Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyusun, menganalis, serta menginterprestasikan data, dan

menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan masalah penelitian maka jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian pre-eksperimental. Dikatakan

pre-ekperimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen

sungguh-sungguh (Sugiyono, 2012:74). Untuk mengetahui hasil penelitian

menggunakan pre-eksperimental maka di gunakan pretest dan posttest.

Pretest dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa. Sementara posttest dilaksanakan setelah proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD. Kemudian

hasil posttest dibandingkan dengan hasil pretest untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini menggunakan desain one group pretest – posttest

(Arikunto, 2010: 124) digunakan pada satu kelas. Selanjutnya sekelompok

subjek diberi perlakuan pada jangka waktu tertentu berupa pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemudian

dilakukan pengukuran untuk setiap pertemuan (posttest) setelah perlakuan

33
34

Kelas ini diberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Adapun rancangan dalam penelitian ini adalah yang

digambarkan pada:

Tabel 2. Desain Penelitian.


Pretest Perlakuan Postest
O1 X O2
Sumber: Arikunto (2010: 124).

Keterangan :
X : Pembelajaran kooperatif tipe STAD
O1 : Tes kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan
O2 : Tes akhir siswa setelah diberi perlakuan

B. Subjek Penelitian.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TOI SMKN 1

Pariaman tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 34 orang, dapat dilihat pada

table 3.

Tabel 3 Jumlah siswa kelas X TOI SMKN 1


Pariaman tahun ajaran 2015/2016.
Kelas Jumlah siswa
X TOI 34 Siswa

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

pemahaman dan perbedaaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah

judul skripsi. Sesuia dengan judul penelitian yaitu “Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division Pada Mata Pelajaran Menganalisa Rangkaian Listrik di

SMKN 1 Pariaman”. Maka defenisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu:


35

1. Strategi Pembelajaran Kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini didefenisikan sebagai

pembelajaran kelompok, dimana rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, dimana terdapat empat unsur

penting SPK yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan

kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, adanya tujuan

yang harus dicapai.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran STAD yang dilakukan adalah model pembelajaran

yang teridiri dari beberapa kelompok kecil lima sampai tujuh orang

perkelompok, dimana masing-masing kelompok di memeliki kemampuan

heterogen. Dalam metode STAD yang diterapkan terdapat lima unsur

penting yang harus di lakukan, yaitu persentasi kelas, tim kerja kelompok,

tahap tes individu,tahap perhitungan skor individu, tahap pemberian

penghargaan tim.

3. Hasil Belajar.

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah penguasaan materi terhadap mata

pembelajaran Menganalisa Rangkaian Listrik. Penguasaan didefenisikan

sebagai tingakat keberhasilan atau tingkat pemahaman dalam mempelajari

materi pembelajaran.
36

D. Prosedur Penelitian.

Prosedur dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan.

a. Menetapkan tempat penelitian.

b. Menetapkan jadwal penelitian.

c. Merencanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

d. Menyusun RPP serta bahan ajar.

e. Mempersiapkan soal awal sebelum memberikan perlakuan.

f. Mempersiapkan soal akhir setelah memberikan perlakuan untuk

divalidasi.

2. Tahap pelaksanaan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat dari tabel 4.

Tabel 4 Skenario pembelajaran.


Kegiatan.
A. Pendahuluan.
1. Siswa berdoa sebelum proses pembelajaran dimulai.
2. Guru mengabsensi siswa.
3. Guru mengkondisikan proses belajar mengajar.
4. Guru memotivasi siswa untuk kiat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
5. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
6. Guru menyampaikan cakupan materi.
7. Guru menginformasikan pencapaian KKM (ketercapaian nilai
yang disyaratkan).
8. Guru menyampaikan karakter yang terdapat dalam materi ini.
Kegiatan.
37

