Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315595090

STRATEGI PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL DI KABUPATEN GARUT

Article  in  Sosiohumaniora · July 2013


DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v15i2.5744

CITATIONS READS

6 1,521

4 authors:

Endah Djuwendah Hepi Hapsari


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
52 PUBLICATIONS   72 CITATIONS    25 PUBLICATIONS   46 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Eddy Renaldi Zumi Saidah


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
5 PUBLICATIONS   15 CITATIONS    15 PUBLICATIONS   39 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Publikasi Skripsi Mahasiswa S1 View project

Coffee and Coffee Shop View project

All content following this page was uploaded by Zumi Saidah on 12 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut
( Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah )

STRATEGI PENGEMBANGAN
DAERAH TERTINGGAL DI KABUPATEN GARUT

Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah


Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
E-mail : endah_djuwendah@yahoo.com
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan
di wilayah Kabupaten Garut bagian selatan dan strategi dalam pembangunan daerah tertinggal di Garut
Selatan.Metode yang digunakan adalah survey deskriptif dengan menggunakan data primer dan data
skunder dengan unit analisisnya 16 kecamatan. Teknis analisis menggunakan indek produktivitas
relatif (IPR)dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Garut bagian selatan
memiliki sumberdaya alam yang berciri sektor pertanian,perikanan, peternakan pertambangan dan energi
serta pariwisata. Terdapat lima strategi utama untuk pengembangan daerah tertinggal di wilayah Garut
Selatan yaitu dengan cara memadukan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang berbasis potensi
sumberdaya lokal melalui : (a) Peningkatan akses kerjasama berbagai sektor pemerintah, swasta dan
perguruan tinggi untuk mengatasi keterbatasan dana pembangunan berkelanjutan (b) pengembangan
ekonomi berbasis potensi lokal dengan cara pengembangan komoditas unggulan spesifik lokasi dan
produk olahan melalui teknologi tepat guna dan perluasan pemasaran, (c) optimalisasi peran pusat
pelayanan dengan cara melengkapi ketersediaan sarana dan prasarana serta keterkaitan sosial ekonomi
dengan daerah pelayanannya, (d) peningkatan kualitas SDM dan pemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan/pelatihan dan pembinaan kelembagaan berbasis pedesaan, (e) optimalisasi peran kabupaten
garut sebagai daerah penyangga Jawa barat melalui efektifitas penggelolaan tata ruang kawasan lindung
dan budidaya dengan mempertimbangkan kawasan rawan bencana alam.
Kata Kunci: Strategi pengembangan wilayah, daerah tertinggal.

STRATEGY DEVELOPMENT OF DISADVANTAGED AREAS


IN GARUT REGENCY

ABSTRACT. This study aims to determine the economic activity that ca be developed in the southern
part of the district of Garut and strategies in the development of disadvantaged areas in Garut Selatan.
Metode used is descriptive survey using data from the primary and secondary data analysis unit 16
districts. Technical analysis uses the relative productivity index (IPR) and SWOT analysis. The results
showed that the southern part of Garut regency have natural resources, characterized by agriculture,
fisheries, livestock and energy mining and tourism. There are five main strategies for the development
of disadvantaged areas in South Garut region that is by combining sectoral and territorial development
potential based on local resources through: (a) to increase access to collaboration across government,
private and university funds to overcome the limitations of the study showed that the sustainable
development, (b) based on the potential for local economic development through the development of
specific commodities and processed products through appropriate technology and marketing expansion,
(c) Optimization of the central role of the service in a way complements the availability of infrastructure
and socio-economic linkages with hinterland, (d) improving the quality of human resources and community
empowerment through education / training and rural-based institution building, (e) optimizing the role
of Garut district as a buffer zone west Java through spatial management effectiveness of protected areas
and cultivation considering the natural disaster-prone areas.
Keywords: Regional Development strategy, disadvantaged areas
PENDAHULUAN tidak merata dalam wilayah. Kondisi ini
Perkembangan suatu wilayah tidak selain menimbulkan ketimpangan dalam
dapat berlangsung secara merata, Hal ini pembangunan juga dapat menjadi salah satu
disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor penyebab timbulnya daerah tertinggal atau
alami (geografis, sumberdaya manusia, terbelakang.
sumberdaya alam) maupun faktor buatan Daerah tertinggal adalah kabupaten
manusia (termasuk infrastruktur dan yang relatif kurang berkembang dibanding-
sumberdaya sosial) yang tersebar secara kan daerah lain dalam skala nasional
211
Sosiohumaniora, Volume 15 no. 2 Juli 2013: 211 - 221

