Anda di halaman 1dari 8

42 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No.

1 Maret 2016

PENERAPAN LOGIKA FUZZY DALAM SISTEM PENDUKUNG


KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA BSM

Yunita
Program Studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer
STMIK NUSAMANDIRI
Jl. Kramat Raya No. 18, Jakarta Pusat
http://www.nusamandiri.ac.id
yunita030914@gmail.com

Abstract The selection process elections BSM PENDAHULUAN


students receiving Academic includes three
variables, namely, income and number of siblings 1. Latar Belakang
Parents bladder. After processing of the above Setelah Pemerintah menetapkan kebijakan
variables will result in decisions that students Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai
deserve a BSM, Worthy or Not Worthy. In order to salah satu pendukung untuk menuntaskan
produce a fast and accurate decisions and to avoid program Wajar Dikdas 9 Tahun, ternyata
any mistakes in the selection of students, it needs kebijakan BOS tersebut belum mampu menjamin
an appropriate method that can be used to assist seluruh masyarakat untuk dapat sekolah,
decision makers in carrying out their duties. By terutama bagi anak-anak usia sekolah yang
using the right method then the School Committee berasal dari keluarga miskin. Bantuan
will be easier to make decisions. The method is Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan
considered to overcome this problem is through a kepada MI dan MTs maupun lembaga
fuzzy logic approach to the method of Sugeno penyelenggara Wajar Dikdas setara MI dan MTs,
Order 0 . The end result of this study is the result hanya mampu mengurangi beban biaya
that states a student eligible to get a scholarship pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat,
for BSM, for which data aravailable. tetapi tidak mampu untuk membebaskan
seluruh biaya pendidikan, sehingga banyak
Keywords: Decision BSM, Fuzzy Logic, Method siswa miskin yang tidak sanggup atau
Order Sugeno 0 melanjutkan pendidikannya karena harus
mengeluarkan biaya untuk buku, transportasi,
Intisari Proses penyeleksian/pemilihan siswa seragam madrasah, sepatu, buku tulis atau biaya
penerima BSM mencakup tiga Variabel yaitu lainnya yang tidak dapat dipenuhi dari dana BOS.
Akademik, Penghasilan Orang Tua dan Jumlah Sementara kita semua melihat bahwa mayoritas
saudara Kandung. Dari Variabel diatas Setelah siswa madrasah berasal dari keluarga kurang
diolah akan menghasilkan keputusan siswa yang mampu bahkan dapat dikategorikan miskin.
layak mendapatkan BSM, Layak atau Tidak Layak. sumber (www.madrasah.kemenag.go.id, 2013) .
Agar dapat menghasilkan putusan yang cepat dan Dari pengamatan penulis selama
tepat serta untuk menghindari adanya kesalahan melakukan riset di MTsN 37 Jakarta, penulis
dalam menyeleksi siswa, maka diperlukan suatu menganalisa kurang efisienya proses
metode yang tepat yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam menentukan
membantu pengambil keputusan dalam siswa yang layak mendapatkan BSM dikarenakan
menjalankan tugasnya. Dengan menggunakan sistem pengambilan keputusan yang berjalan
metode yang tepat maka pihak Komite Sekolah sekarang masih dilakukan secara manual. Dari
akan lebih mudah dalam mengambil keputusan. masalah yang berhasil penulis analisa, penulis
Metode yang dianggap mampu mengatasi dapat meneyimpulkan bahwa metode logika
permasalahan ini adalah melalui pendekatan fuzzy dapat digunakan sebagai sistem pendukung
logika fuzzy dengan metode Sugeno Orde 0. Hasil keputusan dalam menetukan pemberian Dana
akhir dari penelitian ini adalah adanya hasil yang BSM kepada siswa dengan menerapkan kriteria-
menyatakan seorang siswa layak atau tidak layak kriteria penilaian yang jelas.
untuk mendapatkan beasiswa BSM, sesuai data
yang ada.