Kegiatan.
B. Kegiatan  Inti.
1. Guru menyajikan materi pembelajaran dengan menyampaikan
indikator yang harus dicapai pada saat pembelajaran.
2. Guru memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru membentuk tim kerja kelompok yang terdiri dari enam atau
tujuh siswa.
4. Pembentukan kelompok di lakukan dengan cara melihat hasil dari
pretest.
5. Guru menyampaikan indikator yang harus dicapai dan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
6. Guru memberikan lembar tugas yang akan dipelajari dalam tahap
kerja kelompok.
7. Guru membimbing tugas yang diberikan kepada masing-masing
kelompok.
8. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya sebelum
tugas/materi dibahas dalam kelompok.
9. Guru mengawasi cara siswa mengatasi tugas yang telah diberikan.
10. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa
untuk menyimpulkan materi belajar dari masing-masing
perwakilan kelompok.
11. Guru memberikan kuis/tahap tes individu di akhir pembelajaran.
12. Perhitungan skor individu untuk memacu siswa untuk
memperoleh prestasi terbaik yang dilakukan oleh guru.
13. Tahap akhir pada metode STAD ini pemberian penghargaan
berupa jam dinding dan kartu rumus ilmu kelistrikan, dengan
penjumlahan keseluruhan skor rata-rata kelompok.
C.   Penutup.
1. Guru meminta siswa menjelaskan kembali apa yang telah
dipelajari.
38

Kegiatan.
2. Guru memberikan tindak lanjut yaitu dengan membacakan
kembali materi selanjutnya yang akan dibahas oleh masing-
masing kelompok untuk pertemuan yang akan datang.
3. Guru meminta seluruh siswa untuk menganalisa dan
memahami materi pembelajaran serta meringkas isi dari materi
yang akan dibahas pada pertemuan.
4. Menertibkan siswa sebelum mengakhiri proses pembelajaran.
5. Berdo’a sebelum mengakhiri proses pembelajaran.

3. Tahap akhir.

Pada tahap ini yang dilakukan adalah :

a. Mengolah data dari kelas eksperimen terhadap pemberian perlakuan

penerapan metode kooperatif tipe STAD.

b. Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan teknik

analisis data yang digunakan.

E. Teknik Pengumpulan Data.

Berdasarkan penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan

dengan tes, yaitu: tes awal dan tes akhir pada akhir pelajaran. Tes awal berupa

pretest ini dilakukan kepada siswa sebelum diberi perlakuan. Tes ini

dimaksudkan untuk mengetahui besarnya penguasaan siswa terhadap mata

pelajaran MRL, kemudian setelah perlakuan diberikan maka diadakan

postest, untuk mengetahui peningkatan terhadap hasil belajar. Menurut

Sugiyono, (2012: 62) jenis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Data primer, yaitu: data yang langsung diambil dari siswa pada saat

diadakan pretest kepada siswa.


39

2. Data sekunder, yaitu: data nilai rata-rata yang diperoleh dari guru.

F. Instrumen Penelitian.

1. Pembuatan instrument.

Menurut Arikunto (2010: 192) bahwa “Instrumen adalah alat

ukur yang digunakan dalam mengumpulkan data”. Jenis instrumen yang

digunakan dalam penelitian adalah berupa tes dalam bentuk soal objektif

dan esay. Soal tes yang disusun berdasarkan materi dan tujuan yang ingin

dicapai dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum. Berikut ini kisi-kisi

dalam penyusunan soal:

Tabel 5. Kisi-kisi pretest mata pelajaran MRL


Kompetisi Dasar. Indikator. Jumlah soal yang
diterapkan
1.1. Mendeskripsi 10 soal
 Struktur atom,
kan konsep
bagian-bagian
rangkaian listrik
dari atom, hole,
dan elektron
bebas dijelaskan
berkaitan dengan
teknik
kelistrikan

 Hukum-hukum 19 soal
dasar kelistrikan
dijelaskan sesuai
konsep
rangkaian listrik

16 soal
 Rangkaian listrik
seri, paralel, seri-
paralel, bintang,
dan segitiga
disederhanakan
berdasarkan
hukum
40

kelistrikan

Total Soal. 45 soal

Tabel 6. Kisi-kisi posttest mata pelajaran instlasi penerangan listrik.