dan berpenduduk relatif tertinggal dari perkembangan wilayah Garut Selatan


segi ekonomi, sosial, kesehatan dan pen- menjadi relatif terbelakang dibandingkan
didikan. Menurut Bappenas, wilayah ter- dengan wilayah lainnya.
tinggal pada umumnya dicirikan dengan Faktor-faktor yang diduga penyebab
letak geografis yang relatif terpencil atau ketertinggalan pertumbuhan wilayah Garut
wilayah yang miskin sumberdaya alam Selatan antara lain tidak adanya leading sector
atau rawan bencana. Menurut Kementrian yang dapat mempercepat pertumbuhan
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI ekonomi wilayah, potensi sumberdaya alam
(2007) penentuan kriteria daerah tertinggal belum dimanfaatkan secara maksimal, yang
menggukan pendekatan enam kriteria yaitu: mungkin disebabkan oleh keterbatasan sum-
(1) perekonomian masyarakat, (2) sum- berdaya manusia dan modal, rendahnya
berdaya manusia,(3) prasarana dan sarana, tingkat pendidikan masyarakat akan ber-
(4) kemampuan keuangan daerah, (5) pengaruh terhadap partisipasi publik dalam
aksesibilitas dan (6) karakteristik daerah. suatu perencanaan pembangunan, kebijakan
Berdasarkan pendekatan tersebut pemerintah baik pemerintah pusat maupun
Kabupaten Garut merupakan salah satu dari daerah dalam pengembangan wilayah
dua kabupaten yang tergolong daerah ter- Garut Selatan belum dapat sepenuhnya ter-
tinggal di Jawa Barat. Kabupaten Garut pada implementasikan secara optimal.
tahun 2010 diperkirakan memiliki penduduk Percepatan pembangunannya di Ga-
miskin 369.731 orang dengan proporsi rut selatan juga mengalami kesulitan ka-
sebesar 15,32% dari seluruh penduduk rena karakteristik wilayahnya merupakan
dan angka pengangguran usia kerja diatas kawasan konservasi (non budidaya) dan
15 tahun mencapai 50.134 orang. Angka rawan bencana. Padahal dari potensi yang
indeks pembangunan masyarakat (IPM) ada, wilayah Garut Selatan memiliki sum-
Kabupaten Garut tahun 2010 mencapai berdaya alam yang melimpah untuk di-
71,36 dengan indeks kesehatan 67,67, kembangkan diantaranya sektor pertanian,
angka harapan hidup 64,60 tahun dan perikanan, kelautan, pariwisata dan sektor
kemampuan daya beli per tahun sebesar Rp pertambangan (Lestari, 2010).
637.490 (BPS,2011). Pembangunan di wilayah Garut Selatan
Hasil analisis hirarki pusat per- memerlukan penanganan yang optimal guna
tumbuhan, kecuali Kecamatan Cikajang, mendukung perkembangan wilayah berbasis
wilayah Garut Selatan berperan sebagai sumberdaya lokal agar sejajar dengan daerah
pusat pelayanan terkecil (orde IV) yang lain yang telah berkembang. Oleh karena itu
hanya mampu melayani desa-desa di se- diperlukan suatu kajian mengenai potensi
kitarnya (Djuwendah dkk, 2010). Garut ekonomi wilayah dan strategi pembangunan
selatan kecuali Kecamatan Cikajang, ter- untuk percepatan pembangunan daerah
masuk dalam kluster III atau merupakan tertinggal di Kabupaten Garut.
kategori daerah tertinggal (Bappeda, 2010). METODE
Selain mendapat predikat daerah tertinggal,
ketimpangan dalam lingkup pembangunan Desain penelitian yang digunakan
daerah Garut juga terjadi antar wilayah adalah survey deskriptif dengan unit analisis
pengembangan (WP) Utara, Tengah dan Se- 16 kecamatan di Kabupaten Garut dan obyek
latan. Pertumbuhan ekonomi wilayah Garut penelitiannya adalah strategi pengembangan
Selatan masih rendah, terlihat dari kontribusi daerah tertinggal. Data yang digunakan
nilai tambah bruto sektoral kecamatan- terdiri dari data primer dan sekunder dari
kecamatan di Kabupaten Garut bagian arsip, dokumen, dan hasil penelitian dari
selatan pada tahun 2007 paling rendah, BPS, Bappeda dan instansi terkait. Teknik
yaitu 24,37 % dibandingkan wilayah Garut pengolahan data dilakukan menggunakan
Tengah senilai 46,05 %, dan wilayah Garut Indeks Produktivitas Relatif (IPR) dan
Utara sebesar 29,58%. Hal ini menyebabkan SWOT.

212
Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut
( Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah )

HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Ekonomi Garut Selatan Berbasis


Sumberdaya Lokal
Kondisi Umum Perekonomian Daerah
Kabupaten Garut Menurut Friedman dan allonso
(1978), pengembangan wilayah dalam
Kabupaten Garut merupakan daerah
jangka panjang lebih ditekankan pada
yang memiliki sumberdaya alam yang besar
pengenalan potensi sumber daya alam dan
berciri sektor pertanian dan industri berbasis
potensi pengembangan lokal wilayah yang
pertanian (agroindustri). Laju Pertumbuhan
mampu mendukung pertumbuhan ekonomi,
Ekonomi(LPE) Kabupaten Garut pada ta-
kesejahteraan so-sial, termasuk pengentasan
hun 2010 adalah 5,31 persen dan PDRB
kemiskinan dan ketertinggalan dalam rangka
per kapitanya atas dasar harga berlaku
mencapai tujuan pembangunan. Berkaitan
Rp10.284.612. Struktur ekonomi Kabupaten
dengan hal tersebut, maka pengembangan
Garut, didominasi sektor pertanian, dengan
wilayah lebih ditekankan pada penyusunan
kontribusi pembentukan nilai tambah sebesar
paket pengembangan wilayah terpadu de-
47,1% terhadap PDRB (Produk Domestik
ngan mengenali sektor strategis (potensial)
Regional Bruto); diikuti sektor perdagangan,
yang perlu dikembangkan di suatu wilayah.
jasa dan pariwisata sebesar 26,4%, jasa lain
Salah satu pendekatan dalam perencanaan
10%, industri 9%, dan sektor lain kurang
pengembangan wilayah menurut Tarigan
dari 2% (BPS, 2011)
(2008) adalah pendekatan sektoral. Pen-
IPR suatu sektor merupakan ukuran
dekatan sektoral dilakukan dengan me-
untuk melihat tingkat produktifitas tenaga
ngelompokkan kegiatan pembangunan ke
kerja pada sektor ekonomi di suatu wilayah
dalam sektor-sektor, selanjutnya masing-
de-ngan cara membandingkan share sektor
masing sektor dianalisis untuk menetapkan
terhadap PDRB dengan share dalam pe-
apa yang dapat dikembangkan (ditingkatkan)
nyerapan tenaga kerja sekaligus memotret
dari sektor tersebut guna mengembangkan
proses transpormasi struktur ekonomi dari
wilayah.
pertanian ke industri.
Garut bagian selatan meliputi 16 ke-
Tabel 1. Perkembangan Indeks Produktifitas Relatif camatan dan 125 desa yang terdiri dari
Kabupaten Garut
Kecamatan Cisewu, Talegong, Caringin,
Lapangan Indeks Produktivitas Relatif (IPR) Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Pamu-
No Usaha lihan, Cikelet, Cisompet, Pameungpeuk,
2005 2008 2010
1 Primer 1,61 1,37 1,15 Cibalong, Cihurip, Peundeuy, Singajaya,
2 Sekunder 0,49 0,56 0,66 Banjarwangi dan Cikajang, dengan luas
3 Tertier 0,81 0,96 0,99 wilayah mencapai 192.962 Ha atau 63 % dari
luas Kabupaten Garut (Jenny, dkk, 2007).
Berdasarkan hasil analisis diketahui
Jumlah penduduk Garut selatan tahun 2010
IPR sektor primer (pertanian, pertambangan
adalah 642.196 orang atau 26,74 persen dari
dan penggalinan) memiliki nilai diatas
seluruh penduduk Kabupaten Garut yaitu
satu (>1). Ini menunjukkan masih ting-
2.401.248 orang (BPS, 2011)
ginya produktifitas relatif sektor primer
Dilihat dari kondisi sumberdaya alam
dibandingkan sektor lainnya, walaupun ke-
Garut Selatan memiliki potensi ekonomi
cenderungannya mengalami penurunan.
yang besar untuk dikembangkan dalam
Sementara itu sektor sekunder(industri
sektor pertanian, perikanan, peternakan, per-
pe-ngolahan, listrik dan kontruksi) dan
tambangan dan energi serta pariwisata.
sektor tertier(perdagangan, hotel & restoran,
Potensi Sektor Pertanian Perikanan dan
angkutan dan komunikasi, keuangan dan
Peternakan
jasa) produktifitasnya masih rendah, na-
Potensi Garut selatan sesuai dengan
mun trennya mengalami peningkatan dari
karakteristik wilayahnya masih didominasi
tahun 2005 hingga 2010. Ini menunjukkan
oleh sekor pertanian (tanaman pangan,
terjadinya proses transformasi ekonomi di
perkebunan, peternakan, perikanan dan
Kabupaten Garut.
213
Sosiohumaniora, Volume 15 no. 2 Juli 2013: 211 - 221

