Anda di halaman 1dari 13

DASAR-DASAR MEKANIKA REKAYASA

DOKUMEN KONTRAK

DISUSUN OLEH:
KELAS 1 TS 3
KELOMPOK 5

1. Bido Septian Putra Kusuma 2031310062/05


2. Deva Novita Br. Silaban 2031310019/06
3. Moch. Rafi Akbar Syahputra 2031310018/11

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
BAB I
PENGANTAR UMUM KONTRAK BISNIS

1.1 Pengertian Perikatan


Suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak
yang satu berhak menuntut pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk
memenuhi tuntutan itu. (Prof. Subekti).
Perikatan Menurut KUHPerdata (Pasal 1234) dibedakan menjadi :
a. Perikatan untuk memberikan sesuatu.
b. Perikatan untuk berbuat sesuatu.
c. Perikatan untuk tidak berbuat sesuatu.
Sumber Lahirnya Perikatan (KUHPerdata) dibedakan :
a. Perikatan lahir karena perjanjian.
b. Perikatan lahir karena Undang-Undang.
Hubungan Perikatan dengan Perjanjian :
Suatu perjanjian itu akan melahirkan suatu perikatan.

1.2 Pengertian Perjanjian


Berikut adalah beberapa pengertian perjanjian menurut para ahli:
Perjanjian : suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
kepada satu orang lain atau lebih. (Pasal 1313 KUHPerdata).
Perjanjian : suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana
dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. (Prof.
Subekti, SH).
Perjanjian : suatu perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam
mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu
hal atau tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak
menuntut pelaksanaan janji itu. (Prof. Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, SH).
Perjanjian : suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan
untuk melaksanakan suatu dalam lapangan harta kekayaan (Abdulkadir
Muhammad, SH).
1.3 Pengertian Kontrak
Kontrak adalah Perjanjian atau persetujuan yang tertulis (Prof Subekti, SH).
Kontrak juga bisa disebut suatu tindakan yang dilakukan oleh dua atau lebih pihak
dimana masing-masing pihak di dalamnya dituntut untuk melakukan satu atau lebih
prestasi. Dalam pengertian demikian kontrak merupakan perjanjian. Namun demikian
kontrak merupakan perjanjian dalam bentuk tertulis. (Prof Hikmahanto Juwana, SH,
LL.M, Ph.D).

1.4 Unsur-Unsur Perjanjian/Kontrak


1.4.1 Adanya para pihak.
1.4.2 Adanya persetujuan antara pihak-pihak tersebut.
1.4.3 Adanya tujuan yang akan dicapai.
1.4.4 Adanya prestasi yang akan dilaksanakan.
1.4.5 Adanya bentuk tertentu.
1.4.6 Adanya syarat-syarat tertentu.

1.5 Syarat Sahnya Suatu Perjanjian/Kontrak (Pasal 1320 KUHPerdata)


1.5.1 Syarat Subyektif :
1.5.1.1 Sepakat mereka mengikatkan dirinya.
1.5.1.2 Cakap untuk membuat suatu perjanjian.
1.5.2 Syarat Obyektif :
1.5.2.1 Mengenai suatu hal tertentu.
1.5.2.2 Suatu sebab yang halal.

Menurut Munir Fuady, SH. MH, LLM Syarat Sahnya Suatu Perjanjian/Kontrak
dibedakan menjadi :
1.5.3 Syarat umum
1.5.3.1 Syarat umum (pasal 1320 KUHPerdata) :
1.5.3.1.1 Kesepakatan kehendak.
1.5.3.1.2 Perihal tertentu
1.5.3.1.3 Wenang berbuat.
1.5.3.1.4 Klausa yang legal
1.5.3.2 Syarat umum (pasal 1338 dan 1339 KUHPerdata) :
1.5.3.2.1 Itikat baik.
1.5.3.2.2 Sesuai dengan kepatutan
1.5.3.2.3 Sesuai dengan kebiasaan.
1.5.3.2.4 Sesuai dengan kepentingan umum
1.5.4 Syarat Khusus
1.5.4.1 Harus dalam bentuk tertulis (kontrak-kontrak tertentu).
1.5.4.2 Harus disahkan oleh Notaris.
1.5.4.3 Harus disahkan oleh pejabat tertentu (yang bukan notaris).
1.5.4.4 Ijin dari yang berwenang.

1.6 Akibat Hukum Apabila Suatu Perjanjian/Kontrak Tidak Memenuhi Persyaratan


1.6.3 Batal demi hukum → apabila kontrak/perjanjian tersebut tidak memenuhi
syarat obyektif.
1.6.4 Dapat dibatal → apabila kontrak/perjanjian tersebut tidak memenuhi syarat
subyektif.
1.6.5 Kontrak tidak dapat dilaksanakan → apabila tidak memenuhi syarat khusus,
misalnya kontrak berdasarkan ketentuan harus dalam bentuk tertulis tetapi
tidak dibuat tertulis sehingga kontrak tidak bisa dilaksanakan karena dia belum
sah.
1.6.6 Sanksi administratif → apabila suatu kontrak berdasarkan ketentuan
diperlukan syarat tertentu, misalnya harus dilaporkan kepada BI khusus
kontrak pinjaman swasta yang dijamin oleh pemerintah. Apabila syarat
tersebut tidak dipenuhi maka dikenakan sanksi administratif.

1.7 Bentuk Perjanjian/Kontrak


1.7.1 Perjanjian tertulis (Kontrak).
1.7.2 Perjanjian tidak tertulis (Lisan).
1.8 Jenis Perjanjian/Kontrak
1.8.1 Perjanjian Baku → perjanjian tertulis yang isinya sudah dibakukan oleh salah
satu pihak, misal : perjanjian kredit di bank, perjanjian pengadaan barang/jasa
pemerintah.
1.8.2 Perjanjian Tidak Baku → perjanjian lisan/tertulis yang isinya/persyaratannya
tidak dibakukan diserahkan pada kesepakatan para pihak.

1.9 Lahirnya Suatu Perjanjian/Kontrak


1.9.1 Pada saat terjadinya kesepakatan para pihak, khusus untuk perjanjian yang
dalam bentuk lisan (tidak tertulis).
1.9.2 Pada saat para pihak menandatangi perjanjian tersebut, khusus untuk perjanjian
yang dalam bentuk tertulis (kontrak).

1.10 Asas-Asas Hukum Perjanjian/Kontrak


1.10.1 Asas kebebasan berkontrak (sistem terbuka).
1.10.2 Asas konsensualitas.
1.10.3 Asas kepribadian.
1.10.4 Asas pelengkap.

1.11 Pengertian Kontrak Bisnis


Kontrak Bisnis → kontrak yang mengatur hubungan bisnis antara para pihak.
Prof Hikmahanto Juwono membedakan Kontrak bisnis :
1.11.1 Kontrak bisnis domestic
kontrak bisnis yang tidak ada unsur internasionalnya (baik para pihak atau
sbstansinya).
1.11.2 Kontrak bisnis internasional
kontrak bisnis yang ada unsur internasionalnya (baik para pihak atau
sbstansinya).
1.11.3 Kontrak bisnis berdimensi public
kontrak bisnis dimana salah satu pihaknya adalah pemerintah
(Presiden/Menteri/Gubernur/Walikota/Bupati yang diwakili oleh
pimpro/pimbagpro).
1.11.4 Kontrak bisnis tidak berdimensi public
kontrak bisnis dimana para pihaknya adalah swasta.
1.12 Jenis Kontrak Bisnis Pemerintah (Publik)
1.12.1 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa :
1.12.1.1 Kontrak pengadaan barang.
1.12.1.2 Kontrak pengadaan jasa pemborongan (konstruksi/non konstruksi.
1.12.1.3 Kontrak pengadaan jasa konsultansi.
1.12.1.4 Kontrak pengadaan jasa lainnya.
1.12.2 Kontrak Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
1.12.3 Kontrak Tukar Guling.