Keywords: Logika Fuzzy, Metode Sugeno Orde 0,


Putusan BSM.

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016 43

BAHAN DAN METODE dalam konsep Sistem Pendukung Keputusan.


Ketiga prinsip dasar dalam Sistem Pendukung
1. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan tersebut adalah:
Keputusan a. Struktur Masalah: Sistem Pengambilan
Konsep Sistem pendukung Keputusan atau Keputusan diarahkan pada area tempat
Decision Support System (DSS) mulai dikenal sebagian besar masalah tersebut berada.
sekitar tahun 1960an dengan adanya timesahring b. Dukungan Keputusan: Sistem Pendukung
komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang Keputusan tidak dimaksudkan untuk
dapat berinteraksi langsung dengan komputer menggantikan manajer, Komputer dapat
tanpa harus melalui spesialis informasi. Istilah diterapkan untuk menyelesaikan masalah
Decision Support System (DSS) baru mulai yang terstruktur sedangkan untuk masalah
dipopulerkan pada tahun 1971 oleh G. Anthony yang tak terstruktur, manajer tetap
Gorry dan Michael S. Scott Morton dimana bertanggung jawab secara penuh. Manajer
keduanya adalah profesor dari MIT. Mereka dan Komputer bekerja sama sebagai tim
mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan pemecah masalah dalam memecahkan
sebagai suatu sistem interaktif berbasis masalah yang berada diarea semi terstruktur
komputer yang dapat membantu para pengambil yang lain.
keputusan dalam menggunakan data dan model c. Efektivitas Keputusan:Tujuan dari Sistem
untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak Pendukung Keputusan bukanlah untuk
terstruktur (McLeod Jr, 2004). membuat proses pengambilan keputusan
Menurut (Marimin, 2004), terdapat seefisien mungkin, tetapi manfaat utama
empat karakteristik utama dari suatu Sistem penggunaan Sistem Pendukung Keputusan
Pendukung Keputusan yaitu: adalah pengambilan keputusan yang lebih
a. Sistem Pendukung Keputusan baik.
menggabungkan data dan model menjadi satu
bagian. 3. Logika Fuzz
b. Sistem Pendukung Keputusan dirancang Logika fuzzy merupakan salah satu komponen
untuk membantu para manajer (pengambil pembentuk softcomputing. Logika Fuzzy pertama
keputusan) dalam proses pengambilan kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada
keputusan dari masalah yang bersifat semi tahun 1965. Dasar dari logika fuzzy adalah teori
struktural. himpunan fuzzy. Pada teori himpunan Fuzzy
c. Sistem Pendukung Keputusan lebih peranan derajat keanggotaan sebagai penentu
cenderung dipandang sebagai pendukung keberadaan elemen dalam suatu himpunan
penilaian manajer dan sama sekali bukan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau derajat
untuk menggantikannya. keanggotaan atau membership functio menjadi
d. Teknik Sistem Pendukung Keputusan ciri utama dari penalaran dengan logika fuzzy
dikembangkan untuk meningkatkan tersebut, (Kusumadewi & Purnomo, 2010)
efektifitas dari pengambil keputusan.
Logika fuzzy dapat dianggap sebagai kotak
2. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan hitam yang menghubungkan antara ruang input
Selain memiliki konsep, Sistem Pendukung menuju ke ruang output Menurut kusuma dewi
Keputusan juga memiliki tujuan, Tujuan dari dalam Gelley (2010), kotak hitam tersebut berisi
Sistem Pendukung Keputusan tersebut suatu cara atau metode untuk mengolah data
disampaikan oleh Keen dan Morton dalam masukan menjadi keluaran berupa informasi
(McLeod Jr, 2004). Adapun Tujuan dari Sistem yang baik.
Pendukung Keputusan tersebut adalah :

a. Membantu manajer membuat keputusan


untuk memecahkan masalah-masalah yang
bersifat semi-terstruktur.
b. Mendukung penilaian manajer dan bukan
mencoba untuk menggantikannya (menjadi
pengambil keputusan).
c. Meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan manajemen dan bukannya untuk
meningkatkan efisiensinya. Sumber (kusumadewi, 2010)