kehutanan). Kontribusi sektor pertanian sekitar 26,6 Ha (2,66%). Saat ini budidaya
terhadap PDRB Garut selatan adalah 58,40%. tambak yang dikembangkan di Kabupaten
Sebagai leading sector, sektor pertanian Garut baru sebatas tambak udang. Padahal
menjadi prioritas dalam pengembangan Garut Potensi lainnya seperti tambak bandeng
Selatan. Saat ini pengembangan agribisnis masih terbuka luas. Selain tambak, potensi
komoditas unggulan muncul menjadi salah area budidaya laut di Kabupaten Garut sekitar
satu alternatif peluang investasi dalam 3.400 Ha dan baru dimanfaatkan sebesar
pembangunan sektor pertanian. Beberapa 0,5 Ha ( 0,01%) dan baru mengembangkan
komoditas dapat dikatagorikan sebagai budidaya Kerapu. Padahal dengan ekosistem
komoditi unggulan dan prospektif (Tabel 2). kelautan yang lengkap terdiri dari estuaria
Tabel 2. Potensi Pertanian Komoditas Unggulan dan (24 ha), terumbu karang (525 ha), padang
Prosfektif di Garut Selatan lamuna (75 ha), dan mangrove (50,9 ha),
No Subsektor Kelompok Komoditas Lokasi wilayah pesisir Kabupaten Garut sangat
1. Pertanian Pangan Padi Pameungpeuk, Cibalong, Talegong,
Pakenjeng,Bungbulang,Cikelet, baik untuk areal budidaya seperti budidaya
Cisewu,
Jagung Pamulihan, Peundeuy, Cikajang,
rumput laut , lobster, bandeng, ikan hias
Kedelai
Cihurip, Pakenjeng
Cibalong, Csompet,
dan sebagainya. Kabupaten Garut Juga
Hortikultura Cabe
Peundeuy,Cisewu
Cisewu, Talegong, Bungbulang,
berpotensi sebagai areal budidaya kepiting
Cihurip, Banjarwangi, Cikajang bakau mengingat area perairan Estuaria dan
Kentang Cikajang, Pamulihan
Pisang Cisewu, Bungbulang, Mekarmukti, Mangrove yang cukup besar.
Potensi perikanan tangkap diantara-
Cikelet, Pameungpeuk, Cibalong ,
Cisompet, Cihurip, Pamulihan

Jeruk Cikajang, Cisompet, Pakenjeng,


nya Tuna, Tongkol, Cakalang, Cumi-cumi,
2. Perkebu-nan Aren
Cibalong, pameungpeuk, Cikelet
Cisewu, Caringin, Talegong,
Layur, Kakap, Bawal Hitam, Kerapu,
Bunbulang, Pakenjeng, Cisompet,
Cikajang, Cihurip, Banjarwangi
Baronang, Cucut Botol, Lobster dan ikan
Teh Pamulihan, Singajaya, Cikajang,
Cila-wu, Pakenjeng,
khias. Khusus untuk area penangkapan sam-
Banjarwangi,Pakenjeng pai zona teritorial (12 mil laut) diperkirakan
Kelapa Pamengpeuk, Cibalong, Cikelet,
Bungbulang, Caringin pesisir selatan Garut memiliki potensi lestari
Nilam Talegong
Tembakau Pamulihan, Pekenjeng, Peundeuy,
(Maximum Sustainable Yield) sebesar 10.000
Karet
Singajaya, Cikajang, Banjarwanagi
Cibalong,
ton/tahun. Saat ini nelayan Kabupaten Garut
Pameungpeuk,Cisompet,Caringin,
Mekarmukti, Bungbulang ,
baru memanfaatkan sekitar 49,94% dari
Kopi
Pakenjeng
Bungbulang, Pamulihan, Cikajang,
potensi yang ada. Hal ini membuka peluang
Pakenjeng, Cihurip , Talegong bagi para investor di bidang perikanan tang-
3. Perikanan Laut Udang,kera- Cibalong, Pameungpeuk
pu, lobster kap untuk memanfaatkan potensi ter-sebut.
Rumput laut Cikelet, Pameungpeuk
Ikan hias Cikelet Namun potensi alam yang berasal dari laut
4. Peternakan Ruminansia Sapi perah Cilawu, Cisurupan Cikajang,
besar Banjarwangi,
dan pantai di Perairan Pameungpeuk belum
Sapi potong Pameungpeuk, Cikelet, Cibalong,
Cisompet, Bungbulang.
dapat diolah sepenuhnya, diperkirakan
Domba Cikajang, Cilawu, Bungbulang, baru 15% karena belum didukung oleh
Cibalong, Singajaya, Cisewu,
Kambing Bungbulang, Pameungpeuk, berbagai sarana. Dalam perkembangan Tempat
Cikelet, Cibalong, Singajaya,
Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Garut
Sumber : Jenny (2007) dan Ade Bastiawan (2012) diolah Cilauteureun merupakan sentra dari keempat
Pantai selatan Kabupaten Garut me- Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang tersebar
miliki potensi perikanan yang cukup besar. di pantai selatan Garut dengan jumlah
Panjang pantai pesisir selatan Garut yang armada penangkapan motor (KM) 15 unit,
mencapai 72 kilometer yang berada di enam motor tempel 168 unit dan perahu tanpa
kecamatan yaitu Kecamatan Cibalong, Pa- motor 13 unit. Selain TPI Cilauteueureun
meungpeuk, Cikelet, Pakenjeng, Bung- terdapat pula TPI Cimari, Rancabuaya dan
bulang, dan Caringin, dan memiliki Zona Sancang (Hilda, 2010).
Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil laut Potensi Pertambangan Bahan Galian dan
dengan luas areal penangkapan ± 28.560 Energi
km² (Hilda, 2010). Bahan tambang potensial untuk di-
Potensi perikanan budidaya tambak kembangkan di Kabupaten Garut adalah
adalah 1000 Ha dan baru diman-faatkan
214
Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut
( Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah )

bahan galian golongan C dan bahan lain makam keramat, menikmati keindahan teras
seperti perlit, obsidian, batu setengah merin dan karang laut, melihat aktivitas
permata, kaolin, batu templek, pasir, sirtu, nelayan, melihat proses pengolahan ikan,
tras, tanah urug, lempung, batu apung, serta melihat kegiatan pasar lelang ikan.
belerang, toseki, dan batu silika. Kontribusi Daerah potensial untuk wisata pantai
barang tambang dalam perekonomian Ka- adalah Kecamatan Caringin, Bungbulang,
bupaten Garut kurang lebih sebesar 0,20% Mekarmukti, Pakenjeng, Cikelet, Pa-
(Pemkab. Garut, 2010). meungpeuk dan Cibalong. Sedikitnya ada
Tabel 3. Potensi Sumberdaya Mineral Batubara dan 10 kawasan wisata dengan pantai indah-nya
Energi di Garut Selatan seperti Santolo, Karangparanje, Sayang-
Jenis Sumber Daya heulang, Pantai Cibalong, Gunung Geder,
No Lokasi (Kecamatan) Daerah Prospek
Mineral dan Energi
Cijeruk Indah, Manalusu, Cicalobak, Puncak
1 Emas dmp Pamulihan, Pakenjeng, Ciarinem, Cijahe, Sukul,
Talegong, Cisewu, Cijaringao, Pasirlangu Guha dan Rancabuaya. Pariwisata budaya
Caringin, Banjarwangi,
Cikajang, Peundeuy, juga bisa dilakukan di Kampung Adat Dukuh
Singajaya, Cibalong,
Cisompet, Bungbulang,
yang berlokasi diKecamatan Cikelet.
Mekarmukti
Analisa Lingkungan Internal Daerah
2 Pasir besi Cibalong, Pameungpeuk, Cimerak,Cibera,Cijayana,S
Cikelet, Pakenjeng, ayangheulang,Citang-
Tertinggal di Garut Selatan
Caringin, Mekarmukti geuleuk, Rancabuaya
Menurut Friedman dan Allonso (1978)
3 Bijih besi Cibalong, Cikelet, Banyuasih, Ciawitali, pengembangan wilayah pada hakekatnya
Bungbulang, Caringin, Cileuleuy, Cikabunan
4 Belerang Cisurupan, Wanaraja Papandayan, Talagabodas
merupakan suatu usaha bagaimana me-
manfaaatkan dan mengkombinasikan faktor
5 Batubara Singajaya, Cibalong Girimukti, Dahu
internal (kekuatan dan kelemahan) dengan
6 Batu Templek Cisewu, Caringin Loa, Sukarame
7 Kaolin Malangbong Karaha, Citeras
faktor eksternal (peluang dan ancaman)
8 Obsidian Pasirwangi Gn. Kiamis yang ada sebagai suatu potensi yang dapat
9 Batu Andesit Cisewu, Cikajang, dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi
pakenjeng
10 Batu gamping Caringin, Cisewu Cikabunan
suatu wilayah.
11 Batu setengah Permata Caringin,Cisewu,Bungbula G.Kencana,Sirnajaya, Permasalahan pengembangan daerah
ng,Cisompet,Pakenjeng, Cilubang, Cipicung,
Pameungpeuk tertinggal di Garut Selatan dipengaruhi
12 Granit Bungbulang Gunamekar oleh faktor eksternal dan internal wilayah
13 Mangan Cibalong, Cisompet Cicuri, Jatisari tersebut. Lingkungan internal berupa
14 Tembaga Bungbulang, Caringin kekuatan (Strenghth) wilayah tertinggal
15 Energi panas bumi Darajat, Kamojang Cilayu, Ciarinem, Gn
(Pasirwangi) Papandayan Gn. Talagabo- di Garut Selatan meliputi: luasnya lahan
das, G. Guntur Masigit,
pertanian sebesar 52 % dari total wilayah
16 Energisumber daya air Pamulihan,Bungbulang, Cibatarua,Cimerak, Garut yang berupa wilayah pertanian intensif
Cibalong Cirompang
dengan ketinggian 0-25 m dpl, komitmen
Sumber : RPJPD, Garut 2010. politik Pemerintah Kabupaten Garut da-
Potensi Pariwisata lam pengembangan Wilayah tertinggal di
Kabupaten Garut merupakan salah Garut Selatan, Sumberdaya dengan Sektor
satu wilayah yang memiliki potensi pe- Unggulan yang dimilikinya serta ditetap-
ngembangan industri pariwisata cukup kannya Kecamatan Pameungpeuk dan Bung-
besar. Daerah tujuan wisata terdiri dari 30 bulang sebagai pusat pertumbuhan Garut
wisata alam lima wisata budaya dan tiga Selatan dengan aktifitas pengembangan
wisata rekreasi yang sebagian besar tersebar pariwisata dan konservarsi (RJPMD Garut,
di wilayah pengembangan Garut Tengah dan 2010).
Garut Selatan. Berdasarkan penelitian Gumilar
Beberapa kecamatan di Garut Selatan (2009), prioritas pengembangan sektor ung-
memiliki pantai yang indah dan potensial gulan untuk wilayah Garut Selatan terdiri dari
untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata : (1) sektor pertanian di. Caringin, Talegong,
dengan aktifitas berperahu, memancing, Mekarmukti, Pamulihan, Cibalong, Peundey
bermain pasir dan air laut, berziarah ke dan banjarwangi (2) sektor industrti pe-
215
Sosiohumaniora, Volume 15 no. 2 Juli 2013: 211 - 221

