Anda di halaman 1dari 7

Analisa Data Penelitian Kulialitatif Fenomenologi

Menurut Colaizzi, Giorgi, dan Van Kaam

Ns. Shofi Khaqul Ilmy, S.Kep, M.Kep

A. Pendahuluan
Analisis data kualitatis merupakan rangkaian proses dan prosedur yang
dilakukan oleh peneliti untuk merubah data kualitatif yang telah didapatkan
kedalam sebuah bentuk penjelasan, pemahaman, atau interpretasi terhadap
individudan situasi yang diteliti (Yusuf, 2017). Analisis merupakan proses
pemecahan data menjadi komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan
elemen dan struktur tertentu. Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong,
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009).
Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik
data yang melalui pengakuan subyek pelakukanya (Kasiram, 2010). Peneliti
dihadapkan kepada berbagai objek penelitian yang semuanya menghasilkan
data yang membutuhkan analisis. Data yang didapat dari obyek penelitian
memiliki kaitan yang masih belum jelas. Oleh karenanya, analisis diperlukan
untuk mengungkap kaitan tersebut secara jelas sehingga menjadi pemahaman
umum.
Fokus utama dalam menganalisa data kualitatif adalah konten utama
dari pesan yang disampaikan oleh partisipan, sikap evaluatif dari partisipan
terhadap pesan yang disampaikan pada peneliti, penelitit perlu menganalisa
apakah pesan yang disampaikan oleh partisipan tersebut mewakili perasaan
dari individu itu sendiri atau merupakan ide dari kelompok individu, serta
peneliti perlu menggali tingkatan dimana pasrtisipan menyampakan pesan
terkait pertanyaan penelitian dengan mewakili pengalaman partisipan yang
sebenarnya atau pengalaman hipotesa dari peneliti sendiri (Swanson, 2007).
Terdapat beberapa variasi analisis data phenomenologis. Metode Van
Kaam, Giorgi dan Colaizzi merupakan yang paling umum digunakan.

1. COLAIZZI (1978), telah mengembangkan suatu metode yang melibatkan


pengamatan dan analisa perilaku manusia dalam lingkungannya untuk
menguji pengalaman yang tidak bisa dikomunikasikan. Strategi ini
berguna dalam penelitian fenomena seperti perilaku verbal anak, subjek
dengan penyakit Alzeimer, perilaku combatif dari pasien yang tidak sadar,
dan gerak tubuh pasien yang baru diamputasi (Evalyn E. Abalos & Savina
O. Schoenhofer, 2016).
2. GIORGI (1970), merekomendasikan suatu proses yang serupa dengan
Colaizi, tetapi lebih memilih untuk mempertahankan rasa keseluruhan.
walaupun elemen individual dari fenomena teridentifikasi, kepentingannya
terhadap fenomena tidak terbangun oleh seringnya keterjadian, sehingga
metodeini lebih kepada penilaian intuitif peneliti. Giorgi menganggap
prnting untuk mengidentifikasi hubungan unit satu sama lain dan dengan
keseluruhan (Tapio Ojala, 2014)
3. VAN KAAM (1966), menyarankan pengklasifikasian data dan
pemeringkatan pengklasifikasian berdasarkan frekwensi terjadinya,
Pemeringkatan ini diverifikasi oleh juri. Sejumlah kategori kemudian
dikurangi untuk menghilangkan kategori overlapping, tumpang tindih,
lemah dan berbelit – belit. Hipotesis dikembangkan untuk menjelaskan
kategori secara teoritis, dan hipotesis ini diuji pada suatu sampel baru.
Proses ini berlanjut sampai tidak ada kategori baru yang muncul (Beck,
2013).
B. Perbedaan Model Analisis Data

