi ada karena
noncollagenous dari sebuah 3 rantai kolagen tipe IV. Pada pasien dengan
ukuran pore membrana basalis pada anak dan dewasa adalah 2-3 nm dan 4-
4,5 nm. Oleh karena itu GNA PS banyak terjadi pada anak-anak daripada
dewasa.8
ditemukan pada bentuk lain GNA maupun demam rematik. NAP1r juga
ditemukan pada biopsi renal awal pasien GNA PS. Setelah NAP1r ini
ikatan ini membran basal glomerular menjadi rusak secara langsung. NAP1r
hipersensitifitas tipe lambat. Pertama, terjadi proliferasi pada endotel, hal ini
akibat infiltrasi leukosit PMN dan monosit dan makrofag merupakan sel
helper.8
bersifat superantigen. Hal ini menyebabkan aktivasi sel Tmasif dan pelepasan
superantigen.8
1. Klasifikasi
Klasifikasi Glomerulonefritis5
Sindrom Alport
Hematuria Familial
2. Didapat
Primer/idiopatik
Sekunder
a. Akibat Infeksi
subakut
malaria
uremik
c. Obat
Penisilamin, Captopril
d. Neoplasia
e. Lain-lain
6. Manifestasi Klinis
Anamnesis
atau pioderma.
1. Periode laten
a. Terdapat periode laten antara infeksi streptokokus dengan onset pertama kali
muncul gejala.
b. Pada umumnya, periode laten selama 1-2 minggu setelah infeksi tenggorok
3. Edema periorbital
a. Onset munculnya sembab pada wajah atau mata tiba-tiba. Biasanya tampak
jelas saat psaat bangun tidur dan bila pasien aktif akan tampak pada sore hari.
4. Gejala nonspesifik
a. Yaitu gejala secara umum penyakit seperti malaise, lemah, dan anoreksia,
Pemeriksaan Fisik
Adanya gross hematuri (urin yang berwarna seperti teh), dengan atau
tanpa edema (paling mudah terlihat edema periorbital atau mata tampak
sembab), pada kasus yang agak berat dapat timbul gangguan fungsi ginjal
biasanya berupa retensi natrium dan urin. Gejala lain yang muncul tidak
spesifik. Bila disertai dengan hipertensi, dapat timbul nyeri kepala. Demam
tidak selalu ada. Pada kasus berat (GN destruktif) dapat timbul proteinuria
masif (sindrom nefrotik), edema anasarka atau asites, dan berbagai gangguan
a. Gejala yang timbul adalah edema, hematuria, dan hipertensi dengan atau
2. Edema
a. Edema tampak pada 80-90% kasus dan 60% menjadi keluhan saat ke
dokter.
natrium dan urin menjadi terkonsentrasi. Adanya retensi natrium dan air
3. Hipertensi
a. Hipertensi muncul dalam 60-80% kasus dan biasanya pada orang yang
lebih besar.
meningkat.
neurologis.
4. Oliguria
5. Hematuria
pulmonal.
Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
streptolisin O. Bila semua uji dilakukan uji serologis dilakukan, lebih daro
yang lain terhadap antigen streptokokus biasanya positif. Pada awal penyakit
dilakukan secara seri. Kenaikan titer 2-3 kali lipat berarti adanya infeksi.
CH50 dan konsentrasi serum C3. Penurunan C3 terjadi ada >90% anak
dengan GNA PS. Pada pemeriksaan kadar komplemen, C3 akan kembali
normal dalam 3 hari atau paling lama 30 hari setelah onset 8,11
menurun.1,11
proteinuria muncul pada semua kasus. Pada sedimen urin terdapat eritrosit,
baik didapatkan pada urin pagi hari, terdapat 60-85% pada anak yang dirawat
di RS. Hematuria biasanya menghilang dalam waktu 3-6 bulan dan mungkin
normositik normokrom.5
b) Pemeriksaan Pencitraan5
c) Biopsi Ginjal
Dalam penilaian mikroskop elektron, ada berbentuk kubah atau api berbentuk
Indikasi Relatif1 :
b. Anuria
7. Diagnosis
lainnya.13
8. Diagnosa Banding1
Sindrom Nefrotik
Nefropati IgA
Nefritis lupus
9. Penatalaksanaan
antibiotik yang sesuai merupakan indikasi bila infeksi tetap ada. Gangguan
diuretik atau obat antihipertensi. Pada kasus berat yang telah terjadi
kegagalan ginjal, dapat dilakukan hemodialisa atau peritoneal dialisa.