ngolahan di Bungbulang,Cikelet, (3) sektor (4).Belum Optimalnya fungsi pusat pe-


perdagangan di Cikajang, Pameungpeuk dan layanan di Wilayah Garut Selatan.
Cisewu, (4) Listrik dan gas di Pakenjeng, Ketersediaan fasilitas pendidikan dasar
Cisewu dan Singajaya, banjarwangi dan sembilan tahun di Garut Selatan sudah bisa
Cihurip, (5) sektor angkutan di Cihurip memenuhi kebutuhan, Namun untuk fasilitas
Pamulihan, Cibalong, dan Cisewu, (6) sek- pendidikan tingkat lanjutan umum di
tor pertambangan di Cisewu, Caringin, Pa- beberapa wilayah masih belum tersedia
kenjeng dan Singajaya, (7) Sektor Jasa di seperti di Kecamatan Mekarmukti, Pa-
Cikajang, (8) sektor konstruksi di Cikelet, mulihan, Cibalong dan Cihurip. Untuk fasi-
serta (9) sektor keuangan di Cikajang, Pa- litas kesehatan perlu segera dibangun rumah
meungpeuk dan Bungbulang. sakit dan puskesmas yang ada dilengkapi
Kota Pameungpeuk sebagai salah fasilitas rawat inap guna me-mudahkan
satu pusat pertumbuhan baru untuk me- pelayanan kesehatan pada masyarakat. Balai
layani perkembangan aktivitas di Garut pengobatan sangat kurang tersedia di Garut
Selatan, Tasikmalaya Selatan, dan Ciamis Selatan, sehingga perlu segera dibangun agar
Selatan. Kondisi aksesibilitas eksisting yang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
menghubungkan Pameungpeuk, Cikajang, dan bisa terpenuhi (Gumilar, 2010).
Garut retatif memadai dibandingkan dengan Keberadaan sarana perhubungan me-
poros utara-selatan lainnya. Se-lanjutnya rupakan pendukung perkembangan ekonomi
ditetapkan Cikajang sebagai sentra wilayah guna memudahkan mobilitas dan
komoditas holtikultura di Garut Selatan interaksi penduduk. Sarana perhubungan
agar Cikajang juga berperan men-jadi berupa terminal mengindikasikan keberadaan
sentra produksi agribisnis hortikultura di rute angkutan yang rutin melewati daerah
Kabupaten Garut melalui peningkatan kuan- tersebut. Hanya empat kecamatan di Garut
titas dan kualitas fasilitas dan aksesibitas. selatan yang memiliki terminal yaitu Ke-
Kelemahan (Weakness) yang mem- camatan Pameungperuk, Cikajang, Bung-
batasi dalam pengembangan wilayah ter-
bulang dan Singajaya. Terminal di Singajaya
tinggal di Garut selatan diantaranya :
yang melayani wilayah timur laut, wilayah
(1).Terbatasnya kondisi infrastruktur ter-
barat dilayani oleh terminal di Kecamatan
utama infratruktur dasar, seperti sarana
Bungbulang, dan untuk di tenggara dilayani
jalan, jaringan telepon, jaringan listrik,
terminal di Pameungpeuk. Kegiatan per-
dan sarana pelayanan publik lainnya
terkait akses pelayanan pendidikan dan dagangan di Garut selatan hanya ditopang
kesehatan. Selama ini akses terhadap oleh dua buah pasar induk dan sisanya berupa
infrastruktur tersebut masih belum ter- pasar harian di hampir setiap kecamatan dan
penuhi dengan baik. dua unit STA (Sub Terminal Agribisnis)
(2).Karateristik geomorfologis memiliki yang berada di Kecamatan Cikajang dan
kemiringan lereng lebih dari 15 persen, Kecamatan. Mekarmukti (Ristania, 2007).
lebih dari 80 persen luas wilayahnya Keterbatasan prasarana dan sarana
merupakan kawasan konservasi (non komunikasi, transportasi, kesehatan, pen-
budidaya) dan rawan bencana sehingga didikan dan pelayanan lainnya menyebabkan
kurang menunjang kawasan terbangun masyarakat di daerah tertinggal mengalami
dan kurang memancing investor untuk kesulitan untuk melakukan aktivitas eko-
berinvestasi nomi dan sosial sehingga akan menurunkan
(3).Rendahnya kemampuan sosial dan kemampuan sosial dan ekonomi mas-
ekonomi masyarakat di wilayah Garut yarakatnya.
Selatan. Pada tahun 2010 penduduk Garut Analisa Lingkungan Eksternal Daerah
selatan yang tergolong miskin berjumlah
Tertinggal di Garut Selatan
24,74 persen. Dari penduduk Kabupaten
Garut sekitar 2,3 juta orang, lebih dari Beberapa peluang (opportunities)
6000 orang yang buta aksara berada di yang dapat mendukung bagi pengembangan
wilayah Garut Selatan. wilayah tertinggal di Garut selatan antara
216
Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut
( Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah )

lain: (1) menurut RTRW Provinsi Jawa Tabel 5. Penetapan Kawasan Lindung di Garut
Barat Kabupaten Garut diarahkan menjadi Selatan Sampai Tahun 2011
kawasan andalan dengan prioritas unggulan No
Jenis Kawasan
Wilayah
sektor pertanian dan industri pengolahan Lindung
1 Kawasan yang Cikajang,
pertanian, perikanan dan industri pengolahan memberikan Banjarwangi,
perlindungan Bungbulang,
perikanan, wisata alam dan minat khusus, kawasan bawahnya Cisewu,
serta kegiatan pertambangan mineral logam Caringin,Cisompet,
Pameungpeuk,
dan non logam, (2) adanya pengembangan Cikelet
jalur lintas selatan sehingga akan me- 2. Kawasan Hutan Cikajang,
ningkatkan aksesibilitas masyarakat, (3) Produksi yang
berfungsi lindung
Banjarwangi,
Bunbulang, Cikelet,
terbukanya kesempatan bermitra dengan pi- Caringin, Cisewu,
hak swasta (Bappeda Garut, 2010). Cisompet,
pameungpeuk
Faktor eksternal yang menjadi an- Cihurip
caman (threath) sehingga Garut bagian 3. Kawasan Tersebar di
perlindungan kabupaten Garut
selatan mengalami kesulitan dalam per- setempat (sem- dan sepanjang
cepatan pembangunannya antara lain: padan pantai, pantai selatan
1.Wilayah selatan Jawa merupakan darah sungai,danau) Kabupaten Garut
4. Kawasan Suaka
tertinggal yang didiami sepertiga alam dan cagar alam
penduduk Pulau Jawa dan sebagian besar Pantai berhutan Cibalong,
hidup di bawah garis kemiskinan (wahid, bakau Pameungpeuk dan
Caringin
2006). Pantai beterumbu Caringin,
2. RTRW Provinsi Jawa Barat berdasarkan karang Bungbulang dan
Mekarmukti
Perda No.22/2010, menetapkan 253.129
Taman nasional Cagar alam
Ha (81,39%) wilayah Kabupaten tanam hutan raya sancang. Cijayana
Garut sebagai kawasan lindung dan dan Taman wisata dan Bungbulang
alam
Kawasan budidaya sisanya 18,61%. 5. Kawasan rawan Talegong, Cisewu,
Konsekuensinya perlu kehati-hatian dalam bencana Pamulihan,
pemanfaatan sumberdaya alam termasuk Cikajang dan
Banjarwangi
pemanfaatan lahan untuk pembangunan
infrastruktur dan alih fungsi lahan yang Sumber : RPJPD Garut, 2010

tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal


tata ruang. Kawasaan lindung tersebut
di Kabupaten Garut
sebagian besar berada di wilayah Garut
Strategi S-O
Selatan yang mana memiliki potensi
pertambangan cukup besar, namun Strategi S-O merupakan strategi yang
dapat mengancam kelestarian alam dan menggunakan kekuatan internal untuk
lingkungan. memanfaatkan peluang eksternal guna
3. Keterbatasan Anggaran Pembangunan memperoleh keuntungan bagi pembangunan
Guna mempercepat pembangunan daerah daerah tertinggal. Beberapa alternatif strategi
tertinggal dibutuhkan dana yang luar S-O yang dihasilkan sebagai berikut :
biasa besar. Dana ini dapat bersumber dari 1. Meningkatkan akses kerjasama antara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pemerintah propinsi dengan kabupaten
(APBN), Anggaran Pendapatan dan yang dituangkan dalam kebijakan
Belanja Daerah (APBD), Dana Alokasi pembangunan. Berdasarkan kekuatan
Khusus (DAK), dan Dana Swasta dan yang dimiliki oleh Kabupaten Garut.
Masyarakat. Namun, pembiayaan yang 2. Mendorong kesempatan berusaha dan
diberikan pemerintah (konvensional) tidak lapangan kerja berbasis sumberdaya lokal
selamanya dapat mengatasi kebutuhan
dengan memanfaatkan sektor pertanian,
dana karena adanya keterbatasan dana
pertambangan dan pariwisata sebagai
yang dimiliki pemerintah pusat sehingga
tidak dapat menjawab semua P3D yang di leading sector melalui produk unggulan
berikan desa tertinggal maka diperlukan daerah dan membuka peluang kemitraan
strategi pembiayaan lainnya. dan kerjasama dengan pihak swasta.

217
Sosiohumaniora, Volume 15 no. 2 Juli 2013: 211 - 221

Garut selatan memiliki keunggulan Garut Selatan. Selain itu jaringan jalan
komparatif di sektor pertanian, namun yang baik dapat mendukung tumbuh
masih rendahnya industri yang kembangnya objek-objek wisata di
memanfaatkan hasil-hasil pertanian, Wilayah Garut Selatan sehingga dapat
sehingga perdagangan antar wilayah yang lebih mudah berkembang. Pengembangan
dilakukan lebih dominan berupa bahan- jalan poros desa merupakan salah
bahan mentah hasil pertanian. Untuk itu satu strategi dalam pengembangan
perlu dikembangkan agroindustri yang infrastruktur di wilayahGarut bagian
dapat memperpanjang rantai agribisnis, selatan.
memberikan nilai tambah yang lebih 2. Strategi peningkatan kualitas sumberdaya
besar. manusia, dengan lebih melibatkan Peran
3.Optimalisasi fungsi pusat pelayanan di wi- aktif dari Institusi Pendidikan, Balai
layah Garut Selatan. Guna pengembangan penelitian dan Diklatda, LPK serta
Wilayah Garut Selatan sebagai pusat partisipasi aktif masyarakat dan seluruh
agrobisnis di Kabupaten Garut, maka stakeholder. Selain itu pembinaan ka-
pusat pelayanan yang ada harus berfungsi pasitas kelembagaan seperti pembinaan
optimal. Wilayah Garut Selatan telah dan pemberdayaan kelompok petani/
memiliki tiga kecamatan potensial yang peternak dan nelayan mengenai peningkatan
telah berfungsi sebagai pusat pelayanan. nilai tambah produk
Dengan meningkatkan pelayanan di tiga 3.Meningkatkan kualitas pendidikan di wi-
kecamatan(Cikajang, Pameungpeuk dan layah Garut bagian selatan iharapkan
Bungbulang), maka akan dicapai cakupan akan mampu meningkatkan kesejahteraan
pelayanan bagi Wilayah Garut Selatan dan masyarakat secara tidak langsung. Se-
sekitarnya. Pelayanan yang perlu menjadi mentara itu, agar sektor pertanian dan
prioritas adalahpemenuhan kebutuhan pariwisata maju, juga perlu ditingkatkan
sarana kesehatan dan sarana perekonomian, fasilitas pendidika dengan keahlian
yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan khusus, seperti sekolah menengah ke-
dasar. juruan dan sekolah tinggi yang bergerak
di sektor pendidikan pertanian, perikanan
Strategi W-O
dan pariwisata. Elemen-elemen yang
Strategi W-O merupakan strategi yang perlu menjadi perhatian dalam sasaran
digunakan untuk mengatasi kelemahan yang itu mencakup peningkatan jumnlah fasi-
dimiliki dalam memanfaatkan peluang yang litaspendidikan formal, peningkatan
ada. Beberapa alternatif strategi W-O yang kualitas pengajar dan tenaga ahli, serta
dihasilkan sebagai berikut : kualitas pendidikannya.
1.Pembangunan sarana dan prasarana untuk
Strategi S-T
meningkatkan pembangunan di wilayah-
wilayah tertinggal dan terpencil agar Strategi S-T merupakan strategi yang
dapat tumbuh dan berkembang lebih menggunakan kekuatan internal untuk
cepat dengan melibatkan Kementerian menghindari atau mengurangi dampak
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal ancaman eksternal. Beberapa alternatif
dan Pemda. Strategi ini untuk mengatasi yang dihasilkan antara lain :
kelemahan Kabupaten Garut berupa 1. Membuka keterisolasian daerah Garut
kondisi geografis yang tidak rata dan Selatan dengan sumberdaya alam yang
labil. Peningkatan kualitas jaringan ja- potensial untuk dikembangkan sebagai
lan. Jaringan jalan merupakan elemen sektor unggulan melalui integrasi dengan
utama yang mendorong perkembangan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
suatu wilayah. Jaringan jalan yang ada ekonomi.
masih kurang memadai untuk mendukung 2. Pengembangan ekonomi berdasarkan
pergerakan masyarakat dan untuk dis- potensi sumberdaya lokal. Pengembangaan
tribusi hasil-hasil pertanian di Wilayah ekonomi lokal mendasari konsepnya pada
218
Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut
( Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah )

pengembangan kewirausahaan lokal integrasinya secara fungsional dan spasial


serta tumbuh kembangnya perusahaan- dengan wilayah yang lebih luas (Ma’rif :
perusahaan lokal, kerja sama pemerintah 2000)
lokal dengan swasta dan lembaga-lembaga Strategi W-T
lainnya dalam mengelola sumber-sumber Strategi W-T merupakan strategi yang
yang potensial untuk mendorong aktivitas mengurangi kelemahan internal dan
ekonomi. Konsep pengembangan ekonomi menghindari ancaman eksternal yang ada.
lokal mengembangkan dan meningkatkan Beberapa alternatif strategi W-T yang
peran elemen-elemen endogenous deve- dihasilkan antara lain :
lopment dalam kehidupan sosial ekonomi 1. Pengelolaan fungsi kawasan lindung.
lokal dan melihat keterkaitan serta Untuk menjaga kelestarian lingkungan
maka terpeliharanya fungsi kawasan lin-
Tabel 6. Matrik SWOT Strategi Pengembangan Garut Selatan

Internal STRENGTH/Kekuatan WEAKNESS/Kelemahan


a. Komitmen politik Pemda Garut a. rendahnya aksesibilitas infrastruktur,
dalam penggembangan wilayah Garut transportasi dan komunikasi
selatan
b. Memiliki Potensi sumberdaya b. Belum optimalnya fungsi pusat
alam dengan sektor unggulan pertumbuhan/ pelayanan
c. emiliki pusat c. Kondisi geomorfologis Garut selatan
pertumbuhan/pelayanan yang curam dan rawan bencana alam
d. Rendahnya kemampuan sosiao-ekonomi
masyarakat
e. Keterbatasan anggaran pembangunan
daerah
Eksternal
OPPORTUNITIES/Peluang STRATEGI S-O STRATEGI W-O
a) Meningkatkan akses kerjasama a. Optimalisasi peran pusat pelayanan
berbagai sektor pemerintah dan swasta dengan membanguninfrastruk-tur
dalam pembangunan yang ekonomi dan sosial dengan melibatkan
berkesinambungan kementrian PDT.

a. Garut menjadi kawasan andalah b) Mendorong kesempatan usaha b.Peningkatan sumberdaya manusia
Jabar Selatan berbasis potensi SDA lokal sebagai berkualitas melalui pendidikan dan
leading sektor pembinaan kelompok petani/peternak/ne-
layan

THREATS/Ancaman STRATEGI S-T STRATEGI W-T


a. Wilayah selatan Jawa merupakan a.Membuka keterisolasian daerah a. Pemberdayaan masyarakat dan
daerah tertinggal, tertinggal melalui keterkaitan dengan pengentasan kemis-kinan melalui pemba-
pusat pertumbuhan. ngunan berbasis pedesaan

b. Kebijakan Pengembangan wilayah b. Pengembangan ekonomi berbasis b.Efektifitas pengelolaan tata ruang
Jawa Barat potensi sumber-daya lokal kawasan lindung dan budidaya dengan
mem-pertimbangkan kawasan rawan
bencana alam

c. Bencana alam nasional -regional

dung merupakan hal yang mutlak harus Selatan perlu dilakukan inovasi spesifik
dilakukan. Dalam rangka mencapai tujuan agar fungsi perlindungan (konservasi)
sebagai pusat agribisnis dan pariwi- dan peningkatan produktivitas lahan bisa
sata, maka wilayah Garut bagian selatan berjalan searah. Salah satu pilihan adalah
sebagai wilayah rawan bencana harus mengembangkan sistem agroforestry dan
memperhatikan fungsi wilayah konservasi atau pertanian terpadu.
untuk menekan kemungkinan terjadinya
bencana seminimal mungkin .
2. Karena keterbatasan lahan terkait kondisi
geografis untuk budidaya, pengem-
bangan sektor pertanian di Wilayah Garut

219
Sosiohumaniora, Volume 15 no. 2 Juli 2013: 211 - 221

STRENGTH/Kekua tan WEAKNESS/Kelemahan


Internal a. Ko mitmen p o litik Pemda Garut dalam a. ren d ah n y a ak sesibilitas infrastruk tur,
p en g g emb angan wilayah Garu t selatan tran sp o rtasi dan ko mun ik asi

b . Memilik i Po ten si su mberd aya alam d engan b . Belu m o p timalnya fu ngsi p usat
sek to r u n ggu lan p ertu mb u h an/ pelayanan
c. emilik i p u sat pertu mbuh an/pelayan an c. Ko n d isi geomo rfo lo gis Garut selatan
y an g cu ram dan rawan bencan a alam

d. Ren d ah n ya kemamp uan sosiao-


ek o n o mi masyarak at
e. Keterb atasan an gg aran pemb angu nan
d aerah

Eksterna l
OPPORTUNITIES/Peluang STRATEGI S-O STRATEGI W-O
a. Men in g k atkan ak ses kerjasama b erbag ai a. Op timalisasi p eran pu sat pelayan an
sek to r p emerin tah d an swasta d alam d en g an memban gun in frastruk-tu r
p emb an g u nan yan g berk esinamb un gan ek o n o mi dan sosial den gan melibatkan
k emen trian PDT.

a. Garu t men jad i kawasan andalah b . Men d o ro n g kesempatan usaha berb asis b . Pen in g k atan su mberd aya manusia
Jab ar Selatan p o ten si SDA lokal sebagai leading sektor b erk u alitas melalui pend id ikan dan
p emb in aan kelomp ok
p etan i/p etern ak/ne-lay an

b. Kemitraaan d an kerjasama c. Op timalisasi p eran Garut seb agai wilayah c. Kemitraan d en g an peru sah aan swasta,
d en g an swasta p en y an g ga Jawa Barat asin g d an perg uruan ting gi dalam
p en d an aan p em-ban gun an daerah
tertin g g al.