Kompetisi Dasar. Indikator. Jumlah soal yang
diterapkan.
1.1. Mendeskripsi  Struktur atom, 10 soal
kan konsep bagian-bagian
rangkaian listrik dari atom, hole,
dan elektron
bebas dijelaskan
berkaitan dengan
teknik
kelistrikan

 Hukum-hukum 18 soal
dasar kelistrikan
dijelaskan sesuai
konsep
rangkaian listrik

 Rangkaian listrik 17 soal


seri, paralel, seri-
paralel, bintang,
dan segitiga
disederhanakan
berdasarkan
hukum
kelistrikan

Total Soal. 45 soal

Tes diberikan pada awal dan akhir pembelajaran.Soal tes awal

berbentuk pilihan ganda, dan soal tes akhir pembelajaran berbentuk

pilhan ganda dan esay untuk lebih menunjang hasil pembelajaran. Untuk

mendapatkan tes yang baik dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal.


41

b. Menyusun soal sesuai dengan kisi-kisi soal, penyusunan soal dibuat

berdasarkan tujuan pembelajaran.

c. Memvalidasi soal melalui penimbang ahli.

d. Uji coba soal, uji coba dilakukan untuk mentukan validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda butir soal.

1 Uji coba instrument.

Uji coba instrument (soal tes) perlu dilakukan untuk mengetahui

tingkat perhitungan validitas tes, reabilitas tes, daya pembeda dan indeks

kesukaran soal. Uji coba instrument dilakukan pada peserta kelas XI TOI

SMKN 1 Pariaman pada mata pembelajaran MRL di kelas X. Ini

dilakukan pada mata pembelajaran MRL, karena dalam pembelajaran

masih banyak siswa yang belum mencapai KKM.

a. Uji Validitas.

Arikunto (2010 : 169) menyatakan bahwa “Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument”. Suatu instrument yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini

digunakan rumus korelasi beserial titik (rpbis) seperti yang diuraikan

oleh Arikunto (2010:79) sebagai berikut:

Mp−Mt p
r pbis =
Sd √ q
42

Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar item yang
dicari korelasinya dengan tes
Mt = Mean skor total (skor rata-rata) dari seluruh pengikut tes
Sd = Standar deviasi skor total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut
Q = 1-p

Hasil r hitung kemudian dikonsultasikan dengan r tabel pada

tarafkan signifikan 5 % dengan kriteria jika r hitung >r tabel maka butir

tersebut dinyatakan valid dan jika r hitung <r tabel maka butir tersebut

dinyatakan tidak valid.

Setelah dilakukan analisis data menggunakan MS. Excel untuk

uji coba soal pretest yang terdiri dari 53 soal, 8 soal yang tidak valid

dan 45 soal yang valid. Penjelesan analisis data adalah dari 53 soal,

yang memiliki kevalid-an untuk pretest adalah 45 soal yang artinya

soal tersebut memiliki tingkat keakuratan, stabil, dan dapat mengukur

apa yang ingin diukur, jadi hanya 45 soal yang dapat menyampaikan

ka akuratan, kesahihan terhadap tujuan yang ingin dicapai dari materi

pembelajaran. Data lebih lengkapnya terdapat pada Lampiran 8

halaman 127. Sedangkan untuk soal ujicoba instrument penelitian

posttest yang terdiri dari 53 soal, 8 soal yang dinyatakan tidak valid

dan 45 soal dinyatakan valid. Data lebih lengkapnya terdapat pada

Lampiran 21 halaman 165.

b. Uji Reliabilitas.
43

Arikunto (2010: 170) menyatakan bahwa “Reliabilitas

menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena

data tersebut sudah baik”. Uji Reliabilitas dilakukan untuk

mendapatkan tingkat ketepatan dan keterandalan alat pengumpul data

yang digunakan. Menurut Nazir (2013: 125) untuk menentukan

reliabilitas item pertanyaan yang menggunakan pengukuran jawaban

benar atau salah digunakan metode Kuder Richardson-20 ( KR-20)

seperti yang dikemukakan yaitu:

k s2−∑ pq
( )(
KR 20 =
k−1 s2 )
Keterangan:
KR2 = Koefisien reliabilitas instrument
0
K = Banyaknya item
P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
Q = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah (q=1-p)
S = Standar deviasi dari tes

Sebagai tingkat reliabilitas soal yang digunakan skala yang

dikemukakan oleh Slameto (2003:215) yaitu:

Tabel 7. Klasifikasi Reliabilitas


No Reliabilitas Klasifikasi
1 0,00 - 0,20 Sangat rendah
2 0,21 - 0,40 Rendah
3 0,41 - 0,60 Sedang
4 0,61 – 0,80 Tinggi
5 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
Sumber Slameto (2010:215)

Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan rumus KR-

20, didapat nilai reliabilitas soal uji coba pretest sebesar 0,8338727.
44

Setelah disesuaikan dengan klasifikasi indeks reliabilitas, keseluruhan

soal ujicoba instrument pretest penelitian diklasifikasikan pada tingkat

reliabilitas sangat tinggi. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 9 halaman 131.

Sedangkan untuk uji coba posttest didapat nilai reliabilitasnya

sebesar 0.8693708. Setelah disesuaikan dengan klasifikasi indeks

reliabilitas, keseluruhan soal uji coba posttest penelitian

diklasifikasikan pada tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Agar lebih

jelasnya dapt dilihat pada Lampiran 22 halaman 169.

c. Tingkat Kesukaran Soal.

Menurut Arikunto (2012: 223) soal yang baik adalah soal yang

tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tingkat kesukaran soal

merupakan bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu

soal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

disebut indeks kesukaran. Angka tingkat kesukaran soal dapat

diperoleh dengan menggunakan rumus yaitu :

B
P=
Js

Keterangan ;
P = Tingkat kesukaran.
B = Jumlah peserta yang menjawab benar.
JS = Jumlah eserta yang tidak menjawab soal.
45

Mengenai cara memberikan penafsiran terhadap angka indek

kesukaran soal, sebagai berikut :

Tabel 8. Angka Indeks Kesukaran Soal


No Indeks kesukaran Klasifikasi
1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,31 – 0,70 Sedang
3 0,71 – 1,00 Mudah
Sumber: (Arikunto, 2006: 208).

Setelah dilakukan analisis data untuk uji soal coba pretest yang

terdiri dari 53 soal, 6 soal dengan kriteria mudah dan 47 soal dengan

kriteria sedang. Data lebih lengkapnya terdapat pada Lampiran 10

halaman 137 . Sedangkan untuk uji coba soal posttest yang terdiri

dari 53 soal, 6 soal dengan kriteria mudah dan 47 soal dengan kriteria

sedang. Agar lebih jelasnya terdapat pada Lampiran 23 halaman 170.

d. Daya Pembeda Soal.

Menurut Arikunto (2012: 226) bahwa daya pembeda soal

adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban benar dari siswa – siswa

yang tergolong kelompok tinggi berbeda dengan siswa yang tergolong

kelompok rendah untuk soal tersebut. Untuk mengetahui besar

kecilnya angka indeks diskriminasi item (daya beda soal) dapat

dipergunakan rumus berikut:

Ba Bb
D= −
Ja Jb

Keterangan :
D = Daya beda soal.
Ba = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar.
Bb = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar.
46

Ja = Jumlah peserta kelompok atas.


Jb = Jumlah peserta kelompok bawah.

Daya beda soal dapat diklasifikasikan seperti Tabel 9.