Terapi Medis :
1. Pada fase akut batasi garam dan air, jika hipertensi dapat diberikan diuretik.
parenteral agen.
10. Prognosis
rumah sakit. Dan sebagian besar akan pulang dalam waktu 2-4 hari. Semakin
cepat tekanan darah berada dalam nilai normal dan diuresis telah kembali,
ginjal membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal dalam waktu 3-4
minggu. Komplemen serum menjadi normal dalam waktu 6-8 minggu. Tetapi
25% dari1
a. 0-6 minggu setelah onset : hipertensi telah terkontrol, edema sudah perbaikan,
b. 8-10 minggu setelah onset : azotemia telah hilang, anemia telah terkoreksi,
c. 3,6,9 bulan setelah onset : Hematuria dan proteinuria telah menghilang sedikit
telah menghilang.
e. 2,5 dan 10 tahun setelah onset : urin telah normal, tekanan darah dan kada
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
1. Identitas penderita
Umur : 6 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : TNI
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Perawat
II. ANAMNESIS
(GNAPS)
wajah terutama kelopak mata, pipi, perut dan scrotum (+) sejak 4 hari yang
lalu SMRS
dikedua tungkai bawah yang disetai demam dan nyeri namun demam turun
: Riwayat Antenatal :
TT, vitamin dan tambahan zat besi dari bidan. Selama hamil ibu tidak pernah
sakit.
Riwayat Natal :
Penolong : Dokter
Riwayat Neonatal :
pada bibir, kuku dan badan anak. Tidak ada kuning pada badan anak.
6. Riwayat perkembangan
Tiarap : 4 bulan
Merangkak : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 12 bulan
BCG + -
Polio + + + + -
Hepatitis B + + + -
DPT + + + -
Campak + -
waktunya.
8. Makanan :
Umur 1-2 tahun : anak mendapat nasi lembek sesuai keinginan anak.
dapur, 2 wc, dan 1 ruang tamu. Ventilasi udara dan cahaya cukup. Jarak
tempat sampah.
Kesadaran : Komposmentis
GCS :4–5–6
2. Pengukuran
Suhu : 36,8° C
Respirasi : 24 kali/menit
Berat badan : 18 kg
Kelembaban : cukup
UUB : menutup
UUK : menutup
Lain-lain :-
Tebal/tipis : tebal
Kornea : jernih/jernih
Serumen : minimal
Warna : kemerahan
Membran/pseudomembran : (-)
Membran/pseudomembran : (-)
5. Leher :
6. Toraks :
a. Dinding dada/paru :
Pernafasan : thorakoabdominal
Perkusi : sonor/sonor
b. Jantung :
Auskultasi :
Frekuensi : 90 x/menit
Suara dasar : S1 dan S2 tunggal
Lokasi : (-)
Punctummax :(-)
Penyebaran :(-)
7. Abdomen :
8. Ekstremitas :
tidak ada,
- Neurologis
Lengan Tungkai
Tanda
Kanan Kiri Kanan Kiri
Tanda
(-) (-) Tidak ada Tidak ada
meningeal
9. Susunan saraf :
dbn
(simetris)
N. VIII (vestibulchoclearis): pendengaran simetris, tinnitus (-),
vertigo (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal Keterangan
20 Maret 2021
S: Keluhan: bengkak di wajah (+), bengkak di perut (+) scrotum (+) Demam (-)
4 hai belum BAB
O: KU : Lemas/composmentis
o
TD: 120/70 mmHg N: 66x/menit RR : 22 x/menit T : 36,6 C BB: 18 kg
Kepala : edema periorbital (+/+)
Thoraks : simetris, retraksi (-). Pulmo : vesikuler (+) normal,
ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : cembung, BU (+) normal, shifting dullness (+), Lingkar
Perut: 50 cm
Ekstremitas : akral dingin tidak ada, edema (-), pioderma di regio
tibialis posterior dextra et sinista, patella dextra et sinistra dan dorsum pedis
dextra et sinista
A : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
P: - IVFD D5% 8tpm
- Inj Ceftazidime 750mg/12jam/iv
- Inj. Furosemide 20mg/12jam/iv
- Diet Rendah garam
- Bed Rest Total
-Tampung urin 24 jam
Tanggal Keterangan
22 Maret 2021
S: Keluhan: bengkak di wajah (+), bengkak di perut (+) scrotum (+) Demam (-)
BAB : biasa, sedikit ampas (+) BAK : pagi ini warna teh pekat keruh
O: KU : Lemas/composmentis
o
TD: 110/70 mmHg N: 108x/menit RR : 26 x/menit T : 36,4 C BB: 18 kg
Kepala : edema periorbital (+/+)
Thoraks : simetris, retraksi (-). Pulmo : vesikuler (+) normal,
ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : cembung, BU (+) normal, shifting dullness (+), Lingkar
Perut: 50 cm
Ekstremitas : akral dingin tidak ada, edema (-), pioderma di regio
tibialis posterior dextra et sinista, patella dextra et sinistra dan dorsum pedis
dextra et sinista
A : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
P: - IVFD D5% 8tpm
- Inj Ceftazidime 750mg/12jam/iv
- Inj. Furosemide 20mg/12jam/iv
- Diet Rendah garam
- Bed Rest Total
-Tampung urin 24 jam
Tanggal Keterangan
23 Maret 2021
S: Keluhan: bengkak di wajah (+), bengkak di perut (+) scrotum (+) tapi mulai
menurun Demam (-) BAB belum bab BAK : pagi ini warna teh pekat keruh
O: KU : baik/composmentis
o
TD: 110/70 mmHg N: 89x/menit RR : 24 x/menit T : 36,6 C BB: 18 kg
Kepala : edema periorbital (+/+)
Thoraks : simetris, retraksi (-). Pulmo : vesikuler (+) normal,
ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : cembung, BU (+) normal, shifting dullness (+), Lingkar
Perut: 50 cm
Ekstremitas : akral dingin tidak ada, edema (-), pioderma di regio
tibialis posterior dextra et sinista, patella dextra et sinistra dan dorsum pedis
dextra et sinista
A : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
P: - IVFD D5% 8tpm
- cefixime 2x80mg (2x4ml)
- Prednison 3-2-2 tab
- Inj. Furosemide 20mg/12jam/iv
- Diet Rendah garam
- Bed Rest Total
-Tampung urin 24 jam
Tanggal Keterangan
24 Maret 2021
S: Keluhan: bengkak di wajah (+), bengkak di perut (+) scrotum (+) Demam (-)
4 hai belum BAB
O: KU : Lemas/composmentis
o
TD: 120/70 mmHg N: 66x/menit RR : 22 x/menit T : 36,6 C BB: 18 kg
Kepala : edema periorbital (+/+)
Thoraks : simetris, retraksi (-). Pulmo : vesikuler (+) normal,
ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : cembung, BU (+) normal, shifting dullness (+), Lingkar
Perut: 50 cm
Ekstremitas : akral dingin tidak ada, edema (-), pioderma di regio
tibialis posterior dextra et sinista, patella dextra et sinistra dan dorsum pedis
dextra et sinista
A : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
P: - IVFD D5% 8tpm
- cefixime 2x80mg (2x4ml)
- Prednison 3-2-2 tab - Inj. Furosemide 20mg/12jam/iv
- Diet Rendah garam
- Bed Rest Total
-Tampung urin 24 jam
- Tunggu hasill ASTO
Tanggal Keterangan
25 Maret 2021
S: Keluhan: bengkak di wajah (+), bengkak di perut (+) scrotum (+) mulai
menurun Demam (-) BAK : pagi ini warna teh pekat , jenih
O: KU : Lemas/composmentis
o
TD: 110/70 mmHg N: 80x/menit RR : 22 x/menit T : 36,7 C BB: 18 kg
Kepala : edema periorbital (-/-)
Thoraks : simetris, retraksi (-). Pulmo : vesikuler (+) normal,
ronkhi (-), wheezing (-)
Cor : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : cembung, BU (+) normal, shifting dullness (-), Lingkar
Perut: 49 cm
Ekstremitas : akral dingin tidak ada, edema (-), pioderma di regio
tibialis posterior dextra et sinista, patella dextra et sinistra dan dorsum pedis
dextra et sinista
A : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
P: - Amoxicilin 300mg/8jam/oral
- Furosemid 2x20mg/oral
V. RESUME
terutama kelopak mata, pipi, perut dan scrotum (+) sejak 4 hari yang lalu
bernanah dikedua tungkai bawah yang disetai demam dan nyeri namun
Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran : Komposmentis
GCS : 4-5-6
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
diameter 3mm/3 mm
II. SN
VIII. PENATALAKSANAAN
X. PROGNOSIS
XI. PENCEGAHAN
2. Jika anak demam sebaiknya dikompres, diberi minum yang banyak untuk
PEMBAHASAN
Maret 2021 sampai 26 Maret 2021 dengan diagnosa Glomerulonefritis akut post
berdasarkan5:
1. Anamnesa :
laten selama 1-2 minggu setelah faringitis dan dan 3-6 minggu
Urin.