c. Keb erp ih ak an po litik nasi-on al


p ad a p emb ang unan d aerah
tertin g g al

d. Dib u k an ya jalur selatan jawa b arat

THREATS/Anca man STRATEGI S-T STRATEGI W-T


a. Wilay ah selatan Jawa merup akan a. a.Memb u k a k eteriso lasian daerah terting gal a. Pemb erd ay aan masy arakat dan
d aerah tertin g gal, melalu i k eterk aitan den gan pu sat p en g en tasan kemis-kinan melalu i
p ertu mb u h an. p emb a-n g u nan b erbasis ped esaan

b. Keb ijak an Pengemb ang an wilayah b . Pen g emb an gan ek ono mi berb asis poten si b . Efek tifitas p en gelolaan tata ruang
Jawa Barat su mb er-d ay a lok al k awasan lin dun g dan bu diday a d engan
mem-p ertimb an g k an kawasan rawan
b en can a alam

c. Ben can a alam n asio nal -reg ional

Gambar 1. Matrik SWOT Strategi Pengembangan Garut Selatan

SIMPULAN sebagai leading sektor yaitu pertanian,


Kabupaten Garut memiliki sumberdaya peternakan, perikanan dan pariwisata
alam yang berciri sektor pertanian dan agro- dengan mengembangkan komoditas ung-
industri. Indeks produktifitas relatif sek-tor gulan spesifik lokasi dan produk olahan
primer (pertanian dan pertambangan) lebih melalui teknologi tepat guna dan perluasan
tinggi dibandingkan sektor lainnya namun pemasaran. Optimalisasi peran pusat per-
kecenderungannya mengalami pe-nurunan. tumbuhan dengan cara melengkapi keter-
Terjadinya proses transformasi ekonomi di sediaan infrastruktur dan memperkuat
Kabupaten Garut dari sektor primer ke sektor keterkaitan sosial ekonomi dengan daerah
sekunder dan tersier. Kondisi sumberdaya pelayananya, Optimalisasi peran Kabupaten
alam Garut Selatan memiliki potensi Garut sebagai wilayah penyangga Jawa Ba-
ekonomi yang besar untuk dikembangkan rat dengan penataan kawasan lindung dan
dalam sektor pertanian, peternakan, peikanan, budidaya secara integratif, serta peningkatan
pertambangan dan energi serta pariwisata kualitas dan pemberdayaan masyarakat me-
Strategi pengembangan daerah ter- lalui pendidikan/keterampilan dan pem-
tinggal di wilayah Garut selatan adalah binaan kelembagaan berbasis pedesaan.
memadukan pembangunan sektoral dan Perlu dibangun sistem informasi Garut
kewilayahan yang berbasis potensi lokal Selatan yang memuat potensi sumberdaya
dengan cara meningkatkan akses kerjasama alam, potensi bencana, rencana program dan
pemerintah dan swasta dalam pembangunan pelaksananya sebagai bahan informasi bagi
yang berkelanjutan. Mendorong kesempatan pihak terkait. Berhubung sebagian besar
usaha berbasis potensi sumberdaya alam wilayah Garut selatan ditetapkan sebagai
kawasan lindung dan konservasi alam, maka
220
Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut
( Endah Djuwendah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy dan Zumi Saidah )

dapat dikembangkan kegiatan agroforestry, Gumilar, Firman, 2009. Kajian disparitas


agroindustri dan sektor pariwisata, sedang- pembangunan antar wilayah sebagai
kan eksploitasi sektor pertambangan apabila arahan pengembangan wilayah ber-
akan dikembangkan harus disertai industri basis potensi lokal di kabupaten garut ,
pengolahan hasil tambang di lokasi setempat Sekolah Pasca sarjana, IPB.
sehinnga meningkatkan nilai tambah..
Jenny Ratna Suminar, dkk, 2007. Studi Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA Kebijakan Pengembangan Kabupaten
Amilda Ristania, 2007. Thesis, Identifikasi Garut Bagian Selatan, lemlit Unpad,
Keterkaitan Pusat pertumbuhan di Bandung. http://www.endaesyudha.com/
Kabupaten Garut Bagian Selatan elibrary/upload/%286.328%29%20
Sebagai Wilayah Tertinggal http:// studi_evaluasi_kebijakan_
digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=bro pengembangan.pdf
wse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-
amildarist-27248. 2012-06-19 Lestari, Hilda, dkk, 2010. Penyusunan data
Spasial Sumberdaya Alam dan Ke-
Badan Pusat Statistik, 2011. Kabupaten bencanaan sebagai Acuan RTRW dan
Garut dalam Angka 2011, BPS, Pem- Pengembangan di Garut Selatan, LIPI
da Kabupaten Garut
Ma’rif, Samsul, 2002. Ekonomi Wilayah dan
Bapeda, 2010. Kajian Pengembangan Ka- Kota, Ekonomika dalam Perencana-
wasan Andalan Kabupaten Garut, an Identifikasi Sektor Strategis, Diktat
Pemda Kabupaten Garut. Kuliah PWK UNDIP Semarang, 2002
Pemda Garut, 2010. Lampiran Peraturan
Bastiawan, ade. 2012. Komoditas Unggulan
Daerah Kabupaten Garut Nomor
Garut. http://bastiawanade. Blogspot.
4 Tahun 2010 tentang Rencana
.com /2012/07/komoditas-unggulan-
garut.html Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Pemda Garut, 2010. RPJPD Kabupaten
Budiharsono, Sugeng, 2001, Teknis Analisis garut 2005-2025. http://www.
Pembangunan Wilayah Pesisir dan garutkab.go.id/galleries/pdf_
Lautan , Pradnya Paramitha, Jakarta. link/pemerintahan/kebijakan/
RPJPD_2005-2025.pdf.diakses Mei
Djuwendah, Endah, dkk, 2009. Pengarahan 2013.
Pusat Pertumbuhan Melalui Analisis
Keunggulan Komparatif di Kabupaten Tarigan R. 2008. Perencanaan Pembangunan
Garut, Agrikultura Vol 20 No 3 Faperta Wilayah. Jakarta. PT Bumi Aksara.
unpad Wahid, Abdul. 2006. Strategi Pembangunan
Friedman, John and Allonso, 1978. Regional Daerah Tertinggal, Skripsi Prodi
Economic Development and Planning,
Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya,
Mass, MIT Press
IPB, Bogor

221

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai