OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Standarisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Leilem” dapat terselesaikan, Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam matakuliah
Standarisasi Bahan Obat Alam semester VI di Program Studi Jurusan Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………….
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DARTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1. Kesimpulan........................................................................................16
3.2. Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
Salah satu bakteri gram positif yang sering dijumpai dalam rongga mulut
adalah Streptococcus mutans (Bontjura, dkk., 2015).
PEMBAHASAN
Kingdom Plantae
Class Equisetopsida
Ordo Lamiales
Famili Lamiaceae
Genus Clerodendrum
- Hasil Mikroskopik
B. Pembahasan
Daun leilem memiliki potensi sebagai obat antiinflamasi dan
antibakteri, sehingga dilakukan standardisasi bahan baku simplisia dan
ekstrak daun leilem. Tujuan dari standardisasi sendiri yaitu untuk menjamin
standard mutu dan keamanan Ekstrak tanaman obat. Penetapan Standar
mutu yang dilakukan meliputi Parameter spesifik dan non spesifik. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah simplisia dan ekstrak etanol
daun leilem. Ekstrak diperoleh dari hasil ekstraksi dengan menggunakan
metode maserasi selama 3 x 24 jam dan remaserasi selama 2 x 24 jam
menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak kental diperolehsebanyak 88,003
g de-ngan persen rendemen sebesar 22 % (lampiran 6). Simplisia dan
ekstrak selanjutnya distandardisasi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Standarisasi adalah serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran
yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigm mutu, kefarmasian,
mutu dalam arti memenuhi syarat standar (kimia, biologi, dan farmasi),
termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian
umumnya
2. Tanaman leilem (Clerodendrum minahassae L.) merupakan salah satu
jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Jenis tanaman
ini banyak tumbuh dan sangat umum dikenal didaerah Minahasa, Sulawesi
Utara. Pada bagian tanaman leilem (Clerodendrum minahassae L.) yaitu
daun, biasa digunakan sebagai campuran msakan dalam daging atau ikan.
Pemanfaatan daun leilem tidak hanya sebagai tanaman sayuran namun
juga berkhasiat mengobati sakit perut dan dipergunakan sebagai obat
cacing. Daun leilem masuk dalam kelas equisetopsida, ordo Lamiales,
family lamiaceae, genus Clerodendrum, spesies Clerodendrum
minahassae L.
3. Metode pembuatan simplisia daun yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi
basah, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pngemasan dan
penyimpanan. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu maserasi.
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) daun leilem yaitu Parameter
Standarisasi Spesifik meliputi: parameter identitas, pemeriksaan
organoleptic, uji makroskopik, uji mikroskopik, uji senyawa yang larut
dalam air, uji senyawa yang larut dalam etanol, uji kandungan kimia.
Parameter Non-Spesifik meliputi : penetapan bobot jenis, penetapan kadar
abu total, penetapan kadar abu tidak larut asam, penetapan kadar air,
penetapan susut pengeringan, cemaran mikroba, angka lempeng total,
penentuan total kapang.
5. Parameter spesifik; nama latin dari tumbuhan leilem yaitu Clerodendrum
minahassae Teijsm. &Binn. Simplisia daun leilem (C. Minahassae folium)
berwarna coke-lat kehijauan, berbentuk bundar telur, ujungnya runcing,
berpangkal tumpul, permukaannya licin, bertepi rata, umumnya terdapat 6
pasang tulang daun yang menyirip, panjang rata-rata 11,1 cm dan lebar
rata- rata 5,3 cm. . Kadar senyawa larut air pada simplisia 19,932 % dan
kadar senyawa larut etanol11,776 %, sedangkan senya-wa yang larut air
pada ekstrak 52,096 % dan kadar senyawa larut etanol 35,108 %. Ekstrak
etanol daun leilem mengandung alkaloid, steroid, flavonoid dan tanin.
Parameter non spesifik; perole-han kadar air pada simplisia dan ekstrak
masing-masing = 10 %. Susut pengeringan yang diperoleh pada simplisia
12,399 % dan pada ekstrak 24,603 %. Hasil kadar abu total pada
simplisia didapatkan 27,783 % dan pada ekstrak 12 %, serta hasil kadar
abu tidak larut asam pada simplisia 4,242 % dan pada ekstrak 2,518 %.
Perolehan bobot jenis ekstrak 1,055 g/mL. Total cemaran bakteri 540
koloni/g dan total cemaran kapang sebanyak 506 koloni/g.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu diharapkan saran yang
membangun bagi pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anam, S., Yusran, M., Alfred, T., Nurlina, I., Ahmad, K., Ramadanil.,dan
Sulaiman, M.Z., 2013. Standarisasi Ekstrak Etil Asetat Kayu Sanrego
(Lunasia amara Blanco). Online Jurnal Of Natural Science, Vol. 2(3).
Bontjura, S., Olivia, A.W., dan Krista, V.S., 2015. Uji efek antibakteri ekstrak
daun leilem (Clerodendrum minahassae l.) terhadap bakteri streptococcus
mutans. Jurnal Ilmiah Farmasi,Vol 4(4).
Patel, T., dan Shrivastava, N., 2007. Clerodendrum and Heathcare. Medicinal and
Aromatic Plant Science and Biotechnology, Vol 1(2).
Rumondondor, R., Rino, M.K., dan Kamaluddin., 2019. Efek Pemberian Ekstrak
Etanol Daun Leilem (Clerodendrum minahasae) terhadap Kadar
Kreatinin, Asam Urat dan Ureum pada Tikus Putih (Rattus novergicus).
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 4(3).
Utami, Y.P., Abdul, H.U., Renny, S., dan Indah, K., 2017. Standardisasi Simplisia
dan Ekstrak Etanol Daun Leilem (Clerodendrum minahassae Teisjm. &
Binn.). Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences, Vol. 2(1).