Tujuan-tujuan tersebut diatas Gambar 1. Contoh pemetaan Input-Output


berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


44 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016

Dasar pemikiran logika fuzzy adalah bahwa teori himpunan, maka konsep matematis yang
pada dasarnya tidak semua keputusan hanya mendasari penalaran fuzzy tersebut cukup
dijelaskan dengan nol (0) atau satu(1), melainkan mudah untuk dimengerti.
ada kondisi yang terdapat di antara keduanya. 2. Logika fuzzy sangat fleksibel, artinya mampu
Daerah di antara 0 dan 1 inilah yang dikenal beradaptasi dengan perubahan-perubahan
dengan fuzzy atau tersamar.Secara umum, dan ketidakpastian yang menyertai
konsep sistem logika fuzzy menurut permasalahan.
(Kusumadewi & Purnomo, Aplikasi Logika Fuzzy 3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap
untuk Pendukung Keputusan, 2010) adalah: data-data yang tidak tepat. Jika diberikan
a. Himpunan tegas (crisp), adalah nilai sekelompok data yang cukup homogen,
keanggotaan pada suatu item dalam suatu kemungkinan ada beberapa data yang
himpunan tertentu. Himpunan ini terdiri atas eksklusif, maka logika fuzzy memiliki
dua kemungkinan, yaitu: 1, yang berarti kemampuan untuk menangani data eksklusif
bahwa item tersebut (x) anggota himpunan A; tersebut.
dan 0, yang berarti bahwa item tersebut (x) 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-
bukan anggota himpunan A. Pada himpunan fungsi non linear yang sangat kompleks.
tegas, satu perubahan kecil pada item tertentu 5. Logika fuzzy dapat membangun dan
mengakibatkan perubahan item tersebut mengaplikasikan pengalaman- pengalaman
menjadi item lain. para pakar secara langsung tanpa harus
b. Himpunan fuzzy, adalah suatu himpunan yang melalui proses pelatihan.
digunakan untuk mengatasi kekakuan dari 6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan
himpunan tegas. Himpunan fuzzy memiliki teknik-teknik kendali secara konvensional.
rentang nilai antara 0 hingga 1. Seberapa 7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami
besar eksistensi himpunan tersebut dapat karena logika fuzzy menggunakan bahasa
dilihat pada nilai/ derajat keanggotaannya; sehari-hari sehingga mudah dimengerti.
c. Fungsi keanggotaan, adalah suatu fungsi yang
menunjukkan pemetaan titik-titik input data 4. Bantuan Beasiswa Siswa Miskin
ke dalam derajat keanggotaannya, yang (BSM)
ditunjukkan dalam bentuk kurva, dan Setelah Pemerintah menetapkan kebijakan
memiliki interval antara 0 sampai 1; Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai
d. Variabel linguistik, adalah suatu variabel yang salah satu pendukung untuk menuntaskan
memiliki nilai berupa kata-kata yang program Wajar Dikdas 9 Tahun, ternyata
dinyatakan dalam bahasa alamiah dan bukan kebijakan BOS tersebut belum mampu menjamin
angka. Setiap variabel lingustik berkaitan seluruh masyarakat untuk dapat sekolah,
dengan sebuah fungsi keanggotaan. Secara terutama bagi anak-anak usia sekolah yang
umum, peranan linguistik memang kurang berasal dari keluarga miskin. Bantuan
spesifik dibandingkan angka, namun nilai Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan
informasi yang disampaikan lebih dapat kepada MI dan MTs maupun lembaga
diterima. penyelenggara Wajar Dikdas setara MI dan MTs,
e. Operasi dasar himpunan fuzzy, adalah operasi hanya mampu mengurangi beban biaya
untuk menggabungkan dan atau pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat,
memodifikasi himpunan fuzzy. tetapi tidak mampu untuk membebaskan
f. Aturan (rule) if-then fuzzy adalah suatu seluruh biaya pendidikan, sehingga banyak
penyataan if-then, di mana beberapa kata- siswa miskin yang tidak sanggup atau
kata dalam pernyataan tersebut ditentukan melanjutkan pendidikannya karena harus
oleh fungsi keanggotaan. Sedangkan aturan mengeluarkan biaya untuk buku, transportasi,
produksi fuzzy merupakan hubungan fuzzy seragam madrasah, sepatu, buku tulis atau biaya
antara dua proposisi fuzzy. Aturan tersebut lainnya yang tidak dapat dipenuhi dari dana BOS.
dinyatakan dalam bentuk: if (proposisi fuzzy Dengan adanya hal diatas, Kementerian Agama
1) then (proposisi fuzzy 2), di mana proposisi •‡ŽƒŽ—‹ •‡•‡–ƒ’•ƒ• ’”‘‰”ƒ• ò ƒ•–—ƒ•
fuzzy 1 disebut sebagai antacedent (premis) ‡ƒ•‹•™ƒ ‹•™ƒ ‹••‹•ó ›ƒ•‰ †‹„‡”‹•ƒ• •‡’ƒ†ƒ
dan proposisi fuzzy 2 disebut sebagai sebagian siswa miskin di tingkat MI/MTs/MA,
consequent (kesimpulan). walaupun jumlah siswa yang mendapatkan
Menurut Cox dalam (Kusumadewi & bantuan ini masih sangat terbatas. Hal tersebut
Purnomo, 2010), ada beberapa alasan mengapa bertujuan untuk membiayai sebagian kebutuhan
orang menggunakan logika fuzzy didalam pendidikannya, sehingga dapat menyelesaikan
pengambilan sebuah keputusan: pendidikannya, bahkan dapat melanjutkan
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. pendidikan ke jenjang berikutnya,
Karena Logika Fuzzy menggunakan dasar (www.madrasah.kemenag.go.id).

