Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan
Geomorfologi adalah studi mengenai bentang alam secara sistematik, yaitu mempelajari
sejarah pembentukan bentang alam dengan memperhatikan unsur-unsur gaya asal dalam
dan asal luar, serta sifat fisik batuan yang terjadi dalam ruang dan waktu. Jadi, terbentuknya
bentang alam karena adanya gaya yang bekerja pada roman muka bumi baik dari luar
ataupun dari dalam, dan tergantung pada sifat fisik material yang dikenai yang terjadi dalam
ruang dan waktu.

Deskripsi mengenai bentang alam memenuhi kriteria pertanyaan HW4 (How, What, When,
Where, and Why):

How : bagaimana bentang alam terjadi What : apa yang terbentuk


When : kapan terbentuk

Where : di mana terbentuk

Why : kenapa terjadi/terbentuk

Dan kriteria tersebut di atas, terlihat bahwa geomorfologi adalah suatu kajian yang
sistematik terhadap bentang alam dengan menerapkan suatu metode yang terpadu, yang
meliputi struktur, proses, dan waktu. Proses yang terjadi adalah proses geologi yang
menyangkut terjadinya batuan, terbentuknya pegunungan, dan gaya-gaya akibat tektonik.
Proses ini bisa bersifat konstruksi, yaitu pembentukan; ataupun destruksi, yaitu
perusakan/penghilangan. Jadi praktisnya, proses bentang alam meliputi kegiatan gunung
api, longsor, gempa bumi, pelarutan, pelapukan, erosi, abrasi, tsunami, dan kegiatan
manusia. Geomorfologi secara lengkap dapat dipelajari dari buku-buku klasik geomorfologi,
seperti oleh Lobeck [1], Thornbury [2} dan Hugget [3].
B. Bentang Alam
Bentang alam merupakan salah satu informasi penting untuk proyek teknik sipil dan turut
serta menentukan kelayakan lahan bagi suatu rencana pembangunan (land suitability).
Dalam perencanaan sangat perlu diketahui mengenai lokasi, kondisi geologi seperti
ketinggian rata-rata, maksimum dan minimum, luas wilayah, ketajaman lereng, aliran sungai,
keadaan tanah dan batuan, tutupan lahan, air, dan informasi geografi. Penentuan kelayakan
tahan, tentu saja dilakukan secara prosedur multidisiplin, baik fisik maupun sosio-ekonomi.
Berikut ini skema dari penentuan kelayakan lahan. Pada skema tersebut, faktor lahan sangat
penting khususnya mengenai relief dan proses-proses geometrik yang sedang terjadi.
Gambar 3.1
Perlu dibedakan antara kelayakan tanah sekarang dan yang potensial. Kelayakan sekarang
adalah kelayakan pada kondisi sekarang dengan atau tanpa perbaikan kecil. Kelayakan
potensial dari lahan ialah jika lahan telah mendapat perbaikan yang besar.

Apa yang dituliskan dalam parameter fisik tersebut di atas, pada hakikatnya merupakan
suatu satuan/unit ekologi yang saling bekerja kait mengait menuju keseimbangan alam
(iklim, bentuk, proses-proses batuan, tanah, air, dan vegetasi). Dari informasi mengenai
sudut lerengnya saja, suatu wilayah dapat memberi proyeksi kemampuan akan
peruntukannya. Wilayah datar cenderung mempunyai kemampuan lebih luas untuk
digunakan dari wilayah terjal.
C. Sistem Analisis Lahan
Sistem analisis lahan melalui bentang alam, klasifikasi, dan evaluasi perlu dilandasi tujuan
yang jelas, seperti untuk survei tanah dan lahan, pertanian, pemukiman, industri, atau untuk
lingkungan binaan pada umumnya. Mengingat bahwa sistem tersebut adalah multiguna,
maka perlu mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut
1. Sistem agar dapat digunakan bagi survei dari berbagai disiplin.
2. Sistem agar dapat digunakan bagi survei dengan tingkat detail yang bermacam-macam.
3. Sistem agar mempunyai kemampuan memisah satuan-satuan yang homogen dengan
cukup jelas.

Pendekatan analisis geomorfologi sistem melalui pendekatan genetik, pendekatan bentuk


alam/lanskap (landscape), dan pendekatan parametrik.