Tabel 9. Klasifikasi Daya Beda Soal.
No Daya Beda Soal. Klasifikasi.
1 0,00 - 0,20 Jelek.
2 0,21 - 0,40 Cukup.
3 0,41 - 0,70 Baik.
4 0,71 – 1,00 Baik Sekali.
Sumber: (Arikunto, 2012: 232).

Berdasarkan perhitungan daya beda dan disesuaikan dengan

klasifikasi indeks daya beda soal pretest, didapat 9 soal dengan

kategori baik, 36 soal dengan kriteria cukup, dan 8 soal dengan

kriteria jelek. Data lebih lengkapnya terdaat pada Lampiran 11

halaman 134. Sedangkan dengan uji coba posttest yang terdiri dari 53

soal, 21 soal dengan kriteria baik, 24 soal dengan kriteria cukup, dan 8

soal dengan kriteria jelek. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 24 halaman 172.

Penjelesan analisis data adalah dari 53 soal, yang memiliki

kevalid-an untuk pretest adalah 45 soal yang artinya soal tersebut

memiliki tingkat keakuratan, stabil, dan dapat mengukur apa yang

ingin diukur. Reliabilitas dari 53 soal memiliki tingkat reliabilitas

yang berbeda, jika reliabilitas tinggi dan tidak memiliki kavalid-an

maka alat ukur tersebut tidak dapat digunakan, karena hasil

pengukuran yang akan diperoleh tidak sesuai dengan keakuratan, dan

kestabilan alat ukur terhadap apa yang ingin diukur. Jika daya beda

soal dari 53 soal hanya untuk mengetahui indeks diskriminasi dari


47

msaing-masing soal. Untuk tingkat kesukaran dari 53 soal terdapat

kesukaran yang berbeda, alat ukur yang digunakan sebaiknya dengan

kriteria sedang, jika terdapat kriteria sukar dan mudah alat ukur

tersebut dapat digunakan jika kavalidan dan memiliki tingkat

reliabilitas sedang, tinggi dan sangat tinggi. Penjelasan untuk soal

posttest juga sama dengan soal pretest. Data lebih lengkapnya terdapat

pada Lampiran 21 halaman 165.

G. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data hasil

belajar siswa, apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Riduwan (2008 : 124), Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

uji chi-kuadrat berikut:


k
2 (fo−fe)2
x =∑
i=1 fe

Keterangan:
x2 = Hasil perhitungan chi-kuadrat.
Fo = Frekuensi yang diamati.
Fe = Frekuensi yang diharapkan.
Kriteria uji normalitas dilakukan, apabila X 2h< X 2t maka data

tersebut berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pretest didapat hasil

perhitungan X 2h sebesar 0,6339 dan X 2t sebesar 11,07. Hasil ini


48

menyatakan X 2h< X 2t yang dapat dinyatakan bahwa hasil pretest

berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran

16 halaman 149. Hasil perhitungan uji normalitas posttest didapat X 2h

sebesar 6,9826 dan X 2t sebesar 11,07. Hasil ini menyatakan X 2h< X 2t yang

dapat dinyatakan bahwa hasil posttest berdistribusi normal. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 187.

2. Peningkatan Hasil Belajar.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat diukur dengan memberikan

pretest dan posttest. Peningkatan hasil belajar dianalisis menggunakan

Gain Score untuk melihat tingkat perolehan skor dari penerapan metode

pembelajaran STAD pada mata pelajaran MRL. Uji Gain atau Gain

Score menurut Hake(1999:1) rumus gain score sebagai berikut:

(S i−S f )
<g> =
( 100−S f )

Keterangan :
<g> = skor gain dinormalisasi.
Si = skor pretest.
Sf = skor posttest.
100 = skor maksimum yang dicapai (100).

Kriterianya adalah:

Tinggi = g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g>70


Sedang =0,3 g ≤ 0,7atau dinyatakan dalam persen
≤ 30
≤ g ≥ 70
Rendah = g<0,3 atau dinyatakan dalam persen g < 30

Anda mungkin juga menyukai