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016 45

5. METODOLOGI PENELITIAN Aplikasi Fungsi Implikasi, Komposisi dan


Penegasan dengan Metode Sugeno Orde 0
Metode Analisa dengan logika fuzzy Untuk melakukan Sistem Inferensi Fuzzy,
Sugeno Orde 0 dalam penelitian ini digunakan metode Sugeno,
yaitu metode di mana fungsi keanggotaan
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa outputnya bukan dalam bentuk fungsi
kesimpulan sebagai berikut : keanggotaan, tetapi sebuah bilangan yang
bersifat linier atau konstanta (Naba, p.37).
a. Variebel fuzzy terdiri dari Tiga variabel yaitu
Metode ini memiliki dua model, yaitu Orde 0 dan
Akademik, Penghasilan Orang Tua, dan
Orde 1. Pada Metode Sugeno Orde 0, rumus yang
Jumlah Saudara Kandung.
digunakan adalah:
b. Adapun himpunan fuzzy masing-masing
variabel adalah :
IF (x1 is a1) ° (x2 is A2 ¹å¹ šn is An) THEN z
1) Akademik : Sangat Baik, Baik, Cukup
= k,
2) Penghasilan Orang Tua: Sangat Cukup,
Cukup, Kurang
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke i sebagai
3) Jumlah Saudara Kandung: Sangat banyak,
antaseden (alasan), ° adalah operator fuzzy (AND
Banyak,Sedikit
atau OR) dan k merupakan konstanta tegas
c. Berikut nilai atau bobot Kriteria untuk
sebagai konsekuen (kesimpulan). Sedangkan
masing-masing variable
Metode Sugeno Orde 1 memiliki rumus:
Tabel 1. Bobot Kriteria untuk Akademik
IF (x1 is a1) ° (x2 is A2 ¹å¹ šn is An) THEN z
= p1*x1ªåª’n*xn+q
Rangking Variabel