No Model Perbedaan metode analisis

1 Colaizzi Satu-satunya yang menganjurkan kembali kepada partisipan untuk memvalidasi hasil yang merupakan
modifikasi dari prosedur metode analisis
a. Familiarisation
Peneliti membiasakan diri dengan data, dengan membaca semua akun peserta beberapa kali.
b. Identifying significant statements
Peneliti mengidentifikasi semua pernyataan dalam akun yang memiliki relevansi langsung dengan fenomena
yang sedang diselidiki.
c. Formulating meanings
Peneliti mengidentifikasi makna yang relevan dengan fenomena yang muncul dari pertimbangan yang cermat
dari pernyataan yang signifikan. Peneliti harus secara refleks "membesarkan" pra-anggapannya untuk tetap
dekat dengan fenomena yang dialami (meskipun Colaizzi mengakui bahwa pengelompokan lengkap tidak
mungkin dilakukan).
d. Clustering themes
Peneliti meng-kluster makna yang teridentifikasi ke dalam tema yang umum di semua akun. Sekali lagi
pengelompokan pra-perkiraan sangat penting, terutama untuk menghindari pengaruh potensial dari teori yang
ada.
e. Developing an exhaustive description
Peneliti menulis deskripsi lengkap dan inklusif dari fenomena tersebut, menggabungkan semua tema yang
dihasilkan pada langkah 4.
f. Producing the fundamental structure
Peneliti mengkondensasi deskripsi lengkap menjadi pernyataan singkat dan padat yang menangkap hanya
aspek-aspek yang dianggap penting untuk struktur fenomena.
g. Seeking verification of the fundamental structure
Peneliti mengembalikan pernyataan struktur mendasar kepada semua peserta (atau terkadang sub-sampel
dalam penelitian yang lebih besar) untuk menanyakan apakah itu menangkap pengalaman mereka. Ia
mungkin akan kembali dan memodifikasi langkah-langkah sebelumnya dalam analisis sesuai dengan umpan
balik ini.
2 Giorgi Untuk memvalidasi hasil hanya mengandalkan peneliti saja karna pandangannya bahwa tidak pantas kembali
kepada peserta untuk memvalidasi temuan tetapi dapat menggunakan hakim eksternal untuk meninjau hasil
analisis.
a. Reading The Trancription Several Times.
Penulis membaca setiap hasil wawancara beberapa kali dan dengan hati- hati, kemudian dideskripsikan
secara lengkap tentang pengalaman masing- masing responden
b. Discriminating Meaning Units.
Penulis mendeskripsikan arti dari transkrip masing- masing peserta mengunakan kata – kata sendiri atau
ungkapan sendiri guna menemukan makna yang subjektif
c. Meaning Units were Collectes Together and Meaning Structure was Formed.
Peneliti menyusun dan mengelompokkan unit makna yang sama agar membentuk struktur makna yang saling
berkaitan
d. Syntesis.
Penulis melakukan sintesis data yang telah dikelompokkan untuk menentukan arti/ tema yg penting.
3 Van Kaam Mensyaratkan bahwa kesepakatan hasil analisis dicapai dengan menggunakan hakim ahli lainnya.
a. Listing and Preliminary Grouping
Mendaftar dan mengelompokkan semua ekspresi yang relevan dari daftar jawaban partisipan
b. Reduction and Elimination
Menguji setiap Ekspresi dari Responden dengan syarat mengurangi atau membuang ekspresi yang
tidak sesuai, tidak konkrit atau mereduksi ekspresi yang penting untuk memahami fenomena tersebut
yang kemudian ekspresi tersebut dapat dikelompokkan sehingga tidak overlapping atau tumpang
tindih.
c. Clustering and Thematizing The Invariant Constituent
Mengelompokkan sesuai label tematik, unsur pokoknya dikelompokkan dan diberi label. tema inti
dari pengalaman responden dijadikan benang merah dari jawaban responden atau mengelompokkan
data berdasarkan tema
d. Final Identification and Validation
Peneliti memvalidasi data dengan tema yang sesuai dengan rekaman utuh dari responden dancatatan
lapangan mengenai ekspresi responden
e. Individual Textural Description
Peneliti menyusun individual textural description dari pengalaman responden termasuk ekspresi
harafiah( kata per kata) dari catatan interview yang ada.
f. Individual Structural Description
Hasil dari penyusunan Individual Textural Description dan imaginative Varian akan membangun
structural description dari pengalaman setiap responden penelitian.
g. Textural Description structural
Peneliti menggabungkan antara individual textural dan structural deskription dari pengalaman masing
– masing responden. Peneliti membuat composite description dari makna dan esensi pengalaman di
tiap kejadian respoden untuk membentuk gambaran menjadi suatu kesatuan
Daftar Pustaka

Beck, C.T. (2013). International Handbook of Qualitatif Nursing Research.


Evalyn E. Abalos, P, Reynaldo Y. Rivera, Rozzano C. Locsin, Savina O.
Schoenhofer. (2016). Husserlian Phenomenology and Colaizzi's Method of
Data Analysis: Exemplar in Qualitative Nursing Inquiry Using Nursing As
Caring. International Journal for Human Caring, 20(01).
Kasiram, M. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitaif. Malang: UIN
Maliki Press.
Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Swanson, D. M. W. a. K. M. (2007). Phenomenology: An Exploration. Journal of
Holistic Nursing.
Tapio Ojala, A. H., Jaro karpinen, Arja Pirainen. (2014). Revising The Negative
Meaning of chronic Pain - A Phenomenological Study. University Of
Jyvaskyla Finland.
Yusuf, A. (2017). Riset Kualitatif dalam Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana
Medika

Anda mungkin juga menyukai