Pendekatan genetik lazim dibahas pada ilmu geomorfologi, dan menitikberatkan pada
proses, baik endogen maupun eksogen Pendekatan ini menggunakan satuan-satuan
geomorfologi dalam analisisnya, dan bermanfaat bagi pemahaman dasar akan genesa
geologis wilayah yang bersangkutan. Pemahamannya melahirkan pemikiran-pemikiran akan
kemungkinan potensi sumber mineral, kemungkinan-kemungkinan jenis batuan yang ada,
dugaan akan tingkat kesuburan tanah, potensi air, dan sebagainya.
Tabel 3.1
D. Sistem Klasifikasi geomorfologi
Keperluan perencanaan klasifikasi geomorfologi sangat tergantung kepada skala peta yang
digunakan. Makin kecil skala peta, akan semakin umum sifat-sifat yang dapat diungkapkan,
dan semakin besar skala peta, maka akan semakin detail sifat-sifat yang diungkapkan.
Berikut ini tingkat-tingkat klasifikasi:
Tabel 3.2
Dalam membuat uraian satuan-satuan geomorfologi perlu dicantumkan sifat-sifat lahan dan
kualitas lahan seperti: relief, morfologi, proses-proses, jenis batuan, tanah, hidrologi, dan
vegetasi atau tata guna tanah yang ada. Sifat-sifat tersebut dapat ditabulasikan, sehingga
pada keadaan medan dapat diperoleh informasi yang cukup untuk memberi evaluasi bagi
suatu keperluan.

E. PARAMETER BENTANG ALAM


Parameter bentang alam menyangkut keadaan relief, yaitu situasi topografi, morfologi, atau
keadaan detail lereng. Hal lain-lainnya aspek relief dan proses-proses geomorfologi seperti
erosi, banjir, serta gerakan tanah. Parameter tersebut secara keseluruhan akan mempunyai
kaitan pengaruh satu sama lain terhadap iklim/ cuaca, pelapukan, erosi sedimentasi,
hidrologi, tutupan lahan, dan tata guna lahan.

1. Situasi Topografi
a. Bagian-bagian topografi/lereng
1) Puncak 2) Lereng 3) Dasar lembah

b. Ketinggian absolut/altitude

1) <200m
2) 200-500 m

3) 500-1500 m
4) >1500m

c. Posisi matahari dan arah angin

1) Utara, Timur,

Selatan, Barat, dan di antaranya

d. Luas wilayah aliran sungai (km²)

2. Morfologi/Detail Lereng

a. Sudut lereng
1) 0-2% : dataran atau hampir datar
2) 2-7% : miring landai
3) 8-13% : miring
4) 14~20% : miring sedang
5) 21~55% : terjal
6) 56~140% : sangat curam
7) > 140% : sangat curam

b. Panjang lereng
1) <15m : sangat pendek
2) 15~50m : pendek
3) 50~250m : sedang
4) 250-500m : panjang
5) >500m : sangat panjang

c. Bentuk lereng
1) Bentuk umum: cekung, cembung, lurus
2) Ketidakberaturan lereng: halus, kasar, tak teratur

d. Bentuk alur dan lembah


1) Dangkal, terbuka/lebar
2) Bentuk U, bentuk halus
3) Bentuk U, bentuk tajam
4) Bentuk V, bentuk halus
5) Bentuk V. bentuk tajam

3. Aspek lain relief


a. Tabel
b. Tabel
c. Gambar

F. Proses proses erosi


Erosi adalah proses penggerusan permukaan bumi oleh adanya gaya asal luar melalui media
angin, air, atau kegiatan manusia, seperti penggalian tanah dan batuan. Erosi secara alami
mempunyai ukuran, bentuk, dan pola. Hal ini akan merepresentasikan keadaan geologi di
permukaan.

1. Tipe Erosi
a. Tak terdeteksi
b. Erosi sheet dan rill (tanpa alur drainase atau kalau ada, kedalamannya <50 cm)
c. Erosi rill dan alur/gully (alur drainase kedalaman 50 - 150 cm)
d. Gully dan erosi ravina (alur drainase kedalaman > 150 cm)
Tabel
Kemungkinan kejadian erosi pada tanah tertutup sangat tergantung kepada sudut lereng,
sifat tanah, iklim dan cuaca, dan tutupan lahan. Berikut ini bagan kaitan antara unsur-unsur
alam tersebut dengan erosi.
Tabel dan catatan

Faktor erodibilitas tanah (K) merefleksikan kombinasi dari sifat-sifat tanah, antara lain
tekstur tanah permukaan (khususnya persentase lanau dan pasir halus; fraksi 0.002 - 0.10
mm), kadar bahan organik, struktur tanah, permeabilitas, dan kadar fragmen kasar.

G. SIFAT FISIK TANAH DAN BATUAN

Informasi mengenai batuan dan tanah diperlukan untuk berbagai kemungkinan keperluan,
yaitu sebagai tanah pondasi berbagai bangunan dan sarana, tempat pembuangan limbah
baik limbah padat maupun limbah cair, sebagai bahan dasar industri dan bahan bangunan,
serta untuk tanah pertanian. Masing-masing penggunaannya diperlukan syarat-syarat, baik
syarat fisik maupun mekaniknya. Semuanya itu, selanjutnya tergantung kepada komposisi
mineral, tekstur, struktur, ukuran butiran, kadar

air, dan sebagainya. Dalam perencanaan wilayah, Selain sifat-sifat tanah dan batuan
seperti yang dinyatakan dalam Uji laboratorium, juga diperlukan informasi mengenai
keadaan tanah di Iapangan seperti ketebalan, permeabilitas, susut muai, banyaknya batu di
tanah permukaan, penyebaran singkapan batuan dasar untuk kemampuan pertanian, septic
tank, dan drainase.

H. GEOMOFORFOLOGI PANTAI

Geomorfologi pantai sangat penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, yang
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia. Pemahaman tentang bentukan pantai sangat
penting dalam konstruksi teknik sipil, khususnya untuk pembangunan Pelabuhan dan
dermaga. Begitu juga dengan bangunan teknik sipil lainnya seperti galangan kapal dan
pelindung pantai. Berikut adalah kriteria dan beberapa morfologi pantai yang penting.

3.8.1 Pantai

1. Faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan erosi pantai:

a. Gelombang air laut merupakan faktor utama penyebab dari erosi.

b. Influk dari material, bisa dari daratan.


c. Macam dan resistensi batuan.
d. Sifat-sifat struktur dari batuan-batuan, meliputi arah dan banyaknya rekahan/kekar.
e. Stabilitas posisi garis pantai (shoreline), misal adanya barrier reef.
f. Keterbukaan pantai terhadap serangan gelombang.
g. Kedalaman laut lepas pantai (off shore).

2. Profil pantai, beberapa istilah yang dipakai:

a. Shore (pantai): adalah daerah antara garis air surut sampai batas air pasang.

b. Coast (pantai): adalah daerah daratan yang dekat laut yang tak lebar, batas ke arah laut
oleh shore. Batas antara shore dan coast adalah coast line.

c. Sea cliff. adalah suatu pantai yang dibatasi oleh tebing yang curam.
d. Wave cut beach: adalah suatu dataran yang sempit menjorok ke arah laut pada dasar
dari suatu sea cliff akibat gaya abrasi/ombak.

3 Klasifikasi genetik pantai


a. Pantai Emergen: Terjadi akibat daratan yang Sebagian terangkat ketampakannya pada
peta topografi.
1) Garis pantai yang relatif lurus, di mana ditandai dengan garis kontur yang lurus.

2) Pantai yang relatif landai dan biasanya dijumpai perkampungan yang relatif sejajar
dengan pantai,

b. Pantai Submergen: Terjadi akibat daratan mengalami penurunan ketampakan pada


peta topografi.

1) Garis pantai yang tidak teratur, di mana ditandai dengan garis kontur yang berkelok-
kelok.

2) Pantai relatif curam.

c. Pantai Netral: Terjadi bukan karena pengaruh pengangkatan atau penurunan daratan,
melainkan merupakan hasil dari pengendapan alluvial/sungai. Ketampakan pada peta
topografi:
1) Ada delta plain, alluvial plain, dan coral reef.
2) Bentuk pantal sedikit melengkung.

d. Pantai Campuran: Terjadi akibat proses pengangkatan dan penurunan. Ketampakan


pada peta topografi:

1) Adanya teluk teluk (proses submergen). 2) Adanya teras teras, dataran pantai (proses
emergen).
4. Klasifikasi pantai berdasarkan material pembentuk dari laut dan daratan:
a. Primary Shoreline and Coast
1) Subgeral Erosion
Pantainya dibentuk oleh erosi dari darat.
2) Subgeral Deposition

Pantainya dibentuk oleh pengendapan Yang materialnya berasal dari daratan.

3) Structurally Shaped Coast


Pantainya dibentuk oleh adanya sesar.

b. Secondary Shoreline and Coast

1) Wave Erosion Coast. pantai dipengaruhi oleh aks; gelombang.

2) Manne Deposition: pantai dibentuk oleh pengendapan dari laut.

3) Coast Built by Organism: pantai dibentuk oleh pengaruh dari organisme.

3.8.2 Delta

Delta merupakan endapan atau sedimen yang dihasilkan oleh sungai yang masuk ke dalam
tubuh air yang permanen, endapan ini terkumpul pada muara sungai tersebut. Syarat-syarat
terbentuknya delta:

1. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.

2. Pantainya landai.

3. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan minimum.

4. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak.

5. Tidak ada gangguan tektonik.

Volume endapan delta dipengaruhi oleh kedalaman air, kecepatan penurunan atau
kenaikan muka air, kecepatan pemasukan sedimen, dan kekuatan gelombang atau arus yang
akan menyebarkan sedimen yang terendapkan.

a. Klasifikasi Delta
1) Arcuate delta (delta bentuk tameng)

Dihasilkan oleh sungai yang mempunyai kecepatan kecil.

2) Estuaria delta (delta bentuk corong)

Akibat air laut masuk ke dalam sungai, maka material yang terbawa sungai akan
terendapkan.
3) Bird's foot delta
Pada jenis ini tenaga air laut kecil pengaruhnya, sedang pengaruh sungai besar.

b. Secara fisiografi, delta terdiri atas beberapa bagian, yaitu:


1) Distributaries Channel
2) Natural Levees
3) Inter Distributaries Marsh
4) Pro Delta
5) Front Delta

Anda mungkin juga menyukai