1-5 Sangat Baik dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke i sebagai


antaseden, ° adalah operator fuzzy (AND atau
6-10 Baik OR), pi merupakan konstanta ke i dan q juga
merupakan konstanta dalam konsekuen.
> 10 Cukup Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Metode Sugeno Orde 0. Alasan penggunaan
Metode Sugeno Orde 0 dibandingkan Metode
Sugeno Orde 1 adalah karena dalam proses
Tabel 2. Bobot Kriteria untuk pembuatan aturan pada sistem inferensi fuzzy,
Penghasilan Orang Tua tidak diperlukan penambahan konstanta (q)
sebagaimana yang dinyatakan dalam rumusan
Penghasilan Orang Nilai Orde 1. Sedangkan alasan penggunaan Metode
Tua Sugeno Orde 0 dibanding Metode Mamdani
adalah karena metode ini memiliki keluaran
< 1.000.000 Kurang berupa bilangan konstanta, sehingga keluaran
tersebut tidak lagi mengalami fuzzifikasi
1.000.000 3.000.000 Cukup sebagaimana pada Metode Mamdani. Untuk
memahami cara kerja Metode Sugeno Orde 0
>3.000.000 Sangat Cukup dengan operator AND, dapat ditunjukkan dengan
gambar berikut:

Tabel 3. Bobot Kriteria untuk Jumlah


Saudara Kandung

Jumlah Saudara Nilai


kandung

>5 Anak Sangat banyak Gambar 2. Sistem inferensi fuzzy denganoperator


AND Metode Sugeno
2 - 4 Anak Banyak
Karena menggunakan operator AND,
< 1 Anak Sedikit •ƒ•ƒ ’‡•‡•–—ƒ• •‹Žƒ‹ •‡ƒ•‰‰‘–ƒƒ• =-predikat),
dilakukan dengan mengambil nilai minimum dari

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


46 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016

hasil operasi pembentukan aturan fuzzy (rules) aturan fuzzy ke n w = bobot untuk setiap
sesuai gambar di atas. Untuk perkiraan prakiraan dalam pembentukan aturan fuzzy
pengambilan keputusan untuk pemilihan
penerima beasiswa BSM, di bawah ini HASIL DAN PEMBAHASAN
digambarkan cara kerja Sistem Inferensi Fuzzy:
Fuzzy Sugeno Orde 0
Pembentukan
Pembentukan fungsi
Variabel Fuzzy aturan fuzzy Komposisi Output
keanggotaan
(R)
Fuzzifikasi Fungsi Keanggotaan

Dengan menggunakan FIS Editor pada


R1 MATLAB fuzzy logic toolbox, tiga variabel untuk
R2
peratingan penentu BSM diimplementasikan
R3
Sangat Baik dengan diagram berikut:
A1 R4

A2
Akademik Baik R5
A3
R6
Kurang
R7

R8

R8

R9

R10

P1 Sangat Cukup R11

P2 R12
Penghasilan Orang Dari Fuzzy Ke
Sangat Layak
Tua Cukup Layak
P3 R13 Defuzzy
Tidak Layak

Kurang R14

R15

R16
Gambar 4. diagram FIS Editor Putusan BSM
R17

R18
Pada diagram di atas, terdapat Tiga variabel
R19
untuk menentukan perkiraan penentu BSM
S1
Sangat banyak
R20 dengan tiap-tiap variabel digolongkan menjadi
Jumlah Saudara
Kandung
S2
Banyak R21 Tiga himpunan kriteria. Selanjutnya disusun
S3
R22 fuzzifikasi fungsi keanggotaan himpunan untuk
Sedikit
R23
masing masing variabel.
R24

R25 a. Fuzzifikasi Akademik


R26

R27 Sangat Baik Baik Cukup


1

Gambar 3. Diagram Sistem Inferensi Fuzzy P[a]