1.13 Peraturan yang Mengatur Penyusunan Kontrak Bisnis


1.13.1 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata
1.13.2 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang
1.13.3 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi dan PP- nya.
1.13.4 Undang-Udang No. 30 Tahun 1999
1.13.5 Keppres No. 80 Tahun 2003
1.13.6 Keppres No. 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan APBN
1.13.7 Kemendagri No. 29 Tahun 2002
1.13.8 Ketentuan lainnya.
BAB II
TEKNIS PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS PEMERINTAH

2.1 Proses Penyusunan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

I II
Pengumuman Lelang Penyusunan Draft
Kontrak menjadi bagian
(Panitia Pengadaan) dari dokumen lelang.
(Panitia Pengadaan)

VI III
Penandatangan Kontrak Evaluasi Dokumen
(Pimpro + Penyedia Penawaran (Administrasi,
Barang/jasa)) Teknis dan Biaya)
(Panitia Pengadaan)

V IV
Penetapan Pemenang Lelang Negosiasi dan Klarifikasi
(Pimpro/Bagpro) (Panitia Pengadaan + Penyedia
Barang/jasa))

2.1.1 Para Pihak Dalam Kontrak Pengadaan Barang/Pemerintah


2.1.1.1 Pihak Pertama : Pemerintah selaku pihak pengguna barang/jasa.
Pemerintah selaku pengguna barang menunjuk dan mengangkat
Pengguna Barang/jasa.
Pejabat yang mengangkat Pengguna Barang/jasa atau Pejabat Pembuat
Komitmen adalah :
1) Menteri/Ketua/ Ketua/Kepala Lembaga. Selaku Pengguna Anggaran
2) Pejabat yang selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
3) PA/KPA pada Pemda/Pemprov/ BUMN/BUMD
Persyaratan Pimpro/Bagpro/Pejabat Yg Disamakan :
1) Moral.
2) Disiplin.
3) Tanggung jawab.
4) Kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas.
5) Pejabat Eselon I, II, kepala kantor/dinas/desa/satuan kerja dilarang
ditunjuk sebagai pimpro/bagpro (keppres 42/ 2002) .

2.1.1.2 Pihak Kedua : Penyedia Barang/Jasa


Bentuk penyedia barang/jasa :
1) Badan Usaha : PT, CV, Firma, dll.
2) BUMN/BUMD.
3) Perorangan.
Persyaratan Penyedia Barang/Jasa Berbentuk Badan Usaha:
1) Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis, dan manajerial
dalam bidang usaha yang di atanranya dapat dibuktikan dengan
kualifikasi/klasifikasi/sertifikasi yang dikeluarkan oleh asosiasi
perusahaan/profesi bersangkutan.
2) Memiliki SDM, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan.
3) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
pengadaan.
4) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan, dan atu sedang menjalani sanksi
pidana.
5) Memenuhi kewajiban pajak tahun terakhir.
6) Belum pernah dihukum pengadilan.
7) Tidak membuat pernyataan tidak benar.
Persyaratan Tenaga Ahli Konsultan :
1) Memiliki NPWP, dan bukti penyelesaian kewajiban pajak bagi wajib
pajak.
2) Lulusan PTN/PTS yang telah diakreditasi, PTLN yang telah
diakreditasi.
3) Mempunyai pengalaman di bidangnya sesuai dengan referensi
pengalaman kerja yang dituangkan dalam CV.
4) Harus ada sertifikat keahlian yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
(khusus jasa konstruksi)
2.2 Bentuk Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
2.2.1 Kontrak Surat Perintah Kerja (SPK) (kontrak dibawah 100 juta).
2.2.2 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa (kontrak diatas 100 juta)

2.3 Sistimatika Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


2.3.1 Sistimatika Kontrak SPK
2.3.1.1 Komparisi (Pembukaan).
2.3.1.1.1 Nomor dan Judul/Nama SPK.
2.3.1.1.2 Hari dan tanggal dibuatnya SPK.
2.3.1.1.3 Identitas para pihak (Pihak pertama sebagai pemberi
pekerjaan dan Pihak kedua sebagai pelaksana pekerjaan).

2.3.1.2 Isi Perjanjian (pasal 27 Keppres No. 80/2003)


2.3.1.2.1 Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan.
2.3.1.2.2 Hak dan kewajiban para pihak.
2.3.1.2.3 Harga kontrak pekerjaan dan syart-syarat pembayaran.
2.3.1.2.4 Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan rinci.
2.3.1.2.5 Tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan.
2.3.1.2.6 Jaminan teknis hasil pekerjaan yang dilaksanakan.
2.3.1.2.7 Saksi dalam para pihak tidak memenuhi kewajibannya.
2.3.1.2.8 Penyelesaian perselisihan

2.3.1.3 Penutup
2.3.1.3.1 Tanda tangan para pihak (dengan meterai).
2.3.1.3.2 Tanda tangan saksi.

2.3.1.4 Standart / format SPK ditetapkan oleh Departemen / Lembaga /


Gubernur / Bupati / Walikota (merupakan Perjanjian Baku)

2.3.2 Sistimatika Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


2.3.2.1 Surat Perjanjian
2.3.2.1.1 Komparisi/Pembukaan kontrak SPK :
2.3.2.1.1.1 Nomor dan Judul/Nama SPK.
2.3.2.1.1.2 Hari dan tanggal dibuatnya SPK.
2.3.2.1.1.3 Identitas para pihak (Pihak pertama sebagai
pemberi pekerjaan dan Pihak kedua sebagai
pelaksana pekerjaan).

2.3.2.1.2 Isi Perjanjian/Kontrak (Pasal 27 Keppres No. 80/2003) :


2.3.2.1.2.1 Pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan.
2.3.2.1.2.2 Hak dan kewajiban para pihak.
2.3.2.1.2.3 Harga kontrak pekerjaan dan syart-syarat
pembayaran.
2.3.2.1.2.4 Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan
rinci.
2.3.2.1.2.5 Tempat dan jangka waktu penyelesaian/
penyerahan.
2.3.2.1.2.6 Jaminan teknis hasil pekerjaan yang
dilaksanakan.
2.3.2.1.2.7 Saksi dalam para pihak tidak memenuhi
kewajibannya.
2.3.2.1.2.8 Penyelesaian perselisihan.

2.3.2.1.3 Penutup (tanda tangan para pihak diatas meterai)

2.3.2.2 Syarat Umum Kontrak


2.3.2.2.1 Ketentuan umum :
2.3.2.2.1.1 Definisi.
2.3.2.2.1.2 Penerapan.
2.3.2.2.1.3 Asal barang/jasa.
2.3.2.2.1.4 Pengguanaan dokumen kontrak dan informasi.
2.3.2.2.1.5 Hak Paten, Hak Cipta dan Merek.
2.3.2.2.1.6 Jaminan.
2.3.2.2.1.7 Asuransi.
2.3.2.2.1.8 Pembayaran.
2.3.2.2.1.9 Harga
2.3.2.2.1.10 Amademen kontrak.
2.3.2.2.1.11 Hak dan kewajiban para pihak.
2.3.2.2.1.12 Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
2.3.2.2.1.13 Pengawasan.
2.3.2.2.1.14 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.
2.3.2.2.1.15 Keadaan kahar.
2.3.2.2.1.16 Itikat baik.
2.3.2.2.1.17 Penyelesaian perselisihan.
2.3.2.2.1.18 Bahasa dan hukum.
2.3.2.2.1.19 Perpanjakan.
2.3.2.2.1.20 Korespodensi.