Pada teori:
120/70 mmHg, dan pasien juga mengeluh adanya nyeri kepala.. Edema
pada kelopak mata dan wajah, ekstemitas atas, perut, dan skrotum.
BAK merah pekat dan keruh seperti warna coca cola (+) dan
3. Pemeriksaan Penunjang
merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai
sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2 liter. Selain
eritrosit yang lebih banyak dari normal yaitu 20-30 pada tanggal 20
getah bening
Pada pasien terjadi edema pada palpebra dan terasa bertambah pada pagi hari.
1. Anatomi palpebra tersusun oleh jaringan kulit yang tipis dan longgar
→
daerah orbita
ECF Hipertensi
meningkat
Diagnosa banding pada pasien ini adalah Sindrom Nefrotik dan Glomerulopati
IgA. Pada sindroma nefrotik edema yang terjadi generalisata juga, namun tidak
riwayat infeksi streptokokus. Pada glomerulopati IgA, klinis sangat mirip dengan
GNA PS, perbedaananya adalah infeksi terdapatnya periode laten antara infeksi
dan munculnya onset seperti edema maupun BAK yang keruh. Pada
glomerulopati IgA, infeksi dan timbulnya edema atau BAK keruh terjadi pada
Pada pasien ini, gejala yang ditemukan adanya hipertensi yang mencapai
120/90 di Unit Gawat Darurat dan pada follow up selanjutnya mencapai 110-
dengan dosis 3 x 12,5 mg, dan untuk mengurangi edema yang terjadi diberikan
infeksi pada faring diduga penyebabnya. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah
3 x 400 mg.
diastolik >95 persentil menurut umur dan jenis kelamin pada pengukuran tiga kali
Istilah Batasan
kelamin
lebih tinggi atau massa otot berlebih untuk umurnya, maka anak ini
1. Wiguno .P, et al, 2009, Glomerulonefritis, Ilmu Penyakit Dalam II, , Balai
Penerbit FKUI: Jakarta. Hal: 969
2. Husein Alatas, 1995, Glomerulonefritis akut, Infomedika: IDAI: Jakarta.
3. Yumi.J, 2009, GNA, http://youmedical
zone.com/2009/07/28/glomerulonefritis-akut-gna/
4. Antonius, P, et al, 2010, Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus,
dalam: Pedoman Pelayanan Medis, PP IDAI: Jakarta. Hal: 89-91
5. lorraine, W dan Sylvia, P, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit, ed 6, EGC, Jakarta. Hal: 867
6. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, 2000, vol 3, ed Wahab, A. Samik, Ed 15,
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, EGC: Jakarta. Hal: 1813-
1814
7. Donna J. Lager, M.D.http;//www.vh.org/adult/provider/pathologi/GN/
GNHP.html.2000
8. http://www/.5mcc.com/ Assets/ original article of
glomerulonefritis/TP0373./2008/html.
9. http://pkukmweb.ukm.my/~danial/Streptococcus.html.laboronline2010.
10. Potter,http://www.Findarticles.com/cf0/g2601/potter.0005/2601000596/pi/
article.jhtm?term=g lomerunopritis+salt+dialysis.2003/html
11. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_HematuriPadaAnak.pdf/11_Hem
aturiPadaAnak/2009/efr
12. http://www.uam.es/departamentos/medicina/patologiaglomerulonefritis/19
-20x.JPG. 2006/ocid