Dari diagram di atas, nampak bahwa masing 0


masing variabel memiliki kriteria tersendiri 1 3 5 10

untuk menentukan keputusan penentuan siswa Akademik


yang berhak mendapatkan BSM.Untuk
memutuskan penentuan siswa, diperlukan Pada variabel Akaademik (a), terdapat 3
kombinasi kriteria dari ketiga variabel tersebut, himpunan fuzzy yaitu Sangat Baik, Baik dan
sebagaimana dilakukan dalam pembentukan Cukup. Himpunan fuzzy ò ƒ•‰ƒ– ƒ‹•ó memiliki
aturan fuzzy. Untuk mendapatkan hasil, adalah domain [1-5] dengan derajat keanggotaan Sangat
dengan menghitung rata-rata terbobot Baik tertinggi (=1) terletak pada nilai 1. Jika nilai
berdasarkan rumus: akademiknya melebihi 5, maka nilai tersebut
akan mendekati fuzzy ò ƒ‹•ó. Himpunan fuzzy
ò ƒ•‰ƒ– ƒ‹•ó digambarkan dengan bentuk
kurva segitiga, dengan pernyataan matematika
sebagai berikut:

dengan Z = output rata-rata yang telah diberi


„‘„‘– †ƒ• „‡”—’ƒ •‘••–ƒ•–ƒ • á = ± =-predikat =
nilai minimum dari hasil operasi pembentukan

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016 47

derajat keanggotaan Sangat Kuat tertinggi (=1)


terletak pada nilai 1. Jika nilai karakternya
melebihi 1, maka nilai tersebut akan mendekati
fuzzy ò —•—’ó. Himpunan fuzzy ò ƒ•‰ƒ– —•—’ó
digambarkan dengan bentuk kurva segitiga,
dengan pernyataan matematika sebagai berikut:
Himpunan fuzzy ò ƒ‹•ódirepresentasikan dengan
fungsi keanggotaan segitiga, dengan domain [6 - 10].
Derajat keanggotaannya tertinggi (=1) terletak pada
nilai 5. Jika Karakter semakin kurang dari 5, maka
karakter semakin mendekati kondisi Sangat Kuat.
Tetapi jika karakter semakin melebihi 5, maka
karakter semakin mendekati kondisi Cukup.
Himpunan fuzzy ò ƒ‹•ó digambarkan dengan bentuk
kurva segitiga, dengan pernyataan matematika
sebagai berikut:
Himpunan fuzzy ò —•—’ó direpresentasikan
dengan fungsi keanggotaan segitiga, dengan
domain [1.000.000 3.000.000]. Derajat
keanggotaannya tertinggi (=1) terletak pada
nilai 2.Jika kondisi manajemen semakin kurang
dari 2, maka kondisi manajemen semakin
mendekati kondisi Sangat Kuat.Tetapi jika
kondisi manajemen semakin melebihi 2, maka
manajemen semakin mendekati kondisi
Sedangkan himpunan fuzzy ò —•—’ó Kurang. Himpunan fuzzy ò —•—’ó digambarkan
direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan dengan bentuk kurva segitiga, dengan
segitiga, dengan domain [ >10 ]. Dengan derajat pernyataan matematika sebagai berikut :
keanggotaan tertinggi (=1) terletak pada nilai 9.
Jika kurang dari 9, maka karakter akan
mendekati fuzzy ò ƒ‹•ó. Secara matematis, fuzzy
ò —•—’ó dinyatakan dengan:

Sedangkan himpunan fuzzy ò —”ƒ•‰ó


direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan
bahu Kiri, dengan domain [<1.000.000]. Dengan
b. Fuzzifikasi Penghasilan derajat keanggotaan tertinggi (=1) terletak pada
Orang Tua nilai 500.000. Jika lebih dari 1.000.000, maka
Kurang Cukup Sangat Cukup
1 kondisi Manajemen akan mendekati fuzzy
ò —•—’ó. Secara matematis, fuzzy ò —”ƒ•‰ó
P[ p ] dinyatakan dengan :

0
<1.000.000 1.000.000 >3.000.000
-3.000.000

Penghasilan Orang Tua

Gambar 5. Grafik Fuzzifikasi PenghasilanOrang


Tua

Pada variabel Penghasilan Orang Tua (p),


terdapat 3 himpunan fuzzy yaitu Sangat Cukup,
Cukup dan Kurang. Himpunan fuzzy ò ƒ•‰ƒ–
—•—’ó memiliki domain [>3.000.000] dengan

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


48 Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016

c. Fuzzifikasi Jumlah Saudara Kandung Sedangkan himpunan fuzzy ò ‡†‹•‹–ó


direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan
Sangat Banyak Banyak Sedikit
1 segitiga, dengan domain [<1].Dengan derajat
keanggotaan tertinggi (=1) terletak pada nilai 2.
Jika Lebih dari 2, maka akan mendekati fuzzy
P[s] ò ƒ•›ƒ•ó. Secara matematis, fuzzy ò•‡†‹•‹–ó
dinyatakan dengan:

0
>5 Anak >3 Anak 3 Anak 2-4 Anak <1 Anak

Jumlah Saudara Kandung

Gambar 6. Grafik Fuzzifikasi Jumlah Saudara


Kandung

Pada variabel Jumlah Saudara Kandung


(a), terdapat 3 himpunan fuzzy yaitu Sangat
Banyak, Banyak dan Sedikit. Himpunan fuzzy Dengan menggunakan Rule Editor pada
ò ƒ•‰ƒ– ƒ•›ƒ• ó memiliki domain [>5] dengan MATLAB, maka pembuatan aturan IF-THEN
derajat keanggotaan tertinggi (=1) terletak pada adalah sebagai berikut:
nilai 3. Jika nilai karakternya melebihi 3, maka
nilai tersebut akan mendekati fuzzy ò ƒ•›ƒ•ó.
Himpunan fuzzy ò ‡†‹•‹–ó digambarkan dengan
bentuk kurva Bahu Kiri, dengan pernyataan
matematika sebagai berikut:

Himpunan fuzzy ò ƒ•›ƒ•ó


direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan Gambar 7. Rule Editor pada MATLAB untuk
segitiga,dengan domain [2-4]. Derajat Evaluasi Kelayakan BSM
keanggotaannya tertinggi (=1) terletak pada nilai
3.Jika kondisi Jumlah Saudara Kandung semakin Semula, logika untuk memperoleh bobot
Lebih dari 3, maka kondisi kondisi Jumlah keputusan BSM adalah dengan menjumlah bobot
Saudara Kandung semakin mendekati kondisi kombinasi antar himpunan.Namun karena
Sangat Banyak.Tetapi jika kondisi Jumlah rentang nilai bobot pada logika fuzzy adalah
Saudara Kandung semakin Kurang darii 3, maka antara 0 sampai 1, maka nilai masing-masing
Jumlah Saudara Kandung semakin mendekati bobot dikalikan 0.11, agar bobot maksimum 1
kondisi Sedikit. Himpunan fuzzy ò ƒ•›ƒ•ó dapat tercapai. Sedangkan untuk menentukan
digambarkan dengan bentuk kurva segitiga, putusan BSM adalah dengan cara
dengan pernyataan matematika sebagai berikut : mempertimbangkan komposisi bobot yang paling
dominan dari tiga himpunan yang ada. Kecuali
pada R3, R7 dan R19 dengan komposisi bobot (1
1 3), (1 3 1) dan (3 1 1), kriteria prakiraannya
adalah layak. Permasalahannya adalah,
bagaimana jika terdapat hasil yang sama namun
komposisi penjumlahan bobotnya berbeda
seperti pada R9, R21 dan R25 dengan komposisi
bobot (1 3 3), (3 1 3) dan (3 3 1) serta pada
R15, R17 dan R23 dengan komposisi bobot (2 2
1), (2 3 2) dan (3 2 2) yang sama-sama
berjumlah 7? Oleh karena itu, untuk
membedakannya dalam fungsi IF-THEN, maka

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...