2.3.2.2.2 Ketentuan khusus :


2.3.2.2.2.1 Ketentuan khusus pengadaan barang :
2.3.2.2.2.1.1 Standar
2.3.2.2.2.1.2 Pengepakan.
2.3.2.2.2.1.3 Pengiriman.
2.3.2.2.2.1.4 Transpotasi.
2.3.2.2.2.1.5 Pemeriksaan dan pengujian.
2.3.2.2.2.1.6 Layanan tambahan.
2.3.2.2.2.2 Ketentuan khusus pengadaan konsultansi
2.3.2.2.2.2.1 Kewenangan anggota konsultan.
2.3.2.2.2.2.2 Kewajiban penyedia jasa.
2.3.2.2.2.2.3 Personil konsultan dan sub
konsultan.
2.3.2.2.2.3 Ketentuan khusus pengadaan jasa
pemborongan:
2.3.2.2.2.3.1 Personil.
2.3.2.2.2.3.2 Penilaian pekerjaan sementara
oleh Pengguna barang/jasa.
2.3.2.2.2.3.3 Penemuan-penemuan.
2.3.2.2.2.3.4 Kompensasi.
2.3.2.2.2.3.5 Penangguhan.
2.3.2.2.2.3.6 Hari kerja.
2.3.2.2.2.3.7 Pengambilalihan.
2.3.2.2.2.3.8 Pedoman pengoperasian dan
perawatan.
2.3.2.2.2.3.9 Penyesuaian biaya

2.3.2.3 Syarat Khusus Kontrak


2.3.2.3.1 Ketentuan Umum :
2.3.2.3.1.1 Definisi.
2.3.2.3.1.2 Asal barang/jasa
2.3.2.3.1.3 Jaminan.
2.3.2.3.1.4 Asuransi.
2.3.2.3.1.5 Pembayaran.
2.3.2.3.1.6 Haraga.
2.3.2.3.1.7 Hak dan kewajiban para pihak.
2.3.2.3.1.8 Penyelesaian perselisihan.

2.3.2.3.2 Ketentuan Khusus :


2.3.2.3.2.1 Pengadaan barang : menjelaskan layanan
tambahan.
2.3.2.3.2.2 Pengadaan jasa konsultasi
2.3.2.3.2.3 Pengadaan jasa pemborongan
2.3.2.3.2.4 Lampiran-Lampiran :
2.3.2.3.2.4.1 Pengadaan pemborongan :
2.3.2.3.2.4.1.1 Spesifikasi umum
2.3.2.3.2.4.1.2 Spesifikasi khusus.
2.3.2.3.2.4.1.3 Data penawaran.
2.3.2.3.2.4.1.4 Gambar-gambar.
2.3.2.3.2.4.1.5 Adndum-adendum
proses penawaran.
2.3.2.3.2.4.1.6 Dokumen lainnya.
2.3.2.3.2.4.2 Pengadaan jasa konsultansi :
2.3.2.3.2.4.2.1 Syarat umum
kontrak.
2.3.2.3.2.4.2.2 Syarat khusus
kontrak.
2.3.2.3.2.4.2.3 KAK.
2.3.2.3.2.4.2.4 Hasil negosiasi.
2.3.2.3.2.4.2.5 Gambar-gambar
2.3.2.3.2.4.2.6 Adendum-adendum
proses penawaran.
2.3.2.3.2.4.2.7 Dokumen lainnya.

2.4 Sistem Kontrak Pengadaan Barang/Jasa


2.4.1 Kontrak Lump Sum.
2.4.2 Kontrak Harga Satuan.
2.4.3 Kontrak Terima Jadi.
2.4.4 Kontrak Jangka Panjang.
2.4.5 Kontrak Pengadaan Bersama.
2.4.6 Kontrak Prosentase

Anda mungkin juga menyukai