Jurnal Techno Nusa Mandiri Vol. XIII, No. 1 Maret 2016 49

pada R9, R21 dan R25 diberi bobot 7 x 0.11 =


0.77 yang masuk dalam kriteria tidak layak. DAFTAR REFERENSI
Sedangkan pada R15, R17 dan R23 diberi bobot
6.5 x 0.11 = 0.715, yang masuk dalam kriteria
LAYAK. Dengan demikian kriteria putusan BSM (2013, 10 02). Retrieved 2013, from
yang berlaku adalah: www.madrasah.kemenag.go.id:
www.madrasah.kemenag.go.id
1. Œ‹•ƒ ••‘” ¶ rävv
2. LAYAK jika skor 0.45 < Z < 0.77
Kusumadewi, S., & Purnomo, H. (2010). Aplikasi
3. Œ‹•ƒ ••‘” · räyy †‡•‰ƒ•
skor maksimum adalah 1 Logika Fuzzy untuk Pendukung
Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Perancangan Sistem Aplikasi dan GUI
Marimin. (2004). Teknik dan aplikasi
Untuk memulai pembuatan sebuah sistem, pengambilan keputusan kriteria
terlebih dahulu dirancang sebuah antarmuka majemuk. Jakarta : Grasindo.
(interface) dengan menggunakan GUI (Graphical
User Interface) dan kode pemrograman (script) McLeod Jr, R. (2004). Sistem Informasi
sebagaimana terlampir, maka akan diperoleh Manajemen. Jakarta : Prenhallindo.
sebuah sistem aplikasi sederhana dengan
tampilan sebagai berikut:

BIODATA DIRI

Yunita, M.Kom. Palembang, 21


Agustus 1987. Menyelesaikan
pendidikan Strata Satu (S1) pada
tahun 2011 di STMIK Nusa Mandiri
Jakarta dan Program Pasca Sarjana
(S2) Program Studi Magister Ilmu
Komputer STMIK Nusamandiri Jakarta Pada
pada tahun 2013 . menjadi Staff Akademik di Bina
Sarana Informatika dan telah menerbitkan jurnal
Gambar 8. Rancangan Sistem Pendukung †‡•‰ƒ• Œ—†—Ž ò ‡•‡”ƒ’ƒ• ‡–‘†‡ ‘”™ƒ”†
Keputusan Pemberian BSM Šƒ‹•‹•‰ —•–—• †‡–‡••‹ •‡”—•ƒ•ƒ• ƒ’–‘’óä

KESIMPULAN

Setelah melakukan penelitian ini, maka


penulis dapat menyimpulan bahwa logika fuzzy
dengan Metode Sugeno Orde Nol dapat
diterapkan sebagai sistem pendukung keputusan
untuk menentukan Siswa yang berhak
mendapatkan beasiswa BSM di sekolah MTs
Negeri 37 Jakarta. Dengan menggunakan sistem
yang penulis rancang ini, maka pemilihan Siswa
yang berhak mendapatkan beasiswa BSM akan
lebih cepat, tepat dan akurat. Hal tesebut tentu
saja akan sangat membantu pihak sekolah atau
komite sekolah yang melakukan pemilihan siswa.
Namun demikian sistem yang penulis bangun ini
hanya sebatas alat bantu untuk mengambil
keputusan pemilihan atau penyeleksi siswa yang
layak untuk mendapatkan beasiswa, tetap
keputusan sepenuhnya berada pada pihak
Komite sekolah.

ISSN 1978-2136 | Penerapan Logika Fuzzy...

Anda mungkin juga menyukai